Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

IDENTITAS NASIONAL

Disusun Oleh : Kelompok 4

1. Clarissa Putri Raharjo (2104431108)


2. Ghina Zafira Handriantiwi (2104431117)
3. Julia Astriyani (2104431103)
4. Muhammad Daffa Aditya (2104431123)
5. Nabila Atika Savitri (2104431115)
6. Nasywa Diva Putri (2104431111)
7. Nicholas Sahala Panjaitan (2104431098)
8. Tesalonika Riris Marintan (2104431095)

Dosen Mata Kuliah


Radhiyatuz Zahra, S.Hum., M.H.

Prodi Akuntansi Keuangan Terapan


Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Jakarta
Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “Identitas Negara”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya
kepada dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas terhadap
kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan - kekurangan yang jauh dari apa yang diharapkan. Untuk
itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan untuk perbaikan tugas berikutnya.
Mengingat tidak ada yang sempurna tanpa ada saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata - kata
yang kurang berkenan.

Jakarta, 16 Maret 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 4
BAB II ISI .................................................................................................................... 5
2.1 Identitas Nasional ......................................................................................... 5
2.1.1 Pengertian Identitas Nasional ................................................................ 5
2.1.2 Faktor-Faktor Pembentuk Identitas Nasional ........................................ 6
2.1.3 Karakteristik Identitas Nasional ............................................................. 6
2.1.4 Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional .......................................... 7
2.1.5 Identitas Nasional Indonesia .................................................................. 8
2.2 Sejarah Kelahiran Faham Nasionalisme Indonesia ................................ 12
2.2.1 Pengertian Nasionalisme ...................................................................... 12
2.2.2 Sejarah Nasionalisme di Indonesia ....................................................... 12
2.2.3 Sejarah Kelahiran Faham Nasionalisme Indonesia ............................. 16
2.2.4 Cara Mempertahankan Nasionalisme .................................................. 17
2.3 Identitas Nasional Sebagai Karakter Bangsa .......................................... 17
2.4 Proses Berbangsa dan Bernegara ............................................................. 21
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 26
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 26
3.2 Saran ............................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 29

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap Negara yang merdeka dan berdaulat pasti memiliki identitas
nasional yang berbeda-beda, sama saja seperti manusia yang memiliki identitas
yang berbeda setiap individunya. Identitas negara tentunya berguna untuk
membedakan setiap negara. Sebagai warga negara, kita harus menjunjung
tinggi dan mempertahankan identitas nasional dalam kehidupan sehari-hari. Hal
ini diperlukan supaya warga negara bisa mengetahui dan memahami jati diri
bangsa sehingga menumbuhkan kebanggan sebagai bangsa yang berkarakter.
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri yang
dimiliki suatu bangsa, untuk membedakan dengan bangsa lainnya. Dalam
konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional adalah ciri-ciri atau
karakteristik keyakinan tentang kebangsaan yang membedakan bangsa satu
dengan yang lainnya. Identitas nasional mencerminkan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat di suatu negara, merupakan suatu yang terus menerus
berkembang dan bersifat terbuka.
Beragamnya suku bangsa serta bahasa di Indonesia, merupakan suatu
tantangan yang besar bagi bangsa ini untuk tetap mempertahankan identitasnya.
Untuk itu, sebagai generasi muda kita harus sudah mengetahui apa itu identitas
nasional dan apa saja wujud dari identitas nasional bangsa indonesia itu sendiri.
Lalu kita harus menjunjung dan mempertahankan apa saja yang telah ada dan
berusaha memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan dalam diri suatu
Bangsa dan Negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Identitas Nasional?
2. Bagaimana Sejarah kelahiran faham Nasionalisme Indonesia?
3. Apa itu Identitas Nasional sebagai karakter bangsa?

3
4. Bagaimana Proses berbangsa dan bernegara?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami pengertian Identitas Nasional.
2. Untuk mengetahui Sejarah kelahiran faham Nasionalisme Indonesia.
3. Untuk memahami Identitas Nasional sebagai karakter bangsa.
4. Untuk mengetahui Proses berbangsa dan bernegara.

4
BAB II
ISI

2.1 Identitas Nasional

2.1.1 Pengertian Identitas Nasional


Identitas nasional adalah konsep suatu bangsa tentang dirinya. Ciri
khas suatu bangsa adalah penanda utama identitas bangsa tersebut. Karena
menyangkut diri atau ciri suatu bangsa, maka konfirmasi atau penegasan
terhadap identitas nasional suatu bangsa selalu merujuk atau mengacu pada
hakikat bangsa itu sendiri. Dalam konteks Indonesia, identitas nasional
mengacu pada Pancasila sebagai hakikat Indonesia.
Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas
kebangsaan. Secara etimologis, istilah identitas nasional berasal dari kata
“Identitas” dan “Nasional”. Kata “identitas” berasal dari kata identity yang
memiliki pengertian harfiah ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada
seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain.
Mengacu pada pengertian tersebut, identitas tidak hanya merujuk pada
individu atau perseorangan, tetapi juga pada kelompok.
Sedangkan kata “Nasional” merupakan padanan dari kata nation
yang artinya bangsa. Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis
adalah persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri yang masing-
masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras,
bahasa, agama, dan adat istiadat. Sedangkan bangsa dalam pengertian politik
adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk
pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke
dalam. Dengan demikian, “Nasional” menunjuk pada sifat khas kelompok
yang memiliki ciri-ciri kesamaan, baik fisik seperti, budaya, agama, bahasa,
maupun non fisik seperti, keinginan, cita-cita, dan tujuan. Dari uraian
tersebut, dapat diperoleh pemahaman bahwa identitas nasional merupakan
jati diri suatu bangsa atau kelompok masyarakat yang bersamaan asal

5
keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, yang dapat membedakannya
dengan bangsa yang lain.

