Anda di halaman 1dari 16

“NEGARA DAN WARGA NEGARA”

Makalah ini digunakan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah studi
“Kewarganegaraaan”

Dosen Pengampu : Prayudi Rahmatullah M.HI

Disusun Oleh :
MUHAMMAD ZAKKI UBAIDILLAH MA’RUF ( 200204110042 )

ALLAMAH PRAMUDITA(200204110103)

DIPANTARA MAQDIS ZULKARNAEN ( 200204110037 )

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini kami membahas mengenai “Negara dan Warganegara"

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambahkan wawasan untuk lebih
mengenal tentang ilmu ketuhanan dalam agama islam. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan pada makalah ini, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun
dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para
penulis kami usahakan.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dan diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagaimana mestinya.

Gresik, 20 Februari 2021

Penulis

2
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2
BAB I ..............................................................................................................................
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 4
1.2 Rumusan masalah ....................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4

BAB II .............................................................................................................................

A. Definisi Negara ............................................................................................ 5


B. Definisi Warga Negara ................................................................................ 5
C. Hubungan negara dan warga negara ............................................................ 6

D. Unsur-unsur Negara ..................................................................................... 6


E. Teori-teori Terbentuknya Negara ................................................................ 8
F. Tujuan Negara ............................................................................................ 13

KESIMPULAN ......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 16

3
Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Republik Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia. Manusia hidup bersama
dalam berbagai kelompok yang beragam latar belakangnya. Mula-mula manusia hidup dalam
sebuah keluarga. Lalu berdasarkan kepentingan dan wilayah tempat tinggalnya, ia hidup
dalam kestuan sosial yang disebut masyarakat dan pada akhirnya menjadi bangsa. Bangsa
adalah kumpulan masyarakat yang membentuk suatu negara. Berkaitan dengan tumbuh
kembangnya bangsa, terdapat berbagai teori besar dari para ahli untuk mewujudkan suatu
bangsa yang memiliki sifat dan karakter sendiri. Istilah bangsa memiliki berbagai makna dan
pengertian nya yang berbeda-beda. Bangsa merupakan terjemahan dari kata “nation” (dalam
bahasa inggris). Kata nation bermakna keturunan atau bangsa

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Negara dan warga Negara ?
2. Apa saja unsur-unsur Negara ?
3. Apa saja teori-teori terbentuknya Negara ?
4. Apa saja Bentuk bentuk Negara ?
5. Apa saja Tujuan Negara ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Negara dan warga negara
2. Untuk mengetahui unsur-unsur negara
3. Untuk mengetahui teori-teori terbentuknya negara
4. Untuk mengetahui tujuan Negara
5. Untuk mengetahui bentuk-bentuk negara

4
Bab II

A. Definisi Negara

Istilah Negara merupakan terjemahan kata asing : state (Inggris), staat (Belanda dan
Jerman), atau etat (Perancis). Secara terminologi, negara diartikan sebagai organisasi
tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup
dalam suatu kawasan, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini
mengandung nilai konstitutif yang dimiliki oleh suatu negara berdaulat yaitu masyarakat
(rakyat), wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Negara identik dengan hak dan
kewenangan.1 Sedangkan pengertian negara menurut para ahli : 2

1. Menurut Krasner (1978:10) merumuskan negera sebagai sejumlah peran dan institusi
yang memiliki dorongan dan tujuan khusus yang berbeda dari kepentingan kelompok
tertentu mana pun dalam masyarakat.
2. Menurut Eric Nordlinger dalam bukunya On the Autonomy of the Democratic State
(1981:11) melihat negara sebagai semua individu yang memegang jabatan di mana
jabatan tersebut memberikan kewenangan kepada invidu-individu untuk membuat dan
menjalankan keputusan – keputusan yang dapat mengikat pada sebagian atau
keseluruhan dari segmen-segmen dalam masyarakat.
3. Menurut Marxian memandang negara pada awalnya sebagai bentuk dari kepentingan
pribadi dari para kapitalis yang berfungsi sebagai instrument untuk meraih tujuan
tertentu. Dengan demikian, negara dipandang sebagai
4. pelaksana dari kepentingan kelas tertentu.

B. Definisi Warga Negara

Wewenang sebuah organisasi negara meliputi kelompok manusia yang berada di


dalamnya. Kelompok tersebut dapat dibedakan antara warga negara dengan bukan warga
negara (orang asing).

1
A. Ubaedillah, dkk. Pendidikan kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, Hak asasi manusia dan
masyarakat madani (Jakarta: Kencana Prenada media group, 2008), 84
2
Damsar, Pengantar Sosiologi Politik Jakarta (Jakarta: Kencana, 2010), 100-102

5
Warga negara sebagai pendukung sebuah negara merupakan landasan bagi adanya
negara. Dengan kata lain bahwa warga negara adalah salah satu unsur penting bagi sebuah
negara, selain unsur lainnya. 3

Warga negara itu sendiri bisa diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsur negara. 4 Istilah ini biasa juga disebut hamba atau kawula
negara.5 Meskipun demikian istilah warga negara dirasa lebih sesuai dengan kedudukannya
sebagai orang-orang merdeka bila dibandingkan istilah hamba dan kawula negara, karena
warga negara mengandung arti peserta, anggota atau warga yang menjadi bagian dari suatu
negara.

C. Hubungan negara dan warga negara

Pembicaraan hubungan negara dan warga negara sebenarnya merupakan pembicaraan


yang amat tua. Thomas Hobbes, tokoh yang mencetuskan istilah terkenal Homo homini lupus
(manusia pemangsa sesamanya), mengatakan bahwa fungsi negara adalah menertibkan
kekacauan atau chaos dalam masyarakat. Walaupun negara adalah bentukan masyarakat,
namun kedudukan negara adalah penyelenggara ketertiban dalam masyarakat agar tidak
terjadi konflik, pencurian dan lain-lain.6

Persoalan yang paling mendasar hubungan antara negara dan warga negara adalah
masalah hak dan kewajiban. Negara demikian pula warga negara samasama memiliki hak dan
kewajiban masing-masing. Sesungguhnya dua hal ini saling terkait, karena berbicara hak
negara itu berarti berbicara tentang kewajiban warga negara, demikian pula sebaliknya
berbicara kewajiban negara adalah berbicara tentang hak warga negara. 7

D. Unsur-unsur Negara

Unsur-unsur Negara sebagai prasyarat berdirinya suatu Negara Yang dapat dikatakan
telah menjadi kesepakatan global saat ini telah Ditentukan atas empat unsur, yaitu :

1) Rakyat

3
. Kansil, Ilmu Negara (Umum dan Indonesia) (Jakarta: Pradnya Paramita, 2001), 148
4
Tim ICCE UIN, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani (Jakarta : ICCE UIN Syarif
hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada Media, 2003), 73
5
Ibid.
6
Wibowo, Negara dan Masyarakat: Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat Cina (Jakarta: Gramedia,
2000), 8
7
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Buku Modul Kuliah Kewarganegaraan (t.tp.:
t.p., 2012), 48

6
2) Wilayah
3) Pemerintahan
4) Pengakuan dari Negara lain
5) Unsur rakyat, wilayah dan pemerintahan umumnya diterjemahkan Sebagai
pemenuhan unsur/syarat secara kenyataan/fakta (de facto, Sementara unsur yang
berupa pengakuan dari Negara lain dipandang Sebagai pemenuhan unsur/syarat
secara hukum/yuridis (de Jure).

Unsur rakyat adalah unsur yang terutama dari terbentuknya suatu Negara dibandingkan
dengan ketiga unsur lainnya. Karena begaimana akan terbentuk suatu Negara kalau tidak ada
rakyat yang akan membentuk hukum Negara dan sekaligus yang akan menjadi objek dari
hukum Negara tersebut. Rakyat itu sendiri merupakan suatu persekutuan hidup manusia yang
mempunyai keinginan untuk bersatu dan mempunyai persamaan cita-cita.

Menurut Endang (2009), Dasim (2008), Miriam (2008) Dasim (2008), Muhamad (2011),
Endang (2009), menyatakan dalam rangka menjamin aktifitas kehidupan rakyatnya, suatu
Negara harus memiliki wilayah. Wilayah yang ditempati oleh rakyat suatu Negara haruslah
didiami dan dikelola secara berkesinambungan dan memiliki batas-batas yang jelas, agar
dapat memperoleh legimitas/pengakuan sebagai wilayah Negara.

Dari penampakannya secara fisik, wilayah suatu Negara itu merupakan ruang yang
meliputi wilayah daratan, wilayah perairan dan wilayah udara serta pada batas-batas tertentu
termasuk juga wilayah antartika. Wilayah daratan adalah seluruh wilayah permukaan tanah
yang tampak muncul diatas wilayah perairan. Wilayah perairan adalah ruang perairan yang
berada pada perairan pedalaman, laut teritorial, zona tambahan dan zona ekonomi eksklusif
suatu Negara. Sementara wilayah udara adalah ruang udara yang berada di atas permukaan
daratan ataupun perairan suatu Negara sampai sejauh 110 kilometer dari permukaan daratan
atau perairan suatu Negara tersebut. Dan yang terakhir wilayah antariksa adalah ruang kedap
udara diatas wilayah udara suatu Negara (110 km) sampai dengan ketinggian 33.761
kilometer yang diukur dari permukaan wilayah daratan ataupun perairan dari Negara yang
bersangkutan.

Di dalam suatu Negara memerlukan kekuasaan dan pemerintahan, adapun pemerintahan


itu sendiri merupakan perwakilan Negara untuk menjalankan kekuasaan Negara untuk
mencapai tujuan Negara. Menurut Utrecht, jika ditinjau dari pertanggungjawaban kekuasaan,
maka pemerintahan itu mempunyai tiga pengertian, yakni:

7
1. Pemerintah dalam pengertian luas adalah keseluruhan badan-badan kenegaraan yang
bertugas menjalankan kekuasaan Negara, termasuk di dalamnya badan yang membuat
undang-undang, badan yang menjalankan undang-undang, dan badan yang bertugas
mengadili pelaksanaan undang-undang.
2. Pemerintah dalam pengertian yang sempit adalah seluruh aparat yang bertugas
melaksanakan pemerintahan sehari-hari. Jadi dalam hal ini adalah keseluruhan
anggota eksekutif atau kabinet. Misalnya, di Indonesia yang dimaksud anggota
eksekutif adalah kabinet presidensial Indonesia seperti presiden, wakil presiden, dan
menteri-menterinya.
3. Pemerintah dalam pengertian lebih sempit adalah penanggung jawab tertinggi dari
pelaksana pemerintahan sehari-hari. Jadi dalam hal ini adalah kepala pemerintahan
atau pimpinan kabinet.

Di samping ketiga syarat diatas, menurut hukum internasional, masih ditambahkan satu
syarat lagi, yakni adanya pengakuan dari Negara-negara lain, dimana sebagai suatu
masyarakat baru dapat diakui sebagai suatu masyarakat politik di dunia internasional setelah
adanya pengakuan dari Negara-negara lain atas berdirinya Negara tersebut. Jadi haruslah
terlebih dahulu ada pengakuan dari Negara lain, barulah Negara tersebut dapat memperoleh
hak sebagai Negara dalam dunia pergaulan internasional. 8

E. Teori-teori Terbentuknya Negara

Teori terbentuknya suatu negara dibedakan menjadi 4 bagian, yang pertama berdasarkan
teori riwayat pembentukannya, kedua berdasarkan kenyataan apa adanya, ketiga berdasarkan
terori terjadinya, dan terakhir berdasarkan teori riwayat pertumbuhannya (secara sosiologis).
Berikut macam-macam teori tentang asal mula terbentuknya negara..

A. Teori hukum alam

Teori hukum alam merupakan hasil pemikiran yang paling awal. Berdasarkan
teori hukum alam, terjadinya negara ialah sesuatu yang alamiah. Negara terjadi secara
alamiah dengan bersumber dari manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki
kecenderungan berkumpul dan saling berhubungan untuk mencapai kebutuhan
hidupnya. Tokoh-tokoh teori ini adalah Plato dan Aristoteles. Negara menurut Plato

8 Ibnu Hurri dan Asep Munajat , pendidikan Kewarganegaraan, (Bekasi : CV. Nurani, 2016), hal 30-32

8
(429–347 SM) ialah suatu keluarga besar yang setiap anggotanya saling berhubungan,
bekerja sama, serta memiliki tugas sendiri untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Adapun Negara menurut Aristoteles (384–322 SM) bermula dari keluarga,
sekelompok keluarga, kemudian bergabung menjadi lebih besar, dan terbentuklah
desa, masyarakat luas, serta akhirnya terbentuk negara.

B. Teori ketuhanan (teokrasi)

Teori ini juga dikenal sebagai doktrin teokrasi tentang asal mula negara. Pada
abad pertengahan, teori ini dipakai untuk membenarkan kekuasaan raja yang mutlak.
Berdasarkan teori ini, raja bertakhta karena kehendak Tuhan.

Kekuasaan dan hak-hak raja untuk memerintah dan bertakhta berasal dari Tuhan.
Pelanggaran terhadap kekuasaan raja merupakan pelanggaran terhadap Tuhan. Raja
serta pemimpin-pemimpin negara hanya bertanggung jawab kepada Tuhan, tidak
kepada siapa pun. Penganjur teori ini adalah Agustinus, F.J. Stahl, Thomas Aquinas,
Ludwig Von Halfer, serta F. Hegel.

C. Teori perjanjian (perjanjian masyarakat)

Menurut teori ini, kehidupan manusia dipisahkan dalam dua zaman, yakni zaman
sebelum ada negara serta zaman sesudahnya. Keadaan tidak bernegara (pranegara)
disebut keadaan alamiah. Di sini individu hidup tanpa organisasi serta pimpinan,
tanpa hukum, dan tanpa negara serta pemerintah yang mengatur hidup mereka.
Keadaan alamiah itu harus diakhiri dengan jalan mengadakan perjanjian bersama.
Dibentuklah negara melalui suatu perjanjian di mana individu-individu merupakan
pesertanya. Negara berdaulat merupakan tujuannya sehingga dapat melindungi serta
menjamin kehidupan mereka. Perjanjian ini disebut perjanjian masyarakat atau
kontrak sosial. Pelopor teori perjanjian ini adalah Plato, Aristoteles, Thomas Hobbes,
John Locke, dan J.J. Rousseau.

D. Teori kekuasaan/kekuatan

Teori ini berpendapat bahwa negara timbul karena orang-orang kuat


menaklukkan orang-orang lemah. Untuk dapat menguasai orang-orang lemah, maka
didirikanlah organisasi, yaitu negara. Teori ini dikemukakan oleh Karl Marx (1818–

9
1883), Frederick Engels, Harold J Laski (1893–1950), F. Oppenheimer, dan Leon
Duguit 9

Bentuk negara merupakan hal yang sangat penting dalam suatu negara. Hal ini
didasari Bahwa dalam kehidupan ketatanegaraan perlu adanya suatu hubungan yang
jelas antara Pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Tujuan akhir dari adanya
bentuk negara adalah Sebagai landasan dalam mewujudkan tujuan dari negara.

Bentuk Negara Sebenarnya perbincangan mengenai bentuk Negara (staat vormen) terkait
Dengan pilihan-pilihan antara
A. bentuk Negara Kesatuan (unitary state, Eenheidsstaat),
B. bentuk Negara Serikat (Federal, bonds-staat), atau
C. bentuk Konfederasi (confederation, staten-bond).
Teori-teori bentuk Negara yang dikembangkan para ahli dan berkembang Di zaman modern
bermuara pada dua paham yang mendasar. Pertama, paham Yang menggabungkan bentuk
Negara dengan bentuk pemerintahan. Paham ini Menganggap bahwa bentuk Negara dengan
bentuk pemerintahan, yang dibagil Dalam tiga macam , yaitu
A. bentuk pemerintahan dimana terdapat hubungan Yang erat antara eksekutif dan
legislatif;
B. bentuk pemerintahan dimana ada Pemisahan yang tegas antara legislatif, eksekutif,
dan yudikatif;
C. Bentuk Pemerintahan dimana terdapat pegaruh dan pegawasan langsung dari rakyat
Terhadap badan legislatif.
Paham yang membahas bentuk Negara atas Golongan demokrasi dan yudikatif Paham ini
membahas bentuk Negara atas Golongan demokrasi dan diktator. Paham ini juga
memperjelas bahwa demokrasi Dibagi dalam demokrasi Konstitusional (liberal) dan
demokrasi rakyat. Dari teori-teori tersebut kemudian berkembang di zaman modern ini, yaitu
Bentuk Negara Kesatuan (unitarisme) dan Negara Serikat (Federalisme) yang Dapat
berbentuk sistem sentralisasi atau sistem desentralisasi

Bentuk-bentuk Negara
Bentuk Negara Pada Zaman Yunani Kuno Pada masa yunani kuno dahulu hanya
dikenal adanya 3 bentuk pokok dari negara. Adapun tiga bentuk pokok daripada negara

9 Ibid hlm 27-28

10
pada masa yunani kuno tersebut ialah:Monarchi, Oligarchi, dan Demokrasi.
Dipergunakan sebagai ukuran untuk membedakan Bentuk-bentuk tersebut diatas yaitu:
jumlah dari pemegang kekuasaan. Jika yang memegang kekuasaan itu satu oarang aka
bentuk negaranya Monarchi (bahasa Yunani “monos” berarti “satu” sedangkan “archien”
berarti “memerintah”). Jika Memegang pemeritahan itu beberapa orang maka bentuk
negaranya itu Oligarchi (bahasa Yunani “oligai” berarti “beberapa”). Jika yang emegang
pemerintahan rakyat maka bentuk Negara nya disebut Demokrasi (bahasa Yunani
“Demos” bararti “rakyat”).

A. Bentuk Negara pada Masa Modern Sekarang.


Menurut teori-teori modern sekarang ini, bentuk negara yang terpenting ialah: negara
Kesatuan(Unitarianisme) dan negara serikat (Federasi)[
1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat, dengan
satu Pemerintahan pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Namun dalam
Pelaksanaannya, negara kesatuan ini terbag i kedalam 2 macam sistem pemerintahan
yaitu Sentral dan Otonomi.

❖ Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi adalah pemerintahan yang langsung


Dipimpin oleh pemerintahan pusat, sementara pemerintahan daerah di bawahnya
Melaksanakan kebijakan pemerintahan pusat. Model pemerintahan Orde Baru di
bawah Pemerintahan presiden Soeharto adalah salah satu contoh sistem pemerintahan
model ini.
❖ Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah kepala daerah diberikan
Kesempatan dan kewenangan untuk memgurus urusan pemerintahan diwilayah sendiri.
Sisitem ini dikenal dengan istilah otonomi daerah atau swatantra. Sistem pemerintahan
Negara Malaysia dan pemerintahan paske Orde Baru di Indonesia dengan sistem
otonomi Khusus dapat dimasukan kedalam model ini

2. Negara serikat
Negara serikat atau Federasi merupakan bentuk negara gabungan yang terdiri dari
Beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pada mulanya negara-negara
bagian tersebut merupakan negara yang merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri.

11
Setelah Menggabungkan dengan negara serikat, dengan sendirinya negara tersebut
melepaskan Sebagian dari kekuasaannya dan menyerahkannya kepada Negara
Serikat. Penyerahan Kekuasaan dari negara-negara bagian kepada nagara serikat
tersebut dikenal dengan istilah Limitatif (satu demui satu) dimana hanya kekuasaan
yang diberikan oleh negara-negara Bagian saja (delagated powers) yang menjadi
kekuasaan Negara Serikat. Namun pada Perkembangan selanjutnya, negara serikat
mengatur hal yang bersifat strategis seperti Kebijakan politik luar negeri, keamanan
dan pertahanan negara. Adakalanya dalam pembagian kekuasaan antara pemerintahan
federasi dan Peerintahan negara-negara bagian yang disebut adalah urusan-urusan
yang diselenggarakan Oleh pemerintah negara-negara bagian, yang berarti bahwa
bidang kegiatan federal adalah Urusan-urusan kenegaraan selebihnya (reseduary
powers).[4] Disamping 2 bentuk diatas, dari sisi pelaksana dan mekanisme
pemilihannya, bentuk Negara dapat digolongkan ketiga kelompok yaitu: Monarki,
Oligarki, dan Demokrasi.
A. Monarki
Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang
dikepalai oleh raja atau ratu.Dalam prakteknya, monarki ada dua jenis
yaitu: Monarki absolut dan monarki konstutional. Monarki absolut
adalah model pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan satu
Orang raja atu ratu. Termasuk dalam kategori ini adalah negara Arab
saudi, Brunae, Swazilan,Bhutan, dll.
Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan yang
kekuasaan kepala negaranya (perdana mentri) dibatasi oleh ketentuan-
ketentuan kostitusi nagara. Praktek monarki Konstitusional ini adalah
yang paling banyak dipraktekan di beberapa negara, seperti Thailand,
Jepang, Inggris, jordania dan lan-lain. Monarki parlamenter adalah
bentuk pemerintahan yang bertanggung jawab atas Kebijaksanaan
pemerintahannya adalah mentri, Termasuk dalam kategori ini adalah
negara Inggris, Belanda, dan Malaysia. Dengan demikian pengertian
negara yang berbentuk monarki adalah negara dimana Cara
penunjukan kepala negaranya berdasarkan keturunan dari raja yang
sebelumya.
B. Oligarki

12
Model pemerintahan oligarki adalah pemerintahan yang
dijalankan oleh beberapa Orang berkuasa dari golongan atau kelompok
tertentu
C. Demokrasi
Pemerintahan model demokrasi adalah pemerintahan yang
bersandarkan pada Kedaulatan rakyat atau berdasarkan kekuasaannya
pada pilihan atau kehendak rakyat melalui Mekanisme pemulihan
Umum (pemilu) yang berlangsung secara jujur, bebas, dan adil.

F. Tujuan Negara

Klasifikasi tujuan negara J. Barents. Beliau mengemukakan klasifikasi tujuan negara


dalam bukunya “De Wetenschap der Politiek” (Ilmu Politik). Menurut J. Barents,
Klasifikasi tujuan negara dikelompokan atas dua dasar, yaitu:
A. Tujuan negara yang sebenarnya atau yang asli dan utama (aigenlijk Staatsdoel),
meliputi:
• Pemeliharaan ketertiban dan keamanan.
• Pemeliharaan kesejahteraan umum dalam arti yang seluas Luasnya,
yang melampaui tujuan point (1) diatas
B. Tujuan negara yang tidak sebenarnya (nieteiigenlijke staatsdoel), Untuk
mempertahankan kedudukan kelas yang berkuasa. Ia Mengatakan bahwa dalam
negara modern selalu ada aparatur negara Dan pejabat negara yang berusaha
mempertahankan kedudukan dan Kekuasaannya tidak menjalankan tujuan negara
yang sebenarnya10
Tujuan negara ditentukan oleh cara pandang suatu bangsa (masyarakat) mengenai
sifat hakikat negara sedangkan cara pandangtersebut bergantung pada landasan
falsafah yang dianut. Sebagai contoh, tujuan nagara Indonesia ditentukan oleh
cara pandang bangsa Indonesia mengenai sifat hakikat negara Indonesia. Cara
pandang tersebut ditentukan oleh landasan falsafah bangsa Indonesia yaitu
Pancasila. Sesuai dengan dengan landasan falsafah Pancasila, menurut pandangan
bangsa Indonesia, negara adalah suatu sarana atau alat untuk mencapai tujuan

10Dewa Gede Atmadja, Ilmu Negara Sejarah, Konsep dan Kajian Kenegaraan, Ctk. Pertama,
Setara Press, Malang, 2012, hlm. 53-55.

13
bangsa Indonesia yaitu masyarakat yang adil dan makmur atau keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia
Negara Indonesia adalah sarana atau alat untuk menyelenggarakan
kesejahteraan bagi seluruh bangsa Indonesia. Berdasarkan pandangan tentang sifat
hakikat negara Indonesia sebagaimana dikemukakan di atas, Aliena keempat
Pembukaan UUD 1945 menyebutkan bahwa tujuan negara Republik Indonesia adalah
untuk menyelenggarakan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia. Makna
kesejahteraan umum dalam Pembukaan UUD 1945 sama kualitasnya dengan makna
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam Sila kelima
Pancasila.Sebagaimana sudah dikemukakan, pandangan mengenai sifat dan hakikat
negara menentukan tujuan negara sehingga tujuan negara menjadi titik tolak dalam
menetapkan segenap aspek negara. Bentuk negara, bentuk pemerintahan, struktur
organ-organ negara, fungsi, tugas dan wewenang organ-organ negara, sistem
pembagian kekuasaan, dan lain-lain ditetapkan sesuai dengan atau berdasarkan tujuan
negara. Di samping hal-hal yang dikemukakan diatas, Soehino juga mengemukakan
penjelasan lebih lanjut tentang hubungan tujuan negara dengan aspek lain dari negara
yakni sebagai berikut, “Lagi pula dengan mengetahui tujuan negara itu,kita dapat
menjawab soal legitimasi kekuasaan yaitu kekuasaan daripada organisasi negara juga
dapat mengetahui sifat daripada organisasi negara. Karena semuanya itu harus sesuai
dengan tujuan negara11

11Soehino, Ilmu Negara, dikutip dari Hotma P. Sibuea, Ilmu Negara, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2014, hlm. 107-
108.

14
Kesimpulan

Wewenang sebuah organisasi negara meliputi kelompok manusia yang berada di dalamnya.
Kelompok tersebut dapat dibedakan antara warga negara dengan bukan warga negara (orang
asing).Warga negara sebagai pendukung sebuah negara merupakan landasan bagi adanya
negara. Dengan kata lain bahwa warga negara adalah salah satu unsur penting bagi sebuah
negara, selain unsur lainnya.Warga negara itu sendiri bisa diartikan dengan orang-orang
sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah ini biasa juga disebut
hamba atau kawula negara. Meskipun demikian istilah warga negara dirasa lebih sesuai
dengan kedudukannya sebagai orang-orang merdeka bila dibandingkan istilah hamba dan
kawula negara, karena warga negara mengandung arti peserta, anggota atau warga yang
menjadi bagian dari suatu negara.

Hubungan antara negara dan warga negara adalah masalah hak dan kewajiban. Negara
demikian pula warga negara samasama memiliki hak dan kewajiban masing-masing.

Unsur-unsur Negara sebagai prasyarat berdirinya suatu Negara Yang dapat dikatakan telah
menjadi kesepakatan global saat ini telah Ditentukan atas empat unsur, yaitu :Rakyat,
Wilayah, Pemerintahan, Pengakuan dari Negara lain

Teori terbentuknya suatu negara dibedakan menjadi 4 bagian, yang pertama berdasarkan teori
riwayat pembentukannya, kedua berdasarkan kenyataan apa adanya, ketiga berdasarkan terori
terjadinya, dan terakhir berdasarkan teori riwayat pertumbuhannya (secara sosiologis).

Tujuan nagara Indonesia ditentukan oleh cara pandang bangsa Indonesia mengenai sifat
hakikat negara Indonesia. Cara pandang tersebut ditentukan oleh landasan falsafah bangsa
Indonesia yaitu Pancasila.

15
Daftar pustaka

Ubaedillah, dkk. Pendidikan kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, Hak asasi


manusia dan masyarakat madani (Jakarta: Kencana Prenada media group, 2008),
Damsar, Pengantar Sosiologi Politik Jakarta (Jakarta: Kencana, 2010),
Kansil, Ilmu Negara Umum dan Indonesia (Jakarta: Pradnya Paramita, 2001),
Tim ICCE UIN, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani (Jakarta : ICCE
UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada Media, 2003),
Wibowo, Negara dan Masyarakat: Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat Cina (Jakarta:
Gramedia, 2000),
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Buku Modul Kuliah
Kewarganegaraan (t.tp.: t.p., 2012)
Ibnu Hurri dan Asep Munajat , pendidikan Kewarganegaraan, (Bekasi : CV. Nurani, 2016)
Ewa Gede Atmadja, Ilmu Negara Sejarah, Konsep dan Kajian Kenegaraan, Ctk. Pertama,
Setara Press, Malang, 2012
Soehino, Ilmu Negara, dikutip dari Hotma P. Sibuea, Ilmu Negara, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 2014

16

Anda mungkin juga menyukai