Anda di halaman 1dari 26

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MAKALAH IDENTITAS NASIONAL

DISUSUN OLEH
Kelompok 1
Rita Yuliana Sinaga 04021282126062
Romauli Pasaribu 04021282126070
Syakila.A.Z 04021282126077
Fitria Nur Mardotillah 04021282126085
Arzeti Apriliasari 04021282126100
Rindo Ratu Adil 04021282126107

Dosen Mata Kuliah :


Dr.LR.Retno Susanti,M.Hum

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula kita ucapkan salam kepada nabi kita,
Nabi Muhamma SAW sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Identitas
Nasional ini tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.LR.Retno Susanti,M.Hum


selaku dosen mata kuliah yang telah membantu kami, sehingga kami dapat
menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang yang kami tekuni saat
ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan terlibat dalam proses pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok
pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai identitas nasional bangsa Indonesia bagi para
pembaca dan juga penulis.

Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dan makalah ini jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
butuhkan untuk kedepannya.

5 Februari 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Identitas Nasional .................................................................................................... 4
2.2 Konsep Bangsa Indonesia........................................................................................................... 6
2.3 Faktor Pembentuk Identitas Nasional ...................................................................................... 8
2.4 Bentuk-bentuk Identitas Nasional ........................................................................................... 12
2.5 Unsur -Unsur Identitas Nasional ............................................................................................. 14
2.6 Karakter Identitas Nasional ..................................................................................................... 16
2.7 Pancasila sebagai Identitas Nasional ....................................................................................... 17
2.8 Penyimpangan identitas nasional di Indonesia ...................................................................... 19
BAB III....................................................................................................................................................... 21
PENUTUP .................................................................................................................................................. 21
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................................ 21
3.2. Saran .......................................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hakikatnya, sebagai Warga Negara yang baik seharusnya kita mengerti


dan memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam Identitas
Nasional. Identitas Nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa
dan Negara, Selain itu pembentukan Identitas Nasional sendiri telah menjadi
ketentuan yang telah di sepakati bersama. Menjunjung tinggi dan
mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha memperbaiki segala
kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan Negara sudah tidak
perlu di tanyakan lagi

Situasi dan kondisi masyarakat kita dewasa ini menghadapkan kita


pada suatu keprihatinan dan sekaligus juga mengundang kita untuk ikut
bertanggung jawab atas mosaik Indonesia yang retak bukan sebagai ukiran
melainkan membelah dan meretas jahitan busana tanah air, tercabik-cabik
dalam kerusakan yang menghilangkan keindahannya. Untaian kata-kata
dalam pengantar sebagaimana tersebut merupakan tamsilan bahwasannya
Bangsa Indonesia yang dahulu dikenal sebagai “het zachste volk ter aarde”
dalam pergaulan antar bangsa, kini sedang mengalami tidak saja krisis
identitas melainkan juga krisis dalam berbagai dimensi kehidupan yang
melahirkan instabilitas yang berkepanjangan semenjak reformasi digulirkan
pada tahun 1998. (Koento W, 2005)

1
Identitas nasional sangatlah penting. Jika suatu bangsa atau negara
tidak memiliki identitas maka tidak akan dianggap sebuah suatu negara.
Misalkan saja negara republik indonesia memiliki identitas nasional tertentu
seperti memiliki bendera merah putih, lalu dipimpin oleh seorang presiden,
lalu memiliki bahasa persatuan yaitu indonesia dan banyak lainnya. Jadi
Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipelajari hingga diterapkan pada
kehidupan sehari – hari. Agar Masyarakat di Negara tercinta ini dapat
mengubah dan memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan
Negara tercinta ini lebih baik lagi dari sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi
kita sendiri sebagai masyarakat yang ada di Negara dan Bangsa ini yang dapat
mengubah segala kekeliruan yang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu identitas nasional?
2. Mengapa perlu mengetahui konsep bangsa?
3. Bagaimana faktor yang membentuk Identitas Nasional?
4. Apa saja bentuk-bentuk Identitas Nasional?
5. Apa saja unsur-unsur suatu Identitas Nasional?
6. Bagaimana karakter Identitas Nasional?
7. Bagaimana peranan Pancasila sebagai Identitas nasional?
8. Kapan penyimpangan identitas nasional pernah terjadi di Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Memahami arti dari Identitas Nasional


2. Memahami konsep bangsa Indonesia
3. Mengetahui faktor yang membentuk Identitas Nasional

2
4. Memahami bentuk-bentuk Identitas Nasional Bangsa Indonesia
5. Mengetahui semua unsur dari suatu Identitas Nasional
6. Memahami karakteristik Identitas Nasional
7. Menjelaskan peranan Pancasila sebagai Identitas Nasional
8. Mengetahui peristiwa penyimpangan identitas nasional yang pernah
terjadi di indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional


Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan
nasional. Identitas(identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jatidiri
yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain
(ICCE, 2005:23). Sedangkan kata nasional (national) merupakan identitas yang
melekat pada kelompok- kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-
kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, bahasa maupun non fisik seperti
keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah identitas nasional atau identitas bangsa
melahirkan tindakan kelompok (collective action yang diberi atribut nasional) yang
diwujudkan dalam bentuk-bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang
diberi atribut-atribut nasional (ICCE,

2005:25).

Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah


manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas
tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Nilai-nilai
budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu negara dan
tercermin di dalam identitas nasional, bukanlah barang jadi yang sudah selesai
dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang
cenderung terus menerus berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki
oleh masyarakat pendukungnya. Implikasinya adalah bahwa identitas nasional
merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan
fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat. Artinya,
bahwa identitas nasional merupakan konsep yang terus menerus direkonstruksi atau
dekonstruksi tergantung dari jalannya sejarah.

4
Hal itu terbukti di dalam sejarah kelahiran faham kebangsaan
(nasionalisme) di Indonesia yang berawal dari berbagai pergerakan yang
berwawasan parokhial seperti Boedi Oetomo (1908) yang berbasis subkultur Jawa,
Sarekat Dagang Islam (1911) yaitu entrepreneur Islam yang bersifat ekstrovet dan
politis dan sebagainya yang melahirkan pergerakan yang inklusif yaitu pergerakan
nasional yang berjati diri “Indonesianess” dengan mengaktualisasikan tekad
politiknya dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Dari keanekaragaman
subkultur tadi terkristalisasi suatu core culture yang kemudian menjadi basis
eksistensi nation-state Indonesia, yaitu nasionalisme.

Identitas nasional sebagai suatu kesatuan ini biasanya dikaitkan dengan


nilai keterikatan dengan tanah air (ibu pertiwi), yang terwujud identitas atau jati diri
bangsa dan biasanya menampilkan karakteristik tertentu yang berbeda dengan
bangsa-bangsa lain, yang pada umumnya dikenal dengan istilah kebangsaan atau
nasionalisme. Rakyat dalam konteks kebangsaan tidak mengacu sekadar kepada
mereka yang berada pada status sosial yang rendah akan tetapi mencakup seluruh
struktur sosial yang ada. Semua terikat untuk berpikir dan merasa bahwa mereka
adalah satu. Bahkan ketika berbicara tentang bangsa, wawasan kita tidak terbatas
pada realitas yang dihadapi pada suatu kondisi tentang suatu komunitas yang hidup
saat ini, melainkan juga mencakup mereka yang telah meninggal dan yang belum
lahir. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita
sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah
Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita
dalam arti luas, misalnya dalam Pembukaan beserta UUD 1945, sistem
pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi serta mitos, ideologi,
dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan baik dalam
tataran nasional maupun internasional dan lain sebagainya.

Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang


dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut

5
dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa
di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat,
ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula hal ini juga sangat
ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.
Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan maka
identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa
atau yang lebih popular disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.

2.2 Konsep Bangsa Indonesia


Identitas nasional berkaitan dengan konsep bangsa. Apakah bangsa itu?
Pengertian bangsa (nation) dalam konsep modern, tidak terlepas dari seorang
cendekiawan Prancis, Ernest Renan (1823-1892), seorang filsuf, sejarahwan dan
pemuka agama dalam esainya yang terkenal qu’est-ce qu’une nation? yang
disampaikan dalam kuliah di Universitas Sorbonne pada tahun 1882. Dalam esainya
tersebut dia menyatakan bahwa bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki
kehendak bersatu sehingga merasa dirinya adalah satu. Menurut Renan, faktor
utama yang menimbulkan suatu bangsa adalah kehendak bersama dari masing-
masing warga untuk membentuk suatu bangsa (Soeprapto, 1994).

Dalam pandangan Tilaar (2007), bangsa adalah suatu prinsip spiritual


sebagai hasil dari banyak hal yang terjadi dalam sejarah manusia. Bangsa adalah
keluarga spiritual dan tidak ditentukan oleh bentuk bumi misalnya. Apa yang
disebut prinsip spiritual atau jiwa dari bangsa? Terdapat dua hal dalam prinsip
spiritual tersebut: (1) terletak pada masa lalu, dan (2) terletak pada masa kini. Pada
masa lalu suatu komunitas mempunyai sejarah atau memori yang sama. Pada masa
kini, komunitas tersebut mempunyai keinginan untuk hidup bersama atau suatu
keinginan untuk mempertahankan nilai-nilai yang telah diperoleh oleh seorang dari
upaya-upaya masa lalu, perngorbanan-pengorbanan dan pengabdian. Masa lalu

6
merupakan modal sosial (social capital) dimana di atasnya dibangun cita-cita
nasional.

Jadi suatu bangsa mempunyai masa jaya yang lalu dan mempunyai keinginan
yang sama di masa kini. Berdasarkan spirit tersebut itulah manusia bersepakat untuk
berbuat sesuatu yang besar. Rasa kejayaan atau penderitaan masa lalu adalah lebih
penting dari perbedaan ras dan budaya. Dengan demikian suatu bangsa adalah suatu
masyarakat solidaritas dalam skala besar. Solidaritas tersebut disebabkan oleh
pengorbanan yang telah diberikan pada masa lalu dan bersedia berkorban untuk
masa depan.

Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia (Soeprapto, 1994), dijelaskan


definisi bangsa menurut hukum, yaitu rakyat atau orang-orang yang berada di dalam
suatu masyarakat hukum yang terorganisir. Kelompok orang-orang satu bangsa ini
pada umumnya menempati bagian atau wilayah tertentu, berbicara dalam bahasa
yang sama (meskipun dalam bahasa-bahasa daerah), memiliki sejarah, kebiasaan,
dan kebudayaan yang sama, serta terorganisir dalam suatu pemerintahan yang
berdaulat.

Dari definisi tersebut, nampak bahwa bangsa adalah sekelompok manusia yang:

1. Memiliki cita-cita bersama yang mengikat mereka menjadi satu kesatuan.

2. Memiliki sejarah hidup bersama, sehingga tercipta rasa senasib sepenanggungan.

3. Memiliki adat, budaya, kebiasaan yang sama sebagai akibat pengalaman hidup
bersama.

4. Memiliki karakter, perangai yang sama yang menjadi pribadi dan jatidirinya.

5. Menempati suatu wilayah tertentu yang merupakan kesatuan wilayah.

6. Terorganisir dalam suatu pemerintahan yang berdaulat, sehingga mereka terikat


dalam suatu masyarakat hukum.

7
Winarno (2007) menjelaskan faktor-faktor penting bagi pembentukan
bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di bawah penjajahan


bangsa asing lebih kurang 350 tahun.

2. Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri dari belenggu


penjajahan.

3. Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang


membentang dari Sabang sampai Merauke.

4. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan


sebagai suatu bangsa.

Keanggotaan seseorang sebagai bangsa Indonesia bukan berarti ia


melepaskan keanggotaan dari suatu kesatuan sosial lainnya seperti keanggotaannya
sebagai suku Jawa, sebagai umat penganut dari suatu agama. Menurut Tilaar (2007),
seseorang termasuk bangsa Indonesia adalah seseorang yang memiliki perilaku
tertentu yang merupakan 43 perilaku Indonesia, perasaan-perasaan tertentu yang
merupakan jati diri (identitas) bangsa Indonesia.

2.3 Faktor Pembentuk Identitas Nasional


Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas,
sertakeunikan sendiri-sendiri, yang ditentukan oleh faktor-faktor yang
mendukung kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang
mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia adalah:

1. Faktor objektif
Faktor objektif sendiri meliputi faktor geografis, dan demografis, kondisi
geografis ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan
yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antar
8
wilayah dunia di Asia Tenggara, ikut memengaruhi perkembangan
kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan cultural bangsa.
2. Faktor subjektif
Faktor subjektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini memengaruhi proses
pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya,
melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari
interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan
masyarakat, bangsa dan negara bangsa beserta identitas bangsa di Indonesia.

Berdasarkan parameter sosiologi, faktor-faktor pembentuk identitas


nasional adalah :

1. Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak
lama) yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia
dikenal sebagai bangsa yang terdiri dari banyak suku bangsa (kurang lebih 300)
dan setiap suku bangsa memiliki adat-istiadat, tata kelakuan, dan norma yang
berbeda-beda, tetapi terintegrasi dalam suatu Negara Indonesia
2. Kebudayaan, yang menurut ahli sosiologi termasuk di dalamnya adalah
ilmu pengetahuan, teknologi, bahasa, kesenian, mata pencarian,
peralatan/perkakas, sistem kepercayaan, adat-istiadat, dan lain-lain. Kebudayaan
sebagai parameter identitas nasional harus yang merupakan milik bersama
(bukan individu/pribadi).
3. Bahasa, yang merupakan keistimewaan manusia dalam berkomunikasi
dengan sesamanya. Bahasa memiliki simbol yang menjadikan suatu perkataan
mampu melambangkan arti apa pun.
4. Kondisi geografis, yang menunjukkan lokasi Negara dalam kerangka
ruang, tempat, dan waktu, sehingga maenjadi jelas batas-batas
wilayahnya di muka bumi.

9
Sedangkan menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castell
dalam bukunya, The Power of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan teori tentang
munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi antara empat
faktor penting, yaitu :

1. Faktor primer
Faktor ini mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya.
Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa,
agama wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun
berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Unsur-unsur yang beraneka
ragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri
menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup bersama yaitu bangsa
Indonesia. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keberanekaragaman, dan
hal inilah yang dikenal dengan Bhinneka Tunggal Ika.
2. Faktor pendorong
Faktor ini terdiri dari pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya
angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan
Negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemauan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta pembangunan negara dan bangsanya juga merupakan
suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Oleh karena itu bangsa
Indonesia proses pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat
ditentukan oleh tingkah kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam
mebangun bangsa dan kesatuan bangsa, serta langkah yang sama dalam
memajukan bangsa dan Negara Indonesia.
3. Faktor penarik
Faktor ini mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,
tumbuhnya birokrasi, dan pemantaan sistrm pendidikan nasional. Bagi
bangsa Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan
kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi

10
negara dan bangsa Indonesia. Bahasa Melayu telah dipilih sebagai bahasa
antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun masing- masing etnis atau daerah
di Indonesia telah memiliki bahasa daeah masing-masing. Demikian pula
menyangkut birokrasi serta Pendidikan nasional telah dikembangkan
sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih senantiasa dikembangkan.
4. Faktor reaktif
Faktor ini meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif
melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah
abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujdkan faktor
keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan, dan
kesengsaraan hidup serta semangat Bersama dalam memperjuangkan
kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk
memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan
kebenaran dapat merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.

Menurut Hariyati,dkk (2019) keempat faktor tersebut pada dasarnya


tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah
berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari
penjajahan bangsa lain. Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada
dasarnya melekat erat dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun
bangsa dan Negara dengan konsep nama Indonesia. Bangsa dan negara Indonesia
ini dibangun dari unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun menjadi suatu
kesatuan bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme modern. Oleh karena itu
pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur- unsur lainnya
seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis, yang saling berkaitan
dan terbentuklah melalui suatu proses yang cukup panjang.

11
2.4 Bentuk-bentuk Identitas Nasional
Proses pembentukan identitas nasional umumnya membutuhkan waktu
perjuangan panjang di antara warga bangsa-negara yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan identitas nasional adalah hasil kesepakatan masyarakat bangsa itu.
Dapat terjadi sekelompok warga bangsa tidak setuju degan identitas nasional yang
hendak diajukan oleh kelompok bangsa lainnya. Setiap kelompok bangsa di dalam
negara, umumnya mengingingkan identitasnya dijadikan atau diangkat sebagai
identitas nasional yang tentu saja belum tentu diterima oleh kelompok bangsa lain.
Inilah yang menyebabkan sebuah negara-bangsa yang baru merdeka mengalami
pertikaian intern yang berlarut-larut demi untuk saling mengangkat identitas
kesukubangsaan menjadi identitas nasional.

Setelah bangsa Indonesia bernegara, mulai dibentuk dan disepakati apa-apa


yang dapat menjadi identitas nasional Indonesia. Bisa dikatakan bangsa Indonesia
relatif berhasil dalam membentuk identitas nasionalnya kecuali pada saat proses
pembentukan ideologi Pancasila sebagai identitas nasional yang membutuhkan
perjuangan dan pengorbanan di antara warga bangsa. Beberapa bentuk identitas
nasional Indonesia, adalah sebagai berikut:
1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan. Bahasa
Indonesia berawal dari rumpun bahasa Melayu yang dipergunakan sebagai
bahasa pergaulan yang kemudian diangkat sebagai bahasa persatuan pada
tanggal 28 Oktober 1928. Bangsa Indonesia sepakat bahwa bahasa Indonesia
merupakan bahasa nasional sekaligus sebagai identitas nasional Indonesia.
2. Sang merah putih sebagai bendera negara. Warna merah berarti berani dan
putih berarti suci. Lambang merah putih sudah dikenal pada masa kerajaan
di Indonesia yang kemudian diangkat sebagai bendera negara. Bendera
merah putih dikibarkan pertama kali pada tanggal 17 Agustus 1945, namun
telah ditunjukkan pada peristiwa Sumpah Pemuda.

12
3. Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Indonesia. Lagu Indonesia Raya
pertama kali dinyanyikan pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres
Pemuda II.
4. Burung Garuda yang merupakan burung khas Indonesia dijadikan sebaga
lambang negara.
5. Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara yang berarti berbeda-beda
tetapi satu jua. Menunjukkan kenyataan bahwa bangsa kita heterogen, namun
tetap berkeinginan untuk menjadi satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.
6. Pancasila sebagai dasar falsafat negara yang berisi lima dasar yang dijadikan
sebagai dasar filsafat dan ideologi negara Indonesia. Pancasila merupakan
identitas nasional yang berkedudukan sebagai dasar negara dan pandangan
hidup (ideologi) bangsa.
7. UUD 1945 sebagai konstitusi (hukum dasar) negara. UUD 1945 merupakan
hukum dasar tertulis yang menduduki tingkatan tertinggi dalam tata urutan
peraturan perundangan dan dijadikan sebagai pedoman penyelenggaraan
bernegara.
8. Bentuk negara adalah Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat. Bentuk negara adalah kesatuan, sedang bentuk pemerintahan adalah
republik. Sistem politik yang digunakan adalah sistem demokrasi
(kedaulatan rakyat). Saat ini identitas negara kesatuan disepakati untuk tidak
dilakukan perubahan.
9. Konsepsi wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungan yang serba beragam dan memiliki nilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
10. Kebudayaan sebagai puncak-puncak dari kebudayaan daerah. Kebudayaan
daerah diterima sebagai kebudayaan nasional. Berbagai kebudayaan dari
kelompok-kelompok bangsa di Indonesia yang memiliki cita rasa tinggi,

13
dapat dinikmati dan diterima oleh masyarakat luas sebagai kebudayaan
nasional.

Tumbuh dan disepakatinya beberapa identitas nasional Indonesia itu


sesungguhnya telah diawali dengan adanya kesadaran politik bangsa Indonesia
sebelum bernegara. Hal demikian sesuai dengan ciri dari pembentukan negara-
negara model mutakhir. Kesadaran politik itu adalah tumbuhnya semangat
nasionalisme (semangat kebangsaan) sebagai gerakan menentang penjajahan dan
mewujudkan negara Indonesia. Dengan demikian, nasionalisme yang tumbuh kuat
dalam diri bangsa Indonesia turut mempermudah terbentuknya identitas nasional
Indonesia.

2.5 Unsur -Unsur Identitas Nasional


Identitas Nasional Indonesia merujuk pada sualu bangsa yang majemuk. Ke-
majemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu
suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa.

1. Suku Bangsa : adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kclompok
etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.

2. Agama : bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis.


Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama
Islam, Kristcn, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu
Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara, tctapi
sejak pcmerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi
negara dihapuskan. Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang
agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah

14
agama Islam, Kristcn, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama
Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara,
tctapi sejak pcmerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi
negara dihapuskan

3. Kebudayaan : adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang


isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara kolcktit digunakan oleh pendukung- pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan
benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

4. Bahasa : merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa


dipaha mi sebagai sistem pcrlambang yang secara arbitrcr dibentuk atas
unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana
berinteraksi antar manusia

Dari unsur-unsur identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan


pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut:

1. Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa,


Dasar Negara,dan ldeologi Negara

2. Identitas Instrumental, yang berisi UUD 1945 dan Tata Pcrundangannya,


Bahasa Indonesia, Lambang Ncgaia, Bcndcra Negara, Lagu Kebangsaan
"Indonesia Raya"

3. Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago} dan


pluralisme dalam suku. bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan

15
2.6 Karakter Identitas Nasional
Identitas setiap manusia ditentukan oleh ruang hidupnya, secara alami akan
berakulturasi dan membentuk ciri khas dalam norma kehidupan. Dalam antropologi
identitas merupakan suatu sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan
kesadaran diri, golongan, komunitas dan negara sendiri. Identitas meliputi nilai,
norma dan simbol ekspresi sebagai ikatan sosial untuk membangun solidaritas dan
kohesivitas sosial untuk menghadapi kekuatan luar yang menjadi simbol ekspresi
tindakan pada masa lalu, sekarang dan mendatang.

Nasional berasal dari bangsa sendiri atau meliputi diri bangsa, maka identitas
nasional Indonesia ialah jati diri yang membentuk bangsa, yaitu berbagai suku
bangsa, agama, bahasa Indonesia, budaya nasional, wilayah nusantara dan ideologi
pancasila. Jati diri bangsa merupakan totalitas penampilan bangsa yang utuh dengan
muatan dari masyarakat sehingga dapat membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa lain. Mengukuhkan jati diri bangsa merupakan usaha yang sangat
dibutuhkan karena sebagai akar dalam keutuhan hidup berbangsa dan bernegara.

Identitas Nasional Indonesia adalah Pancasila yang aktualitasnya tercermin


dalam berbagai penataan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas. Nilai-
nilai budaya yang tercermin sebagai identitas nasional bukanlah barang jadi yang
sudah selesai dalam kebekuan normative dan dogmatis, melainkan sesuatu yang
“terbuka”, cenderung terus-menerus bersemi sejalan dengan Hasrat menuju
kemajuan yang dicita-citakan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki dua
konsep, yaitu cultural utility (identitas suku bangsa), dan political utility( identitas
kebangsaan).

a. Cultural Utility

16
Merujuk pada bangsa dan pengertian kebudayaan atau bangsa dalam arti
sosiologis antropologis yang disatukan oleh adanya kesamaan ras, suku,
agama, adat dan budaya, keturunan dan daerah asal. Identitas yang
dimiliki oleh sebuah cultural utility lebih kurang bersifat askriptif, sudah
ada sejak lahir, bersifat alamiah/bawaan, primer dan etnik, hingga
membuat setiap anggotanya memiliki kesetiaan atau loyalitas pada
identitasnya. Identitas ini sering disebut sebagai identitas kelompok atau
identitas primordial yang memiliki ikatan emosional yang kuat serta
melahirkan solidaritas erat.

b. Political utility
Merujuk pada bangsa dalam pengertian politik, yaitu kesamaan
primordial dapat menciptakan negara-bangsa, namun dewasa ini negara
homogen yang hanya terdiri dari satu bangsa tidak banyak terjadi.

2.7 Pancasila sebagai Identitas Nasional


Pancasila sebagai identitas nasional, yaitu sebagai kepribadian bangsa yang
dapat mendorong bangsa Indonesia agar tetap berjalan sesuai relnya tetapi tidak
melawan arus globalisasi, melainkan bangsa menjadi lebih cermat dan bijak dalam
menjalani dan menghadapi tantangan dan juga peluang yang ada. Alasan Pancasila
sebagai identitas nasional karena bangsa Indonesia salah satu dari masyarakat
internasional yang punya sejarah dan prinsip yang berbeda dengan bangsa-bangsa
di dunia. Prinsip dasar filsafat dijadikan sebagai asas filsafat hidup berbangsa dan
bernegara yang berupa Pancasila.

Adapun yang menjadi perekat bangsa Indonesia sehingga tetap bertahan


sampai dengan saat ini tidak lain besar pengaruhnya karena ditunjang oleh identitas
nasional yang memang memiliki karakter yang dalam. Pancasila telah terbukti
berperan sebagai pandangan hidup yang satu bagi Indonesia dalam bentuk

17
kesadaran, cita-cita dengan satu kejiwaan nasionalisme Indonesia. Identitas nasional
juga sangat mengharapkan bentuk integrasi nasional yang kokoh. Dalam menopang
kekokohannya, integrasi nasional membutuhkan kekuatan dari integrasi sosial dan
integrasi budaya. Kesadaran terhadap identitas nasional pada hakikatnya merupakan
kesadaran tentang diri sendiri. Orang yang memiliki kesadaran berarti orang
tersebut yakin akan cita-cita bangsa yang ingin diraih. Maka, kesadaran terhadap
identitas nasional merupakan keyakinan nilai-nilai yang terdapat dalam diri manusia
tentang identitas bangsanya yang pernah ada, yang ada dan yang akan ada. Dengan
demikian relasi integritas bangsa dan identitas nasional adalah saling terkait dan
menguatkan eksistensi kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadi, dapat dikatakan
Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia yang bersumber pada
nilai budaya dan agama yang dimiliki oleh Indonesia sebagai kepribadian atau
identitas bangsa. Selain itu, Pancasila sebagai dasar hukum dan juga pandang hidup
bangsa. Peran Pancasila sebagai identitas nasional, sebagai berikut :

1. Pancasila sebagai sumber motivasi, inspirasi, pedoman berperilaku


sekaligus standar justifikasi
2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa harus mampu mendorong bangsa
ibdobesia secara keseluruhan agar tetap berjalan dalam koridornya,
namun bukan berarti menentang arus globalisasi, akan tetapi lebih cermat
dan bijak dalam menjalani dan menghadapi tantangan dan peluang yang
tercipta
3. Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara, pada hakikatnya
bersumber dari nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh
bangsa
4. Pancasila sebagai landasan system social Indonesia. Memasukkan unsur-
unsur Pancasila ke dalam system ekonomi, politik, dan kebudayaan
Indonesia

18
5. Pancasila sebagai dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945
serta sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum
6. Pancasila sebagai pegangan hidup yang merupakan pandangan hidup
bangsa yang dalam pelaksanaan hidup sehari-hari tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma agama, norma sopan santun, dan tidak
bertentangan dengan norma-norma hukum yang berlaku.

2.8 Penyimpangan identitas nasional di Indonesia

Kasus :
Seorang pria di Lampung timur membakar bendera merah putih, pada
sabtu 3 April 2021.

Kronologi :

Seorang pria yang membakar bendera Merah Putih dan mengunggahnya


hingga viral di media sosial ditangkap polisi. Pelaku Nur Sunaryo (30) warga
Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur tak berkutik ditangkap petugas
Satreskrim Polres Lampung Timur dirumahnya. Dari penangkapan tersebut, juga
diamankan satu buah botol kecil berisi sisa bahan bakar, satu plastik bening berisi
sisa bahan bakar jenis premium, abu sisa bendera, kayu penyulut api, dan satu unit
handphone. AKP Faria mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan pelaku nekat
membakar bendera Merah Putih dan mengunggahnya ke media sosial karena kesal
dengan pemerintah.

“Pelaku mengaku kesal terhadap pemerintah, sehingga dia langsung


membakar bendera Merah Putih dengan menggunakan bensin dan langsung
mengupload video pembakaran tersebut ke Facebook,” katanya.

19
Atas tindakannya, SN dikenai sanksi tindak pidana Pasal 45 A Ayat (2)
juncto Pasal 28 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik dan/atau UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara serta lagu Kebangsaan dengan ancaman
hukumanmaksimal7tahunpenjara.

Mempertahankan identitas nasional

Implementasi atau penerapan identitas nasional tercermin pada pola pikir,


pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara daripada kepentingan pribadi dan kelompok atau golongan. Berikut ini
beberapa cara mempertahankan identitas nasional :

1. Mempelajari budaya asli Indonesia


2. Mencintai produk dalam negeri
3. Memupuk kesadaran untuk mengejar ketertinggalan

20
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa yang satu dengan yang lainnya.
Identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan
seperti, Pancasila. Identitas Nasional Indonesia:

1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia.

2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih.

3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya.

4. Burung Garuda

5. Pancasila

6. UUD 1945

7. Kebudayaan

8. Konsepsi wawasan

9. Bentuk negara kesatuan

10. Semboyan, Bhineka tunggal ika

Penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola pikir, pola
sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara dari pada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, identitas
nasional menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam
rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

21
3.2. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran
dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan
makalah kami ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Sulisworo, Tri Wahyuningsih, Dikdik Baehaqi Arif. “IDENTITAS NASIONL”.


Hibah Materi Pembelajaran Non Konvensional : 2012

Eka Fuzi, Damri.2020. Pendidikan kewarganegaraan identitas nasional. Kencana :


Jakarta

Hariyati, D., Devi, R., & Daulay, F. S. (2019, September 24). IDENTITAS NASIONAL
BANGSA INDONESIA.

Kaelan, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan, Yogyakarta: Paradigma. Minto Rahayu,


Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa, (Depok:
Grasindo, 2007), hlm. 56

Suryo, Joko. “Pembentukan Identitas Nasional”, Makalah Seminar Terbatas


Pengembangan Wawasan tentang Civic Education. Yogyakarta: LP3 UMY, 2002

Tim ICCE UIN. 2005, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani,
Jakarta: Kerjasama ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Prenada Media,
23

23

Anda mungkin juga menyukai