Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2020/2021
Jambi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Identitas Nasional Sebagai Salah Satu
Determinan Pembangunan Bangsa Dan Karakter”
Dan tak lupa lupa kami ucampan terimakasih yang sebesar besarnya kepada ibu dosen
Rahma Dani, S.Pd, M.Pd. yang telah memberikan kami tugas untuk membuat makalah ini.
Dan kami juga berterimakasih kepada teman-teman yang telah membantu kami. Kami
berharap resume ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Resume ini berisi tentang identitas
nasional sebagai salah satu penentu pembangunan bangsa dan karakter.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................................4
1.1. Latar Belakang ...........................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................4
1.3. Tujuan penulisan ....................................................................................... .5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................6
2.1. Pengertian Ibadah dan Amal Shaleh ...........................................................6
2.1.1. Pengertian Menurut Bahasa atau Etimologi..............................6
2.1.2. Pengertian Menurut Istilah atau Terminologi............................7
2.2. Hakikat Ibadah............................................................................................ 7
2.3. Ruang Lingkup Ibadah................................................................................ 8
2.3.1. Ibadah Madhah.......................................................................... 8
2.3.2. Ibadah Ghairu Madhah............................................................. 13
2.4. Hikmah Ibadah .......................................................................................... 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 18
3.1. Kesimpulan................................................................................................. 18
3.2. Saran........................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki bermacam identitas nasional yang
teristimewa dan tentunya berbeda dari negara-negara lainnya. Disini yang dimaksudkan
adalah identitas yang memacu pada kebangsaan seseorang. Mayoritas dari masyarakat
menautkan identitas nasional mereka dengan negara di mana mereka dilahirkan.
Beraneka ragam suku bangsa dan bahasa di Indonesia. Menjadikan suatu tantangan besar
bagi bangsa Indonesia untuk tetap dapat mempertahankan identitasnya.
Di era globalisasi ini, sebagian besar warga negara telah meninggalkan identitas
nasionalnya. Ada begitu banyak arus informasi yang masuk sehingga kita mengetahui
lebih banyak tentang negara lain dan malah tertarik lalu melupakan identitas kebanggan
kita. Atas dasar itu, timbul makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Identitas Nasional secara etimologis berasal dari kata identitas dan nasional. Kata
identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda
atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan
dengan yang lain. Kata nasional merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi, identitas
nasional adalah ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada suatu negara sehingga
membedakan dengan negara lain. Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri
yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut
dengan bangsa yang lain.
Dengan demikian identitas menunjuk pada ciri atau penanda yang dimiliki oleh
sesorang, pribadi dan dapat pula kelompok. Penanda pribadi misalkan diwujudkan dalam
beberapa bentuk identitas diri, misal dalam Kartu Tanda Penduduk, ID Card, Surat Ijin
Mengemudi, Kartu Pelajar, dan Kartu Mahasiswa.
dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-
unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar
b) Bendera Negara
c) Lagu Kebangsaan
Lagu Indonesia Raya (diciptakan tahun 1924) pertama kali dimainkan pada
kongres pemuda (Sumpah pemuda) tanggal 28 Oktober 1928. Setelah proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, lagu yang dikarang oleh
Wage Rudolf Soepratman ini dijadikan lagu kebangsaan. Ketika mempublikasikan
Indonesia Raya tahun 1928, Wage Rudolf Soepratman dengan jelas menuliskan
“lagu kebangsaan” di bawah judul Indonesia Raya. Teks lagu Indonesia Raya
dipublikasikan pertama kali oleh surat kabar Sin Po. Setelah dikumandangkan
tahun 1928, pemerintah colonial Hindia Belanda segera melarang penyebutkan
lagu kebangsaan bagi Indonesia Raya.
d) Lambang Negara
Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 36A
bahwa lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. Garuda Pancasila
disini yang dimaksud adalah burung garuda yang melambangkan kekuatan bangsa
Indonesia. Burung garuda sebagai lambang negara Indonesia memiliki warna
emas yang melambangkan kejayaan Indonesia. sedangkan perisai di tengah
melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Simbol di dalam perisai masing-
masing melambangkan sila-sila dalam pancasila,yaitu bintang melambangkan sila
ketuhanan Yang Maha Esa (sila ke-1), rantai melmbangkan sila kemanusiaan yang
adil dan beradab (sila ke-2), pohon beringin melambangkan sila persatuan
Indonesia (Sila ke-3), kepala banteng melambangkan sila kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan (Sila ke-
4) dan padi dan kapas melambangkan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (sila ke-5).
e) Semboyan Negara
Bhineka Tunggal Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam
kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan. Pluralistik bukan pluralisme, suatu
paham yang membiarkan keanekaragaman seperti apa adanya. Dengan paham
pluralisme tidak perlu adanya konsep yang mensubtitusi keanekaragaman
demikian pula halnya dengan faham multikulturalisme. Bhinneka Tunggal Ika
bersifat konvergen tidak divergen, yang bermakna pebedaan yang terjadi dalam
keanekaragaman tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi dicari titik temu, dalam
bentuk kesepakatan bersama. Hal ini akan terwujud apabila dilandasi oleh sikap
toleran, non sektarian, inklusif, dan rukun.Dalam menerapkan Bhineka Tunggal
Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara perlu dilandasi oleh rasa kasih
sayang.
f) Dasar Negara
Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila Pancasila
sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alenia IV yang telah
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Pada hakikatnya pengertian Pancasila
dapat dikembalikan kepada dua pengertian, yakni Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
g) Konstitusi
Undang-Undang Dasar adalah peraturan perundang-undangan yang tetinggi
dalam negara dan merupakan hukum dasar tertulis yang mengikat berisi aturan
yang harus ditaati. Hukum dasar negara meliputi keseluruhan sistem
ketatanegaraan yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk negara dan
mengatur pemerintahannya. UUD merupakan dasar tertulis. Oleh karena itu, UUD
menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan karangan dan
tugas-tugas pokok cara kerja badan tersebut.
Bagaimana jati diri sebuah bangsa atau identitas nasional bangsa Indonesia? Identitas
nasional bagi bangsa Indonesia akan sangat ditentukan oleh ideologi yang dianut dan
norma dasar yang dijadikan pedoman untuk berperilaku. Semua identitas ini akan
menjadi ciri yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain. Identitas nasional
dapat diidentifikasi baik dari sifat lahiriah yang dapat dilihat maupun dari sifat batiniah
yang hanya dapat dirasakan oleh hati nurani.
Selain itu dengan sikap dan perilaku yang ditampilkan, Pancasila sebagai jati diri
bangsa akan menunjukkan identitas kita selaku bangsa Indonesia yakni ada unsur
kesamaan yang memberi ciri khas kepada masyarakat Indonesia dalam
perkembangannya dari waktu ke waktu. Demikian juga dengan kepribadian tersebut
mampu memunculkan keunikan masyarakat Indonesia ketika berhubungan dengan
masyarakat bangsa lain. Dengan demikian, Pancasila sebagai jati diri bangsa yang
bermakna kepribadian, identitas dan keunikan, dapat terwujud sebagai satu kesatuan.
Identitas selain disebut dengan ciri-ciri yang dimiliki suatu negara bisa disebut juga
karakter sifat dari negara tersebut. Maka dari itu identitas nasional bagi negara adalah hal
yang terpenting. Mengapa demikian? jika suatu negara tidak memiliki identitas, ciri khas,
maupun sifat yang seharusnya tertera dan apalagi warga negaranya tidak melindungi
serta menjaga identitas nasionalnya negara tersebut akan mudah goyah. Menjaga
identitas suatu negara bisa dapat dikatakan seperti kita musyawarah. Musyawarah
merupakan bentuk percakapan diskusi untuk mencapai mufakat bersama atau mencapai
cia-cita bersama. Sama dengan melindungi identitas nasional kita semua harus bersatu
dalam satu kesatuan agar dapat menggapai cita-cita,tujuan serta ideologi bersama dengan
mencantumkan rasa semangat yang tinggi, pantang menyerah, dan cerdas.
Alasan lain yang menjadikan identitas nasional Indonesia sangat diperlukan adalah
karena kondisi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat beragam dengan
banyak suku bangsa di dalamnya. Setiap suku bangsa memiliki bahasa, agama,
kebudayaan tersendiri dan berbeda satu sama lain. Keberagaman yang sangat tinggi
tersebut menjadikannya ada identitas yang dapat berfungsi sebagai pemersatu dari setiap
penduduk suku bangsa sebagai warga negara Indonesia. Banyaknya suku bangsa dapat
menjadi tantangan dalam menentukan karakteristik identitas nasional.
2.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Dan Politik Tentang Identitas Nasional
Indonesia.
Bangsa Indonesia yang memiliki identitas primer atau etnis atau suku bangsa lebih
dari 700 suku bangsa telah bersepakat untuk membentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan menyatakan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.
Identitas etnis yang terwujud antara lain dalam bentuk budaya etnis yang dikembangkan
agar memberi sumbangan bagi pembentukan budaya nasional dan akhirnya menjadi
identitas nasional. Identitas primer dinamakan juga identitas etnis yakni identitas yang
mengawali terjadinya identitas sekunder, sedangkan identitas sekunder adalah identitas
yang dibentuk atau direkonstruksi berdasarkan hasil kesepakatan bersama.
Sumber Historis
Secara historis, khususnya pada tahap embrionik, identitas nasional Indonesia ditandai
ketika munculnya kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang sedang dijajah oleh
asing pada tahun 1908 yang dikenal dengan masa Kebangkitan Nasional (Bangsa).
Rakyat Indonesia mulai sadar akan jati diri sebagai manusia yang tidak wajar karena
dalam kondisi terjajah. Pada saat itu muncullah kesadaran untuk bangkit membentuk
sebuah bangsa. Kesadaran ini muncul karena pengaruh dari hasil pendidikan yang
diterima sebagai dampak dari politik etis (Etiche Politiek). Dengan kata lain, unsur
pendidikan sangatlah penting bagi pembentukan kebudayaan dan kesadaran akan
kebangsaan sebagai identitas nasional.
Sumber Sosiologis
Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam proses interaksi,
komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah baik melalui perjalanan panjang
menuju Indonesia merdeka maupun melalui pembentukan intensif pasca kemerdekaan.
Identitas nasional pasca kemerdekaan dilakukan secara terencana oleh Pemerintah dan
organisasi kemasyarakatan melalui berbagai kegiatan seperti upacara kenegaraan dan
proses pendidikan dalam lembaga pendidikan formal atau non formal. Dalam kegiatan
tersebut terjadi interaksi antaretnis, antarbudaya, antarbahasa, antargolongan yang terus
menerus dan akhirnya menyatu berafiliasi dan memperkokoh NKRI.
Sumber Politis
Secara politis, beberapa bentuk identitas nasional Indonesia yang dapat menjadi
penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia meliputi: bendera negara Sang Merah
Putih, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa negara, lambang negara
Garuda Pancasila, dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Bentuk-bentuk identitas
nasional ini telah diatur dalam peraturan perundangan baik dalam UUD maupun dalam
peraturan yang lebih khusus. Empat identitas nasional pertama meliputi bendera, bahasa,
dan lambang negara, serta lagu kebangsaan diatur dalam peraturan perundangan khusus
yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
Dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan
kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai
penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam Pembukaan UUD 1945 beserta batang
tubuh UUD 1945, system pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi, mitos,
ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik dalam
tataran nasional maupun internasional.
Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai identitas Nasional bukanlah
barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normative dan dogmatis, melainkan sesuatu yang
terbuka cenderung terusmenerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dimiliki
oleh masyarakat pendukungnya. Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional juga
sesuatu yang terbuka, dinamis, dan dialektis untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap
relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.
Hakikat identitas nasional Indonesia adalah Pancasila yang diaktualisasikan dalam berbagai
kehidupan berbangsa. Aktualisasi ini untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945 sebagaimana
dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 terutama alinea ke-4.
Krisis multidimensi yang kini sedang melanda masyarakat menyadarkan bahwa pelestarian
budaya sebagai upaya untuk mengembangkan identitas Nasional, telah ditegaskan sebagai
komitmen konstitusional sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri Negara Indonesia dalam
pembukaan UUD 1945, dan khususnya dalam pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya yaitu:
“Pemerintah memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia”.
Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia
seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli terdapat bagi puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah
seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudyaan harus menuju kea rah
kemajuan adab, budaya dan persatuan denegan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan
asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta
mempertinggi derajat kemanusian bangsa Indonesia. Kemudian dalam UUD 1945 yang diamademen
dalam satu naskah disebutkan dalam pasal 32:
Intinya, hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita dalam arti
yang luas, misalnya di dalam aturan perundang-undangan atau moral yang secara normative
diterapkan di dalam pergaulan, baik itu di dalam tataran nasional maupun internasional dan
sebagainya. Dengan demikian nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam identitas nasional tersebut
bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu
yang terbuka yang cenderung terus-menerus bersemi karena adanya hasrat menuju kemajuan yang
dimiliki oleh masyarakat. Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional merupakan sesuatu
yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam
kondisi actual yang berkembang dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Identitas nasional dibentuk oleh dua kata dasar, ialah “identitas” dan “nasional”. identitas
berasal dari bahasa Inggris identity yang secara harfiah berarti jati diri, ciri-ciri, atau tanda-
tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu sehingga mampu membedakannya dengan
yang lain. Istilah “nasional” menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan hidup manusia
yang lebih besar dari sekedar pengelompokan berdasar ras, agama, budaya, bahasa, dan
sebagainya.
2. Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional lebih dekat dengan arti jati
diri yakni ciri-ciri atau karakteristik, perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
3. Identitas nasional sebagai identitas bersama suatu bangsa dapat dibentuk oleh beberapa
faktor yang meliputi: primordial, sakral, tokoh, bhinneka tunggal ika, sejarah, perkembangan
ekonomi dan kelembagaan.
4. Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional,
bersifat buatan karena dibentuk dan disepakati dan sekunder karena sebelumnya sudah
terdapat identitas kesukubangsaan dalam diri bangsa Indonesia.
5. Bendera Negara Indonesia, Bahasa Negara, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
merupakan identitas nasional bagi negarabangsa Indonesia yang telah diatur lebih lanjut
dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa,
dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
6. Secara historis, identitas nasional Indonesia ditandai ketika munculnya kesadaran rakyat
Indonesia sebagai bangsa yang sedang dijajah oleh bangsa asing pada tahun 1908 yang
dikenal dengan masa Kebangkitan Nasional (Bangsa).
7. Pembentukan identitas nasional melalui pengembangan kebudayaan Indonesia telah
dilakukan jauh sebelum kemerdekaan, yakni melalui kongres kebudayaan 1918 dan Kongres
bahasa Indonesia I tahun 1938 di Solo. Peristiwa-peristiwa yang terkait dengan kebudayaan
dan kebahasaan melalui kongres telah memberikan pengaruh positif terhadap
pembangunan jati diri dan atau identitas nasional.
8. Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam proses interaksi, komunikasi, dan
persinggungan budaya secara alamiah baik melalui perjalanan panjang menuju Indonesia
merdeka maupun melalui pembentukan intensif pasca kemerdekaan.
9. Secara politis, bentuk identitas nasional Indonesia menjadi penciri atau pembangun jati diri
bangsa Indonesia yang meliputi bendera negara Sang Merah Putih, bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional atau bahasa negara, lambang negara Garuda Pancasila, dan lagu
kebangsaan Indonesia Raya.
10. Warisan jenius yang tidak ternilai harganya dari para the founding fathers adalah Pancasila.
Pancasila sebagai identitas nasional tidak hanya bersifat fisik seperti simbol atau lambang
tetapi merupakan cerminan identitas bangsa dalam wujud psikis (nonfisik), yakni yang
mencerminkan watak dan perilaku manusia Indonesia sehingga dapat dibedakan dengan
bangsa lain.
11. Identitas nasional sangat penting bagi bangsa Indonesia karena (1) bangsa Indonesia dapat
dibedakan dan sekaligus dikenal oleh bangsa lain; (2) identitas nasional bagi sebuah negara-
bangsa sangat penting bagi kelangsungan hidup negara-bangsa tersebut karena dapat
mempersatukan negara-bangsa; dan (3) identitas nasional penting bagi kewibawaan negara
dan bangsa Indonesia sebagai ciri khas bangsa.
3.2 Saran
Sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnyalah kita menjaga nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia sebagai identitas dari negara kita. Janganlah budaya kita di ambil oleh orang lain,
karena dari kita sering menyampingkan budaya negara kita sendiri.