Oleh Kelompok 2:
Kelas 40
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1 Menelusuri Konsep Negara...............................................................................................5
2.2 Menelusuri Konsep Tujuan Negara................................................................................10
2.3 Menelusuri Konsep dan Urgensi Dasar Negara..............................................................14
BAB III PENUTUP......................................................................................................................17
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19
2
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan sebuah negara yang berdiri diatas
keberagaman. Setiap negara memiliki pijakan yang menjadi landasan berdirinya sebuah negara.
Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini tertuang dalam
Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945 alinea ke empat. Alinea keempat merupakan sebuah
pernyataan yuridis tentang dasar Negara Republik Indonesia dalam kalimat “...dengan
berdasarkan kepada ...”
“maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar
negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat, dengan berdasarkan kepada, Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusya-waratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”
Secara etimologis, Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta. Panca artinya lima, sedangkan sila
artinya dasar, sendi, atau unsur. Jadi, Pancasila mengandung arti lima dasar, lima sendi, atau lima
unsur.
Istilah Pancasila pertama kali diperkenalkan oleh Soekarno dalam sidang BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Menurutnya, Pancasila dijadikan
dasar berdirinya negara Indonesia. Pancasila merupakan dasar atau fondasi negara. Sebuah
3
negara tidak mungkin berdiri tanpa adanya dasar negara. Maka dari itu selain berfungsi sebagai
landasan atau dasar negara, Pancasila juga berfungsi sebagai pedoman hidup bangsa.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pada zaman dahulu terdapat presikat yang melekat pada eksistensi manusia yaitu istila
Homo Faber (Makhluk yang menggunakan teknologi). Homo Socius (makhluk bermasyarakat),
Homo Economicus (Makhluk Ekonomi), dan Istilah Zoon Politicon atau makhluk politik. Pada
istilah-istilah tersebut bahwa interaksi antarmanusia dimotivasi oleh sudut pandang, kebutuhan,
atau kepenting masing-masing. Sehingga dalam interaksinya sesama manusia dapat sejalan,
bertentangan, atau pun berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, agar tidak terjadi pertentangan
dan dalam interaksinya tercipta kondisi harmonis dalam memenuhi kebutuhannya, manusia
membutuhkan negara.
Apa itu negara? Secara literal istilah negara merupakan terjemahan dari kata asing yaitu
state (bahasa inggris), staat (bahasa Belanda dan Jerman), dan etat (bahasa Prancis). Kata
tersebut diambil dari bahasa Latin, status yang berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu
yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap. Atau dapat diartikan juga dengan standing atau
kedudukan. Istilah tersebut dihubungkan dengan kedudukan persekutuan hidup manusia. Secara
terminologi, pengertian negara adalah organisasi tertinggi di dalam suatu kelompok masyarakat
yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup berdampingan, dan mempunyai pemerintah yang
berdaulat.
Sedangkan menurut Roger F. Soltau dalam Sulaiman, Asep (73: 2015) negara adalah alat
atau wewenang yang mengatur persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat. Dapat
disimpulkan bahwa negara adalah sebuah organisasi yang didalamnya mengatur masyarakat dan
dapat menyelesaikan masalah sehingga masyarakat dapat hidup bersatu dan berdampingan.
Unsur Negara
1. Rakyat
Dalam sebuah negara atau organisasi tidak mungkin jika tidak ada manusia, karna
manusialah yang akan mengatur dan menjalankan organisasi.
5
2. Wilayah
Wilayah penting didalam suatu negara karna jika tidak memiliki batas teritorial wilayah
atau negara tersebut akan tergantikan dengan negara lain. Pada dasarnya wilayah
mencakup darat, perairan, dan udara. Perbatasan sebuah negara biasanya ditentukan
dengan perjanjian.
Dari perspektif tata negara, negara paling tidak dapat dlihat dari 2 pendekatan, yaitu:
a. Negara dalam keadaan diam, yang fokus pengkajiannya terutama kepada bentuk dan
struktur organisasi negara.
b. Negara dalam keadaan bergerak, negara yang fokus pada mekanisme
penyelenggaraan lembagai-lembaga negara, baik pusat maupun daerah. Pendekatan
ini juga meliputi bentuk pemerintahan seperti apa yang paling tepat untuk sebuah
negara.
Bentuk Negara
6
a. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu
pemerintah pusat yang berkuasa mengatur seluruh daerah. Dalam pelaksanaannya
negara kesatuan terbagi menjadi 2 macam:
1) Sistem sentralisasi, yakni sistem pemerintahan yang seluruh persoalan
yang berkaitan dengan negara langsung diatur dan diurus oleh pemerintah
pusat, sementara daerah-daerah tinggal melaksanakannya.
2) Sistem desentralisasi, yakni kepala daerah diberikan kesempatan dan
kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri atau dikenal dengan
otonomi daerah atau swatantra.
b. Negara Serikat (federasi)
Negara federasi adalah bentuk negara gabungan dari beberapa negara bagian dari
negara serikat. Negara bagian tersebut pada awalnya merupakan negara yang
merdeka, berdaulat, dan berdiri sendiri. Setelah bergabung dengan federasi maka
sebagian kekuasaannya diserahkan kepada negara serikat. Kekuasaan asli dalam
negara federasi merupakan tugas negara bagian karena ia berhubungan langsung
dengan rakyatnya. Sedangkan negara federasi bertugas untuk menjalankan
hubungan luar negeri, pertahanan negara, keuangan, dan urusan pos.
1) Negara Monarki, Oligarki, dan Demokrasi
Jika dilihat dari sisi jumlah orang yang memerintah dalam sebuah negara,
maka terbagi menjadi menjadi 3 kelompok:
a. Monarki, yakni bentuk negara dalam pemerintahannya hanya dikuasai dan
diperintah oleh satu orang saja.
b. Oligarki, yakni negara yang dipimpin oleh beberapa orang
c. Demokrasi, yakni bentuk negara yang pimpinan tertingginya terletak di
tangan rakyat. Rakyat memiliki kekuasaan penuh dalam menjalankan
pemerintahan.
7
Teori Tentang Terbentuknya Negara
Menurut Nurul Qamar, Amiruddin, dkk ( 2018:10), teori terbentuknya negara terbagi menjadi
10, yaitu:
Sehingga maksud dari lahirnya negara menurut teori ini adalah berawal dari keluarga,
meningkat ke kelompok keluarga, lalu naik ke suku-suku, dan akhirnya terbentuk negara.
8
e. Teori Organis
Teori organis beranggapan bahwa asal mula negra adalah suatu konsep biologis yang
melukiskan negara dengan istilah-istilah ilmu alam.
f. Teori Daluarsa
Menurut teori ini asal mula negara berada di pundak Raja, terjadi dengan sebab adanya
kepemilikan raja sejak semula, sehingga tahta raja menjadi hak-nya yang tidak boleh
diganggu gugat (daluarsa).
g. Teori Natural
Menurut Teori ini negara tidak lain adalah ciptaan alam.
h. Teori Idealis
Menurut Teori ini, asal mula negara sebagai suatu kemutlakan yang lahir untuk menjalankan
kepentingan umum dan memberikan kemerdekaan kepada manusia.
i. Teori Historis
Teori historis adalah teori yang menyatakan bahwa lembaga-lembaga soaial tidak dibuat,
tetapi tumbuh secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan manusia.
j. Teori Pertentangan Klas
Menurut teori ini, negara tidak lain adalah alat pemukul dari kelas pemeras terhadap kelas
yang di peras dalam rangka menjelajah kaum proletar. Jadi terbentuknya negara karena
kepentingan kaum kaya yang akan melanggengkan kepentingan kepentingannya.
Setelah membahas konsep negara diatas, jika konsep tersebut ingin diwujudkan, serta
bagaimana mewujudkan tujuan negara tersebut, akan ditentukan oleh dasar negara yang dianut
oleh negara yang bersangkutan. Dengan kata lain yang menentukan bentuk negara, sistem
pemerintahan, dan tujuan negara adalah dasar negara tersebut.
9
pula dalam Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia 1945, “kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Hal tersebut menegaskan bahwa
negara Republik Indonesia menganut demokrasi konstitusional bukan demokrasi rakyat seperti
yang terdapat pada konsep negara-negara komunis. Di sisi lain, pada Pasal 1 ayat (3) UUD
Negara Republik Indonesia 1945, ditegaskan bahwa, “negara Indonesia adalah negara hukum”.
Prinsip tersebut mencerminkan bahwa negara Indonesia sejalan dengan sila kedua Pancasila. Hal
tersebut ditegaskan oleh Atmordjo (2009: 25) bahwa : “konsep negara hukum Indonesia
merupakan perpaduan 3 (tiga) unsur, yaitu Pancasila, hukum nasional, dan tujuan negara”.
Tujuan negara
Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan orang-orang yang mendiaminya, negara
harus memiliki tujuan yang disepakati bersama.
10
2. Teori Kepastian Hidup, Keamanan, dan Ketertiban sebagai Tujuan Negara
Dante Alleghieri (Filsuf Italia, abad 13-14M)
Manusia hanya dapat menjalankan kewajiban dengan baik serta mencapai
tujuan yang tinggi di dalam keadaan damai. Oleh karena itu, perdamaian
menjadi kepentingan setiap orang. Raja haruslah seorang yang paling baik
kemauannya dan paling besar kemampuannya karena ia harus dapat
mewujudkan keadilan di antara umat manusia.
Thomas Hobbes (1588-1679)
Perdamaian adalah unsur yang menjadi hakikat tujuan negara. Demi keamanan
dan ketertiban, maka manusia melepaskan dan melebur kemerdekaannya ke
dalam kemerdekaan umum, yaitu negara.
Theodore Roosevelt (Presiden Amerika Serikat)
In case of a choise between order and justice I will be on the side of order
(apabila saya harus memilih antara ketertiban dan keadilan, maka saya akan
memilih ketertiban).
11
negara manusia dapat benar-benar memperoleh kepribadian dan
kemerdekaannya.
4. Teori Keadilan sebagai Tujuan Negara
Aristoteles (384-322 SM)
Negara seharusnya menjamin kebaikan hidup para warga negaranya. Kebaikan
hidup inilah tujuan luhur negara. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keadilan
yang harus menjadi dasarnya setiap pemerintahan. Keadilan ini harus
dinyatakan dengan undang-undang.
Thomas Aquinas (1225-1274)
Kekuasaan dan hukum negara itu hanya berlaku selama ia mewujudkan
keadilan, untuk kebaikan bersama umat manusia, seperti yang dikehendaki
Tuhan.
Immanuel Kant (1724-1804)
Terjadinya negara itu dari kenyataan bahwa manusia demi kepentingan sendiri
telah membatasi dirinya dalam suatu kontrak sosial yang menumbuhkan
hukum. Hukum adalah hasil daripada akal manusia untuk mempertemukan dan
menyelenggarakan kepentingan bersama. Hukum keadilan semesta alam
menghendaki agar manusia berbuat terhadap orang lain seperti yang ia harap
orang lain berbuat terhadap dirinya.
Tujuan NKRI
Dalam konteks Negara Indonesia, tujuan negara (sesuai dengan pembukaan UUD 1945).
Dalam penjelasan UUD 1945 ditetapkan bahwa negara Indonesia berdasarkan atas hukum
12
(rechtstaat), tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat). Dari pembukaan dan penjelasan
UUD 1945 tersebut, dapat dikatakan Indonesia merupakan suatu negara hukum yang bertujuan
mewujudkan kesejahteraan umum, membentuk masyarakat yang adil dan makmur.Tujuan
Negara Republik Indonesia tercantum di dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara
Indonesia Tahun 1945, yaitu:
Keempat tujuan tersebut didasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
1. Melaksanakan penertiban
Fungsi negara sebagai penertiban, yaitu untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah
bentrokan- bentrokan di dalam masyarakat, sehingga masyarakat tetap stabil.
3. Pertahanan
Ini untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar. Untuk menjaga kondisi keamanan,
negara memfasilitasi angkatan perangnya dengan peralatan yang lengkap beserta
peralatan pertahanannya.
13
4. Menegakkan keadilan
Fungsi ini diharapkan dapat menciptakan supremasi hukum.
Secara etimologis, istilah dasar negara maknanya identik dengan istilah grundnorm (norma
dasar), rechtsidee (cita hukum), staatsidee (cita negara), philosophische grondslag (dasar filsafat
negara).
Secara terminologis atau secara istilah, dasar negara dapat diartikan sebagai landasan dan sumber
dalam membentuk dan menyelenggarakan negara. Dasar negara juga dapat diartikan sebagai
sumber dari segala sumber hukum negara.
Secara teoretik, istilah dasar negara, mengacu kepada pendapat Hans Kelsen, disebut a basic
norm atau Grundnorm (Kelsen, 1970: 8).
14
permanen sementara peraturan perundang-undangan bersifat fleksibel dalam arti dapat diubah
sesuai dengan tuntutan zaman.
Hans Nawiasky menjelaskan bahwa dalam suatu negara yang merupakan kesatuan tatanan
hukum, terdapat suatu kaidah tertinggi, yang kedudukannya lebih tinggi daripada Undang-
Undang Dasar. Kaidah tertinggi dalam tatanan kesatuan hukum dalam negara disebut
staatsfundamentalnorm, yang untuk Indonesia berupa Pancasila (Riyanto dalam Pimpinan MPR
dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, 2013: 93-94).
J. Oppenheim (1849-1924), ahli hukum tata negara dan hukum administrasi negara di Groningen
Belanda, mengemukakan dalam pidato pengukuhannya yang kedua (1893) sebagai guru besar
bahwa “staatsidee” dapat dilukiskan sebagai “hakikat yang paling dalam dari negara” (de staats
diapse wezen), sebagai “kekuatan yang membentuk negara-negara (de staten vermonde kracht)
(Attamimi dalam Soeprapto, Bahar dan Arianto, 1995: 121).
Aristoteles memberikan pandangannya, bahwa “suatu negara yang baik adalah negara yang
diperintahkan oleh konstitusi dan kedaulatan hukum”. Sebagai suatu ketentuan peraturan yang
mengikat, norma hukum memiliki sifat yang berjenjang atau bertingkat. Artinya, norma hukum
akan berdasarkan pada norma hukum yang lebih tinggi, dan bersumber lagi pada norma hukum
yang lebih tinggi lagi, demikian seterusnya sampai pada norma dasar/norma yang tertinggi dalam
suatu negara yang disebut dengan grundnorm.
dasar negara merupakan suatu norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara yang menjadi
sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum (rechtsidee), baik tertulis
maupun tidak tertulis dalam suatu negara. Cita hukum ini akan mengarahkan hukum pada cita-
cita bersama dari masyarakatnya. Cita-cita ini mencerminkan kesamaan kepentingan di antara
sesama warga masyarakat (Yusuf, 2009).
Prinsip bahwa norma hukum itu bertingkat dan berjenjang, termanifestasikan dalam Undang-
Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang
tercermin pada pasal 7 yang menyebutkan jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan,
yaitu sebagai berikut:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
15
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai Konsep, Fungsi, Tujuan, dan Urgensi Dasar Negara, maka
dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
negara adalah organisasi tertinggi di dalam suatu kelompok masyarakat yang mempunyai
cita cita untuk bersatu, hidup berdampingan, dan mempunyai pemerintah yang berdaulat.
Negara mempunyai tiga unsur yaitu:
a) Masyarakat (rakyat)
b) Wilayah (daerah)
c) Pemerintah yang berdaulat
d) Pengakuan dari negara lain
Berbagai macam bentuk Negara adalah Negara Kesatuan, Negara Serikat, Negara
Monarki, Oligarki, dan Demokrasi.
17
d. dasar negara/norma dasar/cita hukum/cita negara/dasar filsafat negara merupakan
landasan dari berbagai sumber hukum di sebuah negara.
e. Dasar negara/ norma dasar/cita hukum/cita negara/dasar filsafat negara merupakan
staatsfundamentalnorm
f. Dasar negara/ norma dasar/cita hukum/cita negara/dasar filsafat negara merupakan
staatsidee.
18
DAFTAR PUSTAKA
Muzayin. 1992. Ideologi Pancasila (Bimbingan ke Arah Penghayatan dan Pengamalan bagi
Remaja). Jakarta: Golden Terayon Press
Qamar, Nurul dkk. 2018. Negara Hukum atau Negara Kekuasaan. Makassar: CV.Social Politic
Genius
Sulaiman, Asep. 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung: CV Arfino Raya
Syamsir, dkk. 2017. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi: BKS-PTN Barat
19