Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

NEGARA DAN KONSTITUSI


Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
kewarganegaraan
Dosen pengampu : Agusriandi SE. ME

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Syahri Ramadhan [504230059]


Rian Agustin [504230055]

PROGRAM STUDI MKS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang
"Negara Dan Konstitusi"

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Jambi, 10 Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI..........................................................................................I

KATA PENGANTAR............................................................................II

BAB l: PENDAHULUAN ....................................................................III

A. Latar belakang ...........................................................................1


B. Rumusan masalah.......................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................3

BAB ll: PEMBAHASAN


A. Pengertian negara dan konstitusi................................................4
B. Unsur, bentuk dan tujuan negara................................................6
C. UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia........................8
D. Sejarah konstitusi di Indonesia...................................................12
E. Jenis dan hierarki peraturan perundang undangan di Indonesia 14
F. Perilaku berkonstitusional..........................................................15
G. Syarah UUD 1945 dalam perspektif islam.................................16
BAB lll : PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................18
B. Saran.........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB l

PENNDAHULUAN

A. Latar belakang

Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang


tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan
yang ditandai dengan ide demokrasi dapat di katakan tampa konstitusi
Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi merupakan hukum dasarnya
suatu Negara. Dasar-dasar penyelenggaraaan bernegara didasarkan pada
konstitusi sebagai hokum dasar. Negara yang berlandaskan kepada suatu
konstitusi dinamakan Negara konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat
dikatakan secara ideal sebagai Negara konstitusional maka konstitusi
Negara tersebut harus memenuhi sifat-sifat dan cirri-ciri dari
konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan tenttang
konstitusionalisme. Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide,
gagasan, atau paham. Oleh sebab itu, bahasan tentang negara dan
konstitusi pada bab ini terdiri atas konstitusionalisme, konstitusi Negara,
UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia, dan Sistem
ketatanegaraan Indonesia.
Manusia hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam
latar belakangnya. Mula-mula manusia hidup dalam sebuah keluarga. Lalu
berdasarkan kepentingan dan wilayah tempat tinggalnya, ia hidup dalam
kesatuan sosial yang disebut masyarakat dan pada akhirnya menjadi
bangsa. Bangsa adalah kumpulan masyarakat yang membentuk suatu
negara. Berkaitan dengan tumbuh kembangnya bangsa, terdapat berbagai
teori besar dari para ahli untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki
sifat dan karakter sendiri. Istilah bangsa memiliki berbagai makna dan
pengertian nya yang berbeda-beda. Bangsa merupakan terjemahan dari
kata “nation” (dalam bahasa inggris). Kata nation bermakna keturunan

iv
atau bangsa.

v
B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Negara dan konstitusi?

2. Apa saja unsur,bentuk tujuan negara?

3. Bagaimanakah UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia?

4. Bagaimanah sejarah konstitusi di Indonesia

5. Apa saja jenis dan hierarki peraturan perundang undangan di indonesia?

6. Bagaimanakah perilaku berkonstitusional?

7. Apa yang di maksud Syarah UUD 1945 dalam perspektif islam?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang konsep negara dan


konstitusi.

2. Untuk mengetahui apa saja unsur,bentuk dan tujuan negara.

3. Untuk mengetahui UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik

Indonesia.

