Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ILMU NEGARA

MERINGKAS, MEMBAHAS, DAN MENYIMPULKAN TENTANG: PENGERTIAN


ILMU NEGARA, OBJEK ILMU NEGARA DAN METODE MEMPELAJARI ILMU
NEGARA

DISUSUN OLEH:

MIRA WIDIANTARY
2004551065
UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS HUKUM

ILMU HUKUM

2020
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu, Assalamualaikum, Salam sejahtera, Namo Budaya, Salam Kebajikan

Puji syukur kami haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya, tugas makalah dengan materi ” Meringkas, Membahas, Dan Menyimpulkan
Tentang: Pengertian Ilmu Negara, Objek Ilmu Negara Dan Metode Mempelajari Ilmu
Negara”, dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu Negara. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi
para penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. Made Subawa, S.H., M.S.
selaku dosen mata kuliah Ilmu Negara yang telah memberikan kami tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya dan
membantu memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikannya.
Besar harapan kami agar makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar
dapat lebih baik lagi. Kami mengakui bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukannya yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Om Santih, Santih, Santih Om, Wassalamu’alaikum, Salam Sejahtera

Denpasar, 5 Oktober 2020

Mira Widiantary

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................2

1.4. Manfaat Penulisan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1 Pengertian Ilmu Negara....................................................................................................3

2.2. Objek Ilmu Negara............................................................................................................4

2.3 Metode Mempelajari Ilmu Negara...................................................................................9

BAB III PENUTUP .....................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................13

3.2 Saran..................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu tidak dapat dipisahkan dalam hal apapun karena ilmu bersifat dinamis sepanjang
waktu, ilmu diperlukan untuk mengetahui perkembangan suatu zaman yang saling
memiliki kaitan satu sama lain. Dalam suatu negara diperlukan untuk memahami ilmu
dari negara atau ilmu negara untuk menjangkau negara itu sendiri melalui ilmu yang
didapat. Banyak sekali pemahaman tentang ilmu negara sulit dipahami oleh orang-orang
dikarenakan tidak mengertinya tentang dasar ilmu. Ilmu-ilmu ini dapat berasal dari
banyak sumber baik secara umum mau pendapat ahli dan sarjana yang nantinya akan
diteruskan kepada masyarakat untuk dipahami.

Berkaitan dengan proses pemahaman maka seseorang tidak cukup untuk memahami
ilmu itu saja tetapi seharusnya mengetahui objeknya. Objek tersebut adalah objek ilmu
negara yang saling terikat dengan batas-batas atau sendi-sendi suatu negara yang
kemudian terdapat cabang-cabang dari suatu negara yang dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Secara tidak langsung objek ilmu negara memiliki dan membahas cakupan
yang sangat besar melalui penjabaran sistem dari ilmu negara tersebut.

Dengan demikian pemahaman dari ilmu negara dan objeknya maka diperlukan teori
yang berisikan metode untuk mampu memberikan penjelasan atau eksplanasi dengan cara
mengorganisasikan dan mensistematikan masalah yang dibicarakan. Disinilah segala hal
yang berkaitan dengan ilmu dan objek akan menjadi sistematis dan berkaitan dengan satu
sama lain sehingga terdapat perkembangan yang berkaitan dengan metode itu sendiri.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan pada latar belakang di atas
timbul pertanyaan yaitu:

1. Apa pengertian dari Ilmu Negara?


2. Apa saja objek Ilmu Negara?
3. Apa saja metode mempelajari Ilmu Negara?

1
1.3 . Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Dapat menguraikan pengertian dari Ilmu Negara
2. Dapat lebih memahami mengenai objek Ilmu Negara
3. Dapat mengetahui metode mempelajari Ilmu Negara

1.4. Manfaat Penulisan


Manfaat yang didapat dari penulisan ini adalah sebagai bahan pembelajaran ilmu
negara dan sebagai sarana dalam mengembangkan pengetahuan dalam kehidupan sehari
yang kemudian diaplikasikan dalam proses pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Negara

 Pengertian Secara Umum

Ilmu negara adalah ilmu adalah ilmu yang mempelajari tentang pengertian-pengertian pokok
dan sendi pokok negara pada umumnya. Kajiannya mencakup hal-hal yang sama atau serupa
dalam negara-negara yang ada atau pernah ada, misalnya tentang terjadinya negara, tujuan
negara, tujuan dan fungsi negara,perkembangan negara, bentuk negara, dan sebagainya. Ilmu
negara mempunyai artian yang sangat luas, keberadaan ilmu negara disini adalah untuk
menjelaskan / meneliti/ menyelidiki apa yang disebut negara, sudah jelas berarti ilmu negara
adalah ilmu yang mempelajari suatu negara, bukan hanya mempelajari ilmu negara saja
melainkan masih banyak ilmu - ilmu lain yang mempelajari suatu negara. 

 Pengertian Menurut Para Ahli/ Sarjana

1. Prof. Drs. C.S.T. Kansil, S.H.,

Ilmu negara adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki atau mempelajari sendi-sendi pokok
dan pengertian pokok tentang Negara.

2. Prof. Dr. Syactuan Basah, SHSC,

Ilmu Negara adalah ilmu yang memenuhi syarat keilmuan dan ilmu pengetahuan modern
dengan mempelajari sendi-sendi pokok dan pengertian pokok dari kaidah Negara.

3. Max Boli Sobon, S.H.,

Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari bahan-bahan mengenai kenegaraan yang tidak
hanya ditunjukan kepada Negara-negara tertentu yang konkrit melainkan lebih ditunjukan
kepada bentuk dan hakikat Negara pada umumnya diseluruh dunia.

3
4. Moh. Koesnardi, Ilmu Negara adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki asas-asas pokok
dan pengertian pokok tentang Negara dan Hukum Tata Negara.

5. George Jellinek, Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari pengertian-pengertian pokok
dan sendi pokok Negara pada umumnya.

6. Van der Pot, Ilmu Negara adalah peraturan-peraturan yang menentukan badan-badan yang
diperlukan pada wewenangnya masing-masing hubungannya satu dengan yang lain dan
hubungannya dengan individu-individu.

7. Dipolo GS, Ilmu Negara adalah ilmu yang menyelidiki dan mempelajari hal ikhwal dan
seluk beluk Negara.

8. Ramdlan Naming, Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari mengkaji dan menyelidiki
segala sesuatu yang menyangkut Negara

9. Prof. Mr. R. Kranenburg, Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari Negara pada
umumnya, yaitu mengenai lahir dan timbulnya, sifat dan hakikat, bentuk dan tujuan serta
lenyapnya atau tenggelamnya Negara.

10. C. F. Strong, ilmu negara adalah ilmu yang mempelajari struktur pemerintahan yang
merupakan ‘political community’ yaitu suatu pelajaran tentang masyarakat yang dipandang
dari sudut tertentu

4
2.2. Objek Ilmu Negara
Menurut Kranenburg, obyek penyelidikan Ilmu Negara adalah negara, dimana dalam
ilmu negara diselidiki asal mula, sifat, hakekat dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
negara. Ilmu Negara menitikberatkan penyelidikannya kepada pengertian negara secara
umum. Prof. M. Nasroen SH, dalam hal ini sependapat dengan Kranenburg, menurutnya,
sebab wujud dari Ilmu Negara Umum adalah menyelidiki dan menetapkan asal mula, inti sari
dan wujud negara pada umumnya.
Obyek penyelidikan ilmu negara adalah negara secara umum, sehingga ia sering
disebut sebagai ilmu negara umum. Ruang lingkup serta obyek penyelidikan Ilmu Negara
adalah negara dalam pengertian abstrak, terlepas dari waktu dan tempat, bukan suatu negara
tertentu yang secara positif ada pada suatu waktu dan tempat tertentu. Ilmu Negara
menyelidiki pengertian-pengertian pokok (grondbegrippen) dan sendi-sendi pokok
(grondbeginselen) dari negara yang berlaku untuk dan terdapat pada setiap negara. 
Hal ini berarti ilmu negara mempelajari negara pada umumnya, baik yang ada dalam
konsep-konsep pemikiran para ilmuwan maupun negara yang ada dan yang pernah ada dalam
keniscayaan.
1. Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara

Hukum Tata Negara, mengkaji :

a. Mengkaji negara dalam pengertian yang kongkrit, artinya negara yang terikat pada

tempat, waktu, dan keadaan. Misal : Objeknya adalah negara tertentu, seperti
Negara
Indonesia, Malaysia

b. Mengkaji mengenai susunannya, alat-alat perlengkapannya (lembaga negara), tugas

dan wewenang serta kewajiban dari lembaga-lembaga tersebut. Ilmu Negara,


mengkaji:

(1) Negara dalam pengertian yang umum abstrak tidak terikat pada tempat,
waktu, dan keadaaan sehingga objeknya adalah negara dalam sifat yang
umum universal.

(2) Lingkup kajiannya adalah penyelidikan atau pengkajian tentang : asal mula

5
negara; hakikat negara; bentuk-bentuk negara dan pemerintahan. Ilmu
negara memberikan dasar-dasar teoritis bagi hukum tata negara. Hukum
tata
negara merupakan penerapan di dalam kenyataan-kenyataan kongkrit dari
bahan-bahan teoritis hasil pengkajian ilmu negara. Hukum tata negara
merupakan ilmu yang bersifat praktis atau ilmu terapan yang bahan-
bahannya, diselidiki, dikumpulkan, dan disediakan oleh Ilmu Negara yang
disebut ilmu murni.

2. Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Administrasi Negara

Ilmu negara menyelidiki pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok negara yang
dapat memberikan dasar-dasar teoritis yang bersifat umum bagi hukum administrasi negara.
Agar dapat memahami dengan sebaik-baiknya dan sedalam-dalamnya hukum administrasi
negara, sudah sepatutnya lebih dahulu menguasai pengetahuan mengenai pengertian-
pengertian dan sendi-sendi pokok negara yang diselidiki oleh Ilmu negara.

1. Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Perbandingan Hukum Tata Negara

Tugas ilmu perbandingan hukum tata negara adalah melakukan perbandingan artinya
menyelidiki persamaan dan perbedaan serta faktor-faktor penyebab dari sistem hukum tata
negara di berbagai negara. Ilmu negara berfungsi memberikan konstribusi berupa landasan
teoritis tentang negara dengan mendeskripsikan lembaga-lembaga formal antar negara yang
dijadikan objek perbandingan.

2. Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Internasional

Ilmu negara menyelidiki corak-corak dan sifat-sifat negara sebagai genus, juga
memberikan konstribusi teoritis bagi perkembangan Hukum Internasional, begitu pula
sebaliknya perkembangan ilmu negara akan dipengaruhi oleh perkembangan hukum
internasional terutama dalam pengajian mengenai kerjasama antar negara. Jadi secara singkat
dapat dikatakan, hubungan ilmu negara dengan hukum internasional adalah hubungan saling
menguntungkan.

3. Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik

Perbedaan ilmu negara dengan ilmu politik terletak pada pusat perhatiannya yang menurut
pandangan beberapa sarjana, meliputi :

6
a. Ilmu negara merupakan ilmu yang bersifat teoritis, bebas nilai. Artinya tidak mengadakan
penilaian terhadap objek yang diselidiki sedangkan ilmu politik adalah ilmu yang bersifat
praktis, mengadakan kritik dan penilaian terhadap objek yang dipelajari.

b. Ilmu negara memandang negara dalam segi statisnya artinya mempelajari negara dalam
keadaan diam yakni mengadakan penyelidikan terbatas pada kegiatan hanya
mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sebagai institusi politik. Sedangkan ilmu
politik
bersifat dinamis karena berusaha mengadakan analisis atas peristiwa politik yang
berkaitan
dengan kekuasaan.

c. Ilmu negara mempelajari negara berdasarkan pada metode atau pendekatan yuridis
sedangkan ilmu politik berdasarkan pendekatan sosio-politik yakni dengan
memperhatikan
faktor-faktor sosial atau sosiologis dan faktor kemasyarakatan lainnya.

Menurut konsepsi ilmu politik modern, ilmu politik tidak dapat melepaskan diri dari
aspek-aspek yuridis yaitu harus memperhatikan lembaga-lembaga negara secara yuridis
formal yang menjadi fokus kajian ilmu negara. Masalah-masalah pokok yang menjadi
pembahasan ilmu politik terutama berpusat pada fenomena kekuasaan, khususnya yang
mengenai organisasi negara ataupun yang mempengaruhi pelaksanaan tugas-tugas negara.
Oleh karena itu dapat dikatakan hubungan antara ilmu negara dengan ilmu politik terjalin
hubungan saling melengkapi dalam pendalaman dan pengembangan ilmu masing-masing.

Atas dasar pemahaman ilmu dan pengetahuan dan pemahaman tentang negara, Georg
Jellinek, sarjana Jerman, berupaya mencari dan memahami mengapa terdapat persamaan,
selain tentu saja perbedaan antara negara yang satu dan negara yang lain di seluruh bumi ini.
Ia memulai pekerjaannya dengan mengumpulkan data tentang kenegaraan dari banyak negara
di dunia, lalu diabstraksikan untuk mencari pengetahuan umum tentang negara yang
merupakan hakikat (esensi) dari negara.

Jellinek melakukan kegiatan langkah demi langkah sebagai berikut. Pertama, semua
data dan informasi tentang negara yang diperolehnya dan hasil penelitian digabung menjadi
satu, yang dinamakannya Ilmu Kenegaraan (Staatswissenschaft) dalam arti luas.Kedua,
dipisahkan data kenegaraan yang ada unsur hukumnya di suatu tempat, dan data kenegaraan

7
yang tidak ada unsur hukumnya di tempat yang lain. Data kenegaraan yang tidak ada unsur
hukumnya diberi nama Ilmu Kenegaraan dalam arti sempit, sementara data kenegaraan yang
mengandung unsur hukum diberi nama Rechtswissenschaft. Ketiga, untuk membedakannya
dari Staatswissenschaft dalam arti luas, ia mengganti nama Staatswissenschaft dalam arti
sempit dengan nama baru, yaitu Beschreibende Staatswissenschaft atau Staatskunde, artinya
ilmu pengetahuan yang melukiskan dan menceritakan negara, termasuk unsur- unsur negara,
aspek-aspek negara yang belum disistematisasikan, masih merupakan data mentah yang
belum diolah. Keempat, Beschreibende Staatswissenschaft diolah dengan menggunakan
metode-metode ilmiah dengan cara menggolong-golongkan yang sama, memisahkan yang
berbeda, menganalisis rasional, dan menyusunnya sistematika yang logis schingga pada
gilirannya dapat ditemukan pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi utama tentang
negara. Temuan pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi utama tentang negara yang
diperoleh secara rasional, sistematis, dan logis itulah yang disebut Theoritische
Staatswissenschaft atau Staatslehre, yaitu Ilmu Negara sebagaimana dipelajari. Kelima,
temuan ilmiah yang diraihnya itu kemudian dipraktikkan dalam urusan-urusan kenegaraan,
yang disebut Ilmu Politik (Praktische Staatswissenschaft). Menurut Jellinek, di dalam
Rechtswissenschaft, jika diteliti lebih jauh, terdapat (1) Ilmu Hukum Tata Negara; (2) Ilmu
Hukum Administrasi Negara/Ilmu Hukum Tata Usaha Negara/llmu Hukum Tata
Pemerintahan; (3) Ilmu Hukum Antarnegara (Ilmu Hukum Internasional). Dengan demikian,
menurut Jellinek, objek ilmu negara ialah negara dalam penger- tian yang umum, abstrak, dan
universal. Objek ketiga ilmu hukum yang tergabung di dalam Rechtswissenschaft juga
negara, tetapi tidak dalam arti umum, abstrak, dan universal, tetapi dalam arti khusus dan
konkret terhadap negara atau negara-negara tertentu yang menjadi anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa atau organisasi negara-negara tingkat regional tertentu.

8
Dengan bekal pengalaman memandang ilmu-ilmu kenegaraan dari dua sisi, yang
dikenal dengan istilah Zweiseiten Theorie, yaitu sisi sosial dan sisi yuridis, Jellinek mulai
memandang teorinya (Theoritische Staatswissenschaft) dari dua sudut pandang tersebut.
Akan tetapi. sebelum menganalisis lebih jauh apa saja dari Ilmu Negara itu yang termasuk
sudut padang sosiologis dan yuridis, rerlebih dahulu perlu diketahui pembagian Theoritische
Staatswissenschaft, yaitu bagian umum, yang diharapkan dapat berlaku bagi seluruh dunia,
disebut Allgemeine Staatslehre.

Berdasarkan pembagian menurut pandangan sosiologis dan yuridis tersebut,


sistematika Ilmu Negara disusun sebagai berikut:

1. Allgemeine Soziale Staatslehre (der Staat in Seiner Ganzheit) meliputi tujuh materi,
yaitu: perkataan negara (lo stato, state, staat, suatu status) sifat hakikat negara teori
pembenaran/penghalalan negara tujuan negara terjadinya negara tipe utama negara menurut
sejarah bentuk negara. bentuk negara.

2. Allgemeine Staatsrechtlehre (der staat in Seiner Struktur) meliputi sepuluh materi,


yaitu susunan negara unsur-unsur negara kedaulatan negara konstitusi alat perlengkapan
negara perwakilan, sistem, dan lembaganya fungsi negara bagian-bagian negara negara dan
hukum jaminan kelangsungan hidup (pelestarian) negara. Hal ini berlaku bagi Besondere
Staatslehre karena perbedaannya dengan Allgemeine Staatslehre menyangkut cakupan:
Allgemeine Staatslehre dipersiapkan untuk berlaku secara umum di seluruh dunia, dalam hal

9
ini di Eropa, sedangkan Besondere Staatslehre berlaku khusus untuk kelompok negara atau
negara tertentu.

2.3 Metode Mempelajari Ilmu Negara


Imu negara digolongkan sebagai ilmu murni (the pure science). Dalam dunia ilmu,
teori menempati kedudukan yang penting, yaitu memberikan sarana kepada kita untuk bias
merangkum serta memahami masalah yang kita bicarakan secara lebih baik. Teori
memberikan penjelasan atau eksplanasi dengan cara mengorganisasikan dan mensistematikan
masalah yang dibicarakan.
Perkembangan ilmu negara di Eropa continental melahirkan dua aliran besar yaitu
aliran normatif-yuridis dan aliran empiris-genetis. Aliran normatif-yuridis, melihat fenomena
negara dari sudut pandang hukum sedangkan aliran empiris-genetis melihat negara dari sudut
pandang realita dalam pengalaman yang dapat diamati oleh panca indera. Karena itu kedua
aliran ini dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu negara metodenya berbeda-beda.

 Penganut aliran normatif-yuridis adalah :

1. Metode Deduksi
Cara kerja apriori, beranjak dari pemikiran umum sampai pada kesimpulan khusus
dengan menggunakan ketentuan-ketentuan dasar dan kaidah-kaidah atau norma-
norma umum untuk memperoleh keterangan-keterangan bagi fenomena yang
beraneka ragam tentang negara. Metode ini digunakan oleh Plato dalam menyusun
suatu konsepsi mengenai negara ideal yang dikemukakan dalam bukunya The
Republic.

2. Metode Filosofis
Dalam proses penyelidikannya meninjau serta membahas negara secara abstrak-ideal
dan transcendental atau bersifat metafisika atau melampaui dunia nyata. Metode
filosofis ini berpangkal pada pemikiran deduktif-spekulatif transcendental.

3. Metode Sistematis

Penyelidikannya menggunakan bahan-bahan yang sudah dihimpun oleh ilmuwan lain


kemudian terhadap bahan tersebut dilakukan deskripsi, penguraian, dan evaluasi

10
terhadap fenomena negara. Berdasarkan langkah tersebut, dilakukan klasifikasi ke
dalam penggolongan secara sistematik.

4. Metode Hukum

Suatu metode yang dalam penyelidikannya menggunakan pendekatan yuridis atau


semata-mata melihat fenomena negara dari sudut pandang hukum sehingga faktor-
faktor non hukum dikesampingkan.

 Penganut aliran empiris-genetis adalah :

1. Metode historis-perbandingan
Suatu metode gabungan secara historis, penyelidikan dilakukan dengan analisis
terhadap kenyataan-kenyataan sejarah yaitu dicermati pertumbuhan dan
perkembangan fenomena negara, sebab-akibatnya sebagaimana terwujud dalam
sejarah. Kemudian dilakukan perbandingan fenomena negara di dunia dengan
memanfaatkan ilmu-ilmu lain seperti ekonomi, sosiologi, politik, dan kebudayaan.

2. Metode Dialektika
Digunakan filsuf Yunani Socrates dengan tanya jawab atau dialogis sebagai suatu
upaya untuk mendapatkan pengetahuan dan kebenaran.

3. Metode fungsional
Dalam penyelidikan meninjau fenomena negara di dunia tidak lepas satu dengan
lainnya sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan interdependansi.

4. Metode Sinkretis
Digunakan oleh G Jellinek menyelidiki fenomena negara dari dua sudut pandang
yaitu
dari aspek sosial khususnya sosiologi dan aspek yuridis. Dengan demikian metode
ini
melakukan penyelidikan terhadap negara melalui cara kerja menggabungkan faktor
hukum dan non hukum.

 Menurut Prof. Syahran Basah metode ilmu negara sebagai berikut :

11
a. Metode Deduksi, Proses penyelidikan atas asas asas yang bersifat umum yang
digunakan untuk menerangkan peristiwa peristiwa hkusus tertentu atau penjelasan
penjelasan teoritis yang bersifat umum terhadap fakta fakta yang bersifat konkrit.

b. Metode Induksi, kesimpulan umum yang diperoleh  proses pemikiran setelah


mempelajari peristiwa2 khusus atau peristiwa2 yang konkrit.

c. Metode Dialektis,  adalah metode tanya jawab atau dialog, proses penyelidikan


dilakukan dengan tanya jawab untuk mencoba mencari pengertian pengertian tertentu.

d. Metode Filosofis,  meninjau dan membahas objek penyelidikannya secara abstrak


dan idiil.

e. Metode Perbandingan, metode dengan mengadakan perbandingan diantara kedua


obyek   penyelidikan  atau lebih untuk menambah dan utk memperdalam ilmu

pengetahuan ttg obyek dan yang diselidiki.

f.  Metode Sejarah, metode yang didasarkan pada analisis dari kenyataan kenyataan
sejarah, ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangannya, sebab akibatnya
sebagaimana terwujud dalam sejarah dan hasil penyelidikan disusun asas asas umum
yang dapat dipergunakan .

g. Metode Sistematik,  metode dengan cara menghimpun bahan bahan yang sudah


tersedia,
terhadap bahan bahan itu dilakukan pelukisan, penguraian dan penilaian kemudian
dilakukan klasifikasi ke dalam golongan golongan suatu sistematik.  

h. Metode Hukum Yuridisch ( Legalitische Methode) Dalam proses penyelidikannya


meninjau dan membahas obyek penyelidikan dgn menitikberatkan kepada
segi2 yuridis, faktor2 yg bersifat non yuridis dikesampingkan dan
menitikberatkan  kepribadian hukumnya, selaku rechtspersoon (BH) dalam susunan
tata hukum.

i. Met.Sinkretis, dlm penyelidikannya meninjau dan membahas dengan cara


menggabungkan  faktor2 baik yg bersifat yuridis maupun non yuridis.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari paparan penjelasan diatas , maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai
dengan judul makalah “meringkas, membahas, dan menyimpulkan tentang: pengertian ilmu
negara, objek ilmu negara dan metode mempelajari ilmu negara “ Ilmu Negara Umum adalah
suatu ilmu pengetahuan tertentu, maka Ilmu Negara Umum akan mencari dan menetapkan
suatu ketentuan dan kebenaran terhadap pokok penyelidikannya, yaitu negara. 

Ilmu negara mempelajari hubungan ilmu negara dengan hukum tata negara, hubungan
ilmu negara dengan hukum administrasi negara dimana hubungan ini termuat hubungan ilmu
negara dengan ilmu perbandingan hukum tata negara,hubungan ilmu negara dengan hukum
internasional, hubungan ilmu negara dengan ilmu politik. Atas dasar pemahaman ilmu dan
pengetahuan dan pemahaman tentang negara, Georg Jellinek, sarjana Jerman, berupaya
mencari dan memahami mengapa terdapat persamaan, melalui informasi dijadikan satu,
digolongkan berdasarkan negaranya, membedakannya dari Staatswissenschaft dalam arti
luas, menggolongkan Staatswissenschaft dengan cara sama, dan menemukan temuan ilmiah

Perkembangan ilmu negara di Eropa continental melahirkan dua aliran besar yaitu
aliran normatif-yuridis dan aliran empiris-genetis. Aliran normatif-yuridis yaitu metode
deduksi, metode filosofis,metode sistematis dan metode hukum. Sedangkan Penganut aliran
empiris-genetis terdiri dari metode historis-perbandingan, metode dialektika, metode
fungsional, metode sinkretis. Menurut Prof. Syahran Basah metode ilmu negara terdiri dari
metode deduksi,metode induksi, metode dialektis, metode filosofis, metode perbandingan,
metode sejarah, metode sistematik, metode hukum yuridis dan metode sinkretis.

13
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Max BS. 2019. Ilmu Negara: Bahan Pendidikan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Universitas
Atmajaya

Lintje AM. 2018. Ilmu Negara. Yogyakarta: Andi

Suantra, Nurmawati. 2017. Ilmu Negara. Denpasar: Universitas Udayana

Sjachran Basah. 1997. Ilmu Negara. Cetakan ke VIII. Bandung: PT Citra Aditya Bakti

14

Anda mungkin juga menyukai