Disetujui:
Diketahui:
2
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Disetujui:
3
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan magang dengan
judul pengujian daya berkecambah padi inbrida (Oryza sativa L.) di
Laboratorium UPTD BPSPT Jambi merupakan karya sendiri. Sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan yang tertera dalam halaman pernyataan
pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4
RINGKASAN
Pengujian daya berkecambah di Laboratorium UPTD BPSPT Jambi
bertujuan untuk mengetahui persentase benih murni yang dapat menghasilkan
kecambah normal, sehingga dapat memberikan informasi tentang kemampuan
benih tumbuh normal di lapangan. Pengujian daya berkecambah memerlukan
kondisi optimum pada media perkecambahan, suhu dan kelembaban. Apabila
benih diketahui mengalami masa dormansi saat akan dilakukan pengujian
maka benih dapat diberi perlakuan untuk pematahan dormansi seperti
pemberian larutan GA3 konsentrasi 300 ppm dengan perendaman benih
dilakukan selama 24 jam.
Pengujian daya berkecambah di laboratorium UPTD BPSPT Jambi
menggunakan metode uji kertas digulung didirikan dalam plastik (UKDdp).
Adapun kertas yang digunakan sebagai media dalam pengujian daya
berkecambah yaitu kertas CD. Alasan penggunaan kertas CD dalam pengujian
daya berkecambah dikarenakan terdapat substrat dengan cukup pori-pori
sehingga udara dan air tersedia untuk pertumbuhan sistem perakaran.
Pengujian daya berkecambah dilakukan sebanyak empat kali ulangan dengan
perlakuan perendaman GA3 300 ppm selama 24 jam dan tanpa perlakuan
dengan jumlah benih masing-masing sebanyak 100 butir setiap ulangannya.
Pada benih padi tidak ada istilah benih keras yang ada adalah benih dorman.
Pada pengujian daya berkecambah benih padi dilakukan dua kali pengamatan
yaitu pada hari ke 5 dan hari ke 14 setelah tabur.
Setelah proses pengecambahan selama 14 hari selanjutnya adalah tahap
evaluasi kecambah dengan menghitung jumlah dan persentase kecambah
normal, kecambah abnormal, benih segar tidak tumbuh dan benih mati.
Berdasarkan persentase daya kecambah yang dilakukan pada benih padi
inbrida (Oryza sativa L.) dapat dilihat kalau perlakuan perendaman benih padi
pada larutan GA3 300 ppm selama 24 jam memberikan hasil yang cukup baik
dibandingkan dengan benih tanpa diberikan perlakuan. Untuk perbandingan
dari kedua perlakuan yaitu rata-rata persentase benih normal diatas 90%
sedangkan untuk persentase kecambah normal tanpa perlakuan rata-ratanya
yaitu tidak lebih dari 80%.
Kata Kunci: Uji Daya Kecambah, Dormansi, Evaluasi Kecambah, Persentase
Kecambah.
5
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas karunia dan rahmatnya sehingga penulis diberikan kesehatan dan
kemudahan dalam menyelesaikan laporan magang ini. Laporan ini disusun
berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan di UPTD balai pengawasan dan
sertifikasi perbenihan tanaman dinas pertanian tanaman pangan provinsi
Jambi. Adapun judul dari laporan magang ini yaitu “Pengujian Daya
Berkecambah Padi Inbrida (Oryza sativa L.) di Laboratorium UPTD BPSPT
Jambi”. Laporan magang ini dapat terselesaikan karena banyak pihak yang
membantu dari awal hingga akhir penulisan. Pada kesempatan kali ini ucapan
terima kasih di sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Damris M, M.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Jambi.
2. Bapak Dr. Tedjo Sukmono, S.Si., M.Si selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik, Kerjasama dan Sistem Informasi serta selaku Dosen
Pembimbing Magang.
3. Ibu Fitratul Aini, S.Si., M.Si selaku Ketua Program Studi Biologi,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi.
4. Bapak Ir. KGS Taufik selaku Kepala UPTD Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Perbenihan Tanaman Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Jambi.
5. Bapak Muhammad Puady, SE selaku Kasubbag Tata Usaha UPTD Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Perbenihan Tanaman Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jambi.
6. Bapak Denny Arsandi, SP selaku pembimbing lapangan magang di UPTD
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Perbenihan Tanaman Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jambi.
7. Ibu Derny Handayani S.P selaku analis laboratorium yang ikut serta
dalam membantu memahami cara kerja di laboratorium serta
penyelesaian laporan akhir magang.
8. Bapak Dawam Suprayogi, S.Pd., M.Sc selaku dosen pembimbing magang
dari Fakultas Sains dan Teknologi yang berperan penting dalam
penyelesaian dan penyelesaian laporan magang.
9. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Jambi yang telah memberikan nasehat mengenai kegiatan
magang.
10. Bapak/Ibu laboratorium di UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi
Perbenihan Tanaman Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi
6
yang telah bersedia membimbing dan memberikan pelajaran berharga
dalam mengembangkan kualitas dan kuantitas diri.
11. Kedua orang tua, kakak, adik serta keluarga yang selalu memberikan
nasihat, dukungan dan do’a dalam penyelesaian laporan magang ini.