4. Mengetahui sejarah konstitusi yang ada di Indonesia.

5. Bisa memahami jenis dan hierarki perundang undangan di Indonesia.

6. Dapat mengetahui perilaku berkonstitusional.

7. Bisa mengetahui apa itu Syarah UUD 1945 dalam perpestif islam.

vi
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara dan konstitusi


Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai
dengan kondisi masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para
ahli filsafat negara merumuskan pengertian negara secara beragam.
Aristoteles yang hidup pada tahun 384-322 S.M., merumuskan negara
dalam bukunya Politica, yang disebutnya sebagai negara polis. Yang pada
saat itu asih dipahami negara masih dalam suatu wilayah yang dipahami
negara masih dalam suatu wilayah yang kecil. Dalam pengertian itu
negara disebut sebagai negara hukum, yang didalamnya terdapat
sejumlah warga negara yang ikut dalam permusyawaratan (ecclesia).
Oleh karena itu menurut Aristoteles keadilan merupakan syarat mutlak
bagi terselenggarannya negara yang baik, demi terwujudnya cita-cita
seluruh warganya.
Pengertian lain tentang negara dikembangkan oleh Agustinus, yang
merupakan tokoh Katolik. Ia membagi negara dalam dua pengertian yaitu
Civitas Dei yang artinya negara Tuhan, dan Civites Terrena atau civites
Diaboli yang artinya negara duniawi. Civites Tarrena ini ditolak Oleh
Agustinus, sedangkan yang dianggap baik adalah negara Tuhan atau
Civies Dei. Negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini. Melainkan
jiwanya yang memiliki oleh sebagian atau beberapa orang di dunia ini
untuk mencapainya. Adapun yang melaksanakan negara adalah Gereja
yang mewakili negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini. Melainkan
jiwanya yang dimiliki oleh sebagian atau beberapa orang di dunia ini
untuk mencapainya. Adapun yang melaksanakan negara adalah Gereja
yang mewakili negara Tuhan. Meskipun demikian bukan berarti apa yang
diluar gereja itu terasing sama seklai dari Civites Dei (Kusnardi, 1995).
Berbeda dengan konsep penelitian Negara menurut kedua tokoh
pemikir negara tersebut, Nicollo Machiavelli (1469-1527), yang

vii
merumuskan Negara sebagai negara kekuasaan, dalam bukunya ‘II Prin
ciple’ yang dahulu merupakan
buku referensi pada raja. Machiavelli memandang negara daru
sudut kenyataan bahwa dalam suatu negara harus ada sesuatu yang
dimiliki oleh seorang pemimpin negara atau raja. Raja sebagai pemegang
kekuasaan nengara tidak mungkin hanya mengandalkan kekuasaan hanya
pada suatu moralitas atau kesusilaan. Kekacauan timbul dalam suatu
negara karena lemahnya kekuasaan negara. Bahkan yang lebih terkenal
lagi ajaran Machiavelli. Tentang tujuan yang dapat menghalalkan segala
cara. Akibat ajaran ini muncullah berbagai praktek pelaksanaan
kekuasaan negara yang otoriter, yang jauh dari nilai-nilai moral. Berikut
ini konsep pengertian negara modern: Roger H. Soultou, mengemukakan
bahwa negara adalah alat-alat agency atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.
Karakteristik Negara Indonesia memiliki suatu identitas untuk
melambangkan keagungan suatu negara. Seperti negara Indonesia yang
memiliki identitas yang dapat menjadi penciri atau pembangun jati diri
bangsa Indonesia. Identitas Indonesia menjadikan bangsa Indonesia
sebagai pemersatu dan simbol kehormatan negara. Selain itu identitas
Nasional menjadikan negara Indonesia yang bermatabat di antara negara-
negara lain yang memiliki beragam kebudayaan, agama, dan memiliki
jiwa toleransi maupun solidaritas yang tinggi.1

B. Pengertian Konstitusi
Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio)
dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan
pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen
tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan

1
Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pergerian Tinggi ( Yogyakarta: Paradigma, 2016 ),
hlm. 99.

viii
hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-
peraturan lainnya.

ix
Dalam kasus bentukan negara, kontitusi memuat aturan dan
prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara
khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip
dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentuk
struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada
umumnya. Konstitusi merujuk umumnya merujuk pada pinjaman hak
kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada
seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.
Konstitusi pada dasarnya memiliki pengertian luas, yaitu
keseluruhan peraturan baik tertulis maupuntidak tretulis yang mengatur
secara mengikat mengenai cara penyelenggaraan suatu pemerintahan.
Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem
ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu berupa kumpulanm peraturan
yang membentuk, mengatur atau memenuhi negara. Peraturan
perundang-undangan tersebut ada yang tretulis sebagai keputusan badan
yang berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam
praktik penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi
sampai dewasa ini dapat menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik
yang tertulis maupun tidak tertulis.
Terdapat beberapa definisi konstitusi dari pada ahli, yaitu :
a. Herman Heller, membagi pengertian konstitusi menjadi tiga yaitu :
1). Konstitusi dalam pengertian politik sosiologi. Konstitusi
mencerminkan kehiupan politik didalam masyarakat sebagai suatu
kenyataan.
2). Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam
masyarakat yang selanjutnya dijadikan satu kesatuan kaidah yang
hidup dalammasyarakat yang selanjutnya dijadikan suatu kesatuan
kaidah hukum konstitusi dalam hal ini sudah mengandung
pengertian yuridis.

x
Konstitusi atau undang-undang dapat dianggap sebagai perwujudan
dari hukum tertinggi yang harus ditaati oleh negara dan pejabat-pejabat
negara sekalipun. Hal ini sesuai dengan dalil “Goverment by law, not by
men” ( pemerintahan berdasarkan hukum, bukan oleh manusia). Pada
permulaan abad ke-19 dan awal abad ke 20, gagasan mengenai
konstitusionalisme, (kekuasaan terbatas dan jaminan hak dasar warga
negara). Mendapatkan perumusan secara yuridis.2

B. Unsur, Bentuk Dan Tujuan Negara


1. Unsur-Unsur Negara
Suatu negara mempunyai beberapa unsur unruk membuatnya
menjadi suatu kesatuan yang utuh, setiap unsur tersebut akan saling
melengkapi, sehingga tanpa adanya satu unsur, negara tidak akan
terbentuk dengan sempurna. Beberapa unsur tersebut ialah sebagai
berikut

 Wilayah
Merupakan suatu daerah yang dikuasai dan diduduki oleh
sekelompok manusia, serta menjadi batas teritorial suatu kedaul-
atan. Wilayah meliputi tiga bagian, yaitu darat, perairan, dan
udara
 Penduduk/Rakyat

Merupakan orang orang yang menempati suatu wilayah


dalam kurun waktu yang cukup lama. Rakyat merupakan unsur
terjadinya ancaman dari campur tangan dari luar. Adanya
pengakuan dari negara lain membantu suatu negara untuk
menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai negara dalam
berbagai bidang. terpenting dalam suatu negara. Negara hanya
dapat terbentuk dengan kesepakatan para penduduknya.
2
2 Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn di SD/MI ( Medan: AKASHA SAKTI, 2018), hlm.
33.

xi
 Pemerintahan yang Berdaulat

Merupakan suatu lembaga di dalam negara yang memegang


kekuasaan tertinggi dan dibentuk untuk melaksanakan jalannya
pemerintahan suatu negara.
 Pengakuan Negara Lain

Pengakuan negara lain diperlukan untuk mencegah


terjadinya ancaman dari dalam atau campur tangan dari luar.
Adanya pengakuan dari negara lain membantu suatu negara
untuk menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai negara
dalam berbagai bidang.

2. Bentuk-Bentuk Negara
Untuk saat ini ada dua bentuk negara yang diterapkan di berbagai
negara di dunia, yaitu negara Kesatuan (Unitaris) dan Negara Serikat
(Federasi).
A. Negara Kesatuan
Adalah suatu bentuk negara dimana kekuasaan tertinggi dipegang
oleh pemerintah pusat. Secara hirarki, negara kesatuan merupakan negara
yang bersusunan tunggal, dimana berarti tidak ada negara di dalam
negara
Miriam Budiardjo menyatakan bahwa yang menjadi hakekat negara
kesatuan adalah kedaulatannya tidak terbagi dan tidak dibatasi, dimana
hal tersebut dijamin dalam konstitusi. Meskipun daerah diberikan
wewenang untuk mengatur sendirinya daerahnya, tidak berarti bahwa
pemerintah itu berdaulat, sebab kekuasaan tertinggi dan pengawasan
tetap dipegang oleh pemerintah pusat. Keuntungan dari negara kesatuan
adalah parlemen pusat. Namun adanya keseragaman undang-undang,
karena aturan yang mengatur tentang nasib daerah secara keseluruhan
dibuat oleh,negara kesatuan juga dapat ditimpa masalah besar karena
pemerintah pusat memberikan perhatian yang ekstra terhadap masalah-
masalah yang muncul di daerah.

xii
Bentuk negara kesatuan dibagi lagi menjadi dua, yaitu :

 Sistem Sentralisasi, yaitu sistem dimana segala masalah dalam negara


diatur oleh pemerintah pusat. Disini pemerintah daerah hanya berlaku
sebagai pelaksana tanpa memiliki kewenangan.
 Sistem Desentralisasi, dimana dalam sistem ini pemerintah darah
memiliki wewenang dalam mengatur kebutuhan dan berbagai peraturan
tertentu.

B. Negara Serikat
Negara Serikat atau Federasi ditandai dengan adanya pemisahan
kekuasaan negara antara pemerintahan nasional dengan unsur-unsur
kesatuannya (negara bagian, provinsi, republik, kawasan atau wilayah).
Pembagian kekuasaannya didasarkan kepada konstitusi. Singkatnya,
negara dengan sistem ini merupakan suatu negara dimana di dalamnya
terdapat beberapa negara bagian. Negara-negara tersebut ada yang
merupakan pemekaran bagian atau penggabungan diri.
Bentuk negara serikat dibagi menjadi dua, yaitu :
 Pemerintahan Federal, pemerintahan ini dapat mengatur berbagai
kepentingan bersama setiap anggota negara bagiannya, misalnya dalam
fungsi komunikasi, mata uang, pertahanan, dan hubungan internasional.
 Pemerintahan Negara Bagian, merupakan wilayah administrasi tingkat
pertama dari suatu negara federal.

3. Tujuan Negara
Pembentukan suatu negara tentunya memiliki tujuan-tujuan yang
ingin dicapai. Menurut Miriam Budiarjo, tujuan utama dibentuknya suatu
negara adalah untuk mewujudkan kedamaian, kebahagiaan, dan
kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.3
3
Effendi Suryani dan Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa ( Bandung: PT Refika
Aditama, 2015 ), hlm. 141.

xiii
C. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia
Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada
tanggal 18 Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan perundang-
undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi. Menurut
jenjang norma hukum, UUD 1945 adalah kelompok aturan dasar / pokok
Negara yang berada dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar.4
1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia
Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga
sekarang di Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar
dalam empat priode, yaitu sebagai berikut
a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD
1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4
pasal aturan paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD RIS.
UUD RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
c. Priode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6
bab, 146 pasal, dan beberapa bagian. D. Periode 5 Juni 1959- sekarang
kembali berlaku UUD 1945.
Khasus untuk periode keempat berlaku UUD 1945 dengan pembagian
berikut:
1. UUD 1945 yang belum diamandemenkan;
2. UUD 1945 yang sudah diamandemenkan (tahun 1999, tahun 2000, tahun
2001, dan tahun 2002) Amandemen tersebut adalah:
a) Amandemen ke-1 pada sidang umum MPR, disahkan 19 Oktober 1999;
b) Amandemen ke-2 pada sidang tahunan MPR, disahkan 18 Agustus 2000;
c) Amandemen ke-3 pada siding tahuna MPR, disahkan 10 November 2001;
d) Amandemen ke-4 pada tahunan MPR, disahkan 10 Agustus 2002;

4
122 Yustisia Vol.2 No.3 September - Desember 2013
Lihat Bivitri Susanti, Neo-liberalism and Its Resistance in Indonesia’s Constitution

xiv
Sidang PPKI pertama berlangsung tanggal 18 Agustus 1945 yang
menghasilkan 3 keputusan penting, yaitu sebagai berikut.

1) Mengesahkan Rancangan Pembukaan Hukum Dasar Negara dan Hukum


Dasar Sebagai UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Memilih Ir. Seokarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Presiden dan
wakil presiden
3). Membentuk sebuah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk
membentuk presiden.

Sidang PPKI mengenai pengesahan undang-undang dasar inin


belangsung sngat singgat yaitu kurang lebih dua jam. Namun dengan
semangat persatuan dan keinginan untuk segera membentuk konstitusi
Negara maka penetepan UUD 1945 berjalan dengan lancar.

b. Pembaruhan konstitusi

Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukan


merupakan addendum atau sisipan dari konstitusi yang asli. Konstitusi
yang asli tetap berlaku. Adapun bagian yang diamandemen merupakan
atau menjadi bagian dari konstitusinya.

Amandemen atas UUD 1945 dimaksudkan untuk mengubah dan


memperbaruhi konstitusi negara indonesia agar sesuai dengan prinsip-
prinsip negara demokrasi. Dengan adanya amandemen terhadap UUD
1945 maka konstitusi kita diharapkan semakin baik dan lengkap
meyesuikan dengan tuntutan perkembangan dan kehidupan dan
kenegaraan yang demokratis.

UUD 1945 sebagai konstitusi atau hukum dasaar negara republik


indonesia juga haus mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan
tuntutan. Untuk itu perlu dilakukan perubahan terhadap UUD 1945 yang
sejak merdeka sampai masa pemerintahan presiden soeharto belum
pernah dilakukan perubahan.

xv
Perubahan atau amandemen UUD 1945 dilakukan perama kali oleh
MPR pada siadang umum MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak
tanggal 19 oktober 1999. Amandemen atas UUD 1945 dilakukan oleh
MPR sebanyak 4 kali. Dengan demikian UUD 1945 telah mengalami 4
kali perubahan yaitu sebagai berikut:

a. Amandemen pertama terjadi pada sidang umum MPR tahun 1999,


disahkan 19 oktober 1999.
b. Amandemen kedua terjadi pada sidang tahunan, disahkan 18 agustus
2000.
c. Amandemen ketiga terjadi pada sidang tahunan MPR, disahkan 10
november 2001.
d. Amandemen keempat terjadi pada sidang tahunan PPR, disahkan 10
agustus 2002.

