Anda di halaman 1dari 12

NEGARA DAN KONSTITUSI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DOSEN PENGAMPU : Sintya P. Junaedy, SH, MH

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Imelda Soyawan (23012102)
Khara Susilo (23012074)
Fadil Lapasau (23012087)
Zefanya Tirie (23012095)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN RISET DAN TEKNOLOGI


POLITEKNIK NEGERI MANADO
TEKNIK SIPIL 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
tuntunanNya sehingga kami Kelompok 2 dapat menyusun makalah ini dengan baik yang
berjudul “Negara dan Konstitusi”.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucakan terima kasih kepada dosen pengajar kami,
Sintya P. Junaedy, SH, MH yang telah mengajari dan membimbing kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
untuk kami dan pembaca.

Manado, 19 April 2024

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I - PENDAHULUAN......................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................4
B. TUJUAN...............................................................................................................................4
BAB II - PEMBAHASAN.......................................................................................................5
A. PENGERTIAN NEGARA...................................................................................................5
B. SIFAT-SIFAT NEGARA.......................................................................................................5
C. UNSUR-UNSUR NEGARA................................................................................................6
D. FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA....................................................................................6
E. PENGERTIAN KONSTITUSI.............................................................................................7
F. JENIS-JENIS KONSTITUSI................................................................................................7
G. UNSUR-UNSUR YANG TERDAPAT DALAM KONSTITUSI.........................................7
H. PERUBAHAN KONSTITUSI.............................................................................................7
I. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KONSTITUSI DI INDONESIA............................8
J. PERANAN KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA................................10
BAB III - PENUTUP..............................................................................................................11
A. KESIMPULAN...............................................................................................................11
B. SARAN...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara umum negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Apalagi setelah abad pertengahan yang di tandai dengan ide demokrasi dapat
di katakan tanppa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi merupakan hukum
dasarnya suatu Negara yang di landaskan kepada suatu konstitusi yang disebut Negara
konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat di kataakan secara ideal sebagai Negara
konstitusional maka konstitusi Negara tersebutharus memenuhi sifat-sifat dan ciri-ciri
kondtitusionalisme. Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan tentang konstitusionalime.
Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau pemahaman. Oleh karena itu,
bahasa tentang negara dan konstitusi pada bab ini terdiri atas konstitusionalisme, konstitusi
negara, UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan
Indonesia.

Manusia hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam latar belakangnya.
Mula-mulamanusia hidup dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan kepentingan dan wilayah
tempat tinggalnya, iahidup dalam kestuan sosial yang disebut masyarakat dan pada akhirnya
menjadi bangsa. Bangsa adalahkumpulan masyarakat yang membentuk suatu negara.
Berkaitan dengan tumbuh kembangnya bangsa, terdapat berbagai teori besar dari para ahli
untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki sifat dan karaktersendiri. Istilah bangsa
memiliki berbagai makna dan pengertian nya yang berbeda-beda. Bangsa merupakan
terjemahan dari kata “nation” (dalam bahasa inggris). Kata bangsa melahirkan keturunan atau
bangsa

B. TUJUAN
Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. mengetahui pengertian negara dan konstitusi;


2. mengetahui sejarah perumusan dan penetapan undang undang dasar 1945; dan
3. mengetahui peranan konstitusi dalam kehidupan bernegara.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN NEGARA

Negara berbeda dengan bangsa. Jika bangsa merujuk pada kelompok orang atau
persekutuan hidup, sedangkan negara merujuk pada sebuah organisasi sekelompok orang
yang berada di dalamnya. Istilah negara merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris,
state; bahasa Belanda dan Jerman, staat, serta bahasa Prancis, etat. Kata-kata tersebut diambil
dari bahasa Latin, status atau statum, yang berarti keadaan yang tegak serta tetap atau sesuatu
yang memiliki sifat-sifat yang tegak serta tetap. Di Indonesia, istilah negara berasal dari
bahasa Sanskerta, yaitu nagari atau nagara yang berarti wilayah atau penguasa.

Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok


manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan
mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya. Organisasi negara
dalam suatu wilayah bukanlah satu-satunya organisasi, ada organisasi-organisasi lain
(keagamaan, kepartaian, kemasyarakatan dan organisasi lainnya yang masing-masing
memiliki kepribadian yang lepas dari masalah kenegaraan). Secara umum negara dapat
diartikan sebagai suatu organisasi utama yang ada di dalam suatu wilayah karena memiliki
pemerintahan yang berwenang dan mampu untuk turut campur dalam banyak hal dalam
bidang organisasi-organisasi lainnya.

