Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

NEGARA DAN KOSTITUSI

MAKALAH INI DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIH


KEWARGANEGARAAN

Di Susun Oleh :

NURUL SAFITRI ( G2E021023 )


SALSABILA RAHMAWATI ( G2E021021 )
NADYA MELLY KHUSNIA ( G2E021003 )

1|Page
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................3

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................4

1. LATAR BELAKANG ...................................................................................................4


2. RUMUSAN MASALAH ...............................................................................................4
3. TUJAN ..........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................5

1. PENGERTIAN NEGARA .............................................................................................5


2. PENGERTIAN KONSTITUSI ......................................................................................6
3. NEGARA DAN KONSTITUSI .....................................................................................9

BAB III PENUTUP .................................................................................................................12

1. KESIMPULAN ............................................................................................................12

DAFTAR PUSAKA .................................................................................................................13

2|Page
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat kepada kami semua
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, tak lupa solawat serta salam kami curahkan
kepada baginda agung kita Muhammad SAW. Begitupun kami mohon maaf apabila ada tutur
kata yang sulit di pahami ataupun materi yang kurang dalam penjelasannya, karena kami masih
dalam tahap belajar.

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat di pisahkan. Menurut sri
soemanti tidak ada satu negara pun yang tidak mempunyai konstitusi atau undang undang
dasar. Dengan adanya kenyataan tersebut maka konsekuensinya tentu saja konstitusi
memiliki kedudukan yang sangat penting dalam suatu sistem ketatanegaraan suatu negara.
Menurut A. hamid S attamimi suatu konstitusi merupakan sebuah pemberi pegangan dan
pemberi nafas, sekaligus tentang bagaimana kekuasaan negara harus dijalankan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa konstitusi memiliki kedudukan tertinggi dalam suatu negara, sebuah
konstitusi merupakan dasar pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara suatu
bangsa.

2. RUMUSAN MASALAH
 Pengertian negara
 Pengertian konstitusi
 Negara dan konstitusi

3. TUJUAN
 Memahami pengertian negara
 Memahami pengertian konstitusi
 Memahami dan mengetahui tentang negara dan kostitusi

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara

Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi


masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat negara
merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup pada tahun
384-322 S.M., merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang disebutnya sebagai
negara polis. Yang pada saat itu asih dipahami negara masih dalam suatu wilayah
yang dipahami negara masih dalam suatu wilayah yang kecil. Dalam pengertian itu
negara disebut sebagai negara hukum, yang didalamnya terdapat sejumlah warga
negara yang ikut dalam permusyawaratan (ecclesia). Oleh karena itu menurut
Aristoteles keadilan merupakan syarat mutlak bagi terselenggarannya negara yang
baik, demi terwujudnya cita-cita seluruh warganya. Pengertian lain tentang negara
dikembangkan oleh Agustinus, yang merupakan tokoh Katolik. Ia membagi negara
dalam dua pengertian yaitu Civitas Dei yang artinya negara Tuhan, dan Civites
Terrena atau civites Diaboli yang artinya negara duniawi. Civites Tarrena ini ditolak
Oleh Agustinus, sedangkan yang dianggap baik adalah negara Tuhan atau Civies Dei.
Negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini. Melainkan jiwanya yang memiliki oleh
sebagian atau beberapa orang di dunia ini untuk mencapainya. Adapun yang
melaksanakan negara adalah Gereja yang mewakili negara Tuhan bukanlah negara
dari dunia ini. Melainkan jiwanya yang dimiliki oleh sebagian atau beberapa orang di
dunia ini untuk mencapainya. Adapun yang melaksanakan negara adalah Gereja yang
mewakili negara Tuhan. Meskipun demikian bukan berarti apa yang diluar gereja itu
terasing sama seklai dari Civites Dei (Kusnardi, 1995).
Machiavelli memandang negara dari sudut kenyataan bahwa dalam suatu negara
harus ada sesuatu yang dimiliki oleh seorang pemimpin negara atau raja. Raja sebagai
pemegang kekuasaan nengara tidak mungkin hanya mengandalkan kekuasaan hanya
pada suatu moralitas atau kesusilaan. Kekacauan timbul dalam suatu negara karena

5|Page
lemahnya kekuasaan negara. Bahkan yang lebih terkenal lagi ajaran Machiavelli.
Tentang tujuan yang dapat menghalalkan segala cara. Akibat ajaran ini muncullah
berbagai praktek pelaksanaan kekuasaan negara yang otoriter, yang jauh dari nilai-
nilai moral. Berikut ini konsep pengertian negara modern : Roger H. Soultou,
mengemukakan bahwa negara adalah alat-alat agency atau wewenang yang mengatur
atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.
Karakteristik Negara Indonesia memiliki suatu identitas untuk melambangkan
keagungan suatu negara. Seperti negara Indonesia yang memiliki identitas yang dapat
menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia. Identitas Indonesia
menjadikan bangsa Indonesia sebagai pemersatu dan simbol kehormatan negara.
Selain itu identitas Nasional menjadikan negara Indonesia yang bermatabat di antara
negara-negara lain yang memiliki beragam kebudayaan, agama, dan memiliki jiwa
toleransi maupun solidaritas yang tinggi.
Karakteristik Negara Indonesia memiliki suatu identitas untuk melambangkan
keagungan suatu negara. Seperti negara Indonesia yang memiliki identitas yang dapat
menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia. Identitas Indonesia
menjadikan bangsa Indonesia sebagai pemersatu dan simbol kehormatan negara.
Selain itu identitas Nasional menjadikan negara Indonesia yang bermatabat di antara
negara-negara lain yang memiliki beragam kebudayaan, agama, dan memiliki jiwa
toleransi maupun solidaritas yang tinggi.

B. Pengertian konstitusi
Konstitusi berasal dari bahasa latin yaitu constituante atau undang- undang dasar
biasa disebut UUD, konstitusi dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan
hukum bentukan dalam suatu negara. Biasanya konstitusi ini dikodifikasikan dengan
secara tertulis. Berselang sehari, Undang-Undang Dasar 1945 resmi menjadi
konstitusi Indonesia, tepatnya pada 18 Agustus 1945. Isi dari UUD 1945 ini
mengandung nilai luhur bangsa.

Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu Negara berupa


kumpulan peraturan-peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah dalam

6|Page
pemerintahan suatu Negara (K.C. Wheare, 1975). Konstitusi bisa dimaknai secara
sempit maupun secara luas. Konstitusi dalam arti sempit hanya mengandung norma-
norma hukum yang membatasi kekuasaan yang ada dalam Negara. Sedangkan
Konstitusi dalam arti luas adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau
hukum dasar, baik yang tertulis atau pun tidak tertulis maupun campuran keduanya
tidak hanya sebagai aspek hukum melainkan juga non-hukum (Utomo, 2007:12).

Pengertian konstitusi dari asal kata bahasa Prancis, yaitu “Constituer” yang berarti
membentuk. Sedangkan di Negara dengan penggunaan bahasa Inggris dipakai istilah
“Constitution” (Soemantri, 1993:29). Dalam bahasa latin, kata konstitusi merupakan
gabungan dari dua kata, yaitu “cume” dan “statuere”. Cume adalah preposisi yang
berarti bersama dengan, sedangkan statuere mempunyai arti membuat sesuatu agar
berdiri atau mendirikan/menetapkan (Soetoprawiro, 1987:28–29). Menurut Herman
Heller (Syahuri, 2004:32) membagi pengertian konstitusi menjadi empat yaitu:

 Die Politische verfassung als geselschaftlich wirk lichkeit. Konstitusi adalah


mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan. Jadi
mengandung pengertian politis dan sosiologis.
 Die Verselbtandigte revhtsverfassung. Konstitusi merupakan suatu kesatuan yang hidup
dalam masyarakat. Jadi mengandung pengertian yuridis.
 Die geshereiben verfassung. Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-
undang yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara.
 Berlakunya suatu konstitusi sebagai hukum dasar yang mengikat didasarkan atas
kekuasaan tertinggi atau prinsip kedaulatan yang dianut dalam suatu negara. Jika negara
itu menganut paham kedaulatan rakyat, maka sumber legitimasi konstitusi itu adalah
rakyat. Jika yang berlaku adalah paham kedaulatan raja, maka raja yang menentukan
berlaku tidaknya suatu konstitusi, hal inilah yang disebut oleh para ahli sebagai
constituent power yang merupakan kewenangan yang berada di luar dan sekaligus di atas
sistem yang diaturnya. Karena itu, di lingkungan negara-negara demokrasi, rakyatlah
yang dianggap menentukan berlakunya suatu konstitusi (Utomo, 2007:7).