Dengan cara amandemen ini, UUD 1945 yang asli masih tetap
berlaku, hanya beberapa ketentuan yang sudah diganti dianggap tidak
berlaku lagi. Yang beraku adalah ketentuan-ketentuan yang baru. Naskah
perubahan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari UUD negara
republik indonesia tahun 1945. Dengandemikian, naskah UUD 1945 kita
terdiri atas:

1. Naskah asli UUD 1945

2. Naskah perubahan pertama UUD 1945

3. Naskah perubahan kedua UUD 1945

4. Naskah perubahan ketiga UUD 1945

5. Naskah perubahan keempat UUD 1945

Naskah UUD 1945 perubahan pertama, kedua, ketiga, dan keempat


tersebut tertuang dalam putusan MPR tentang UUD 1945 dan
perubahannya. Putusan MPR tersebut tidak menggunakan nomor putusan
majelis. Hal inin berbeda dengan jenis putusan majelis lainnya, yaitu

xvi
ketetapan majelis dan keputusan majelis yag menggunakan nomor
keputusan majelis.

Dengan amandemen tersebut maka konstitusi negara indonesia


UUD 1945 menjadi lebih lengkap dan bertambah jumlah pasal-pasalnya.
Jumlah keseluruhan pasal yang diubah dari perubahan perama sampai
keempat ada 73 pasal. Namun jumlah nomor pasal tetap yaitu 37 tidak
termasuk aturan peralihan dan aturan tambahan. Perubahan diakukan
dengan cara menambahkan huruf A, B, C, dan seterusnya setelah nomor
pasal (angkanya). Misalnya pasal 28, kemudian pasal 28A, pasal 28B dan
seterusnya.

D. Sejarah Konstitusi Indonesia

Sejarah konstitusi Indonesia dapat dikatakan telah melewati


berbagai tahap perkembangan. Tiap tahap memunculkan model
ketatanegaraan yang khas, sampai karena trauma masa lalu terutama
akibat praktik politik Orde Baru yang menyalahgunakan konstitusi untuk
tujuan kekuasaannya yang sentralistik dan otoriter, memunculkan
ideuntuk mengamandemen UUD 1945.
Tahap perkembangan konstitusi di Indonesia dapat dikelompokkan
menjadi beberapa periode. Periode pertama berlaku UUD 1945, periode
kedua berlaku Konstitusi RIS 1949, periode ketiga berlaku UUDS 1950,
Periode keempat berlaku kembali UUD 1945 beserta Penjelasannya.
Setelah itu UUD 1945 diubah berturut-turut pada tahun 1999, 2000,
2001, 2002 dengan menggunakan naskah yang berlaku mulai 5 Juli 1959
sebagai standar dalam melakukan perubahan di luar teks yang kemudian
dijadikan lampiran yang tak terpisahkan dari naskah UUD 1945.
a. Periode 18Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949, masa
berlakunya Undang-Undang Dasar 1945. Pada masa periode pertama
kali terbentuknya Negara Republik Indonesia, konstitusi atau
UndangUndang Dasar yang pertama kali berlaku adalah UUD 1945

xvii
hasil rancangan 5BPUPKI, kemudian disahkan oleh PPKI pada tanggal
18 Agustus 1945. Menurut UUD 1945 kedaulatan berada ditangan
rakyat dan dilaksanakan oleh MPR yang merupakan lembaga tertinggi
negara.
b. Nasional, dengan sistem pemerintahan presidensial artinya kabinet
bertanggung jawab pada presiden. Pada masa ini terbukti bahwa
konstitusi belum dijalankan secara murni dan konskwen, sistem
ketatanegaraan berubah-ubah, terutama pada saat dikeluarkannya
maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, yang berisi
bahwa Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebelum terbentuknya
MPR dan DPR diserahi tugas legislatif dan menetapkan GBHN bersama
Presiden, KNIP bersama Presiden menetapkan Undang-Undang, dan
dalam menjalankan tugas sehari-hari dibentuklah badan pekerja yang
bertanggung jawab kepada Komite Nasional Pusat ( Titik Triwulan
Tutik, 2006 : 67).
c. Periode 5 Juli 1959 sampai dengan 19 Oktober 1999, masa berlaku
UndangUndang Dasar 1945. Pada periode ini UUD 1945 diberlakukan
kembali dengan dasar dekrit Prsiden tanggal 5 Juli tahun 1959.
Berdasarkan ketentuan ketatanegaraan dekrit presiden diperbolehkan
karena negara dalam keadaan bahaya oleh karena itu Presiden/Panglima
Tertinggi Angkatan Perang perlu mengambil tindakan untuk
menyelamatkan bangsa dan negara yang diproklamasikan 17 Agustus
1945. Berlakunya kembali UUD 1945 berarti merubah sistem
ketatanegaraan, Presiden yang sebelumnya hanya sebagai kepala negara
selanjutnya juga berfungsi sebagai kepala pemerintahan, dibantu
Menteri-Menteri kabinet yang bertanggung jawab kepada Presiden.

5
Lihat Bivitri Susanti, Neo-liberalism and Its Resistance in Indonesia’s Constitution Reform 1999-
2002: A Constitutional and Historical Review of the Indonesian Socialism and Neo-Liberalism,
LL.M. Diss, University

xviii
d. Periode 19 Oktober 1999 sampai dengan 10 Agustus 2002, masa berlaku
pelaksanaan perubahan UndangUndang Dasar 1945 Sebagai
implementasi tuntutan reformasi yang berkumandang pada tahun 1998,
adalah melakukan perubahan terhadap UUD 1945 sebagai dasar negara
Republik Indonesia. Dasar hukum perubahan UUD 1945 adalah Pasal 3
dan Pasal 37 UUD 1945 yang dilakukan oleh MPR sesuai dengan
kewenangannya, sehingga nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi di
Negara Kesatuan Rapublik Indonesia nampak diterapkan dengan baik.
e. Periode 10 Agustus 2002 sampai dengan sekarang masa berlaku
UndangUndang Dasar 1945, setelah mengalami perubahan. Bahwa
setelah mengalami perubahan hingga keempat kalinya UUD 1945
merupakan dasar Negara Republik Indonesia yang fundamental untuk
menghantarkan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi bangsa
Indonesia, tentu saja kehidupan berdemokrasi lebih terjamin lagi, karena
perubahan UUD 1945 dilakukan dengan cara hatihati, tidak tergesa-
gesa, serta dengan menggunakan waktu yang cukup, tidak seperti yang
dilakukan BPUPKI pada saat merancang UUD waktu itu, yaitu sangat
tergesa-gesa dan masih dalam suasana dibawah penjajahan Jepang. Pada
awalnya gagasan untuk melaksanakan perubahan/amandemen UUD
1945 tidak diterima oleh kekuatan politik yang ada, walaupun
perdebatan tentang perubahan UUD 1945 sudah mulai hangat pada
tahun 1970 an. Pada saat reformasi, agenda yang utama adalah
melaksanakan perubahan UUD 1945, yaitu telah terselenggara pada
Sidang Umum MPR tahun 1999 dan berhasil menetapkan perubahan
UUD 1945 yang pertama, kemudian disusul perubahan kedua, ketiga
hingga keempat. Dahulu setiap gagasan amandemen UUD 1945 selalu
dianggap salah dan dianggap bertendensi subversi atas negara dan
pemerintah, tetapi dengan adanya perubahan pertama ditahun 1999,
mitos tentang kesaktian dan kesakralan konstitusi itu menjadi runtuh
( Muh, Mahfud MD, 2003 : 176).
E. Jenis Dan Hierarki Peraturan Perundang Undangan Di Indonesia

xix
Dalam membicarakan hierarki atau tata urutan peraturan
perundang-undangan, tidak bisa tidak, teori-teori dari Hans Kelsen Hans
Nawiasky yang mendasari model tata urutan yang dianut oleh Indonesia
sekarang harus dibicarakan. Teori Nawiasky disebut dengan theorie von
stufenufbau der rechtsordnung. Susunan norma menurut teori tersebut
adalah:6
1. Norma fundamental negara (Staatsfundamentalnorm);
2. Aturan dasar negara (staatsgrundgesetz);
3. Undang-undang formal (formell gesetz); dan
4. Peraturan pelaksanaan dan peraturan otonom (verordnung en autonome
satzung
Dalam proses pembentukan UU 12/2011, para pembahas undang-
undang menyadari adanya kategori kedua dari inventarisasi di atas.
Sehingga Pasal 7 ayat (1) yang mengatur mengenai jenis dan hierarki
peraturan perundang-undangan kembali memasukkan Ketetapan MPR.
Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
a.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b.Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c.Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
d.Peraturan Pemerintah;
e.Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g.Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

