DISUSUN OLEH
Kelompok 1
Rita Yuliana Sinaga 04021282126062
Romauli Pasaribu 04021282126070
Syakila.A.Z 04021282126077
Fitria Nur Mardotillah 04021282126085
Arzeti Apriliasari 04021282126100
Rindo Ratu Adil 04021282126107
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula kita ucapkan salam kepada nabi kita,
Nabi Muhamma SAW sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Identitas
Nasional ini tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok
pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai identitas nasional bangsa Indonesia bagi para
pembaca dan juga penulis.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dan makalah ini jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
butuhkan untuk kedepannya.
5 Februari 2022
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Identitas nasional sangatlah penting. Jika suatu bangsa atau negara
tidak memiliki identitas maka tidak akan dianggap sebuah suatu negara.
Misalkan saja negara republik indonesia memiliki identitas nasional tertentu
seperti memiliki bendera merah putih, lalu dipimpin oleh seorang presiden,
lalu memiliki bahasa persatuan yaitu indonesia dan banyak lainnya. Jadi
Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipelajari hingga diterapkan pada
kehidupan sehari – hari. Agar Masyarakat di Negara tercinta ini dapat
mengubah dan memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan
Negara tercinta ini lebih baik lagi dari sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi
kita sendiri sebagai masyarakat yang ada di Negara dan Bangsa ini yang dapat
mengubah segala kekeliruan yang terjadi.
1.3 Tujuan
2
4. Memahami bentuk-bentuk Identitas Nasional Bangsa Indonesia
5. Mengetahui semua unsur dari suatu Identitas Nasional
6. Memahami karakteristik Identitas Nasional
7. Menjelaskan peranan Pancasila sebagai Identitas Nasional
8. Mengetahui peristiwa penyimpangan identitas nasional yang pernah
terjadi di indonesia
3
BAB II
PEMBAHASAN
2005:25).
4
Hal itu terbukti di dalam sejarah kelahiran faham kebangsaan
(nasionalisme) di Indonesia yang berawal dari berbagai pergerakan yang
berwawasan parokhial seperti Boedi Oetomo (1908) yang berbasis subkultur Jawa,
Sarekat Dagang Islam (1911) yaitu entrepreneur Islam yang bersifat ekstrovet dan
politis dan sebagainya yang melahirkan pergerakan yang inklusif yaitu pergerakan
nasional yang berjati diri “Indonesianess” dengan mengaktualisasikan tekad
politiknya dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Dari keanekaragaman
subkultur tadi terkristalisasi suatu core culture yang kemudian menjadi basis
eksistensi nation-state Indonesia, yaitu nasionalisme.
5
dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa
di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat,
ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula hal ini juga sangat
ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.
Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan maka
identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa
atau yang lebih popular disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.
6
merupakan modal sosial (social capital) dimana di atasnya dibangun cita-cita
nasional.
Jadi suatu bangsa mempunyai masa jaya yang lalu dan mempunyai keinginan
yang sama di masa kini. Berdasarkan spirit tersebut itulah manusia bersepakat untuk
berbuat sesuatu yang besar. Rasa kejayaan atau penderitaan masa lalu adalah lebih
penting dari perbedaan ras dan budaya. Dengan demikian suatu bangsa adalah suatu
masyarakat solidaritas dalam skala besar. Solidaritas tersebut disebabkan oleh
pengorbanan yang telah diberikan pada masa lalu dan bersedia berkorban untuk
masa depan.
Dari definisi tersebut, nampak bahwa bangsa adalah sekelompok manusia yang:
3. Memiliki adat, budaya, kebiasaan yang sama sebagai akibat pengalaman hidup
bersama.
4. Memiliki karakter, perangai yang sama yang menjadi pribadi dan jatidirinya.
7
Winarno (2007) menjelaskan faktor-faktor penting bagi pembentukan
bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Faktor objektif
Faktor objektif sendiri meliputi faktor geografis, dan demografis, kondisi
geografis ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan
yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antar
8
wilayah dunia di Asia Tenggara, ikut memengaruhi perkembangan
kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan cultural bangsa.
2. Faktor subjektif
Faktor subjektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini memengaruhi proses
pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya,
melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari
interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan
masyarakat, bangsa dan negara bangsa beserta identitas bangsa di Indonesia.
1. Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak
lama) yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia
dikenal sebagai bangsa yang terdiri dari banyak suku bangsa (kurang lebih 300)
dan setiap suku bangsa memiliki adat-istiadat, tata kelakuan, dan norma yang
berbeda-beda, tetapi terintegrasi dalam suatu Negara Indonesia
2. Kebudayaan, yang menurut ahli sosiologi termasuk di dalamnya adalah
ilmu pengetahuan, teknologi, bahasa, kesenian, mata pencarian,
peralatan/perkakas, sistem kepercayaan, adat-istiadat, dan lain-lain. Kebudayaan
sebagai parameter identitas nasional harus yang merupakan milik bersama
(bukan individu/pribadi).
3. Bahasa, yang merupakan keistimewaan manusia dalam berkomunikasi
dengan sesamanya. Bahasa memiliki simbol yang menjadikan suatu perkataan
mampu melambangkan arti apa pun.
4. Kondisi geografis, yang menunjukkan lokasi Negara dalam kerangka
ruang, tempat, dan waktu, sehingga maenjadi jelas batas-batas
wilayahnya di muka bumi.
9
Sedangkan menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castell
dalam bukunya, The Power of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan teori tentang
munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi antara empat
faktor penting, yaitu :
1. Faktor primer
Faktor ini mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya.
Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa,
agama wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun
berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Unsur-unsur yang beraneka
ragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri
menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup bersama yaitu bangsa
Indonesia. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keberanekaragaman, dan
hal inilah yang dikenal dengan Bhinneka Tunggal Ika.
2. Faktor pendorong
Faktor ini terdiri dari pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya
angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan
Negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemauan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta pembangunan negara dan bangsanya juga merupakan
suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Oleh karena itu bangsa
Indonesia proses pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat
ditentukan oleh tingkah kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam
mebangun bangsa dan kesatuan bangsa, serta langkah yang sama dalam
memajukan bangsa dan Negara Indonesia.
3. Faktor penarik
Faktor ini mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,
tumbuhnya birokrasi, dan pemantaan sistrm pendidikan nasional. Bagi
bangsa Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan
kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi
10
negara dan bangsa Indonesia. Bahasa Melayu telah dipilih sebagai bahasa
antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun masing- masing etnis atau daerah
di Indonesia telah memiliki bahasa daeah masing-masing. Demikian pula
menyangkut birokrasi serta Pendidikan nasional telah dikembangkan
sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih senantiasa dikembangkan.
4. Faktor reaktif
Faktor ini meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif
melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah
abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujdkan faktor
keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan, dan
kesengsaraan hidup serta semangat Bersama dalam memperjuangkan
kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk
memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan
kebenaran dapat merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.
11
2.4 Bentuk-bentuk Identitas Nasional
Proses pembentukan identitas nasional umumnya membutuhkan waktu
perjuangan panjang di antara warga bangsa-negara yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan identitas nasional adalah hasil kesepakatan masyarakat bangsa itu.
Dapat terjadi sekelompok warga bangsa tidak setuju degan identitas nasional yang
hendak diajukan oleh kelompok bangsa lainnya. Setiap kelompok bangsa di dalam
negara, umumnya mengingingkan identitasnya dijadikan atau diangkat sebagai
identitas nasional yang tentu saja belum tentu diterima oleh kelompok bangsa lain.
Inilah yang menyebabkan sebuah negara-bangsa yang baru merdeka mengalami
pertikaian intern yang berlarut-larut demi untuk saling mengangkat identitas
kesukubangsaan menjadi identitas nasional.
12
3. Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Indonesia. Lagu Indonesia Raya
pertama kali dinyanyikan pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres
Pemuda II.
4. Burung Garuda yang merupakan burung khas Indonesia dijadikan sebaga
lambang negara.
5. Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara yang berarti berbeda-beda
tetapi satu jua. Menunjukkan kenyataan bahwa bangsa kita heterogen, namun
tetap berkeinginan untuk menjadi satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.
6. Pancasila sebagai dasar falsafat negara yang berisi lima dasar yang dijadikan
sebagai dasar filsafat dan ideologi negara Indonesia. Pancasila merupakan
identitas nasional yang berkedudukan sebagai dasar negara dan pandangan
hidup (ideologi) bangsa.
7. UUD 1945 sebagai konstitusi (hukum dasar) negara. UUD 1945 merupakan
hukum dasar tertulis yang menduduki tingkatan tertinggi dalam tata urutan
peraturan perundangan dan dijadikan sebagai pedoman penyelenggaraan
bernegara.
8. Bentuk negara adalah Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat. Bentuk negara adalah kesatuan, sedang bentuk pemerintahan adalah
republik. Sistem politik yang digunakan adalah sistem demokrasi
(kedaulatan rakyat). Saat ini identitas negara kesatuan disepakati untuk tidak
dilakukan perubahan.
9. Konsepsi wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungan yang serba beragam dan memiliki nilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
10. Kebudayaan sebagai puncak-puncak dari kebudayaan daerah. Kebudayaan
daerah diterima sebagai kebudayaan nasional. Berbagai kebudayaan dari
kelompok-kelompok bangsa di Indonesia yang memiliki cita rasa tinggi,
13
dapat dinikmati dan diterima oleh masyarakat luas sebagai kebudayaan
nasional.
1. Suku Bangsa : adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kclompok
etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
14
agama Islam, Kristcn, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama
Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara,
tctapi sejak pcmerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi
negara dihapuskan
15
2.6 Karakter Identitas Nasional
Identitas setiap manusia ditentukan oleh ruang hidupnya, secara alami akan
berakulturasi dan membentuk ciri khas dalam norma kehidupan. Dalam antropologi
identitas merupakan suatu sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan
kesadaran diri, golongan, komunitas dan negara sendiri. Identitas meliputi nilai,
norma dan simbol ekspresi sebagai ikatan sosial untuk membangun solidaritas dan
kohesivitas sosial untuk menghadapi kekuatan luar yang menjadi simbol ekspresi
tindakan pada masa lalu, sekarang dan mendatang.
Nasional berasal dari bangsa sendiri atau meliputi diri bangsa, maka identitas
nasional Indonesia ialah jati diri yang membentuk bangsa, yaitu berbagai suku
bangsa, agama, bahasa Indonesia, budaya nasional, wilayah nusantara dan ideologi
pancasila. Jati diri bangsa merupakan totalitas penampilan bangsa yang utuh dengan
muatan dari masyarakat sehingga dapat membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa lain. Mengukuhkan jati diri bangsa merupakan usaha yang sangat
dibutuhkan karena sebagai akar dalam keutuhan hidup berbangsa dan bernegara.
a. Cultural Utility
16
Merujuk pada bangsa dan pengertian kebudayaan atau bangsa dalam arti
sosiologis antropologis yang disatukan oleh adanya kesamaan ras, suku,
agama, adat dan budaya, keturunan dan daerah asal. Identitas yang
dimiliki oleh sebuah cultural utility lebih kurang bersifat askriptif, sudah
ada sejak lahir, bersifat alamiah/bawaan, primer dan etnik, hingga
membuat setiap anggotanya memiliki kesetiaan atau loyalitas pada
identitasnya. Identitas ini sering disebut sebagai identitas kelompok atau
identitas primordial yang memiliki ikatan emosional yang kuat serta
melahirkan solidaritas erat.
b. Political utility
Merujuk pada bangsa dalam pengertian politik, yaitu kesamaan
primordial dapat menciptakan negara-bangsa, namun dewasa ini negara
homogen yang hanya terdiri dari satu bangsa tidak banyak terjadi.
17
kesadaran, cita-cita dengan satu kejiwaan nasionalisme Indonesia. Identitas nasional
juga sangat mengharapkan bentuk integrasi nasional yang kokoh. Dalam menopang
kekokohannya, integrasi nasional membutuhkan kekuatan dari integrasi sosial dan
integrasi budaya. Kesadaran terhadap identitas nasional pada hakikatnya merupakan
kesadaran tentang diri sendiri. Orang yang memiliki kesadaran berarti orang
tersebut yakin akan cita-cita bangsa yang ingin diraih. Maka, kesadaran terhadap
identitas nasional merupakan keyakinan nilai-nilai yang terdapat dalam diri manusia
tentang identitas bangsanya yang pernah ada, yang ada dan yang akan ada. Dengan
demikian relasi integritas bangsa dan identitas nasional adalah saling terkait dan
menguatkan eksistensi kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadi, dapat dikatakan
Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia yang bersumber pada
nilai budaya dan agama yang dimiliki oleh Indonesia sebagai kepribadian atau
identitas bangsa. Selain itu, Pancasila sebagai dasar hukum dan juga pandang hidup
bangsa. Peran Pancasila sebagai identitas nasional, sebagai berikut :
18
5. Pancasila sebagai dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945
serta sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum
6. Pancasila sebagai pegangan hidup yang merupakan pandangan hidup
bangsa yang dalam pelaksanaan hidup sehari-hari tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma agama, norma sopan santun, dan tidak
bertentangan dengan norma-norma hukum yang berlaku.
Kasus :
Seorang pria di Lampung timur membakar bendera merah putih, pada
sabtu 3 April 2021.
Kronologi :
19
Atas tindakannya, SN dikenai sanksi tindak pidana Pasal 45 A Ayat (2)
juncto Pasal 28 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik dan/atau UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara serta lagu Kebangsaan dengan ancaman
hukumanmaksimal7tahunpenjara.
20
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa yang satu dengan yang lainnya.
Identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan
seperti, Pancasila. Identitas Nasional Indonesia:
4. Burung Garuda
5. Pancasila
6. UUD 1945
7. Kebudayaan
8. Konsepsi wawasan
Penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola pikir, pola
sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara dari pada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, identitas
nasional menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam
rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
21
3.2. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran
dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan
makalah kami ini.
22
DAFTAR PUSTAKA
Hariyati, D., Devi, R., & Daulay, F. S. (2019, September 24). IDENTITAS NASIONAL
BANGSA INDONESIA.
Tim ICCE UIN. 2005, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani,
Jakarta: Kerjasama ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Prenada Media,
23
23