Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BENTUK NEGARA YANG ADA DI DUNIA


Tugas Makalah untuk Mata Kuliah Ilmu Sejarah dan Pendidikan IPS
Dosen Pengampu :
Drs. M. Zaenal Arifin Anis, M.Hum/
Muhammad Adhitya Hidayat Putra, M.Pd.

Disusun Oleh :
Akhmad Hapis Ansari (2110128210008)
Kelas : A-1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2022

i
KATA PENGANTAR
Bissmilahirrahmanirrahim, Assalamualaikum. Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul bentuk negara
yang ada di dunia, ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada Mata kuliah Ilmu Politik dan Pendidikan IPS. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bentuk-bentuk negara bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. M. Zaenal Arifin Anis,
M.Hum dan Bapak Muhammad Adhitya Hidayat Putra, M.Pd., selaku dosen Mata
Kuliah Ilmu Politik dan Pendidikan IPS yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
wassalamualaikum wr.wb.

Banjarmasin, 18 April 2022


penyusun

Akhmad Hapis Ansari

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I .........................................................................................................................4
PENDAHULUAN .....................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................4
B. Tujuan Penulisan ..............................................................................................4
BAB II ........................................................................................................................5
ISI / PEMBAHASAN ................................................................................................5
A. Bentuk Negara ..................................................................................................5
B. Jenis-Jenis Bentuk Negara ................................................................................5
BAB III.....................................................................................................................12
PENUTUP ................................................................................................................12
A. Kesimpulan .....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara adalah suatu lembaga yang dibentuk oleh sekelompok orang yang
bertempat tinggal di daerah-daerah tertentu dengan tujuan yang sama, terikat dan taat
kepada hukum serta mempunyai pemerintahan sendiri. Negara dibentuk atas dasar
kesepakatan bersama yang bertujuan untuk mengatur kehidupan para anggotanya guna
menopang kehidupan dan memenuhi kebutuhannya. Untuk mengatur bagaimana anggota
masyarakat melakukan aktivitasnya sebagai warga negara, negara menetapkan batasan
dalam bentuk aturan dan undang-undang. Dan setiap negara memiliki sistemnya sendiri.
Negara harus mencerminkan 3 unsur yang menjadi syarat adanya negara, yaitu
keberadaan suatu tempat (wilayah), keberadaan suatu rakyat atau masyarakat, dan
keberadaan suatu organisasi berbentuk pemerintahan yang berdaulat., Berkuasa, menjamin
dan melindungi orang-orang atau komunitas yang tinggal di wilayah tertentu.
Bentuk negara merupakan batas antara sosiologis dan tinjauan hukum negara.
Secara sosiologis negara secara keseluruhan tanpa melihat isinya, maka secara yuridis,
jika dilihat dari negara, penilaiannya hanya dilihat berdasarkan isi atau strukturnya. Dari
sudut pandang hukum, peringkat negara sekarang hanya dilihat dari konten atau
strukturnya.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah mengetahui tentang bentuk bentu negara, dan untuk menambah
wawasan dalam Apa itu bentuk bentuk negara, Apa saja yang termasuk kedalam bentuk
bentuk negara, dan bagaimana perbedaan setiap bentuk bentuk negara.

4
BAB II
ISI / PEMBAHASAN
A. Bentuk Negara
Bahwa istilah "bentuk negara" berasal dari bahasa Belanda, yaitu staat vormen. Sedangkan
negara itu sendiri adalah suatu organisasi masyarakat yang mempunyai orang-orang di suatu
wilayah tertentu, dengan sejumlah orang menerima keberadaan organisasi itu. Syarat lain bagi
keberadaan suatu negara adalah adanya negara. disebut kedaulatan, artinya negara diakui oleh
warga negaranya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. tentang dirinya di daerah dimana negara
itu berada.Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaan politik, militer,
ekonomi, sosial dan budayanya diatur oleh pemerintah di wilayah tersebut. Negara juga
merupakan suatu daerah yang memiliki sistem atau aturan yang berlaku bagi seluruh rakyat di
daerah tersebut dan dipelihara secara mandiri.

B. Jenis-Jenis Bentuk Negara


1. Negara Kesatuan (Unitaris)
Negara kesatuan disebut juga negara unitaris. Secara struktural, negara kesatuan adalah
negara yang merdeka dan berdaulat dimana hanya satu wilayah negara yang berkuasa, sebagai
pemerintah pusat mengatur semua daerah. Artinya tunggal, artinya hanya ada satu negara, tidak
ada negara di dalam negara. Terlepas dari ukurannya, internal atau eksternal, itu adalah unit,
kepala negara dan legislatif untuk seluruh wilayah. Pemerintah pusat inilah yang dapat
memutuskan segala sesuatu di negara ini pada tingkat terakhir dan tertinggi.
Dalam prakteknya, dalam negara kesatuan (Eenheidstaat), pemekaran daerah juga
dilaksanakan, serta organisasi negara yang berdiri sendiri dan memiliki pemerintahan sendiri.
Biasa disebut secara umum sebagai pemerintah Tier I, Tier II dan Tier III, yang memiliki hak
untuk mengatur dan mengelola anggarannya sendiri. Masing-masing daerah ini memiliki
pemerintahan sendiri yang disebut pemerintah daerah. Pemerintah daerah ini tidak memiliki
kekuasaan atau kewenangan tertinggi atas apapun dalam wilayah pemerintahan. Pasalnya,
pada tingkat terakhir dan tertinggi, keputusan di bidang pemerintahan dibuat oleh pemerintah
pusat.Negara kesatuan yang menyelenggarakan pemekaran wilayah seperti di atas disebut
negara kesatuan yang terdesentralisasi. Sebaliknya, negara kesatuan yang tidak

5
menyelenggarakan pemekaran wilayah disebut negara kesatuan terpusat. Namun, negara ini
juga biasanya menyelenggarakan pemekaran wilayah menjadi wilayah administratif.
Tegasnya negara kesatuan (unitaris) yang monosentris (berpusat satu) dapat terbentuk
dengan dua alternatif, yaitu:
1. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi yaitu daerah-daerah diberikan kesempatan,
keleluasaan, serta kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi daerah).
Contoh : negara Republik Indonesia memberi kepercayaan kepada Daerah Istimewa
Yogyakarta sebagai daerah otonom.
2. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, yaltu segala urusan diatur oleh pemerintah
pusat, sedangkan pemerintah daerah setempat tidak mempunyai hak penuh untuk mengurus
daerahnya.
Contoh : negara Republik Indonesia dengan daerah provinsi sebagai daerah administratif.
Setiap bentuk negara memiliki ciri masing-masing. Begitu pula dengan bentuk negara
kesatuan. Di bawah ini adalah beberapa ciri dari negara kesatuan, antara lain:
1) Masing-masing negara kesatuan di dunia hanya memiliki satu bendera dan satu undang-
undang dasar sebagai dasar hukumnya.
2) Negara kesatuan hanya mempunyai satu pemerintah pusat dengan beberapa daerah
kekuasaan di bawahnya.
3) Dalam pemerintahan negara kesatuan hanya memiliki satu Dewan Perwakilan Rakyat.
4) Negara kesatuan hanya membuat satu kebijakan yang berkaitan dengan bidang politik,
sosial, ekonomi, dan keamanan.
Sebuah negara kesatuan betapa pun luas otonomi yang dimiliki oleh provinsl-provinsinya,
setlap masalah yang berkaitan dengan hubungan luar negeri merupakan wewenang pemerintah
pusat dan daerah pada prinsipnya tidak boleh berhubungan langsung dengan negara luar.
Contohnya negara Indonesia, Jepang, Prancis, dan lain-lain pada dasarnya negara kesatuan
tidak menimbulkan kesulitan dalam hubungan internasional.
2. Negara Serikat (Federasi)
Negara serikat atau federasi berasal dari kata latin foedus, yang berarti pertemuan atau
kesepakatan beberapa, dua atau lebih negara bagian. Dengan demikian, federasi diartikan
sebagai negara yang merupakan gabungan dari beberapa negara, berdiri sendiri, dan kemudian
negara-negara tersebut membentuk ikatan bersama yang efektif. Selain itu, setiap negara

