Anda di halaman 1dari 15

REVIEW BAB 1

PENGANTAR ILMU NEGARA

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Dosen Pengampu :

Disusun oleh:
1.

PROGRAM STUDI
FAKULTAS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO
2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang mana
penulisan makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah MATKUL NAMA . Dalam
penyusunan makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu, terutama kepada dosen yang telah memberi kami petunjuk, sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah ini.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak


kekurangan baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurna dalam
pembuatan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada
semua pihak

Purwokerto, 13 April 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
A. Latar Belakang....................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................


6
A. Kelemahan dan kelebihan ....………………... ................................................................. 6
B. Kritik dan referensinya ………….. .................................................................................... 8
C. Masukan atau saran ………. .............................................................................................. 10

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................


12
A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................


15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah "ilmu negara" berasal dari kata "staatsleer" dalam bahasa Belanda, dan "I"
berasal dari kata "Staatslehre" dalam bahasa Jerman, yang merupakan hasil
penelitian seorang sarjana Jerman bernama Georg Jellinek dalam bukunya
Allgemeine Staatslehre. Dalam bukunya yang berjudul Allgemeine Staatslehre,
Ellineck membahas teori ilmu negara secara menyeluruh dan kemudian
menyusunnya secara sistematis. George Jellinek adalah orang pertama yang
menyelidiki dan membahas ilmu pengetahuan tentang negara secara menyeluruh
dan sistematis, dan teorinya kemudian disebut sebagai "bapa ilmu negara".
Teorinya dianggap sebagai penutup bagi teori ilmu negara yang lebih lanjut di
masa lalu. Georg Jellinek mengumpulkan seluruh ilmu pengetahuan tentang
negara, meneliti, dan kemudian menyusunnya secara sistematis. Diagram berikut
menunjukkan bagaimana teorinya disusun secara sistematis.

Menurut Roelof Kranenburg, ilmu Negan adalah ilmu tentang negara, yang
menyelidiki sifat hakikat, struktur, bentuk, asal-usul, dan ciri-ciri umum dari
semua masalah yang berkaitan dengan negara. Ilmuwan tentang negara adalah
bidang yang mempelajari prinsip-prinsip dasar negara dan lawan-lawannya.
Pengertian-pengertian pokok tentang nega adalah tentang hal-hal yang biasanya
memiliki arti yang sama. Pengertian-pengertian pokok tentang negara allah adalah
tentang hal-hal yang sering berbeda karena perspektif negara dan adat istiadat
lokal. Misalnya, setiap negara akan menganggap demokrasi sebagai pemerintahan
rakyat. Meskipun demikian, makna demokrasi sebagai konsep bangsa berbeda di
Indonesia daripada di Barat, di mana demokrasi ditandai dengan sifat
individualistis.

Untuk mahasiswa semester awal, mata kuliah dasar "Ilmu Negara" diberikan
sebagai pengantar untuk mempelajari ilmu hukum lain, seperti "Hukum Tata
Negara" dan "Hukum Administrasi Negara." Ilmu tentang negara bukanlah
bidang yang berkembang di Indonesia sendiri; itu berasal dari negara-negara
Eropa Barat yang belajar dari Yunani. Dalam bukunya yang berjudul "Negara
4
Republik Indonesia", Padmo Wahyono berusaha untuk membahas teori Ilmu
Negara.

Spesifik untuk negara Indonesia :


Negara ilmu sebagai mata kuliah pengantar, dengan topik yang abstrak, umum,
dan universal. Negara belum berkembang menjadi entitas yang nyata, seperti
yang ditunjukkan oleh abstrak tersebut. Umum berarti bahwa setiap negara dapat
mengalaminya, berlaku, atau mengalaminya. Universal berarti bahwa pengertian
tentang negara itu dipahami atau diartikan dengan cara yang sama di seluruh
dunia. Sebagai mata kuliah pengantar, ilmu negara biasanya berfokus pada aspek
filosofis, teoritis, dan historis dari konsep ilmu negara, termasuk istilah, definisi
lingkup, dan hubungannya dengan ilmu lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Kelemahan dan Kelebihan Bab 1
2. Kritik dan referensinya Bab 1
3. Masukan atau saran Bab 1

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Kelemahan dan kelebihan
2. Untuk mengetahui Kritik dan referensinya
3. Untuk mengetahui Masukan atau saran

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kelemahan dan Kelebihan Bab 1


Kelemahan :
Poin 1 : Dibagian Pengertian dan Istilah Ilmu Negara
Yaitu tidak adanya sumber lain tentang syarat – syarat ilmu menjadi dari suatu
pengetahuan, Jikalau hanya dilihat dari satu sumber saja yang dipaparkan ( Ralph
Ross dan Ernest Van Der Haag ) maka tidak bisa dijadikan acuan karena pemikir
sekarang menyesuaikan zaman. .

Poin 2: Dibagian Pengertian dan Istilah Ilmu Negara


Yaitu bagian pengistilahan ilmu negara dari istilah belanda halaman 5 dan 7.
seharusnya tidak perlu diulang dibagian lembar selanjutnya, karena tidak efektif dan
membuat boros kertas. Dalam poin tersebut harusnya dijadikan satu pembahasan
jangan terpisah karena hanya memuat 1 poin penting saja.

Poin 3; Dibagian Pengertian dan Istilah Ilmu Negara


Yaitu bagian perbedaan pandangan mengenai istilah ilmu negara di Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta tahun 1946 dan akhirnya bisa disepakati, perlu dijelaskan
sejarah awal mula masuknya istilah ilmu negara di Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta tahun 1946

Point 4 : Dibagian Pengertian dan Istilah Ilmu Negara


Yaitu tidak adanya Ahli Negara yaitu Kelsen, karena dia juga merupakan satu ahli
dengan George Jellinek dan Krannenburg jadi pendapat dari Kelsen juga perlu
disajikan untuk pertimbangan dan penambahan mengenai istilah ilmu negara

6
Kelebihan ;
Poin 1 ; Dibagian Pengertian dan Istilah Ilmu Negara
Yaitu dibagian syarat ilmu dari suatu pengetahuan, itu sudah tepat dan mecakup
semua poin – poin yang dijelaskan seperti Rasional, Empiris, Umum dan Akumulatif
isatu per satu, membuat pembaca menjadi paham tentang poin tersebut.

Poin 2 ; Dibagian Pengertian dan Istilah Ilmu Negara


Yaitu bagian teori timbulnya ilmu negara di Indonesia itu merupakan poin penting
bagi mahasiswa sendiri karena dengan penjelasan tersebut mahasiswa menjadi
berpengatahuan luas dan mengetahui asal muasal timbulnya teori tersebut yaitu saat
berkobarnya api revolusi sejak proklamasi.

Point 3 : Dibagian Objek Ilmu Negara


Yaitu dipembahasan mengenai hal tersebut sudah cukup relevan dan mudah
dipahami karena dalam kalimat tersebut menggunakan kalimat pertanyaan, jawaban
dan penjelasan yang membuat mudah dimengerti bagi mahasiswa. Ini juga menjadi
trik dalam kepenulisan agar pembaca merasa tertarik untuk mengetahui.

Point 4 : Dibagian Objek Ilmu Negara


Yaitu saat pembahasan UNESCO mengenai ilmu negara, UNESCO menyeragamkan
ilmu negara. Ini menjadi bukti bahwa penulis juga tidak hanya meletakan informasi
dari local melainkan juga internasional untuk menyakinkan dan menambahkan
pengetahuan bagi mahasiswa kalau UNESCO juga berperan dalam membahas ilmu
negara.