7|Page
Jenis-jenis Konstitusi:

K.C. Wheare (1975) membagi konstitusi menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut:

 Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak dalam bentuk tertulis. Konstitusi tertulis adalah
suatu konstitusi (UUD) yang dituangkan dalam dokumen formal. Sedangkan konstitusi
yang bukan dalam bentuk tertulis adalah suatu konstitusi yang tidak dituangkan dalam
dokumen formal, contohnya konstitusi yang berlaku di Inggris, Israel, New Zaeland.
 Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid. Konstitusi fleksibel bersifat elastis, diumumkan
dan diubah dengan cara yang sama seperti undang-undang. Sedangkan konstitusi rigid
mempunyai kedudukan dan derajat yang jauh lebih tinggi dari peraturan perundang-
undangan yang lain, hanya dapat diubah dengan cara yang khusus atau istimewa atau
dengan persyaratan yang berat.
 Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi. Konstitusi derajat
tinggi adalah suatu konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara.
Sedangkan konstitusi derajat tidak derajat tinggi adalah suatu konstitusi yang tidak
mempunyai kedudukan seperti derajat tinggi, sehingga persyaratan mengubah konstitusi
ini tidak sesulit mengubah konstitusi derajat tinggi, melainkan sama dengan pengubahan
undang-undang.
 Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan. Negara serikat didapatkan sistem
pembagian kekuasaan antara pemerintah negara serikat dengan pemerintah negara
bagian. Pembagian tersebut diatur dalam konstitusinya atau undang-undang dasar. Dalam
negara kesatuan pembagian kekuasaan tersebut tidak dijumpai, karena seluruh
kekuasaannya tersentralkan di pemerintah pusat, walaupun dikenal juga dalam
desentralisasi.
 Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer.

8|Page
C. Negara dan konstitusi

Negara dan kostitusi saling berkesinambungan atau saling berkaitan, spserti yang
telah di jelaskan tentang pengertian negara dan kostitusi, bahwa setiap negara pasti
memiliki konstitusi atau norma- norma tertentu, dan konstitusi di negara kita adalah
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Keberadaan konstitusi tidak dapat
dilepaskan dengan keberadaan negara. Konstitusi ditempatkan pada posisi ter-atas yang
menjadi pedoman untuk jalanya sebuah negara dan mencapai tujuan bersama warga
negara. Adapun beberapa fungsi konstitusi dalam negara baik secara tertulis maupun
tidak secara tertulis, diantaranya adalah :
 Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara
 Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.
 Fungsi pengatur hubungan antar organ negara dengan warga negara.
 Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara atau
pun kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.
 Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang
asli (yang dalam sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.
 Fungsi simbolik sebagai pemersatu.
 Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan.
 Fungsi simbolik sebagai pusat upacara.
 Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat, baik dalam arti sempit
hanya dibidang politik maupun dalam arti luas yang mencakup sosial dan
ekonomi.
 Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social
engineering dan social reform), baik dalam arti sempit atau pun luas.

Adapun konstitusi tertulis yang berlaku di indonesia, berikut adalah perkembangan


konstitusi tertulis yang berlaku di indonesia :

9|Page
Konstitusi adalah peraturan atau hukum dasar tertinggi yang dijadikan pegangan dalam
pelaksanaan pemerintahan suatu negara. Merujuk situs Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),
terdapat dua jenis konstitusi, tertulis dan tak tertulis. Hampir semua negara di dunia memiliki
konstitusi tertulis atau undang-undang dasar (UUD) yang mengatur mengenai pembentukan,
pembagian wewenang, dan cara bekerja lembaga kenegaraan, termasuk perlindungan hak asasi
manusia. Indonesia pun termasuk negara yang menerapkan konstitusi tertulis dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Dasar.

Dalam penyusunan konstitusi tertulis, nilai-nilai dan norma dasar dalam masyarakat dan
praktik penyelenggaraan negara memengaruhi perumusan naskah Undang-Undang Dasar
tersebut. Negara satu dan lainnya memiliki maksud dan tujuan konstitusi yang berbeda-beda.
Namun secara garis besar, konstitusi dibuat untuk pembatasan wewenang dan kekuasaan politik
yang dapat merugikan rakyat dan negara serta menjadi jaminan terhadap hak dan kewajiban
warga negara.

Berikut 7 tujuan konstitusi secara umum:

1. Memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik agar pelaksanaan


suatu negara tidak dikendalikan dan terpusat pada satu orang, kelompok, maupun
lembaga tertentu.
2. Membebaskan negara dari kekuasaan mutlak.
3. Mengatur jalannya kekuasaan, sehingga tidak ada tugas dan wewenang yang sama atau
saling tumpang tindih antarlembaga.
4. Menghindari tindakan sewenang-wenang agar tidak ada penindasan pada rakyat.
5. Menjadi arahan dalam mewujudkan tujuan negara dan cita-cita bersama
6. Melindungi hak asasi manusia, baik dalam hal agama, akses terhadap pendidikan,
kebebasan berpendapat, dan mendapat penghidupan yang layak.
7. Sebagai pedoman penyelenggaraan negara yang telah disesuaikan dengan tujuan negara
dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.

10 | P a g e
Perkembangan Konstitusi Tertulis dan Berlaku di Indonesia

Konstitusi tertulis di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar (UUD). Merujuk situs


MPR, dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia terdapat empat macam Undang-
Undang yang pernah berlaku selama Indonesia merdeka, sebagai berikut:

1. UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)

Saat Kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, republik


baru ini belum mempunyai undang-undang dasar. Berselang sehari, Undang-Undang Dasar 1945
resmi menjadi konstitusi Indonesia, tepatnya pada 18 Agustus 1945.  Isi dari UUD 1945 ini
mengandung nilai luhur bangsa. Pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945 berisi tujuan
pembangunan nasional, hubungan Indonesia dengan luar negeri, pernyataan kemerdekaan, dan
ideologi Pancasila. Kemudian isi atau batang tubuhnya berisi bentuk negara, lembaga negara,
hingga jaminan hak dan kewajiban warga negara dalam UUD 1945.

2. UUD RIS / Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)

Perjalanan Republik Indonesia ternyata tidak luput dari rongrongan pihak Belanda yang
menginginkan untuk kembali berkuasa di Indonesia.

Akibatnya Belanda mencoba untuk mendirikan negara-negara seperti negara Sumatera


Timur, negara Indonesia Timur, negara Jawa Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan usaha
Belanda tersebut maka terjadilah agresi Belanda 1 pada tahun 1947 dan agresi 2 pada tahun
1948. Ini mengakibatkan diadakannya Konferensi Meja Bundar (KMB) di Belanda yang
melahirkan negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Sehingga UUD yang seharusnya berlaku
untuk seluruh negara Indonesia itu, hanya berlaku untuk negara Republik Indonesia Serikat saja.
Namun konstitusi ini tak berlangsung lama. Pada tanggal 17 Agustus 1950, Indonesia kembali
menjadi negara kesatuan.

11 | P a g e
3. UUD Sementara / UUDS (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)

Periode federal dari Undang-undang Dasar Republik Indonesia Serikat 1949 merupakan
perubahan sementara, karena sesungguhnya bangsa Indonesia sejak 17 Agustus 1945
menghendaki sifat kesatuan. Oleh karena itu, Republik Indonesia Serikat tidak bertahan lama
karena terjadi penggabungan dengan Republik Indonesia. Hal ini mengakibatkan wibawa dari
pemerintah Republik Indonesia Serikat menjadi berkurang. Kemudian tercapailah kata sepakat
untuk mendirikan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bagi negara kesatuan
yang akan didirikan jelas perlu ada undang-undang dasar baru. Untuk itu, dibentuklah panitia
penyusun rancangan undang-undang dasar yang disahkan pada 12 Agustus 1950 oleh badan
pekerja komite nasional pusat dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan senat Republik Indonesia
Serikat pada tanggal 14 Agustus 1950. Berlakulah undang-undang dasar baru itu pada 17
Agustus 1950. Namun karena kondisi semakin tidak menentu, UUDS hanya berlaku sampai 5
Juli 1959.

4. UUD 1945 Hasil Amandemen (5 Juli 1959 – sekarang)

Undang-Undang Dasar 1945 kembali berlaku sesuai dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959,
yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno. Perubahan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara Orde Lama pada masa 1959-1965 menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara Orde Baru. Perubahan itu dilakukan karena Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara Orde Lama dianggap kurang mencerminkan pelaksanaan Undang-Undang Dasar
1945 secara murni dan konsekuen. Konstitusi tertulis dan berlaku di Indonesia hasil amandemen
ini pula dibuat dengan lebih terperinci.

12 | P a g e
BAB IV

PENUTUP

 KESIMPULAN

Setelah memahami dan mempelajari makalah ini, kita dapat


menyimpulkan bahwa suatu negara dan konstitusi saling berkaitan, dan setiap
negara pasti memiliki konstitusi atau norma-norma tertentu, baik itu seacara
tertulis maupun bukan, Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua
lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Konstitusi merupakan
hukum dasarnya suatu Negara. Dasar-dasar penyelenggaraaan bernegara
didasarkan pada konstitusi sebagai hu

13 | P a g e
DAFTAR PUSAKA

https://www.kai.or.id/berita/18353/perkembangan-konstitusi-tertulis-yang-berlaku-di-
indonesia.html

 K.C. Wheare. 1975. Modern Constitutions. London: Oxford University Press.


 Utomo, Himmawan. 2007. Konstitusi, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
Pendidikan Kewarganegaran. Yogyakarta: Kanisius.
 Soemantri, Sri. 1993. Susunan Ketatanegaraan Menurut UUD 1945 dalam
Ketatanegaraan Indonesia dalam Kehidupan Politik Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan.
 Syahuri, Taufiqurrohman. 2004. Hukum Konstitusi. Bogor: Ghalia Indonesia.
 Asshiddiqie, Jimly. 2006. Pengantar Hukum Tata Negara Jilid I. Jakarta: Konstitusi
Press. Harahap, Krisna. 2008. Hukum Acara Perdata. Bandung: Grafiti Budi Utami.

https://medium.com/@indotesis/jenis-fungsi-dan-tujuan-konstitusi-af0c684392b5

14 | P a g e
LAMPIRAN

DISKUSI KELOMPOK 1

Nama anggota:

Wanda Iva Novianti_G2E021002


Zumna sofa Salsabila Eka budiyani_G2E021015
Stacy Guvino_G2E021018
Yuliatun Nikmah_G2E021019
Konsep dan Urgensi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Pengertian Konstitusi
Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan tentang
bagaimana pemerintah diatur dan dijalankan. Oleh karena aturan atau hukum yang terdapat
dalam konstitusi itu mengatur hal-hal yang amat mendasar dari suatu negara, maka konstitusi
dikatakan pula sebagai hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu
negara.
Konsep Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Di dalam sebuah negara, pastilah terdapat konstitusi karena konstitusi adalah hal paling
fundamental yang mengatur jalan nya sebuah pemerintahan. Selain itu konstitusi juga mengatur
tugas atau pembagian wewenang/kekuasaan diantara legislatif, eksekutif dan yudikatif. Indonesia
memiliki konstitusi yaitu Undang Undang Dasar tahun 1945, maka undang undang 1945 inilah
yang menjadi landasan atau acuan dalam menjalankan kegiatan yang hendak dicapai
pemerintahan. Selain itu undang undang 1945 ini adalah sumber hukum tertinggi dari negara
Indonesia. Undang-undang dasar atau konstitusi negara tidak hanya berfungsi membatasi
kekuasaan pemerintah, akan tetapi juga menggambarkan struktur pemerintahan suatu negara.
Urgensi Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Konstitusi memiliki arti penting bagi negara karena kedudukannya dalam mengatur kekuasaan,
membatasi kekuasaan, menjadi barometer dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta
memberikan arahan dan pedoman bagi generasi penerus bangsa dalam menjalankan suatu
negara.

15 | P a g e
TUGAS DISKUSI KELOMPOK 2

Judul

PERLUNYA KONSTITUSI DALAM

KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

NAMA KELOMPOK :

1. Dina Meilani Vantika ( G2E021007 )


2. Fitria Sinta Pratiwi ( G2E021013 )
3. Lailatul Nisfiyah ( G2E021022 )
4. Yuliani Dwi Ningtias ( G2E021024)

Pengertian konstitusi

Konstitusi adalah segala ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan ( undang –undang dasar
suatu negara).

Pengertian perlunya konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Konsitusi memiliki arti penting bagi negara karena kedudukannya dalam mengatur kekuasaan,
membatasi kekuasaan, menjadi barometer dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta
memberikan arahan dan pedoman bagi generasi penerus bangsa dalam menjalankan suatu
negara.

Tujuan Konstitusi

Setelah mengetahui pengertiannya, berikutnya terdapat beberapa tujuan konstitusi yang perlu
diketahui. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa tujuan konstitusi berkaitan dengan
pembatasan para pejabat negara dalam pelaksanaan pemerintahan yang sedang dijalankan. Hal
ini dilakukan guna mencegah tindakan menyalahgunakan wewenang yang merugikan rakyat.

16 | P a g e
Berikut beberapa tujuan konstitusi yang perlu diketahui :

o Memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik. Hal ini


berfungsi untuk membatasi penguasa sehingga tidak melakukan tindakan-tindakan yang
merugikan masyarakat.

o Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasaan sendiri. Selain itu juga memberikan
perlindungan terhadap hak asasi manusia, sehingga setiap penguasa dan masyarakat wajib
menghormati HAM, berhak mendapatkan perlindungan dan melakukan setiap haknya.

o Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi penguasa dalam melaksanakan kekuasaannya.


Selain itu, konstitusi juga bertujuan memberikan pedoman bagi penyelenggara negara agar
negara dapat berdiri kuat dan kokoh.

17 | P a g e
TUGAS DISKUSI

KELOMPOK 3 :

 SUTIARA SINTA (G2E021001)


 HASNA TRY ARYANI (G2E021011)
 NUR HALISAH (G2E021016)

DOSEN MATA KULIAH : SUPRIYANTO, M.Pd

MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MATERI : SUMBER HISTERIS, SOSIOLOGIS, DAN POLITIK TENTANG KONSTITUSI


DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA NEGARA INDONESIA

A. SUMBER HISTORIS,SOSIOLOGUS DAN POLITIK URGENSI KONSTITUSI DALAM


BERBANGSA NEGARA INDONESIA

Hampir semua negara di dunia memiliki konstitusi atau konstitusi tertulis (UUD), yang
umumnya mengatur pembentukan, pembagian kekuasaan dan berfungsinya berbagai lembaga
negara, serta perlindungan hak asasi manusia.

Negara tanpa konstitusi tertulis adalah Inggris dan Kanada. Di kedua negara ini aturan
dasar untuk semua lembaga negara dan semua hak asasi manusia adalah kebiasaan dan juga
dapat ditemukan di berbagai dokumen, dokumen yang relatif baru dan sangat lama seperti
Magna Carta dari 1215, yang menawarkan jaminan untuk hak asasi manusia Inggris Inggris.
Karena ketentuan Negara tersebar di beberapa dokumen atau hanya hidup dalam kebiasaan
Komunitas, Inggris dimasukkan ke dalam kategori negara dengan konstitusi tidak tertulis. Di
hampir semua konstitusi tertulis itu mengatur distribusi kekuasaan sesuai dengan jenis kekuasaan
dan karenanya jenis kekuasaan yang dilakukan lembaga negara. Oleh karena itu, jenis kekuasaan
pertama-tama harus ditentukan, dan kemudian lembaga pemerintah bertanggung jawab untuk
menerapkan jenis kekuasaan tertentu.

18 | P a g e
Sumber historis Berasal dari sejarah bangsa indonesia yang tidak boleh dilupakan dan
harus di ambil hikmahnya. Sumber sosiologis bersumber dari rakyat/masyarakat indonesia
contohnya keanekaragaman budaya ras etnis, kelompok agama. Sumber Politis berasal dari
Pemerintahan Indonesia contohnya kerjasama di bidang internasional bergabung dengan pbb dll.

Istilah konstitusi dikenal dalam sejumlah bahasa, misalnya dalam bahasa Prancis dikenal
dengan istilah constituer, dalam bahasa Latin/Italia digunakan istilah constitutio, dalam bahasa
Inggris digunakan istilah constitution, dalam bahasa Belanda digunakan istilah constitutie, dalam
bahasa Jerman dikenal dengan istilah n fungsinya sebagai berikut :

1. Konstitusi berfungsi sebagai landasan konstitusionalisme. Landasan konstitusionalisme adalah


landasan berdasarkan konstitusi, baik konstitusi dalam arti luas maupun konstitusi dalam arti
sempit. Konstitusi dalam arti luas meliputi undang-undang dasar, undang-undang organik,
peraturan perundang-undangan lain, dan konvensi. Konstitusi dalam arti sempit berupa Undang-
Undang Dasar (Astim Riyanto, 2009).

2. Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa, sehingga


penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-
hak warganegara akan lebih terlindungi. Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme, yang oleh
Carl Joachim Friedrich dijelaskan sebagai gagasan bahwa pemerintah merupakan suatu
kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat Tetapi yang dikenakan
beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk
pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk memerintah
(Thaib dan Hamidi, 1999).

3. Konstitusi berfungsi: (a) membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam
menjalankan kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya; (b) memberi suatu
rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang dicitacitakan tahap berikutnya; (c)
dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan tertentu yang
dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya; (d) menjamin hak-hak asasi warga negara.

4. Konstistusi penentu atau pembatas kekuasaan negara, konstitusi pengatur hubungan kekuasaan
antar organ negara, konstitusi pengatur hubungan kekuasaan antara organ negara dengan warga
negara, konstitusi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan

19 | P a g e
penyelenggaraan kekuasaan negara, konstitusi sebagai penyalur atau pengalih kewenangan dari
sumber kekuasaan yang asli kepada organ negara, konstitusi sebagai sumber simbolik yaitu
sebagai sarana pemersatu sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan serta sebagai
center of ceremony, konstitusi sebagai sarana pengendalian masyarakat baik dalam arti sempit
yaitu bidang politik dan arti luas mencakup bidang sosial ekonomi, konstitusi sebagai sarana
perekayasaan dan pembauran masyarakat.

Dari fungsi tersebut kita tahu bahwa urgensi dari konstitusi yaitu dilihat dari dua segi.
Segi pertama dari segi isi karena konstitusi memuat dasar garis struktur dan memuat fungsi
negara. Kedua, dari segi bentuk yang memuat konstitusi bukan sembarang orang atau lembaga.
Mungkin bisa seorang raja, rakyat, badan konstitusi atau lembaga dictator.

Pada sudut pandang kedua mengaitkan pentingnya konstitusi dengan pengertian hukum
dalam arti sempit, dimana konstitusi dibuat oleh badan hukum dalam arti sempit dimana
konstitusi dibuat oleh badan yang mempunyai “wewenang hukum” yaitu sebuah badan yang
diakui sah untuk memberikan kekuatan hukum pada konstitusi. Tapi dalam kenyatannya tidak
menutup kemungkinan adanya konstitusi yang sama sekali hampa (tidak sarat makna, kursif
penulis) karena tidak ada pertalian yang nyata antara pihak yang benar- benar menjalankan
pemerintahan negara.

B. PERLUNYA KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA-NEGARA


INDONESIA

Setiap negara harus memiliki konstitusi karena konstitusi merupakan tonggak awal
terbentuknya suatu negara. Konstitusi menjadi peyelenggaraan bernegara. Oleh karena itu
konstitusi menempati posisi penting dan straegis dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara.
Negara konstitusional tidak cukup hanya memiliki konstitusi, tetapi juga negara tersebut harus
menganut gagasan tentang konstitusionalisme.

Konstitusionalisme merupakan gagasan bahwa konstitusi suatu negara harus mampu


memberi pembatasan kekuasaan pemerintahan, serta memberi perlindungan dan jaminan pada
hak-hak dasar warga negara. Suatu negara yang memiliki konstitusi, tetapi isinya mengabaikan
dua hal diatas maka ia bukan negara konstitusional. Konstitusi dianggap sebagai jaminan yang
efektif bahwa kekuasaan pemerintahan tidak akan disalahgunakan dan hak-hak warga negara

20 | P a g e
tidak dilanggar. Oleh karena itu, satu negara demokrasi harus memiliki dan berdasar pada
konstitusi, apakah itu tertulis maupun tidak tertulis, namun tak semua negara yang memiliki
konstitusi itu bersifat konstitusionalisme

Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan


suatu negara karena konstitusi menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat
dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu. Meskipun konstitusi yang ada di dunia ini
berbeda-beda, baik dalam hal tujuan, bentuk dan isinya, tetapi umumnya mereka mempunyai
kedudukan formal yang sama, yaitu sebagai hukum dasar dan hukum tertinggi.

C .DINAMIKA DAN TANTANGAN KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA-


NEGARA INDONESIA

Konstitusi di Indonesia yang berlaku hingga saat ini adalah Undang-Undang Dasar 1945
yang berlaku mulai 5 Juli 1959, dimana kontitusi ini termasuk dalam konstitusi tertulis.

Pada paragraf sebelumnya dikatakan bahwa konstitusi Indonesia telah mengalami


beberapa perubahan dalam perkembangannya. Perubahan konstitusi ini dilakukan pasti bukan
tanpa sebab yang tidak jelas, karna itu dalam pembahasan tentang alasan mengapa konstitusi di
Indonesia beberapa kali mengalami perubahan. Sepanjang sejarah, Indonesia tercatat mengalami
4 kali perubahan konstitusi dalam kurun waktu yang cukup singkat. Periode pertama yaitu UUD
1945 yang berlaku selama 4 tahun mulai 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949 namun ditahun
terakhir konstitusi berubah dan ditetapkan menjadi UUD RIS yang berjalan sampai 17 Agustus
1950. Perubahan yang terbilang cukup singkat ini dilatarbelakangi oleh agresi militer Belanda
yang mengharuskan mengubah bentuk negara dari Presidensil menjadi pemerintahan
Parlementer, akibatnya Indonesia harus mengubah konstitusi negara. Konstitusi negara Indonesia
berubah menjadi parlementer yang menjadikan Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara bukan
Kepala Pemerintahan.

D .ESENSI DAN URGENSI KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA- NEGARA

Peranan Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Eksistensi konstitusi


dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara merupakan sesuatu hal yang sangat krusial, karena
tanpa konstitusi bisa jadi tidak akan terbentuk sebuah negara. Dalam lintasan sejarah hingga awal
abad ke-21 ini, hampir tidak ada negara yang tidak ada negara yang tidak memiliki konstitusi.

21 | P a g e
Hal ini menunjukkan betapa urgenya konstitusi sebagai suatu perangkat negara. Konstitusi dan
negara ibarat dua sisi mata uang yang satu sama lain tidak terpisahkan. Konstitusi menjadi
sesuatu yang urgen dalam tatanan kehidupan ketatanegaraan,karena konstitusi merupakan
sekumpulan aturan yang mengatur organisasi negara,serta hubungan antara negara dan warga
negara sehingga saling menyesuaikan diri dan saling bekerjasama. Dr.A.Hamid S.Attamimi
menegaskan seperti yang dikutip Thaib bahwa konstitusi atau Undang

Undang Dasar merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai pemberi pegangan dan
pemberi batas, sekaligus dipakai sebagai pegangan dalam mengatur bagaimana kekuasaan negara
harus dijalankan. Sejalan dengan perlunya konstitusi sebagai instrumen untuk membatasi
kekuasaan dalam suatu negara, Meriam Budiardjo mengatakan: Di dalam negara-negara yang
mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional, Undang-undang dasar mempunyai fungsi
yang khas yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan
kekuasaan tidak bersifat sewenang wenang .Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara
akan lebih terlindung(Budiardjo,1978:96).

Dalam konteks pentingnya konstitusi sebagai pemberi batas kekuasaan tersebut,


Kusnardi menjelaskan bahwa konstitusi dilihat dari fungsinya terbagi dalam dua (2) bagian,
yakni membagi kekuasaan dalam negara, dan membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa
dalam negara. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa bagi mereka yang memandang negara dari
sudut kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi kekuasaan, maka konstitusi dapat
dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang mendapatkan bagaimana kekuasaan dibagi
diantara beberapa lembaga kenegaraan, seperti antara lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Selain sebagai pembatas kekuasaan ,konstitusi juga dugunakan sebagai alat untuk menjamin hak-
hak warga negara.

Hak-hak tersebut mencakup hak-hak asasi,seperti hak untuk hidup,kesejahteraan hidup


hak kebebasan. Dari beberapa pakar yang menjelaskan mengenai urgensi konstitusi dalam
sebuah negara,maka secara umum dapat dikatakan bahwa eksistensi konstitusi dalam suatu
negara merupakan suatu keniscayaan,karena dengan adanya konstitusi akan tercipta pembatasan
kekuasaan melain pembagian wewenang dan kekuasaan dalam menjalankan negara Selain
itu,adanya konstitusi juga menjadi suatu hal sangat penting untuk menjamin hak-hak asasi warga
negara,sehingga tidak terjadi penindasan dan perlakuan sewenang – wenang dari pemerintah.

22 | P a g e
Konstitusi adalah sarana dasar untuk mengawasi proses kekuasaan. Oleh karena itu Setiap
konstitusi mempunyai beberapa peranan yaitu :

1. untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik

2. untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa,dan menetapkan bagi


penguasa tersebut batas-batas kekuasaan mereka, sehingga tidak terdapat kekuasaan yang
semena-mena.

3. untuk membatasi kesewenang-wenangan tindakan pemerintah untuk menjamin hak-


hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.

4. Konstitusi bertujuan untuk mengatur organisasi negara dan susunan pemerintahan.


Sehingga dimana ada organisasi negara dan kebutuhan menyusun suatu pemerintahan negara,
maka akan diperlukan konstitusi.

5. Konstitusi mempunyai posisi yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan


suatu negara karena konstitusi menjadi barometer(ukuran) bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara, juga merupakan ide-ide dasar yang digariskan penguasa negara untuk mengemudikan
suatu negara.

6. Konstitusi menggambarkan struktur negara dan sistem kerja yang ada diantara
lembaga-lembaga negara.Konstitusi menjelaskan kekuasaan dan kewajiban pemerintah sekaligus
membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak sewenang-wenang dalam bertindak.

Dari berbagai penjelasan tentang tujuan konstitusi diatas, dapat dikatakan bahwa tujuan
dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan membatasinya
melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang dilakukan penguasa terhadap
rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa untuk mewujudkan tujuan Negara.Jadi,
pada hakikatnya konstitusi Indonesia bertujuan sebagai alat untuk mencapai tujuan negara
dengan berdasarkan kepada nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.

E. KESIMPULAN

Jadi dari berbagai penjelasan tentang konstitusi diatas, dapat dikatakan bahwa tujuan
dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan membatasinya
melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang dilakukan penguasa terhadap

23 | P a g e
rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa untuk mewujudkan tujuan Negara.Jadi,
pada hakikatnya konstitusi Indonesia bertujuan sebagai alat untuk mencapai tujuan negara
dengan berdasarkan kepada nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.

DINAMIKA DAN TANTANGAN KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA


DAN BERNEGARA

Kelompok 4

Kusmilah : G2E021004
Fatikha Khoerotul : G2E021020
Aisyah Salsabila : G2E021027
Amellira Cikita R : G2E021017
BAB I
PENDAHULUANA

Latar Belakang

Masalah Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Setiap negara pasti memiliki
konstitusi. Karena tanpa adanya konstitusi negara tidak mungkin terbentuk. Sebagai
hukum dasar negara, kostitusi berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar
dalam kehidupan suatu negara. Jadi segala praktik-praktik dalam penyelenggaraan negara harus
didasarkan pada konstitusi dan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi tersebut.Seperti
halnya praktik penyelenggaraan bernegara di Indonesiapun juga didasarkan pada konstitusi.
Hal ini dapat dicermati dalam kalimat pembukaan UUD 1945 alenia ke-4 yang berbunyi
: “...Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, menceerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial ,
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia.” Dari pernyataan ini jelas bahwa Indonesia memiliki undang-
undang dasar sebagai konstitusi yang menjadi hukum dasar tertulis.Pada umumnya, konstitusi
memang sering disamakan dengan undang-undang dasar sebagai hukum dasar tertulis. Tetapi,
kostitusi memiliki penegertian yang lebih luas lagi. Konstitusi tidak hanya meliputi
24 | P a g e
peraturan yang tertulis saja yaitu undang-undang dasar, tetapi peraturan yang tidak tertulis,
yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan
negara atau yang disebut dengan konvensi.di Indonesia telah berlaku 3 macam undang-
undang dasar dalam empat periode yaitu UUD 1945 (1945-1949), UUD RIS (1949-1950),
UUDS (1950-1959), dan kembali lagi ke UUD 1945 (1959-sekarang). Sebagai hukum
dasar negara Indonesia, UUD1945 tentu memiliki kedudukan,

4 peran dan fungsi yang sangat urgen.Jika dilihat dari sejarahnya, UUD 1945 merupakan
hasil perjuangan politik bangsa Indonesia waktu itu dan sekaligus merupakan
pandangan tokoh-tokoh bangsa (founding fathers) yang hendak diwujudkan baik untuk
masa sekarang, maupun untuk masa yang akan datang. Sehingga, UUD 1945 harus dijadikan
sebagai landasan dalam pelaksanaan Pemerintah Republik Indonesia.Dalam pelaksanaannya,
UUD 1945 mengalami dinamika yang mengikuti perubahan sistem politik negara
Indonesia. UUD 1945 mengalami empat kali proses amandemen yang dilakukan oleh MPR,
yaitu tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. Perubahan tersebut meliputi hampir keseluruhan materi
muatan UUD 1945, kecuali pembukaan dan prinsip-prinsip bernegara yang telah disepakati
untuk tidak diubah. Proses amandemen ini dianggap perlu, mengingat adanya perubahan
kehidupan manusia, baik secara internal maupun secara eksternal. Sehingga, konstitusi
sebagai landasan kehidupan bernegara harus senantiasa menyesuaikan dengan
perkembangan yang terjadi di masyarakat. Jangan sampai konstitusi ketinggalan zaman dan
tidak mampu lagi berfungsi sebagai dasar negara. Oleh karena itu, dengan adanya
amandemen ini diharapkan dapat membawa kemajuan dalam kehidupan ketatanegaraan di
Indonesia.B.TujuanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah1.Untuk mengetahui dan
memahami pegertian dan konsep dasar dari konstitusi.2.Untuk mengetahui dan memahami
hakikat dan fungsi konstitusi.3.Untuk mengetahui sejarah lahirnya UUD 1945 sebagai
konstitusi negara Indonesia.4.Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan UUD 1945
sebagai konstitusi negara Indonesia.5.Untuk memahami penyebab dilakukannya
amandemen UUD 1945 serta mengetahui hasil amandemen.

25 | P a g e
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian dan Konsep Dasar KonstitusiIstilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis
(constituer) yang berarti membentuk. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud adalah
pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan aturan suatu negara (Srijanti
dkk, 2008). Konstitusi bisa dipersamakan dengan hukum dasar atau undang-undang dasar.
Undang-undang dasar ialah hukum dasar yang tertulis.Dalam bahasa belanda istilah
konstitusi di kenal dengan istilah “Ground wet “ yang di terjemahkan sebagai undang-
undang dasar. Dalam bahasa indonesia, wet di terjemahkan sebagai undang undang, dan
Ground yang berartitanah. Di negara-negara yang menggunakan bahasa inggris sebagai
bahasa nasional, di gunakan istilah Constitution yang diartikan kedalam bahasa indonesia
menjadi konstitusi. Pengertian konstitusi dalam praktik mempunyai pengertian lebih
luas dari undang-undang dasar. Dalam ilmu politik, Constitution merupakan suatu yang
lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis
yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana sesuatu pemerintahan
diselenggarakan dalammasyarakat. Di jerman istilah konstitusi juga dikenal dengan istilah
grundgesetz, yang juga berarti undang-undang dasar. Grund diartikan sebagai dasar dan
gesetz diartikan undang-undang. Sedangkan kata konstitusi dalam kamus besar bahasa
indonesia diartikan sebagai segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan dan juga
diartikan sebagai undang-undang dasar suatu negara. Istilah konstitusi menurut Chairul Anwar
adalah fundamental laws tentang pemerintahan suatu negara dan nilai-nilai
fundamentalnya.Sedangkan menurut sri soemantri, konstitusi berarti suatu naskah yang
membuat suatu bangunan negara dan sendi-sendi sistem pemerintahan negara. Dari kedua
pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa konstitusi memuat aturan aturan pokok
( fundamental ) mengenai sendi-sendi yang diperlukan untuk berdirinya suatu negara.
E.C.S. Wade mengatakan bahwa yang di maksud konstitusi adalah “ a document having 6a
special legal sansctity which set out the framework and the principle function the organ of
government of a state and declares the principles governing the operation of those organs”

26 | P a g e
yang di artikan sebagai naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari
badan badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok cara kerja badan tersebut.
Apabila negara di pandang sebagai kekuasaan atau organisasi kekuasaan,maka undang-undang
dasar dapat di pandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menetapkan
bagaimana kekuasaan dibagi antara beberapa lembaga kenegaraan, misalnya antara badan
legislative, eksekutif, dan yudikatif. Undang-undang dasar menetapkan cara-cara bagaimana
pusat-pusat kekuasaan ini bekerja sama dan menyesuaikan diri satu sama lain, merekam
hubungan hubungan kekuasaan dalam suatu negara.Dalam bahasa latin, kata konstitusi
merupakan gabungan dari dua kata, yaitu Cume dan statuere. Cume adalah sebuah preposisi
yang berarti “ bersama-sama dengan...,” sedangkan statuere mempunyai arti berdiri. Dari dasar
itulah kata Cume Statuere mempunyai arti “ membuat sesuatu agar berdiri atau
mendirikan/ menetapkan.” Dengan demikian bentuk tunggal dari konstitusi adalah menetapkan
sesuatu secara bersama-sama dan bentuk jamak dari konstitusi adalah segala yang di tetapkan.
Selain itu juga berlaku hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktik-praktik penyelenggaraan negara, yang disebut dengan
konvensi.Terdapat beberapa definisi kontitusi dari para ahli, yaitu :a)Herman Heller, membagi
pengertian konstitusi menjadi tiga: Konstitusi dalam pengertian politik sosiologis.
Konstitusi mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu
kenyataan.b)Konstitusi merupakan satu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat
yang selanjutnya dijadikan satu kesatuan kaidah hukum. Konstitusi dalam halini sudah
mengandung pengertian yuridis.c)Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai
undang-undang yang tinggi yang berlaku dalam suatu negara.Menurutnya pengertian konstitusi
lebih luas dari undang-undang dasar.

Wheare mengartikan konstitusi sebagai “keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu negara,
berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah daalm
pemerintahan suatu negara.2.Prof. Prayudi Atmosudirdjo merumuskan konstitusi sebagai
berikut.a)Konstitusi suatu negara adalah hasil atau produk sejarah dan proses perjuangan
bangsa yang bersangkutan.b)Konstitusi suatu negara adalah rumusan dari filsafat, cita-cita,
kehendak, dan perjuangan bangsa Indonesia.c)Konsitusi adalah cermin dari jiwa, jalan
pikiran, mentalitas, dan kebudayaan suatu bangsa.Konstitusi dapat diartikan dalam arti luas dan
sempit, sebagai berikut :

27 | P a g e
1.Konstitusi (hukum dasar) dalam arti luas meliputi hukum dasar teretulis dan tidak
tertulis.

2.Konstitusi (hukum dasar) dalam arti sempit adalah hukum dasar tertulis yaitu undang-
undang dasar. Dalam pengertian ini undang-undang dasar merupakan konstitusi atau hukum
dasar yang tertulis.(Winarno, 2008)B.Hakikat dan Fungsi KonstitusiPada hakikatnya sebuah
konstitusi harus memuat secara ketat materi-materi yang secara substansial harus ada pada
sebuah konstitusi. Menurut Miriam Budiharjo, setiap undang-undang dasar memuat
ketentuan-ketentuan mengenai hal-hal sebagai berikut:

1.Organisasi Negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif,


dan yudikatif, pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah Negara
bagian, prosedur menyelesaikan masalah pelanggaran yurisdiksi oleh salah satu badan
pemerintah dan sebagainya.

2.Hak-hak asasi manusia

.3.Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar.

4.Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari Undang-Undang Dasar.
(Nuruddin Hady, 2010)

8. Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan


suatu Negara karena konstitusi menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa
yang sarat dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu. Meskipun konstitusi yang
ada di dunia ini berbeda-beda baik dalam hal tujuan, bentuk dan isinya, tetapi umumnya
merekamempunyai kedudukan formal yang sama, yaitu sebagai :·Konstitusi sebagai Hukum
Dasar, karena ia berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan
suatu negara.·Konstitusi sebagai Hukum Tertinggi, artinya bahwa aturan-aturan yang terdapat
dalamkonstitusi, secara hierarki mempunyai kedudukan lebih tinggi terhadap aturan-aturan
lainnya, sehingga aturan-aturan yang lain harus sesuai dengan undang-undang
dasar.Menurut Jimly Asshiddiqie dalam Winarno, 2008 konstitusi memiliki beberapa fungsi
sebagai berikut :

1)Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan Negara.

28 | P a g e
2)Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antarorgan Negara.

3)Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ dengan warga Negara.

4)Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara.

5)Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (dalam
demokrasi adalah rakyat) kepada organ Negara.

6)Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu (symbol of unity), sebagai rujukan
identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation) serta sebagai center of ceremony.

7)Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam arti sempit
yaitu bidang politik dan dalam arti luas mencakup bidang social ekonomi.

8)Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat.(Winarno, 2008)

9. Sejarah Lahirnya UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara IndonesiaUndang-Undang Dasar


memegang peranan yang penting bagi kehidupan suatu negara, terbukti dari kenyataan
sejarah NKRI sendiri, ketika Pemerintah Militer Jepang berjanji akan memberikan
kemerdekaan kepada Rakyat Indonesia melalui Perdana Menteri Koiso yang diucapkan
pada tanggal 7 September 1944, maka dibentuklah badan yang bernama Dokuritsu Zyunbi
Choosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia/BPUPKI)
pada tanggal 29 Arpil 1945 yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat dan Ketua
Muda R.P. Soeroso, yang tugasnya menyusun Dasar Indonesia Merdeka (Undang-Undang
Dasar).Para anggota BPUPKI yang dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 bersidang dalam dua
tahap: pertama, dari tanggal 29 Mei -1 Juni 1945 untuk menetapkan dasar negara dan
berhasil merumuskan Pancasila yang didasarkan pada pidato anggota Soekarno pada 1 Juni
1945, kedua, dari tanggal 10 -17 Juli 1945 yang berhasil membuat Undang-Undang Dasar.
Pada akhir sidang pertama, ketua sidang membentuk sebuah panitia yang terdiri dari 8
orang dan diketuai oleh Ir. Soekarno, yang disebut Panitia Delapan. Pada tanggal 22 Juni
1945 diadakan pertemuan antara gabungan paham kebangsaan dan golongan agama
yang mempersoalkan hubungan antara agama dengan negara.Dalam rapat tersebut dibentuk

29 | P a g e
Panitia Sembilan, terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. A. Subardjo, Mr. A. A. Maramis, Ir.
Soekarno, KH. Abdul Kahar Moezakir, Wachid Hasyim, Abikusno Tjokrosujoso, H.
Agus Salim, dan Mr.Muh. Yamin. Panitia Sembilan berhasil membuat rancangan
Preambule Hukum Dasar, yang oleh Mr. Muh. Yamin disebut dengan istilah Piagam Jakarta
(Jakarta Charter).Pada tanggal 14 Juli 1945 pada sidang kedua BPUPKI, setelah melalui
perdebatan dan perubahan, teks Pernyataan Indonesia Merdeka dan teks Pembukaan
UUD 1945 diterima oleh sidang. Teks Pernyataan Indonesia Merdeka dan teks Pembukaan
UUD 1945 adalah hasil kerja Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Prof. Soepomo.

10. Setelah selesai melaksanakan tugasnya, BPUPKI melaporkan hasilnya kepada


Pemerintah Militer Jepang disertai usulan dibentuknya suatu badan baru yakni Dokutsu
Zyunbi Linkai (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia/PPKI), yang bertugas mengatur
pemindahan kekuasaan (transfer of authority) dari Pemerintah Jepang kepada Pemerintah
Indonesia. Atasusulan tersebut maka dibentuklah PPKI dengan jumlah anggota 21
orang yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan Wakil Ketuanya Drs. Moh. Hatta.
Anggota PPKI kemudian ditambah 6 orang. tetapi lebih kecil daripada jumlah anggota
BPUPKI, yaitu 69 orang. Menurut rencana, Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada
Rakyat Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945. Namun terdapat rakhmat Allah yang
tersembunyi (blessing in disguise) karena, sepuluh hari sebelum tibanya Hari-H tersebut,
Jepang menyatakan kapitulasi kepada Sekutu tanpa syaratundconditional surrender).Dalam tiga
hari yang menentukan, yaitu pada tanggal 14, 15, dan 16 Agustus 1945 menjelang Hari
Proklamasi, timbul konflik antara Soekarno-Hatta dengan kelompok pemuda dalam masalah
pengambilan keputusan, yaitumengenai cara bagaimana dan kapan kemerdekaan itu akan
diumumkan. Soekarno-Hatta masih ingin berembuk dulu dengan Pemerintah Jepang sedangkan
kelompok pemuda ingin mandiri dan lepas sama sekali dari campur tangan Pemerintah
Jepang.Pada hari Kamis pagi, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta dibawa (diculik)
oleh para pemuda ke Rengasdengklok, namun pada malam harinya dibawa kembali ke
Jakarta lalu mengadakan rapat di rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta.
Pada malam itulah dicapai kata sepakat bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan di
Jalan Pegangsaan Timur 56, yaitu rumah kediaman Bung Karno, pada hari Jum’at 17 Agustus
1945 (9 Ramadhan 1364), pukul 10.00 WIB.Pada tanggal 17 Agustus 1945 petang hari datanglah
utusan dari Indonesia bagian Timur yang menghadap Drs. Moh. Hatta dan menyatakan bahwa

30 | P a g e
rakyat di daerah itu sangat berkeberatan pada bagian kalimat dalam rancangan Pembukaan UUD
1945 yang berbunyi: “Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya”.

11. Dalam menghadapi masalah tersebut dengan disertai semangat persatuan, keesokan
harinya menjelang sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, dapat diselesaikan oleh
Drs. Moh. Hatta bersama 4 anggota PPKI, yaitu K.H. Wachid Hasyim, Ki Bagus
Hadikusumo, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Teuku M. Hasan. Dengan demikian tujuh
kata dalam pembukaan UUD 1945 tersebut dihilangkan. Untuk lebih jelasnya dapat
diuraikan bahwa badan yang merancang UUD 1945 termasuk di dalamnya rancangan
dasar negara Pancasila adalah BPUPKI yang dibentuk pada tanggal 29 April 1945. Setelah
selesai melaksanakan tugasnya yaitu merancang UUD 1945 berikut rancangan dasar
negara, dan rancangan pernyataan Indonesia merdeka, maka dibentuklah PPKI pada tanggal 7
Agustus 1945.Jadi konstitusi Negara Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang
untuk pertama kali disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada
tanggal 18 Agustus 1945.D.Dinamika Pelaksanaan UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
IndonesiaDalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di
Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat periode,
yaitu :a.Periode 18 Agustus 1945 –27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945
terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan,
2 ayat Aturan Tambahan dan bagian penjelasan.b.Periode 27 Desember 1949 -17 Agustus
1950 berlaku UUD RIS. UUD RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal dan beberapa bagian.c.Periode
17 Agustus 1950 –5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 yang terdiri atas 6 bab, 146 pasal dan
beberapa bagian.d.Periode 5 Juli 1959 –sekarang kembali berlaku UUD 1945.Khusus untuk
periode keempat berlaku UUD 1945 dengan pembagian berikut :·UUD 1945 yang belum
diamandemen·UUD 1945 yang sudah diamandemen (tahun 1999, tahun 2000, tahun 2001, dan
tahun 2002).(Winarno,2008)

12a)UUD 1945 Berlaku 18 Agustus 1945 Sampai 27 Desember 1949Dalam kurun waktu di
atas pelaksanaan UUD tidak dapat di laksanakan dengan baik, karena bangsa indonesia
sedang dalam masa pancaroba, artinya dalam masa upaya membela dan
mempertahankan kemerdekaan yang baru diproklamasikan. Sedangkan pihak kolonial masih

31 | P a g e
ingin memjajah kembali negara indonesia.Undang-undang dasar yang berlaku dari tanggal 18
Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 memuat ketentuan undang-undang dasar sistem
pemerintahan Indonesia bersifat presidensiil. Artinya, para menteri tidak bertanggungjawab
kepada badan legislatif, tetapi hanya bertindak sebagai pembantu presiden. Lebih lanjut, mulai
November 1945, berdasarkan maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945,
pengumuman Bdan Pekerja 11 November 1945, dan maklumat Pemerintah tanggal 14
November 1945, tanggung jawab politik terletak di tangan para menteri. Keadaan ini
merupakan awal dari suatu sistem pemerintahan parlementer yang praktis dipertahankan
sampai tahun 1959, melaui dekrit Presiden. Jadi, mulai 14 November 1945 sampai 27 Desesmber
1949 sistem pemerintahan yang diselenggarakan berlainan dengan sistem pemerintahan
sebagaimana diatur dalam naskahUndang-Undang Dasar 1945 (Miriam Budihardjo, 2007
dalam Sunarso dkk, 2008)b)Konsitusi RIS Berlaku 27 Desember 1949 Sampai 17 Agustus
1950Kemudian undang-undang dasar yang berlaku dari tanggal 27 Desember 1945-17
Agustus 1950 adalah konstitusi RIS. Denganberdirinya negara Republik Indonesia Serikat
(RIS), negara Republik Indonesia (RI) secara hukum masih tetap ada hanya saja berubah
status menjadi salah satu negara bagian dari negara RIS. Undang-Undang Dasar 1945 yang
semula berlaku untuk wilayah seluruh Indonesia, mulai tanggal 27 Desember 1949 hanya
berlaku dalam wilayah Negara Bagian Republik Indonesia saja.Negara RIS dengan konstitusi
RIS-nya sangat pendek karena memang tidak sesuai dengan jiwa proklamasi kemerdekaan
yang menghendaki negara kesatuan, sehingga beberapa negara bagian mulai meleburkan
diri lagi dengan Republik Indonesia.

13. Konstitusi RIS ini tidak dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama, melainkan hanya
lebih kurang 8 bulan (27desember 1949 sampai 17 agustus 1950). Hal ini terjadi karena
adanya tuntutan masyarakat dari berbagai daerah untuk kembali ke bentuk negara kesatuan
dan meninggalkan bentuk negara RIS. Kenyataan ini membuat negara RIS bubar dan
kembali bergabung kebentuk negara kesatuan yang beribukota di yogyakarta. Pada tahun1950,
negara ris yang belum bergabung dalam NKRI adalah negara bagian indonesia timur dan
negara bagian sumatra timur, c)UUDS 1950 Berlaku 17 Agustus 1950 Sampai 5 Juli
1959Undang-undang dasar sementara 1950 ini merupakan UUD yang ketiga bagi
indonesia. Menurut UUDS ini sistem pemerintahan, yang dianut adalah sistem pemerintahan
parlementer dan bukan sistem pemerintahan presidensial lagi seperti dalam UUD 45. Menurut

32 | P a g e
sistem pemerintahan parlementer yang tertuang dalam UUDS ini, presiden dan wakil
presiden adalah kepala pemerintahan dan tidak dapat di ganggu gugat karena yang
bertanggung jawab adalah para menteri kepada parlemen (DPR). UUDS ini berpijak
pada pemikiran liberal yang mengutamakan UUD individu, sedangkan UUD 1945
berpijak pada landasan demokrasi pancasila yang berisikan sila keempat. Dalam
pelaksanaannya sistem parlemanter yang di ambil oleh UUDS ini menyebabkan tidak
tercapainya stabilitas politik dan pemerintahan, karena sering bergantinya kabinet yang
berdasarkan kepada dukungan suara di parlemen. Selama tahun 1950 sampai 1959
terjadi pergantian kabinet sebanyak 7 kali, sehingga implikasinya banyak program kabinet
yang tidak berjalan dan tidak berkesinambungan. Disamping itu sidang dewan konstituante
merupakan hasil pemilu demokratis pada bulan september dan desember tahun 1955,
mendapat tugas untuk menyusun rancangan UUD baru sebagai pengganti UUD 1945
sebagai wujud akomodasi dari aspirasi masyarakat yang menginginkan adanya perubahan
dari UUDS ke UUD baru yang mengalami kemacetan (stagnan) selama 2 tahun. Mengingat
dampak dari stagnannya pembahasan RUUD tersebut, dalam waktu yang relatif lama
menimbulkan kekawatiran bahwa dewan konstituante akan gagal menyelesaikannya.

18. Amandemen keempat terjadi pada sidang tahunan MPR dan disahkan pada tanggal 10
agustus 2002. Pada perubahan keempat ini ysng diamandemen sebanyak 13 pasal,
serta 3 pasal aturan peralihan, dan 2 pasal aturan tambahan yang meliputi pasal 2 ayat
(1), pasal 6A ayat (4), pasal 8 ayat (3), pasal 11 ayat (1), pasal 16, passal 23B, pasl 23D,
pasl 24 ayat (3), Bab XIII, pasal 31 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5), pasal 32 ayat (1), dan (2),
Keseluruhan amandemen UUD 1945 itu pada dasarnya meliputi ketentuan mengenai

(a) hak-hak asasi manusia, hak dan kewajiban warga negara, serta mekanisme
hubungannnya dengan negara dan prosedur untuk mempertahankannya apabila hak-hak itu
dilanggar,

(b) prinsip-prinsip dasar tentang demokrasi dan rule of law serta mekanisme
perwujudannya dan pelaksanaannya, seperti melalui pemilihan umum, dan lain-lain, serta

(c) format kelembagaan negara dan mekanisme hubungan antar organ negara serta sistem
pertanggungjawaban para pejabatnya. Dengan kata lain, menurut (Jimly Assidiqie, 2007 dalam
Sunarso dkk, 2008), apa yang diatur dalam amandemen pertama sampai dengan

33 | P a g e
amandemen keempat UUD 1945 mencakup semua hal yang menjadi pokok materi semua UU
dasar negara modern di dunia.

Tentu tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan UUD 1945 ini membawa kemajuan. Hal
ini tampak jelas bahwa kehidupan demokrasi tumbuh semakin baik. UUD 1945 hasil
amandemen sudah memeunculkanketentuan tentang cheks and balancessecara lebih proporsional
di dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Sebelum UUD 1945 diamandemen, banyak
produk peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi, seperti banyaknya UU yang bertentangan dengan UUD 1945,
tetapi tidak ada lembaga pengujian yang dapat dioperasionalkan. Sekarang dapat kita lihat
kemajuan yang terjadi dengan hadirnya MK yang berperan dalam pengujian UU, sebagai
implementasi checks and balancesyang bagus bagi sistem ketatanegaraan. Sekarang
legislatif tidak bisa lagi membuat UU dengan sembarangan atau melalui transaksi
politik tertentu, sebab produk legislasi sekarang sudah dapat diawasi dan diimbangi oleh
lembaga yudisial, yaitu MK (Moh. Mahfud MD, 2010).

19. Dengan amandemen UUD 1945, lembaga MPR mengalami transformasi kedudukan
dari lembaga tertinggi negara menjadi lembaga tinggi negara. Kekuasaan MPR pun
menjadi berkurang. MPR tidak lagi berwenang untuk memilih pasangan Presiden dan
wakil presiden, tetapi rakyatlah yang sekarang berdaulat untuk memilih pasangan Presiden
dan Wakil Presiden. Dengan kata lain, kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat. Yang
sebelum diamandemen kekuasaan tertinggi berada di tangan MPR. Pembagian kekuasaan
juga diatur dengan jelas antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Kekuasaan eksekutif
didelegasikan kepada presiden, kekuasaan legislatif didelegasikan kepada presiden,
DPR, dan DPD, dan kekeuasaan yudikatif didelegasikan kepada Mahkamah Agung.
Sedangkanfungsi pengawasan atau kekuasaan inspektif, didelegasikan kepada Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) dan DPR. Setelah diamandemen, tidak ada kekuasaan
konsultatif, yang sebelum diamandemen didelegasikan kepada Dewan Pertimbangan Agung.
Dalam kekuasaan kehakiman ada 2 lembaga baru setelah diamandemen, yaitu KY dan MK.Inti
penerapan sistem pemerintahan pascaamandemen konstitusi uud 1945 antara lain:

a.Perubahan ideologi politikdari sosialis demokrat (ORBA) menjadi liberal yang berintikan
demokrasi dan kebebasan individu serta pasar bebas.

34 | P a g e
b.Penyelenggaraan otonomi daerah kepada pemda tingkat I dan II(kabupaten/kota).

c.Pelaksanaan pemilu langsung presiden dan wakil presiden.

d.Pelaksanaan kebebasan pers yang bertanggung jawab.

e.Perubahan UU politik yang berintikan pemilu langsung dan sistem multipartai.

f.Pelaksanaan amandemen konstitusi (UUD 1945) yang berintikan perubahan struktur


ketatanegaraan Indonesia yang ditandai dengan ditetapkannya konstitusi (UUD 1945)
sebagai lembaga tertinggi negara.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai


berikut :1.Konstitusi adalah sistem ketatanegaraan yang berupa peraturan tertulis maupun tidak
tertulis yang ditetapkan bersama untuk mengatur pemerintahan suatu negara.2.Hakikat dan
fungsi konstitusi adalah adannya pembatasan kekuasaan pemerintah sehingga penyelenggaraan
kekuasaan tidak sewenang-wenang. Dengan demikian, hak-hak warga negara diharapkan
terlindungi.3.UUD 1945 disahkan oleh PPKI sebagai konstitusi negara Indonesia pada
tanggal 18 Agustus 1945.4.Dalam pelaksanaannya, UUD 1945 sebagai konstitusi negara
Indonesia telah mengalami perubahan menjadi konstitusi RIS ( 27 Desember 1945-17
Agustus 1950), kemudian berubah menjadi UUDS 1950 ( 17 Agustus 1950-5 Juli 1959),
hingga akhirnya menjadi UUD 1945 lagi tetapi dengan amandemen pada tahun 1999,
2000, 2001 dan 2002.5.Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan karena adanya tuntutan
perubahan UUD 1945 yang kuat dari masyarakat. Masyarakat merasa bahwa muatan UUD
1945 waktu itu banyak yang tidak sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Hady, Nuruddin. 2010. Teori Konstitusi dan Negara Demokrasi. Malang : Setara Press.Mahfud
MD, Moh. 2010. Perdebatan Hukum Tata Negara. Jakarta : Rajawali Pers.Srijanti dkk. 2008.
Etika Berwarga Negara. Jakarta : Salemba Empat.Sunarso dkk. 2008.Pendidikan

35 | P a g e
Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta : UNY Press.Winarno.
2008.Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta : Bumi
Aksara.http://duaphi.blogspot.com/2013/06/makalah-konstitusi-negara_15.htm.

Tugas Kelompok Kewarganegaraan


1. Ayu Atika Putri (G2E021014)
2. Ayu Andika Vemidian (G2E021025)
3. Dila Puspitasari (G2E021028)
Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Konstitusi dalam
Kehidupan Berbangsa Negara
Konstitusi merupakan salah satu syarat terbentuknya suatu negara, tanpa adanya
konstitusi negara tersebut tidak mungkin terbentuk. Di dalam sebuah konstitusi memuat
banyak kepentingan seputar tatanan organisasi negara, HAM, UUD dan banyak lagi.
Konstitusi juga memiliki kedudukan dan pengaruh sangat besar bagi suatu negara karena
fungsinya dalam mengatur kekuasaan. Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum
yang berisi ketentuan tentang bagaimana pemerintah diatur dan dijalankan.
Peranan Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Eksistensi
konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara merupakan sesuatu hal yang
sangat krusial, karena tanpa konstitusi bisa jadi tidak akan terbentuk sebuah negara.
Dalam lintasan sejarah hingga awal abad ke-21 ini, hampir tidak ada negara yang tidak
ada negara yang tidak memiliki konstitusi. Hal ini menunjukkan betapa urgenya
konstitusi sebagai suatu perangkat negara. Konstitusi dan negara ibarat dua sisi mata
uang yang satu sama lain tidak terpisahkan. nstitusi menjadi sesuatu yang urgen tatanan
kehidupan ketatanegaraan,karena konstitusi merupakan sekumpulan aturan yang
mengatur organisasi negara, serta hubungan antara negara dan warga negara sehingga
saling menyesuaikan diri dan saling bekerjasama.
A. Fungsi Konstitusi
1. Konstitusi berfungsi sebagai landasan kontitusionalisme. Landasan konstitusionalisme

36 | P a g e
adalah landasan berdasarkan konstitusi, baik konstitusi dalam arti luas maupun konstitusi
dalam arti sempit.
2. Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa,
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan
harapan segala hak-hak warga negara terlindungi.

3. Konstitusi berfungsi:
a. Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan
kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
b. Memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang dicitacitakan
tahap berikutnya.
c. Dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu system
ketatanegaraantertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya.
d. Menjamin hak-hak asasi warga negara.

B. Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia


Berikut beberapa konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia :
A. Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)
B. Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
C. UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
D. UUD 1945 (5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)
E. UUD 1945 setelah Amandemen (19 Oktober 1999 – Sekarang )

C. Macam-macam Kontitusi
Berikut ini adalah beberapa Macam Macam Konstitusi undang undang 1945 :
1.Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and unwritten
constitution).
2.Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution).
3.Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not
supreme constitution).

37 | P a g e
4.Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution).
5.Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President
Executive and Parliamentary Executive Constitution).

D. Tujuan Konstitusi
Tujuan-tujuan konstitusi Negara Indonesia diklasifikasikan menjadi tiga tujuan,
yaitu:
1.Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaliguspengawasan terhadap
kekuasaan politik.
2.Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan daripenguasa itu sendiri.
3.Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagipara penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya.

E. Lembaga-lembaga Negara yang Sesuai Kontitusi


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai konstitusi
Indonesia mengatur keberadaan lembaga-lembaga negara mulai tugas, fungsi, wewenang
sampai pada susunan dan kedudukannya. Aturan dalam konstitusi ini dijabarkan oleh
undang-undang, yaitu dalam UU Nomor 42 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan
DPRD, UU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung, Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2014 tentang Mahkamah Konstitusi, UU Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi
Yudisial, dan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang BPK.

F. Kekuatan Suprastruktur Politik dalam Lembaga Tinggi Negara Indonesia


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
4. Presiden/Wakil Presiden
5. Mahkamah Agung

38 | P a g e
6. Mahkamah Konstitusi
7. Komisi Yudisial
8. Badan Pemeriksa Kekuanga

39 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai