Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERISTILAHAN ILMU NEGARA


DAN RUANG LINGKUP ILMU NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Negara

Dosen Pengampu:

Dr. M. Mona Adha, M.Pd.

Edi Siswanto, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Anung Mabilla 2313032012

2. Rizki Septia Pratiwi 2313032016

3. Reni Mulia Septiani 2313032018

4. Nur Hidayah Anggraini 2313032024

5. Della Soraya 2313032042

6. Nabia Dilla Derma Pratiwi 2313032078

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Ilmu
Negara dengan judul “Peristilahan Ilmu Negara dan Ruang Lingkup
Ilmu Negara” tepat pada waktunya.

Dalam proses pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan


bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak serta literatur dari berbagai
sumber. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dorongan, semangat, dan bantuan apapun yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini, sehingga memungkinkan dapat
selesai dengan baik. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dr. M. Mona Adha, M.Pd dan Edi Siswanto, S.Pd., M.Pd selaku
dosen pengampu dan tim mata kuliah terkait.

Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar nantinya


makalah ini dapat tampil sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Bandar Lampung, 7 September 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang……...…………………………………1
1.2 Rumusan Masalah…...………,,,…………..…………2
1.3 Tujuan Makalah………………………………..……..2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Peristilahan dan Definisi Dari Ilmu Negara...............3
2.2 Ruang Lingkup Ilmu Negara.......................................5

2.3 Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu-Ilmu


Kenegaraan Lainnya……………………………………..8

BAB 3 PENUTUP
3.1Kesimpulan...................................................................13
3.2 Saran............................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA………………………………..………14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Negara timbul pada saat dimulainya pengorbanan proklamasi
pada tanggal 17 agustus 1945. Dalam hal ini ilmu negara masih belum
bisa membentuk ilmu pengetahuan yang berkembang sendiri. Sehingga
dalam masih dipengaruhi oleh ilmu lain yaitu ilmu dari zaman Yunani
yang timbul setelah mempelajari batang tubuh tentang negara.
(Wahjono, 1962: 1-5).
Secara terminologi bahasa, ilmu negara memiliki dua gabungan
kata, yaitu ilmu dan negara. Ilmu adalah suatu sistem pengetahuan
sedangkan negara diartikan dalam berbagai definisi, seperti
dikemukakan oleh para ahli pikir, yaitu menurut Aristoteles, Jean
Bodin, dan para ahli lainnya (Naning, 1983: 1-2).
Ilmu negara juga diartikan sebagai ilmu yang menyelidiki suatu
pengertian pokok dan sendi-sendi dari negara dan hukum negara.
Maksudnya hal ini menitikberatkan pada ilmu pengetahuan, sedangkan
maksud dari sendi-sendi yaitu menitikberatkan kepada suatu asas atau
kebenaran (Huda, 2010: 8). Dan menurut Roelof Kranenburg, ilmu
negara adalah ilmu tentang negara, dimana diadakan penyelidikan
tentang sifat hakikat, struktur, bentuk, asal mula, ciri-ciri serta seluruh
persoalan di sekitar negara (Roelof Kranenburg, 1953: 9).
Ilmu negara juga tentunya memiliki ruang lingkup. Ruang lingkup
ilmu negara adalah segala sesuatu yang bersangkutan dengan
kekuasaan, pemerintahan, proses memerintah dan bentuk organisasi
pemerintahan, Lembaga/intitusi, tujuan negara atau pemerintahnnya
(Gamurti, 2021). Maka dari itu, makalah ini akan membahas mengenai
apa itu ilmu negara dan ruang lingkupnya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah istilah dan definisi dari ilmu negara?
1.2.2 Bagaimanakah ruang lingkup ilmu negara?
1.2.3 Apakah hubungan ilmu negara dengan ilmu-ilmu kenegaraan
lainnya?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mengetahui istilah dan definisi dari ilmu negara
1.3.2 Mengetahui ruang lingkup ilmu negara
1.3.3 Mengetahui hubungan ilmu negara dengan ilmu-ilmu kenegaraan
lainnya