Point 5 : Dibagian Ruang lingkup Ilmu Negara


Yaitu dipembahasan tersebut sudah benar dan tepat karena disajikan zaman
mengenai ilmu negara sendiri dengan dibuktikan seorang penulis Georg Jellinek
yang menulis buku tentang konsepsi ilmu negara menjadi sistematis, lengkap , dan

7
teratur. Dalam bukunya yang ditulis lalu disajikan dalam buku ini sangat spesifik
karena satu per satu dijelaskan seperti ilmu kenegaraan dibagi menjadi 2 ( sempit
dan ilmu pengetahuan hukum ) lalu ilmu negara yang sempit menjadi 3 bagian
terpecah Kembali dan masih banyak lagi.

2. Kritik dan referensinya Bab 1


Poin 1 : Dibagian Pengertian dan Istilah Ilmu Negara
Yaitu tidak adanya sumber lain tentang syarat – syarat ilmu menjadi dari suatu
pengetahuan, Jikalau hanya dilihat dari satu sumber saja yang dipaparkan ( Ralph
Ross dan Ernest Van Der Haag ) maka tidak bisa dijadikan acuan karena pemikir
sekarang menyesuaikan zaman.
Referensinya : Poedjawijatna dalam buku Tahu dan Pengetahuan (2004)
menerangkan bahwa syarat-syarat sebagai ilmu pengetahuan harus memenuhi syarat-
syarat yaitu obyektivitas, metodologis, sistematis, dan universal.

Poin 2 : Dibagian Pengertian dan Istilah Ilmu Negara


Yaitu bagian perbedaan pandangan mengenai istilah ilmu negara di Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta tahun 1946 dan akhirnya bisa disepakati, perlu dijelaskan
sejarah awal mula masuknya istilah ilmu negara di Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta tahun 1946
Referensinya : Mengenai pembelajaran di Indonesia, ilmu negara diperkenalkan
oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1946. Ketika menyusun materi pelajaran
untuk fakultas hukum, UGM membandingkannya dengan Rechstsschool (sekolah
hukum) yang berada di Jakarta. Namun, struktur kurikulum ternyata dianggap tidak
sesuai dengan kenyataan alam kemerdekaan dan kemudian dicarikan pembanding di
Universitas Leiden, Belanda.
Sehubungan dengan hal itu, kuliah awal ilmu negara diberi nama Staatsleer (istilah
ilmu negara yang berasal dari bahasa Belanda) yang mencakup hal-hal pokok
mengenai sendi-sendi negara dan lepas dari kenyataan kolonial. Pada perkembangan
selanjutnya, ada juga yang menggunakan istilah “Teori Negara”, terutama dalam
kajian ilmu politik untuk mensistematisasikan objek penyelidikan mengenai negara
tersebut.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-ilmu-negara/

8
Point 3 : Dibagian Pengertian dan Istilah Ilmu Negara
Yaitu tidak adanya Ahli Negara yaitu Kelsen, karena dia juga merupakan satu ahli
dengan George Jellinek dan Krannenburg jadi pendapat dari Kelsen juga perlu
disajikan untuk pertimbangan dan penambahan mengenai istilah ilmu negara
Referensinya :
Menurut Kelsen Ilmu Negara tidak perlu menyelidiki asal usul terjadinya negara dan
bentuk-bentuknya. Tiap peninjau negara, organisasi negara hendaklah dimulai
dengan peninjauan dari sudut hukum. Sedangkan asal mula terjadinya,
perkembangannya atau pertumbuhan negara tidaklah termasuk dalam Ilmu Negara
karena hal yang terakhir ini termasuk hal yang metayuridis, menurut beliau lahirnya
suatu negara sebagai suatu pernyataan yang sederhana, yang tak dapat dimasukkan
dalam hal-hal yang yuridis. Jadi apabila ingin membahas tentang negara, hal yang
paling baik adalah meninjau persoalan semata-mata hanya dari sudut hukum saja.
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PKNI410202-M1.pdf

9
3. Masukan atau saran
Poin 1: Penambahan Materi Metode Pendekatan Ilmu Negara di Bab 1
Mempelajari ilmu Negara sebagai lmu pengetahuan memiliki beberapa :
metode untuk mengkaji antara lain:10
1. Metode Sistematika, dengan metode ini semua bahan-bahan tentang ilmu
Negara dikumpulkan, misalnya semenjak masa Yunani Kuno hingga masa
sekarang.
2. Metode Eksperimen, metode ini menggambarkan setiap perubahan dalam
hukum, bangunan Negara atau politik mengubah jalannya kehidupan negara
dan dalam arti ini merupakan eksperimen.
3. Metode sejarah, metode ini menjelaskan bahwa untuk mendapatkan sifat
hakekat Negara diperlukan perbandingan Negara dengan Negara-negara yang
pernah ada di waktu lampau.
4. Metode Perbandingan, metode ini dapat dikatakan merupakan perluasan
metode sejarah, dengan melihat ke dalam sejarah kita tegah mengadakan
perbandingan.
5. Metode Psikologi, metode yang digunakan dalam rangka menjelaskan
hubungan politik dalam ukuran-ukuran fungsi jiwa manusia dan motif-motif
perilaku manusia, antara lain bagaimana pengaruh pendapat umum, reaksi
umum terhadap perang, damai dan sebagainya.
6. Metode Sosiologi, metode ini melihat Negara sebagai organisme masyarakat
yang terdiri dari individu-individu dan berusaha mendedusir sifat-sifat Negara
dari atribut-atribut individu-indovidu itu.
7. Metode Biologis, metode ini memandang negara sebagai mahluq hidup.
8. Metode Hukum/ normatif, Negara dipandang sebagai kumpulan hak dan
keajiban menurut hukum, dengan mengabaikan kekuatan-kekuatan yang ada
dalam masyarakat yang sifatnya ekstralegal.
9. Metode filsafat, metode ini berusaha untuk mendedusir sifat, tugas, tujuan
negara dari cita-cita yang abstrak, kemudian mengubah teori-teorinya
seperlunya agar ada persesuaian dengan kenyataan.
Selain metode tersebut untuk mengkaji ilmu negara dengan metode antara
lain:

10
1. Metode Teoritis, yakni mengkaji ilmu negara dengan berdasarkan pada teoriteori
atau konsep pemikiran para ahli di bidang negara.
2. Metode Deskriptif, yakni mengkaji ilmu negara dengan cara menggambarkan
obyek ilmu negara yakni negara.1
Referensinya:
https://research.unissula.ac.id/file/publikasi/210389018/998ILMU_NEGARA_LE
NGKAP_+_HAKI.pdf

Poin 2 : Penambahan materi Manfaat Mempelajari Ilmu Negara di Bab 1


1. Secara teori ilmu negara merupakan mata kuliah dasar keahlian di fakultas
hukum, sebab belajar hukum tidak dapat dilepaskan dari negara, terutama
Hukum tata Negara dan Hukum Adminstrasi Negara.
2. Secara praktis negara adalah suatu gejala sosial dan kemasyarakatan, setiap
manusia dalam kehidupannya tidak dapat dilepaskan dari kepentingan negara.

Point 3 : Penambahan materi Pendapat Ahli Negara Kelsen


Yaitu tidak adanya Ahli Negara yaitu Kelsen, karena dia juga merupakan satu ahli
dengan George Jellinek dan Krannenburg jadi pendapat dari Kelsen juga perlu
disajikan untuk pertimbangan dan penambahan mengenai istilah ilmu negara
Menurut Kelsen Ilmu Negara tidak perlu menyelidiki asal usul terjadinya negara dan
bentuk-bentuknya. Tiap peninjau negara, organisasi negara hendaklah dimulai
dengan peninjauan dari sudut hukum. Sedangkan asal mula terjadinya,
perkembangannya atau pertumbuhan negara tidaklah termasuk dalam Ilmu Negara
karena hal yang terakhir ini termasuk hal yang metayuridis, menurut beliau lahirnya
suatu negara sebagai suatu pernyataan yang sederhana, yang tak dapat dimasukkan
dalam hal-hal yang yuridis. Jadi apabila ingin membahas tentang negara, hal yang
paling baik adalah meninjau persoalan semata-mata hanya dari sudut hukum saja.
Referensinya :
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PKNI410202-M1.pdf

1
Deddy Ismatullah, op. cit. hlm, 51
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu Negara sebagai ilmu pengetahuan seperti pada umumnya ilmu pengetahuan lain,
didasarkan pada kerangka ontologis (hakikat apa yang dikaji), epistimologis (bagaimana
cara mendapatkan pengetahuan) dan aksiologis (nilai kegunaan). Ilmu Negara Juga
dikaji berdasarkan ketiga unsur tersebut. Dalam kajiannya dapat ditelusuri melalui cara
sistematis, yaitu dengan mendeskripsikan lokus dan focus kajiannya. Terminologi ilmu
Negara berasal dari bahasa Belanda yaitu “Statsleer”, Staat diterjemahkan sebagai
negara, dan “leer” berarti ilmu. Istilah serupa dalam bahasa Jerman yaitu “Statslehre”.
Dalam bahasa Inggris terdapat istilah “Theory of state/ General theory of state”,
“political Science” atau “Politics”. Sedangkan dalam bahasa Perancis dikenal istilah
“Theori d’etat”, atau di Amerika dikenal istilah “Political Science”. .

Pengertian Ilmu Negara Menurut M Solly Lubis, “Ilmu Negara adalah ilmu yang
mempelajari Negara secara umum, mengenai asal mulanya, wujudnya, lenyapnya,
perkembangannya, dan jenis-jenisnya.” Menurut CST Kansil, “Ilmu Negara adalah
ilmu pengetahuan yang menyelidiki sendi-sendi pokok (asas-asas pokok) dan
pengertian-pengertian pokok terhadap Negara.” . Obyek Dan Ruang Lingkup Ilmu
Negara

Obyek Ilmu Negara adalah ilmu pengetahuan yang memiliki obyek kajian “Negara”,
termasuk di dalamnya konsep-konsep Negara, pembahasannya menitikberatkan pada
hal-hal yang bersifat umum, dengan menganggap negara sebagai genus (bentuk umum),
dan mengesampingkan sifat-sifat khusus dari negara. Dari batasan tersebut jelaslah
bahwa obyek ilmu negara adalah negara dalam pengertian abstrak, umum dan universal.
Ini berarti ilmu negara mempelajari negara pada umumnya baik yang ada dalam konsep-
konsep pemikiran para ilmuwan maupun negara yang ada dan yang pernah ada dalam
keniscayaan. . Ruang lingkup Menurut Mac Iver ruang lingkup Ilmu negara meliputi:
a. Timbulnya negara
b. Dasar dari kewibawaan
c. Perubahan Fungsi-fungsi negara.

12
d. Perubahan Bentuk-bentuk negara
Ruang lingkup Ilmu Negara menurut Kranenburg dalam bukunya “Algemeine Statsleer”
bahwa ruang lingkup Ilmu negara menyelidiki: asal mula negara, hakekat negara,
bentuk negara dan pemerintahan, hubungan negara dan bangsa, hubungan negara dan
agama, hubungan negara dan hukum.. Sistematika George Jellineck dalam bukunya
“Algemeine Statslehre” membuat sistematika tentang Ilmu Negara: Statswissenchaf
(ilmu negara dalam arti luas) :
1. Statswissenchaft (ilmu negara dalam arti sempit)
2. Rechtswissenchaft ( ilmu hukum) Statswissenchaft dalam arti sempit dibagi:
1. Algemeine statslehre (ilmu negara umum)
2. Besondere statslehre (ilmu negara khusus) Algemeine statslehre terdiri dari:
1. Algemeine soziale statslehre, menyelidiki negara sebagai gejala sosial, seperti:
hakekat negara, teori pembenaran negara, teori terjadinya negara, teori terjadinya
hukum negara, teori mengenai tujuan negara. Algemeine statsrechtslehre, menyelidiki
negara dari segi hukum. Misalnya: teori bentuk negara, teori konstitusi, teori fungsi
negara. Besondere statslehre dibagi dua:
1. Individualle statslehre, mengkaji negara yang konkret.
2. Spezialle statslehre, mengkaji hal-hal tertentu dari negara misalnya: Parlemen.
Metode Pendekatan Ilmu Negara Mempelajari ilmu Negara sebagai lmu pengetahuan
memiliki beberapa
metode untuk mengkaji antara lain:
1. Metode Sistematika, dengan metode ini semua bahan-bahan tentang ilmu Negara
dikumpulkan, misalnya semenjak masa Yunani Kuno hingga masa sekarang.
2. Metode Eksperimen, metode ini menggambarkan setiap perubahan dalam hukum,
bangunan Negara atau politik mengubah jalannya kehidupan negara dan dalam arti ini
merupakan eksperimen.
3. Metode sejarah, metode ini menjelaskan bahwa untuk mendapatkan sifat hakekat
Negara diperlukan perbandingan Negara dengan Negara-negara yang pernah ada di
waktu lampau.
4. Metode Perbandingan, metode ini dapat dikatakan merupakan perluasan metode
sejarah, dengan melihat ke dalam sejarah kita tegah mengadakan perbandingan.
5. Metode Psikologi, metode yang digunakan dalam rangka menjelaskan hubungan
politik dalam ukuran-ukuran fungsi jiwa manusia dan motif-motif perilaku manusia,

13
antara lain bagaimana pengaruh pendapat umum, reaksi umum terhadap perang, damai
dan sebagainya.
6. Metode Sosiologi, metode ini melihat Negara sebagai organisme masyarakat yang
terdiri dari individu-individu dan berusaha mendedusir sifat-sifat Negara dari atribut-
atribut individu-indovidu itu.
7. Metode Biologis, metode ini memandang negara sebagai mahluq hidup.
8. Metode Hukum/ normatif, Negara dipandang sebagai kumpulan hak dan keajiban
menurut hukum, dengan mengabaikan kekuatan-kekuatan yang ada dalam masyarakat
yang sifatnya ekstralegal.
9. Metode filsafat, metode ini berusaha untuk mendedusir sifat, tugas, tujuan negara dari
cita-cita yang abstrak, kemudian mengubah teori-teorinya seperlunya agar ada
persesuaian dengan kenyataan. Selain metode tersebut untuk mengkaji ilmu negara
dengan metode antara lain:
1. Metode Teoritis, yakni mengkaji ilmu negara dengan berdasarkan pada teoriteori atau
konsep pemikiran para ahli di bidang negara.
2. Metode Deskriptif, yakni mengkaji ilmu negara dengan cara menggambarkan obyek
ilmu negara yakni negara.
Manfaat Mempelajari Ilmu Negara
1. Secara teori ilmu negara merupakan mata kuliah dasar keahlian di fakultas hukum,
sebab belajar hukum tidak dapat dilepaskan dari negara, terutama Hukum tata Negara
dan Hukum Adminstrasi Negara.
2. Secara praktis negara adalah suatu gejala sosial dan kemasyarakatan, setiap manusia
dalam kehidupannya tidak dapat dilepaskan dari kepentingan negara

B. Saran
Penulis meyakini makalah singkat ini masih jauh dari kesempurnaan, kehadiran
makalah ini menjadi acuan buat penulis pribadi dan juga kiranya pembaca sekalian
untuk menelusuri khazanah keilmuan. Karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritikan demi penyempurnaan makalah ini. Terima kasih kepada NAMA DOSEN
selaku dosen pengampu mata kuliah ‘MATA KULIAH . Atas bimbingan dan
arahannya, penulis banyak mendapat pelajaran istifadah darinya. Jazakumullahu kulla
khair..!

14
DAFTAR PUSTAKA

https://research.unissula.ac.id/file/publikasi/
210389018/998ILMU_NEGARA_LENGKAP_+_HAKI.pdf

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-ilmu-negara/

https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PKNI410202-M1.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai