Anda di halaman 1dari 19

NEGARA DAN ASPEK-ASPEK

KEWARGANEGARANNYA
Dosen: Drs. Ahmad Syaefudin, M.Pd.

OLEH
ANGGOTA KELOMPOK:
1.AISYAH ARA ADHIBA (23060220003)
2.NUFIDA HALAWATUS SALWA (23060220013)
3.ACHMAD HARIS RYANDI (23060220014)
4.HIKMAL NUR PRASETYO (23060220015)
5.ANISA WULANDARI (23060220018)

TADRIS IPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah kewarganegaraan dengan judul “ Negara dan
Aspek-Aspek Kewarganegaraan ”.

Pada kesempatan kali ini, kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Ahmad
Syaefudin, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah kewarganegaraan yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan kami
semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi pembaca serta memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Salatiga,30 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………..………..…………..……….…...…..2

DAFTAR ISI…………………………………………...…………………...……………….3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………..…………..…………..……..……………...….4


1.2 Rumusan Masalah…………..……………….....……….....………….....………4
1.3 Tujuan…………..…………..…….……………….……... ………….……...…4

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep dan Unsur Berdirinya Suatu Negara….……………….……...….………

B. Fungsi dan Tujuan Negara….……………….……...….……………….……...

C. Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan Asas-Asas ,Persoalan -Persoalan


Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan…………….……………….……...

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………..………………………………………..………

DAFTAR PUSTAKA……………..……………………………………………………….

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan karena terbentuk dari berbagai pulau,sebagai
negara yang majemuk Indonesia memiliki konsep dan unsur pendukung yang dijadikan suatu
pedoman dalam menjalankan suatu negara agar tujuan negara tersebut dapat tercapai Tujuan
negara Indonesia yaitu mendorong dan menciptakan kesejahteraan umum Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berlandasan Pancasila.
Seperti yang kita ketahui tujuan negara Indonesia tercantum dalam pembukaan
undang-undang dasar negara republik Indoensia dalam alinea ke-4 yaitu : “Kemudian dari
pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap
Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang selanjutnya disingkat UUD 1945,
sehingga dapat disebut sebagai Negara Hukum Pancasila yang telah termuat dan
dirumuskan dalam Pasal: 1 ayat (3) UUD 1945, sebagai berikut: “Negara Indonesia adalah
Negara Hukum”, bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan bangsa yang damai,
aman, tertib, sejahtera dan berkeadilan.

Konsep negara hukum Indonesia menjadi bagian yang dinyatakan dalam konstitusi

yang pernah berlaku di Indonesia. Cita-cita negara hukum yang terdapat dalam konstitusi
bersifat universal. Konsep negara hukum bersifat fleksibel, karena hampir semua negara
dikatakan negara hukum.

Pada masa berlakunya Konstitusi Republik Indonesia Serikat, konsep negara


hukum dicantumkan pada bagian Mukadimah dan Pasal 1 ayat (1), yang berbunyi

Indonesia adalah negara hukum. Pada masa berlakunya Undang-Undang Dasar Sementara
1950 (UUDS 1950), konsep Indonesia sebagai negara hukum tercantum pada bagian
Mukadimah dan Pasal 1 ayat (1) UUDS 1950. Pada masa UUD 1945 sebelum dilakukan
perubahan, konsep Indonesia sebagai negara hukum tercantum pada Penjelasan Bagian
Umum UUD 1945 tentang sistem pemerintahan pada pokok pikiran pertama, yang

4
berbunyi, “Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasar
atas kekuasaan belaka”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu konsep berdirinya suatu negara serta apa saja yang menjadi unsur-unsur
pokok berdirinya sebuah negara?
2. Apa saja fungsi dan tujuan negara kesatuan republik Indonesia?
3. Apa penjelasan dari konsep warga negara dan kewarganegaraan serta apa saja
yang menjadi asas-asas kewarganegaraan?
4. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab seseorang mendapat atau
kehilangan kewarganegaraan?
1.3 Tujuan
1. Dapat memahami mengenai konsep berdirinya suatu negara dan unsur-unsur
yang mendorong berdirinya suatu negara.
2. Mengetahui fungsi dan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Memahami konsep warga negara dan juga konsep kewarganegaraan serta
mengetahui apa saja asas-asas kewarganegaraan.
4. Dapat memahami Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab seseorang
mendapat atau kehilangan status kewarganegaraan.