12. Teman-teman Program Studi Biologi angkatan 2018 yang telah
membantu dalam mengurus surat-surat yang terkait dengan kegiatan
magang.
13. Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian laporan ini yang
tidak dapat dituliskan satu persatu.
Laporan magang ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca,
penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari
sempurna serta memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan laporan ini.
7
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN........................................................................................iv
RINGKASAN……………………………………………………………………………..……….v
PRAKATA………………………………………………………………………..……………….vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..……………..viii
DAFTAR TABEL................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xii
I. PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan Magang........................................................................................2
1.3 Manfaat Magang.......................................................................................2
a. Bagi Mahasiswa...................................................................................3
b. Bagi Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Jambi......................................................................................................... 3
c. Bagi Instansi........................................................................................3
1.4 Tempat Magang........................................................................................3
1.5 Jadwal Magang........................................................................................3
II. GAMBARAN UMUM INSTANSI.......................................................................4
2.1 Sejarah UPTD BPSPT Jambi................................................................4
2.2 Visi dan Misi UPTD BPSPT Jambi........................................................5
2.3 Tugas Pokok........................................................................................5
2.4 Fungsi................................................................................................. 5
2.5 Struktur Organisasi.............................................................................5
III. METODE PELAKSANAAN.............................................................................7
3.1 Tempat dan Waktu...................................................................................7
3.2 Topik Magang........................................................................................... 7
3.3 Alat dan Bahan........................................................................................8
3.4 Diagram Alir Praktik Magang....................................................................8
3.5 Metode Kerja..........................................................................................11
IV. PELAKSANAAN MAGANG...........................................................................19
4.1 Analisis Topik Magang............................................................................19
4.1.1 Pengukuran pH Media Kertas Pengujian Daya Berkecambah...........19
4.1.2 Pengukuran Konduktivitas/ DHL (Daya Hantar Listrik) Media Kertas
Daya Berkecambah...................................................................................20
8
4.1.3 Pengujian Daya Berkecambah..........................................................21
4.2 Permasalahan yang Dihadapi.................................................................32
4.3 Solusi yang Ditawarkan..........................................................................32
V. KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................34
5.1 Kesimpulan........................................................................................34
5.2 Saran.................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 35
LAMPIRAN……………………………………………………………..……………………….36
9
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rangkaian Kegiatan Magang di UPTD BPSPT Jambi..................................7
2. Toleransi antar ulangan untuk 4×100 benih............................................16
3. Hasil Pengukuran pH Media (kertas CD bahan koran).............................29
4. Hasil Pengukuran Konduktivitas (DHL) Media.........................................30
5. Hasil Evaluasi Kecambah Dengan Perlakuan Perendaman GA3 300 ............
ppm selama 24 Jam SP 0314......................................................................30
6. Hasil Evaluasi Kecambah Dengan Perlakuan Perendaman GA3 ..... 300
ppm Selama 24 Jam SP 0315......................................................................31
7. Hasil Evaluasi Kecambah Tanpa Perlakuan Perendaman GA3 300 ppm ......
Selama 24 Jam SP 0314..............................................................................31
8. Hasil Evaluasi Kecambah Tanpa Perlakuan Perendaman GA3 Selama24
Jam SP 0314……………………………………………………………………………….32
10
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Struktur Organisasi UPTD-BPSPT Provinsi Jambi.....................................6
2. Alur Pengukuran pH Media Kertas Pengujian Daya Berkecambah (Sumber:
Kepmentan, 2018).........................................................................................9
3. Prosedur Pengukuran Konduktivitas atau DHL (Daya Hantar Listrik) media
kertas pengujian daya berkecambah)..........................................................10
4. Alur pengujian daya berkecambah..........................................................11
5. Pengukuran Media dan Air......................................................................19
6. Persiapan kertas media Uji DHL..............................................................20
7. Pengujian DHL/Konduktivitas.................................................................21
8. Pengambilan Contoh Kerja......................................................................22
9. Pengambilan Contoh Kerja......................................................................22
10. Proses Pemeberian Perlakuan................................................................23
11. Proses Pengecamabahan.......................................................................24
12. Penggulungan media.............................................................................25
13. Penyusunan di germinator....................................................................25
14. Evaluasi Kecambah...............................................................................26
15. Evaluasi Parameter...............................................................................28
11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.Jadwal Kegiatan dan Waktu Magang di UPTD Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Perbenihan Tanaman Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi
Jambi.......................................................................................................... 36
2.Agenda Magang........................................................................................37
3.Perhitungan............................................................................................. 39
4.Dokumentasi Kegiatan Pengujian Daya Berkecambah) Padi (Oryza sativa L.)
dengan Perlakuan Perendaman GA3 300 ppm Di Laboratorium UPTD BPSPT
Jambi.......................................................................................................... 42
5.Kartu Hasil Pengujian/ Analisis Daya Perkecambah.................................46
12
I. PENDAHULUAN
13
kajian terhadap perbenihan tanaman, maka dengan kegiatan magang ini akan
diperoleh tentang bagaimana bentuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.
Pengujian mutu benih merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
rangka proses sertifikasi. Salah satu kegiatan dalam pengujian mutu benih
yaitu pengujian daya berkecambah. Uji daya berkecambah yaitu suatu kegiatan
pengujian yang dilakukan untuk melihat kemampuan tumbuh dan
berkembangnya benih menjadi kecambah hingga tahap dimana struktur
pentingnya dapat mengindikasikan kemampuan untuk tumbuh menjadi
tanaman yang sempurna pada kondisi pertanaman yang sesuai. Pengujian daya
berkecambah memerlukan kondisi optimum baik pada media perkecambahan,
suhu dan kelembaban. Uji daya berkecambah di laboratorium memerlukan
kondisi yang sesuai terhadap pertumbuhan dan perkembangan benih. Hal ini
dikarenakan antara benih tanaman satu dengan tanaman lain mempunyai
kemampuan yang berbeda untuk melakukan perkecambahan. Adapun hal
utama yang perlu diperhatikan dalam uji berkecambah yaitu ketersediaan air
dan juga media tanam (Susanti, 2010).
Tanaman padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman yang mempunyai
peranan sangat penting. Hal ini dikarenakan beras yang dihasilkan menjadi
makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia karena mengandung
nutrisi yang diperlukan tubuh. Beras memiliki kandungan karbohidrat padi
giling sebesar 78,9 %, protein 6,8 %, lemak 0,7 % dan lainlain 0,6 %. Indonesia
sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan
dalam memenuhi kebutuhan pangan tersebut. Hal yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan produksi padi nasional yaitu dengan pemilihan komponen benih
yang unggul serta pengelolaan lahan yang optimal. Teknologi budidaya yang
tepat tidak hanya menyangkut masalah penggunaan varietas unggul, tetapi juga
pemilihan metode tanam yang tepat (Pratiwi, 2016).
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan kegiatan
magang dengan topik “Pengujian Daya Berkecambah Padi Inbrida (Oryza sativa
L.) di Laboratorium UPTD BPSPT Jambi”. Hal ini dikarenakan uji daya
berkecambah diharapkan dapat membantu dalam menghasilkan benih bermutu
melalui beberapa proses pengujian.
14
1.3 Manfaat Magang
a. Bagi Mahasiswa
a) Sebagai persiapan diri dari bekal sebelum terjun ke masyarakat
khususnya dalam dunia industri.
b) Kesempatan memperdalam ilmu dan memahami profesi dalam suatu
model nyata.
c) Termotivasinya mahasiswa untuk mengembangkan diri dalam
mencapai sumber daya manusia yang unggul.
b. Bagi Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Jambi
a) Memberi kesempatan mahasiswa untuk terjun ke masyarakat
ataupun dunia kerja sehingg terjalin kerjasama.
b) Dapat menguji sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam
menerapkan teori di bidang praktis didalam kampus sehingga
instansi tertarik untuk melakukan kerjasama.
c) Sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan mutu kurikulum di masa
depan di Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi.
c. Bagi Instansi
a. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengenal lebih dalam
tentang perusahaan tersebut.
b. Memanfaatkan mahasiswa untuk membantu memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi oleh perusahaan, sesuai dengan kemampuan
mahasiswa.
c. Mengetahui profesi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi,
khususnya di bidang Biologi.
15
II. GAMBARAN UMUM INSTANSI
16
2.2 Visi dan Misi UPTD BPSPT Jambi
Visi dari UPTD-BPSPT Provinsi Jambi adalah tercapainya sistem
perbenihan tanaman pangan dan hortikultura yang tangguh sehingga mampu
menyediakan benih bermutu sesuai dengan tingkat kebutuhan penggunaan
benih.
Misi dari UPTD-BPSPT Provinsi Jambi adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan pengawasan mutu dan sertifikasi benih tanaman pangan
dan hortikultura.
2. Pengembangan teknologi dan penyebaran varietas unggul.
3. Peningkatan produksi benih bermutu.
2.4 Fungsi
1. Pelaksanaan perencanaan, evaluasi, dan bimbingan perbenihan
tanaman pangan dan hortikultura, pelaksanaan pembinaan
kebijaksanaan teknis di bidang perbenihan tanaman berdasarkan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan pelayanan operasional, sertifikasi benih dalam rangka
menghasilkan benih bermutu dan bersertifikat.
3. Pelaksanaan pengujian mutu benih pada laboratorium benih.
4. Pelaksanaan pelayanan penilaian mutu dan perdagangan benih tanaman
serta pengesahan label yang berisi data mutu benih yang layak edar
termasuk benih impor serta sesuai dengan standar yang diperbolehkan
sesuai peraturan yang berlaku.
5. Pelaksanaan proses pemberian izin untuk produsen/pedagang benih.
6. Pelaksanaan penilaian kultivar dan klon serta penetapan pohon induk
hortikultura tahunan.
