Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“IDENTITAS NASIONAL SUATU BANGSA DAN


NEGARA SERTA PERANAN PENTING KONSTITUSI
DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA"

Disusun Oleh :
Danil Safrizal - 213300516142
Dosen Pengampu :
Dr. Hamrin, S.H., M.H., M.Si.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NASIONAL
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini.

Tujuan pokok makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Hukum Konstitusi dan tujuan umumnya untuk memberikan beberapa informasi
dan pengetahuan.

Dalam penyusun makalah ini, penulis sadar masih banyak kekurangan


sumber dan informasi yang digunakan. Oleh karena itu penyusun meminta kepada
para pembaca untuk dapat memberikan tanggapan, masukan dan dapat
menambahkan isi dalam makalah yang telah dibuat serta memberikan saran yang
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik.

Jakarta, 10 Mei 2023

Danil Safrizal

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................... 6

1.5 Metode Penulisan ............................................................................................ 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Faktor Yang Menyebabkan Setiap Negara Memiliki Identitas Nasional Yang
Berbeda...........................................................................................................7

2.2 Faktor Yang Menyebabkan Setiap Negara Memiliki Identitas Nasional Yang
Berbeda..........................................................................................................8

2.3 Peran Konstitusi dalam Kehidupan Bernegara..............................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................14

3.2 Saran..............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara dalam pengertian sederhana dapat dipandang sebagai suatu organisasi
dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh
rakyatnya. Dalam pengertian yang lain, negara didefinisikan sebagai alat dari
masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan
manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam
masyarakat.
Bangsa adalah sekumpulan manusia atau orang yang mempunyai tujuan yang
sama sehingga dapat mengikat dan menjadikan suatu kesatuan, kekeluargaan,
perasaan, dan adat-istiadat yang sama, dan terorganisir pada satu wilayah hukum.
Oleh karena itu, jika negara dan bangsa tidak berkaitan maka kedua unsur tersebut
tidak akan terlaksana. Yang dimana negara itu terbentuk karena adanya bangsa, dan
suatu bangsa itu ada di dalam wilayah yang disebut dengan wilayah.
Identitas Nasional adalah tanda atau ciri khas pada salah satu bangsa yang
memberi perbedaan ciri-ciri bangsa satu dengan bangsa lain, karena identitas suatu
bangsa terletak pada konsep bangsa itu sendiri1. Secara etimologis, identitas nasional
berasal dari kata identitas dan nasional. Bangsa dalam pengertian politik adalah
masyarakat yang hidup diwilayahnya dan berada dalam kendali kedaulatannya.
Oleh karena itu, nasional mengacu pada fungsi karakteristik suatu kelompok yang
memiliki kesamaan karakteristik, fisik, citacita, dan tujuan.

Mayoritas dari masyarakat mengasosiakan identitas nasional mereka dengan


negara dimana mereka dilahirkan. Beragamnnya suku bangsa serta bahasa di
Indonesia, merupakan suatu tantangan besar bagi bangsa ini untuk tetap dapat
mempertahankan identitasnnya. Untuk itu, sebagai generasi muda Indonesia
seharusnnya sudah mengetahui apa itu identitas nasional bangsa kita. Namun pada
kenyataannya masih banyak generasi muda indonesia yang belum tahu tentang apa itu

1
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi, (Jakarta sinar:
Grafika, 2013), Ed.3, Cet. 1, hlm. 9-10.
4
identitas nasional dan apa saja wujud dari identitas nasional bangsa Indonesia itu
sendiri.
Seringkali kita marah ketika aset identitas nasional kita direbut atau ditiru oleh
Negara lain, tapi dalam pengaplikasiannya kita sebagai warga negara Indonesia hanya
bersikap pasif dan enggan untuk menggembangkannya. Identitas Nasional merupakan
pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara, Selain itu pembentukan Identitas
Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati bersama.
Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha
memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan Negara
sudah tidak perlu di tanyakan lagi, Terutama di dalam bidang Hukum.
Konstitusi negara tidak hanya terdiri dari teks yang terkandung dalam
teks. Konstitusi diharapkan hidup dalam perwujudan kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa. Penyelenggara wajib mentaati dan melaksanakan segala sesuatu yang
diatur dalam undang-undang dasar.
Untuk mengetahui tentang identitas nasional suatu bangsa dan negara, serta
bagaimana peranan penting konstitusi dalam kehidupan bernegara. Apakah sudah
berjalan dan terealisasikan dengan mengikuti dasar negara, yaitu pancasila.

5
1.2 Rumusan Masalah
 Apa Faktor Yang Menyebabkan Setiap Negara Memiliki Identitas Nasional Yang
Berbeda?

 Bagaimana Fungsi Kontrol Antar Negara dan Warga Negara Menurut Tiga Teori
Besar Dan Teori Yang tepat Untuk Negara Pancasila?
 Bagaimana Peran Konstitusi dalam Kehidupan Bernegara ?

1.3 Tujuan Masalah


Untuk menginformasikan suatu masalah yang akan dibuat karya ilmiah,
menganalisis suatu ide, dan membujuk pembaca untuk ikut berpikir secara kritis.

1.4 Manfaat Penulisan


Untuk melatih penulis agar menyuun karya ilmiah dengan baik dan benar.

1.5 Metode Penulisan

Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan melakukan


penelusuran pustaka, pencarian sumber-sumber yang relevan dan pencarian data
tambahan melalui internet.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Faktor Yang Menyebabkan Setiap Negara Memiliki Identitas Nasional Yang
Berbeda

Setiap negara memiliki kepribadian dan identitasnya masing-masing. Adapun


salah satu cara untuk memahami identitas negara ialah dengan membandingkan suatu
negara dengan negara yang lainnya, dengan melihat aspek umum dari negara tersebut.
Diatas segalanya, faktor-faktor yang menyebabkan setiap negara memiliki identitas
nasional yang berbeda diantara satu dengan lainnya, ialah :

1. Faktor Objektif ini meliputi faktor geografis dan demografis. Kondisi geografi
yang membentuk wilayah suatu Negara, dapat mempengaruhi adanya perkembangan
kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya pada suatu bangsa.

2. Faktor Subjektif ini meliputi faktor sosial, politik, kebudayaan dan juga sejarah
yang dimiliki oleh suatu bangsa. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi proses
terbentuknya masyarakat dan juga identitas bangsa dalam suatu Negara.2

3. Faktor primer ini meliputi etnis, teritorial, bahasa, dan juga agama. Indonesia
sendiri merupakan bangsa yang memiliki berbagai macam budaya, bahasa dan agama.
Meskipun unsur-unsur tersebut berbeda-beda dan memiliki ciri khas masing-masing,
namun hal tersebut bisa menyatukan masyarakat menjadi bangsa Indonesia.

4. Faktor ini meliputi komunikasi dan teknologi, seperti lahirnya angkatan bersenjata
dalam kehidupan negara. Dalam hubungan ini, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
suatu bangsa merupakan identitas nasional yang dinamis.

Maka dari itu, pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat dipengaruhi
oleh kemampuan dan prestasi masyarakat Indonesia. Semuanya tergantung apakah
bangsa Indonesia mau dan mampu membangun bangsa untuk memajukan bangsa dan
negara Indonesia.

2
Ahmad, Identitas Nasional: Pengertian, Faktor, Jenis dan Unsur-unsurnya.
7
5. Faktor penarik ini meliputi bahasa, birokrasi yang tumbuh dan sistem pendidikan.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sudah ditetapkan menjadi bahasa nasional
dan kesatuan nasional. Masing-masing suku yang ada di Indonesia masih tetap
menggunakan bahasa dari daerahnya masing-masing.

6. Faktor reaktif ini meliputi dominasi, pencarian identitas dan juga penindasan.
Seperti yang sudah diketahui bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah beratus-ratus
tahun oleh bangsa asing. Hal ini mewujudkan memori bagi rakyat Indonesia. Memori
akan perjuangan, penderitaan dan semangat yang hadir dalam masyarakat untuk
memperjuangkan kemerdekaan.

Bangsa Indonesia dibangun dari masyarakat lama sehingga membentuk kesatuan


dengan prinsip nasionalis modern. Maka dari itu, dalam pembentukan identitas
nasionalnya, sangat erat dengan unsur-unsur sosial, ekonomi, budaya, geografis, dan
juga agama.

Contohnya ialah ketika kita mendengar kata Barat, maka kita akan
menggambarkannya sebagai masyarakat yang individualistis, rasional,dan memiliki
kemajuan dibidang teknologi. Dan ketika kita mendengar kata Jepang, maka kita akan
menggambarkannya sebagai masyarakat yang berteknologi tinggi namun masih
mewarisi tradisi orientalnya. Dan apabila kita mendengar Indonesia, maka akan
tergambar masyarakat yang terkesan dengan keramahannya dan kekayaan budayanya.

2.2 Fungsi Kontrol Antar Negara dan Warga Negara Menurut Tiga Teori Besar
Dan Teori Yang tepat Untuk Negara Pancasila

- Pluralis, Orang-orang pluralis melihat negara sebagai wadah atau tempat dimana
kelompok masyarakat yang berbeda bersaing satu sama lain. Misi masyarakat
memberikan arah kebijakan nasional. Pandangan orang-orang pluralis ini persis
seperti yang diucapkan oleh Hobbes dan John Locke, bahwasannya masyarakat itu
lebih awal dari negara. Negara secara normatif harus tunduk pada masyarakat, karena
masyarakatlah yang menjadikan negara dan bukan sebaliknya.

- Marxis, Teori marxis menyatakan sesungguhnya Negara ialah seperangkat institusi


yang digunakan oleh borjuasi untuk menjalankan kekuasaan mereka. Dari sudut

8
pandang ini, perbedaan dari pluralisme sangat jelas. 3Sedangkan teori pluralis melihat
aturan kekuasaan atas warga negara, akan tetapi teori marxis melihat atas negaranya.
Marxis Antonio italia Gramsci memperkenalkan istilah ”hegemoni” untuk
menggambarkan bagaimana negara melakukan penindasan, tetapi tanpa menimbulkan
perasaan penindasan, bahkan masyarakat bisa dikontrol dan didominasi oleh negara.
Hegemoni yang ia deskripsikan adalah ketaatan dengan ide, nilai, pemikiran, dan
sebagainya. Oleh karena itu, yang dimaksud oleh Gramsci tentang hegemoni mengacu
pada konsep kepatuhan terhadap state of mind seseorang atau warga negara.

- Sintesis Sebuah sudut pandang yang memadukan kedua pandangan tersebut ialah
teori strukturasi yang dicetuskan oleh Anthony Giddens. Dia memahami bahwa ada
kata kunci dalam dua teori diatas. Singkatnya, struktur dan agensi selalu dialektika,
dan harus dilihat sebagai dualitas, yang saling mempengaruhi dan terus maju.
4
Giddens menyebut teori struktural sebagai penolakan (oposisi) dualisme. Giddens
mengusulkan gagasan dualitas antara aktor dan struktur. Dualitas aktor dan struktur,
serta sentralitas ruang dan waktu, merupakan dua tema sentral yang membentuk poros
teori strukturasi. Dualitas berarti bahwa perilaku dan struktur saling mengandaikan.

Teori yang tepat untuk Negara kita ialah teori strukturasi. Karena, warga negara
memiliki hak untuk mematuhi aturan negara, yang dimana telah tercermin dalam
praktik sosial keseharian kita. Semua negara dan warga negara memiliki hak dan
kewajiban sesuai dengan bagiannya.

Sementara negara mempunyai kewenangan untuk mengarahkan warganya, warga


pun juga memiliki kemampuan untuk mengontrol negara. Salah satu contohnya ialah
kebijakan pemerintah menaikkan minyak tanah (BBM). Pemerintah mungkin telah
menaikkan harga bahan bakar dengan hati-hati untuk menghemat anggaran negara,
tetapi mungkin akhirnya dihapuskan dibawah tekanan publik yang kuat.

2.3 Peran Konstitusi dalam Kehidupan Bernegara

Peran konstitusi negara dalam melindungi kehidupan warga negara pasca


merebaknya Covid-19 di Indonesia, salah satu contohnya . Kesehatan merupakan
salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting dan merupakan bagian dari hak
asasi manusia, terkhusus di Indonesia. Penunjang pemeliharaan Kesehatan merupakan

3
Anshori, Isa (2009) Negara, Ideologi dan Pendidikan dalam pandangan Antonio Gramsci dan Louis
Althusser. HALAQA: Jurnal Kependidikan dan KeIslaman, 8 (1). pp. 1-100. ISSN 1412-9302 ISSN 1412-9302,
4
Isa Anshori, Dinamika Pesantren: Pemaknaan Sosial, Ideologi dan Ekonomi di Kalangan Elite
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, Sidoarjo: Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Press, 2012. Hlm. 77.
9
bagian dari hak asasi manusia yang memerlukan sarana dan prasarana seperti fasilitas
kesehatan atau pelayanan medis yang baik dan sesuai.

Sebagaimana tercantum dalam pasal 28H (1) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia (UUD NRI 1945): “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Kemudian dalam pasal 34 (3) UUD NRI
hal ini diperjelas lagi sebagai berikut: “Negara bertanggung jawab atas penyediaan
5
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum umum yang layak”.

Ketentuan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan


bahwa negara mempunyai tugas mutlak dan sentral untuk menunjang kesejahteraan
rakyat Indonesia dengan menyediakan fasilitas kesehatan yang bermutu dan memadai
bagi semua orang, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 34 ayat 2 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 “Negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”. Artinya ialah tidak ada
diskriminasi dalam pemenuhan hak masyarakat Indonesia atas kesehatan. Setiap orang
harus memperlakukan setiap orang secara setara ketika menerima layanan dari
institusi medis tersebut.6

Kedudukannya berada di atas segala peraturan perundang-undangan yang ada.


Sehingga tidak ada materi perundang-undangan lain yang isinya bertentangan dengan
konstitusi. Oleh karena itu, konstitusi tidak dapat diubah seperti halnya mengubah
undang-undang.

Konstitusi yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Undang-Undang Dasar (UUD)
1945. UUD 1945 berbentuk dokumen tertulis yang memuat hukum dasar dan
pedoman pembentukan peraturan.

Berikut contoh fungsi konstitusi dalam kehidupan bernegara :

- Alat Pembatas Kekuasan Berdasarkan Pasal 1 UUD 1945, kekuasaan tertinggi


negara berada di tangan rakyat. Kekuasaan negara atas nama rakyat dilaksanakan oleh
lembaga negara. Setiap lembaga memiliki hubungan kewenangan dan saling
mengawasi.
5
pasal 28H (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI 1945)
6
Qodar Purwo Sulistyo,Kaharudin Putra Samudra, PERAN KONSTITUSI NEGARA DALAM MENGAWAL
BANGKITNYA KEHIDUPAN WARGA NEGARA PASCA WABAH VIRUS COVID-19, Print-ISSN 2355– 4622
Online-ISSN 2622-9021Vol. 7, No. 2, OktoberMaret 2020, hh. 95-102
10
Contohnya, Presiden mengimbangi DPR dengan ikut serta membahas dan
memberikan persetujuan terhadap pembentukan undang-undang. Sebaliknya, DPR
juga mengimbangi presiden dalam pelaksanaan regulasi.

- Penjamin Hak Asasi Manusia Batang tubuh UUD 1945 memuat tentang jaminan
terhadap hak-hak dasar manusia dan warga negara. Kewajiban pemerintah
mewujudkannya adalah melalui perlindungan fakir miskin dan anak telantar,
memajukan kesejahteraan melalui pendidikan, dan melindungi segenap bangsa
Indonesia.

Fungsi Transformatif Jika kandungan UUD 1945 dinilai tidak lagi relevan dengan
perkembangan masyarakat, konstitusi ini terbuka untuk diubah. UUD 1945
mengalami perubahan pada tahun 1999-2002. Perubahannya memuat penghapusan
Dewan Pertimbangan Agung atau DPA dan kehadiran lembaga baru yaitu MK dan
KY. Kehadiran MK dan KY untuk memperkuat keberadaan kekuasaan kehakiman
sebagai lembaga penegak hukum.

- Sumber Hukum Tertinggi UUD 1945 memiliki supremasi sebagai sumber hukum
tertinggi. Kedudukannya lebih tinggi dibanding kekuasaan. Supremasi ini dimuat
dalam Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara
hukum.7

- Piagam Kelahiran Negara Baru dan Identitas Nasional

UUD 1945 disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi
kemerdekan Republik Indonesia. UUD 1945 menjadi tanda lahirnya negara baru yang
merdeka sekaligus sebagai identitas nasioal dan lambang persatuan.

Konstitusi merupakan kumpulan asas, prinsip, dasar dan kaidah hukum yang mengatur
suatu organisasi atau sebagai sebuah manifesto pernyataan-pernyataan dari pembentuk
UUD yang secara umum hendak diwujudkan.

Sementara itu, “Mahkamah Konstitusi dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia”.,


salah satu hasil dari perubahan UUD 1945 yang mendasar adalah perubahan secara
substansial format kelembagaan negara, terutama yang menyangkut lembaga negara,
tugas, wewenang, hubungan kerja dan mekanisme kerja lembaga yang bersangkutan.

7
Pasal 1 ayat 3 UUD 1945
11
Selain itu, juga implikasi amendemen UUD 1945 mengakibatkan semua insititusi
pada lapisan supra struktur kenegaraan dan pemerintahan harus ditata kembali. Tidak
heran pasca Perubahan UUD 1945, pembentuk Undang-Undang dalam hal ini DPR
dan Pemerintah, banyak melakukan perubahan atau menyusun Undang-Undang yang
dibutuhkan sebagai peraturan pelaksana terutama dalam konteks yang berkaitan
dengan lembaga-lembaga negara..

Sebelum amendemen UUD 1945, struktur kelembagaan negara Indonesia mengenal


adanya lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara. Pada masa tersebut, Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai lembaga tertinggi negara merupakan
penjelmaan dari pemegang kedaulatan, yaitu seluruh rakyat Indonesia. MPR
kemudian mengangkat Presiden dan melimpahkan kewenangan melaksanakan
kehendak rakyat kepada Presiden dalam hal ini juga disebut sebagai mandataris MPR.
Dalam melaksanakan tugasnya, Presiden dibantu oleh menteri-menteri, dan dengan
kata lain, Presiden menyalurkan sebagian kekuasaannya kepada para menteri.

Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam naskah penjelasan UUD 1945 sebelum
amandemen yang dahulu lebih dikenal dengan sebutan 7 (tujuh) sistem pokok
pemerintahan sebagai berikut: Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum;
Sistem konstitusional; Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis
Permusyawaratan Rakyat; Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara yang
tertinggi di bawah Majelis; Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan
Perwakilan Rakyat; Menteri negara ialah pembantu Presiden, menteri negara tidak
bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat; Kekuasaan kepala negara tidak
tak terbatas.

Lembaga negara terkadang disebut dengan istilah lembaga pemerintahan, lembaga


pemerintahan nondepartemen, atau lembaga negara saja. Pembentukan lembaga
negara tersebut ada yang berdasarkan atau karena diberi kekuasaan oleh UUD, UU
bahkan ada yang hanya dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden. Tentu saja
hirerarki kedudukannya tergantung pada derajat pengaturannya menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku,”

Di tingkat pusat, dapat diklasifikasikan empat tingkat kelembagaan, yaitu Lembaga


yang dibentuk berdasarkan UUD yang diatur dan ditentukan lebih lanjut dalam atau
dengan UU, PP, Perpres, dan Keppres; Lembaga yang dibentuk berdasarkan UU yang
diatur atau ditentukan lebih lanjut dalam atau dengan PP, Perpres, dan Keppres;
Lembaga yang dibentuk berdasarkan PP atau Perpres yang ditentukan lebih lanjut
12
dengan Keppres.

“Lembaga pada tingkat pertama yang lebih dikenal dengan lembaga negara pada
tingkat konstitusi misalnya adalah Presiden, Wakil Presiden, DPR, DPD, MPR, MA,
MK, BPK. Kewenangan lembaga tingkat pertama ini diatur dalam UUD dan dirinci
lagi dalam UU, selanjutnya pengangkatan para anggotanya ditetapkan dengan
Keputusan Presiden sebagai pejabat adminstratif negara yang tertinggi,”

Lembaga-lembaga tingkat kedua, lembaga yang dibentuk berdasarkan UU yang


berarti sumber kewenangannya berasal dari pembentuk undang-undang. Proses
pemberian kewenangan kepada lembaga-lembaga ini melibatikan peran DPR dan
Presiden, atau untuk hal-hal tertentu melibatkan pula peran DPD. Karena itu,
pembubaran atau pengubahan bentuk dan kewenangan lembaga semacam ini juga
memerlukan keterlibatan DPR dan Presiden. Jika pembentukannya melibatkan peran
DPD, maka pembubarannya juga harus melibatkan peran DPD. Misalnya, Kejagung,
BI, KPU, KPK, KPI, PPATK, Komnas HAM, dan sebagainya dibentuk berdasarkan
UU dan karena itu tidak dapat diubah atau dibubarkan kecuali dengan mengubah atau
mencabut undang-undangnya.

Pada tingkat ketiga,lembaga-lembaga yang sumber kewenangannya murni dari


Presiden sebagai kepala pemerintahan, sehingga pembentukannya sepenuhnya
bersumber dari beleid Presiden (presidential policy). Artinya, pembentukan,
perubahan, ataupun pembubarannya tergantung kepada kebijakan Presiden semata.
Pengaturan mengenai organisasi lembaga negara yang bersangkutan juga cukup
dituangkan dalam Peraturan Presiden yang bersifat regeling dan pengangkatan
anggotanya dilakukan dengan Keputusan Presiden yang bersifat beschikking.

“Yang lebih rendah lagi tingkatannya ialah lembaga yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Menteri. Atas inisiatif menteri sebagai pejabat publik berdasarkan
kebutuhan berkenaan dengan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan di bidang-
bidang yang menjadi tanggung jawabnya, dapat saja dibentuk badan, dewan, lembaga,
ataupun panitia-panitia yang sifatnya tidak permanen dan bersifat spesifik. Jika
dikaitkan dengan hal tersebut di atas, maka dapat dikemukakan bahwa dalam UUD
1945, terdapat tidak kurang dari 28 subjek hukum kelembagaan atau subyek hukum
tata negara dan tata usaha negara yang disebut keberadaannya dalam UUD 1945.
Subjek-subjek hukum kelembagaan itu dapat disebut sebagai organ-organ negara
dalam arti luas. Dari 28 organ tersebut, tidak semua ditentukan dengan jelas
keberadaannya dan kewenangannya dalam UUD 1945.
13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting dan
merupakan bagian dari hak asasi manusia, terkhusus di Indonesia. Penunjang
pemeliharaan Kesehatan merupakan bagian dari hak asasi manusia yang memerlukan
sarana dan prasarana seperti fasilitas kesehatan atau pelayanan medis yang baik dan
sesuai. Ketentuan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan bahwa negara mempunyai tugas mutlak dan sentral untuk menunjang
kesejahteraan rakyat Indonesia dengan menyediakan fasilitas kesehatan yang bermutu
dan memadai bagi semua orang, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 34 ayat 2
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 «Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan». Kedudukannya berada di atas segala peraturan perundang-undangan
yang ada.
Sehingga tidak ada materi perundang-undangan lain yang isinya bertentangan dengan
konstitusi. Konstitusi yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Undang-Undang Dasar
1945. UUD 1945 berbentuk dokumen tertulis yang memuat hukum dasar dan
pedoman pembentukan peraturan.

Berikut contoh fungsi konstitusi dalam kehidupan bernegara :


- Alat Pembatas Kekuasan Berdasarkan Pasal 1 UUD 1945, kekuasaan tertinggi
negara berada di tangan rakyat. Kekuasaan negara atas nama rakyat dilaksanakan oleh
lembaga negara. Contohnya, Presiden mengimbangi DPR dengan ikut serta membahas
dan memberikan persetujuan terhadap pembentukan undang-
undang. Sebaliknya, DPR juga mengimbangi presiden dalam pelaksanaan regulasi.

- Penjamin Hak Asasi Manusia Batang tubuh UUD 1945 memuat tentang jaminan
terhadap hak-hak dasar manusia dan warga negara. Kewajiban pemerintah
mewujudkannya adalah melalui perlindungan fakir miskin dan anak
telantar, memajukan kesejahteraan melalui pendidikan, dan melindungi segenap
bangsa Indonesia. Supremasi ini dimuat dalam Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 yang
menyatakan bahwa Indonesia adalah negara hukum.
14
UUD 1945 menjadi tanda lahirnya negara baru yang merdeka sekaligus sebagai
identitas nasioal dan lambang persatuan

3.2 Saran
Demikian yang dapat penyusun paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Identitas Nasional: Pengertian, Faktor, Jenis dan Unsur-unsurnya.


https://www.gramedia.com/literasi/identitas -nasional/

Anshori, Isa (2009) Negara, Ideologi dan Pendidikan dalam pandangan Antonio Gramsci dan
Louis Althusser. HALAQA: Jurnal Kependidikan dan KeIslaman, 8 (1). pp. 1-100. ISSN
1412-9302 ISSN 1412- 9302, Vol. 8, No.1, hal 57-66, Sidoarjo, April 2009.
http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/39586

I Putu Ari Astawa, IDENTITAS NASIONAL, hlm. 3.


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pend idikan_1_dir/20bb958d430cc7d21ef6c2b58
d14da41.pdf

Qodar Purwo Sulistyo,Kaharudin Putra Samudra, PERAN KONSTITUSI NEGARA


DALAM MENGAWAL BANGKITNYA KEHIDUPAN WARGA NEGARA PASCA
WABAH VIRUS COVID-19, Print-ISSN 2355–4622 OnlineISSN 2622-9021Vol. 7, No. 2,
OktoberMaret 2020, hh. 95-102 https://juridiksiam.unram.ac.id/index.php/ju
ridiksiam/article/view/130/62

16

Anda mungkin juga menyukai