PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DOSEN PENGAMPU : Sintya P. Junaedy, SH, MH
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Imelda Soyawan (23012102)
Khara Susilo (23012074)
Fadil Lapasau (23012087)
Zefanya Tirie (23012095)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
tuntunanNya sehingga kami Kelompok 2 dapat menyusun makalah ini dengan baik yang
berjudul “Negara dan Konstitusi”.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucakan terima kasih kepada dosen pengajar kami,
Sintya P. Junaedy, SH, MH yang telah mengajari dan membimbing kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
untuk kami dan pembaca.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I - PENDAHULUAN......................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................4
B. TUJUAN...............................................................................................................................4
BAB II - PEMBAHASAN.......................................................................................................5
A. PENGERTIAN NEGARA...................................................................................................5
B. SIFAT-SIFAT NEGARA.......................................................................................................5
C. UNSUR-UNSUR NEGARA................................................................................................6
D. FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA....................................................................................6
E. PENGERTIAN KONSTITUSI.............................................................................................7
F. JENIS-JENIS KONSTITUSI................................................................................................7
G. UNSUR-UNSUR YANG TERDAPAT DALAM KONSTITUSI.........................................7
H. PERUBAHAN KONSTITUSI.............................................................................................7
I. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KONSTITUSI DI INDONESIA............................8
J. PERANAN KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA................................10
BAB III - PENUTUP..............................................................................................................11
A. KESIMPULAN...............................................................................................................11
B. SARAN...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara umum negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Apalagi setelah abad pertengahan yang di tandai dengan ide demokrasi dapat
di katakan tanppa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi merupakan hukum
dasarnya suatu Negara yang di landaskan kepada suatu konstitusi yang disebut Negara
konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat di kataakan secara ideal sebagai Negara
konstitusional maka konstitusi Negara tersebutharus memenuhi sifat-sifat dan ciri-ciri
kondtitusionalisme. Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan tentang konstitusionalime.
Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau pemahaman. Oleh karena itu,
bahasa tentang negara dan konstitusi pada bab ini terdiri atas konstitusionalisme, konstitusi
negara, UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan
Indonesia.
Manusia hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam latar belakangnya.
Mula-mulamanusia hidup dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan kepentingan dan wilayah
tempat tinggalnya, iahidup dalam kestuan sosial yang disebut masyarakat dan pada akhirnya
menjadi bangsa. Bangsa adalahkumpulan masyarakat yang membentuk suatu negara.
Berkaitan dengan tumbuh kembangnya bangsa, terdapat berbagai teori besar dari para ahli
untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki sifat dan karaktersendiri. Istilah bangsa
memiliki berbagai makna dan pengertian nya yang berbeda-beda. Bangsa merupakan
terjemahan dari kata “nation” (dalam bahasa inggris). Kata bangsa melahirkan keturunan atau
bangsa
B. TUJUAN
Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN NEGARA
Negara berbeda dengan bangsa. Jika bangsa merujuk pada kelompok orang atau
persekutuan hidup, sedangkan negara merujuk pada sebuah organisasi sekelompok orang
yang berada di dalamnya. Istilah negara merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris,
state; bahasa Belanda dan Jerman, staat, serta bahasa Prancis, etat. Kata-kata tersebut diambil
dari bahasa Latin, status atau statum, yang berarti keadaan yang tegak serta tetap atau sesuatu
yang memiliki sifat-sifat yang tegak serta tetap. Di Indonesia, istilah negara berasal dari
bahasa Sanskerta, yaitu nagari atau nagara yang berarti wilayah atau penguasa.
B. SIFAT-SIFAT NEGARA
Negara mempunyai sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang
dimilikinya. Berikut adalah sifat-sifat negara :
1. Sifat memaksa
Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian terjadi sebuah
penertiban.
2. Sifat monopoli
Negara mempunyai tujuan dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat.
3. Sifat mencakup semua (semua - meliputi, mencakup semua).
Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua kecuali kecuali.
