Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

“Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pancasila”

Dosen Pengampu : Erwin Sinring, S.Ag., M.Pd.

Disusun Oleh:

NAILAH ZAHRANDINI 23320109


RIKAH 23320112

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM AS’ADIYAH SENGKANG

TAHUN AKADEMIK 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji serta syukur kami ke hadirat Allah SWT atas rahmat
dan izin-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
mudah guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pancasila.

Sholawat serta salam kami tetap tercurahkan kepada nabi kita Muhammad
SAW. Penulis haturkan terima kasih kepada Gurutta Erwin Sinring, S.Ag., M.Pd.I
selaku Dosen Pengampu. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat serta menambah pengetahuan bagi pemaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari khususunya bagi penulis umummnya bagi pembaca.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, maka dari itu
kami sangat berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Sengkang, 10 Oktober 2023

PENULIS I PENULIS II

NAILAH ZAHRANDINI RIKAH

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

C. Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Konsep Negara, Tujuan Negara dan Urgensi Negara ...................... 3

B. Sumber yuridis, historis, sosiologis dan politis pancasila sebagai


dasar negara ............................................................................................ 7

C. Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai dasar negara .............. 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13

A. Kesimpulan ......................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat
diartikan kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi
negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai
dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan
bangsa dan negara. Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang dianut
bangsa indonesia tak ada yang mampu menandinginya. Indonesia yang
terdiiri atas berbagai dan suku bangsa dapat dipersatukan oleh pancasila. Itu
sebabnya sering kali pancasila dianggap sebagai ideologi yang sakti. Siapa
pun coba menggulingkannya, akan berhadapan langsung dengan seluruh
komponen-komponen kekuatan bangsa dan negara indonesia.
Sebagai dasar negara republik indonesia ( way of life ), pancasila
nilainilainya telah dimiliki oleh bangsa indonesia sejak zaman dulu. Nilai –
nilai tersebut meliputi nilai budaya, adat – istiadat dan religiusitas yang
diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jati diri bangsa indonesia
melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang dijadikan pandangan hidup.
Tindakan serta perilaku masyarakat nusantara sejak dahulu kala telah
tercermin dalam nilainilai pancasila. Untuk itu, pendiri republik indonesia
berusaha merumuskan nilai-nilai luhur itu kedalam sebuah ideologi bernama
pancasila.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep negara, tujuan negara dan urgensi negara?
2. Bagaimana sumber yuridis, historis, sosiologis dan politis pancasila
sebagai dasar negara?
3. Bagaimana dinamika dan tantangan pancasila sebagai dasar negara?

C. Tujuan
1. Untuk mengetaui konsep negara, tujuan negara dan urgensi negara.
2. Untuk mengetahui sumber yuridis, historis, sosiologis dan politis pancasila
sebagai dasar negara.
3. Untuk mengetahui dinamika dan tantangan pancasila sebagai dasar negara.

2
BAB II

PRMBAHASAN

A. Konsep Negara, Tujuan Negara dan Urgensi Negara

1) Konsep Negara
Menurut Diponolo (1975: 23-25) negara adalah suatu organisasi
kekuasaan yang berdaulat yang dengan tata pemerintahan melaksanakan
tata tertib atas suatu umat di suatu daerah tertentu. Sejalan dengan
pengertian negara tersebut, Diponolo menyimpulkan 3 (tiga) unsur yang
menjadi syarat mutlak bagi adanya negara yaitu:
a) Unsur tempat, atau daerah, wilayah atau territoir
b) Unsur manusia, atau umat (baca: masyarakat), rakyat atau bangsa
c) Unsur organisasi, atau tata kerjasama, atau tata pemerintahan.
Ketiga unsur tersebut lazim dinyatakan sebagai unsur
konstitutif. Selain unsur konstitutif ada juga unsur lain, yaitu unsur
deklaratif, dalam hal ini pengakuan dari negara lain. Berbicara
tentang negara dari perspektif tata negara paling tidak dapat dilihat
dari 2 (dua) pendekatan, yaitu:
a) Negara dalam keadaan diam, yang fokus pengkajiannya terutama
kepada bentuk dan struktur organisasi negara.
b) Negara dalam keadaan bergerak, yang fokus pengkajiannya
terutama kepada mekanisme penyelenggaraan lembaga-lembaga negara,
baik di pusat maupun di daerah.Pendekatan ini juga meliputi bentuk
pemerintahan seperti apa yang dianggap paling tepat untuk sebuah
negara.
Konsekuensi Pancasila sebagai dasar negara bagi negara
Republik Indonesia, antara lain: Negara Indonesia merupakan
negara kesatuan yang berbentuk Republik (Pasal 1 UUD Negara

3
Republik Indonesia 1945). Pasal tersebut menjelaskan hubungan
Pancasila tepatnya sila ketiga dengan bentuk negara yang dianut
oleh Indonesia, yaitu sebagai negara kesatuan bukan sebagai
negara serikat. Lebih lanjut, pasal tersebut menegaskan bahwa
Indonesia menganut bentuk negara republik bukan despot
(tuan rumah) atau absolutisme (pemerintahan yang sewenangwenang).
Konsep negara republik sejalan dengan sila kedua
dan keempat Pancasila, yaitu negara hukum yang demokratis.
Demikian pula dalam Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik
Indonesia 1945, “kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Hal tersebut
menegaskan bahwa negara Republik Indonesia menganut
demokrasi konstitusional bukan demokrasi rakyat seperti yang
terdapat pada konsep negara-negara komunis. Di sisi lain, pada
Pasal 1 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia 1945, ditegaskan
bahwa, “negara Indonesia adalah negara hukum”. Prinsip tersebut
mencerminkan bahwa negara Indonesia sejalan dengan sila kedua
Pancasila. Hal tersebut ditegaskan oleh Atmordjo (2009: 25) bahwa:
“konsep negara hukum Indonesia merupakan perpaduan 3
(tiga) unsur, yaitu Pancasila, hukum nasional, dan tujuan negara”.
Dasar negara yang dianut oleh suatu negara akan
mempengaruhi bentuk negara, sistem pemerintahan, tujuan negara,
dan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan kata lain, dasar
negara menjadi landasan yang menentukan semua aspek tersebut
dalam suatu negara.
2) Tujuan Negara
Secara teoretik, ada 5 intisari tujuan negara yang disarikan
dari Diponolo diantaranya :
a) Kekuatan dan Kekuasaan sebagai Tujuan Negara.
b) Kepastian Hidup, Keamanan, dan Ketertiban sebagai Tujuan Negara.
c) Kemerdekaan sebagai Tujuan Negara.

4
d) Keadilan sebagai tujuan negara.
e) Kesejahteraan dan Kebahagiaan sebagai Tujuan Negara.
Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap orang mungkin sama, yaitu
kesejahteraan dan kebahagiaan, tetapi cara yang ditempuh untuk mencapai
tujuan tersebut berbeda-beda bahkan terkadang saling bertentangan. Jalan
yang ditempuh untuk mewujudkan tujuan tersebut kalau disederhanakan
dapat digolongkan ke dalam 2 aliran, yaitu:
a) Aliran liberal individualis
Aliran ini berpendapat bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan harus
dicapai dengan politik dan sistem ekonomi liberal melalui persaingan
bebas.
b) Aliran kolektivis atau sosialis
Aliran ini berpandangan bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan
manusia hanya dapat diwujudkan melalui politik dan sistem ekonomi
terpimpin/totaliter.
Tujuan negara Republik Indonesia tidak menganut/mengacu
pada teori tujuan negara dari Eropa Kontinental/Barat yang pada
awalnya bertujuan mencari kekuasaan semata, kemudian berkembang
menjadi tujuan kemakmuran individu (paham liberal). Sejarah bangsa
Indonesia menunjukan bahwa, setelah melalui penderitaan penjajahan
selama tiga setengah abad, perjuangan kemerdekaan yang semula bersifat
kedaerahan kemudian bersifat menyeluruh, bangsa Indonesia menyatakan
kemerdekaannya.
Tujuan negara Republik Indonesia apabila disederhanakan
dapat dibagi 2 (dua), yaitu mewujudkan kesejahteraan umum dan
menjamin keamanan seluruh bangsa dan seluruh wilayah negara.
Oleh karena itu, pendekatan dalam mewujudkan tujuan negara
tersebut dapat dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan yaitu:
a) Pendekatan kesejahteraan (prosperity approach)
b) Pendekatan keamanan (security approach)

5
3) Urgensi Negara
Dasar negara adalah suatu prinsip atau nilai yang menjadi
landasan ideologis dan filosofis bagi suatu negara. Dasar negara
penting bagi suatu negara karena memiliki beberapa fungsi atau
manfaat, yaitu:
a) Sebagai identitas negara: yaitu menunjukkan ciri khas atau
karakteristik suatu negara yang membedakannya dari negara-negara
lain.
b) Sebagai tujuan negara: yaitu menentukan arah atau cita-cita
yang ingin dicapai oleh suatu negara dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya.
c) Sebagai sumber hukum: yaitu menjadi acuan atau pedoman bagi
suatu negara dalam membuat dan menegakkan peraturan-peraturan
yang mengikat seluruh warga negara.
d) Sebagai pemersatu bangsa:yaitu menjadi ikatan atau kesepakatan
bersama yang mengikat seluruh warga negara dalam semangat
persaudaraan dan solidaritas.
Hans Nawiasky menjelaskan bahwa dalam suatu negara
yang merupakan kesatuan tatanan hukum, terdapat suatu kaidah
tertinggi, yang kedudukannya lebih tinggi daripada Undang-Undang
Dasar. Kaidah tertinggi dalam tatanan kesatuan hukum dalam negara
disebut staatsfundamentalnorm, yang untuk Indonesia berupa Pancasila
(Riyanto dalam Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode
2009-2014, 2013: 93-94).
Dasar negara merupakan suatu norma dasar dalam penyelenggaraan
bernegara yang menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus
sebagai cita hukum (rechtsidee),baik tertulis maupun tidak tertulis dalam
suatu negara. Cita hukum ini akan mengarahkan hukum pada citacita
bersama dari masyarakatnya. Cita-cita ini mencerminkan kesamaan-
kesamaan kepentingan di antara sesama warga masyarakat (Yusuf, 2009).

6
B. Sumber yuridis, historis, sosiologis dan politis pancasila sebagai dasar
negara
Untuk memahami Pancasila sebagai dasar negara, ada berbagai
sumber keterangan yang bisa ditemukan. Sumber-sumber tersebut
mencakup aspek yuridis, historis, sosiologis, dan politis. Di bawah ini
adalah rincian dari sumber-sumber tersebut.
1) Yuridis

Sebagai sumber yuridis, eksistensi Pancasila disamping sebagai


dasar negara, adalah juga sumber dari segala sumber hukum negara.
Artinya, semua pedoman berkaitan dengan penataan aspek hukum harus
bersumberkan pada Pancasila. Pancasila secara yuridis, merupakan
sejatinya hukum tertinggi di Indonesia yang memiliki nilai dasar, nilai
praksisdan nilai instrumental. Nilai dasar adalah nilai dalam sila –sila
Pancasila. Nilai praksis adalah nilai yang terkandung dalam perilaku
warga bangsa dalam mencapai cita – cita dan tujuan nasional. Nilai
instrumental adalah nilai yang terkandung dalam Pasal –pasal UUD NRI
Tahun1945.

2) Historis

Dilihat dari aspek historis, eksistensiPancasila sebagai dasar


negara diawali dari sidang umum Badan Penyelidik Usaha – Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) terutama melalui pidato Ir.
Soekarno. Akan tetapi, yang kiniditetapkan dan disepakati sebagai dasar
negara adalah sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945. Pancasila sebagai dasar negara tersebut, juga berfungsi
sebagai sumber dari segala sumber hukum negara, ideologi nasional,
karakteristik bangsa, kultur kehidupan bangsa yang harus terwujud dan
diwujudkan dalam setiap sikap, tekad, semangat, disiplin, dan tanggung
jawab yang bermuara pada kejujuran dari setiap warga bangsa dalam
hidupdan kehidupannya di bumi NKRI. Intinya, Pancasila harus dihayati
dan diamalkan dalam melestarikan dan mengembangkan dinamika

7
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3) Sosiologis

Eksistensi Pancasila dilihat dari aspek sosiologis


adalahperwujudan dan kristalisasi dari keyakinan serta perilaku
kehidupan masyarakat sejak dulu, kini dan yang akan datang. Pancasila
lahir dari perilaku kehidupan masyarakat yang tercermin dari sikap dan
perilakunya sehari – hari seperti seperti dalam kehidupan rohaniah
(keyakinan) terhadap sesuatu yang gaib (Ketuhanan Yang Maha Esa –
Theologis). Hidup rukun, antar sesama warga bangsa, memelihara dan
mengutamakan kebersamaan / persatuan, budaya musrawarah untuk
mencapai mufakat dalam menghadapi setiap persoalan dan saling
melindungi dan mensejahterakan diantara sesama warga bangsa. Dengan
demikian, secara sosiologis, Pancasila sudah tertanam dalam jiwa dan
raganya kehidupan warga bangsa.

4) Politis

Secara Politis, Pancasila merupakankebijakan pemerintah NKRI


dalam menatakultur (budaya) dan struktur politik Bangsa Indonesia guna
mengisi dan menjadi jiwa tatanan lingkup kehidupan infrastruktur politik
dan suprastruktur politik termasukdalam hubungan timbal balik sesama
struktur politik termaksud. Oleh karena itu, Pancasila sebagai sumber
politik harus dipegang teguh oleh kalangan supra struktur politik maupun
infrastruktur politik dan seluruh wargabangsa, termasuk kalangan
generasi muda/mahasiswa dalam menata dan mengembangkan
kehidupannya.

8
C. Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara

1) Dinamika Pancasila sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar negara memiliki sejarah dan proses perumusan


yang panjang dan dinamis. Pancasila pertama kali diusulkan oleh Ir.
Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato di depan Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam
pidato tersebut, Soekarno menyampaikan lima asas atau sila yang menjadi
dasar negara Indonesia, yaitu:

• Kebangsaan Indonesia

• Internasionalisme atau kemanusiaan

• Mufakat atau demokrasi

• Kesejahteraan sosial

• Ketuhanan

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia


(PPKI) menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) sebagai
konstitusi negara Indonesia. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat,
lima sila tersebut disusun ulang menjadi:

• Ketuhanan Yang Maha Esa

• Kemanusiaan yang adil dan beradab

• Persatuan Indonesia

• Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan

• Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pancasila sebagai dasar negara kemudian mengalami beberapa perubahan


dan penyesuaian seiring dengan perkembangan politik dan sosial di
Indonesia. Pada masa Orde Lama, Pancasila sempat ditantang oleh ideologi

9
komunisme yang dianut oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada masa
Orde Baru, Pancasila dijadikan sebagai satu-satunya asas organisasi
kemasyarakatan (Ormas) melalui TAP MPRS No. XX/MPRS/1966. Pada
masa Reformasi, Pancasila menghadapi tantangan dari gerakan
separatisme, radikalisme, dan liberalisme.

Pancasila sebagai dasar negara juga mengalami perkembangan dan


perubahan dalam implementasi dan pengamalannya di berbagai bidang
kehidupan. Pada bidang politik, Pancasila menjadi landasan bagi sistem
pemerintahan presidensial, sistem multipartai, sistem pemilihan umum
langsung, sistem desentralisasi, dll. Pada bidang hukum, Pancasila menjadi
sumber dari segala sumber hukum atau tata tertib hukum di Indonesia.
Pada bidang ekonomi, Pancasila menjadi acuan bagi perekonomian
nasional yang berkeadilan sosial. Pada bidang sosial budaya, Pancasila
menjadi pedoman bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika.

Pancasila sebagai dasar negara memiliki makna dan nilai-nilai yang luhur
dan universal. Pancasila mencerminkan nilai-nilai keagamaan,
kemanusiaan, nasionalisme, demokrasi, dan keadilan yang menjadi
karakteristik bangsa Indonesia. Pancasila juga memiliki nilai-nilai
integratif, adaptif, dan dinamis yang mampu menjembatani berbagai
perbedaan dan kepentingan yang ada di masyarakat Indonesia. Pancasila
juga memiliki nilai-nilai progresif, kreatif, dan inovatif yang mendorong
bangsa Indonesia untuk terus berkembang dan maju.

2) Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar negara tidaklah bebas dari berbagai tantangan
dan hambatan yang datang baik dari dalam maupun dari luar negeri.
Pancasila harus mampu menghadapi dan mengatasi tantangan-tantangan
tersebut agar tetap eksis dan efektif sebagai dasar negara Indonesia.
Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi oleh Pancasila sebagai
dasar negara:

10
 Globalisasi
Globalisasi adalah proses integrasi ekonomi, politik, sosial, budaya,
dan teknologi antara negara-negara di dunia. Globalisasi membawa dampak
positif maupun negatif bagi Indonesia. Dampak positifnya adalah Indonesia
dapat memperluas pasar, meningkatkan kerjasama, memperoleh informasi,
dll. Dampak negatifnya adalah Indonesia dapat kehilangan identitas
nasional, tergantung pada negara lain, dan terpapar oleh budaya asing.
Globalisasi menimbulkan tantangan bagi Pancasila sebagai dasar
negara karena dapat mengancam kedaulatan dan keutuhan negara Indonesia.
Globalisasi juga dapat menimbulkan konflik antara nilai-nilai lokal dengan
nilai-nilai global. Pancasila harus mampu menjaga keseimbangan antara
kepentingan nasional dengan kepentingan internasional. Pancasila juga
harus mampu mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia di tengah
arus globalisasi.
 Radikalisme
Radikalisme adalah paham atau gerakan yang ingin mengubah secara
drastis atau radikal suatu sistem atau tatanan yang ada. Radikalisme dapat
bersifat politik, agama, sosial, budaya, dll. Radikalisme dapat bersumber
dari ketidakpuasan, ketidakadilan, dan ketidakpercayaan.
Radikalisme menimbulkan tantangan bagi Pancasila sebagai dasar
negara karena dapat mengganggu stabilitas dan keamanan nasional.
Radikalisme juga dapat menimbulkan intoleransi, diskriminasi, kekerasan,
terorisme, dll. Pancasila harus mampu menangkal dan mencegah
radikalisme dengan cara menegakkan hukum, memberikan pendidikan, dan
memberdayakan masyarakat.
 Intoleransi
Intoleransi adalah sikap atau perilaku yang tidak mau menghormati
atau menghargai perbedaan atau keragaman yang ada di masyarakat.
Intoleransi dapat terjadi pada bidang agama, etnis, ras, budaya, politik, dll.
Intoleransi dapat bersumber dari fanatisme, primordialisme, dan
eksklusivisme.

11
Intoleransi menimbulkan tantangan bagi Pancasila sebagai dasar
negara karena dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Intoleransi juga dapat menimbulkan konflik sosial, disintegrasi nasional,
dislokasi sosial ekonomi budaya politik hukum dll. Pancasila harus mampu
mengatasi intoleransi dengan cara meningkatkan dialog antar kelompok,
menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai perbedaan, dan
menjaga kerukunan antar umat beragama.
 Korupsi
Korupsi adalah tindakan melawan hukum yang dilakukan oleh
pejabat publik atau pihak swasta untuk memperoleh keuntungan pribadi atau
kelompok dengan cara menyalahgunakan wewenang atau jabatan. Korupsi
dapat terjadi pada bidang politik, ekonomi, keuangan, pendidikan,
kesehatan, dll. Korupsi dapat bersumber dari keserakahan, nepotisme, dan
kolusi.
Korupsi menimbulkan tantangan bagi Pancasila sebagai dasar negara
karena dapat merusak moral dan etika bangsa Indonesia. Korupsi juga dapat
menimbulkan kerugian negara, ketimpangan sosial, kemiskinan, dll.
Pancasila harus mampu mencegah dan memberantas korupsi dengan cara
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik, memberikan sanksi
hukum yang tegas, dan memberikan pendidikan antikorupsi.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Negara adalah organisasi kekuasaan yang berdaulat dengan tata


pemerintahan yang melaksanakan tata tertib atas suatu umat di suatu daerah
tertentu. Ada tiga unsur yang menjadi syarat mutlak bagi adanya negara, yaitu
unsur tempat (wilayah), unsur manusia (rakyat), dan unsur organisasi (tata
kerjasama atau tata pemerintahan). Dasar negara Indonesia adalah Pancasila,
yang mencerminkan negara kesatuan dan hukum yang demokratis.Terdapat
lima inti tujuan negara menurut Diponolo, termasuk kekuasaan dan kekuatan,
kepastian hidup, keamanan, kemerdekaan, keadilan, serta kesejahteraan dan
kebahagiaan. Tujuan negara Indonesia adalah mencapai kesejahteraan umum
dan menjamin keamanan seluruh bangsa dan wilayah negara. Dasar negara
memiliki fungsi penting dalam negara, seperti sebagai identitas negara, tujuan
negara, sumber hukum, dan pemersatu bangsa. Pancasila adalah dasar negara
Indonesia yang menjadi kaidah tertinggi dalam tatanan hukum dan norma
dasar penyelenggaraan negara.

Pancasila harus mampu mengatasi tantangan ini dengan menjaga


keseimbangan, mempromosikan dialog, dan memberikan pendidikan serta
sanksi yang tepat. Pancasila sebagai dasar negara memiliki nilai dan makna
yang penting dalam membimbing perkembangan dan kehidupan bangsa
Indonesia, sambil menghadapi dinamika dan tantangan yang muncul di era
globalisasi dan perubahan sosial.

13
DAFTAR PUSTAKA

An Nur, Universitas Lampung. (2023). Dinamika dan Tantangan Pancasila


sebagai Dasar Negara. Diakses pada 3 Oktober 2023. an-nur.com:
https://an-nur.ac.id/blog/dinamika-dan-tantangan-pancasila-sebagai-
dasar-negara.html#Dinamika_Pancasila_sebagai_Dasar_Negara

Anonymous. (2023). Diakses pada 3 Agustus 2023, dari Universitas Islam An


Nur Lampung : https://an-nur.ac.id/blog/konsep-negara-tujuan-negara-
dan- urgensi-dasar-negara.html

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2016). BUKU AJAR


PENDIDIKAN PANCASILA. Jakarta: Ristekdikti.

Kuswara, T. (2020). Diakses pada 3 Agustus 2023, dari Unikom:


https://repository.unikom.ac.id/64639/1/Pendidikan%20Pancasila%20Kel
as%20%20IS-
4%20SMT%20II%20%28PERTEMUAN%20KE%207%29.pdf
Soemarsono, Maleha. (2007). NEGARA HUKUM INDONESIA DITINJAU
DARI SUDUT TEORI TUJUAN NEGARA. Jurnal Hukum dan
Pembangunan Tahun Ke-37 No.2.

14

Anda mungkin juga menyukai