Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

Tentang:

“NEGARA”

Di Susun Oleh:

Kelompok III (PMM-5)

1. Siti Nur Aina (0305213125)


2. Rizka Aulia (0305213124)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A: 2021/2022
KATA PENGNTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa rahmat dan ridho-Nya penulis tidak akan
mampu menyelesaikan tugas makalah Ilmu Negara mengenai “Tujuan Negara” ini dengan
baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang
syafa’atnya kelak kita nantikan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Dr. Firmansyah, M.A. Pada mata kuliah Kewarganegaraan. Yang berjudul “Negara” Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Negara.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dan juga
kepada pembaca yang telah meluangkan waktu untuk membaca makalah ini. Penulis
menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 27 Maret 2022

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................................................i

Kata Pengantar..............................................................................................................................ii

Daftar Isi.......................................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................................3

Bab II Pembahasan.....................................................................................................................4

2.2 Pengertian Negara.............................................................................................................4


2.3 Unsur-Unsur Negara.........................................................................................................5
2.3 Sifat-sifat Negara..............................................................................................................6
2.4 Fungsi dan Tujuan Negara................................................................................................7

Bab III Penutup...........................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................9
3.2 Saran .................................................................................................................................10

Daftar Pustaka.............................................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan ide
demokrasi dapat dikatakan tanpa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi
merupakan hukum dasarnya suatu Negara Dasar-dasar penyelenggaraan bernegara didasarkan
pada konstitusi sebagai hukum dasar. Negara yang berlandaskan kepada suatu konstitusi
dinamakan Negara konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal sebagai
Negara konstitusional maka konstitusi Negara tersebut harus memenuhi sifat-sifat dan ciri-
ciri dari konstitusionalisme.

Manusia hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam latar belakangnya.
Mula-mula manusia hidup dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan kepentingan dan
wilayah tempat tinggalnya, ia hidup dalam kesatuan sosial yang disebut masyarakat dan pada
akhirnya menjadi bangsa, Bangsa adalah kumpulan masyarakat yang membentuk suatu
negara. Berkaitan dengan tumbuh kembangnya bangsa, terdapat berbagai teori besar dari para
ahli untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki sifat dan karakter sendiri. Istilah bangsa
memiliki berbagai makna dan pengertian-Nya yang berbeda-beda. Bangsa merupakan
terjemahan dari kata “nation” (dalam bahasa inggris). Kata nation bermakna keturunan atau
bangsa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Negara?


2. Apa unsur-Unsur Negara?
3. Apasaja sifat-sifat Negara?
4. Apa saja fungsi dan tujuan Negara UUD 1945?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui tentang pengertian Negara.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur Negara.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat Negara.
4. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan Negara UUD 1945.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara

Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah, yang memiliki kekuasaan
tertinggi yang sah dan di taati oleh rakyatnya. Para sarjana yang menekankan Negara sebagai
inti dari politik (politics). memusatkan perhatiannya pada lembaga-lembaga kenegaraan serta
bentuk formalnya.Definisi-definisi ini bersifat tradisional dan agak sempit ruang
lingkupnya.Pendekatan ini dinamakan pendekatan Institusional (Institusional approach).
Berikut iini ada beberapa definisi:1

Roger F. Soltau misalnya, dalam bukunya Introduction to Politics mengtakan:" ilmu


politik mempelajari Negara, tujuan Negara negara. dan lembaga-lembaga yang akan
melaksanakan tujuan-tujuan itu, hubungan antara Negara dan warganya serta hubungan antar
Negara "(Political Science is the study of the state, its aim and purposesthe institutions by
which these are going to be realized, its relations with its individual members, and other
state).2

J. Barents, dalam ilmu politika," ilmu politik adalah ilmu yangmempelajari


kehidupaan bermasyarakat... dengan Negara sebagai bagiannya (en maat- schappelijk
leven...waarvan de staat een onderdeel vornt); ilmu politik mempelajari Negara dan
bagaimana Negara tersebut melakukan tugas serta fungsiya ( De wetenschap der politiek is de
wetenshcap die het leven van de staat een onderdeel vorn Aan het onderzoek van die state
wetenschap der politiek gewijd).3

Menurut F. Isjwara dikutip Dari buku Ni'matul Huda dalam buku "Ilmu Negara"
Istilah Negara diterjemahkan dari kata-kata asing Staat (bahasa Belanda dan Jerman): State
(bahasa Inggris); Etat (bahasa Prancis). Istilah Staat mempunyai sejarah sendiri. Istilah itu
mula-mula dipergunakan dalam abad ke-15 di Eropa Barat.Anggapan umum yang diterima
bahwa kata staat (state, etat) itu dialihkan dari kata bahasa latin status atau statum. 4 Secara
etimologis kata statusdi dalam bahasa latin klasik adalah suatu istilah abstrak yang

Miriam Budiardjo, Dasar-dasar ilmu politik, cetakan XIII. (Jakarta: Gramedia Pustaka
1

Utama, 1991).h. 48.


2
Dikutip dalam buku Miriam Budiardjo "Dasar-dasar Ilmu Politik", h. 48 dari buku Roger F.
Soltau, An Introductiontopolitics (London: Longmans, 1961), h.4.
3
Ni'matul Huda, Ilmu Negara. (Jakarta: Rajawali Pers, 2013). h. 1.
4
Ni'matul Huda, Ilmu Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013). h. 1.

2
menunjukan keadaan yang tegak dan tetap, atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak
dan tetap.

Kata "Negara" mempunyai dua arti Pertama, Negara adalah masyarakat atau wilayah
yang merupakan suatu kesatuan politis. Dalam arti ini India, Korea Selatan, atau Brazilia
merupakan Negara. Kedua, Negara adalah lembaga pusat yang menjamin kesatuan politis itu,
yang menata dan dengan demikian menguasai wilayah itu sementara itu dalam ilmu politik,
istilah "Negara" adalah agency (alat) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk
mengatur hubungan hubungan manusia dalam masyarakat dan menerbitkan gejala-gejala
kekuasaan dalam masyarakat.Jika merujuk kepada kamus bahasa Arab, anda akan
menemukan bahwa kata Ad-Daulah merupakan derivasi dari materi "Dal Wau Lam"
"Daulun" yang memiliki banyak arti, diantaranya:

Dengan harakat dhammahberarti perubahan masa dan kesuhan. Dengan harakat fathah
berarti kemenangan dalam perang atau sama keduanya atau penggabungan di akhirat, dan
kemenangan didunia. Ad Daulahartinya tembolok (Al-Haushalah), Asy-Syaqsyaqah (kulit di
leher unta), sesuatu seperti kantong kulit yang berlumut sempit, dtembolok (Al-Qanishah) Al-
Idalah artinya kemenangan.Dalat Al Ayyam artinya berputar (Darat), dan Allah
menggilirkannya diantara manusia.