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peristilahan dan Definisi Dari Ilmu Negara


2.1.1 Peristilahan Ilmu Negara
Dalam mempelajari Ilmu Negara ada beberapa istilah yang
perlu diperhatikan yakni ilmu kenegaraan dan ilmu politik,
dimana keduanya mempunai obyek penyelidikan yang sama
yakni ”negara”. Jika dilihat dari segi sejarahnya, Ilmu
Kenegaraan di Negeri kincir angin disebut dengan istilah
staatwetenschap, yang merupakan salinan dari istilah dalam
Bahasa Jerman yaitu staatwissenschaft, atau dalam Bahasa
Inggris disebut dengan General State Science.
Istilah ilmu negara terdapat dalam berbagai Bahasa, yaitu
dalam Bahasa Inggris, Perancis, Belanda dan Jerman. Dalam
Bahasa Inggris terdapat istilah “Theory state/General theory of
state” yang berarti teori negara. Dalam Bahasa Perancis dikenal
dengan istilah “Theory d’etat” istilah ini dikenal juga dengan
“Political Science” di Amerika. Dalam bahasa Belanda yaitu
“Statsleer”, bila diterjemahkan “staat” berarti negara, dan
“leer” berarti ilmu. Dan terakhir dalam Bahasa jerman, istilah
ini tidak jauh beda dengan istilah ilmu negara lain, dalam
Bahasa Belanda yaitu “Statslehre”. (Kusriyah 2017, bk.1).

2.1.2 Definisi Ilmu Negara


Secara teknis, ilmu negara adalah hasil penyelidikan yang
dilakukan oleh George Jellinek dimana metode yang digunakan
yaitu secara obyektif, metodis, dan sistematis. Ilmu kenegaraan
dipandang secara keseluruhan, maksudnya tidak secara insidental
(kebetulan atau suatu kejadian yang sebelumnya tidak diprediksi)
dan secara parsial (sebagian dari suatu keseluruhan). Yang
kemudian, seluruh penyelidikannya berhasil diletakkan dalam

3
suatu sistematika. Oleh sebab itu, G. Jellinek dijuluki sebagai
bapak Ilmu Negara. (Suwantra & Nurmawati, 2017).
Secara umum, ilmu negara bisa diartikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mencakup keseluruhan mengenai Negara.
Pengertian tersebut didapatkan dari kesimpulan beberapa
definisi yang dikemukakan oleh banyak pakar, yang pada
dasarnya tetap mengacu pada pendapat R. kranerburg. pakar,
yang pada prinsipnya mengacu pada definisinya R. Kranenburg
(Ramadhani, 2019).
R. Kranenburg menyampaikan pendapatnya mengenai ilmu
negara, bahwa ilmu negara merupakan sebuah ilmu yang
mencakup semua tentang negara, dimana dalam hal ini
dilakukan sebuah penyelidikan tentang hakikat, struktur, bentuk,
asal mula, ciri-ciri sera seluruh persoalan yang ada dalam
negara. (Kansil, 2004).
Victor Situmorang mengatakan bahwa Ilmu Negara adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari sendi-sendi pokok atau
asas-asas pokok hal ihwal negara pada umumnya (staats als
genus) yakni tentang sejarah terjadinya atau asal mulanya,
riwayat pertumbuhan dan perkembangannya, hakikat dasar-dasar
atau sifatnya, bentuk-bentuknya, macam-macamnya, lenyapnya,
dan sebagainya, serta mengenai bagaimana hubungan
antarnegara dengan negara, negara dengan hukum, negara
dengan masyarakat dan negara dengan agama dan sebagainya.
Syachran Basah pun menyatakan bahwa Ilmu Negara
sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki pengertian-
pengertian pokok (grondbegripen) dan sendi-sendi pokok negara
dan hukum negara, pula merupakan pengetahuan dasar bagi
hukum tata negara positif.
Sedangkan Ilmu negara menurut Van der Pot adalah
peraturan-peraturan yang menentukan badan-badan yang
diperlukan pada wewenangnya masing-masing, hubungannya

4
satu dengan yang lain dan hubungannya dengan individu-
individu.
Dengan demikian, Ilmu Negara pada hakikatnya
merupakan ilmu pengetahuan tentang negara dan hukum pada
umumnya. Ilmu Negara mempelajari mengenai negara pada
umumnya, yakni negara dalam pengertian umum, abstrak, dan
universal; bukan negara yang tertentu. Karena itu, yang dikaji
mengenai pengertian-pengertian pokok dan sendisendi pokok
negara (Suantra 2017, bk. 17).

2.2 Ruang Lingkup Ilmu Negara


Ilmu negara menitikberatkan penyelidikannya kepada negara
sebagai organisasi dalam pengertian umum (Busroh, 2001: 12). Para
ahli yaitu Georg Jellinek dalam bukunya Allgemeine Staatslehre
membagi konsep dari ilmu negara menjadi lebih isitematis, lengkap,
dan tentunya teratur dengan tujuan menjelaskan ilmu dengan metode
yang sistematis dengan cara semua bahan dikumpulkan mulai dari
zaman Yunani sampai masa sekarang (Kansil dan Kansil,2007:4-5).

Tidak hanya itu Dalam bukunya tersebut, Jellinek membagi ilmu


kenegaraan menjadi dua bagian, yaitu (Busroh, 2001: 15):
1. Ilmu Negara dalam arti sempit (staatswissenschaften)
Dalam arti sempit ini, staatswissenschaften yaitu ilmu
pengetahuan mengenai negara yang menekankan kepada negara
sebagai objeknya.
2. Ilmu Pengetahuan Hukum (rechtwissenschaften)
Yang dimaksud dengan rechtwissenschaften adalah ilmu
pengetahuan mengenai negara yang lebih menekankan pada segi
hukum dan yudiris, tidak hanya itu hukum tata negara, hukum
administrasi negara, huum pidana, dan sebagainya.

5
Kemudian staatswissenschaft (dalam pengertian yang sempit)
Jellinek membagi lagi ke dalam tiga bagian, yaitu (Busroh, 2001: 16):
1. Beschreibende Staatswissenschaft
Ilmu pengetahuan yang menggambarkan hal unsur-unsur
negara, aspek-aspek negara dan tentunya yang masih belum
disistematisasi. Segala bahan-bahan yang menggambarkan
tentang suatu negara tertentu atau negara pada umumnya, atau
diberi nama lain Staatenkunde (Padmo Wahjono, 1962: 14).
Ilmu Kenegaraan ini memiliki sifat deskriptif yang hanya
menggambarkan dan menceritakan peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam hubungan dengan negara.
2. Theoritische Staatswissenschaft
Ilmu kenegaraan ini menggunaan metode pengkajian
terhadap bahan-bahan yang ingin diidentifikasi oleh
Beschrebende Staatswissenschaft dengan mengadakan sebuah
analisis dan memilih mana yang mempunyai ciri-ciri khusus
dan mana yang tidak. Teori ini melakukan penyusunan dari
seluruh hasil penyelidikan dalam satu kesatuan yang teratur
dan sistematis. Ilmu pengetahuan teoritas tentang negara
inilah yang merupakan ilmu kenegaraan yang sesungguhnya.
(Padmo Wahjono, 1962: 15).
3. Angewandee Staatswissenschaft
Ilmu kenegaraan ini dapat dikatakan sebagai ilmu
pengetahuan yang menerapkan teori-teori kenegaraan
(theoretische staatswissenschaft) dalam pelajaran-pelajaran
yang berguna untuk tujuan praktik.

Theorietische staatswissenschaft terbagi lagi dalam dua bagian:

1. Allgemeine Staatslehre, mengenai negara sebagai pengertian


umum (genus)
2. Besondere Staatslehre, mengenai negara sebagai pengertian
khusus (spesies) (Wahjono, 1962: 17)

6
Menurut Jellinek, pembahasan ilmu negara adalah termasuk dalam
allgemeine staatslehre yang membahas mengenai:
1. Teori sifat hakikat negara
2. Teori mengenai pembenaran kekuasaan negara
3. Teori terjadinya negara
4. Teori tipe negara menurut tujuannya
5. Teori tipe negara menurut sejarahnya
(I Dewa Gede Atmadja, 2012: 11).
Selain itu, bagian allgemeine staatslehre membahas mengenai
1. Teori kedaulatan
2. Teori unsur-unsur negara
3. Teori fungsi negara
4. Teori bentuk negara dan pemerintahan
5. Teori konstitusi
6. Teori alat-alat perlengkapan negara
7. Teori perwakilan
8. Teori sendi-sendi pemerintahan
9. Teori kerjasama antarnegara
(Atmadja, 2012: 11).

Sementara itu, Besondere Staatslehre, mengenai negara sebagai


pengertian khusus (spesies) dibagi dalam (Soehino, 1998: 9):
1. Individuelle Staatslehre. Ini penyelidikannya ditujukan kepada
suatu negara yang tertentu yang konkret. Jadi misalnya Negara
Indonesia, Negara Inggris, dan sebagainya. Kemudian dari
negara yang tertentu ini yang dipelajari lebih lanjut ialah
lembaga-lembaga kenegaraannya, misalnya mempelajari: Badan
Perwakilannya, Badang Pengadilannya, Kepala Negaranya, dan
sebagainya.
2. Spezielle Staatslehre. Penyelidikannya ditujukan kepada negara
dalam pengertian umum, dan kemudian dari negara dalam
pengertian yang umum ini yang dipelajari lebih lanjut ialah suatu

7
lembaga kenegaraan yang khusus, spesial, misalnya mempelajari
badan perwakilannya.

Jika akan membandingkan antara ilmu negara yang individuell


dengan ilmu negara yang spesial, yang kedua-duanya itu sifatnya
adalah khusus, ialah bahwa negara yang individuell yang khusus itu
adalah negaranya. Jadi negaranya itulah yang tertentu, yang khusus.
Sementara itu, ilmu negara yang khusus itu adalah lembaga
kenegaraannya yang diselidiki itu (Soehino, 1998: 9). Sebagai
contoh misalnya, kalau mempelajari badan perwakilan, kedudukan
kepala negara dan sebagainya dari negara Indonesia ini adalah
termasuk ilmu negara yang individuell. Kalau mempelajari badan
perwakilan dari negara-negara: Indonesia, Inggris, Amerika Serikat,
Swiss, Jerman, dan Jepang, misalnya ini termasuk ilmu negara
spesial (Soehino, 1998: 10).

2.3 Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu-Ilmu Kenegaraan Lainnya


Suatu ilmu pengetahuan tidak mungkin bisa berdiri sendiri tanpa
adanya hubungan atau dipengaruhi oleh ilmu lain. Cabang Ilmu
Pengetahuan adalah ilmu negara seperti halnya ilmu politik, hukum,
kebudayaan, dsb. Pada akhirnya Semua Ilmu Pengetahuan yang ada
saat ini akan berinduk pada ilmu pengetahuan induk (mater
scientarium) yaitu filsafat.
Ilmu Negara juga memiliki hubungan yang bersifat khusus dengan
ilmu pengetahuan sosial lainnya. Ilmu Negara memiliki hubungan yang
khusus dengan Ilmu Politik, Ilmu Hukum Tata Negara, Ilmu
Perbandingan Hukum Tata Negara. Berikut akan diuraikan hubungan
antara Ilmu Negara dengan beberapa cabang ilmu pengetahuan lainnya
yang berobyek negara:

1. Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik

8
Ilmu Negara dan Ilmu Politik memiliki hubungan yang
sangat erat dan saling terkait. Ilmu Negara lebih menitik
beratkan kepada sifat-sifat teoritis karena itu kurang dinamis. Ini
berarti bahwa lebih banyak memperhatikan unsur-unsur
statisnya negara yang mempunyai tugas utama untuk
melengkapi dengan memberikan pengertian-pengertian pokok
yang jelas. Ilmu Politik lebih menitik beratkan kepada faktor-
faktor konkrit, terutama berpusat kepada gejala kekuasaan yang
mengenai organisasi negara, maupun yang mempengaruhi
pelaksanaan tugas-tugas negara. Karena itu, Ilmu Politik lebih
dinamis dan hidup.
Jadi Ilmu Negara selaku ilmu yang berifat teoritis, segala
hasil penyelidikannya dipraktekkan oleh Ilmu Politik sebagai
ilmu yang bersifat praktis. Misalnya, dalam Ilmu Negara
dipelajari mengenai demokrasi sebagai bentuk negara, tetapi
tidak dijelaskan mengenai pelaksanaan demokrasi. Hal itu
diajarkan di dalam Ilmu Politik, yakni demokrasi dilaksakan,
salah satunya melalui pemilihan umum. Maka jelas hubungan
antara ilmu negara dengan ilmu politik bersifat komplementer,
karena ilmu negara merupakan salah satu teras inti dari Ilmu
Politik.
Dalam kaitan itu, Herman Heller menganggap bahwa Ilmu
Politik atau Politikologie adalah merupakan ilmu yang berdiri
sendiri. Hal itu merupakan pengaruh konsepsi Ango-Saxon
terutama Amerika terhadap Ilmu Politik yang lebih
menitikberatkan pembahasannya kepada hal-hal yang bersifat
praktis dalam masyarakat sebagai gejala sosiopolitik. Maka
dalam hubungannya dengan Ilmu Negara jelaslah ada sifatsifat
komplementer, karena itu Ilmu Negara merupakan salah satu
hardcore (teras inti) dari pada Ilmu Politik.
Di Jerman telah tumbuh suatu ilmu pengetahuan yang erat
hubungannya dengan negara, yang di bedakan dengan ilmu

9
politik. Ilmu ini di kenal dengan Algemeine Staats Lehre /Staats
Theory/Ilmu Negara. Karena itu menurut Herman Heller ada
beberapa perbedaan antara Ilmu Politik dan Ilmu Negara yaitu:
1. Ilmu Politik sebagai sebagai suatu ilmu pengetahuan praktis
membahas keadaan dalam kenyataan dan mengadakan
penilaianpenilaian terhadap objeknya, sedangkan Ilmu
Negara merupakan ilmu pengatahuan teoritis yang
mementingkan norma normatif, oleh karena itu bersifat
bebas nilai.
2. Ilmu Politik mementingan sifat dinamis sedangkan ilmu
Negara lebih mementingkan segi-segi statis dari Negara.
Statika lahir dari sifat teoritis sedangkan dinamika lahir dari
aplikasi terapan teori, seni dan strategi kekuasaan.
3. Ilmu Politik dianggap lebih konkret dan lebih mendekati
realita, sedangkan Ilmu Negara lebih tajam dalam hal
konsep-konsepnya dan lebih terang metodologinya.
4. Perbedaan praktis lainnya adalah bahwa Ilmu Politik
mendapat perhatian dari ahli sejarah dan sosiologi,
sementara Ilmu Negara lebih mendapat perhatian dari ahli
hukum.
5. Ilmu Negara melukiskan dan menerangkan lembaga-
lembaga kenegaraan, sedangkan Ilmu Politik mengadakan
analisis dari pada aktivitas-aktivitas yang mempengaruhi
tindakan-tindakan kenegaraan (political action).

2. Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara


Menurut Usep Ranawijaya, HTN merupakan terjemahan
dari Bahasa Belanda Staatsrecht. HTN terdiri dari dua bagian,
yaitu: HTN dalam arti Luas ( staatsrecht in ruime zin) dan HTN
dalam arti sempit (staatsrecht in engizin). HTN dalam arti luas
terdiri dari: HTN dalam arti sempit atau disebut HTN
(staatsrecht) dan HAN (Administratief Recht). Hubungan antara

10
Ilmu Negara dengan HTN, bahwa Ilmu Negara memberikan
dasardasar teoritis yang bersifat umum terhadap HTN. Ilmu
Nergara memberikan pengetahuan secara umum tentang negara
yang sangat diperlukan untuk memahami sistem ketatanegaraan
suatu negara, yang dipelajari di dalam HTN. Jadi Ilmu Negara
merupakan ilmu pengantar dari HTN. Dalam kaitan itu, Azhary
menyatakan bahwa Ilmu Negara memberikan dasar-dasar
teoritis kepada HTN sehingga HTN merupakan konkretisasi
teori-teori dalam Ilmu Negara.
Sedangkan menurut Jimly Assidiqie Ilmu Negara atau
Staatsleer (Bahasa Belanda) atau Staatslehre ( bahasa Jerman)
adalah merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki asas-asas
pokok dan pengertianpengertian pokok mengenai negara dan
Hukum Tata Negara. Karena itu menurutnya Ilmu Negara
merupakan ilmu pengantar untuk mempelajari Hukum Tata
Negara, Hukum Administrasi Negara dan Hukum Internasional.
Dalam Ilmu Negara yang diutamakan adalah nilai teoritis –
ilmiahnya, sedangkan dalam HTN yang diutamakan adalah
norma hukum dalam arti positif. Karena itu Ilmu Negara disebut
sebagai seinwissenschaft, sedangkan HTN merupakan
normwissenschaft. Dalam kedudukannya sebagai ilmu
pengantar bagi HTN, maka Ilmu Negara tidak mempunyai nilai
praktis seperti halnya HTN (Asshiddiqie, 2009).
Sedangkan jika ditinjau dari pendapat George Jellinek yang
membagi ilmu kenegaraan (staatswissenschaft) menjadi dua
yaitu: Ilmu kenegaraan dalam arti sempit dan
Rechtwissenschaft, maka jelas hubungan antara Ilmu Negara
dan HTN bahwa kedua-duanya merupakan bagian dari
staatswissenschaft dalam arti luas, dan sama-sama mempelajari
negara sebagai obyeknya. Meskipun memiliki persamaan
namun jelas keduanya juga memiliki perbedaan.

11
3. Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Administrasi Negara
Menurut VanVollen Hoven, Hukum Administrasi Negara
merupakan sebuah rangkaian ketentuan yang mengikat alat-alat
negara tinggi dan rendah, pada waktu alat-alat negara tadi
mulai menjalankan pekerjaan dalam hal menunaikan tugasnya,
seperti yang ditetapkan dalam HTN. 30 HAN adalah berkenaan
dengan negara tertentu secara riil, sedangkan Ilmu Negara tidak
mengenai negara tertentu, melainkan menyelidiki terbentuknya
sifat dan wujud negara-negara di dunia pada umumnya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Ilmu Negara merupakan
pendahuluan bagi HTN dan HAN, yang belum dapat diselidiki
secara ilmiah sistimatis sebelum memiliki pengetahuan tentang
asas-asas dan sendi-sendi pokok dari negara dalam arti umum
yang dibahas dalam Ilmu Negara.

4. Hubungan Ilmu Negara dengan Perbandingan HTN


Ilmu Perbandingan HTN disebut juga dengan comparatie
government. Hubungan antara Ilmu Negara dengan
perbandingan HTN bisa dikatakan hasil dari sebuah
penyelidikan dari Ilmu Negara yang memiliki teoritis dan juga
umum, hal ini menjadi sebuah dasar dan bahan penyelidikan
bagi HTN Perbandingan, yang kemudian akan dijelaskan dan
dipakai dalam membandingan bagaimanakah bentuk bernegara
itu. M. Nasroen menyatakan bahwa cara Ilmu Perbandingan
Pemerintahan itu menggunakan negara itu sebagai alat, ialah
dengan menggunakan hasil yang diperoleh ilmu negara umum
dalam hal asal mula dan wujud negara itu.

12
BAB III PENUTUP

2.4 Kesimpulan
Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari pengertian- pengertian
pokok dan sendi pokok negara pada umumnya. Kajiannya mencakup
hal-hal yang sama atau serupa dalam negara-negara yang ada atau
pernah ada, misalnya tentang terjadinya negara, lenyapnya negara,
tujuan dan fungsi negara, perkembangan negara, bentuk negara dan
sebagainya. Ilmu Negara menekankan hal-hal yang bersifat umum
dengan menganggap negara sebagai genus (bentuk umum) dan
mengesampingkan sifat-sifat khusus dari negara-negara. Ilmu Negara
tidak membahas bagaimana pelaksanaan hal- hal umum itu dalam suatu
negara tertentu.

2.5 Saran
Penyusun menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat
banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kebaikan
penulisan selanjutnya. Penyusun juga berharap dengan adanya makalah
ini dapat digunakan sebagai sumber referensi materi bagi pembaca, dan
penyusun mengharapkan agar pembaca tidak terfokus pada makalah ini
saja melainkan juga mencari sumber rujukan atau referensi yang lain.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abu Daud Busroh. (1990). Aksara Ilmu Negara. Jakarta: Bumi


Al-jihad,R.S.(2018).Pancasila ideologi Dunia (Riyana Barmawi).Alvabet.
Budiyanto. (2000). Dasar-dasar Ilmu Tata Negara untuk SMU. Jakarta:
Erlangga.
Basah, Sjachran. (1994). Ilmu Negara Pengantar, Metode, dan Sejarah
Perkembangan. Cetakan Ketujuh. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Budiardjo, Miriam. (1991). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Cetakan XIII.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Busroh, Abu Daud. (2001). Ilmu Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
C.S.T Kansil. (2001). Ilmu Negara (Umum dan Indonesia). Jakarta: Pradnya
Paramita.
Cholisin. (2007). Ilmu Negara. Cetakan Kedua. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Djokosutono. (1958). Ilmu Negara. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Kusriyah, Sri. 2017. Ilmu Negara. Semarang: UNISSULA Press.
Miriam Budiarjo. (1995). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
Moh. Kusnardi dan Bintan Saragih. (1998). Ilmu Negara. Jakarta: Mega
Media Pratama.
M.Solly Lubis. (1998). Ilmu Negara. Bandung: Penerbit Alumni.
Muhtada, Dani. 2018. Dasar-Dasar Ilmu Negara. jawa tengah.
R. Krannenburg. (1998). Ilmu Negara Umum. Jakarta: Pradnya Paramita.
Soehino. (1998). Ilmu Negara. Yogyakarta: Liberty.
Syaiful Bahri,2010, Ilmu Negara dalam Konteks Negara Hukum Modern,
Jakarta, Penerbit Total Media.
Sari, Elidar.2015.Ilmu Negara, Elidar Sari.
Satriawan, M. Iwan, and Siti Khoiriah. 2016. Ilmu Negara. Depot: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA.
Suantra, I Nengah. 2017. Ilmu Negara. Denpasar.
Suryanegara,R.H.(2021).Ideologi Negara.Academia.Edu.

14

Anda mungkin juga menyukai