Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Ilmu
Negara dengan judul “Peristilahan Ilmu Negara dan Ruang Lingkup
Ilmu Negara” tepat pada waktunya.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang……...…………………………………1
1.2 Rumusan Masalah…...………,,,…………..…………2
1.3 Tujuan Makalah………………………………..……..2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Peristilahan dan Definisi Dari Ilmu Negara...............3
2.2 Ruang Lingkup Ilmu Negara.......................................5
BAB 3 PENUTUP
3.1Kesimpulan...................................................................13
3.2 Saran............................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA………………………………..………14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah istilah dan definisi dari ilmu negara?
1.2.2 Bagaimanakah ruang lingkup ilmu negara?
1.2.3 Apakah hubungan ilmu negara dengan ilmu-ilmu kenegaraan
lainnya?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
suatu sistematika. Oleh sebab itu, G. Jellinek dijuluki sebagai
bapak Ilmu Negara. (Suwantra & Nurmawati, 2017).
Secara umum, ilmu negara bisa diartikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mencakup keseluruhan mengenai Negara.
Pengertian tersebut didapatkan dari kesimpulan beberapa
definisi yang dikemukakan oleh banyak pakar, yang pada
dasarnya tetap mengacu pada pendapat R. kranerburg. pakar,
yang pada prinsipnya mengacu pada definisinya R. Kranenburg
(Ramadhani, 2019).
R. Kranenburg menyampaikan pendapatnya mengenai ilmu
negara, bahwa ilmu negara merupakan sebuah ilmu yang
mencakup semua tentang negara, dimana dalam hal ini
dilakukan sebuah penyelidikan tentang hakikat, struktur, bentuk,
asal mula, ciri-ciri sera seluruh persoalan yang ada dalam
negara. (Kansil, 2004).
Victor Situmorang mengatakan bahwa Ilmu Negara adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari sendi-sendi pokok atau
asas-asas pokok hal ihwal negara pada umumnya (staats als
genus) yakni tentang sejarah terjadinya atau asal mulanya,
riwayat pertumbuhan dan perkembangannya, hakikat dasar-dasar
atau sifatnya, bentuk-bentuknya, macam-macamnya, lenyapnya,
dan sebagainya, serta mengenai bagaimana hubungan
antarnegara dengan negara, negara dengan hukum, negara
dengan masyarakat dan negara dengan agama dan sebagainya.
Syachran Basah pun menyatakan bahwa Ilmu Negara
sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki pengertian-
pengertian pokok (grondbegripen) dan sendi-sendi pokok negara
dan hukum negara, pula merupakan pengetahuan dasar bagi
hukum tata negara positif.
Sedangkan Ilmu negara menurut Van der Pot adalah
peraturan-peraturan yang menentukan badan-badan yang
diperlukan pada wewenangnya masing-masing, hubungannya
4
satu dengan yang lain dan hubungannya dengan individu-
individu.
Dengan demikian, Ilmu Negara pada hakikatnya
merupakan ilmu pengetahuan tentang negara dan hukum pada
umumnya. Ilmu Negara mempelajari mengenai negara pada
umumnya, yakni negara dalam pengertian umum, abstrak, dan
universal; bukan negara yang tertentu. Karena itu, yang dikaji
mengenai pengertian-pengertian pokok dan sendisendi pokok
negara (Suantra 2017, bk. 17).
5
Kemudian staatswissenschaft (dalam pengertian yang sempit)
Jellinek membagi lagi ke dalam tiga bagian, yaitu (Busroh, 2001: 16):
1. Beschreibende Staatswissenschaft
Ilmu pengetahuan yang menggambarkan hal unsur-unsur
negara, aspek-aspek negara dan tentunya yang masih belum
disistematisasi. Segala bahan-bahan yang menggambarkan
tentang suatu negara tertentu atau negara pada umumnya, atau
diberi nama lain Staatenkunde (Padmo Wahjono, 1962: 14).
Ilmu Kenegaraan ini memiliki sifat deskriptif yang hanya
menggambarkan dan menceritakan peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam hubungan dengan negara.
2. Theoritische Staatswissenschaft
Ilmu kenegaraan ini menggunaan metode pengkajian
terhadap bahan-bahan yang ingin diidentifikasi oleh
Beschrebende Staatswissenschaft dengan mengadakan sebuah
analisis dan memilih mana yang mempunyai ciri-ciri khusus
dan mana yang tidak. Teori ini melakukan penyusunan dari
seluruh hasil penyelidikan dalam satu kesatuan yang teratur
dan sistematis. Ilmu pengetahuan teoritas tentang negara
inilah yang merupakan ilmu kenegaraan yang sesungguhnya.
(Padmo Wahjono, 1962: 15).
3. Angewandee Staatswissenschaft
Ilmu kenegaraan ini dapat dikatakan sebagai ilmu
pengetahuan yang menerapkan teori-teori kenegaraan
(theoretische staatswissenschaft) dalam pelajaran-pelajaran
yang berguna untuk tujuan praktik.
6
Menurut Jellinek, pembahasan ilmu negara adalah termasuk dalam
allgemeine staatslehre yang membahas mengenai:
1. Teori sifat hakikat negara
2. Teori mengenai pembenaran kekuasaan negara
3. Teori terjadinya negara
4. Teori tipe negara menurut tujuannya
5. Teori tipe negara menurut sejarahnya
(I Dewa Gede Atmadja, 2012: 11).
Selain itu, bagian allgemeine staatslehre membahas mengenai
1. Teori kedaulatan
2. Teori unsur-unsur negara
3. Teori fungsi negara
4. Teori bentuk negara dan pemerintahan
5. Teori konstitusi
6. Teori alat-alat perlengkapan negara
7. Teori perwakilan
8. Teori sendi-sendi pemerintahan
9. Teori kerjasama antarnegara
(Atmadja, 2012: 11).
7
lembaga kenegaraan yang khusus, spesial, misalnya mempelajari
badan perwakilannya.
8
Ilmu Negara dan Ilmu Politik memiliki hubungan yang
sangat erat dan saling terkait. Ilmu Negara lebih menitik
beratkan kepada sifat-sifat teoritis karena itu kurang dinamis. Ini
berarti bahwa lebih banyak memperhatikan unsur-unsur
statisnya negara yang mempunyai tugas utama untuk
melengkapi dengan memberikan pengertian-pengertian pokok
yang jelas. Ilmu Politik lebih menitik beratkan kepada faktor-
faktor konkrit, terutama berpusat kepada gejala kekuasaan yang
mengenai organisasi negara, maupun yang mempengaruhi
pelaksanaan tugas-tugas negara. Karena itu, Ilmu Politik lebih
dinamis dan hidup.
Jadi Ilmu Negara selaku ilmu yang berifat teoritis, segala
hasil penyelidikannya dipraktekkan oleh Ilmu Politik sebagai
ilmu yang bersifat praktis. Misalnya, dalam Ilmu Negara
dipelajari mengenai demokrasi sebagai bentuk negara, tetapi
tidak dijelaskan mengenai pelaksanaan demokrasi. Hal itu
diajarkan di dalam Ilmu Politik, yakni demokrasi dilaksakan,
salah satunya melalui pemilihan umum. Maka jelas hubungan
antara ilmu negara dengan ilmu politik bersifat komplementer,
karena ilmu negara merupakan salah satu teras inti dari Ilmu
Politik.
Dalam kaitan itu, Herman Heller menganggap bahwa Ilmu
Politik atau Politikologie adalah merupakan ilmu yang berdiri
sendiri. Hal itu merupakan pengaruh konsepsi Ango-Saxon
terutama Amerika terhadap Ilmu Politik yang lebih
menitikberatkan pembahasannya kepada hal-hal yang bersifat
praktis dalam masyarakat sebagai gejala sosiopolitik. Maka
dalam hubungannya dengan Ilmu Negara jelaslah ada sifatsifat
komplementer, karena itu Ilmu Negara merupakan salah satu
hardcore (teras inti) dari pada Ilmu Politik.
Di Jerman telah tumbuh suatu ilmu pengetahuan yang erat
hubungannya dengan negara, yang di bedakan dengan ilmu
9
politik. Ilmu ini di kenal dengan Algemeine Staats Lehre /Staats
Theory/Ilmu Negara. Karena itu menurut Herman Heller ada
beberapa perbedaan antara Ilmu Politik dan Ilmu Negara yaitu:
1. Ilmu Politik sebagai sebagai suatu ilmu pengetahuan praktis
membahas keadaan dalam kenyataan dan mengadakan
penilaianpenilaian terhadap objeknya, sedangkan Ilmu
Negara merupakan ilmu pengatahuan teoritis yang
mementingkan norma normatif, oleh karena itu bersifat
bebas nilai.
2. Ilmu Politik mementingan sifat dinamis sedangkan ilmu
Negara lebih mementingkan segi-segi statis dari Negara.
Statika lahir dari sifat teoritis sedangkan dinamika lahir dari
aplikasi terapan teori, seni dan strategi kekuasaan.
3. Ilmu Politik dianggap lebih konkret dan lebih mendekati
realita, sedangkan Ilmu Negara lebih tajam dalam hal
konsep-konsepnya dan lebih terang metodologinya.
4. Perbedaan praktis lainnya adalah bahwa Ilmu Politik
mendapat perhatian dari ahli sejarah dan sosiologi,
sementara Ilmu Negara lebih mendapat perhatian dari ahli
hukum.
5. Ilmu Negara melukiskan dan menerangkan lembaga-
lembaga kenegaraan, sedangkan Ilmu Politik mengadakan
analisis dari pada aktivitas-aktivitas yang mempengaruhi
tindakan-tindakan kenegaraan (political action).
10
Ilmu Negara dengan HTN, bahwa Ilmu Negara memberikan
dasardasar teoritis yang bersifat umum terhadap HTN. Ilmu
Nergara memberikan pengetahuan secara umum tentang negara
yang sangat diperlukan untuk memahami sistem ketatanegaraan
suatu negara, yang dipelajari di dalam HTN. Jadi Ilmu Negara
merupakan ilmu pengantar dari HTN. Dalam kaitan itu, Azhary
menyatakan bahwa Ilmu Negara memberikan dasar-dasar
teoritis kepada HTN sehingga HTN merupakan konkretisasi
teori-teori dalam Ilmu Negara.
Sedangkan menurut Jimly Assidiqie Ilmu Negara atau
Staatsleer (Bahasa Belanda) atau Staatslehre ( bahasa Jerman)
adalah merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki asas-asas
pokok dan pengertianpengertian pokok mengenai negara dan
Hukum Tata Negara. Karena itu menurutnya Ilmu Negara
merupakan ilmu pengantar untuk mempelajari Hukum Tata
Negara, Hukum Administrasi Negara dan Hukum Internasional.
Dalam Ilmu Negara yang diutamakan adalah nilai teoritis –
ilmiahnya, sedangkan dalam HTN yang diutamakan adalah
norma hukum dalam arti positif. Karena itu Ilmu Negara disebut
sebagai seinwissenschaft, sedangkan HTN merupakan
normwissenschaft. Dalam kedudukannya sebagai ilmu
pengantar bagi HTN, maka Ilmu Negara tidak mempunyai nilai
praktis seperti halnya HTN (Asshiddiqie, 2009).
Sedangkan jika ditinjau dari pendapat George Jellinek yang
membagi ilmu kenegaraan (staatswissenschaft) menjadi dua
yaitu: Ilmu kenegaraan dalam arti sempit dan
Rechtwissenschaft, maka jelas hubungan antara Ilmu Negara
dan HTN bahwa kedua-duanya merupakan bagian dari
staatswissenschaft dalam arti luas, dan sama-sama mempelajari
negara sebagai obyeknya. Meskipun memiliki persamaan
namun jelas keduanya juga memiliki perbedaan.
11
3. Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Administrasi Negara
Menurut VanVollen Hoven, Hukum Administrasi Negara
merupakan sebuah rangkaian ketentuan yang mengikat alat-alat
negara tinggi dan rendah, pada waktu alat-alat negara tadi
mulai menjalankan pekerjaan dalam hal menunaikan tugasnya,
seperti yang ditetapkan dalam HTN. 30 HAN adalah berkenaan
dengan negara tertentu secara riil, sedangkan Ilmu Negara tidak
mengenai negara tertentu, melainkan menyelidiki terbentuknya
sifat dan wujud negara-negara di dunia pada umumnya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Ilmu Negara merupakan
pendahuluan bagi HTN dan HAN, yang belum dapat diselidiki
secara ilmiah sistimatis sebelum memiliki pengetahuan tentang
asas-asas dan sendi-sendi pokok dari negara dalam arti umum
yang dibahas dalam Ilmu Negara.
12
BAB III PENUTUP
2.4 Kesimpulan
Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari pengertian- pengertian
pokok dan sendi pokok negara pada umumnya. Kajiannya mencakup
hal-hal yang sama atau serupa dalam negara-negara yang ada atau
pernah ada, misalnya tentang terjadinya negara, lenyapnya negara,
tujuan dan fungsi negara, perkembangan negara, bentuk negara dan
sebagainya. Ilmu Negara menekankan hal-hal yang bersifat umum
dengan menganggap negara sebagai genus (bentuk umum) dan
mengesampingkan sifat-sifat khusus dari negara-negara. Ilmu Negara
tidak membahas bagaimana pelaksanaan hal- hal umum itu dalam suatu
negara tertentu.
2.5 Saran
Penyusun menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat
banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kebaikan
penulisan selanjutnya. Penyusun juga berharap dengan adanya makalah
ini dapat digunakan sebagai sumber referensi materi bagi pembaca, dan
penyusun mengharapkan agar pembaca tidak terfokus pada makalah ini
saja melainkan juga mencari sumber rujukan atau referensi yang lain.
13
DAFTAR PUSTAKA
14