Ad Daul secara bahasa berarti Ad- Dalwu (ember) dan pergantian masa dari satu
keadaan ke keadaan lain. Dan dengan harakat. Ad-Duwal artinya anak panah yang
berputar.Dalam Ash Shihah karya Al-Jauhari, "kata Ad-Daulah dalam perang berarti satu
kelompok mengalahkan kelompok lainnya.Ad Daulah dengan harakat dhammah artinya
tempat kembali, dan bentuk jamaknya (plural) Dulat dan Duwal.

2.2 Unsur-unsur Negara

Unsur-unsur pembentuk Negara yang pokok disebut unsur konstitutif


Negara.5Oppenheimer Lauterpacht6menyatakan bahwa untuk dapat disebut sebagai negara
maka harus memenuhi syarat:

1. Harus ada rakyat.


2. Harus ada daerah/wilayah.
3. Harus ada pemerintahan yang berdaulat.

5
Razikin Daman, Hukum Tata Negara Suatu Pengantar, Raja Grafindo, Jakarta, 1993.h.10
6
Dalam Max Bolli Sabon, On Cit,h. 15.

3
Ketiga unsur tersebut merupakan hal yang pokok menurut pandangan tradisional
tentang unsur-unsur negara. Bahkan secara politis, unsur pemerintahan tidak mensyaratkan
harus berdaulat, sehingga unsur-unsur negara menurut konsep Ilmu Politik yaitu: penduduk.
yang menetap, wilayah tertentu, dan pemerintahan. 7 Hal itu tampak pada negara-negara yang
tergabung dalam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), seperti: Filipina, Israel, Ukrainia, dan
Belarousia. Namun. Miriam Budiardjo dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Politik
menunjukkan unsur-unsur negara terdiri dari: wilayah, penduduk, pemerintah, dan
kedaulatan. Tetapi dinyatakan pula bahwa kedaulatan merupakan konsep yuridis yang
tidakselalu sama dengan komposisi dan letak kekuasaan politik serta tidak ada kedaulatan
yang bersifat mutlak.8Dengan demikian, unsur-unsur negara dalam Ilmu Politik yang
dikemukakan oleh Miriam Budiardjo pada prinsipnya hanya tiga, yaitu: wilayah, penduduk,
pemerintah. Selain ketiga unsur negara tersebut, saat ini muncul pandangan baru tentang
unsur negara dimana unsur negara ditambah satu unsur lagi yakni pengakuan negara lain
tentang kedaulatan negara tersebut..

Dengan demikian, maka ada 4 (empat) unsur Negara yakni: ada penduduk yang tetap,
wilayah tertentu atau wilayah yang jelas, pemerintah dan kemampuan untuk mengadakan
hubungan dengan Negara lain. Keempat unsur ini menjadi elemen dasar dari adanya suatu
negara dalam pandangan Hukum Internasional. Disamping keempat unsur di atas, secara
doktrinal menurut pendapat Huala Adolf9dan Wayan Parthiana,10unsur-unsur tersebut
ditambahkan lagi adanya unsur negara dapat mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan
pejabat-pejabatnya terhadap pihak negara lain, dan negara harus merdeka.

A permanentpopulation (Penduduk yang menetap).

Unsur esensial pertama untuk terbentuknya suatu negara yang ditentukan


dalamKonvensi Montevideo adalah penduduk, bukan rakyat, bangsa atau pun warga negara.
Penduduk merupakan landasan personal yang menentukan keberadaan negara, namun
dipersyaratkan penduduk yang menetap atau yang bertempat tinggal tetap di suatu wilayah

7
H.M. Laica Marzuki, Mula Keberadaan Negara Republik Indonesia dalam Jimly
Asshiddiqie, 2007, "Konstitusi dan Ketatanegaraan Indonesia Kontemporer", Cetakan pertama, The
Biography Institute, Jakarta.h. 180.
8
Miriam Budiardjo, Op. Cit., h. 51-54.
9
Huala Adolf, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Rajawali Pers, Jakarta,
1991, h. 2-8.
10
Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasional, CV. Mandar Maju, Bandung, 1990, h.
63-67.

4
dalam negara. Karena itu, rakyat yang berkeliaran, yang berpindah-pindah dari suatu daerah
ke daerah lain (a wanderingpeople) tidak termasuk unsur negara.11

Penduduk suatu negara terdiri dari warga negara dari negara bersangkutan (warga
negara sendiri) dan warga negara asing. Pasal 26 ayat (2) UUD 1945 menentukan bahwa
penduduk negara ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia. Pembedaan penduduk negara alas warga negara sendiri dan warga negara asing
berkaitan dengan status warga negara tersebut dalam hubungannya dengan negara, yakni
kedudukan hukum warga negara terhadap negara. Ada empat jenis status warga Negara
dalam hubungan dengan negara, yakni:12

1. Status positif, maksudnya bahwa warga negara berhak memperoleh fasilitas dan
jaminan terhadap hak dan kewajiban warga negara.
2. Status negatif. Ini merupakan kebalikan dari status positif, negara tidak berhak
mencampuri hak asasi warga negara, kecuali hal itu sangat diperlukan.
3. Status aktif, mengandung makna bahwa setiap warga negara berhak ikut serta dalam
pemerintahan negara.
4. Status pasif, artinya setiap warga negara tunduk terhadap perintah negara dan
mentaati ketentuan-ketentuan hukum yang dibentuk pemerintah.

A defined territory (wilayah tertentu atau wilayah yang jelas).

Wilayah negara adalah daerah teritorial tertentu sebagai tempat kedudukan suatu
Negara, dalam mana kekuasaan Negara berlaku atas penduduk yang bertempat tinggal
menetap di dalam daerah territorial tersebut.13Wilayah merupakan landasan materiil ataufisik
sebagai unsur mutlak adanya Negara. Namun dipersyaratkan harus diakui secara efektif.
Artinya bahwa di dalam wilayah itu tidak ada kekuasaan lain daripada kekuasaan Negara
yang bersangkutan.14 Tetapi dalam praktek Negara dan putusan pengadilan maupun arbitrase
tidak ditentukan adanya syarat wilayah yang tetap atau batas-batas wilayah Negara tidak
dalam sengketa, melainkan asalkan wilayah tersebut cukup konsisten (sufficientconsistency),
meskipun batas-batasnya belum secara akurat dibatasi. Misalnya, Israel sejak merdeka pada
tanggal 14 Mei 1948 tetap sebagai Negara walaupun wilayah perbatasannya masih
bermasalah. Demikian juga PLO, ketika wilayahnya diserobot oleh Israel, maka praktis
11
Huala Adolf, 1991, Op. Cit.. h. 3.
12
Padmo Wahjono, Op. Cit, hlm, 64: Djokosutono, 1982, Ilmu Negara, Cetakan Pertama,
Ghalia Indonesia, Jakarta, h. 34, 35.
13
Razikin Daman, Op Cit, h. 15.
14
Padmo Wahjono, Loc. Cit. DOI: https://doi.org/10.15294/pandecta.v11i2.7819

5
wilayahnya bermasalah. Dalam kaitan itu, JG. Starke menyatakan bahwa unsur wilayah
bukanlah sebagai persyaratan pokok bagi keberadaan suatu Negara, walaupun fakta
menunjukkan bahwa semua Negara modern berada dalam batas-batas wilayah tertentu. 15
Contoh Negara yang wilayahnya belum jelas batas-batasnya, misalnya Israel yang sudah
diterima sebagai anggota PBB pada Mei 1949 padahal wilayahnya belum ditentukan dengan
tepat karena masih menunggu hasil perundingan mengenai demarkasi. Karena itu menurut
Starke, perubahan wilayah suatu Negara entah bertambah luas atau menyempit tidaklah
otomatis mengubah identitas Negara tersebut.

Wilayah Negara pada umumnya terdiri dari tiga bagian yaitu: wilayah darat, laut dan
udara. Wilayah Negara Republik Indonesia meliputi wilayah darat, wilayah perairan, dasar
laut, dan tanah di bawahnya serta ruang udara di atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan
yang terkandung di dalamnya (Pasal 4 UU No. 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara).
Konvensi Montevideo 1933 menentukan bahwa wilayah Negara harus jelas batas-batasnya.
Perbatasan wilayah antara Negara yang satu dengan Negara yang lain, pada umumnya antar
dua Negara ditentukan berdasarkan perjanjian internasional. Demikian pula dengan Negara
Indonesia bahwa, “batas Wilayah Negara di darat, perairan, dasar laut dan tanah di bawahnya
wilayah Negara pada umumnya terdiri dari tiga bagian yaitu: wilayah darat, laut dan udara.
Wilayah Negara Republik Indonesia meliputi wilayah darat, wilayah perairan, dasar laut, dan
tanah di bawahnya serta ruang udara di atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang
terkandung di dalamnya (Pasal 4 UU No. 43 Tahun 2008 tentang wilayah Negara). Konvensi
Monte video 1933 menentukan bahwa wilayah Negara harus jelas batas-batasnya. Perbatasan
wilayah antara Negara yang satu dengan Negara yang lain, pada umumnya antar dua Negara
ditentukan berdasarkan perjanjian internasional. Demikian pula dengan Negara Indonesia
bahwa, “batas Wilayah Negara di darat, perairan, dasar laut dan tanah di bawahnya serta
ruang udara di atasnyaditetapkan atas dasar perjanjian bilateral dan/atau trilateral mengenai
batas darat, batas laut, dan batasudara serta berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
hukum internasional” (Pasal 5 UU No. 43 Tahun 2008).

Perbatasan wilayah darat dapat berupa perbatasan alami dan buatan. Perbatasan yang
menggunakan faktor alam antgara lainmenggunakan gunung, sungai, atau laut. Misalnya
antara Indonesia di wilayah Kalimantan Barat dengan Malaysia di Negara Bagian Serawak
dibatasi dengan pegunungan Kapuas Hulu. Uni Soviet (Rusia) dan Republik Rakyat Cina

15
J. G. Starke, Pengantar Hukum Internasional 1, Edisi kesembilan, Cetakan Pertama, Alih
Bahasa: Sumitro L.S. Danuredjo, PT Aksara Persada Indonesia, 1988. h. 83.

6
dibatasi oleh Sungai Amur. Sedangkan perbatasan yang menggunakan laut, misalnya antara
Indonesia dan Australia serta Indonesia dan Filipina.Perbatasan buatan wilayah darat antar
Negara misalnya Tembok Berlin –Berlin Wall(bahasa Jerman:Berliner Mauer)16 yang
dibangun pada tanggal 13 Agustus 1961 menjadi perbatasan antara Jerman Barat dan Jerman
Timur. Berbeda dengan itu, perbatasan di antara Belgia, Nederland dan Luxemburg dibuat
dengan tonggak atau kawat berduri. Sementara itu, Korea Utara dan Korea Selatan
dipisahkan dengan perbatasan berupa garis linier yakni garis lintang (bumi) 380 lintang
selatan yang dibuat sesudah berakhirnya perang Korea pada tahun 1950 –1953 yang
mengakibatkan terbelahnya Korea menjadi dua bagian.17

Wilayah udara suatu negara adalah udara di atas wilayah daratan dan laut teritoral,
apabila negara memiliki lautan sebagai wilayah territorial, yang ditarik vertikal ke atas dari
perbatasan wilayah darat dan laut negarayang bersangkutan. Namun demikian belum terdapat
instrument hukum nasional maupun internasional yang menentukan mengenai
batasketinggian wilayah udara. Para ahli pada umumnya menggunakan teori ICAO
(International CivilAviationOrganization) yang merujukKonvensi Chicago 1944 (Convention
on Internasional Civil Aviation 1944) yang mengatur kepentingan umum yang menjadi
tanggung jawab pemerintah dalam kegiatan penerbangan sivil internasional. Berdasarkan
teori ini, batas ketinggian wilayah udara dihitung berdasarkan ketinggian maksimal yang
mampu dicapai oleh pesawat udara biasa yang terbang dengan mendapat gaya angkat
aerodinamis dari udara, bukan dengan mesin pendorong seperti roket. Ada pula Teori yang
mengandalkan pada kemampuan negara di bawah ruang udara untuk nelaksanakan
kekuasaannya secara efektif untuk menghitung ketinggian ruang udara suatu negara.18

Wilayah peraian tidak dimiliki oleh setiap negara. Sebab ada negara yang memiliki
laut (coastal state atau littoral state), sebaliknya ada pula negara yang tidak memiliki laut
(landlocked state). Di dunia terdapat 40 Negara yang tidak mempunyai Laut. Negara tersebut
hanya berbatasan darat dengan satu negara atau dengan beberapa negara. Di Benua Eropa
16
Tembok Berlin adalah sebuah tembok pembatas terbuat dari beton yang dibangun oleh
Republik
Demokratik Jerman (Jerman Timur) yang memisahkan Berlin Barat dan Berlin Timur serta daerah
Jerman Timur lainnya sehingga membuat Berlin Barat sebuah enklave. Tembok ini mulai dibangun
pada tanggal 13 Agustus 1961. Oleh otoritas Jerman Timur, Tembok Berlin dikatakan sebagai
"Benteng Proteksi Anti-Fasis. Tanggal ketika tembok ini mulai dihancurkan adalah 9 November 1989
merupakan keruntuhan Tembok Berlin yang membuka jalan terbentuknya Reunifikasi Jerman,
3Oktober 1990. Lihat: http://id.wikipedia.org/wiki/Tembok_Berlin.
17
FX. Adji Samekto, 2009, Negara dalam Dimensi Hukum Internasional, Cetakan ke-1, PT
Aditya Bakti, Bandung, h. 7.
18
Ibid, h. 8

7
terdapat paling banyak negara yang tidak memiliki laut. Kazakhstan adalah negara dengan
wilayah terluas di Benua Asia yang tidak memiliki laut. Tetapi, sebenarnya Kazakhstan
memiliki perbatasan darat dengan sebuah danauair asin yaitu danau Kaspiayang kadang-
kadang disebut juga sebagai laut Kaspia.

Berdasarkan pada United Nations Convention onthe Law of the Sea 1982 penggunaan
dan wilayah-wilayah laut dibedakan atas: laut territorial, zona tambahan (continuous zone),
zona ekonomi ekslusif, dan landas kontinen. Di laut territorial pada prinsipnya negara
memiliki kedaulatan penuh pada udara di atasnya, kolam air, dasar laut, dan tanah di
bawahnya. Dengan demikian, negara pantai berhak untuk menetapkan regulasi berkaitan
dengan pertahanan keamanan dan perekonimian. Lebar laut teritorial adalah tidak melebihi
12mil laut, diukur dari garis pangkal yang ditentukan sesuai dengan Konvensi ini. Namun di
wilayah laut teritorial itu berlaku prinsip hak lintas damai (the right of innocent passage).
Kapal semua Negara, baik berpantai maupun tidak berpantai, menikmati haklintas damai
melalui laut teritorial.

Zona tambahan merupakan suatu zona yang berbatasan dengan laut teritorialnya,
dalam mana Negara pantai dapat melaksanakan pengawasan yang diperlukan untuk
mencegah pelanggaran peraturan perundang-undangan19 bea cukai, fiskal, imigrasi atau
saniter di dalam laut teritorialnya. Selain itu, juga untuk menghukum pelanggaran peraturan
perundang-undangan tersebut di atas yang dilakukan di dalam wilayah atau laut teritorialnya.
Lebar zona tambahan tidak dapat melebihi 24 mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut
teritorial diukur.

Zona ekonomi eksklusif (ZEE) adalah suatu daerah di luar dan berdampingan dengan
laut teritorial, yang luasnya tidak boleh melebihi 200 mil laut dan tunduk pada rezim hukum
khusus dalam mana Negara pantai tidak berdaulat penuh melainkan mempunyaihak-hak
berdaulat dan yurisdiksi pada bidang-bidang tertentu. Negara pantai memiliki hak berdaulat
untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber kekayaan
alam hayati maupun non-hayati. Selain itu, juga melakukan produksi energi dari air, arus dan

19
Di Benua Afrika terdapat 16 Negara yang tidak mempuyai Laut, yaitu: Botswana, Burkina
Faso, Burundi, Chad, Ethiopia, Lesotho, Malawi, Mali, Niger, Republik Afrika Tengah, Rwanda,
Sudan Selatan, Swaziland, Uganda, Zambia, Zimbabwe. Di Benua Amerika: Bolivia dan Paraguay. Di
Benua Asia,10 Negara: Afghanistan, Bhutan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Mongolia, Nepal,
Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan. Di Benua Eropa,17 Negara: Andorra, Armenia, Austria,
Azerbaijan, Belarus, Ceko, Hungaria, Kosovo, Liechtenstein, Luksemburg, Makedonia, Moldova, San
Marino, Serbia, Slovakia, Swiss dan Vatikan. Lihat: KYNSTAR, http://kynstar.com/daftar-negara-
yang-tidak-mempunyai-laut.php, Kamis, 7 Agustus2014, h. 1-3.

8
angin untuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi ekonomi zona tersebut. Yurisdiksi negara
pantai yaitu: pembuatan dan pemakaian pulau buatan, instalasi dan bangunan; riset ilmiah
kelautan serta perlindungan dan pelestarian lingkungan laut. Namun demikian, Negara Pantai
memikul kewajiban berkaitan dengan status perairan ZEE sebagai perairan laut lepas, antara
lain: tidak boleh menghalang-halangi kebebasan berlayar, penerbangan di atas ZEE dan
pemasangan kabel-kabel di bawah laut serta melakukan konservasi kekayaan hayati laut.

A government (Pemerintah)

Adanya pemerintah atau pemerintahan yang berkuasa atas seluruh wilayahnya dan
segenap rakyatnya merupakan syarat mutlak keberadaan negara. Pemerintahan lain atau
negara lain tidak berkuasa di wilayah dan atas rakyat negara itu.

Pemerintah adalah seseorang atau beberapa orang yang memimpin dalam suatu
organisasi yang disebut Negara, atau pemerintah adalah organisasi yang mengatur,
menyelenggarakan dan melaksanakan kekuasaan Negara.20C.F.Strongmenerangkan arti kata
government, sebagai berikut:

1. Pemerintah pada hakikatnya adalah kekuasaan yang terorganisir atau suatu


oraganisasi yang diberikan hak untuk melaksanakan kekuasaan yang berdaulat.
2. Pengertian yang lebih luas (in the broad sense) bahwa pemerintah adalah sesuatu
yang lebih besar daripada kabinet. Dalam hal ini pemerintah tidak hanya terdiri dari
Presiden atau Perdana Menteri dengan menteri-menterinya, melainkan termasuk juga
aparatur di luar itu di lingkungan pemerintah.
3. Pengertian yang lebih luas lagi (in the broader sense) bahwa pemerintah meliputi:
kekuatan militer atau yang mengendalikan angkatan bersenjata; kekuasaan legislatif,
kekuasaan finansial, dan kekuasaan penegakan hukum yang dibentuk atas nama
Negara. Atau secara singkat dinyatakan sebagai kekuasaan legislatif, eksekutif dan
judisial.21
4. Kekuasaan eksekutif digunakan untuk dua pengertian yaitu: pertama, eksekutif dalam
pengertian luas (thebroadersense) adalah kepala pemerintahan: presiden atau perdana
menteri termasuk keseluruhan menteri-menteri, pelayanan sivil, polisi, dan militer.
Kedua, eksekutif dalam arti lebih sempit (narrowersense) adalah pimpinan tertinggi

20
Razikin Daman, Op Cit, h. 21.
21
C.F. Strong, Op. Cit., h. 6.

9
kekuasaan eksekutiiflah presiden atau perdana menteri, sesuai dengan sistem
pemerintahannya.22

Sedangkan arti pemerintah menurut Utrecht meliputi 3 pengertian yang tidak sama yaitu:

1. Pemerintah sebagai gabungan dari semua badan kenegaraan yang berkuasa


memerintah dalam arti kata yang luas. Jadi meliputi legislatif, eksekutif dan yudikatif.
2. Pemerintah sebagai gabungan badan-badan kenegaraan tertinggi yang
berkuasamemerintah di wilayah suatu Negara. Misalnya: Raja, presiden, sultan.
3. Pemerintah dalam arti kepala Negara (presiden) bersama-sama dengan
menterimenterinya, yang berarti organ eksekutif yang biasa disebut dewan menteri
atau kabinet. Pemerintah memiliki kedaulatan atau mempunyai kekuasaan baik ke
dalam ataupun kedaulatan ke luar wilayah negaranya. Kedaulatan ke dalam artinya
pemerintah memiliki wewenang tertinggi dalam mengatur dan menjalankan organisasi
negara sesuai dengan peraturan perudang-undangan yang berlaku. Kedaulatan ke luar,
artinya pemerintah berkuasa bebas, tidak terikat dan tidak tunduk kepada kekuatan
lain, selain kekuatan-kekuatan yang telah ditetapkan.Starke menyatakan bahwa pada
zaman modern ini kedaulatan memiliki arti yang jauh lebih terbatas daripada masa
abad ke-18 atau ke-19. Kedaulatan suatu negara merupakan residu daripada
kekuasaan yang dimiliki dalam batas-batas yang ditetapkan dalam Hukum
Internasional. Selain itu, secara praktis kedaulatan yang dimiliki suatu negara tidak
sama dengan negara lain. Sebagian besar negara lebih berkuasa dan lebih bebas
daripada negara lain, bahkan terdapat diskrepansi antara negara-negara merdeka -
berdaulat dengan negara-negara atau entitas yang tidak merdeka. Karena itu,
kedaulatan lebih merupakan suatu art daripada ekspresi hukum yang dapat
diformulasikan secara tepat.23

A capacity toenterintorelationswithotherstates (kemampuan untuk mengadakan


hubungan dengan Negara lain).

Unsur-unsur ini merupakan unsur khusus yang ditambahkan dalam Hukum


Internasional. Persoalannya adalah apakah yang merupakan "kemampuan" apakah secara
fisik atau yuridis?, atau apa yang menjadi kriterianya? Dalam Hukum Internasional (HI)
maka pengertian kemampuan adalah secara yuridis, artinya bahwa Negara tersebut memiliki

22
C.F. Strong, Op. Cit., h. 213.
23
J.G. Starke, 1988, Op. Cit, h. 87.

10
kewenangan (kedaulatan) untuk mengadakan hubungan dengan Negara lain. Sedangkan
kriterianya belum ada ukurannya, lebih banyak didasarkan pada faktor politik subyektif
praktis.24

Dari sudut pandang HI Pengakuan dari negara lain sangatlah penting sebelum negara
baru tersebut menjalin hubungan dengan negara lain. Starke menyatakan unsur keempat
merupakan unsur terpenting. Suatu negara harus memiliki kemampuan atau kekuasaan untuk
mengadakan hubungan dengan negara lain, yang membedakan dengan anggota-anggota suatu
federasi atau protektorat-protektorat yang tidak memiliki kekuasaan luar negeri dan tidak
diakui sebagai anggota masyarakat internasional yang sepenuhnya berdiri sendiri.25

Pengakuan dari negara lain terdapat dua jenis, yaitu: pengakuan de facto dan de jure.
Pengakuan de facto adalah pengakuan berdasarkan kenyataan (fakta-fakta) bagi negara baru
yang telah memenuhi unsur konstitutif. Pengakuan defactosifatnya adalah sementara, karena
menunggu perkembangan negara tersebut. Jika suatu negara baru dapat berlangsung dalam
jangka waktu lama dan dapat diterima menurut hukum maupun kebiasaan internasional maka
dapat memperoleh pengakuan secara de jure. Pengakuande Juraeadahlah pengakuan
terhadap sah berdirinya suatu negara menurut HI. Dengan memperoleh pengakuan secara de
jure, maka suatu negara akan mendapat hak dan kewajibannya menurut HI. Negara yang
bersangkutan akan memiliki kedaulatan penuh terhadap negaranya. Contoh pengakuan secara
de jurepada bangsa Indonesia, yaitu: Inggris pada tanggal 31 Maret 1947, Amerika Serikat
pada tanggal 17 April 1947, Uni Soviet pada tanggal 26 Mei 1948 (sekarang negara Rusia),
dan Belanda pada tanggal 27 Desember 1949.

2.3 Sifat-sifat Negara

Negara pada dasarnya merupakan organisasi kekuasaan. Sebagai organisasi,


negara.Memiliki sifat dalam masyarakat.Miriam Budiardjo, ciri-ciri negara yaitu:26

a. Negara Bersifat Memaksa- Negara bersifat memasak artinya bahwa negara


memiliki kekuasaan fisik sifatnya legal. Alat untuk itu adalah seperti tentara,
polisi, dan alat hukum lainnya. Dengan adanya sifat yang memasak, maka
semua peraturan perundang-undangan yang berlaku diharapkan akan ditaati
sehingga keamanan dan ketertiban negara pun tercapai.

24
Wayan Parthiana, Op Cit, h. 66.
25
J.G. Starke, 1988, Op. Cit., h. 83.
26
Ibid, h. 40-41.

11
b. Negara Bersifat Monopoli – Negara bersifat monopoli artinya negara
menetapkan tujuan bersama masyarakat, yaitu dengan menentukan mana yang
boleh/baik dan juga mana yang tidak boleh/tidak baik karena akan dianggap
bertentangan dengan tujuan suatu negara dan masyarakat.
c. Negara Bersifat Mencakup Semua Negara bersifat mencakup semua artinya
segala peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah untuk semua orang
tanpa kecuali.

Adanya peraturan perundang-undangan yang memuat sanksi dan adanya hak milik
bagi negara menunjukkan juga bahwa negara sebagai zwang ordemung. Walaupun demikian,
negara tidak serta merta secara sembarangan mengaplikasikan sifatnya tersebut. Negara akan
mengenakan sanksi hanya jika terjadi pelanggaran terhadap tata tertib yang telah ditetapkan.
Bahkan untuk itu, negara dapat menggunakan paksaan yang bersifat fisik – physieke geweld.
Misalnya negara dapat melakukan penyitaan, penyanderaan, dan menghukum.27

Selain ketiga ciri-ciri negara tersebut di atas, negara adalah juga sebagai top
organisasi dibandingkan dengan berbagai organisasi lain dalam masyarakat. Negara dianggap
sebagai organisasi yang paling tinggi dan paling baik mengenai bentuk dan susunan
organisasinya, Undang-Undang Dasarnya, tujuan organisasi, maupun jumlah anggotanya –
warganya. Ciri ini membawa implikasi pada adanya hak-hak luar biasa-exorbitante rechten
yang melekat pada negara, misalnya: negara dapat memungut pajak. Mencetak uang, bahkan
dapat mengambil nyawa orang melalui penerapan hukuman mati terhadap pelaku tindak
pidana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2.4 Tujuan Negara dan Fungsi Negara

Setiap Negara mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Apa yang menjadi tujuan Negara
merupakan hal yang penting, karena akan menjadi pedoman bagaimana Negara disusun dan
dikendalikan, dan bagaimana rakyatnya diatur sesuai dengan tujuan tersebut. Teori tujuan
Negara pada umumnya digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu: Teori tujuan Negara yang klasik
dan teori tujuan Negara yang modern.28

a. Tujuan Negara
 Teori Tujuan Negara Klasik

27
Victor Situmorang, Op. Cit., h. 10-11.
28
I Dewa Gde Atmadja,Op. Cit., h. 50.

12
Ada beberapa tokoh yang dapat digolongkan penganut Teori tujuan Negara klasik
yaitu: LordShang, Niccolo Macchiavelli, Dante Allegheire.Shang Yang adalah Menteri
Tiongkok yang terkenal pula dengan nama LordShang, hidup pada tahun 523-428 SM.
Bukunya yang terpenting adalah A classic of theChineseSchool of Law. Pada masanya,
pemerintahan Tiongkok sangat kacau danpemerintahannya sangat lemah, dimana daerah-
daerah yang diperintah oleh gubernur tidak tunduk pada pemerintah pusat.
LordShangmenjelaskan bahwa di dalam setiap Negara terdapat subyek yang selalu
berhadapan dan bertentangan, yaitu pemerintah dan rakyat. Kalau yang satu lemah maka
yang lainnya kuat. Dalam hal itu sebaiknya pihak pemerintahlah yang lebih kuat daripada
rakyat supaya jangan timbul kekacauan dan anarchism.

Jadi Tujuan Negara yang utama adalah suatu pemerintahan yang berkuasa penuh
terhadap rakyat. SistemLordShang ini dapat ditemukan pada peraturan yang dibuat oleh
Tokoh seperti Dzengis Khan dan Timur Lenk.

Niccolo Macchiavelli adalah seorang diplomat Italia yang hidup Antara Tahun 1429 -
1527. Bukunya adalah Il Principe (kepala Negara). Gagasannya tentang tujuan Negara
hampir mirip dengan LordShang, yakni Negara harus lebih kuat daripada rakyatnya. Tujuan
Negara adalah untuk memupuk kekuasaan guna mencapai kemakmuran rakyat. Menurutnya
Pemerintah harus selalu berusaha agar tetap berada diatas segala aliran yang ada, ia harus
lebih berkuasa, dan kadang-kadang harus bersikap sebagai singa terhadap rakyat, supaya
rakyat takut kepada pemerintah. Jadi disini menurut Macchiavelli, dalam upaya untuk
mencapai tujuan Negara yaitu “kekuasaan”, Raja dapat menghalalkan segala cara
(endsJustifies means).

Dante Allegheire adalah seorang filosof dan penyair yang hidup antara Tahun 1265-
1321. Teorinya ditulis dalam bukunya DieMonarchia. Tujuan Negara menurutnya adalah
menciptakan perdamaian dunia, dengan jalan menciptakan undang-undang yang seragam
bagi seluruh umat manusia. Kekuasaan sebaiknya berada ditangan raja/kaisar supaya
perdamaian dan keamanan terjamin. Dengan demikian maka secara tersirat tujuan Negara
menurut Dante adalah menciptakan “kerajaan dunia” (worldemperium).

 Teori Tujuan Negara Modern

Teori Tujuan Negara Modern dianut oleh beberapa sarjana antara lain Immanuel
Kant. Jacobsen dan Lipman, danJ.Barents. Immanuel Kantadalah seorang filsuf Jerman yang
hidup Antara Tahun 1724-1804, ia menulis dalam bukunya:

13
MataphysischeAfangsrunde (ajaran metafisika dalam hukum). Menurut pendapatnya
manusia dilahirkan sederajat dan segala kehendak, kemauan dalam masyarakat Negara harus
berdasarkan pada UU. Peraturan hukum harus dirumuskan secara tertulis dan menjadi dasar
pelaksanaan pemerintahan. Selain itu juga in memandang perlunya pemisahan kekuasaan
dalam Negara, sebagaimana dikemukakan oleh Montesquieu.

Tujuan Negara menurut Kant adalah menegakkan hak-hak dan kebebasan warga
Negara atau kemerdekaan individu. Untuk menjamin kebebasan individu harus berupa
jaminan perlindungan HAM dan harus diadakan pemisahan kekuasaan dalam Negara.

Jacobsen dan Lipman, adalah sarjana Belanda yang membedakan antara tujuan
dengan fungsi Negara. Dalam bukunya PoliticalScience, tujuan dari Negara yaitu:29

2.3.1 Pemeliharaanketertiban,
2.3.2 Memajukan kesejahteraan individu dan kesejahteraanumum,
2.3.3 Mempertinggi moralitas.

Sementara fungsi Negara adalah: fungsi esensial (fungsi yang diperlukan demi
kelanjutanNegara), fungsi jasa, dan fungsi perniagaan.

J.Barents, dalam bukunya De WetenschapderPolitiek(Ilmu Politik), tujuan Negara


dikelompokkan dalam 2 klasifikasi yakni:

1. Tujuan Negara yang sebenarnya (asli dan utama), meliputi: pemeliharaan ketertiban
dan keamanan serta pemeliharaan kesejahteraan umum.
2. Tujuan Negara yang tidak sebenarnya, yaitu untuk mempertahankan kedudukan kelas
yang berkuasa.

Padmo Wahyono, dalam bukunya “Negara Republik Indonesia”, menyatakan ada


4Kelompok teori tujuan Negara yaitu:

1. Teori Kekuasaan, bahwa tujuan Negara adalah semata-mata untuk mempertahankan


kekuasaan (machtstaat).
2. Teori Kemakmuran Negara (etarisme). Menurut teori ini pusat segala kehidupan ada
pada Negara, karena itu yang paling penting adalah Negara. Jadi Negara itu adalah tujuan
itu sendiri, dan bukan alat untuk mencapai kemakmuran (tipe polizeistaat).

29
I Dewa Gde Atmaja,Op Cit. H. 54.

14
3. Teori Kemakmuran Individu. Menurut teori ini, tujuan Negara hanya dapat dicapai
melalui kebebasan individu (HAM) yang dijamin oleh UU. 4. Teori Kemakmuran
Rakyat. Tujuan Negara mengutamakan kemakmuran rakyat, yang harus dicapai secara
adil. Dengan demikian maka dari segi tujuan Negara, tipe Negara yang diidealkan adalah
tipe Negara hukum-materiil (Social Service State).
b. Fungsi Negara

Fungsi Negara diartikan sebagai tugas organisasi Negara itu diadakan. Atau dapat.
Dikatakan bahwa fungsi Negara adalah dinamika Negara dengan segala aktifitas, peran yang
dimainkan dalam mencapai tujuan Negara.30 Ada bermacam-macam fungsi negara antara
lain:

1. Fungsi keamanan dan ketertiban: Negara memiliki fungsi keamanan dan ketertiban
yang mengandung maksud bahwa negara menjaga keamanan dan ketenteraman dalam
masyarakat, serta mencegah bentrokan antarkelompok atau antar individu.
2. Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya: Fungsi ini sangat penting, yakni
mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang pada hakikatnya merupakan
tujuan negara itu sendiri.
3. Fungsi pertahanan: Hal ini mengandung maksud bahwa negara berfungsi untuk
menjaga kemungkinan serangan dari luar. Oleh karena itu, negara perlu memiliki alat-
alat pertahanan yang kuat dan canggih.
4. Fungsi keadilan: Hal ini mengandung maksud bahwa negara memperlakukan setiap
orang secara adil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.31

Selain fungsi tersebut diatas, ada beberapa teori tentang fungsi Negara yang dikemukakan
oleh para sarjana yaitu:John Locke, membagi fungsi Negara atas 3 (tiga) fungsi yaitu:

a. Legislatif adalah fungsi membuat peraturan,


b. Eksekutif adalah fungsi melaksanakan peraturan,
c. Federatif adalah fungsi mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang dan
damai.

Selanjutnya Montesquieu, yang dikenal dengan teori “Trias Politika” nya membagi fungsi
negara menjadi:

30
I Dewa Gede Atmadja, Op Cit, H. 50.
31
http://www.artikelsiana.com/2015/06/pengertian-negara-fungsi-unsur-unsur-sifat-sifat.html

15
a. Legislatif yakni fungsi membuat peraturan Undang-undang
b. Yaitu fungsi melaksanakan peraturan,
c. Yudikatif yakni fungsi mengadili.

Fungsi membuat peraturan (legislativefunction) dilaksanakan oleh badan legislatif.


Fungsi melaksanakan Undang-undang (excecutivefunction) dilaksanakan oleh badan
eksekutif. Fungsi Peradilan (judicialfimction) dilaksanakan oleh badan peradilan. Dengan
demikian ajaran trias politika yang dikemukakan oleh montesqueiu merupakan ajaran tentang
pemisahan kekuasaan (separationof power) Setiap fungsi tersebut terpisah satu dengan
lainnya. Maksud pemisahan fungsi tersebut, yaitu: sebagai berikut:

1. Agar kekuasaan pemerintahan tidak terpusat pada satu tangan saja (raja),
2. Untuk mencegah tindakan sewenang-wenang,
3. Untuk menjamin adanya kebebasan berpolitik.

Hanya saja Ajaran trias politika tentang pemisahan kekuasaan dari Montesque tersebut sulit
untuk diterapkan dinegara-negara modem karena beberapa hal:

a. negara modern tidak hanya terbatas dalam 3 fungsi itu, tetapi sudah
bertambah dengan fungsi-fungsi lain dan yang paling penting adalah fungsi
kesejahteraan umum,
b. Bahwa dalam negara-negara modern suatu fungsi tidak hanya dijalankan oleh
satu organ saja, tetapi oleh lebih dari satu organ Misalnya dalam pembentukan
undang-undang.
c. Pemisahan kekuasaan secara tegas akan memungkinkan timbulnya
penyalahgunaan kekuasaan (detournement de povoir).
d. Adanya prinsip checksandbalancesdalam penyelenggaraan kekuasaan negara.

Van VollenHoven, dengan teorinya “Catur Praja” menyatakanfungsi Negara terdiri dari:32

a. Regeling; membuat peraturan


b. Bestuur: pemerintahan
c. Rechtspraak; mengadili
d. Politie; fungsi ketertiban dan keamanan

Goodnow. Teorinya disebut dengan “Dwipraja” (Dichotomy). Fungsi Negara ada 2Yaitu:

32
Soetomo, Op. Cit, h. 37-38.

16
a. Policy making, adalah fungsi pembentukan kebijaksanaan Negara pada waktu tertentu
untuk seluruh masyarakat.
b. Policy Eksexuting, adalah fungsi melaksanakan kebijaksanaan yang dibentuk
melaluiFungsipolicy making.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah, yang memiliki kekuasaan
tertinggi yang sah dan di taati oleh rakyatnya. Para sarjana yang menekankan Negara sebagai
inti dari politik (politics). memusatkan perhatiannya pada lembaga-lembaga kenegaraan serta
bentuk formalnya. Ada 4 (empat) unsur Negara yakni: ada penduduk yang tetap, wilayah
tertentu atau wilayah yang jelas, pemerintah dan kemampuan untuk mengadakan hubungan
dengan Negara lain. Keempat unsur ini menjadi elemen dasar dari adanya suatu negara dalam
pandangan Hukum Internasional.

Tujuan Negara yang utama adalah suatu pemerintahan yang berkuasa penuh terhadap
rakyat. SistemLordShang ini dapat ditemukan pada peraturan yang dibuat oleh Tokoh seperti
Dzengis Khan dan Timur Lenk. Fungsi Negara diartikan sebagai tugas organisasi Negara itu
diadakan. Atau dapat. Dikatakan bahwa fungsi Negara adalah dinamika Negara dengan
segala aktifitas,

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar dalam makalah ini masih banyak
kesalahan dalam penulisan maupun dalam penyampaiannya. Untuk itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami perlukan guna memperbaiki makalah kami. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

18
DAFTAR PUSTAKA

Azhary, 1983, Ilmu Negara Pembahasan Buku Prof. Mr. R. Kranenburg, Cetakan Keempat,
Ghalia . Indonesia, Jakarta.

Budiarjo, Miriam, 2008, Dasar-dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, Cetakan pertama,
Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Deliar Noer, 1982, Pemikiran Politik di Negeri Barat, Edisi pertama, CV. Rajawali,
Jakarta.

Djokosutono, 1982, Ilmu Negara, Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Utrecht; 1966, Pengantar Ilmu Hukum, Ichtiar, Jakarta.

Fukuyama, Francis, 2005, Memperkuat Negara Tata Pemerintahan dan Tata Dunia Abad 21,

Terjemahan: State-Building: Governanceand World Order in the 21st Century,

Penerjemah: A. Zaim Rofiqi, Kerja sama Kedutaan Besar Amerika Serikat, Freedom

Institute, dan PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Gerner, Bryan A., Editor in Chief, Black’s Law Dictionary, EighthEdition, Thomson, West.

Huala Adolf, 1991, Aspek-Aspek Negara dalam Hukum Internasional, Rajawali Pers,
Jakarta.

Isjawara, F., 1980, Pengantar Ilmu Politik, Cetakan ke-7, Bina Cipta, Jakarta.

Kelsen, Hans, 1995, Teori Hukum Murni, Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif
Sebagai Ilmu

Hukum Emperik-Deskriptif (Judul asli General Theory of Law and State). Alih
Bahasa, Soemardi, Rimdipress.

Laica Marzuki, H.M., Mula Keberadaan Negara Republik Indonesia dalam Jimly

Asshiddiqie, 2007, “Konstitusi dan Ketatanegaraan Indonesia Kontemporer”, Cetakan


Pertama, The Biography Institute, Jakarta.

Max BolliSabon, 1992, Ilmu Negara, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

19
Nasroen, M., 1957, Asal Mula Negara, Penerbit Ichtiar, Jakarta.Niccolo Machiavelli, 1987,
Sang Penguasa Surat Seorang Negarawan Kepada Pemimpin

Republik, alih bahasa: C. Woekirsari, PT Gramedia, Jakarta.

Pantja Astawa, Gde dan SuprinNa’a, 2009, Memahami Ilmu Negara dan Teori
Negara, Refika Aditama, Bandung.

Parthiana, Wayan, 1990, Pengantar Hukum Internasional, CV. Mandar Maju, Bandung.

20
Nama : 1. Rizka Aulia (0305213124)

2. Siti Nur Aina (0305213125)

Mata Kuliah : Kewarganegaraan (UTS)

1. Mengapa suatu Negara dibentuk?


Jawaban :

Alasan suatu Negara dibentuk dikarenakan faktor keinginan masyarakat


bersama yang ingin mendapatkan segala hak dan segala kesejahteraan hidup serta
terbebas dari berbagai bentuk penindasan dari bangsa lain. Maka dari itu suatu Negara
dibentuk guna mengayomi serta melindungi berbagai elemen masyarakat yang ada
didalamnya dan guna mewujudkan tujuan nasional.

2. Apa yang akan terjadi apabila tidak ada Negara?

Jawaban :

Semua orang akan memperebutkan kekuasaan. Selain itu tidak ada wilayah,
peraturan, dan juga hal-hal lainnya.

3. Mengapa suatu Negara wajib mempunyai tujuan?


Jawaban :
Tujuan Negara adalah untuk memupuk kekuasaan guna mencapai
kemakmuran rakyat. Pemerintah atau Raja digunakan sebagai teknik memupuk dan
menggunakan kekuasaan. Dalam usaha memupuk kekuasaan, raja atau pemimpin
Negara harus mempunyai sifat-sifat sebagai harimau, singa atau sifat-sifat sebagai
kancil.
Tujuan dari setiap Negara dipengaruhi oleh tempat, sejarah pembentukan, dan
pengaruh dari penguasa Negara yang bersangkutan. Fungsi Negara secara umum ada
empat, yakni untuk melaksanakan ketertiban dan keamanan, fungsi kemakmuran dan
kesejahteraan, fungsi pertahanan dan keamanan serta fungsi menegakkan keadilan.
4. Apa yang terjadi jika suatu Negara tidak memiliki tujuan?
Jawaban :
Tujuan Negara menjadi pedoman untuk mengatur kehidupan suatu Negara.
Jika tujuan Negara ini tidak dimiliki, maka sangat mungkin jika sistem pemerintahan

21
dan kehidupan Negaranya akan berantakan dan akhirnya Negara bisa hancur. Dampak
lainnya adalah masyarakat lebih rentan terlibat konflik.

Negara tersebut akan roboh karena Negara tidak mempunyai cita-cita dan
tujuan yang jelas. Juga Negara akan mudah di hancurkan oleh Negara lain, rakyat di
Negara yang tidak mempunyai dasar Negara akan terpecah belah dan akan
mementingkan diri sendiri. Ada beberapa dampak negative jika suatu Negara tidak
memiliki tujuan:

1. Negara akan hancur karena tidak mempunyai landasan yang kuat, ibarat bangunan
akan roboh tanpa sebuah tiang, sama seperti Negara yang tidak mempunyai dasar
Negara.
2. Tidak memiliki identitas yang jelas di mata dunia / tidak di akui dunia.
3. Negara akan rentan kehancuran.
4. Tidak adanya tanggung jawab antara rakyat dengan pemerintahnya.
5. Tidak adanya rasa kepercayaan dari Negara lain.
6. Tidak mempunyai pedoman untuk menyelenggarakan sebuah kehidupan
bernegara.
7. Negara tidak akan maju akrena tidak mempunyai cita-cita yang jelas.
8. Tidak memiliki dasar acuan untuk kehidupan bernegara
9. Rakyatnya akan hancur karena tidak mempunyai pegangan nilai-nilai kehidupan.
10. Negara akan mengalami berbagai permasalahan, seperti krisis sosial, krisis
ekonomi, dan masih banyak lagi.

5. Mengapa Negara harus mempunyai sifat sifat?


Jawaban :
Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian penertiban
dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarki dicegah, maka Negara memiliki
sifat memaksa, dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik
secara legal. Sarana untuk itu adalah polisi, tentara, dsb. Ada beberapa sifat sifat
Negara:
A. Sifat Memaksa
Artinya Negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa kekerasan fisik secara
sah. Tujuannya ialah agar peraturan perundang-undangan ditaati, ketertiban dalam
masyarakat tercapai, serta anarki (kekacauan) alam masyarakat dapat dicegah.

22
Karena Negara diperuntukkan untuk maju,berinovasi,dan berkembang terus menerus
agar dapat diperhitungkan diskala internasional.
B. Sifat Memonopoli
Artinya Negara diperuntukkan untuk maju,berinovasi,dan berkembang terus
menerus agar dapat diperhitungkan diskala internasional. Untuk mencapainya,sebuah
Negara harus membuat berbagai sifat dan peraturan yang bersifat memaksa bahkan
memonopoli demi tujuan suatu Negara tersebut.
6. Apa yang terjadi jika suatu Negara tidak memiliki sifat sifat tersebut?
Jawaban :

Keadaan Negara tersebut akan kacau, tidak teratur. Itu membuat masyarakat
menjadi liar dan tidak mempunyai aturan yang mengikat. Rakyatnya tidak akan patuh
pada peraturan, karena hukumnya tidak memaksa. Hal itu membuat Negara menjadi
hancur tidak ada ikatannya.

7. Mengapa suatu Negara wajib mempunyai unsur unsur Negara?


Jawaban :
Karena tanpa adanya unsur-unsur Negara akan sangat sulit untuk meraih
kedaulatan dan kesejahteraan. Unsur rakyat sangat penting bagi suatu Negara. Tanpa
adanya rakyat mustahil suatu wilayah dapat di katakan sebagai sebuah Negara. Rakyat
adalah satu dari unsur konstitutif yang membentuk suatu Negara. Selain Wilayah,
pemerintahan yang berdaulat, dan pengakuan dari Negara lain. Setiap negara wajib
mempunyai unsur deklaratif agar suatu Negara tersebut dapat pengakuan dari Negara
lain. Hal ini memperkuat terbentuknya sebuah Negara.
8. Apa yang terjadi jika tidak ada unsur unsur Negara?
Jawaban :
Tanpa adanya unsur-unsur Negara akan sangat sulit untuk meraih kedaulatan
dan kesejahteraan. Unsur pembentukan Negara terbagi menjadi 2, yaitu unsur
konstitutif (rakyat, wilayah Negara, dan pemerintah yang berdaulat) serta unsur
deklaratif (pengakuan dari bangsa lain). Apabila salah satu unsur tidak terpenuhi,
maka sebuah Negara tidak akan bisa terbentuk.

23

Anda mungkin juga menyukai