6
masih memiliki hak dan wewenang untuk mengatur negaranya sendiri, jadi tidak semua urusan
ini diserahkan kepada pemerintah bersama atau pemerintah federal, biasanya yang terkait
dengan kepentingan bersama untuk semua diserahkan adalah sah. negara bagian, mis. B.
Urusan Negara, Keuangan, Urusan Angkatan Bersenjata, Urusan Pertahanan, dll.Hal ini untuk
menghindari kebingungan dan menciptakan konsistensi. Alasannya adalah bahwa ini adalah
hidup atau mati negara.
Negara Federasi Ciri-ciri federasi ini adalah: 1) Setiap negara bagian dapat membuat dasar
hukum atau konstitusinya sendiri, tetapi konstitusi dan peraturan lainnya harus konsisten
dengan konstitusi negara bagian. 2) Setiap negara bagian memiliki pemerintahannya sendiri,
termasuk kepala negara beserta kabinetnya dan anggota parlemennya. 3) Setiap negara bagian
dapat memiliki bendera negara bagiannya sendiri. 4) Negara federal memiliki kedaulatan di
luar dan di dalam negara bagian atau yang disebut pembatasan.Ini juga menegaskan bahwa
negara bagian tidak memiliki kedaulatan, tetapi kekuasaan yang sebenarnya ada di tangan
negara federal.
Contoh negara federasi adalah Amerika Serikat; Argentina, Kanada, Australia, Swiss, dan
Afrika Selatan. Perlu diketahui bahwa negara-negara bagian ini tidak selalu mempunyai nama.
selain itu, bentuk negara Malaysia berupa federasi, ini menjadi contoh negara federasi yang
tidak mempunyai nama dalam provinsinya. Hal ini sama dengan Kanada dan Argentina.
Diswiss namanya lander atau canton.
3. Negara Dominion
Bentuk Negara Dominion merupakan negara-negara yang dulunya adalah jajahan yang
merdeka atau berdaulat, kemudian mengakui Raja Inggris sebagai rajanya dan menjadi simbol
persatuannya. Oleh karena itu, bentuk pemerintahan ini secara khusus hadir di lingkungan
Inggris yang sebenarnya. Pada saat itu negara-negara bergabung dalam suatu bentuk kesatuan
yang dikenal sebagai persemakmuran atau juga disebut sebagai "Bangsa Persemakmuran
Inggris".
Negara-negara ini tetap berada di Kerajaan Inggris karena kepentingan bersama mereka.
Namun, posisi Dominion tetap sebagai negara merdeka, ia memiliki hak untuk menentukan
dan mengelola kebijakan dalam dan luar negerinya sendiri, dan ia memiliki hak untuk secara
bebas meninggalkan ikatan Bangsa Persemakmuran Inggris. Ikatan negara ini merupakan
sarana untuk menyatukan anggota demi kepentingan bersama bekas jajahan Inggris,

7
khususnya di bidang ekonomi dan militer. Dominion Inggris termasuk Australia, Afrika
Selatan, Selandia Baru, India, Malaysia dan lain-lain.
Laporan Konferensi Kekaisaran 1926 menyatakan bahwa posisi negara-negara dalam
Persemakmuran Bangsa-Bangsa Inggris adalah sebagai berikut: "Daerah asli Kerajaan Inggris
sama sekali tidak berada di bawah atau asing dengan wilayah nasional lainnya. Bersatu dalam
kesetiaan rakyat biasa kepada Mahkota dan dalam pergaulan bebas sebagai anggota
Persemakmuran Bangsa-Bangsa Inggris".
4. Negara Protektorat
Negara protektorat adalah negara yang berada di bawah perlindungan negara lain yang
lebih kuat. Sebagai aturan, masalah hubungan luar negeri dan pertahanan dan keamanan
negara yang dilindungi diketahui melalui kesepakatan bersama yang diserahkan kepada negara
pelindung (suzeren).
Fakta bahwa negara protektorat bukanlah subjek hukum internasional karena negara yang
dilindungi pada dasarnya tidak dianggap sebagai negara merdeka. Contoh negara protektorat
adalah Tunisia, Maroko dan Indochina (pra-kemerdekaan) yang merupakan protektorat
Perancis (ketiga negara).
Tujuan awal dari ketiga negara ini adalah untuk bergabung dengan negara protektorat
untuk dimasukkan dalam konfederasi negara-negara Prancis yang akan didirikan, yang
kemudian disebut Union Prancaise.
Negara protektorat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Protektorat Kolonial
Protektorat kolonial (kolonial protektorat) adalah urusan pertahanan dan sebagian besar
urusan dalam negeri (bagian terpenting) diserahkan kepada pemerintah pelindungnya. Oleh
karena itu, negara protektorat kolonial jenis ini tidak menjadi subjek dari hukum
internasional.
b. Protektorat Internasional
Protektorat internasional adalah suatu protektorat yang masih tetap merupakan subjek
hukum internasional (dapat bertindak dan menjadi subjek hukum internasional).
Contoh : Brunei Darrusalam sebelum merdeka merupakan negara protektorat Inggris,
Mesir protektorat dari Turki (1917), Zanzibar protektorat dari Inggris (1890), dan
Albania protektorat dari Italia (1936)*.

8
Pada dasarnya negara protektorat hampir sama dengan negara kolonial, yaitu negara
jajahan negara lain. Dalam ranah politik, misalnya, bergantung pada negara yang
menjajahnya. Contoh: negara Indonesia sebelum tahun 1945.
Pada dasarnya tidak ada perbedaan mendasar antara protektorat dan koloni. Keduanya
merupakan daerah yang tidak berdaulat dan mandiri.Dengan kata lain yang berdaulat dan
merdeka adalah negara asal atau negara yang melindungi atau menjajahnya.
Perbedaannya hanyalah perbedaan relatif, yaitu dalam hal koloni, urusan dalam negeri
biasanya seluruhnya dikelola di luar negeri. Oleh karena itu, protektorat itu belum menjadi
daerah yang berpenduduk penuh.
5. Negara Uni (Gabungan Negara-negara Merdeka)
Negara Uni terdiri dari dua atau lebih negara, yang masing-masing independen dan
berdaulat dan memiliki kepala negara yang sama. Meskipun negara serikat pada dasarnya
bukan bentuk pemerintahan, ini adalah bentuk umum dari pemerintahan atau badan kerja
bersama TE antara negara-negara ini. Persatuan ini dibuat dengan sengaja untuk menciptakan
persatuan dan kesatuan antara dua negara atau lebih.
Negara kesatuan adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan legislatif tertinggi
dipusatkan pada badan legislatif nasional pusat. Prinsip yang mendasari negara kesatuan
adalah prinsip kesatuan dalam pandangan Dicey bahwa karena dalam negara kesatuan
terdapat kesatuan atau kesatuan, maka negara kesatuan merupakan bentuk pemerintahan yang
paling kuat dibandingkan dengan federasi atau konfederasi karena didalam negara kesatuan
terdapat persatuan (Union) maupun kesatuan (Unity). Negara uni dibedakan pula dalam dua
jenis, yaitu: Uni riil atau uni nyata dan Uni personel atau uni pribadi.
a. Uni riil yaitu apabila dua negara yang membuat Suatu perjanjlan (traktat) mengadakan
ikatan yang dikepalal oleh seorang raja membentuk suatu alat perlengkapan uni untuk
mengatur kepentingan bersama, yakni persoalan-persoalan yang menyangkut politik luar
negeri untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan nyata antara beberapa negara tersebut.
Contoh : - Uni Austria-Hongaria (1867-1918). - Uni Indonesia-Belanda (1949).
b. Uni personel yaitu apabila kepala negaranya (raja) yang sama sebagai kepala negara dari
dua negara secara kebetulan atau tidak disengaja, sedangkan segala urusan dalam negeri
maupun luar negeri diurus sendiri oleh negara- negara peserta.

9
Contoh : - Uni Belanda - Luxemburg (1839-1890). - Uni Swedia - Norwegia (1814-1905).
- Uni Inggris - Hannover (1714-1837).
Dalam gambaran praktis kedua serikat uni di atas, baik uni rill maupun uni personel,
ternyata mereka cenderung memiliki karakteristik yang unik. Hal ini sesuai dengan erat
tidaknya ikatan perjanjian (treaty) yang diterapkan oleh masing-masing negara tersebut. Unl
ini menyatakan wataknya sebagai negara dalam pengertian fusi, federasi, dan konfederasi yang
didefinisikan sebagai berikut:
 Uni Fusi. Uni ini dibentuk untuk mewujudkan persatuan yang bulat sebagai suatu negara
kesatuan. Kemudian, dengan pengertian adalah penggabungan dan peleburan secara total
menjadi satu negara sehingga disebut juga uni fusi, misalnya Afrika Selatan
 Uni Federasl. Uni ini dibentuk untuk menyusun persatuan yang lebih rapi antara beberapa
negara atau satuan daerah dengan tidak menghilangkan keutuhan serta sifat asli dari satuan-
satuan negara tersebut. Langkahnya dengan mewujudkan negara serikat atau federasi,
misalnya Uni Soviet dan Uni India
 Uni Konfederasi. Uni ini dibentuk untuk menciptakan persekutuan lebih longgar, yang
dibentuk (serupa) dengan konfederasi, sifatnya sama, dan hanya bermaksud sebagai
persekutuan kerja sama dalam masa perang saja. Akan tetapi, lama- kelamaan kemudian
tumbuh menjadi uni konfederasi. Contoh: Semula Uni Holland Zeeland- Uni Utrecht,
kemudian terbentuk menjadi Republik Der Verenigde Netherland.
6. Negara Perserikatan (Konfederasi)
Konfederasi adalah kombinasi dari sejumlah negara melalui serangkaian perjanjian
internasional yang memberikan kekuatan khusus kepada Konfederasi. Dalam bentuk asosiasi
ini, semua negara anggota federasi tetap menjadi negara berdaulat dan tunduk pada hukum
internasional. Pasalnya, konfederasi atau konfederasi negara-negara pada hakikatnya
bukanlah negara itu sendiri, melainkan asosiasi negara-negara merdeka. Biasanya, Union atau
Konfederasi dibentuk untuk tujuan tertentu, seperti membentuk pertahanan bersama atau untuk
urusan luar negeri.
Bentuk konfederasi ini hanya bertahan sampai abad ke-19.Negara-negara yang dulunya
konfederasi berangsur-angsur berubah menjadi bentuk federal, misalnya Swiss. Negara ini
dulunya merupakan konfederasi, tetapi sejak tahun 1848 Swiss lebih banyak menggunakan
sistem federal di mana hubungan internasional dikelola oleh pemerintah pusat.

10
7. Negara Netral
Negara netral adalah negara yang membatasi diri untuk tidak terlibat dalam berbagai
perselisihan yang timbul dalam masyarakat internasional. Status netralisasi ini memiliki
beberapa jenis, yaitu netralisasi sewaktu-waktu, netralisasi tetap, dan netralisasi politik.
Netralisasi tetap adalah negara yang netralisasinya dijamin atau dilindungi oleh perjanjian
internasional, seperti Swiss dan Austria. Sedangkan netralisasi sewaktu-waktu adalah sikap
netral yang timbul hanya dari kehendak negara itu sendiri (self-imposed), yang sewaktu-waktu
dapat ditarik kembali. Swedia, misalnya, selalu bersikap netral, menolak menjalin hubungan
politik dengan blok kekuatan mana pun. Setiap kali ada perang, Swedia selalu menyatakan
dirinya netral, artinya tidak berpihak pada pihak yang berperang. Netralisasi Swedia disikapi
dengan tidak mau diatur dalam perjanjian internasional. Kebijakan netral atau positif netral
yang kebijakannya diadopsi oleh negara berkembang, khususnya yang tergabung dalam
Gerakan Non-Blok. Negara-negara tersebut tidak hanya tidak berpihak pada blok-blok
kekuatan yang ada, tetapi juga bebas menyampaikan pendapat, memberikan saran dan usul
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dunia demi tercapainya keharmonisan dan
perdamaian. dalam komunitas internasional. Negara netral juga memiliki 3 aspek yang
menjadi dasar kebijakannya, ketiga aspek tersebut adalah aspek sosiologis, aspek hukum dan
aspek politik.
8. Negara Perwakilan (Trusstee)
Negara perwakilan (trustee) adalah jajahan negara-negara yang kalah perang dari Perang
Dunia II dan berada di bawah naungan Dewan Perwalian Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta
negara-negara yang memenangkan perang. Pemerintah perwalian melibatkan Dewan
Perwalian Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tujuan mempromosikan kemajuan ekonomi,
politik, sosial dan pendidikan rakyat menuju pemerintahan sendiri. Hal ini sejalan dengan
hak untuk menentukan nasib sendiri. Misalnya, Papua Nugini adalah bekas jajahan Inggris dari
tahun yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa hingga tahun 1975.
Kemudian contoh selanjutnya adalah Macronesia yang menjadi negara perwalian terakhir
pada tahun 1994 dan dibebaskan dari perwalian oleh PBB. Dewan
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa para wali adalah sebagai berikut:
1) Sebuah wilayah yang secara sukarela diserahkan oleh Negara yang mengendalikannya.
2) Wilayah yang dibebaskan oleh negara-negara yang kalah perang dalam Perang Dunia II.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya dunia ini didiami oleh lebih dari 190 negara, semua negara tersebut
memiliki banyak perbedaan baik dari segi wilayah, bentuk pemerintahan maupun bentuk
pemerintahannya. Perbedaan-perbedaan ini menimbulkan masalah khusus dalam
hubungan antar Negara, khususnya yang berkaitan dengan penerapan hukum internasional
pada berbagai bentuk Negara. Oleh karena itu, perlu diketahui jenis-jenis pemerintahan
agar dapat menjalin hubungan internasional yang baik. Misalnya, bentuk pemerintahan
Indonesia adalah negara kesatuan sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik.
Oleh karena itu, perlu diketahui secara detail jenis-jenis negara di dunia beserta contohnya.
Bentuk negara memiliki jenis jenis di antaranya adalah 1) negara kesatuan (unitaris)
2) Negara Serikat (Federasi) 3) Negara dominion, 4) Negara Protektorat 5) Negara Uni
(gabungan negara-negara merdeka) 6) Negara Perserikatan (Konfederasi) 7) Negara Netral
8) Negara Perwalian (Trustee), Bentuk negara yang banyak digunakan adalah negara
kesatuan (Unitaris) dan negara serikat (Federasi).

12
DAFTAR PUSTAKA
Johan, T. S. B. (2018). Perkembangan Ilmu Negara dalam Peradaban Globalisasi Dunia.
Deepublish.

Pandiangan, A. (2017). Pengantar Ilmu Politik: Suatu Pengantar. SCU Knowledge Media.

Gabriel, E. PENGERTIAN DAN BENTUK-BENTUK NEGARA. Fakultas Hukum Universitas


Ekasakti-AAI Padang, https://osf. io/wzx3d/download diakses, 11.

Mulyana, B. (2017). Bentuk Negara.

Salsabila, D. T. PENGERTIAN & MACAM-MACAM BENTUK NEGARA.

Banjarnahor, D. N., Togatorop, F., Muin, F., Prihartono, A., Muslih, M., Saravistha, D. B., ... &
Tuhumury, C. (2021). ILMU NEGARA.

Marpaung, L. A., & SH, M. (2018). Ilmu negara. Penerbit Andi.

Nasution, M., & Sihombing, E. N. (2020). Ilmu Negara. Penerbit EnamMedia.

Abbas, E. W. (2013). Mewacanakan Pendidikan IPS. Mewacanakan Pendidikan IPS.

13

Anda mungkin juga menyukai