Anda di halaman 1dari 16

IDENTITAS NASIONAL

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah “Pendidikan Kewarganegaraan”.

Dosen Pengampu :
Radini, SH., MH

Disusun oleh :
Jasmin Khaidira Nurfatihah (2106125775)
Nasya Adilla Muna (2106111617)
Sindi Payoga (2106125763)

Teknologi Hasil Pertanian


Fakultas Pertanian
Universitas Riau
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,
karunia serta kasih saying-Nya kami mahasiswa dapat menyelesaikan makalah
mengenai Identitas Nasional ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada Bapak Radini, SH., MH selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat
kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan
maupun dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal
kami selaku para penulis usahakan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Tg. Balai Karimun, 29 Agustus 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ..................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 1

C. TUJUAN PENULISAN ................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

1. PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL ..................................... 3

2. HAKIKAT IDENTITAS NASIONAL ............................................ 4

3. UNSUR-UNSUR PEMBENTUKAN IDENTITAS NASIONAL ... 6

4. PERWUJUDAN IDENTITAS NASIONAL ................................... 9

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 12

A. KESIMPULAN ................................................................................ 12

B. SARAN ............................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik sudah seharusnya kita
mengerti dan memahami makna dan hal-hal apa saja yang terkandung dalam
Identitas Nasional Bangsa Indonesia. Identitas nasional merupakan jati diri
dan ciri khas suatu negara yang akan membuatnya berbeda dari negara lain.
Seharusnya identitas nasional Bangsa Indonesia telah dimengerti dan
dipahami oleh masyarakatnya sebagai wujud identitas nasional Bangsa
Indonesia itu sendiri. Namun kenyataannya tidak sedikit orang yang tidak
peduli dan seolah-olah tidak mempermasalahkan kekeliruan ini.
Suku bangsa serta bahasa di Indonesia yang beragam, merupakan suatu
tantangan bagi Bangsa Indonesia untuk tetap dapat mempertahankan
identitasnya. Seringkali kita marah ketika aset identitas nasional kita direbut
atau ditiru oleh negara lain. Namun dalam pengaplikasiannya kita sebagai
Warga Negara Indonesia hanya bersikap pasif dan enggan untuk
menggembangkannya.
Maka dari itu identitas nasional sangat penting untuk dipelajari dan
kemudian diterapkan pada berbagai aspek kehidupan agar masyarakat
Indonesia dapat memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi serta menjadikan
Indonesia lebih baik dan maju. Kita tidak bisa mengharapkan orang lain untuk
mengubah segala kekeliruan yang ada, tetapi kita sendiri sebagai masyarakat
yang harus berusaha memperbaiki dengan meningkatkan ilmu pengetahuan
kita tentang identitas nasional.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan identitas nasional?
2. Apa hakikat identitas nasional?
3. Apa saja unsur-unsur pembentuk identitas nasional?
4. Apa perwujudan dari identitas nasional?

1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian identitas nasional.
2. Untuk mengetahui hakikat identitas nasional.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk identitas nasional.
4. Untuk mengetahui perwujudan identitas nasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL


Identitas mimiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak atau bermaksud
sebagai suatu pembeda dan pembanding dengan pihak lain. Sedangkan nasional
atau nasionalisme merupakan suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan
tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan.
Menurut Kaelan dan Achmad Zubaedi Identitas Nasional adalah suatu ciri
yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain.1 Sedangkan menurut Koento Wibisono Identitas
Nasional adalah manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas, dan dengan yang khas
tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.2
Jadi, identitas nasional adalah identitas suatu kelompok masyarakat yang
memiliki ciri khas dan melahirkan tindakan secara kolektif yang diberi sebutan
nasional. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia
ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri serta
karakter dari bangsa itu sendiri.
Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia
dapat mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan
negara yang merdeka, berdaulat dalam hubungan internasional akan dihargai dan
sejajar dengan bangsa dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat
menunjukkan jati diri serta kepribadiannya Rasa solidaritas sosial, kebersamaan
sebagai kelompok dapat mendukung upaya mengisi kemerdekaan. Dengan

1
Kaelan dan Achmad Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Pendidikan Tinggi
(Yogyakarta: Paradigma Yogyakarta, 2012), hal. 43.
2
Koento Wibisono, sebagaimana dikutip dalam Srijanti dkk, Pendidikan Kewarganegaraan di
PT: Mengembangkan Etika Berwarga Negara,(Jakarta: Salemba Empat, 2011), hal. 39.

3
identitas bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk mencapai kejayaan
bangsa dan negara di masa depan.3
Oleh karena itu, agar Bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi zaman
yang terus berkembang, maka harus tetap memperteguh jati diri dan identitas
nasional yang merupakan kepribadian Bangsa Indonesia sebagai dasar
pengembangan kreatifitas budaya globalisasi.

2. HAKIKAT IDENTITAS NASIONAL


Dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam
hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang
aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas,
misalnya dalam Pembukaan UUD 1945 beserta batang tubuh UUD 1945, sistem
pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi, mitos, ideologi, dan
lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik dalam
tataran nasional maupun internasional.4
Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai identitas
Nasional bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normative dan
dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka cenderung terus-menerus bersemi
sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat
pendukungnya. Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional juga
sesuatu yang terbuka, dinamis, dan dialektis untuk ditafsir dengan diberi makna
baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang
dalam masyarakat.
Hakikat identitas nasional Indonesia adalah Pancasila yang diaktualisasikan
dalam berbagai kehidupan berbangsa. Aktualisasi ini untuk menegakkan Pancasila

3
Nikmah, Azah. “Proses Berbangsa dan Bernegara”
(http://nikmahajah.blogspot.co.id/2013/11/proses-berbangsa-dan bernegara.html, diakses pada
tanggal 28 Agustus 2021, 10:22).
4
Wayan Latra, “Identitas Nasional Sebagai Salah Satu Determinan Dalam Pembangunan Bangsa
Dan Karakter“ (Jurnal), hal. 9. Tersedia secara online di
(http://73897666bed07ff50b5b2bf1ed73e60a.pdf, diakses pada tanggal 28 Agustus 2021, pukul
11:25 WIB)

4
dan UUD 1945 sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 terutama
alinea ke-4.
Krisis multidimensi yang kini sedang melanda masyarakat menyadarkan
bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan identitas
Nasional, telah ditegaskan sebagai komitmen konstitusional sebagaimana
dirumuskan oleh para pendiri Negara Indonesia dalam pembukaan UUD 1945,
dan khususnya dalam pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya yaitu:
“Pemerintah memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia”.
Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya
rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli terdapat bagi puncak-
puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai
kebudayaan bangsa. Usaha kebudyaan harus menuju kea rah kemajuan adab,
budaya dan persatuan denegan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan
asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa
sendiri serta mempertinggi derajat kemanusian bangsa Indonesia. Kemudian
dalam UUD 1945 yang diamademen dalam satu naskah disebutkan dalam pasal
32:
a) Negara memajukan kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budaya.
b) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.
Intinya, hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam
penataan kehidupan kita dalam arti yang luas, misalnya di dalam aturan
perundang-undangan atau moral yang secara normatif diterapkan di dalam
pergaulan, baik itu di dalam tataran nasional maupun internasional dan
sebagainya. Dengan demikian nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam identitas
nasional tersebut bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan
normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus-
menerus bersemi karena adanya hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh

5
masyarakat. Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional merupakan
sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan
dan fungsional dalam kondisi actual yang berkembang dalam masyarakat.

3. UNSUR-UNSUR PEMBENTUKAN IDENTITAS NASIONAL


Identitas nasional Indonesia terbentuk dari empat unsur yaitu unsur suku
bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa. Namun, unsur-unsur tersebut tidak statis
dan akan mengikuti tujuan Bangsa Indonesia yang turut berkembang sesuai
zaman. Selain itu, negara akan mendapat pengaruh dari kondisi geografis wilayah
negara itu sendiri. Karena kondisi geografis negara merupakan identitas yang
alamiah dan menjadi khas yang dapat membedakannya dengan negara lain.
Kedudukan geografis wilayah negara menunjukkan tentang lokasi negara dalam
rangka ruang, tempat, dan waktu, sehingga untuk waktu tertentu menjadi jelas
batas-batas wilayahnya di atas bumi. Kedudukan geografis juga menentukan tata
susunan dan corak ke dalam, serta dapat mengetahui situasi dan kondisi
lingkungan suatu negara.
Identitas nasional mengacu pada ke-majemukan suatu bangsa. Bangsa yang
majemuk merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu
sebagai berikut :
1. Suku Bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada
sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di
Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kclompok etnis dengan
tidak kurang 300 dialek bahasa,5 yang tentunya kekayaan dan kekuatan
tersebut harus kita syukuri. Setiap suku memiliki adat, norma, dan tata
kelakuan yang berbeda, namun ragam suku inilah yang menjadi integrasi
Bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan yaitu menjadi kesatuan yang utuh.
Suku bangsa yang majemuk menjadi identitas nasional Bangsa Indonesia
dalam aspek suku bangsa. Majemuk atau aneka ragamnya suku bangsa yang

5
Deddy Yusuf Yudhyarta, “Kolerasi Pendidikan Kewarganegaraan Membangun Karakter
Bangsa”, Jurnal Mitra PGMI, Vol.1 No.1, Juni 2015, hal. 120

6
dimaksud dapat dilihat dari suku Bangsa Indonesia yang jumlahnya lebih dari
300 suku bangsa dengan bahasa dan dialek yag berbeda.
2. Agama yaitu suatu sistem kepercayaan kepada Tuhan yang dianut oleh
sekelompok manusia dengan selalu mengadakan interaksi dengan-Nya.6
Masyarakat agamis yang memiliki hubungan antarumat seagama dan
antarumat beragama yang rukun menjadi identitas nasional dalam aspek
agama. Indonesia merupakan negara multiagama, maka dari itu Indonesia
dikatakan sebagai negara yang rawan akan disintegrasi bangsa. Agama-agama
yang tumbuh dan berkembang di Indonesia antara lain yaitu Islam, Protestan,
Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Untuk mengurangi risiko konflik
antaragama yaitu dikembangkannya tradisi saling menghormati sesama umat
beragama, intern umat beragama, dan antara umat beragama dan pemerintah
di Indonesia.. Menghormati berarti mengakui secara positif dalam agama dan
kepercayaan orang lain juga mampu belajar satu sama lain. Sikap saling
menghormati dan menghargai perbedaan, memungkinkan umat beragama
yang berbeda bersama-sama berjuang demi pembangunan yang sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai mahkluk Tuhan.7
3. Kebudayaan. Budaya adalah suatu sistem makna dan simbol yang disusun
dalam pengertian dimana individu-individu mendefinisikan dunianya,
menyatakan perasaannya dan memberikan penilaian-penilaiannya, suatu pola
makna yang ditransmisikan secara historis, diwujudkan dalam bentuk-bentuk
simbolik melalui sarana dimana orang- orang mengkomunikasikan,
mengabdikan, dan mengembangkan pengetahuan, karena kebudayaan
merupakan suatu sistem simbolik maka haruslah dibaca, diterjemahkan dan
diinterpretasikan.8 Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk
identitas nasional yaitu :

6
Amsal Bakhtiar, “Filsafat Agama (Wisata Pemikiram dan Kepercayaan Manusia)”, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2007), Cet. Ke-4, p. 2.
7
Deddy Yusuf Yudhyarta, “Kolerasi Pendidikan Kewarganegaraan Membangun Karakter
Bangsa”, Jurnal Mitra PGMI, Vol.1 No.1, Juni 2015, hal. 121.
8
Edward B. Tylor Primitive Culture; Research into the Development of Mythology,
Philosophy,Religion, Language, Art and Custom (1874), dalam Koenjtaraningrat, Sejarah Teori
Antropologi I (Jakarta : UI Press, 1987) hal. 48.

7
a) Akal budi adalah pikiran sehat yang mendasari sikap dan perilaku Bangsa
Indonesia dalam interaksinya antara sesama. Bentuk sikap dan perilaku
sebagaimana yang tersebut di atas, adalah saling menghormati antar
sesama maupun kepada orang yang lebih tua, serta sopan santun dalam
sikap dan tutur kata.
b) Peradaban, yang menjadi identitas nasional Bangsa Indonesia dalam
peradaban dapat dilihat dari beberapa aspek yang meliputi seperti aspek
ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan hankam.
c) Pengetahuan, yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional dalam
pengetahuan meliputi prestasi anak bangsa dalam berbagai bidang,
Apa yang dilakukan sebagai kebiasaan pribadi bukanlah suatu kebudayaan.
Kebudayaan harus merupakan milik bersama dalam suatu kelompok, artinya para
warganya memiliki bersama sejumlah pola-pola berpikir dan berkelakuan yang
didapat dan dikembangkan melalui proses belajar. Hal-hal yang dimiliki bersama
ini harus menjadi sesuatu yang khas dan unik, yang akan tetap memperlihatkan
diri di antara berbagai kebiasaan-kebiasaan pribadi yang sangat variatif.
4. Bahasa merupakan unsur pembentuk identitas nasional. Pei & Gaynor
mendefinisikan bahasa sebagai satu sistem komunikasi dengan bunyi, yaitu
lewat alat ujaran dan pendengaran, antara orang-orang dari kelompok atau
masyarakat tertentu dengan mempergunakan simbol-simbol vokal yang
mempunyai arti arbitrer dan konvensional. Pendapat ini sejalan dengan apa
yang dikemukakan oleh Wardhaugh bahwa bahasa adalah satu simbol vokal
yang arbitrer yang dipakai dalam komunikasi manusia. Pada tahun 1928
bahasa Indonesia dulu dikenal dengan sebutan bahasa melayu yang
merupakan bahasa penghubung berbagai etnis yang mendiami nusantara
Kemudian setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa
nasional, bahasa persatuan Bangsa Indonesia.

Dari unsur-unsur identitas nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya


menjadi 3 bagian sebagai berikut:

8
a) Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan falfasah bangsa,
dasar negara, dan ideologi negara. Pancasila sebagai kepribadian dan
identitas nasional bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari
masyarakat internasional, memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya
yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. yaitu bangsa Indonesia
berkembang menuju fase nasionalisme.9
b) Identitas Instrumental, yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya,
bahasa Indonesia, lambang negara, bendera negara, dan lagu kebangsaan
"Indonesia Raya".
c) Identitas Alamiah yang meliputi negara kepulauan dan pluralisme dalam
suku, bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan.

4. PERWUJUDAN IDENTITAS NASIONAL


1. Pancasila. Pancasila sebagai situasi kejiwaan dan karakter bangsa Indonesia
yang mengandung kesadaran, cita-cita, hukum dasar, pandangan hidup
telah menjadi nilai, asas, norma bagi sikap tindak bagi penguasa dan
Rakyat Indonesia. Satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara
yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
Pancasila ini hendaknya dibudayakan dalam kehidupan anak bangsa
diseluruh penjuru Nusantara mulai dari diri sendiri dan mulai hari ini yang
kemudian diteruskan kelingkungan keluarga, lalu dapat meluas ke
lingkungan masyarakat yang selanjutnya dapat tercermin ke lingkungan
bangsa dan negara. Dengan begitu kita akan berkarakter dan mempunyai
jati diri sebagai bangsa dan negara yang beradab dan bermaslahat dimuka
bumi, menjadi bangsa dan negara yang bermartabat, yang menjadi rahmat
serta penuh kasih bagi seluruh rakyat Indonesia, bagi lingkungan alamnya,
maupun bagi dunia internasional sebagaimana yang telah diletakkan
dasarnya oleh para pendiri negara kita.
2. Undang-undang Dasar 1945, merupakan landasan konstitusional bagi
bangsa Indonesia dalam bersikap tindak. UUD 1945 dalam eksistensinya
telah mengadakan pembagian tugas bagi pihak-pihak yang terkait dalam
sistem politik di Indonesia dan sekaligus pula telah memberikan

9
Kompas.com, “Unsur Identitas Nasional”
(https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/25/165905869/unsur-identitas-nasional, diakses
pada tanggal 29 Agustus 2021 pukul 18.43).

9
pembatasan-pembatasan terhadap kekuasaan itu serta juga telah menjamin
perlindungan terhadap hak asasi manusia di Indonesia.
3. Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan berasal dari
bahasa Melayu. Mengapa bahasa Melayu yang akhirnya menjadi bahasa
persatuan, hal ini memang karena bahasa Melayu jauh dari sebelum
Indonesia merdeka telah digunakan sebagai bahasa dalam interaksi antar
suku yang tersebar di seluruh kepulauan Nusantara dan telah pula menjadi
bahasa niaga yang menghubungkan antar pedagang yang berniaga di
sepanjang gugusan kepulauan Nusantara. Keberadaan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan ini bukan berarti menenggelamkan bahasa-bahasa
daerah di Indonesia yang jumlahnya tidak kurang dari 300-an dialek bahasa
daerah. 10Bahasa-bahasa daerah tetap dipelihara sebagai kearifan lokal dan
bahasa Indonesia berperan sebagai pemersatunya.
4. Lambang Negara, ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika Garuda Pancasila sebagai lambang negara bangsa Indonesia
melaambangkan kemegahan negara Indonesia. Adapun bentuk lambang
Garuda Pancasila ini adalah buah karya anak bangsa yaitu Sultan hamid II
dari Kesultanan Pontianak. Seekor burung Garuda yang berdiri tegak, yang
kepalannya menghadap ke kanan dengan mengembangkan sayapnya ke
kanan dan ke ke kiri. Pada sayap kanan dan sayap kirinya berelar 17 helai,
dengan ekor berelar 8 helai dan leher yang berelar 45 helai yang menunjuk
pada waktu kemerdekaan bangsa Indonesia 17-8-1945. Pada dadanya
digantung sebuah perisai yang dibagi menjadi lima ruang di tengah dan
empat di tepi. Bintang cemerlang atas dasar hitam merupakan sinar
cemerlang abadi dari Ketuhanan Yang Maha Esa. Rantai yang terdiri dari
pada gelang-gelang persegi dan bundar yang bersambung satu sama lain
dalam sambungn yang tiada putusnya adalah lambang perikemanusiaan.
Pohon beringin adalah lambang kebangsaan. Banteng merupakan lambang
kedaulatan rakyat. Padi dan kapas adalah lambang kecukupan. Kaki burung
mencengkram sebuah pita yang sedikit melengkung ke atas. Pada pita itu
tertulis Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua
sebagai smboyan negara kita. Dalam Pasal 36A UUD 1945 dinyatakan
bahwa Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika.
5. Bendera negara Indonesia, ialah Sang Merah Putih Bendera Sang Merah
Putih bukan hanya sekedar simbol keindahan belaka, akan tetapi lebih jauh
dari situ Merah Putih adalah cerminan jiwa bangsa Indonesia dengan
semangatnya yang memerah dan dilandasi dengan hati yang putih. Dalam

10
Deddy Yusuf Yudhyarta, “Kolerasi Pendidikan Kewarganegaraan Membangun Karakter
Bangsa”, Jurnal Mitra PGMI, Vol.1 No.1, Juni 2015, hal. 120.

10
Pasal 35 UUD 1945 dinyatakan bahwa Bendera Negara Indonesia ialah
sang merah Putih.
6. Lagu Kebangsaan, ialah Indonesia Raya Lagu kebangsaan “Indonesia
Raya” buah karya Wage Rudolf Supratman ini begitu menggambarkan
semangat cinta tanah air dan kegagahan serta kebenaran. Lagu ini pertama
kali diperdengarkan dalam forum resmi yakni pada saat sebelum Kongres
Pemuda II (yang merumuskan Sumpah Pemuda) ditutup pada tanggal 28
Oktober 1928. Pada peristiwa itu lagu Indonesia Raya dimainkan dengan
biola tanpa sair. Lagu tersebut disambut dengan tetesan airmata dan
semangat menggelora demi Indonesia Merdeka. Dalam Pasal 36B
dinyatakan bahwa Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya. Identitas
nasional yang bersifat alamiah terkait yang terkait dengan pola perilaku
yang nampak dalam kegiatan masyarakat: adat-istiadat, tata kelakuan,
kebiasaan. Identitas nasional menggambarkan pola perilaku yang terwujud
melalui aktivitas masyarakat sehari-harinya. Identitas ini menyangkut adat-
istiadat, tata kelakuan, dan kebiasaan. Ramah tamah, hormat kepada orang
tua dan gotong royong merupakan salah satu identitas nasional yang
bersumber dari adat-istiadat dan tata kelakuan. Alat-alat pelengkapan yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan seperti bangunan, teknologi, dan
peralatan manusia. Identitas yang berasal dari alat perlengkapan ini seperti
bangunan yang merupakan tempat ibadah (borobudur, prambanan, masjid,
dan gereja), peralatan manusia (pakaian adat, teknologi bercocok tanam),
dan teknologi (pesawat terbang, kapal laut, dan lain-lain). Akhirnya,
identitas yang bersumber dari tujuan bersifat dinamis dan tidak tetap seperti
budaya unggul, prestasi dalam bidang tertentu, seperti di Indonesia dikenal
dengan bulu tangkis.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Identitas nasional adalah identitas suatu kelompok masyarakat yang memiliki
ciri khas dan melahirkan tindakan secara kolektif yang diberi sebutan nasional.
Sedangkan hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan
kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya
tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya
dalam Pembukaan UUD 1945 beserta batang tubuh UUD 1945.
Identitas nasional Indonesia terbentuk dari empat unsur yaitu unsur suku
bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa. Bentuk dari perwujudan identitas
nasional Bangsa Indonesia itu sendiri yaitu.
a) Pancasila
b) Undang-Undang Dasar 1945
c) Bahasa Indonesia
d) Lambang negara Garuda Pancasila
e) Bendera negara
f) Lagu kebangsaan

B. SARAN
1. Masyarakat Indonesia disarankan agar memperdalam pemahaman tentang
identitas nasional Bangsa Indonesia agar di kemudian hari terwujudnya
identitas nasional Negara Indonesia yang kokoh serta dapat memperbaiki
segala kekeliruan yang terjadi demi terciptanya Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.
2. Diperlukan dukungan dari setiap lapisan masyarakat Indonesia untuk
membangun identitas nasional bangsa, maka dari itu masyarakat Indonesia
haruslah bersatu dan saling merangkul.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku
Bakhtiar, Amsal. 2007. Filsafat Agama (Wisata Pemikiram dan Kepercayaan
Manusia). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kaelan, Achmad Zubaidi. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Pendidikan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma Yogyakarta.
Srijanti dkk. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan di PT: Mengembangkan
Etika Berwarga Negara. Jakarta: Salemba Empat.

2. Jurnal
Yusuf, Deddy. 2015, “Kolerasi Pendidikan Kewarganegaraan Membangun
Karakter Bangsa”, Jurnal Mitra PGMI, Vol.1 No.1hal. 120.

3. Internet
Azah, Nikmah. 2013. “Proses Berbangsa dan Bernegara”
http://nikmahajah.blogspot.co.id/2013/11/proses-berbangsa-dan
bernegara.html, diakses pada tanggal 28 Agustus 2021, 10:22.
Kompas.com, 2021“Unsur Identitas Nasional”
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/25/165905869/unsur-
identitas-nasional, diakses pada tanggal 29 Agustus 2021 pukul 18.43.
Latra, Wayan. “Identitas Nasional Sebagai Salah Satu Determinan Dalam
Pembangunan Bangsa Dan Karakter“ (Jurnal), hal. 9. Tersedia
secara online di (http://73897666bed07ff50b5b2bf1ed73e60a.pdf,
diakses pada tanggal 28 Agustus 2021, pukul 11:25 WIB)

iii

Anda mungkin juga menyukai