Disusun Oleh :
Maret 2022
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang sudah berikan rahmat, taufik, dan hidayahnya kepada kita
semuanya. Sehingga pada peluang ini kami dapat menuntaskan tugas makalah ini dengan mudah.
Sholawat serta salam mudah- mudahan tetap senantiasa tercurahkan kepada Baginda kita Nabi
Muhammad SAW yang menampilkan kepada kita jalur yang terang benderang berbentuk agama yang
sempurna serta jadi rahmat segala alam, ialah agama islam.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak M. Sholahuddin Amrulloh, M.Pd selaku dosen di
bidang mata kuliah PKN MI/SD serta kepada teman-teman dan juga kepada semua pihak terutama
kepada sumber-sumber yang telah membantu terselesainya makalah ini.
Makalah ini tidak lain hanyalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah PKN MI/SD dan juga untuk
menambah wawasan serta ilmu bagi para pembaca dan juga para penulis. Kami menyadari bahwa dalam
penyelesaian makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................5
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Negara..............................................................................................7
B. Perkembangan Konstitusi..................................................................................8
A. Kesimpulan.........................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan ide demokrasi dapat
dikatakan tampa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi merupakan hukum
dasarnya suatu Negara. Dasar-dasar penyelenggaraaan bernegara didasarkan pada konstitusi
sebagai hokum dasar. Negara yang berlandaskan kepada suatu konstitusi dinamakan Negara
konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal sebagai Negara konstitusional
maka konstitusi Negara tersebut harus memenuhi sifat-sifat dan cirri-ciri dari
konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan tenttang konstitusionalisme.
Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau paham. Oleh sebab itu, bahasan
tentang negara dan konstitusi pada bab ini terdiri atas konstitusionalisme, konstitusi Negara,
UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.
Manusia hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam latar belakangnya. Mula-mula
manusia hidup dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan kepentingan dan wilayah tempat
tinggalnya, ia hidup dalam kestuan sosial yang disebut masyarakat dan pada akhirnya menjadi
bangsa. Bangsa adalah kumpulan masyarakat yang membentuk suatu negara. Berkaitan dengan
tumbuh kembangnya bangsa, terdapat berbagai teori besar dari para ahli untuk mewujudkan
suatu bangsa yang memiliki sifat dan karakter sendiri. Istilah bangsa memiliki berbagai makna
dan pengertian nya yang berbeda-beda. Bangsa merupakan terjemahan dari kata “nation”
(dalam bahasa inggris). Kata nation bermakna keturunan atau bangsa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
4
2. Untuk mengetahui Pengertian Konstitusi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Negara
5
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat
ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat negara merumuskan pengertian negara
secara beragam. Aristoteles yang hidup pada tahun 384-322 S.M., merumuskan negara dalam
bukunya Politica, yang disebutnya sebagai negara polis. Yang pada saat itu asih dipahami
negara masih dalam suatu wilayah yang dipahami negara masih dalam suatu wilayah yang kecil.
Dalam pengertian itu negara disebut sebagai negara hukum, yang didalamnya terdapat
sejumlah warga negara yang ikut dalam permusyawaratan (ecclesia). Oleh karena itu menurut
Aristoteles keadilan merupakan syarat mutlak bagi terselenggarannya negara yang baik, demi
terwujudnya cita-cita seluruh warganya.
Pengertian lain tentang negara dikembangkan oleh Agustinus, yang merupakan tokoh Katolik.
Ia membagi negara dalam dua pengertian yaitu Civitas Dei yang artinya negara Tuhan, dan
Civites Terrena atau civites Diaboli yang artinya negara duniawi. Civites Tarrena ini ditolak Oleh
Agustinus, sedangkan yang dianggap baik adalah negara Tuhan atau Civies Dei. Negara Tuhan
bukanlah negara dari dunia ini. Melainkan jiwanya yang memiliki oleh sebagian atau beberapa
orang di dunia ini untuk mencapainya. Adapun yang melaksanakan negara adalah Gereja yang
mewakili negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini. Melainkan jiwanya yang dimiliki oleh
sebagian atau beberapa orang di dunia ini untuk mencapainya. Adapun yang melaksanakan
negara adalah Gereja yang mewakili negara Tuhan. Meskipun demikian bukan berarti apa yang
diluar gereja itu terasing sama seklai dari Civites Dei (Kusnardi, 1995).
Berbeda dengan konsep penelitian Negara menurut kedua tokoh pemikir negara tersebut,
Nicollo Machiavelli (1469-1527), yang merumuskan Negara sebagai negara kekuasaan, dalam
bukunya ‘II Prin ciple’ yang dahulu merupakan buku referensi pada raja. Machiavelli
memandang negara daru sudut kenyataan bahwa dalam suatu negara harus ada sesuatu yang
dimiliki oleh seorang pemimpin negara atau raja. Raja sebagai pemegang kekuasaan nengara
tidak mungkin hanya mengandalkan kekuasaan hanya pada suatu moralitas atau kesusilaan.
Kekacauan timbul dalam suatu negara karena lemahnya kekuasaan negara. Bahkan yang lebih
terkenal lagi ajaran Machiavelli. Tentang tujuan yang dapat menghalalkan segala cara. Akibat
ajaran ini muncullah berbagai praktek pelaksanaan kekuasaan negara yang otoriter, yang jauh
dari nilai-nilai moral. Berikut ini konsep pengertian negara modern : Roger H. Soultou,
mengemukakan bahwa negara adalah alat-alat agency atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.
6
agama, dan memiliki jiwa toleransi maupun solidaritas yang tinggi.
B. Pengertian Konstitusi
Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara adalah sebuah
norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan
sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya
menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus
bentukan negara, kontitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah
ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar
politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentuk struktur, prosedur, wewenang dan
kewajiban pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi merujuk umumnya merujuk pada
pinjaman hak kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh
hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.
Konstitusi pada dasarnya memiliki pengertian luas, yaitu keseluruhan peraturan baik tertulis
maupuntidak tretulis yang mengatur secara mengikat mengenai cara penyelenggaraan suatu
pemerintahan. Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem
ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu berupa kumpulanm peraturan yang membentuk,
mengatur atau memenuhi negara. Peraturan perundang-undangan tersebut ada yang tretulis
sebagai keputusan badan yang berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan
dalam praktik penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa
ini dapat menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat yang
selanjutnya dijadikan satu kesatuan kaidah yang hidup dalammasyarakat yang
selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hukum konstitusi dalam hal ini sudah
mengandung pengertian yuridis.
Konstitusi atau undang-undang dapat dianggap sebagai perwujudan dari hukum tertinggi
yang harus ditaati oleh negara dan pejabat-pejabat negara sekalipun. Hal ini sesuai dengan dalil
“Goverment by law, not by men” ( pemerintahan berdasarkan hukum, bukan oleh manusia).
Pada permulaan abad ke-19 dan awal abad ke 20, gagasan mengenai konstitusionalisme,
7
(kekuasaan terbatas dan jaminan hak dasar warga negara). Mendapatkan perumusan secara
yuridis.
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali disahkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam tatasusunan
peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi. Menurut
jenjang norma hukum, UUD 1945 adalah kelompok aturan dasar / pokok Negara yang berada
dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar.
1. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945 terdiri dari
bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal aturan paralihan, 2 ayat
aturan tambahan, dan bagian penjelasan.
2. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD RIS. UUD RIS terdiri atas 6
bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
3. Oeriode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6 bab, 146 pasal,
dan beberapa bagian.
4. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku UUD 1945.
Khasus untuk periode keempat bberlaku UUD 1945 dengan pembagian berikut:
8
Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia pertama kali ditetapkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945. UUD yang ditetapkan oleh PPKI tersebut sebenarnya merupakan hasil
karya BPUPK melalui siding-sidangnya dari tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 dan tanggal
10 Juli sampai 16 juli 1945. Hasil karya BPUPKI berupa rancangan pembukaaan hukum dasar
dari BPUPKI itulah yang selanjutnya ditetapkan menjadi UUD Negara Indonesia setelah
mengalami perubahan seperlunya oleh PPKI. Sidang PPKI pertama berlangsung tanggal 18
Agustus 1945 yang menghasilkan 3 keputusan penting, yaitu sebagai berikut.
1. Mengesahkan Rancangan Pembukaan Hukum Dasar Negara dan Hukum Dasar Sebagai
UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Memilih Ir. Seokarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Presiden dan wakil presiden.
3. Membentuk sebuah komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk membentuk
presiden.
Sidang PPKI mengenai pengesahan undang-undang dasar inin belangsung sngat singgat yaitu
kurang lebih dua jam. Namun dengan semangat persatuan dan keinginan untuk segera
membentuk konstitusi Negara maka penetepan UUD 1945 berjalan dengan lancar.
Perubahan yang dilakukan hanyalah hal-hal yang kecil saja, bukan masalah yang mendasar.
Hal ini karena PPKI sudah mendapatkan naskah rancangan hokum dasar yang dihasilkan oleh
BPUPKI. Beberapa perubahan tersebut antara lain:
1. Pengesahan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Yang Terdiri Dari 4 Alinea.
2. Pengesahan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia terdiri atas
16 Bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan dua ayat aturan tambahan.
Jadi pada waktu yang disahkan PPKI adalah UUD Negara Indonesia yang terdiri atas dua
bagaian yaitu bagian pembukaan dan bagian batang tubuh atau pasal-pasalnya. Adapun bagian
penjelasan dilampirkan kemudian dalam satu naskah yang dibuat dalam Berita Republik
9
Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15 Februari 1946. Berdasarkan hal itu maka Naskah Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia Tahun II No. 7 Tanggal 15 Februari 1946, terdiri atas:
a) Pembukaan
c) Penjelasan.
Undang-undang Dasar Neraga Republik Indonesia 18 Agustus 1945 hanya berlaku dalam
waktu singkat yaitu mulai tanggal 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949. Sejak 27
Desember diberlakukannya Undang-Undang Dasar baru disebut kontitusi Republik Indonesia
Serikat (KRIS) tahun 1949. Konstitusi kedua yang berlaku diindonesia adalah Konstitusi Republi
Indonesia Serikat disingkat KRIS atau UUD RIS. Dan UUD Negara Republik Indonesia 18 Agustus
1945 tetap berlaku tetapi hanya disalah satu Negara bagian RIS yaitu Negara Republik Indonesia
(RI) yang beribu kota di Yogyakarta. Kontitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS) atau UUD RIS
1949 berlaku dari tanggal 27 Desember 1949 sampai tanggal 17 Agustus 1950, bangsa
Indonesia kembali kebentuk Negara kesatuan. Dengan demikian, UUD RIS 1949 tidak
diberlakukan lagi. Priode berlakunya UUD RIS 1949 daei tanggal 27 Desember 1949 sampai 17
Agustus 1950, oleh Moh. Yamin disebut konstitusi II.
2) Bagian batang tubuh yang terdiri dari atas 6 bab, 197 pasal dan lampiran.
Konstitusi yang berlaku setelah UUD RIS adalah Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS)
1950. Undang-undang dasar sementara dimaksud sebagai pengganti dari UUD RIS 1949 setelah
Indonesia kembali ke bentuk Negara kesatuan yang dituangkan dalam Undang-Undang Federal
No.7 Tahun 1950 tentang perubahan konstitusi RepublikIndonesia Serikat menjadi Undang-
Undang Dasar Sementara Republik Indonesia. Konstitusi inilah yang menyusun UndangUndang
Dasar yang bersifat tetap. UUDS 1950 terdiri atas:
10
Bentuk Negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republic
Adanya badan Konstituante yang akan menyusun undang-undang dasar tetap sebagai
pengganti dari UUDS 1950.
Undang-Undang Dasar Sementara 1950 tidak berhasil menyelesaikan tugasnya. Situasi
ini kemudian memicu munculnya dekrit yang isinya sebagai berikut:
Menetapkan berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
Amandemen konstitusi
Pembaruhan konstitusi
Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukan merupakan addendum atau
sisipan dari konstitusi yang asli. Konstitusi yang asli tetap berlaku. Adapun bagian yang
diamandemen merupakan atau menjadi bagian dari konstitusinya. Amandemen atas UUD 1945
dimaksudkan untuk mengubah dan memperbaruhi konstitusi negara indonesia agar sesui
dengan prinsip-prinsip negara demokrasi. Dengan adanya amandemen terhadap UUD 1945
maka konstitusi kita diharapkan semakin baik dan lengkap meyesuikan dengan tuntutan
perkembangan dan kehidupan dan kenegaraan yang demokratis. UUD 1945 sebagai konstitusi
atau hukum dasaar negara republik indonesia juga harus mampu menyesuaikan dengan
perkembangan dan tuntutan. Untuk itu perlu dilakukan perubahan terhadap UUD 1945 yang
sejak merdeka sampai masa pemerintahan presiden soeharto belum pernah dilakukan
perubahan. Tentang perubahan UUD dinyatakan pada pasal 37 UUD 1945 sebagai berikut:
11
Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan
jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.
Untuk mengubah asal-asar UUD, sidang majelis permusyawaratan rakyat diadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota majelis permusyawaratan rakyat.
Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan persetujuan sekurang-
kurangnya 50% ditambah satu anggota dari seluruh anggota majelis permusyawaratan
rakyat.
Khusus mengenai bentuk negara kesatuan republik indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan
Perubahan atau amandemen UUD 1945 dilakukan perama kali oleh MPR pada siadang umum
MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak tanggal 19 oktober 1999. Amandemen atas UUD 1945
dilakukan oleh MPR sebanyak 4 kali. Dengan demikian UUD 1945 telah mengalami 4 kali
perubahan yaitu sebagai berikut:
Amandemen pertama terjadi pada sidang umum MPR tahun 1999, disahkan 19 oktober
1999.
Amandemen ketiga terjadi pada sidang tahunan MPR, disahkan 10 november 2001.
Amandemen keempat terjadi pada sidang tahunan PPR, disahkan 10 agustus 2002.
Jadi, pada perubahan keempat ini yang diamandemen sebanyak 13 pasal serta 3 pasal aturan
peralihan dan 2 pasal aturan tambahan. Dengan cara amandemen ini, UUD 1945 yang asli
masih tetap berlaku, hanya beberapa ketentuan yang sudah diganti dianggap tidak berlaku lagi.
Yang beraku adalah ketentuan-ketentuan yang baru. Naskah perubahan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari UUD negara republik indonesia tahun 1945.
Dengandemikian, naskah UUD 1945 kita terdiri atas:
Naskah UUD 1945 perubahan pertama, kedua, ketiga, dan keempat tersebut tertuang dalam
putusan MPR tentang UUD 1945 dan perubahannya. Putusan MPR tersebut tidak menggunakan
12
nomor putusan majelis. Hal ini berbeda dengan jenis putusan majelis lainnya, yaitu ketetapan
majelis dan keputusan majelis yag menggunakan nomor keputusan majelis.
Dengan amandemen tersebut maka konstitusi negara indonesia UUD 1945 menjadi lebih
lengkap dan bertambah jumlah pasal-pasalnya. Jumlah keseluruhan pasal yang diubah dari
perubahan perama sampai keempat ada 73 pasal. Namun jumlah nomor pasal tetap yaitu 37
tidak termasuk aturan peralihan dan aturan tambahan. Perubahan diakukan dengan cara
menambahkan huruf A, B, C, dan seterusnya setelah nomor pasal (angkanya). Misalnya pasal 28,
kemudian pasal 28A, pasal 28B dan seterusnya.
UUD 1945 sekarang ini hanya terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pembukaan dan bagian
pasal-pasal. Bagian pembukaan pada umumnya berisi pernyataan luhur dan cita-cita dari
bangsa yang bersangkutan. Namun tidak semua konstitusi negara meiliki bagian pembukaan ini.
Konstitusi malaysia, singapure, dan australia tidak memiliki bagian pembukaan. Contoh
konstitusi negara yang memiliki bagian pembukaan adalah konstitusi jepang, india, dan amerika
serikat.
Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian yang penting dalam konstitusi negara indonesi.
Pembukaa UUD 1945 berisi empat alinie sebagai pernyataan luhur bangsa indonesia. Selain
berisi pernyataan, ia juga berisi cita-cita dan keinginan bangsa indonesia, dalam bernegara yaitu
mencapai masyarakat merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Setiap alenia pembukaan
UUD 1945 memiliki makna dan cita-cita tersendiri sebagai satu kesatuan.
Alenia pertama berbunyi “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa
dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Alenia ketiga berbunyi “atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaaannya”.
Alenia keempat sebagai berikut “kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu
pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah
dara indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
13
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu UUD
1945 negara indonesia, yang terbentuk dalam susunan negara republik indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh ikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia”.
Undang-undang dasar 1945 menetapkan bahwa bentuk susunan Negara Indonesia adalah
kesatuan bukan serikat atau federal. Dasar penetapan ini tertuang dalam pasal 1 ayat (1) UUD
1945 yang menyatakan “ Negara Indnesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”.
UUD 1945 menetapkan bahwa bentuk pemerintah Indonesia adalah republik bukan monarki
atau kerajaan. Yang tertuang dalam pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan “Negara
Indonesia ialah Negara Kesaruan, yang berbentuk republik”. Berdasarkan pasal tersebut dapat
diketahui bahwa “ kesatuan” adalah bentuk Negara, sedang “republik” adalah bentuk
pemerintah.
14
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat
ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat negara merumuskan pengertian negara
secara beragam. Aristoteles yang hidup pada tahun 384-322 S.M., merumuskan negara dalam
bukunya Politica, yang disebutnya sebagai negara polis. Konstitusi atau undang-undang dasar
(bahasa latin : constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum
bentukan pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis.
Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip
yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya.
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali disahkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam tatasusunan
peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi.
Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt) artinya perubahan. Perubahan yang dilakukan
merupakan ada atau sisipan dari konstitusi yang asli. Konstitusi yang asli tetap berlaku. Adapun
bagian yang diamandemen merupakan atau menjadi bagian dari konstitusinya.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan tentang makalah
dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat lebih dipertanggung jawabkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Effendi Suryani & Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa, Bandung: PT Refika
Aditama, 2015.
Lubis Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI, Medan: AKASHA SAKTI, 2018.
16