B. SIFAT-SIFAT NEGARA

Negara mempunyai sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang
dimilikinya. Berikut adalah sifat-sifat negara :
1. Sifat memaksa
Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian terjadi sebuah
penertiban.
2. Sifat monopoli
Negara mempunyai tujuan dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat.
3. Sifat mencakup semua (semua - meliputi, mencakup semua).
Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua kecuali kecuali.

5
C. UNSUR-UNSUR NEGARA

Unsur negara sebagai syarat berdirinya suatu negara yaitu adanya rakyat, wilayah,
pemerintahan dan pengakuan suatu negara apabila ingin diakui sebagai negara yang
berdaulat secara internasional harus empat memenuhi persyaratan unsur negara berikut ini :
1. Memiliki Wilayah
Untuk membangun suatu negara dengan kedaulatan penuh memerlukan wilayah yang
terdiri atas darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan. Untuk wilayah yang jauh dari
laut tidak memerlukan wilayah lautan. Di wilayah negara itulah rakyat akan
menjalani kehidupannya sebagai warga negara dan pemerintah akan menjalankan
fungsinya.
2. Memiliki Rakyat
Diperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara tersebut dan
dipersatukan oleh suatu perasaan. Tanpa adanya orang sebagai rakyat pada suatu
ngara maka pemerintahan tidak akan berjalan.
3. Pemerintahan yang Berdaulat
Pemerintahan yang baik terdiri atas susunan penyelengara negara seperti lembaga
yudikatif, lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lain sebagainya untuk
menyelengarakan kegiatan pemerintahan yang berkedaulatan.
4. Pengakuan dari Negara Lain
Untuk dapat disebut sebagai negara yang sah yang membutuhkan pengakuan negara
lain dengan baik secara de facto (nyata) maupun secara de yure. Sekelompok orang
bisa saja mengakui suatu hal wilayah yang terdiri atas orang-orang dengan sistem
pemerintahan, namun tidak akan disetujui dunia internasional jika didirikan di atas
negara yang sudah ada

D. FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA


1. Fungsi Pertahanan dan Keamanan (Hankam)
Negara harus dapat melindungi rakyat, wilayah serta pemerintahan dari ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.
2. Fungsi Keadilan
Negara harus dapat menegakkan hukum secara tegas dan tanpa adanya unsur kepentingan
tertentu. Setiap warga negara harus dipandang sama di depan hukum.
3. Fungsi Pengaturan dan Ketertiban
Negara harus mempunyai peraturan (UU) dan peraturan-peraturan lainnya untuk
menjalankannya agar terwujudnya tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara.
4. Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran
Negara harus mengeksplorasi sumber daya alam (SDA) dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan pendapatan rakyat guna mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran.

6
E. PENGERTIAN KONSTITUSI

Dari segi bahasa istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Prancis) yang berarti
membentuk. Maksudnya yaitu membentuk, menata, dan menyusun suatu negara. Demikian
pula dalam bahasa Inggris kata constitute dapat berarti mengangkat, mendirikan atau
menyusun. Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan sebutan gronwet yang
berarti undang-undang dasar. Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan
sistem ketatanegaraan suatu negara.

Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah
negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang
berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik penyelenggaraan
negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini dapat menunjuk pada
peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

F. JENIS-JENIS KONSTITUSI
Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu:
1. Konstitusi tertulis, yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan) kerangka dan
tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan serta menentukan cara kerja dari
badan-badan pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini dikenal dengan sebutan
undang-undang dasar.
2. Konstitusi tidak tertulis, merupakan suatu aturan yang tidak tertulis yang ada dan
dipelihara dalam praktik penyelenggaraan negara di suatu negara. Konstitusi tidak tertulis
ini dikenal dengan sebutan konvensi.

G. UNSUR-UNSUR YANG TERDAPAT DALAM KONSTITUSI

Undang-Undang Dasar atau konstitusi negara tidak hanya bisa berfungsi membatasi
kekuasaan pemerintah, tetapi juga menggambarkan struktur pemerintahan suatu negara yang
terdapat dalam konstitusi modern meliputi ketentuan tentang:
1. Struktur organisasi negara dengan lembaga-lembaga negara di dalamnya;
2. Tugas/wewenang masing-masing lembaga negara dan hubungan tata kerja antara satu
lembaga dengan lembaga lainnya;
3. Jaminan hak asasi pria usia dan warga negara negara.

H. PERUBAHAN KONSTITUSI

Betapapun sempurnanya sebuah konstitusi, pada suatu saat konstitusi itu bisa ketinggalan
jaman atau tidak sesuai lagi dengan dinamika dan perkembangan masyarakat. Karena itulah
perubahan atau amandemen konstitusi merupakan sesuatu yang hal yang wajardan tidak
perlu dianggap sebagai sessuatu yang istimya. Yatidak penting bahwa perubahan itu
didasarkan pada kepentingan negara dan bangsa dalam arti yang sebenarnya, dan bukan
Hanya karena kepentingan politik saat itu dari golongan atau kelompok tertentu.
7
Dalam sistem ketatanegaraan modern, ada dua sistem yang berkembang di dalamnya
perubahan konstitusi, yaitu:
1. Renewal atau Pembaruan
Renewal atau pembaruan adalah sistem perubahan konstitusi secara keseluruhan sehingga
yang diberlakukan kemudian adalah konstitusi yang benar- benar baru. Negara yang
menganut sistem ini adalah Jerman, Perancis, Belanda.
2. Amandemen atau Perubahan
Amandemen atau perubahan adalah perubahan konstitusi dengan tetap memberlakukan
konstitusi yang asli. Hasil perubahan tersebut merupakan bagian atau lampiran yang
menyertai konstitusi yang asli seperti Indonesia dan Amerika.

I. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KONSTITUSI DI INDONESIA

1. Sejarah Konstitusi di Indonesia

UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 hingga 16 Juli 1945 oleh Badan Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI. Tugas pokok dari BPUPKI
adalah menyusun rancangan undang-undang dasar. Namun dalam prakteknya,
persidangan berjalan cukup lama khususnya dalam membahas masalah dasar negara.

BPUPKI membentuk panitia kecil yang disebut panitia sembilan. Panitia sembilan
berhasil mencapai kompromi untuk menyetujui naskah mukadimah UUD. Soepomo kala
itu membentuk panitia kecil yang diketuai oleh Soekarno yaitu Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia atau PPKI.

Undang-undang Dasar atau konstitusi negara Republik Indonesia disahkan dan


ditetapkanoleh PPKI pada 18 Agustus 1945. Satu hari pasca proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Sejak saat itu, Indonesia telah menjadi suatu negara modern karena telah
memiliki suatu sistem ketatanegaraan yaitu Undang-undang Dasar atau konstitusi negara
yang memuat tata kerja konstitusi modern.

2. Perkembangan Konstitusi di Indonesia


Perubahan UUD 1945 dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu agenda
sidang tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR sejak tahun 1999 hingga
perubahan keempattahun 2002. Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia,
ada empat macam undang-undang yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu:

8
a. Periode 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949
Periode Periode 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949 adalah periode
penetapan UUD 1945. Penetapan UUD 1945 dilakukan sehari setelah
proklamasi kemerdekan Indonesia oleh PPKI. Penetapan dilakukan setelah
mengalami sejumlah proses.

b. Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950


Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 adalah periode konstitusi
Republik Indonesia Serikat atau RIS. Perjalanan negara baru Republik
Indonesia tidak luput dari keinginan Belanda untuk kembali berkuasa di
Indonesia.

Belanda mencoba mendirikan negara seperti Negara Sumatera Timur,


Negara Indonesia Timur, Negara Jawa Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan
usaha Belanda tersebut, terjadi lanagresi Belanda I pada 1947 dan agresi
Belanda II pada 1948. Sehingga, perlu diselenggarakannya Konferensi Meja
Bundar atau KMB yang melahirkan negara Republik Indonesia Serikat.
Akibatnya, UUD yang seharusnya berlaku untuk seluruh negara Indonesia,
hanya berlaku untuk negara Republik Indonesia Serikat saja.
c. Periode 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959
Periode 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959 adalah periode Undang-undang
Dasar Sementaraatau UUDS 1950. Periode federal dari UUD RIS 1949
merupakan perubahan sementara karena pada dasarnya bangsa Indonesia
menghendaki negara kesatuan.

Kembalinya Republik Indonesia menjadi negara kesatuan, maka perlu


adanya UUD baru. Oleh karena itu, dibentuklah suatu panitia bersama yang
menyusun rancangan UUD pada12 Agustus 1950. UUDS kemudian disahkan
oleh badan pekerja komite nasional pusat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan
senat Republik Indonesia Serikat pada 17 Agustus 1950.

d. Periode 5 Juli 1959 – Sekarang


Periode 5 Juli 1959 - sekarang adalah periode berlakunya kembali UUD
1945. Melalui dekrit presiden 5 Juli 1959, UUD 1945 diberlakukan kembali.

Hingga saat ini, UUD 1945 telah mengalami empat kali perubahan atau
amandemen.
 Amandemen pertama: 14 - 21 Oktober 1999
 Amandemen kedua: 7 - 18 Agustus 2000
 Amandemen ketiga: 1 - 9 November 2001
 Amandemen keempat: 1 - 11 Agustus 2002
UUD 1945 hasil amandemen menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara
atau UUDS1950 dan menjadi konstitusi yang berlaku hingga saat ini.

9
J. PERANAN KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA

Secara umum dapat dikatakan bahwa konstitusi disusun sebagai pedoman dasar dalam
penyelenggaraan kehidupan negara agar negara berjalan tertib, teratur, dan tidak terjadi
tindakan yang sewenang-wenang dari pemerintah terhadap rakyatnya. Untuk itu maka dalam
konstitusi ditentukan kerangka bangunan suatu negara, kewenangan pemerintah sebagai
pihak yang berkuasa, serta hak-hak asasi warga negara.

Menurut CF. Strong (2008:16), tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-
wenang pemerintah, menjamin hak-hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat. Dengan konstitusi tindakan pemerintah yang sewenang-wenang
dapat dicegah karena kekuasaan yang dimiliki oleh pemerintah telah ditentukan dalam
konstitusi dan pemerintah tidak dapat melakukan tindakan semaunya di luar apa yang telah
ditentukan dalam konstitusi tersebut. Di pihak lain, hak-hak rakyat yang diperintah
mendapatkan perlindungan dengan dituangkannya jaminan hak asasi dalam pasal-pasal
konstitusi.

Atas dasar pendapat di atas dapatlah dinyatakan bahwa peranan konstitusi bagi kehidupan
negara adalah untuk memberikan landasan dan pedoman dasar bagi penyelenggaraan
ketatanegaraan suatu negara, membatasi tindakan pemerintah agar tidak bertindak sewenang-
wenang, dan memberikan jaminan atas hak asasi bagi warga negara.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari makalah ini penulis menyampaikan bahwa Negara adalah oraganisasi tertinggi di
antara suatu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam
daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung
nilai konstitutif dari sebuah negara yang menyaratkan adanya unsur dalam sebuah negara
yaitu rakyat, wilayah, kedaulatan dan pengakuan dari negara lain.

Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan


suatu negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau
memerintah negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan
yang berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik
penyelenggaraan negara

B. SARAN

Kepada para pembaca kami menyarankan agar lebih banyak membaca buku yang
berkaitan dengan Negara atau Konstitusi agar lebih memahami kedua hal tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Januar, Muhammad. (2023). Makalah Negara dan Konstitusi. Academia.edu.


https://www.scribd.com/document/596389151/Negara-Dan-Konstitusi.

Soehino, Ilmu Negara, Edisi Ketiga, Cet. Kedelapan, Liberty, Yogyakarta, 2008.

Thaib, Dahlan, Kedaulatan Rakyat, Negara Hukum dan Konstitusi, Cet. Kedua, Liberty,
Yogyakarta, 2000.

Syahuri, Taufiqurrohman, Tafsir Konstitusi Berbagai Aspek Hukum, Kencana, Jakarta, 2011.

Atmoredjo, Sudjito bin, Negara Hukum Dalam Perspektif Pancasila, Makalah Untuk Konggres
Pancasila, Kerjasama Mahkamah Konstitusi RI dan Gadjah Mada, Tanggal 30 Mei – 01 Juni
2009 di Balai Senat UGM, Yogyakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai