Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN HASIL DISKUSI

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pancasila dan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Eva Mir’atun Niswah S.H.,M.H

Disusun Oleh :

1.Arum Rahmadhani [ 224110101101 ]

2.Badingatul Uhrowiyah [ 224110101103 ]

3.Bintang Arif Permana [ 224110101104 ]

4.Cahyaningtyas [ 224110101105 ]

5.Dhiastri Heru Maharani [ 224110101106 ]

6.Dwi Sofia [ 224110101107 ]

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UIN PROF.K.H. SAIFUDDIN ZUHRI 2023


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2

1.1 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA...................................................3


1.2 HAKIKAT BENTUK NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN...............4

1.3 FUNGSI KONSITUTIF DAN FUNGSI REGULATIF DARI PANCASILA


SEBAGAI DASAR NEGARA................................................................................5

1.4 SUMBER-SUMBER HISTORIS PANCASILA.................................................6

1.5 BUKTI-BUKTI DALAM KEHIDUPAN POLITIK TENTANG PERILAKU


POLITIK PARA POLITISI.......................................................................................7

1.6 KEBIJAKAN PEMERINTAH SESUAI DENGAN NILAI-NILAI


PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA........................................................15

1.7 TANTANGAN GLOBALISASI YANG BERTENTANGAN DENGAN


NILAI-NILAI PANCASILA
................................................................................................................................16

1.8 KONDISI NEGARA INDONESIA SAAT INI SUDAH SESUAI DENGAN


PANCASILA..........................................................................................................17

1.9HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI


18

18.18 INFORMASI DARI BERBAGAI SUMBER TENTANG HUBUNGAN


PANCASILA DAN UUD 1945.....................................................................18

19.20 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEBIJAKAN


EKONOMI NASIONAL........................................................................................19

20.20 UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENINGKATKAN


KEHIDUPAN EKONOMI BERLANDASKAN PADA NILAI PANCASILA......20

21.21 PENERAPAN PANCASILA DALAM BIDANG EKONOMI....................21

22.22 KESIMPULAN............................................................................................22
i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan kajian tentang munculnya


pancasila di Indonesia. Salah satu alasan perlunya pendidikan pancasila adalah
untuk memimpin masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tujuan mempelajari Pancasila dan Kewarganegaraan khususnya bagi


mahasiswa adalah untuk memantapkan Pancasila sebagai dasar falsafah dan
ideologi negara bangsa, menghidupkan kembali nilai-nilai inti Pancasila sebagai
standar dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
mengembangkan karakter manusia Pancasila dalam pikiran, sikap dan tindakan.

B. Tujuan

1. Mengetahui Pancasila Sebagai Dasar Negara

2.Memahami Pancasila Sebagai Dasar Negara

3. Mengetahui Konsep Negara,Tujuan Negara,Urgensi Negara

4.Mengetahui dan memahami Yuridis dan Dinamika tantangan Pancasila

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Dasar Negara

Hakikat Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara ,


Pancasila-Setiap negara di dunia memiliki dasar negara, yang digunakan
sebagai dasar dari organisasi administrasi publik. Mirip dengan Indonesia,
Pancasila digunakan sebagai dasar negara atau ideologi negara untuk
mengatur administrasi negara. Hal ini sesuai dengan alinea permulaan UUD
1945 yang berbunyi: “Pada waktu itu kewarganegaraan Indonesia telah
dituangkan dalam undang-undang dasar negara Indonesia merdeka yang
berbentuk susunan negara”. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
dengan demikian secara sah dan konstitusional tertuang dalam pembukaan
UUD 1945, yaitu cita-cita hukum dan norma hukum yang mengatur
konstitusi negara Republik Indonesia, yang dituangkan dalam Pasal-Pasal. .
sesuai dengan UUD 1945 dan diatur ketentuan hukumnya. Selain hukum
negara, pancasila juga merupakan hukum negara, artinya pancasila
merupakan dasar negara, pada dasarnya merupakan sumber dari segala
sumber hukum. Artinya pada hakekatnya semua peraturan perundang-
undangan harus berdasarkan dan berlandaskan Pancasila. Jika ada peraturan
(termasuk UUD 1945) yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur
Pancasila, maka peraturan tersebut harus dicabut

2
B. Hakikat Bentuk Negara Dan Sistem Pemerintahan

Bentuk Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik


atau lebih dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sedangkan bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk
merujuk pada rangkaian institusi politik yang digunakan untuk
mengorganisasikan suatu negara untuk menegakkan kekuasaannya atas
suatu komunitas politik. Definisi ini tetap berlaku bahkan untuk
pemerintahan yang tidak sah atau tidak berhasil menegakkan kekuasaannya.
Tak tergantung dari kualitasnya, pemerintahan yang gagalpun tetap
merupakan suatu bentuk pemerintahan.

Dalam berbagai literatur hukum, konsep Bentuk Negara seringkali


dicampur adukkan dengan konsep Bentuk Pemerintahan. Hal ini
jugatercermin dalam perumusan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat
(1) yang menyebutkan bahwa: "Negara Indonesia ialah negara kesatuan
yang berbentuk republik"pasal tersebut menegaskan bahwa Indonesia
menganut bentuk negara republik bukan despot (tuan rumah) atau
absolutisme (pemerintahan yang sewenang-wenang). Konsep negara
republik sejalan dengan sila kedua dan Selanjutnya,yaitu negara hukum
yang demokratis. Demikian pula dalam Pasal 1 ayat (2) UUD Negara
Republik Indonesia 1945, “kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Hal tersebut menegaskan
bahwa negara Republik Indonesia menganut demokrasi konstitusional bukan
demokrasi rakyat seperti yang terdapat pada konsep negara-negara komunis.
Di sisi lain, pada Pasal 1 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia 1945,
ditegaskan bahwa, “negara Indonesia adalah negara hukum”. Prinsip
tersebut mencerminkan bahwa negara Indonesia sejalan dengan sila kedua
Pancasila. Hal tersebut ditegaskan oleh Atmordjo (2009: 25) bahwa :
“konsep negara hukum Indonesia merupakan perpaduan 3 (tiga) unsur, yaitu
Pancasila, hukum nasional, dan tujuan negara”. Apabila dipelajari secara
seksama uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat satu
prinsip penting yang dianut, yaitu Indonesia mengadopsi konsep negara
modern yang ideal sebagaimana dikemukakan oleh CarLSchmidt, yaitu
demokratischenRechtsstaat (Wahjono dalam Oesman dan Alfian, 1993:100).
3
SISTEM PEMERINTAHAN......................................

4
a.Fungsi Konsitutif dan Fungsi Regulatif Dari Pancasila Sebagai Dasar Negara

1.Fungsi Konstitusional

Kata konstitusi berasal dari bahasa Perancis yang disebut dengan constituer
yang berarti membentuk. Maksudnya yaitu membentuk, menata, dan
menyusun suatu negara. Konstitusi dalam kosa kata bahasa Inggris
constitutional, yang salah satu maknanya adalah Undang-Undang Dasar.

Dalam bahasa sehari-hari, konstitusi dapat diartikan sebagai sistem yang


dituangkan dalam bentuk peraturan-peraturan baik tertulis, maupun tidak
tertulis yang menjadi pola dasar acuan suatu Negara dalam menjalankan
roda pemerintahan.Konstitusi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan
sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang
membentuk dan mengatur pemerintahan negara.Kedudukan konstitusi
dalam kehidupan ketatanegaraan pada suatu negara sangat penting karena
menjadi ukuran kehidupan dalam bernegara dan berbangsa untuk
mengetahui aturan-aturan pokok yang ditujukan baik kepada penyelenggara
negara maupun masyarakat dalam ketatanegaraan.Secara teoritis, konstitusi
dibedakan menjadi konstitusi politik dan konstitusi sosial. Konstitusi politik
adalah berisi tentang norma- norma dalam penyelenggaraan negara,
hubungan rakyat dengan pemerintah, hubungan antar lembaga
negara.Sedangkan konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita-
cita sosial bangsa, rumusan filosofis negara, sistem sosial, sistem ekonomi,
dan sistem politik yang ingin dikembangkan bangsa itu.

Menurut Lord Bryce dasar-dasar konstitusional adalah:

a. Adanya keinginan anggota Warga Negara untuk menjamin


hak-haknya yang mungkin terancam dan sekaligus membatasi
tindakan- -tindakan penguasa

5
b. Adanya keinginan dari pihak yang di perintah atau
memerintah denganharapan untuk menjamin rakyatnya dengan
menentukan bentuk suatu sistem kenegaraan tertentu

c. Adanya keinginan dari para pembentuk Negara yang baru


untuk menjamin tata cara penyelenggaraan ketatanegaraan

d. Adanya keinginan untuk menjamin kerja sama yang efektif


antar Negara bagian

Contoh : Setiap peraturan yang ada di Indonesia harus mengandung


nilai-nilai Pancasila.

2. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif adalah sebagai tolok ukur untuk menguji apakah norma
hukum yang di bawah dasar negara berlaku tersebut bertentangan atau tidak
hukum bahwa tanpa adanya dasar negara tersebut norma hukum bawahnya
akan kehilangan makna sebenarnya.

Pancasila sebagai cita-cita hukum memiliki dua fungsi, yaitu:

1. Fungsi regulatif, artinya sebagai tolok ukur untuk menguji


apakah norma hukum yang dibuat di bawah dasar negara yang
berlaku tersebut bertentangan atau tidak dan adil atau tidak bagi
masyarakat.

2. Fungsi konstitutif, artinya sebagai pembentuk norma hukum


bahwa tanpa adanya dasar negara tersebut norma hukum bawahnya
akan kehilangan makna sebenarnya.

Asas hukum dapat dibedakan kepada asas hukum yanag bersifat umum, asas
hukum yang bersifat khusus, asas hukum regulatif dan asas hukum
konstitutif. Regulatif umum, regulatif khusus dan konstitutif umum dan
konstitutif khusus sebagai sistimatika visual.

Asas hukum konstitutif merupakan asas yang harus ada bagi kehidupan
suatu sistem hukum, sedangkan asas hukum regulatif perlu bagi

10
berprofesinya sistem hukum tersebut. Asas hukum umum harus ada pada
setiap sistem hukum, asas hukum khusus hanya merupakan perwujudan dari
kekhususan masyarakat dan kebudayaan yang tercermin dalam sistem
hukumnya.

Asas hukum merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan


hukum disuatu negara untuk melahirkan suatu standar yang normatif.
Mengenai normatif ini dijelaskan oleh Bernald L Tanya, Yoan N Simajuntak
dan Markus Y Hage bahwa, normatif adalah sebuah konsep filsafat tentang
nilai yang menunjuk pada keutamaan.Jika menunjuk pada norma hukum
normatif sebagai hakekat hukum sebagai kaedah bukan sekedar aturan
formal. Suatu aturan akan dikatakan normatif apabila terdapat summum
bonum (keutamaan nilai) yang secara akal sehat diterima sebagai sesuatu
yang mulia, baik, benar, patut, oleh karena itu setiap manusia yang waras
berkewajiban menghormatinya.

Contoh : Apabila suatu peraturan tidak sesuai Pancasila maka peraturan tsb
harus dicabut.

Dari gambar diatas, dapat diidentifikasikan bahwa dalam pancasila


memiliki dua fungsi yaitu kostitusional dan regulatif. Fungsi konstutif
adalah pancasila menjadi suatu dasar hukum tetap yang menaungi semua
peraturan di wilayah indoesia. Sedangkan fungsi regulatif adalah fungsi

11
sebagai tolak ukur kesesuaian atura yang ada. Apabila sesuai dengan
peraturan pancasila, maka boleh ada. Sedangkan grafik di bawahnya itu
menggambarkan tata urutan perundang-undanga, yang disusun berdasarkan
pandangan bahwa sistem hukum merupakan sistem hierarki dengan kaidah
berjenjang dimana norma hukum yang paling rendah harus berpegangan
pada norma hukum yang paling tinggi hal ini sesuai teori stufenbau atau
yang dipopulerkan oleh ahli ilmu hukum yang bernama Hans kelsen yang
menyatakan bahwa sistem hukum merupakan sistem anak tangga dengan
kaidah berjenjang dimana norma hukum yang paling rendah harus
berpegangan pada norma hukum yang paling tinggi dan norma hukum
tertinggi harus berpegangan pada norma hukum yang paling mendasar.
Menurut kelsen norma hukum yang paling dasar bentuknya tidak kongkrit.
Contoh norma hukum paling dasar abstrak adalah Pancasila.

C. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Negara

Jelas kedudukan Pancasila itu sebagai dasar negara, Pancasila sebagai


dasar negara dibentuk setelah menyerap berbagai pandangan yang
berkembang secara demokratis dari para anggota BPUPKI dan PPKI sebagai
representasi bangsa Indonesia (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi
MPR periode 2009-2014, 2013:94). Pancasila dijadikan sebagai dasar negara,
yaitu sewaktu di terapkannya Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 pada 8 Agustus 1945. Pada
mulanya,pembukaan direncanakan pada tanggal 22 Juni 1945,yang terkenal
dengan Jakarta-Charter (Piagam Jakarta), tetapi Pancasila telah lebih dahulu
diusulkan sebagai dasar filsafat negara Indonesia merdeka yang akan
didirikan, yaitu pada 1 Juni 1945, dalam rapat Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Notonagoro, 1994: 24).

Terkait dengan hal tersebut, Mahfud MD (2009:14) menyatakan bahwa


berdasarkan penjelajahan historis diketahui bahwa Pancasila yang berlaku
sekarang merupakan hasil karya bersama dari berbagai aliran politik yang ada
di BPUPKI, yang kemudian disempurnakan dan disahkan oleh PPKI pada saat
negara didirikan. Lebih lanjut, Mahfud MD menyatakan bahwa ia bukan hasil
karya Moh. Yamin ataupun Soekarno saja, melainkan hasil karya bersama
sehingga tampil dalam bentuk, isi, dan filosofinya yang utuh seperti sekarang.
12
D. Perilaku Politik Para Politisi Dalam Kehidupan Politik.

Ada beberapa contoh perilaku politik para politisi yang telah dijiwai nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan politik, di antaranya:

1. Kepedulian terhadap kesejahteraan rakyat: Politisi yang dijiwai


nilai-nilai Pancasila akan selalu mengutamakan kepentingan rakyat
di atas kepentingan pribadi atau kelompoknya. Mereka akan
berupaya untuk memperjuangkan kebijakan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan rakyat, seperti program-program
pemberdayaan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial.

2. Kepedulian terhadap persatuan dan kesatuan bangsa: Politisi yang


berpihak pada nilai-nilai Pancasila akan selalu memperjuangkan
persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka akan menolak segala bentuk
tindakan yang dapat merusak persatuan bangsa, seperti upaya
pemecahan wilayah, pembakaran bendera negara, atau tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu.

3. Keadilan dan kesetaraan: Politisi yang dijiwai nilai-nilai Pancasila


akan memperjuangkan keadilan dan kesetaraan dalam segala aspek
kehidupan. Mereka akan berupaya untuk menegakkan hukum dan
memperjuangkan hak-hak asasi manusia, termasuk hak-hak
minoritas atau kelompok yang terpinggirkan.

4. Toleransi dan kerukunan: Politisi yang berpihak pada nilai-nilai


Pancasila akan menekankan pentingnya toleransi dan kerukunan
dalam bermasyarakat. Mereka akan menghormati perbedaan agama,
suku, dan budaya, serta memperjuangkan kebebasan beragama dan
berpendapat tanpa merugikan orang lain.

5. Nasionalisme: Politisi yang dijiwai nilai-nilai Pancasila akan


selalu mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah
Indonesia. Mereka akan memperjuangkan kepentingan nasional di
tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

13
Contoh konkret dari perilaku politik para politisi yang telah dijiwai nilai-
nilai Pancasila adalah Presiden Joko Widodo yang selalu menekankan pentingnya
memperjuangkan kesejahteraan rakyat, memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,
serta memperjuangkan keadilan dan kesetaraan bagi semua rakyat Indonesia. Selain
itu, para politisi yang dijiwai nilai-nilai Pancasila juga terlibat dalam berbagai
gerakan sosial, seperti gerakan anti korupsi, gerakan kemanusiaan, dan gerakan
lingkungan hidup, yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
rakyat dan menjaga keutuhan negara.

14
E. Kebijakan Pemerintah Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar
Negara.

Pancasila memiliki lima nilai yang menjadi pedoman bagi kebijakan publik
atau pemerintah dalam melaksanakan tugasnya, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2.Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

3.Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Beberapa kebijakan publik atau pemerintah yang dilaksanakan dan telah


sesuai dengan nilai-nilai Pancasila di antaranya adalah:

1. Kebijakan Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam mencapai


kemanusiaan yang adil dan beradab serta persatuan Indonesia.
Kebijakan pendidikan yang dilaksanakan pemerintah Indonesia saat
ini, antara lain melalui program Pendidikan Gratis dan Pendidikan
Berkualitas, juga memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh
warga negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan yang
berkualitas.

2. Kebijakan Kesehatan

Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dijamin oleh


negara. Pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan berbagai
kebijakan dalam bidang kesehatan seperti program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN), serta peningkatan infrastruktur
kesehatan yang memadai di seluruh wilayah Indonesia.

3. Kebijakan Pemberantasan Korupsi

15
Korupsi merupakan kejahatan yang dapat merusak tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemerintah Indonesia telah
melaksanakan berbagai kebijakan dalam pemberantasan korupsi,
seperti pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan
mengimplementasikan berbagai regulasi dan peraturan dalam
rangka meminimalisir dan memberantas korupsi di seluruh sektor.

4. Kebijakan Pertanian

Pertanian merupakan sektor strategis yang memiliki peran penting


dalam mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia. Pemerintah
Indonesia telah melaksanakan berbagai kebijakan dalam rangka
meningkatkan produksi pertanian dan kesejahteraan petani, seperti
program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan program peningkatan
infrastruktur pertanian di seluruh wilayah Indonesia.

Dalam keseluruhan kebijakan publik atau pemerintah yang dilaksanakan,


nilai-nilai Pancasila selalu menjadi dasar utama untuk memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat. Sebagai negara yang
berdaulat dan bermartabat, Indonesia harus tetap berpegang teguh pada
nilai-nilai Pancasila dan memastikan setiap kebijakan yang diambil selalu
bertujuan untuk kemaslahatan rakyat dan keutuhan negara.

F. Tantangan Globalisasi Yang Bertentangan Dengan Nilai-Nilai Pancasila

Berbagai peledakan negatif yang bertentangan dengan nilai-nilai


Pancasila yang dapat terjadi di masyarakat antara lain adalah:

1. Intoleransi dan Konflik Antarumat Beragama:

Dalam masyarakat yang multikultural seperti Indonesia, intoleransi


dan konflik antar-umat beragama dapat terjadi jika tidak ada
pemahaman dan penghargaan yang cukup terhadap keberagaman
agama dan keyakinan masing-masing individu.

16
Solusi : Pendidikan dan pengajaran tentang toleransi dan
penghormatan terhadap keberagaman agama dan keyakinan sejak
dini, dengan melibatkan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

2. Korupsi:

Korupsi adalah tindakan yang merugikan negara dan masyarakat


secara luas, dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang
menempatkan kepentingan negara dan masyarakat di atas
kepentingan individu.

Solusi : Pemberantasan korupsi harus dilakukan dengan tegas dan


berkelanjutan, dengan penegakan hukum yang adil dan transparan
serta mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam mengawasi
tindakan korupsi.

3. Radikalisme dan Terorisme:

Radikalisme dan terorisme merupakan ancaman serius bagi


keamanan nasional dan stabilitas sosial, dan bertentangan dengan
nilai-nilai Pancasila yang menekankan pada perdamaian, keadilan,
dan kemanusiaan.

Solusi: Pemerintah harus mengambil langkah-langkah preventif


untuk mencegah radikalisme dan terorisme, seperti meningkatkan
pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya radikalisme
dan terorisme, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
keamanan, dan meningkatkan kerjasama internasional untuk
memerangi radikalisme dan terorisme.

G. Kedudukan Pancasila Sebagai Sumber Dari Sumber Hukum

Kedudukan pancasila sebagai sumber hukum sudah selayaknya menjadi ruh


dari berbagai peraturan yang ada di Indonesia. Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditegaskan dalam alinea
keempat terdapat kata “berdasarkan” yang berarti, Pancasila merupakan
dasar negara kesatuan Republik Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara

17
mengandung makna bahwa nilai-nilai Pancasila harus menjadi landasan dan
pedoman dalam membentuk dan menyelenggarakan negara, termasuk
menjadi sumber dan pedoman dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan. Hal ini berarti perilaku para penyelenggara negara dalam
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah negara, harus sesuai dengan
perundang-undangan yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Apabila
nilai-nilai Pancasila diamalkan secara konsisten, baik oleh penyelenggara
negara maupun seluruh warga negara, maka akan terwujud tata kelola
pemerintahan yang baik. Pada gilirannya, cita-cita dan tujuan negara dapat
diwujudkan secara bertahap dan berkesinambungan.

H.Hubungan Pancasila dengan Proklamasi Kemerdekaan RI

Pada hakikatnya, Proklamasi 17 Agustus 1945 bukanlah merupakan tujuan


semata-mata, melainkan merupakan suatu sarana, isi, dan arti yang pada
pokoknya memuat dua hal, sebagai berikut:

a. Pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia, baik pada dirinya


sendiri maupun terhadap dunia luar;

b. Tindakan-tindakan yang segera harus diselenggarakan


berhubungdengan pernyataan kemerdekaan itu (Kaelan, 1993: 62).

I. Hubungan Pancasila Dengan UUD 1945

Terkait dengan penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945.Pola


pemikiran dalam pokok-pokok pikiran Penjelasan UUD 1945 tersebut,
merupakan penjelmaan dari Pembukaan UUD 1945, Pancasila merupakan
asas kerohanian dari Pembukaan UUD 1945 sebagai
staatsfundamentalnorm. Apabila disederhanakan, maka pola pemikiran
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pancasila merupakan asas kerohanian dari Pembukaan UUD 1945


sebagai staatsfundamentalnorm.

18
2. Pembukaan UUD 1945 dikristalisasikan dalam wujud Pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar.

3. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD


1945

Terjelma dalam pasal-pasal UUD 1945.Dalam kaitannya dengan penjabaran


Pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945, perlu Anda ingat kembali uraian
terdahulu yang mengemukakan prinsip bahwa Pancasila merupakan nilai
dasar yang sifatnya permanen dalam arti secara ilmiah-akademis, terutama
menurut ilmu hukum, tidak dapat diubah karena merupakan asas kerohanian
atau nilai inti dari Pembukaan UUD 1945 sebagai kaidah negara yang
fundamental. Untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar Pancasila
dalam kehidupan praksis bernegara, diperlukan nilai-nilai instrumental yang
berfungsi sebagai alat untuk mewujudkan nilai dasar. Adapun nilai
instrumental dari Pancasila sebagai nilai dasar adalah pasal-pasal dalam
UUD 1945. Oleh karena itu, kedudukan pasal-pasal berbeda dengan
kedudukan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Implikasinya pasal-pasal
dalam UUD 1945 tidak bersifat permanen, artinya dapat diubah berdasarkan
ketentuan dalam Pasal 37 ayat (1) sampai dengan ayat (5) UUD 1945.

J. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kebijakan Ekonomi Nasional dapat


dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:

1. Gotong Royong

Nilai gotong royong merupakan nilai yang dijunjung tinggi dalam


Pancasila. Nilai ini dapat diimplementasikan dalam kebijakan ekonomi
nasional dengan membangun kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan
sektor swasta dalam mengembangkan perekonomian. Kebijakan ekonomi
yang diterapkan harus memperhatikan kepentingan bersama, sehingga
seluruh pihak dapat saling membantu dalam mengembangkan
perekonomian.

19
2. Keadilan Sosial

Keadilan sosial merupakan salah satu nilai Pancasila yang memperhatikan


kesetaraan hak dan kewajiban antara individu dalam masyarakat. Nilai ini
dapat diimplementasikan dalam kebijakan ekonomi nasional dengan
memperhatikan distribusi pendapatan yang adil. Kebijakan ini dilakukan
dengan mengurangi kesenjangan antara kaya dan miskin, serta memberikan
akses yang sama terhadap peluang ekonomi bagi seluruh lapisan
masyarakat.

3. Demokrasi Ekonomi

Demokrasi ekonomi merupakan nilai yang mengacu pada pengambilan


keputusan dalam ekonomi yang melibatkan partisipasi aktif seluruh warga
negara. Nilai ini dapat diimplementasikan dalam kebijakan ekonomi
nasional dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan ekonomi. Hal ini dapat
dilakukan dengan memberikan kesempatan untuk memberikan masukan
dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, seperti dalam penetapan
kebijakan fiskal dan moneter.

4. Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan merupakan salah satu nilai Pancasila yang


menekankan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan dalam jangka
panjang. Nilai ini dapat diimplementasikan dalam kebijakan ekonomi
nasional dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan yang
berkelanjutan dalam setiap kebijakan ekonomi yang diambil. Prinsip-
prinsip tersebut meliputi penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan,
pengurangan limbah dan polusi, serta peningkatan kualitas lingkungan
hidup.Dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan
ekonomi nasional, diharapkan dapat menciptakan perekonomian yang
berkeadilan dan rakyat Indonesia.

K. Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Meningkatkan kehidupan Ekonomi


Berlandaskan Pada Nilai Pancasila.

20
Sehingga Indonesia harus dapat membangun kekuatan yang bisa diciptakan
melalui:

1. Membangun nasionalisme konsumen agar mencintai produk


dalam negeri,

2. Mendorong dan memfasilitasi agar SDM yang dimiliki


dapat menguasai teknologi dan mampu bersaing,

3. Memperkuat asosiasi-asosiasi ahli untuk melindungi kepentingan profesi,

4. Memperkuat market ekonomi dalam negeri untuk


memasarkan produk lokal ke kancah yang lebih luas,

5. Melakukan pembaruan hukum yang dapat memproteksi


tanpa melanggar kesepakatan global yang sudah ditandatangani
Indonesia.

L. Penerapan Pancasila Dalam Bidang Ekonomi

Yaitu dengan menerapkan sistem ekonomi Pancasila yang menekankan


pada harmoni dalam mekanisme harga dan sosial, bukan pada mekanisme
pasar yang bersasaran ekonomi kerakyatan agar rakyat bebas dari
kemiskinan, keterbelakangan, penjajahan/ketergantungan, rasa was-was,
dan rasa ketidakadilan dalam kegiatan ekonomi yang menyangkut hajat
hidup orang banyak. Sehingga perlu pengembangan Sistem Ekonomi
Pancasila yang dapat menjamin dan berpihak pada pemberdayaan koperasi
serta usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM).

21
M. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kebijakan Ekonomi.

Hari lahir Pancasila jatuh pada tanggal 1 Juni dan diperingati dengan pidato
presiden pertama Indonesia Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam rapat
Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Pengkajian Usaha Persiapan
Kemerdekaan). Pidatonya pertama kali menyampaikan konsep asli
Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. Adapun sejarahnya dimulai
dengan kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik, kemudian berusaha
merebut hati rakyat dengan menjanjikan kemerdekaan Indonesia dan
membentuk lembaga untuk mempersiapkannya. Fasilitas ini bernama
Dokuritsu Junbi Cosakai. Pada pertemuan pertama mereka pada tanggal 29
Mei 195 di Gedung Chuo Sang (sekarang Gedung Pancasila), para anggota
membahas masalah pendirian negara. Sidang berlangsung hampir 5 hari,
kemudian pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno menyampaikan pemikiran dan
gagasannya tentang berdirinya negara Indonesia yang diberi nama
“Pancasila”. Panca berarti lima, sedangkan sila berarti asas atau asas.
Kemudian Bung Karno menyebutkan lima prinsip negara Indonesia, yaitu
perintah pertama “nasionalisme”, perintah kedua “internasionalisme atau
kemanusiaan”, perintah ketiga “demokrasi”, perintah keempat “ke

22
Esa”. Untuk mengoreksi kata-kata Pancasila dan menyusun undang-undang dasar berdasarkan
lima sila tersebut, Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk sebuah komisi yang disebut Sembilan
Komisi. Berisi Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid
Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr AA Maramis and Achmad Soebardjo.
Setelah beberapa kali percobaan, Pancasila akhirnya disahkan pada rapat PPKI pada tanggal
18 Agustus 1945. Pada rapat tersebut disepakati bahwa Pancasila akan dicantumkan dalam
pembukaan UUD 1945 sebagai dasar hukum negara Indonesia.

Sangatlah penting untuk mengingat sejarah lahirnya Pancasila dan terutama


bagaimana kita dapat memaknai Pancasila sebagai dasar negara dan dasar
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat. Saya harap ini bermanfaat.
BPIP Republik Indonesia, 2020. “Hari lahir Pancasila adalah kronologis dan
sejarah yang lengkap”, Mahfud MD menyatakan bahwa diketahui dari
penjelasan sejarah bahwa Pancasila saat ini merupakan hasil kerja bersama
berbagai aliran politik di BPUPKI, yang kemudian diselesaikan dan
disahkan. PPKI pada saat pembentukan negara. Lebih lanjut ia berpendapat
bahwa Pancasila bukan hanya karya Moh. Yam atau Soekarno sendiri tetapi
hasil kerja sama untuk menghasilkan bentuk, isi dan filosofi yang lengkap
seperti sekarang ini.

23
KESIMPULAN

Pancasila adalah dasar filsafah negara Indonesia, sehingga dapat


disimpulkan bahwa Pancasila adalah dasar falsafah dan ideologi negara,
yang seharusnya menjadi gaya hidup bagi bangsa Indonesia sebagai
pemersatu, simbol persatuan. keutuhan dan perlindungan bangsa dan negara
Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara juga dengan
demikian secara sah dan konstitusional tertuang dalam pembukaan UUD
1945, yaitu cita-cita hukum dan norma hukum yang mengatur konstitusi
negara Republik Indonesia, yang dituangkan dalam Pasal-Pasal nya.

24

Anda mungkin juga menyukai