2.1.2 Faktor-Faktor Pembentuk Identitas Nasional

Faktor-faktor yang mendorong terbentuknya identitas nasional diantaranya:


a. Faktor Primordial, yakni faktor yang melekat secara alami pada suatu
bangsa seperti demografi, ekologi, dan geografi.
b. Faktor Kondisional, keadaan yang dapat mempengaruhi
pembentukan identitas nasional, seperti sosial, politik, sejarah, dan
kebudayaan bangsa Indonesia.
c. Faktor Sakral, faktor ini dapat berupa kesamaan agama dan ideologi
yang dianut oleh masyarakat.
d. Faktor sejarah, kesamaan persepsi antar warga masyarakat tentang
sejarah mampu menghasilkan pandangan sama terkait cita-cita dan
harapan yang diimpikan di masa yang akan datang.
e. Lembaga pemerintahan dan politik, meliputi birokrasi, angkatan
bersenjata, pengadilan, dan partai politik. Keberadaan Lembaga-
lembaga ini dapat melayani dan mempertemukan warga negara tanpa
memandang asal usul dan golongannya. Hal ini dapat
mempersatukan masyarakat menjadi satu bangsa.Persamaan
keturunan, bahasa, kesatuan politik, tradisi, adat istiadat, dan daerah

2.1.3 Karakteristik Identitas Nasional

Karakteristik adalah sifat yang secara alami tercipta dari suatu kebiasaan
dan pola hidup masyarakat yang mendiami suatu bangsa. Identitas
Nasional bangsa Indonesia memiliki beberapa karakteristik, diantaranya
adalah :
a. Adanya persamaan nasib, yakni perasaan senasib sependeritaan yang
dirasakan pada saat dijajah oleh bangsa asing selama kurang lebih 350
tahun.

6
b. Adanya keinginan untuk merdeka dan melepaskan diri dari belenggu
penjajahan yang selama ini menghantui bangsa Indonesia
c. Adanya kesatuan tempat tinggal, sebagai negara yang memiliki pulau
terbanyak di dunia yang membentang dari Sabang hingga Merauke,
Indonesia memiliki banyak suku, kebudayaan, ada istiadat, serta bahasa
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun hal itu tidak
menjadikan bangsa Indonesa terpecah belah, justru hal tersebut lah yang
menjadi faktor terbentuknya Identitas Nasional. Meski banyaknya
perbedaan semua itu tetaplah bersifat satu, satu Indonesia.

2.1.4 Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional

1. Suku Bangsa
Suku Bangsa adalah golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau
kelompok etnis dengan tidak kurang dari 300 dialek bahasa.
2. Agama
Agama adalah suatu kepercayaan yang dianut seseorang atau
sekelompok orang dimana orang tersebut menjalani ritual yang
dianjurkan oleh kepercayaannya. Bangsa Indonesia dikenal sebagai
masyarakat yang agamis. Agama agama yang tumbuh dan berkembang
di Indonesia antara lain, Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan
Kong Hu Cu. Karena Indonesia sebagai negara yang menganut multi
agama, sudah selayaknya perlu dikembangkan sikap saling hormat-
menghormati diantara sesama umat beragama, intern umat beragama,
dan antara umat beragama dan pemerintah. Sikap saling menghormati
dan menghargai perbedaan, memungkinkan umat beragama yang
berbeda bersama-sama berjuang demi pembangunan yang sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
3. Kebudayaan

7
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan
dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain.
Bahasa dipahami sebagai sistem lambang yang secara dibentuk atas
unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana
berinteraksi antar manusia.

2.1.5 Identitas Nasional Indonesia


Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas yang sifatnya
nasional. Identitas nasional memiliki sifat buatan dan sekunder. Identitas
nasional bersifat buatan karena identitas nasional dibuat, dibentuk dan
disepakati oleh bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara.
Sedangkan identitas nasional bersifat sekunder karena kemunculan identitas
nasional lahirnya kemudian bila dibandingkan dengan identitas
kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu secara
askriptif. Sebelum memiliki identitas nasional, warga bangsa telah memiliki
identitas primer yaitu identitas kesukubangsaan.
Proses pembentukan identitas nasional pada umumnya
membutuhkan waktu dan perjuangan panjang diantara warga bangsa
bersangkutan. Hal ini disebabkan identitas nasional adalah hasil kesepakatan
masyarakat bangsa itu. Kemungkinan dapat terjadi sekelompok warga
bangsa tidak setuju dengan identitas nasional yang hendak diajukan oleh
kelompok bangsa lainnya. Setiap bangsa pada suatu negara umumnya
menginginkan identitasnya dijadikan atau diangkat sebagai identitas
nasional yang belum tentu diterima oleh bangsa yang lain. Inilah yang

8
menyebabkan sebuah negara-bangsa yang baru merdeka mengalami
pertikaian internal yang berlarut-larut untuk saling mengangkat identitas
kesukubangsaan menjadi identitas nasional. Contoh; kasus negara Srilanka
yang diliputi pertikaian terus-menerus antara bangsa Sinhala dan Tamil sejak
negara itu merdeka.
Setelah bangsa Indonesia merdeka pemerintah mulai membentuk dan
menyepakati apa saja yang dapat menjadi identitas nasional Indonesia. Bisa
dikatakan bangsa Indonesia relatif berhasil dalam membentuk identitas
nasionalnya kecuali pada saat proses pembentukan ideologi Pancasila
sebagai identitas nasional yang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan
untuk saling memberi dan menerima diantara warga bangsa.
Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia, adalah sebagai
berikut:
1. Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia berawal dari rumpun bahasa Melayu yang
dipergunakan sebagai bahasa pergaulan yang kemudian diangkat
sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928, Bangsa
Indonesia sepakat bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional
sekaligus sebagai identitas nasional Indonesia.
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
Warna merah berarti berani dan putih berarti suci. Lambang merah putih
sudah dikenal pada masa kerajaan di Indonesia yang kemudian diangkat
sebagai bendera negara. Bendera warna merah putih dikibarkan pertama
kali pada tanggal 17 Agustus 1945 namun telah ditunjukkan pada
peristiwa Sumpah Pemuda.
3. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan yang pada tanggal 28 Oktober
1928 dinyanyikan untuk pertama kali sebagai lagu kebangsaan negara.
4. Lambang negara yaitu Garuda Pancasila
Garuda adalah burung khas Indonesia yang dijadikan lambang negara.

9
5. Semboyan negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Menunjukkan kenyataan bahwa bangsa kita heterogen namun tetap
berkeinginan untuk menjadi satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.
6. Dasar falsafah negara yaitu Pancasila
Berisi lima nilai dasar yang dijadikan sebagai dasar filsafat dan ideologi
dari negara Indonesia. Pancasila merupakan identitas nasional yang
berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi nasional Indonesia,
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 194S
Merupakan hukum dasar tertulis yang menduduki tingkatan tertinggi
dalam tata urutan perundangan dan dijadikan sebagai pedoman
penyelenggaraan bernegara.
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
Bentuk negara adalah kesatuan sedangkan bentuk pemerintahan adalah
republik. Sistem politik yang digunakan adalah sistem demokrasi
(kedaulatan rakyat). Saat ini identitas negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat disepakati untuk tidak ada
perubahan.
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
Sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang serba beragam dan memiliki nilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Terkait dengan identitas nasional, belum lama ini negara menetapkan
Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang
Negara serta Lagu Kebangsaan Indonesia merupakan sarana pemersatu,
identitas dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan
kehormatan negara. Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar

10
pada sejarah perjuangan bangsa, kesatuan keragaman budaya, dan kesamaan
dalam mewujudkan cita-cita Bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Tumbuh dan disepakatinya beberapa identitas nasional Indonesia itu
sesungguhnya telah diawali dengan adanya kesadaran politik bangsa
Indonesia sebelum bernegara. Dengan demikian sesuai dengan ciri dari
pembentukan negara bangsa model mutakhir. Kesadaran politik itu adalah
tumbuhnya semangat nasionalisme (semangat kebangsaan) sebagai gerakan
menentang penjajahan dan mewujudkan negara-bangsa Indonesia. Dengan
demikian nasionalisme yang tumbuh kuat dalam diri bangsa Indonesia turut
mempermudah terbentuknya identitas nasional Indonesia.
Jika dikatakan bahwa identitas nasional sebagai sesuatu yang
dibentuk, maka identitas nasional sesungguhnya rnerupakan "konstruksi”.
Menurut Sastrapratedja (2007) jatidiri atau identitas bangsa adalah sebuah
“konstruksi” yang selalu bisa di dekonstruksikan dan dikonstruksikan
kembali. Sebagai suatu konstruksi, maka identitas berada dalam proses yang
terus menerus berubah, konsep yang terus menerus di rekonstruksi dan
dekonstruksi tergantung pada jalannya sejarah, bahkan dalam era sekarang
terpengaruh pula oleh perkembangan global.
Identitas bangsa penting untuk dimiliki, dibangun, dibentuk atau
dikonstruksikan agar suatu bangsa sebagai persekutuan hidup manusia
memiliki ciri khasnya sendiri yang terbedakan dengan bangsa lain. Selain itu
identitas berguna untuk membangun kesatuan sosial sebuah bangsa, tidak
mudah terombangambingkan oleh arus globalisasi, menciptakan cita rasa
keanggotaan yang sama, menciptakan rasa kepemilikan yang sama serta
hasrat yang sama untuk melanjutkan kehidupan. Identitas juga akan
membantu melestarikan kepercayaan dan kesetiakawanan warga negara
terhadap negara bangsa. Oleh karena iłu, identitas nasional Indonesia
merupakan sesuatu yang terus perlu direkonstruksi kembali, dibangun,
diwujudkan dan dikembangkan. (Dr. Winarno, 2020)

11
2.2 Sejarah Kelahiran Faham Nasionalisme Indonesia

2.2.1 Pengertian Nasionalisme


Nasionalisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa
kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara
kebangsaan. Nasionalisme merupakan suatu perasaan subjektif pada
sekelompok manusia bahwa mereka merupakan satu bangsa dan bahwa cita-
cita serta aspirasi mereka bersama hanya dapat tercapai jika mereka
tergabung dalam satu negara atau nasional.
Nasionalisme menurut beberapa ahli, yaitu :
1. Hans Kohn
Pengertian nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi
dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri.
2. Benedict Anderson
Pengertian nasionalisme adalah sebagai suatu komunitas politik yang
dibayangkan dan diimajinasikan sebagai sesuatu yang terbatas dan juga
berdaulat.
3. Otto Bauar
Pengertian nasionalisme adalah sebuah persatuan karakter atau perangai
yang timbul karena adanya perasaan yang senasib.

2.2.2 Sejarah Nasionalisme di Indonesia


Ketika membahas tentang sejarah nasionalisme kita dapat melakukan
penelusuran jauh ke belakang lagi dengan kajian yang dilakukan oleh Dhont,
(2005), tentang bagaimana benih-benih nasionalisme di Indonesia mulai
bergelora ketika era pergerakan nasional (periode 1920-an) yang pada saat
itu adalah sebagai wujud dari adanya sebuah sistem politik yang diterapkan
oleh pemerintah hindia belanda yaitu sebuah sistem politik etis yang
kemudian pada akhirnya menjadi salah satu bukti bahwa nasionalisme telah
ada di Indonesia.

12
Perkembangan nasionalisme yang ada di Indonesia kalau meminjam
istilah yang telah disampaikan oleh Kahin (2013) yang menyatakan
pertumbuhan embrionya berjalan secara laten memang bisa dirasionalkan.
Dari beberapa catatan sejarah yang ada dikatakan bahwa nasionalisme sudah
ada di Nusantara sejak kerajaan Majapahit berkuasa. Semangat nasionalisme
pada saat itu telah digelorakan oleh Maha Patih Gajah mada dengan visi
globalisasinya yaitu yang terkenal dengan istilah “Sumpah Palapa” yang
bertujuan untuk menyatukan wilayah Majapahit dengan seluruh wilayah
Nusantara. Melalui kajian yang telah dilakukan oleh Niwandhono juga dapat
merekam tentang jejak-jejak nasionalisme yang ada di Nusantara, yaitu
dimulai dari periode nasionalisme Indische (Indisch Nationalisme).
Niwandhono (2011) memberikan sebuah definisi tentang
nasionalisme yaitu, Nasionalisme Indische adalah suatu kesadaran yang
dilatarbelakangi oleh persoalan yang muncul dalam wilayah orang-orang
Eropa atau Indische (sebutan untuk kelompok masyarakat Eropa di
Indonesia yang telah mengalami hibridisasi baik secara biologis maupun
sosio-kultural). Perlawanan yang dilakukan terhadap pemerintah Belanda ini
didasari oleh persamaan bahasa dan leluhur yang dialami oleh orang-orang
Indische tersebut.
Untuk memahami seberapa besar pengaruh nasionalisme Indische
yang berlangsung di tahun 1800an terhadap nasionalisme Indonesia. Maka
hal tersebut perlu untuk dijelaskan secara gamblang, mengingat gerakan-
gerakan ini dilakukan oleh para keturunan Belanda dengan gundiknya.
Namun yang perlu diingat adalah unsur hibriditas mereka juga perlu
dipertimbangkan, walaupun mereka tersebut berdarah Eropa tapi secara
status dan sosiokultural mereka seperti orang pribumi, bahkan Niwandhono
(2011) menyebut Indis adalah embrio dari identitas kebangsaan yang
kemudian disebut Indonesia.
Dari nasionalisme Indische ini muncul tokoh-tokoh seperti Douwes
Dekker dan para pendiri Indische Partij (IP) serta melahirkan tokoh yang

13
disebut tiga serangkai pelopor nasionalisme (Eduard Douwes Dekker, Tjipto
Mangoenkoesoemo, dan Soewardi Soerjaningrat). Gerakan ini merupakan
gerakan yang bertujuan untuk menuntut hak kewarganegaraan mereka di sisi
lain gerakan ini juga menjadi sebuah perintis gerakan oposisi terhadap
pemerintah kolonial yang terorganisir. Propaganda yang dilakukan ini pada
akhirnya berdampak luar biasa. Bagaimana tokoh-tokoh penggerak antara
lain Douwes Dekker alias Multatuli dengan Max Havelarnya, sebuah tulisan
yang mengkritik eksploitasi pemerintah kolonial. Kemudian Soewardi
Soerjaningrat dengan tulisan berjudul Als ik eens Nederlander was (andai
aku seorang Belanda) yang mengkritik perayaan 100 tahun kemerdekaan
Belanda dari Perancis.
Nasionalisme Indis yang seperti disampaikan di atas adalah sebuah
gerakan yang menjadi awal mula benih nasionalisme Indonesia memang
tepat. Namun, nasionalisme Indische bukanlah satu-satunya yang menjadi
tonggak awal lahirnya nasionalisme di Indonesia. Perhimpunan Indonesia
(Indonesische Vereeniging) yang merupakan wadah perhimpunan
mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang ada di Belanda berhasil menjadi
sebuah kawah candradimuka yang pada akhirnya membentuk nasionalisme
bagi orang-orang Indonesia yang di kemudian hari menjadi tokoh-tokoh
pergerakan nasional, sebagai contoh seperti Soewardi Soerjaningrat, Tjipto
Mangoenkoesoemo, Muhammad Hatta, Sutan Syahrir, Sutomo, dan Sartono.
Melihat sebuah kajian yang dilakukan oleh Dont, seorang berkebangsaan
Belgia yang menempuh studi di Universitas Gadjah Mada, menyatakan
bahwa Perhimpunan Indonesia memiliki andil yang sangat besar dalam
pembentukan beberapa organisasi-organisasi di Indonesia, seperti
Algemeene Studie Club yang berada di Bandung dan Soekarno ada di
dalamnya, kemudian Indonesische Studie Club yang berada di Surabaya.
Kemudian Perhimpunan Indonesia juga mempunyai sebuah peran
yang sangat besar terhadap terselenggaranya kongres pemuda ke II pada
tanggal 28 Oktober 1928 yang kemudian lahir sebuah cerita heroik tentang

14
persatuan pemuda yang biasa dikenal dengan sumpah pemuda. Beberapa
gambaran tentang sejarah nasionalisme yang telah dipaparkan di atas
diperkuat kembali dengan penelitian yang dilakukan oleh Kahin, seorang
yang berkebangsaan Amerika yang pernah juga menjadi serdadu pada
perang dunia II. Dia mengidentifikasi banyak hal tentang perkembangan
nasionalisme sejak Hindia Belanda. Penelitian yang dilakukan sejak tahun
1948 ini semakin menguatkan bahwa nasionalisme adalah antitesis dari
sebuah penjajahan (2013).
Dalam Fakta sejarah tersebut cukup jelas menyebutkan bahwa VOC
datang karena ketertarikan dengan rempah-rempah yang terdapat di Maluku
hingga terjadi berbagai monopoli di sektor ekonomi. Ketika pemerintah
Belanda turut campur tangan karena terjadi ketidakstabilan ekonomi di
internal VOC, eksploitasi sumber daya manusia maupun alamnya semakin
menjadijadi. Dengan siasat menguasai para kaum ningrat inilah Belanda
dapat menguasai para petani beserta tanahnya tanpa menghadapi gejolaknya.
Di sisi lain Belanda membawa orang-orang Cina sebagai mitra dagangnya.
Kahin menyatakan awal mula nasionalisme Indonesia tidak dapat
diperkirakan. Awal nasionalisme Indonesia merupakan fase yang baru mulai
disuarakan dan diorganisir pada dasawarsa kedua abad ke-20. Terdapat lima
unsur yang membuat pertumbuhan nasionalisme Indonesia:
1. Tingginya homogenitas keagamaan di Indonesia. Dengan komposisi
hampir 90 persen penduduk Indonesia beragama Islam, akan mudah
membangun solidaritas. Selain untuk menangkal kristenisasi, Islam
yang berdiri tipis diatas kebudayaan Hindu-Budha dan mistisme Jawa,
semakin mempermudah penerimaannya di tataran rakyat, khususnya
rakyat Jawa.
2. Sikap superioritas orang-orang Belanda yang tidak mau disamakan
dengan orang pribumi dalam berbahasa menjadi faktor integrasi penting
lainnya. Perkembangan bahasa persatuan (lingua franca) yang

15
digunakan adalah bahasa Melayu mampu menghancurkan
solidaritassolidaritas sempit dalam nasionalisme Indonesia.
3. dengan dibentuknya majelis perwakilan tertinggi bagi orang Indonesia
yang disebut Volksraad, mampu mengorganisir gerakan-gerakan
kebangkitan nasional meskipun banyak yang berpendapat posisi
Volksraad tidak begitu berpengaruh di mata pemerintah kolonial
Belanda.
4. Perkembangan radio dan surat kabar menjadi saluran untuk penyebaran
gagasan nasionalisme. Beberapa study club yang berdiri, misal:
Perhimpunan Indonesia membuat surat kabar yang diberi nama Oetosan
Hindia untuk menyebarkan nasionalisme dan sebagai alat propaganda
politik.
5. Adanya rangsangan oleh mobilitas geografis gagasan maupun
penduduk. Dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat sebagai
akibat dari pola organisasi ekonomi maupun fasilitas transportasi abad
ke-20 di Indonesia, mobilitas ini begitu berpengaruh sebagai faktor
penyebab integrasi.
Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah salah satu bukti sejarah
perkembangan nasionalisme yang telah berada pada level yang lebih tinggi,
lahirnya Pancasila turut menjadi saluran perkembangan dan transformasi
nasionalisme untuk bangsa Indonesia. Ide persatuan yang disampaikan
Soekarno dalam pidato lahirnya Pancasila, semakin mempertegas bahwa
nasionalisme adalah sebuah keniscayaan bagi bangsa Indonesia dengan
melihat bangsa ini merupakan serangkaian heterogenitas yang berdiri atas
persamaan, kesadaran dan kehendak untuk bersatu.

2.2.3 Sejarah Kelahiran Faham Nasionalisme Indonesia


1. Boedi Oetomo (1908) berbasis subkultur Jawa
2. Serikat Dagang Islam (1911) kaum entrepreneur Islam yg bersifat
ekstrovert dan politis

16
3. Muhammadiyah (1912) subkultur Islam modernis yg bersifat introvert
dan sosial
4. Indische Party (1912) subkultur campuran Indo Belanda, Indo Cina,
Indo Arab dan Indonesia asli yg mencerminkan elemen politis
nasionalisme non rasial yg berslogan “Tempat yang memberi nafkah yg
menjadikan Indonesia sebagai tanah airnya”
5. Indische Sociaal Democratische Vereniging (1913) mengejawantahkan
nasionalisme politik radikal & berorentasi Marxist
6. Tri Koro Dharmo (1915) sebagai embrio Jong Java (1918) & Indonesia
Muda (1931) berbasis subkultur Jawa
7. Nahdatoel Oelama (1926) subkultur santri dan ulama
8. Jong Ambon, Jong Sumatra, Jong Celebes

2.2.4 Cara Mempertahankan Nasionalisme


1. Dengan bercerita tentang sejarah NKRI
2. Mengajarkan permainan tradisional
3. Memberikan pendidikan yang merata ke seluruh Indonesia
4. Memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh warga yang kurang
mampu
5. Peduli pada lingkungan
6. Memberikan pengajaran dari kecil tentang kewarganegaraan
7. Memberikan pengajaran tentang kebudayaan Indonesia
8. Melaksanakan pembangunan di daerah terpencil
9. Lebih memperhatikan rakyat kecil

2.3 Identitas Nasional Sebagai Karakter Bangsa


Setiap bangsa memiliki identitasnya dengan memahami identitas
diharapkan akan memahami jati diri bangsa sehingga menumbuhkan
kebanggaan sebagai bangsa. Karakter berasal dari bahasa latin’’kharakter,
kharaselen, kharar’’.

17
Dalam arti luas karakter berarti sifat kejiwaan akhlak, budi pekerti,
tabiat, watak yang membedakan seseorang dengan orang lain. Sehingga
karakter bangsa dapat diartikan tabiat atau watak khas bangsa Indonesia yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
Menurut max weber (dikutip mambura 1983:3) cara yang terbaik untuk
memahami sesuatu masyarakat adalah memahami tingkah laku anggotanya dan
cara memahami perilaku anggota adalah dengan memahami kebudayaan
mereka yaitu sistem makna mereka.manusia adalah makhluk yang selalu
mencari makna terus menerus atas semua tindaknya makna selalu menjadi
orientasi tindakan manusia mencari dan berusaha menjelaskan logika dari
tingkah laku social masyarakat tertentu melalui kebudayaan mereka sendiri.
Negara bangsa adalah Negara yang lahir dari kumpulan bangsa-bangsa
Negara Indonesia sulit terwujud apabila para raja bersikukuh dengan otoritas
dirinya dan ingin mendirikan negaranya sendiri. Keadaan demikian tentu
mengindikasikan ada hal yang sangat kuat yang mampu menyatukan beragam
otoritas tersebut dari penjelasan ini dapatlah dikatakan bahwa identitas bangsa
Indonesia adalah pancasila itu sendiri sehingga dapat pula dikatakan bahwa
pancasila adalah karakter nilai-nilai tersebut bersifat esoteric ketika terjadi
proses komunikasi relasi dan interaksi.
Gotong royong sebagai bentuk perwujudan dari kemanusiaan dan
persatuan Indonesia yang tidak ditemukan di Negara lain kerja bakti bersama
dan ronda adalah salah satu contoh nyata karakter yang membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa lain. Identitas meliputi nilai norma dan simbol
ekspresi sebagai ikatan sosial untuk membangun solidaritas dan kondusifitas
sosial digunakan untuk menghadapi kekuatan luar yang menjadi simbol
ekspresi yang memberikan pembenaran baik tindakan pada masa lalu,masa
sekarang dan masa yang akan datang, sedangkan nasional berasal dari bangsa
sendiri atau meliputi diri bangsa menjadi identitas nasional Indonesia adalah
jati diri yang membentuk bangsa yaitu berbagai suku bangsa, agama, bahasa
Indonesia.

18
Menurut para ahli secara umum terdapat beberapa unsur-unsur yang
menjadi komponen identitas nasional:
1. Pola perilaku adalah gambaran pola perilaku yang terwujud dalam
kehidupan sehari-hari misalnya: adat-istiadat, budaya dan kebiasaan,
ramah-tamah, hormat kepada orang tua dan gotong royong.
2. Lambang-lambang adalah suatu yang menggambarkan tujuan fungsi
negara lambang-lambang ini biasa dinyatakan dalam UUD misalnya
bahkan bahasa dan lagu kebangsaan.
3. Alat-alat perlengkapan adalah sejumlah perangkat atau alat-alat
perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang berupa
bangunan peralatan dan teknologi misalnya: bangunan candi masjid,
gereja.
4. Salah satu bangsa yang melekat pada bangsa Indonesia adalah sebutan
sebagai sebuah bangsa yang majemuk. Kemajemukan bangsa ini
tercermin pada ungkapan Bhineka Tunggal Ika yang terdapat pada
simbol burung garuda dengan lima simbol yang mewakili lima sila
dalam dasar negara pancasila.
Pembentukan jati diri bangsa ditemukan melalui dua pandangan:
1. Jati diri sebagai konsep teknologi, identik dengan fitrah manusia, maka
jati diri bangsa merupakan kualitas universal yang inheren pada setiap
manusia.
2. Jati diri bangsa dari segi politik sebagai suatu pilihan melalui sumpah
pemuda yang mengubah kekamian menjadi kekitiaan, sebagai upaya
memperoleh kesadaran baru jati diri jati bangsa Indonesia.
Aspek orientasi yang menunjukkan kesadaran yang dianggap berharga
oleh pelakunya; dalam hal ini adalah dari kolonialisme.Aspek efektif, yaitu
tindakan kelompok yang menunjukkan situasi dengan pengaruhnya yang
menyenangkan atau menyusahkan bagi pelakunya yang mendukung kelahiran
identitas nasional tersebut.

19
Ada faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa
Indonesia meliputi:
1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis ekologis dan demografis.
2. Faktor subjektif, yaitu historis sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia.
3. Pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional
4. Menurut para ahli, secara umum terdapat beberapa unsur yang menjadi
komponen identitas nasional, diantaranya:
5. Pola perilaku, adalah gambaran perilaku yang terwujud dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya adat istiadat, budaya dan kebiasaan.
6. Lambang-lambang, adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan
fungsi Negara.
7. Alat-alat perlengkapan, adalah jumlah perangkat atau alat-alat
perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang berupa
bangunan, peralatan dan teknologi.
8. Tujuan yang ingin dicapai, yang bersumber dari tujuan yang bersifat
dinamis dan tidak tetap
Identitas nasional pada dasarnya merupakan nilai budaya yang tumbuh
dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas, dan
dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam
hidup dan kehidupannya. Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah
suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain.
Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa didunia
akan memiliki identitas sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta
karakter dari bangsa tersebut. Beberapa faktor yang menjadikan setiap bangsa
memiliki identitas berbeda adalah keadaan geografi, ekologi, demografi,
sejarah, kebudayaan, dan watak masyarakat. Dengan demikian, identitas
nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan selalu

20
memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah,
sistem hukum/perundang.
Unsur Identitas Nasional Indonesia dapat dirumuskan pembagiannya
menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Identitas Fundamental yang terdapat di Indonesia adalah contohnya
Pancasila yang merupakan falsafah bangsa, dasar negara, dan ideologi
negara. Pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional bangsa
Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional,
memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan
bangsa-bangsa lain di dunia. yaitu bangsa Indonesia berkembang
menuju fase nasionalisme. Modern diletakkan prinsip-prinsip dasar
filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan bernegara.
Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang
diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian
diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat negara yaitu
Pancasila.
2. Identitas Instrumental yang berisi undang-undang dan tata
Perundangannya, bahasa, lambang negara, bendera negara, lagu
kebangsaan.
3. Identitas alamiah yang meliputi negara kepulauan(archipelago) dan
pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan.

2.4 Proses Berbangsa dan Bernegara


Proses berbangsa yang menegara memberikan gambaran tentang
bagaimana terbentuknya bangsa dimana sekelompok manusia yang berada
didalamnya merasakan bagian dari bangsa.
Pada zaman modern Ada banyak perbedaan konsep tentang kenegaraan
yang dilandasi oleh pemikiran ideologis. Demikian pula halnya dengan bangsa
Indonesia. Yang memiliki beberapa konsep tentang terbentuknya bangsa
Indonesia. Ini dapat dilihat lewat alinea pertama pembukaan UUD 1945

21
merumuskan bahwa adanya NKRI adalah karena adanya kemerdekaan adalah
hak segala bangsa sehingga penjajahan yang bertentangan dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan harus dihapuskan. Dan alinea kedua
pembukaan UUD 1945 bangsa Indonesia beranggapan bahwa terjadinya
Negara merupakan proses atau rangkaian tahap-tahap yang berkesinambungan.
Secara ringkas, proses tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia
b. Proklamasi
c. Keadaan bernegara yang nilai-nilai dasarnya adalah merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur
Bangsa Indonesia menerjemahkan secara terperinci perkembangan teori
kenegaraan tentang terjadinya Negara kesatuan republik Indonesia sebagai
berikut:
1. Terjadinya NKRI merupakan suatu proses yang tidak sekedar dimulai
dari proklamasi. Perjuangan kemerdekaan pun mempunyai peran
khusus dalam pembentukan ide-ide dasar yang dicita-citakan.
2. Proklamasi baru “menghantarkan bangsa Indonesia” sampai ke pintu
gerbang kemerdekaan. Adanya proklamasi tidak berarti bahwa kita
telah selesai bernegara.
3. Keadaan bernegara yang dicita-citakan belum tercapai halnya adanya
pemerintahan, wilayah, dan bangsa melainkan harus kita isi untuk
menuju keadaan merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur.
4. Terjadinya Negara adalah kehendak seluruh bangsa bukanlah sekedar
keinginan golongan yang kaya dan yang pandai atau golongan ekonomi
lemah yang menentang golongan ekonomi kuat seperti dalam teori
kelas.
5. Religiositas yang tampak pada terjadinya negara menunjukkan
kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

22
Demikianlah terjadinya Negara menurut bangsa Indonesia daan tampak
yang diharapkan akan muncul dalam bernegara. Proses bangsa yang bernegara
di Indonesia diawali dengan adanya pengakuan yang sama atas kebenaran
hakiki dan kesejahteraan yang merupakan gambaran kebenaran secara faktual
dan otentik. Berikut adalah Proses Berbangsa dan Bernegara pada masa
sebelum kemerdekaan dan pada masa sekarang:
1. Masa sebelum kemerdekaan
Proses berbangsa dan bernegara pada zaman sebelum
kemerdekaan lebih berorientasi pada perjuangan dalam melawan
penjajah. Dari tinjauan sejarah zaman Sriwijaya pada abad VII dan
Kerajaan Majapahit abad XIII telah ada upaya untuk menyatukan
nusantara. Namun para penguasa belum memiliki kemampuan yang
cukup untuk mempertahankan kejayaan yang telah dicapai yang
menyebabkan kehancuran. Di samping itu kehancuran juga disebabkan
karena kerajaan tradisional tersebut belum memahami konsep
kebangsaan dalam arti luas.
Proses kehidupan berbangsa dan bernegara mulai berkembang
sejak Sumpah Pemuda dikumandangkan ke seluruh nusantara. Dalam
periode selanjutnya secara nyata mulai dipersiapkan kemerdekaan
Indonesia pada masa pendudukan Jepang, yaitu dengan dibentuknya
Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Dan puncaknya adalah ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945.
2. Masa sekarang
Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang erat
kaitannya dengan hakikat pendidikan kewarganegaraan, yaitu upaya
sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga
negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai
landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi
kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Sehingga

23
dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata
negara, menumbuhkan kepercayaan dan jati diri bangsa serta moral
bangsa, maka takkan sulit untuk menjaga kelangsungan kehidupan dan
kejayaan Indonesia dalam proses berbangsa dan bernegara.

Negara Indonesia merupakan negara yang berkembang dan negara yang


akan melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat,
membutuhkan tenaga kerja yang lebih berkualitas, dengan semangat loyalitas
yang tinggi. Negara didorong untuk menggugah masyarakat agar dapat tercipta
rasa persatuan dan kesatuan serta rasa turut memiliki.
Masyarakat harus disadarkan untuk segera mengabdikan dirinya pada
negaranya, bersatu padu dalam rasa yang sama untuk menghadapi krisis
budaya, kepercayaan, moral dan lain-lain. Negara harus menggambarkan image
pada masyarakat agar timbul rasa bangga dan keinginan untuk melindungi serta
mempertahankan negara itu sendiri. Pendidikan kewarganegaraan adalah
sebuah sarana yang tepat untuk memberikan gambaran secara langsung tentang
hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan pada masyarakat sehingga
proses berbangsa dan bernegara dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.
Dalam upaya untuk memahami proses berbangsa dan bernegara,
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan
kehidupan masyarakat. Kesadaran terhadap sejarah menjadi penting ketika
suatu masyarakat mulai menyadari bagaimana posisinya sekarang dan seperti
apa jatidiri atau identitasnya serta apa yang dilakukan ke depan. Penciptaan
suatu identitas bersama berkisar pada perkembangan keyakinan dan nilai – nilai
yang dianut bersama yang dapat memberi suatu perasaan solidaritas sosial pada
suatu masyarakat suatu wilayah tertentu. Suatu identitas bersama menunjukkan
bahwa individu – individu tersebut setuju atas pendefinisian diri mereka yang
saling diakui, yakni suatu kesadaran mengenai perbedaan dengan orang lain,
dan suatu perasaan akan harga diri.

24
Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara
Indonesia dapat mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai
bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat dalam hubungan internasional akan
dihargai dan sejajar dengan bangsa dan negara lain. Identitas bersama itu juga
dapat menunjukkan jatidiri serta kepribadiannya. Rasa solidaritas sosial,
kebersamaan sebagai kelompok dapat mendukung upaya mengisi
kemerdekaan. Dengan identitas bersama itu juga dapat memberikan motivasi
untuk mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan.

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Identitas nasional adalah konsep suatu bangsa tentang dirinya. Ciri khas
suatu bangsa adalah penanda utama identitas bangsa tersebut. Karena
menyangkut diri atau ciri suatu bangsa, maka konfirmasi atau penegasan
terhadap identitas nasional suatu bangsa selalu merujuk atau mengacu pada
hakikat bangsa itu sendiri. Dalam konteks Indonesia, identitas nasional
mengacu pada Pancasila sebagai hakikat Indonesia.
Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan.
Secara etimologis, istilah identitas nasional berasal dari kata “Identitas” dan
“Nasional”. Kata “identitas” berasal dari kata identity yang memiliki pengertian
harfiah ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau
sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Mengacu pada pengertian
tersebut, identitas tidak hanya merujuk pada individu atau perseorangan, tetapi
juga pada kelompok.
Sedangkan kata “Nasional” merupakan padanan dari kata nation yang
artinya bangsa. Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis adalah
persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri yang masing-masing
anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama,
dan adat istiadat. Dari uraian tersebut, dapat diperoleh pemahaman bahwa
identitas nasional merupakan jati diri suatu bangsa atau kelompok masyarakat
yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, yang dapat
membedakannya dengan bangsa yang lain.
Bentuk identitas nasional Indonesia ada, bahasa nasional atau bahasa
persatuan yaitu Bahasa Indonesia, bendera negara yaitu Sang Merah Putih, lagu
kebangsaan yaitu Indonesia Raya, lambang negara yaitu Garuda Pancasila,
semboyan negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, dasar falsafah negara yaitu
Pancasila, konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 194S, bentuk Negara

26
Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dan konsepsi
Wawasan Nusantara yang ditetapkan pada Undang-Undang No. 24 Tahun
2009.
Nasionalisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan
tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara kebangsaan.
Nasionalisme merupakan suatu perasaan subjektif pada sekelompok manusia
bahwa mereka merupakan satu bangsa dan bahwa cita-cita serta aspirasi mereka
bersama hanya dapat tercapai jika mereka tergabung dalam satu negara atau
nasional.
Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah salah satu bukti sejarah
perkembangan nasionalisme yang telah berada pada level yang lebih tinggi,
lahirnya Pancasila turut menjadi saluran perkembangan dan transformasi
nasionalisme untuk bangsa Indonesia. Ide persatuan yang disampaikan
Soekarno dalam pidato lahirnya Pancasila, semakin mempertegas bahwa
nasionalisme adalah sebuah keniscayaan bagi bangsa Indonesia dengan melihat
bangsa ini merupakan serangkaian heterogenitas yang berdiri atas persamaan,
kesadaran dan kehendak untuk bersatu.
Proses berbangsa yang menegara memberikan gambaran tentang
bagaimana terbentuknya bangsa dimana sekelompok manusia yang berada
didalamnya merasakan bagian dari bangsa. Dalam upaya untuk memahami
proses berbangsa dan bernegara, merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Penciptaan suatu
identitas bersama berkisar pada perkembangan keyakinan dan nilai – nilai yang
dianut bersama yang dapat memberi suatu perasaan solidaritas sosial pada suatu
masyarakat suatu wilayah tertentu. Suatu identitas bersama menunjukkan
bahwa individu – individu tersebut setuju atas pendefinisian diri mereka yang
saling diakui, yakni suatu kesadaran mengenai perbedaan dengan orang lain,
dan suatu perasaan akan harga diri.

27
3.2 Saran
Kita sebagai warga negara harus tau dan paham apa identitas nasional
negara kita, karena dengan kita mengetahui sejarah pembentukan sebuah
identitas nasional kita jadi lebih bisa menghargai dan berusaha
mempertahankan nasionalisme di Indonesia.

28
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Winarno, S. M. (2020). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta


Timur: PT Bumi Aksara.
https://www.academia.edu/17937090/Proses_Berbangsa_dan_Bernegara

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.uny.ac.id/i
ndex.php/civics/article/download/12745/8970&ved=2ahUKEwjcy8iTtb72AhW0V3w
KHcCLAPYQFnoECEUQAQ&usg=AOvVaw2qjR1oTHQMa9LMdRQbCS8u

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.unikom
.ac.id/62036/1/KWN%2520Pertemuan%2520Ke-2%2520%2528Kelas%2520TE-
2%2520S1%2520SMT%2520VIII%2529.pdf&ved=2ahUKEwjcy8iTtb72AhW0V3w
KHcCLAPYQFnoECAQQAQ&usg=AOvVaw2DQfAXQN3xHp1YGsh8zGn1

29

Anda mungkin juga menyukai