5
C. UNSUR-UNSUR NEGARA
Unsur negara sebagai syarat berdirinya suatu negara yaitu adanya rakyat, wilayah,
pemerintahan dan pengakuan suatu negara apabila ingin diakui sebagai negara yang
berdaulat secara internasional harus empat memenuhi persyaratan unsur negara berikut ini :
1. Memiliki Wilayah
Untuk membangun suatu negara dengan kedaulatan penuh memerlukan wilayah yang
terdiri atas darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan. Untuk wilayah yang jauh dari
laut tidak memerlukan wilayah lautan. Di wilayah negara itulah rakyat akan
menjalani kehidupannya sebagai warga negara dan pemerintah akan menjalankan
fungsinya.
2. Memiliki Rakyat
Diperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara tersebut dan
dipersatukan oleh suatu perasaan. Tanpa adanya orang sebagai rakyat pada suatu
ngara maka pemerintahan tidak akan berjalan.
3. Pemerintahan yang Berdaulat
Pemerintahan yang baik terdiri atas susunan penyelengara negara seperti lembaga
yudikatif, lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lain sebagainya untuk
menyelengarakan kegiatan pemerintahan yang berkedaulatan.
4. Pengakuan dari Negara Lain
Untuk dapat disebut sebagai negara yang sah yang membutuhkan pengakuan negara
lain dengan baik secara de facto (nyata) maupun secara de yure. Sekelompok orang
bisa saja mengakui suatu hal wilayah yang terdiri atas orang-orang dengan sistem
pemerintahan, namun tidak akan disetujui dunia internasional jika didirikan di atas
negara yang sudah ada
6
E. PENGERTIAN KONSTITUSI
Dari segi bahasa istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Prancis) yang berarti
membentuk. Maksudnya yaitu membentuk, menata, dan menyusun suatu negara. Demikian
pula dalam bahasa Inggris kata constitute dapat berarti mengangkat, mendirikan atau
menyusun. Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan sebutan gronwet yang
berarti undang-undang dasar. Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan
sistem ketatanegaraan suatu negara.
Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah
negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang
berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik penyelenggaraan
negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini dapat menunjuk pada
peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
F. JENIS-JENIS KONSTITUSI
Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu:
1. Konstitusi tertulis, yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan) kerangka dan
tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan serta menentukan cara kerja dari
badan-badan pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini dikenal dengan sebutan
undang-undang dasar.
2. Konstitusi tidak tertulis, merupakan suatu aturan yang tidak tertulis yang ada dan
dipelihara dalam praktik penyelenggaraan negara di suatu negara. Konstitusi tidak tertulis
ini dikenal dengan sebutan konvensi.
Undang-Undang Dasar atau konstitusi negara tidak hanya bisa berfungsi membatasi
kekuasaan pemerintah, tetapi juga menggambarkan struktur pemerintahan suatu negara yang
terdapat dalam konstitusi modern meliputi ketentuan tentang:
1. Struktur organisasi negara dengan lembaga-lembaga negara di dalamnya;
2. Tugas/wewenang masing-masing lembaga negara dan hubungan tata kerja antara satu
lembaga dengan lembaga lainnya;
3. Jaminan hak asasi pria usia dan warga negara negara.
H. PERUBAHAN KONSTITUSI
Betapapun sempurnanya sebuah konstitusi, pada suatu saat konstitusi itu bisa ketinggalan
jaman atau tidak sesuai lagi dengan dinamika dan perkembangan masyarakat. Karena itulah
perubahan atau amandemen konstitusi merupakan sesuatu yang hal yang wajardan tidak
perlu dianggap sebagai sessuatu yang istimya. Yatidak penting bahwa perubahan itu
didasarkan pada kepentingan negara dan bangsa dalam arti yang sebenarnya, dan bukan
Hanya karena kepentingan politik saat itu dari golongan atau kelompok tertentu.
7
Dalam sistem ketatanegaraan modern, ada dua sistem yang berkembang di dalamnya
perubahan konstitusi, yaitu:
1. Renewal atau Pembaruan
Renewal atau pembaruan adalah sistem perubahan konstitusi secara keseluruhan sehingga
yang diberlakukan kemudian adalah konstitusi yang benar- benar baru. Negara yang
menganut sistem ini adalah Jerman, Perancis, Belanda.
2. Amandemen atau Perubahan
Amandemen atau perubahan adalah perubahan konstitusi dengan tetap memberlakukan
konstitusi yang asli. Hasil perubahan tersebut merupakan bagian atau lampiran yang
menyertai konstitusi yang asli seperti Indonesia dan Amerika.
UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 hingga 16 Juli 1945 oleh Badan Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI. Tugas pokok dari BPUPKI
adalah menyusun rancangan undang-undang dasar. Namun dalam prakteknya,
persidangan berjalan cukup lama khususnya dalam membahas masalah dasar negara.
BPUPKI membentuk panitia kecil yang disebut panitia sembilan. Panitia sembilan
berhasil mencapai kompromi untuk menyetujui naskah mukadimah UUD. Soepomo kala
itu membentuk panitia kecil yang diketuai oleh Soekarno yaitu Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia atau PPKI.
8
a. Periode 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949
Periode Periode 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949 adalah periode
penetapan UUD 1945. Penetapan UUD 1945 dilakukan sehari setelah
proklamasi kemerdekan Indonesia oleh PPKI. Penetapan dilakukan setelah
mengalami sejumlah proses.
Hingga saat ini, UUD 1945 telah mengalami empat kali perubahan atau
amandemen.
Amandemen pertama: 14 - 21 Oktober 1999
Amandemen kedua: 7 - 18 Agustus 2000
Amandemen ketiga: 1 - 9 November 2001
Amandemen keempat: 1 - 11 Agustus 2002
UUD 1945 hasil amandemen menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara
atau UUDS1950 dan menjadi konstitusi yang berlaku hingga saat ini.
9
J. PERANAN KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA
Secara umum dapat dikatakan bahwa konstitusi disusun sebagai pedoman dasar dalam
penyelenggaraan kehidupan negara agar negara berjalan tertib, teratur, dan tidak terjadi
tindakan yang sewenang-wenang dari pemerintah terhadap rakyatnya. Untuk itu maka dalam
konstitusi ditentukan kerangka bangunan suatu negara, kewenangan pemerintah sebagai
pihak yang berkuasa, serta hak-hak asasi warga negara.
Menurut CF. Strong (2008:16), tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-
wenang pemerintah, menjamin hak-hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat. Dengan konstitusi tindakan pemerintah yang sewenang-wenang
dapat dicegah karena kekuasaan yang dimiliki oleh pemerintah telah ditentukan dalam
konstitusi dan pemerintah tidak dapat melakukan tindakan semaunya di luar apa yang telah
ditentukan dalam konstitusi tersebut. Di pihak lain, hak-hak rakyat yang diperintah
mendapatkan perlindungan dengan dituangkannya jaminan hak asasi dalam pasal-pasal
konstitusi.
Atas dasar pendapat di atas dapatlah dinyatakan bahwa peranan konstitusi bagi kehidupan
negara adalah untuk memberikan landasan dan pedoman dasar bagi penyelenggaraan
ketatanegaraan suatu negara, membatasi tindakan pemerintah agar tidak bertindak sewenang-
wenang, dan memberikan jaminan atas hak asasi bagi warga negara.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah ini penulis menyampaikan bahwa Negara adalah oraganisasi tertinggi di
antara suatu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam
daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung
nilai konstitutif dari sebuah negara yang menyaratkan adanya unsur dalam sebuah negara
yaitu rakyat, wilayah, kedaulatan dan pengakuan dari negara lain.
B. SARAN
Kepada para pembaca kami menyarankan agar lebih banyak membaca buku yang
berkaitan dengan Negara atau Konstitusi agar lebih memahami kedua hal tersebut.
11
DAFTAR PUSTAKA
Soehino, Ilmu Negara, Edisi Ketiga, Cet. Kedelapan, Liberty, Yogyakarta, 2008.
Thaib, Dahlan, Kedaulatan Rakyat, Negara Hukum dan Konstitusi, Cet. Kedua, Liberty,
Yogyakarta, 2000.
Syahuri, Taufiqurrohman, Tafsir Konstitusi Berbagai Aspek Hukum, Kencana, Jakarta, 2011.
Atmoredjo, Sudjito bin, Negara Hukum Dalam Perspektif Pancasila, Makalah Untuk Konggres
Pancasila, Kerjasama Mahkamah Konstitusi RI dan Gadjah Mada, Tanggal 30 Mei – 01 Juni
2009 di Balai Senat UGM, Yogyakarta.
12