Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

"IDENTITAS NASIONAL"

DI SUSUN OLEH :

AGUS ANDIKA PUTRA (202161094)

DOSEN MATA KULIAH : MULIADI SALENDA,S.PD.,M.SI

UNIVERSITAS SULAWESI TENGGARA


FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah kami yang berjudul
"Identitas Nasional" dengan ini dapat terselesaikan dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Muliadi Salenda, S.Pd.,M.Si selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Sulawesi Tenggara yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai identitas nasional. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini. Mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata -
kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda
demi perbaikan makalah ini.

Kendari, 30 Maret 2022

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................

I.1. Latar Belakang............................................................................................

I.2. Rumusan Masalah........................................................................................

I.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................

II.1. Pengertian Identitas Nasional ....................................................................

II.2. Faktor Pendukung Identitas Nasional........................................................

II.3. Parameter Identitas Nasional ......................................................................

II.4. Unsur Pembentukan Identitas......................................................................

II.5. Karakteristik Identitas Nasional..................................................................

II.6. Proses Berbangsa Dan Bernegara...............................................................

II.7. Bangsa Dan Negara.....................................................................................

II.8. Teori Terbentuknya Negara........................................................................

II.9. Sifat-Sifat Negara........................................................................................

II.10. Proses Terbentuk Bangsa Negara Indonesia..............................................

BAB III PENUTUP.................................................................................................

III.1. Kesimpulan..................................................................................................

III.2. Saran............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Hakikatnya, sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita mengerti dan memahami arti
serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam Identitas Nasional.Identitas Nasional
merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara, Selainitu pembentukan Identitas
Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah disepakati bersama. Menjunjung tinggi dan
mempertahankan apa yang telah ada danberusaha memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan
di dalam diri suatu Bangsa danNegara sudah tidak perlu di tanyakan lagi, Terutama di dalam
bidang Hukum.

Seharusnya Hal-hal yang seperti ini, Siapapun orang mengerti serta paham Aturan-aturan
yang ada di suatu Negaranya, Tetapi tidak sedikit orang yang acuh dantidak perduli seolah-olah
tidak mempermasalahkan kekliruan yang terjadi diNegaranya, Dan yang paling memprihatinkan
seolah-olah masyarakat membiarkandan bisa dikatakan mendukung, Pernyataan tersebut dapat
dibenarkan dan dilihat darisikap dan tanggapan masyarakat dari kekeliruan di bidang hukum di
dalam Negaratercinta ini.

Maka dari itu Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipelajari hingga diterapkan pada
kehidupan sehari-hari. Agar Masyarakat di Negara tercinta ini dapat mengubah dan memperbaiki
segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan Negara tercinta ini lebih baik lagi dari sebelumnya.
Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri sebagai masyarakat yang ada di Negara dan Bangsa ini
yang dapat mengubah segala kekeliruan yang terjadi.

I.2. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Pengertian Identitas Nasional?

2. Jelaskan Faktor Pendukung Identitas Nasional?

3. Jelaskan Parameter Identitas Nasional?

4. Jelaskan Unsur Pembentukan Identitas?

5. Jelaskan Karakteristik Identitas Nasional?

6. Jelaskan Proses Berbangsa Dan Bernegara?

7. Apa Itu Bangsa Dan Negara?

8. Jelaskan Teori Terbentuknya Negara?

9. Sebutkan Sifat-Sifat Negara?

10. Jelaskan Proses Terbentuk Bangsa Negara Indonesia?


I.3. Tujuan penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Identitas Nasional

2. Untuk Mengetahui Pendukung Identitas Nasional

3. Untuk Mengetahui Parameter Identitas Nasional

4. Untuk Mengetahui Unsur Pembentukan Identitas

5. Untuk Mengetahui Karakteristik Identitas Nasional

6. Untuk Mengetahui Proses Berbangsa Dan Bernegara

7. Untuk Mengetahui Apa Itu Bangsa Dan Negara

8. Untuk Mengetahui Teori Terbentuknya Negara

9. Untuk Mengetahui Sifat-Sifat Negara

10. Untuk Mengetahui Proses Terbentuk Bangsa Negara Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Identitas Nasional

Identitas Nasional merupakan istilah yang terdiri dari dua kata yaitu identitas dan
nasional. Secara harfiah, identitas adalah ciri-ciri, jatidiri atau tanda yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang berguna untuk membedakannya dengan sesuatu yang lain.

Kata nasional adalah identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang terikat
karena kesamaan, baik kesamaan budaya, agama, fisik, keinginan, atau cita-cita. Identitas
nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang
membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.

Berdasarkan hal itu, setiap bangsa yang ada saat ini memiliki identitasnya masing-
masing sesuai dengan keunikan, sifat dan karakter dari suatu bangsa. Hal ini tergantung dari
bagaimana suatu bangsa terbentuk secara historis. Identitas nasional yang dimiliki oleh suatu
bangsa tidak bisa dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa.

Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi nilai-nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-
ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam
kehidupannya.

Identitas nasional mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat di suatu negara,
hal itu merupakan suatu yang terus menerus berkembang dan bersifat terbuka.

Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan, adat
istiadat, serta karakter khas suatu negara. Seperti bahasa daerah, tarian daerah, musik-musik
daerah, dan lain sebagainya.

Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol


kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia,
Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila,
Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat, pahlawan – pahlawan rakyat pada masa perjuangan
nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain – lain.

II.2. Faktor Pendukung Identitas Nasional

1. Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi:

· Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis


· Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, social, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia (Suryo, 2002)

2. Menurut Robert de Ventos, dikutip Manuel Castelles dalam bukunya “The Power of Identity”
(Suryo, 2002), munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis ada 4
faktor penting, yaitu:

· Faktor primer, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya.

· Faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan


bersenjata modern dan pembanguanan lainnya dalam kehidupan bernegara.

· Faktor penarik, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya
birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional

· Faktor reaktif, pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa
Indonesia yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan
dari penjajahan bangsa lain

II.3. Parameter Identitas Nasional

Parameter artinya suatu ukuran atau patokan yang dapat digunakan untuk
menyatakan sesuatu itu menjadi khas. Parameter identitas nasional berarti suatu ukuran
yang digunakan untuk menyatakan bahwa identitas nasional itu menjadi ciri khas suatu
bangsa.

Indikator identitas nasional itu antara lain:

1. Pola perilaku yang nampak dalam kegiatan masyarakat:

adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan.

2. Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan negara:

bendera, bahasa, lagu kebangsaan.

3. Alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan:

bangunan, peralatan manusia, dan teknologi.

4. Tujuan yang dicapai suatu bangsa:

budaya unggul, prestasi di bidang tertentu.

II.4. Unsur Pembentukan Identitas Nasional


Para pendiri negara Indonesia sudah menyepakati unsur-unsur identitas nasional.
Identitas nasional negara Indonesia dituliskan secara resmi dalam UUD 1945 Pasal 35
sampai 36. Berikut adalah unsur-unsur identitas nasional:

1. Bendera Indonesia

Pasal 35 UUD 1945 berbunyi ‘Bendera Negara Indonesia ialah Sang merah Putih’. Merah
memiliki arti berani dan putih memiliki arti suci. Lambang merah putih ini sudah tidak
asing lagi sejak masa kerajaan.Tidak hanya dipakai oleh kerajaan Majapahit saja,
kerajaan kediri juga memakai panji merah putih sebagai lambang kebesarannya. Bendera
merah putih ini pertama kali digunakan di Jawa pada Oktober 1928, tepatnya hari
sumpah pemuda. Namun ketika pemerintahan kolonialisme, bendera merah putih dilarang
untuk dikibarkan. Akhirnya, bendera merah putih menjadi bendera resmi pada tanggal 17
Agustus 1945. Bendera merah putih bukan sembarang bendera, karena memiliki ukuran
khusus, Ukuran bendera merah putih diatur dalam undang-undang nomor 24 tahun 2009
pasal 4 ayat 1 dan 3.

2. Bahasa Indonesia

Pasal 36 UUD 1945 berbunyi ‘Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia’. Bahasa Indonesia
menjadi bahasa nasional atau bahasa persatuan. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu Riau. Seiring waktu bahasa ini selalu berkembang dan mengalami perubahan.
Bahasa Indonesia diawali sejak Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa
Indonesia merupakan usulan dari Muhammad Yamin. Pada saat itu ia mengatakan bahwa
hanya ada dua bahasa yang bisa menjadi bahasa persatuan, antara bahasa Jawa dan
bahasa Melayu, namun dalam kedepannya, bahasa Melayu lah yang akan menjadi bahasa
persatuan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan, karena bangsa Indonesia
memiliki berbagai jenis bahasa.

3. Lambang Negara Indonesia

arti dan makna lambang garuda pancasila Pasal 36A UUD 1945 berbunyi ‘Lambang
Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika’. Garuda pancasila
dan semboyan Bhineka Tunggal Ika dipilih menjadi lambang negara dan semboyan
negara. Burung Garuda yang dikenal dari mitologi kuno merupakan kendaraan Wishnu.
Burung Garuda ini menggambarkan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan
kuat. Burung Garuda sebagai simbol ikatan persatuan dan menyatunya rakyat Indonesia
yang heterogen. Lambang Garuda Pancasila dirancang oleh panitia Lencana Negara yang
diketuai Sultan Hamid II. Lambang ini akhirnya disempurnakan oleh Soekarno dan
diresmikan pertama kali pada tanggal 11 Februari 1950. Di dalam burung Garuda
Pancasila terdapat simbol-simbol untuk setiap sila. Sila pertama bergambar bintang emas,
sila kedua dilambangkan dengan tali rantai berwarna emas, sila ketiga dilambangkan
dengan pohon beringin, sila keempat dilambangkan dengan kepala banteng, dan untuk sila
kelima dilambangkan dengan padi dan kapas.

4. Semboyan Bangsa Indonesia

Sedangkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti ‘berbeda-beda tapi tetap satu
jua’. Semboyan negara ini merupakan kutipan dari Kitab Sutasoma dari Mpu Tantular.
Semboyan ini dipilih untuk menggambarkan persatuan negara Indonesia yang memiliki
keberagaman suku, ras, agama, budaya, dan bahasa

5. Lagu Kebangsaan Indonesia

Pasal 36B UUD 1945 berbunyi ‘Lagu kebangsaan ialah Indonesia Raya’. Lagu Indonesia
Raya dipilih menjadi lagu kebangsaan Indonesia. Lagu ini diciptakan oleh Wage Rudolf
Soepratman, dan diperkenalkan pertama kali pada sumpah pemuda, 28 Oktober 1928 di
Batavia. Lirik lagu Indonesia Raya pertama kali dipublikasi di surat kabar Sin Po. Lagu
kebangsaan Indonesia pertama kali dikumandangkan di depan Kongres Pemuda Kedua,
namun setelah itu pemerintah kolonial melarang penyebutan lagu Indonesia Raya. Meski
begitu, pemuda Indonesia tidak gentar dan mereka tetap menyanyikan lagu Indonesia
Raya. Pasal 36C UUD 1945 merupakan pasal ketentuan lebih lanjut tentang unsur-unsur
identitas nasional. Pasal 36C berbunyi: “Ketentuan lebih lanjut mengenai bendera, bahasa
dan lambang negara serta lagu kebangsaan diatur dengan undang-undang.”

6. Dasar Falsafah Negara

Pancasila menjadi dasar falsafah negara. Terdiri dari lima dasar yang menjadi ideologi
negara bangsa Indonesia. Pancasila adalah identitas nasional Indonesia yang memiliki
kedudukan sebagai ideologi dan dasar negara.

7. Konstisusi Negara Indonesia

UUD 1945 menjadi konstitusi atau hukum dasar negara. UUD 1945 merupakan hukum
yang tertulis dan memiliki kedudukan tertinggi dalam peraturan perundangan. UUD 1945
dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan dan bernegara. UUD 1945 sudah digunakan
sejak Indonesia merdeka. Sehari setelah proklamasi , atau pada tanggal 18 Agustus 1945,
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengesahkan naskah yang kini menjadi
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

II.5. Karasteristik Identitas Nasional

Karakteristik identitas nasional mengacu pada kebiasaan atau pola hidup yang menjadi ciri khusus
masyarakat yang menempati wilayah tersebut. Negara kita Indonesia, memiliki 8 karakteristik identitas
nasional, sebagai berikut:
1. DibangunAtas Pengalaman Bangsa

Pandangan mungkin dibangun dari pengalaman, misalnya, pentingnya bahasa, agama atau etnis dari
negara-negara emigrasi dan imigrasi. Pengalaman yang dibawa dari yang pertama dapat dilihat sebagai
kontribusi khusus dari tawaran tawar-menawar pemuda imigran mengenai identitas nasional yang baru.
Tawaran gabungan akan, melalui proses negosiasi yang berkelanjutan, membentuk pandangan, lebih
atau kurang stabil, pada ‘Humoris’ dan kemungkinan milik ‘kehendak’ ini. Pencapaian identitas nasional
yang lebih tinggi seperti asas hukum adat.

2. Adanya Komitmen

Identitas nasional merupakan penjelasan yang aneh tentang komitmen terhadap tanah air. Ini adalah
pernyataan bahwa orang-orang tidak ada (hanya) sebagai akibat dari pemaksaan eksternal dan ingin
hidup (hanya) dengan perhitungan politik mereka tentang keuntungan teoritis dan praktis mereka di
bawah pengawasan nasional tertentu tetapi karena mereka milik yang selalu istimewa berkembang biak
manusia dengan siapa mereka berbagi karakteristik tertentu.

Independen dari kehendak politik yang khusus dan dapat berubah dari seorang warga negara harus ada
karakter nasional yang alami , yang tidak hanya menekankan hubungan dengan orang itu sendiri, tetapi
juga subordinasi di bawah yang sama – tepat otoritas politik nasionalnya sendiri. Pengatur Sebuah
Masyarakat

Identitas nasional adalah formula rasis modern untuk ketidakteraturan nasionalisme, sebuah dogma
yang memang tidak memiliki bukti, tetapi beberapa pameran. Mereka seharusnya mengilustrasikan
karakteristik asli,yang umum , yang membuat sejumlah orang menjadi orang, bahkan ketika mereka
bukan orang-orang dari satu (dan sama) negara.

3. Memiliki Bahasa umum

Prosedur reinterpretasi sederhana yang sama, yang menurutnya indikasi ini dipilih: kesamaan-
kesamaan, yang dikembangkan karena kepentingan negara yang diberlakukan, disajikan sebagai
kekhasan pra-politik yang harus diperhitungkan oleh negara. Suatu bahasa nasional, pada akhirnya,
bukanlah produk dari perkembangan primitif alami dari dialek yang diucapkan, tetapi sebuah artefak
dominasi politik, kadang-kadang bahasa “standar”, sebagai bahasa umum yang ditegakkan di dalam
kekuasaan; kadang-kadang “pejabat” didirikan sebagai sarana komunikasi resmi dan bisnis tanpa
memperhatikan idiom yang diadopsi secara acak seperti perenana pers dalam masyarakat demokrasi.

4. Menyamakan Pandangan dan Tujuan Bersama

Tidak ada kepentingan umum yang akan muncul karena bahasa umum di antara mereka yang berbicara.
Apakah mereka memiliki pandangan atau tujuan yang sama atau berbeda tidak ada hubungannya
dengan bahasa mereka itu tersedia tanpa pandang bulu untuk mengekspresikan pikiran kepada siapa
pun yang menguasainya. Bahwa sebaliknya semua konflik dan perbedaan menjadi tidak relevan oleh
kesamaan bahasa yang sama adalah penipuan kasar dan masuk akal hanya bagi mereka yang menuntut
bahwa di samping identitas înationalî semua kepentingan lain harus tetap diam.

5. Memiliki Kebudayaan umum


Jika karya seni dianggap sebagai properti budaya nasional, ini tidak dapat terletak pada karya seni itu
sendiri nada musik dan sajak membawa, pada akhirnya, tidak ada warna nasional dan bukan karena
mereka umumnya menyenangkan penilaian rasa adalah, seperti yang diketahui, subyektif, dan tidak
bergantung pada asal suatu karya seni. Kenyataan bahwa seni, yang seharusnya selalu merupakan
ekspresi individu yang paling individual, tetap dianggap sebagai milik nasional, berutang lagi hanya
untuk kepentingan negara. Dengan perampasan produk-produk intelektual, kekuasaan negara itu sendiri
ingin berpartisipasi dalam dunia intelektual, dan merayakannya sendiri di dalamnya. Oleh karena itu
juga memastikan bahwa orang-orang tahu ìitsî penyair dan pemikir, setidaknya dengan nama.

6. Adanya Sejarah umum

Siapa pun yang menyebutnya sebagai ikatan pemersatu tidak berarti bagaimanapun manuver masa lalu
para pemburu dan pengumpul pra-negara, tetapi apa yang dapat menunjukkan pencapaian politik
negara saat ini dan para pendahulunya yang sah dan pengenaan mereka, sebagai suatu peraturan,
adalah sejarah pembantaian yang lebih kecil dan lebih besar, yang memiliki kehidupan dan kesehatan
yang tenang dalam prosedur politik mata pelajaran saat ini.

Populasi saat ini harus melihat kembali sejarah ini bukan sebagai kesalahan yang berbahaya bagi
mereka, tetapi sebagai fondasi dari takdir yang sama . Untuk yang satu ini dapat merasa bangga atau
malu namun, dalam kedua kasus itu harus dianggap sebagai hal yang wajar tanpa syarat yang mencakup
hak-hak dan kewajiban nasional, benar-benar independen dari setiap kepentingan individu.

7. Keputusan Politik Negara

Yang dimaksud dengan itu dalam setiap kasus adalah keputusan politik. Apakah itu peraturan dan
kondisi yang berkaitan dengan urusan dalam negeri, atau klaim kebijakan luar negeri pada sumber daya
negara-bangsa lain: itu adalah kepedulian masyarakat untuk memahami usaha politik dari
kekuasaannnya
sebagai masalah nasional, dan untuk mengidentifikasi dengan mereka. Oleh karena itu, selalu perlu
melupakan perbedaan kecil antara mereka yang berada di atas dan yang di bawah, penguasa dan
subjek, negara dan warga negara.

Jika itu berhasil dengan rakyat, maka negara dapat menunjuk dirinya sebagai otoritas yang lebih tinggi.
Ketaatan yang diperlukan kemudian tidak lagi tampak sebagai penyerahan di bawah kekuasaannya,
tetapi sebagai ekspresi kehendak rakyat. Dan semakin besar tugas nasional, semakin berguna citra
kehendak rakyat, yang hidup sebagai watak kedua warga negara, apakah dia menginginkannya atau
tidak persis seperti “identitas nasional” yang menempatkan negaranya di kanan. Beberapa kesamaan
yang berfungsi sebagai bukti pendukung untuk ideologi ini, pada akhirnya, selalu ditemukan.

8. Penonjolan Sifat-Sifat Tertentu

Sifat-sifat yang biasanya ditunjukkan sebagai properti yang membuat sekelompok orang “orang” dalam
arti politik, suatu bangsa , tentu saja konyol dan mudah disanggah: bahasa, budaya, sejarah, sejarah
budaya. Kesalahan di sini mudah untuk disebutkan: Sebab dan akibatnya terbalik. Hasil dari fakta bahwa
orang-orang menghabiskan hidup mereka dalam satu dan sama tatanan politik yang menyatakan alasan
mengapa mereka berada bersama-sama di bawah satu tatanan politik. Efek subordinasi bersama
mereka ke salah satu kekuatan politik yang menyatakan penyebab kohesi mereka, kebersamaan
mereka, sebagai orang.
Pada saat yang sama, ideologi ini, yang dimaksudkan untuk membenarkan kepemilikan nasional dan
perasaan patriotik, mengilustrasikan apa yang merupakan “bangsa” atau “bangsa” kolektif tertentu, dan
apa tuntutan menuntut negara sehingga membuat pada subyek: Kesamaan yang orang-orang bagikan
sebagai suatu bangsa, menurut ideologi ini, tampaknya tidak ada hubungannya dengan kepentingan
mereka. Sebaliknya, ini adalah kesamaan yang mendahului kepentingan mereka dan keyakinan mereka,
dan berada di luar kendali kehendak mereka

Dan ada sejumlah kebenaran tertentu pada ideologi: Kohesi orang-orang sebagai “sebuah bangsa” atau
“bangsa” sebenarnya bukanlah hasil dari keputusan bebas, dan itu benar-benar di luar kepentingan dan
preferensi mereka. Ketika datang ke yang terakhir, orang berbeda dan dalam banyak kasus mereka
memiliki kepentingan antagonis. Orang benar-benar harus abstrak dari kepentingan-kepentingan ini
untuk memahami kesamaan orang-orang sebagai sebuah bangsa. Kenyataan bahwa abstraksi semacam
itu diperlukan untuk memahami apa yang membuat orang-orang menjadi sebuah masyarakat juga
merupakan bukti bahwa kesamaan ini tidak berasal dari rakyat itu sendiri, tetapi dipaksakan kepada
mereka.

Bahwa identitas yang dipaksakan ini seharusnya menjadi elemen yang menentukan dari kehendak
mereka sendiri merupakan ciri tuntutan yang menuntut dari orang-orang ini. Klaim ini menjadi jelas,
paling tidak, jika seseorang tidak menunjukkan minat apa pun untuk tujuan bangsa bahkan dalam
urusan yang paling tidak penting seperti Olimpiade, dll atau bahkan menolaknya. Jika Anda berani
melakukan hal semacam itu, maka orang-orang biasanya tidak mencoba untuk berdebat untuk bangsa
dan kehebatannya, sebaliknya orang-orang memanggil Anda tidak hanya untuk mengambil sisi negara,
tetapi untuk bias bagi bangsa

II.6. Proses Berbangsa dan Bernegara

1.Proses berbangsa dan bernegara pada masa sebelum kemerdekaan lebih mengacu pada perjuangan
melawan penjajah,sedangkan pada masa sekarang mengacu pada upaya bela Negara melalui
pendidikan,penciptaan identitas bersama,dan memiliki hubungan internasional dengan Negara lain.
2.Dalam upaya untuk memahami proses berbangsa dan bernegara,merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan perkembangan kehidupan masyarakat.kesadaran terhadap sejarah menjadi penting
ketika suatu masyarakat mulai menyadari bagaimana posisnya sekarang dan seperti apa jati dirinya atau
identitasnya.

3.Kerangka dasar proses berbangsa dan bernegara meliputi pancasila, UUD 1945 wawasan nusantara
dan ketahanan nasional.

II.7. Bangsa dan Negara

Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan keturunan, asal, sejarah, dan bahasa. Sementara
itu, negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang membentuk
suatu organisasi di bawah lembaga politik dan pemerintahan.

Istilah bangsa dalam arti politis adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka
tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Selain itu,
bangsa juga diikat oleh sebuah organisasi kekuasaan, yaitu negara beserta pemerintahannya.
Sederhananya, negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang
membentuk suatu organisasi di bawah lembaga politik dan pemerintahan. Dalam suatu negara juga
terdapat tujuan dan fungsinya, yang mana hal tersebut mencakup apa saja yang dilakukan oleh negara
sebagai tujuannya.

II.8. Teori Terbentuknya Negara

A. Teori Ketuhanan
Penganut teori ini adalah F.Y. Stahl, Kranenburg, Thomas Aquino, Haller, dan Agustinus. Lewat teori
ini, para ahli berpendapat bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Tuhan. So, terbentuknya suatu
negara juga bisa terjadi atas kehendak Tuhan. Bukti nyata teori ini dapat dilihat dalam kalimat 'by the
Greece of God' (dengan rahmat Tuhan) pada undang-undang dasar suatu negara, seperti Pembukaan
UUD 1945.
B. Teori Kekuasaan
Kalau menurut para ahli yang mendukung hal ini, negara bisa terbentuk karena adanya kekuasaan.
Kekuasaan berarti perjuangan hidup yang terkuat, memaksakan kemauannya kepada yang lemah.
Kekuasaan yang dimaksud ada 2, yaitu fisik dan ekonomi.

C. Teori Perjanjian

Menurut teori ini, negara bisa ada karena perjanjian masyarakat. Semua warga mengadakan perjanjian
untuk mendirikan suatu organisasi yang melindungi dan menjamin kelangsungan hidup bersama. So,
nggak ada paksaan untuk bernegara dalam teori ini. Penganut teori ini adalah Thomas Hobbes, John
Locke, J.J. Rousseau, dan Montesquieu.

D. Teori Hukum Alam

Negara dianggap terjadi karena faktor alamiah, sama seperti waktu seseorang lahir atau meninggal.
Negara terjadi secara alamiah dengan bersumber dari manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki
kecenderungan berkumpul dan saling berhubungan untuk mencapai kebutuhan hidupnya. Penganut
teori ini adalah Plato, Aristoteles, Agustinus, dan Thomas Aquino.

E. Teori Kedaulatan

Ada 2 sub-teori yang berhubungan dengan kedaulatan, yaitu:

a. Teori kedaulatan negara, yaitu negara memegang kekuasaantertinggi untuk menciptakan hukum demi
mengatur kepentingan rakyat. Penganut teori ini adalah Paul Laband dan Jellinek.
b. Teori kedaulatan hukum, yaitu hukum memegang peranan tertinggi dan kedudukannya lebih tinggi
dari negara. Penganut teori ini adalah Krabbe.

II.9. Sifat-sifat Negara

1. Sifat Memaksa
Sifat negara yang pertama adalah bersifat memaksa. Negara berhak untuk menggunakan paksaan agar
seluruh komponen bangsa mematuhi aturan dan undang-undang yang berlaku. Tanpa adanya sifat
paksaan ini, maka akan ada banyak warga yang bertindak sewenang-wenang dan tidak menjalankan
aturan hingga menciptakan kekacauan.
Oleh karena itulah, negara memiliki hak untuk menggunakan kekerasan atau kekuatan lewat aparat
seperti TNI, polisi, atau lembaga peradilan yang sah. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya
kekacauan, memastikan semua elemen negara mematuhi undang-udang yang berlaku, serta menjaga
kedamaian bernegara.

2. Sifat Monopoli
Negara juga memiliki sifat monopoli. Maksud dari sifat ini adalah semua hal yang penting bagi negara
dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai dan dikendalikan oleh negara. Segala sesuatu
dalam lingkup dalam negeri dikendalikan dan dimonopoli oleh negara.

Hanya ada satu sistem saja yang digunakan, yang ketetapannya telah diatur oleh negara tanpa adanya
campur tangan dari pihak atau organisasi lainnya. Sifat monopoli ini juga memastikan bahwa sumber-
sumber daya untuk kepentingan orang banyak harus dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat.

3. Sifat Menyeluruh
Sifat negara yang terakhir adalah sifat menyeluruh atau mencakup semuanya. Negara berhak dan wajib
untuk mengatur semua warga negaranya tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Dengan kata lain,
semua peraturan dan perundang-undangan berlaku bagi seluruh warga negara tanpa terkecuali.

Keseluruhan tata tertib dan perundang-undangan di sebuah negara berlaku atas semua orang tanpa
memandang suku, ras atau agama. Sifat ini penting untuk menciptakan keadilan dan mewujudkan
keseteraan antar warga negara, terutama dalam kondisi masyarakat yang heterogen atau berbeda-beda
latar belakangnya.

II.10. Proses Terbentuknya Bangsa Negara Indonesia

Terbentuknya bangsa yaitu dikarenakan adanya berbagai faktor yaitu :


1. adanya tujuan dan cita cita yang sama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai bangsa
2. persamaan nasib dan penderitaan selama penjajahan .
3. Keinginan yang sama untuk merdeka dan melepaskan diri dari penjajahan
4. Kesatuan tempat tinggal yaitu wilayah nusantara dari sabang sampai merauke. terbentuknya suatu
negara kesatuan republik indonesia di tunjang dari beberapa faktor yaitu :
1. adanya penduduk/rakyat
2. adanya wilayah
3. adanya pemerintah yang berdaulat
4. adanya pengakuan dari negara lain

BAB III

PENUTUP

III. 1 KESIMPULAN

Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu
bangsa yang membedakan bangsa yang satu dengan yang lainnya. Identitas nasional dalam
konteks negara tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila.
Identitas Nasional Indonesia:
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia.
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih.
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya.
4. Lambang Negara yaitu Pancasila.
5. Hukum
Penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan
pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dari pada
kepentingan pribadi atau kelompok.
Dengan kata lain, identitas nasional menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap,
dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

III.2. Saran

Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/identitas-nasional/

https://etikaberwarganegara.blogspot.com/2014/01/parameter-identitas-nasional.html?m=1

https://m.merdeka.com/pendidikan/kata-para-ahli-inilah-5-teori-pembentukan-negara.html

https://guruppkn.com/karakteristik-identitas-nasional

Anda mungkin juga menyukai