5
6
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DAN UNSUR BERDIRINYA SUATU NEGARA


1. Konsep Berdirinya Suatu Negara

Secara literal istilah negara berasal dari kata-kata asing, yakni state (bahasa Inggris),
Staat (bahasa Belanda dan Jerman) dan etat (bahasa Perancis). Kata state, staat, etat itu
diambil dari kata bahasa latin status atau statum,yang berarti keadaan yang tegak dan tetap
atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.

Max Weber (Funny, 2008) mendefinisikan bahwa Negara adalah suatu masyarakat
yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu
wilayah dengan berdasarkan system hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah
yang untuk maksud tersebut diberikan kekuasaan memaksa.

Roger F. Soultau (Oetari Budiyanto, 2012), Negara adalah alat (agency) atau
wewenang atau authority yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama
masyarakat. Aristoteles (Octari Budiyanto, 2012), Negara adalah perpaduan beberapa
keluarga mencakupi beberapa desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya,
dengan tujuan kesenangan dan kehormatan bersama.

Berdasarkan pendapat-pendapat, dapat disimpulkan bahwa Negara adalah organisasi


tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang berfungsi sebagai alat (agency) yang
mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat yang mempunyai cita
cita untuk bersatu, hidup dalam wilayah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang
berdaulat dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan dengan tujuan kesenangan
dan kehormatan

2. Unsur – Unsur Berdirinya Negara


a. Unsur Konstitutif
Unsur konsititif ialah unsur pembentuk yang menjadi unsur mutlak, unsur yang wajib
ada sebagai terbentuknya negara. Sebuah negara akan mengalami kesusahan untuk
melaksanakan penyelenggaraan kehidupannya, apabila masih mempunyai kesulitan dalam
salah satu dari unsur konstitutifnya.
1. Rakyat1
1
Lukman Ali. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. 2008. hlm. 815

7
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara. Tanpa rakyat mustahil
negara akan terbentuk. Leacock mengatakan bahwa, " Negara tidak akan berdiri tanpa
adanya sekelompok orang yang mendiami bumi ini" . Plato menjelaskan suatu wilayah
membutuhkan 5040 penduduk atau orang. Rakyat terdiri dari penduduk dan bukan
penduduk. Penduduk ialah semua orang yang ingin menetap disebuah wilayah atau negara
tertentu. Mereka yang ada dalam wilayah yang bertujuan tidak ingin menetap, tidak dapat
disebut penduduk. Misalnya orang yang ingin berkunjung karena wisata

2. Wilayah

Wilayah tertentu ialah batas wilayah dimana kekuasaan negara itu tidak berlaku
diluar batas dikenal apa yang disebut daerah eksteritorial yang artinya kekuasaan negara
bisa berlaku diluar daerah kekuasaannya sebagai pengecualian misalnya ditempat
kediaman kedutaan asing berlaku kekuasaan negara asing itu. Mengenai batas wilayah
negara itu orang tidak dapat melihat dalam Undang-Undang Dasar Negara, tapi
merupakan perjanjian (traktat) antara dua negara atau lebih yang berkepentingan dan
biasanya merupakan negara tetangga. Jika hanya antara dua negara maka perjanjian
tersebut bersifat billateral. Jika lebih maka sifat perjanjian tersebut multilateral.
Wilayah/teritori mempunyai arti luas yang meliputi: Udara, Darat dan Laut. Ketiganya
ditentukan oleh perjanjian internasional.

3. Pemerintah

a. Pengertian Pemerintah

Pemerintah merupakan alat bagi negara dalam menyelenggarakan segala kepentingan


warganya dan merupakan alat dan juga dalam mewujudkan tujuan yang sudah ditetapkan.
Pemerintah sangat diperlukan dalam berdirinya suatu negeri, tidak mungkin jika negeri
muncul tanpa kemudian diikuti oleh berdirinya pemerintah rakyatnya karena pada

b. Unsur Deklaratif
Unsur deklaratif ialah unsur yang bentuknya pernyataan serta hanya sebagai
pelengkap dari unsur konstitutif. Walaupun unsur deklaratif tidak termasuk unsur
pembentuk (konstitutif), dalam tata peraturan internasional unsur deklaratif ini sangat
diperlukan. Unsur deklaratif memiliki satu poin sebagai berikut:
- Pengakuan dari Negara Lain

8
De facto dan de jure merupakan dua istilah yang berkaitan dengan pengakuan
kemerdekaan suatu negara. De facto adalah bentuk pengakuan suatu negara terhadap
negara lain yang sudah memenuhi syarat-syarat sebagai suatu negara, seperti adanya
wilayah, rakyat, dan pemerintahan. Sementara de jure adalah pengakuan yang dinyatakan
secara resmi oleh negara lain berdasarkan hukum internasional tentang keberadaan negara
baru.

B. FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA

Negara merupakan persekutuan manusia yang muncul karena adanya keinginan


manusia dalam memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam.

 fungsi negara secara garis besar sebagai berikut:


1. Melaksanakan ketertiban, maknanya negara mengatur ketertiban masyarakat supaya
tercipta kondisi yang stabil juga mencegah bentrokan-bentrokan yang terjadi dalam
masyarakat. Dengan tercipta ketertiban segala kegiatan yang akan dilakukan oleh warga
negara dapat dilaksanakan.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya, maknanya negara berupaya
agar masyarakat dapat hidup dan sejahtera, terutama dibidang ekonomi dan sosial
masyarakat.
3. Fungsi Pertahanan dan Keamanan (Hankam).
Negara harus dapat melindungi rakyat, wilayah serta pemerintahan dari ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.
Contoh: Penjagaan perbatasan demi kedaulatan NKRI oleh TNI.
4. Fungsi Keadilan.
Negara harus dapat menegakkan hukum secara tegas dan tanpa adanya unsur kepentingan
tertentu. Setiap warga negara harus dipandang sama di depan hukum.
Contoh : Penegakkan hukum melalui lembaga peradilan

Tujuan Negara

Tujuan negara Indonesia dalam Undang-Undang Dasar RI 1945 pada alenia ke-4 antara lain
sebagai berikut:

a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum.

9
b. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan.

C. KONSEP WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN, ASAS-


ASAS ,PERSOALAN-PERSOALAN MEMPEROLEH DAN KEHILANGAN
KEWARGANEGARAAN

1. Konsep Warga Negara Indonesia


Warga negara Indonesia diatur oleh Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 26
menyatakan “warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga negara.” Di dalam penjelasannya UUD 1945 pasal 26
ini, dinyatakan bahwa orang-orang bangsa lain, misalnya orang peranakan Belanda,
peranakan Cina, peranakan Arab, dan lain-lain yang bertempat tinggal di Indonesia,
mengakui Indonesia sebagai Tanah Airnya dan bersikap setia kepada Negara Republik
Indonesia dapat menjadi warga negara. Di dalam pasal ini juga dijelaskan tentang
ketentuan siapa-siapa saja yang menjadi warga negara Indonesia, yaitu:[2]
1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai warga negara.
2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
indonesia.
3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
Jadi, berdasarkan hal di atas, bahwa yang menjadi warga negara Indonesia
adalah orang-orang Indonesia asli, orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang menjadi warga negara.
Penduduk Indonesia terdiri atas dua, yaitu warga negara dan orang asing. Hal
ini di dasarkan pada UUD 1945 pasal 26 ayat 2. Sebelumnya penduduk Indonesia
terbagi menjadi tiga golongan, yaitu golongan Eropa, golongan Timur Asing, dan
golongan Bumiputera atau Pribumi.
Menurut Undang-Undang no.12 tahun 2006 yang menjadi warga negara
Indonesia adalah:[3]

2
Ibid., hlm. 51
3
A. Ubaedillah, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Demokrasi, HAM, dan
Masyarakat Madani, (Jakarta: Prenada Media, 2008), hlm. 91-92

10
a) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan
perjanjian pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum undang-
undang ini berlaku sudah menjadi warga negara Indonesia (WNI).
b) Anak yang yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga
negara Indonsia.
c) Anak yang yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
Indonesia dan ibu warga negara asing.
d) Anak yang yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
asing dan ibu warga negara Indonesia.
e) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara Indonesia,
tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
f) Anak yang lahir dalam tenggang waktu tiga ratus (300) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara Indonesia.
g) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
Indonesia.
h) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing
yang diakui oleh seorang ayah warga negara Indonesia sebagai anaknya dan
pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin.
i) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak
jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
j) Anak yang baru lahir yang di temukan di wilayah negara Republik Indonesia selama
ayah dan ibunya tidak diketahui.
k) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
l) Anak yang lahir di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seoarang ayah dan
ibu warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkuan.
m)Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibu meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

2. Kewarganegaraan Indonesia

11
Istilah kewarganearaan (citizenship) memiliki arti keanggotaan yang
menunjukan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara.[4] Menurut
Peraturan Penutup Undang-Undang No. 62 Tahun 1958 Pasal II tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang di dalam mennjelasankan bahwa
kewarganwgaraan diartikan segala jenis hubungan dengan suatu negara yang
mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang yang
bersangkutan. Adapun menurut UU Kewarganegaraaan Republik Indonesia,
kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan negara.
Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.[5]
a) Kewarganegaraan dalam Arti Yuridis dan Sosiologis
1) Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara
orang-orang dengan negara. Adanya ikatan hukum itu menimbulkan akibat-akibat
hukum tertentu, yaitu orang tersebut berada di bawah kekuasaan negara yang
bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan hukum, misalnya akta kelahiran, surat
pernyataan, bukti kewarganegaraan, dan lain-lain
b) Kewaarganegaraan dalam Arti Formil dan Materiil
1) Kewarganegaraan dalam arti formil menunjukan pada tempat kewarganegaraan.
Dalam sistematika hukum, masalah kewarganegaraan berada pada hukum publik.
2) Kewarganegaraan dalam arti materiil menunjuk pada akibat hukum dari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara.
.
3. Asas-Asas Kewarganegaraan
Dalam penentuan kewarganegaraan ada 2 (dua) asas atau pedoman, yaitu asas
kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan
perkawinan.[6] Dalam asas kewarganegaraan yang berdasarkan kelahiran ada 2 (dua) asas
kewarganegaraan yang digunakan, yaitu ius soli (tempat kelahiran) ius sanguinis
(keturunan). Sedangkan dari asas kewarganegaraan yang berdasarkan perkawinan juga
dibagi menjadi 2 (dua), yaitu asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.
a. Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Kelahiran
Ius soli (asas kelahiran) berasal dari latin; ius  yang berarti hukum atau
pedoman, sedangkan soli berasal dari kata solum yang berarti negeri, tanah atau daerah.
4
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi,
hlm. 49
5
Ibid., hlm. 40-50
6
A. Ubaedillah, dkk., Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, hlm. 74-76

12
[7] Jadi, ius soli adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau
daerah kelahiran seseorang. Jadi, seseorang dapat menjadi warga negara dimana dia
dilahirkan.
Ius sanguinis (asas keturunan) juga berasal dari bahasa latin, ius yang berarti
hukum atau pedoman, sedangkan sanguinis dari kata sanguis yang berarti darah atau
keturunan. Jadi,  ius sanguinis adalah asas kewarganegaraan yang berdasarkan darah
atau keturunan.
b. Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Perkawinan
Asas kesatuan atau kesamaan hukum itu berdasarkan pada paradigma bahwa
suami-isteri ataupun ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang meniscayakan
suasana sejahtera, sehat, dan tidak terpecah.[ 8] Jadi, suami-isteri atau keluarga yang
baik dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakatnya harus mencerminkan
adanya suatu kesatuan yang bulat.
Asas persamaan derajat menyebutkan bahwa suatu perkawinan tidak
menyebabkan perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak. Jadi, baik
suami maupun isteri tetap dangan kewarganegaraan aslinya, sama seperti sebelum
mereka dikaitkan oleh pernikahan dan keduanya memiliki hak untuk memilih
kewarganegaraan yang dianutnya.
Selain itu, dalam hukum negara juga mengatur tentang asas warga negara,
yaitu pada UU Nomor 12 Tahun 2006. Hukum negara tersebut membagi asas
kewarganegaraan juga menjadi dua asas atau pedoman, yaitu (1) asas kewarganegaraan
umum dan (2) asas kewarganegaraan khusus.[9]
1. Asas Kewarganegaraan Umum
Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2006 asas kewarganegaraan umum terdiri atas  (4)
empat asas, yaitu asas kelahiran (ius soli), asas keturunan (ius sanguinis), asas
kewarganegaraan tunggal, dan asas kewarganegaraan ganda terbatas.
Asas kelahiran (ius soli) dan asas keturunan (ius sanguinis) mempunyai
pengertian yang sama dengan yang telah diterangkan di atas tadi. Sedangkan asas
kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi
setiap orang. Jadi, setiap warga negara hanya memiliki satu kewarganegaraan, tidak
bisa memiliki kewarganegaraan ganda atau lebih dari satu. Asas kewarganegaraan
7
Srijanti, dkk., Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Mengembangkan Etika
Berwarganegara, hlm.75
8
A. Ubaedillah, dkk., Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, hlm. 76
9
Srijanti, dkk., Pendidikan Kewarganegaraan ..., hlm. 75

13
ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda (lebih dari satu
kewarganegraan) bagi anak-anak sesui dengan ketentuan yang diatur dalam UU.[10]
Jadi, kewarganegraan ini hanya bisa dimiliki ketika masih anak-anak dan setelah anak
tersebut berumur 18 (delapan belas) tahun, maka ia harus memilih atau menentukan
salah satu kewarganegaraannya.
Jadi, sebagai seorang warga negara tidak boleh memiliki lebih dari satu
kewarganegaraan dan jika seseorang berhak mendapatkan status kewarganegaraan
karena kelahiran dan keturunan sekaligus, maka ia harus memilih salah satu
diantaranya ketika ia sudah berumur 18 tahun.
2. Asas Kewarganegaraan Khusus
Asas ini terdiri atas beberapa macam asas atau pedoman kewarganegaraan, yaitu
a) Asas Kepentingan Nasional
Adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad mempertahankan
kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuan sendiri.
b) Asas Perlidungan Maksimum
Adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan
perlindungan penuh kepada setiap warga negara Indonesia dalam keadaan apapun,
baik di dalam maupun di luar negeri.
c) Asas Persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan
Adalah asas yang menentukan bahwa setiap warga negara Indonesia
mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
d) Asas Kebenaran Substantif
Adalah asas dimana prosedur kewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat
administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e) Asas Non-Diskriminatif
Adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ihwal yang
berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis
kelamin, serta harus menjamin, melindungi, dan memuliakan HAM pada umumnya
dan hak warga negara pada khususnya.
f.) Asas Pengakuan dan Penghormatan terhadap HAM

10
Ibid. hlm. 76

14
Adalah asas yang dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara
harus menjamin, melindungi, dan memuliakan HAM pada umumnya, dan hak warga
negara pada khususnya.
g) Asas Keterbukaan
Adalah asas yang menetukan bahwa segala hal ihwal yang berhubungan
dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.

h) Asas Publisitas
Adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh dan atau
kehilangan kewarganegaraan RI akan diumumkan dalam berita negara RI agar
masyarakat mengetahuinya.

4. Unsur Kewarganegaraan
Dalam penentuan keawarganegaraan seseorang ada beberapa cara yang dilakukan.
Cara tersebut didasarkan pada beberapa unsur, yaitu :
1. Unsur Darah Keturunan (ius sanguinis)
Dalam unsur ini cara memperoleh suatu kewarganegaraan didasarkan pada
keawarganegaraan orang tuanya. Maksudnya, kewarganegaraan orang tuanya
menentukan kewarganegaraan anaknya.[11] Misalkan jika seseorang dilahirkan dari
orang tua yang berkewarganegaraan Indonesia, maka ia dengan sendirinya telah
berkewarganegaraan Indonesia.
2. Unsur Daerah Tempat Kelahiran (ius soli)
Pada unsur ini, kewarganegaraan seseorang dapat ditentukan berdasarkan daerah
tempat ia dilahirkan.[12] Misalkan ada seseorang dilahirkan di dalam daerah atau
wilayah hukum negara Indonesia, maka dengan sendirinyapun ia memiliki
kewarganegaraan Indonesia. Terkecuali anggota-anggota korps diplomatik dan anggota
tentara asing yang masih dalam ikatan dinas.
3. Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi)
Seseorang yang tidak memenuhi syarat kewarganegaraan ius soli dan ius sanguinis
tetap bisa mendapatkan atau memperoleh kewarganegaraan, yaitu dengan
pewarganegaraan atau naturalisasi. Syarat-syarat dan prosedur unsur ini di berbagai

11

12
Ibid.

15
negara itu berbeda. Perbedaan tersebut dikarenakan kondisi dan situasi setiap negara itu
berbeda, jadi persyaratannya itu menyesuaikan dengan kondisi dan situasi negaranya.
5. Sembilan Penyebab Kehilangan Status Kewarganegaraan.
Undang-undang nomor 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan republik
indonesia
Dalam Pasal 23 Bab IV UU Kewarganegaraan ada sembilan penyebab seseorang bisa
kehilangan status WNI.
1. Bila seorang WNI memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
2. Bila orang itu tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain,
sedangkan ia memiliki kesempatan untuk itu.
3. Bila presiden menyatakan untuk menghilangkan kewarganegaraan seseorang.
Putusan presiden itu hanya bisa diberikan atas permintaan orang yang bersangkutan dan
bila orang itu sudah berusia diatas 18 tahun dan tinggal diluar negeri.
4. Bila ia masuk dinas militer negara lain .
5. Bila secara sukarela masuk dalam dinas negara asing
6. Bila ia secara sukarela mengangkat sumpah setia kepada negara lain atau bagian dari
negara asing tadi.
7 .Bila seseorang itu mengikuti pemilihan umum di negara.
8. Bila mempunyai passport atau negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai
tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain.
9. Bila bertempat tinggal diluar wilayah Indonesia selama 5 tahun terus menerus bukan
dalam rangka dinas negara,tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja yg menyatakan
keinginan nya untuk tetep menjadi WNI.sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir.

16
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
a. Negara adalah organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang
berfungsi sebagai alat (agency) yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama
atas nama masyarakat yang mempunyai cita cita untuk bersatu, hidup dalam wilayah
tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat dengan berdasarkan sistem
hukum yang diselenggarakan dengan tujuan kesenangan dan kehormatan

b. Unsur berdirinya suatu negara antara lain rakyat, wilayah, pemerintah dan
pengakuan negara lain.

c. Fungsi negara secara garis besar antara lain melaksanakan ketertiban,


mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya, fungsi keamanan dan
pertahanan, serta fungsi keadilan.
d. Tujuan negara
Tujuan negara Indonesia dalam Undang-Undang Dasar RI 1945 pada alenia ke-4
antara lain sebagai berikut:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia


dan untuk memajukan kesejahteraan umum.
2. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan.
e.Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan
o Warga negara Indonesia diatur oleh Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 26
menyatakan “warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang
disahkan undang-undang sebagai warga negara.”
o Menurut peraturan Penutup Undang-Undang No. 62 Tahun 1958 Pasal II
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia yang di dalam mennjelasankan
bahwa kewarganwgaraan diartikan segala jenis hubungan dengan suatu negara
yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang
yang bersangkutan. Adapun menurut UU Kewarganegaraaan Republik
Indonesia, kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan
dengan negara.

17
f. Asas-asas kewarganegaraan
Dalam penentuan kewarganegaraan ada 2 (dua) asas atau pedoman, yaitu asas
kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan
perkawinan.[13] Dalam asas kewarganegaraan yang berdasarkan kelahiran ada 2 (dua) asas
kewarganegaraan yang digunakan, yaitu ius soli (tempat kelahiran) ius sanguinis
(keturunan). Sedangkan dari asas kewarganegaraan yang berdasarkan perkawinan juga
dibagi menjadi 2 (dua), yaitu asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.
g. Persoalan -Persoalan yang mengakibatkan seseorang Memperoleh dan Kehilangan
Kewarganegaraan
 Yang dapat mengakibtkan seseorang memperoleh kewarganegaraan
- Unsur Darah Keturunan (ius sanguinis)
- Unsur Daerah Tempat Kelahiran (ius soli)
- Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi)
 Persoalan yang mengakibatkan seseorang kehilangan kewarganegaraan
- Bila seorang WNI memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya
sendiri.
- Bila orang itu tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain,
sedangkan ia memiliki kesempatan untuk itu.
- Bila presiden menyatakan untuk menghilangkan kewarganegaraan seseorang.
Putusan presiden itu hanya bisa diberikan atas permintaan orang yang
bersangkutan dan bila orang itu sudah berusia diatas 18 tahun dan tinggal
diluar negeri.
- Bila ia masuk dinas militer negara lain .
- Bila secara sukarela masuk dalam dinas negara asing
- Bila ia secara sukarela mengangkat sumpah setia kepada negara lain atau
bagian dari negara asing tadi.
- Bila seseorang itu mengikuti pemilihan umum di negara.
- Bila mempunyai passport atau negara asing atau surat yang dapat diartikan
sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain.
- Bila bertempat tinggal diluar wilayah Indonesia selama 5 tahun terus menerus
bukan dalam rangka dinas negara,tanpa alasan yang sah
13
A. Ubaedillah, dkk., Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, hlm. 74-76

18
DAFTAR PUSTAKA

Persandingan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Lembaga


Informasi Nasional Republik Indonesia, 2000, hal. 2-3.)

Kusnadi, Mohammad dan Saragih,Bintan, Susunan Pembagian Kekuasaan Menurut Undang-


Undang Dasar 1945, Jakarta: PT Gramedia, 1986, hlm.26.

Sihombing,Herman. Negara Hukum dan Demokrasi di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2011, hlm.2.

Ubaedillah, A., dkk., Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, Jakarta:
Prenada Media, 2003.
Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Demokrasi, HAM, dan Masyarakat      
Madani, Jakarta: Prenada Media, 2008.
Ensiklopedi Indonesia
Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Pancasila dan Kewarganegaraan, Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2005.
Srijanti, dkk., Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi   Mengembangkan Etika
Bewarganegara, Jakarta: Salemba Empat, 2007.
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan
Tinggi, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.
Wania Nevela, Negara-negara yang termasuk Ius Soli,
www.Keykodeswaniavela.blogspot.com, 2012.
https://www.e-jurnal.com/2013/11/fungsi-negara-menurut-para-ahli.html?m=1

19

Anda mungkin juga menyukai