F. Perilaku Berkonstitusional

Sebagai warga negara yang baik adalah warga negara harus


memiliki kesetiaan yang meliputi kesetiaan terhadap ideologi negara,
kesetiaan terhadap konstitusi, kesetiaan terhadap peraturan perundang-

6
Firdausi Dzakiyah1 , Isa Anshori2
PERILAKU KONSTITUSIONAL DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA

xx
undangan, dan kesetiaan terhadap kebijakan pemerintah dalam bangsa
dan negara. Oleh karena itu, setiap warga negara harus dan wajib untuk
memiliki perilaku positif terhadap konstitusi yang memiliki makna peduli
atau memperhatikan konstirusi (UUD), mempelajari isinya, mengkaji
maknanya, melaksanakan nilai-nilai yang terkandung didalamnya,
mengamalkan dalam kehidupan, dan berani menegakkan jika konstitusi
dilanggar.Perilaku konstitusional adalah perilaku-perilaku yang
senantiasa berdasar dan hanya berpijak pada aturan-aturan
penyelenggaraan negara yang tertuang dalam UUD 1945. Sedangkan
perilaku inkonstitusional adalah perilaku yang tidak sesuai dan
bertentangan atau menyimpang dari konstitusional negara. Maka dari itu,
kita sebagai warga negara kita harus dan wajib memiliki perilaku
konstitusional dan diterapkan pada setiap warga negara, agar terciptanya
keadaan yang tertib, disiplin, dan sesuai dengan hukum. Berikut adalah
contoh sifat positif terhadap konstitusi negara menurut UUD NRI Tahun
1945 :
1. Berusaha mempelajari isi konstitusi
2. Melaksanakan isi konstitusi sesuai dengan pekerjaan masing-masing
3.Mengawasi kinerja pemerintah atau lembaga pemerintah agar
melaksanakan tugasnya sesuai dengan konstitusi
4. Mempelajari undang-undang yang saat ini berlaku, dilihat apakah sudah
sesuai dengan konstitusi atau belum
5. Menanamkan nilai-nilai yang ada didalam konstitusi kepada generasi
muda
6. Melaporkan kepada pihak berwajib jika ada seseorang yang melanggar
konstitusi.

G. Syarat UUD 1945 Dalam Perspektif Islam

Konstitusi dikenal sebagai tatanan dalam negara moderen yang


memuat tentang ketentuan dan aturan ketatanegaraan di suatu negara.

xxi
Konstitusi yang dianut di Indonesia adalah undang undang dasar
1945.konstitusi juga digambarkan sebagai kesepakatan politik bersama
(gesamte-art) Yang menjunjung tujuan bersama, yang terlahir dari
perbedaan latar belakang. Seperti yang dijelaskan firman Allah swt QS
al-Hujurat [49] ayat 13, bahwa Allah swt menciptakan dari seorang laki
laki dan perempuan. kemudian dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku sehingga saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah adalah orang yang bertawakal, dan allah maha
mengetahui lagi maha teliti. Konstitusi 1945 atau UUD 1945, berisi
tentang nilai, prinsip dan ide yang disepakati untuk menjadi hukum dasar
tertulis. maka dari itu UUD 1945 harus di pandang sebagai hukum
tertinggi di Indonesia.
Lalu bagaimana pandangan islam tentang konstitusi 1945 di
Indonesia? Karena luasnya isi dalam UUD 1945, maka Penulis mencoba
melakukan pembahasan UUD 19 dalam perspektif Islam hanya
dalamalinea keempat UUD 1945 tentang Pancasila.
Rumusan Pancasila sebagaimana tertuang dalam alinea keempat
UUD 1945 merupakan refleksi dari falsafah dan budaya bangsa,
termasuk di dalamnya bersumber dan terinspirasi dari nilai-nilai dan
ajaran agama yang dianut bangsa Indonesia. Syarah pada lima asas dasar
negara ini akan menguraikan nilai-nilai yang terdapat pada masing-
masing sila dan relasinya dengan nilai-nilai ajaran agama, khususnya
Islam. Adapun secara terperinci lima prinsip dasar bagi kehidupan negara
Indonesia yang disyarahkan dalam buku ini, yaitu:

Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai landasan spiritual yang


direflesikan dalam Bab XI tentang agama. Dalam hal ini dapat dibuktikan
bahwa UUD 1945 sejalan dengan nilai keislaman yang tinggi
berhubungan dengan keyakinan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Negara Indonesia mengakui dan meyakini akan keberadaan
Tuhan yang menciptakan alam semesta, yang sejalan dengan Firman

xxii
Allah yang diikrarkan 17 kali dalam sehari oleh umat muslim dalam
shalat: "Sungguh shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku adalah milik
Allah, Tuhan semesta alam." (Surah al- An'am/6: 162). Kedua,
Kemanusiaan sebagai landasan moral dan etika bangsa tentang Hak Asasi
Manusia. Hak asasi manusia adalah klaim yang harus dipenuhi demi
mempertahankan ekistensi harkat dan martabat manusia. Hal ini sejalan
dengan konsep Islam tepatnya Firman Allah Surah al-Isra'/17: 70. yang
memandang manusia sebagai makhluk yang dimuliakan oleh Allah.. lebih
dari makhluk-makhluk lain di alam semesta ini. Konsep Hak-hak insan
dalam Islam bisa dirujuk pada konsep al-Gazali dan segenap ahli ushul
fikih dengan apa yang mereka sebut sebagai lima. hak-hak dasar
universal, yaitu: 1. berkaitan dengan perlindungan jiwa dan tubuh; 2.
berkaitan dengan perlindungan akal: 3. perlindungan atas
agama/keyakinan; 4. perlindungan atas harta henda perlindungan alas
kehormatan dan keturunan. Ketiga, Persatuan sebagai landasan sosial
bangsa tentang Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial.
Persatuan dan semangat kekeluargaan untuk saling berbagi, saling
bekerjasama dalam kebaikan dan ketakwaan demi mencapai tujuan mulia
ini sejalan dengan Firman Allah Surah al-Maidah/5: 2.7

7
Hilmi Muhammadiyah. The Relation between Religion and State in Indonesia, (Dalam

xxiii
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai


dengan kondisi masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para
ahli filsafat negara merumuskan pengertian negara secara beragam.
Aristoteles yang hidup pada tahun 384-322 S.M., merumuskan negara
dalam bukunya Politica, yang disebutnya sebagai negara polis. Konstitusi
atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara
adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada
pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis.
Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan
hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-
peraturan lainnya. Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang
untuk pertama kali disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam tatasusunan
peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan
tertinggi. Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt) artinya perubahan.
Perubahan yang dilakukan merupakan ada atau sisipan dari konstitusi
yang asli. Konstitusi yang asli tetap berlaku. Adapun bagian yang
diamandemen merupakan atau menjadi bagian dari konstitusiny

xxiv
SARAN
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan
masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati
dalam menjelaskan tentang makalah dengan sumber-sumber yang lebih
banyak dan dapat lebih dipertanggung jawabkan

xxv
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pergerian Tinggi ( Yogyakarta:


Paradigma, 2016 ), hlm. 99.
2 Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn di SD/MI ( Medan: AKASHA
SAKTI, 2018), hlm. 33.
Saffana Wahyu Rosanna1), Safari Hasan, S. IP, MMRS2), NEGARA DAN
KONSTITUSI
Effendi Suryani dan Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa
( Bandung: PT Refika Aditama, 2015 ), hlm. 141.
122 Yustisia Vol.2 No.3 September - Desember 2013
Lihat Bivitri Susanti, Neo-liberalism and Its Resistance in Indonesia’s
Constitution Reform 1999-2002: A Constitutional and Historical Review of the
Indonesian Socialism and Neo-Liberalism, LL.M. Diss, University
Firdausi Dzakiyah1 , Isa Anshori2
PERILAKU KONSTITUSIONAL DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA
Hilmi Muhammadiyah. The Relation between Religion and State in Indonesia,
(Dalam
?Mas'udi, Masdar Farid, Syarah UUD 1945 Perspektif Islam, Jakarta: Pustaka
Alvabert, Cet. III, 2013), hlm. 51-56

xxvi
xxvii

Anda mungkin juga menyukai