7. Pelaksanaan pengelolaan perbanyakan benih sumber.
17
Sedangkan untuk membantu kelancaran tugas pada UPTD BPSPT
Provinsi Jambi ditunjuk koordinator bagian yang mendampingi kegiatan, yaitu:
1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha : Muhammad Puady, SE
2. Kepala Seksi Penilaian Kultivar Dan : Sukma Ridwan, SP
Sertifikasi Benih
3. Kepala Seksi Pengawasan Mutu Tanaman : Bambang Suseto, SP
Untuk terlaksananya kegiatan dengan baik, maka disetiap Daerah
Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi ditempatkan Pengawas Benih sesuai
dengan potensi wilayahnya. Lebih jelasnya Struktur Organisasi UPTD-BPSPT
Provinsi Jambi dapat dilihat pada Gambar 1.
18
III. METODE PELAKSANAAN
No Waktu Tempat
1 12 Agustus 2021-20 Agustus 2021 Bagian Pengawasan Mutu
Tanaman UPTD BPSPT Jambi
2 23 Agustus 2021-27 Agustus 2021 Bagian Kultivar dan
Sertifikasi Benih Tanaman
UPTD BPSPT Jambi
3 30 Agustus 2021-03 September 2021 Bagian Tata Usaha UPTD
BPSPT Jambi
4 06 September 2021- 10 September Laboratorium Fisika dan
2021 Laboratorium Biologi UPTD
BPSPT Jambi
5 13 September 2021- 17 September Bagian Pengawasan Mutu
2021 Tanaman UPTD BPSPT Jambi
6 20 September 2021- 24 September Bagian Kultivar dan
2021 Sertifikasi Benih Tanaman
UPTD BPSPT Jambi
7 27 September 2021- 01 Oktober 2021 Bagian Tata Usaha UPTD
BPSPT Jambi
8 04 Oktober 2021- 12 Oktober 2021 Laboratorium Fisika dan
Laboratorium Biologi UPTD
BPSPT Jambi
19
3.3 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam melakukan kegiatan pengujian daya
kecambah benih padi inbrida (Oryza sativa L.) Di UPTD BPSPT Jambi yaitu,
pinset, baskom petak, hand tally counter No.101, cawan petri, plastik gula
ukuran 1kg, botol penyemprot, pensil merk scala cop No.2725, thermometer,
thermohygrometer, dan germinator elektrik Seedburo Equipment Company.
Adapun bahan yang digunakan dalam melakukan kegiatan pengujian
daya kecambah benih padi inbrida (Oryza sativa L.) Di UPTD BPSPT Jambi
yaitu, sampel padi inbrida (Oryza sativa L.), air keran, air aquades, kertas CD
(kepanjanagn) dan GA3 konsentrasi 300 ppm.
Tidak
pH media antara 6,0- 20
7,5 dengan beda antar
ulangan max 0,5
Tidak dapat
Ya digunakan
21
Konduktivitas media tidak Tidak
lebih dari 40 millisiemen/m
dengan beda antar ulangan
max 5
Tidak dapat
digunakan
Ya
Gambar 3. Prosedur Pengukuran Konduktivitas atau DHL (Daya Hantar Listrik) media
kertas pengujian daya berkecambah (Sumber: Kepmentan, 2018)
Ya
Dormansi
Perlakuan Tidak
Pelaporan
23
pengelolahan inventarisasi varietas serta mengetahui syarat dan prosedur
usulan pelepasan varietas. Dengan melakukan uji adaptasi maka akan
dipahami tentang keunggulan dan interaksi varietas terhadap lingkungan.,
sedangkan uji observasi berguna untuk mengetahui sifat-sifat unggul dan daya
adaptasi varietas terhadap lingkungan pada beberapa agroekologi. Perbaikan
kualiatas tanaman melalui pemuliaan tanaman merupakan strategi utama
untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil pertanaian dalam rangka
pencapaian maupun pelestarian swasembadah pangan. Ketersediaan varietas
unggul dengan mutu yang baik, produktivitas tinggi, tahan terhadap hama
penyakit dan cekaman lingkungan, serta sesuai dengan kebutuhan konsumen
merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi pada era industrial pertanian
dalam persaingan perdagangan bebas. Pemurnian varietas dapat dilakukan
apabila di kuatirkan suatu varietas yang telah lama beredar sudah tidak murni
lagi atau terkontaminasi sehingga karakteristiknya tidak sesuai lagi dengan
deskripsi baku dari varietas tersebut, sementara benih sumbernya (BS) tidak
diproduksi lagi oleh Litbang/pemulia. Tujuan pemurnian adalah untuk
mengembalikan mutu sesuai dengan karakteristik varietas yang baku dalam
rangka persiapan penyediaan benih sumber dan untuk menyiapkan benih
sumber dari varietas lokal yang dominan disuatu daerah dan akan dilepas
untuk peningkatan produksi.
3.5.1.3 Kegiatan Pengawasan Mutu Tanaman
Berdasarkan Buku Petunjuk Teknis Peredaran Benih Tanaman Pangan
dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan peredaran benih tanaman perlu
dilakukan terlebih dahulu proses pembinaan dan pembinaan dan pengawasan
dalam peredaran benih. Hal ini merupakan tindak lanjut dari ketentuan-
ketentuan mengenai peredaran benih dan pembinaan serta pengawasan-
pengawasan peredaran benih. Adapun landasan dari kegiatan ini adalah dalam
Peraturan Menteri Pertanian No.12/PERMENTAN/TP.020/04/2018 Peraturan
Menteri Pertanian tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Tanaman.
Petunjuk ini merupakan tindak lanjut dari ketentuan Pasal 45 Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 12/PERMENTAN/TP.020/04/2018 yag berisikan hal-
hal Tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Tanaman.
Tata cara pembinaan dan pengawasan peredaran benih dilakukan mulai
dari tahap pembinaan yang meliputi pembinaan peredaran benih bina, tata cara
pelaksanaan, pelaporan. Serta tahapan pengawasan yang meliputi kegiatan
pengawasan benih bina, tata cara pelaksanaan, dan pelaporan. Untuk badan
usaha/ instansi pemerintah yang akan mengajukan sertifikasi rekomendasi
produsen benih tanaman perlu melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan,
24
seperti surat permohonan, foto copy KTP, foto ukuran 4×6 dua lembar, copy
akte pendirian usaha dan perubahan nya (untuk badan usaha, badan hukum
dan instansi pemerintah), foto copy NPWP, rencana kerja tahunan produksi
benih (jenis, varietas, kelas benih, dan jumlah benih), keterangan penguasaan
lahan (luas dan status lahan), keterangan penguasaan sarana penunjang (alat
transportasi, gudang, dan tempat penyimpanan benih), jumlah dan kompetensi
tenaga kerja dibidang perbenihan.
Dalam buku petunjuk teknis peredaran benih tanaman pangan terdapat
point penting yang harus diketahui:
1. Pengedar benih adalah perseorangan, badan usaha, atau instansi
pemerintah yang melakukan penyalurkan benih.
2. Rekomendasi pengedar benih tanaman adalah keterangan tertulis yang
dikeluarkan oleh unit pelaksana teknis daerah yang melaksanakan
urusan pemerintahan di bidang pengawasan dan sertifikasi benih.
3. Unit pelaksana teknis daerah yang selanjutnya disingkat UPTD adalah
organisasi perangkat daerah yang melaksanakan pengawasan dan
sertifikasi benih.
4. Pengawasan benih tanaman yang selanjutnya disebut PBT adalah
jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab,
wewenang untuk melakukan kegiatan pengawasan benih tanaman yang
diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban secara penuh yang
diberikan oleh pejabat yang berwewenang.
Persyaratan-persyaratan yang harus dilewati untuk memperoleh
sertifikasi kompetensi yaitu syarat administrasi dan syarat teknis. Setelah
melengkapi persyarat tersebut maka dapat dilakukan penerbitan sertifikasi
kompetensi produsen dengan mengikuti alur tata caranya dengan benar, baik
dari produsen benih dan instansi pemerintah. Setelah penerbitan sertifikat
tersebut maka akan dilakukan peninjauan ulang sertifikasi kompetensi dan
mengetahui apa saja kewajiban dari produsen benih.
Sertifikasi kompetensi pengedar benih akan diperoleh apabila telah
mengikuti segala prosedur dan melengkapi syarat-syarat yang dibutuhkan baik
syarat administrasi maupun syarat teknis. Setelah melengkapi persyarat
tersebut maka dapat dilakukan penerbitan sertifikasi kompetensi pengedar
benih dengan mengikuti alur tata caranya dengan benar. Setelah penerbitan
sertifikat tersebut maka akan dilakukan peninjauan ulang sertifikasi
kompetensi dan mengetahui apa saja kewajiban dari pengedar benih.
Pengawasan penggunaan sertifikasi diberikan kepada produsen dan pengedar
benih dalam kegiatan produksi atau pengedar benih dalam kegiatan produksi
25
atau peredaran benih hortikultura. Pemegang sertifikat bertanggung jawab
terhadap faktor kehilangan kerusakan, ataupun penggunaan lain yang tidak
sesuai dengan peraturan perbenihan yang berlaku.
26
b. Bila tidak ada informasi bahwa benih dalam masa dormansi, maka benih
langsung ditabur.
3.5.2.3.3 Pengecambahan
a. Jumlah kertas untuk setiap gulungan tergantung ketebalan kertas dan
jenis benih.
b. Kertas direndam air hingga basah seluruhnya, kemudian ditiriskan
hingga air yang tidak terserap keluar dari kertas hingga cukup lembab
dengan ciri ketika ditekan kearah samping tidak ada kelebihan air yang
keluar dari kertas.
c. Atur benih pada setengah lembar kertas dan lipat sisanya hingga
menutupi benih kemudian gulung tidak ketat.
d. Masukan gulungan dalam kantong plastik, untuk menjaga kelembaban.
e. Masukkan kantong plastik ke germinator elektrik dengan suhu yang
sesuai yaitu 25ºC.
3.5.2.3.4 Evaluasi Kecambah
a. Evaluasi dilakukan setidaknya dua kali.
b. Evaluasi pertama dilakukan untuk mengambil dan menghitung
kecambah normal, kecambah busuk yang digolongkan dalam abnormal
dan benih busuk yang digolongkan dalam benih mati.
c. Evalusi terakhir dilakukan sesuai sebelumnya bila benih telah
menunjukkan perkecambahan maksimum. Sebaliknya bila masih
banyak benih sehat yang akan berkecambah atau kecambah yang
memiliki kemungkinan tumbuh normal, maka perkecambahan
diperpanjang hingga setengah dari waktu pengujian.
d. Evaluasi tambahan dapat dilakukan antar evaluasi pertama dan terakhir
bila benih banyak terserang cendawan. Hal ini untuk menyelamatkan
kecambah normal.
e. Kecambah dikelompokkan dalam kecambah normal, abnormal, benih
keras, benih segar dan mati.
3.5.2.3.5 Perhitungan
a. Menghitung jumlah dan persentase kecambah normal, abnormal, benih
keras, benih segar dan benih mati yang diperoleh pada tiap ulangan.
b. Menghitung rata-rata persentase kecambah normal, abnormal, benih
keras, benih segar, benih mati dari ulangan, kemudian dilakukan
pembulatan:
1. Persentase kecambah normal dibulatkan ke angka terdekat. Nilai
0.5 dibulatkan ke atas (menjadi 1).
27
2. Hitung nilai interger (bilangan bulat) dari persentase yang tersisa,
jumlahkan nilai yang diperoleh. Jika jumlahnya 100, perhitungan
telah selesai, bila jumlah kurang atau lebih dari 100, maka
dilanjutkan ke butir (3).
3. Untuk persentase kecambah abnormal, benih keras, benih segar
dan benih mati:
a) Kategori yang memiliki nilai desimal terbesar diantara
empat kategori tersebut dibulatkan ke atas. Gunakan nilai
tersebut sebagai hasil akhir yang akan dilaporkan,
sedangkan kategori lain hanya diambil nilai intergernya.
b) Jumlahkan semua persentase. Apabila jumlahnya 100
maka perhitungan selesai, bila tidak maka langkah 3) (a)
dan (b) diulang.
4. Bila terdapat nilai desimal yang sama, maka prioritas
pembulatan ke atas berturut-turut adalah kecambah abnormal,
benih keras, benih segar dan benih mati.
5. Persentase dihitung dalam tiap ulangan
3.5.2.3.6 Pengecekan Toleransi
Hasil uji dapat dilaporkan bila selisih persentase terbesar dan terkecil
antar ulangan tidak lebih dari batas yang diperbolehkan. Untuk tabel toleransi
antar ulangan untuk 4×100 benih dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Toleransi antar ulangan untuk 4×100 benih.
i
99 2 5 87-88 13-14 13
98 3 6 84-86 15-17 14
97 4 7 81-83 18-20 15
96 5 8 78-80 21-23 16
95 6 9 73-77 24-28 17
28
91-92 9-10 11 56-66 35-45 19
3.5.2.3.7 Pelaporan
1. Hasil uji dicantum pada kartu hasil pengujian daya berkecambah.
2. Kategori abnormalitas ditulis di catatan dengan menggunakan kode
sesuai dengan poin dengan urutan penulisan dari yang terbanyak
ditemukan.
3. Persetase kecambah normal dibulatkan ke angka terdekat, nilai 0,5
dibulatkan ke atas (menjadi 1).
4. Hitung nilai integer (bilangan bulat) dari persentase yang tersisa,
jumlahkan nilai yang diperoleh. Jika jumlahnya 100, perhitungan telah
selesai, bila jumlah kurang atau lebih dari 100, maka dilanjutkan ke
point 5.
5. Untuk persentase kecambah abnormal, benih keras, benih segar tidak
tumbuh dan benih mati:
a. Kategori yang memiliki nilai desimal terbesar diantara empat kategori
tersebut dibulatkan ke atas, gunakan nilai ini sebagai hasil akir yang
akan dilaporkan dan kategori lain hanya diambil nilai integernya.
b. Jumlahkan semua persentase.
c. Bila jumlahnya 100 maka perhitungan selesai, bila tidak maka langkah
a-b di ulang.
6. Bila terdapat nilai desimal yang sama, prioritas pembulatan ke atas
berturut-turut adalah abnormal, benih keras, benih segar tidak tumbuh
dan benih mati.
7. Bila benih segar diverifikasi dengan uji tetrazolium, benih viable yang
diperoleh diberi keterangan: “benih viable hasil verfikasi uji tetrazolium).
8. Dalam laporan hasil pengujian harus dicantumkan pada kolom-kolom
yang sesuai setidaknya hal-hal sebagai berikut:
a. Waktu pengujian, termasuk perpanjangan tetapi tidak termasuk waktu
untuk perlakuan pematahan dormansi.
b. Persentase yang dihitung: kecambah normal, abnormal, benih keras,
benih segar dan benih benih mati. Jika suatu kategori tidak
ditemukan, harus dilaporkan sebagai “0”.
c. Bila pelanggan meminta pengujian dihentikan setelah mencapai
persentase kecambah normal tertentu sebelum selesainya pengujian,
29
maka hanya persentase kecambah normal yang dilaporkan dan
kategori lain ditulis “T”.
d. Metode perkecambahan, paling tidak media dan suhu.
e. Perlakuan atau metode yang digunakan untuk pematahan dormansi.
f. Persentase perkecambahan yang diperoleh dalam waktu yang telah
ditetapkan, jika periode perkecambahan diperpanjang.
30
IV. PELAKSANAAN MAGANG
A B
C D
Gambar 5. Pengukuran Media dan Air: (A) Pengukuran pH air, (B) Kertas CD yang sudah
direndam air keran, (C) pH meter yang diletakkan disela-sela kertas CD, (D) Penyesuaian
warna pada indikator di wadah kemasan (Dokumentasi pribadi, 2021)
31
30 detik. Setelah itu, kertas pH di amati dengan menyamakan warna pada
wadah kertas pH (Kepmentan, 2018))
4.1.2 Pengukuran Konduktivitas/ DHL (Daya Hantar Listrik) Media Kertas Daya
Berkecambah
Daya hantar listrik merupakan pengujian benih secara fisik yang
mencerminkan tingkat kebocoran membaran sel. Semakin banyak eletrolit yang
dikeluarkan benih kedalam air rendaman akan semakin tinggi nilai pengukuran
konduktivitasnya. Hubungan antara nilai konduktivitas (daya hantar listrik)
kebocoran benih dengan tolok ukur vigor lainnya telah ditunjukkan pada
berbagai jenis benih. Dengan melakukan uji DHL maka akan diketahui
penurunan kadar air benih nyata menurunkan daya kecambah, kecepatan
tumbuh, laju pertumbuhan kecambah, dan meningkatkan kebocoran membran
sel yang diindikasikan dengan meningkatnya nilai daya hantar listrik (Taliroso,
2008).
A B
Gambar 6. Persiapan kertas media Uji DHL, (A) Sampel sebelum direndam, (B) Kertas
yang telah direndam (Dokumentasi pribadi, 2021)
Untuk melakukan uji daya hantar listrik dari kertas yang digunakan
sebagai media daya berkecambah dapat menggunakan alat kondutivitimeter.
Adapun langkah yang harus dilakukan yaitu dengan menyiapakan alat, setelah
itu kertas CD atau bahan baku koran di potong kecil-kecil dengan ukuran
kurang lebh 2-3 cm. Setelah dipotong kecil-kecil maka timbanglah kertas
tersebut hingga 20 gram, setelah itu masukkan potongan kertas kedalam cawan
petri. Untuk kegiatan ini dilakukan tiga kali pengulangan dengan masing-
masing wadah diberi kode sampel. Langkah selanjutanya yaitu memasukkan
aquades kedalam cawan petri sebanyak 125 ml, selanjutnya tunggu hingga 30
menit (Kepmentan, 2018).
32
A B
C D
Gambar 7. Pengujian DHL/Konduktivitas, (A) Rangkai alat, (B) Alat siap digunakan, C)
Penyaringan air kertas, (D) Pengukuran dengan konduktivitimeter (Dokumentasi pribadi,
2021)
Setelah lima belas menit, saring air dengan menggunakan kertas saring
hingga tidak ada bagian kertas masuk kedalam air filtrasi. Setelah dipastikan
air tidak ada potongan kertas maka dilakukan pengukuran DHL kertas dengan
kondutivitimeter. Untuk melihat hasil uji DHL nya dapat dilihat di layar
tampilan alat uji.
33
untuk menahan sejumlah air dan memiliki cukup pori untuk aerasi, bebas dari
benih, cendawan, bakteri/bahan beracun dan cukup murah dibandingkan
dengan menggunakan kertas merang.
A B
A B C
D E F
Gambar 9. Pengambilan Contoh Kerja, (A) Contoh kerja digundukkan, (B) Dengan
penggaris benih, gundukkan tersebut dibagi dua, (C) Hasil pembagian diberi jarak, (D)
Setiap gundukkan dibagi dua lagi hingga menjadi 4 bagian, (E) Setiap bagian dibagi 2
lagi sehingga menjadi 8 bagian, (F) Setiap bagian diambil contoh kerjanya sesuai dengan
jumlah benih tiap ulangan (Sumber: dokumentasi pribadi, 2021)
34
b. Pematahan Dormansi
Masa istirahat atau dormansi akan terjadi pada benih tanaman,
dormansi benih merupakan cara benih tanaman agar dapat bertahan hidup dan
beradaptasi dengan lingkungannya. Dalam dormansi benih dikenal dengan
istilah dormansi primer, dormansi primer yaitu bentuk dormansi eksogen
(berkaitan dengan sifat fisik kulit benih) dan dormansi endogen (berkaitan
dengan sifat fisiologis). Dormansi endogen dapat dipatahkan dengan perubahan
fisiologis seperti respon terhadap zat pengatur tumbuh, perubahan suhu dan
ekspos ke cahaya (Ilyas, 2012).
Untuk mempercepat pematahan dormansi suatu benih tanaman dapat
menggunakan zat pengatur atau perangsang tumbuh. Zat pengatur tumbuh
merupakan senyawa organik yang dapat merangsang maupun menghambat
pertumbuhan, serta dapat mempengaruhi pola pertumbuhan tanaman. Zat
pengatur tumbuh yang sering digunakan yaitu giberelin (asam giberelat) GA3.
Meskipun pada umumnya tumbuhan dapat menghasilkan GA3, namun
hormone yang dihasilkan belum mencukupi untuk merangsang perkecambahan
terutama untuk biji yang keras (Asra dan Ubaidilah, 2012).
Umumnya benih akan direndam dengan zat pengatur tumbuh dengan
konsentrasi dan waktu tertentu. Hal ini tergantung pada ketebalan dari benih
yang akan dipatahkan dormansinya. Lama perendaman benih bertujuan untuk
memberi kesempatan biji untuk menyerap air atau zat pengatur tumbuh yang
dihasilkan sehingga dapat merangsang benih untuk berkecambah, waktu yang
berbeda selama perendaman dimaksudkan untuk mengetahui waktu yang
paling sesuai dalam pematahan dormansi sehingga mampu melunakkan dan
membuka pori-pori kulit benih yang keras (Nurshanti, 2013).
A B
Gambar 10. Proses Pemeberian Perlakuan, (A) Persiapan GA 3 300ppm, Pemberian kode
sampel (Dokumentasi pribadi, 2021)
35
namun jumlahnya masih sedikit pada setiap ulangan dibandingkan pada
pengamatan kedua. Daya berkecambah pada pengujian dengan perlakuan
perendaman GA3 300 ppm jauh lebih baik dibandingkan dengan tanpa
perlakuan perendaman.
c. Pengecambahan
Pengecambahan dalam kegiatan uji daya kecambah padi inbrida
menggunakan media kertas CD atau bahan baku pembuatan koran.
Penggunakan kertas CD atau bahan baku pembuatan koran cukup baik untuk
digunakan baku karena selama proses perkecambahan berlangsung, kertas CD
cukup mampu mempertahankan kelembaban. Hal ini sejalan dengan penelitian
Suwarno dan Hapsari (2008) yang mengemukakan bahwa kertas CD memiliki
kemampuan yang baik dalam kecepatan penyerapan air.
Kertas CD juga merupakan substrat yang lebih baik jika dibandingkan
dengan kertas merang. Jika dibandingkan dengan kertas saring, kertas merang
hanya memberikan hasil indeks vigor dan keserempakan tumbuh yang lebih
tinggi sedangkan kertas CD memberikan hasil indeks vigor, kecepatan tumbuh,
dan keserempakan tumbuh yang lebih tinggi. Penelitian Suwarno dan Santana
(2009) menunjukkan bahwa penggunaan kertas CD sebagai substrat
perkecambahan benih besar menghasilkan tingkat kesamaan 100% jika
dibandingkan dengan kertas kertas merang pada tolok ukur daya berkecambah
dan memiliki tingkat kesamaan 80%.
A B
Gambar 11. Proses Pengecamabahan, (A) Persiapan alat dan bahan, (B) Penaburan
(Dokumentasi pribadi, 2021)
Dalam proses pengecambahan padi, ada berapa hal yang perlu disiapkan
seperti pinset untuk mengambil padi, kertas yang mempunyai pH sekitar 5-7,5
kemudian tempat media kertas. Untuk proses pengecambahan benih padi
langkah pertama yang harus dilakukan yaitu membasahi kertas dengan air
keran hingga semua bagian terbasahi. Selanjutnya tiriskan air pada kertas
hingga kertas tidak terlalu basah. Kemudian siapkan 100 benih padi yang
diambil secara acak baik benih mendapatkan perlakuan pematahan dormansi
atau tidak. Setelah itu, satu kertas media dipisahkan keatas sebagai tutup,
36
selanjutnya pada bagian kertas berikutnya disusun benih padi sebanyak 100
biji.
A B
Gambar 12. Penggulungan media, (A) Kertas digulungan dan diberi kode, (B) Kertas
dimasukkan kedalam plastik gula (Dokumentasi pibadi, 2021)
Apabila 100 benih padi telah siap disusun, langkah berikutnya adalah
menggulung media kertas dengan mengambil tiga lapisan bagian bawah sebagai
alas. Untuk pengecambahan padi, dilakukan 4 kali pengulangan dengan masih-
masing pengulangan terdapat 100 biji padi sehingga untuk contoh kerja yang
dibutuhkan dalam pengujian daya kecambah padi adalah 400.
A B
Gambar 13. Penyusunan di germinator, (A) gulungan ditegakkan dengan rapi, (B)
germinator ditutup (Dokumentasi pribadi, 2021).
d. Evaluasi Kecambah
37
Pada pengamatan atau evaluasi kecambah padi inbrida terdapat benih
normal, benih abnormal, benih keras, benih segar tidak tumbuh dan benih
mati. Hal ini dikerenakan beberapa faktor yang terdapat pada benih padi seperti
adanya perbedaan perkecambahan antara ukuran benihnya, keadaan benih
pada awal masa perkecambahan, permeabilitas kulit benih padi dan tersedianya
air di daerah sekeliling benih (Kepmentan, 2018).
A B
Gambar 14. Evaluasi Kecambah, (A) Pengambilan kecambah, (B) Persiapan Evaluasi
(Dokumentasi pribadi, 2021)
38
lainnya menunjukkan perkembangan yang baik dan serupa dengan
perkembangan kecambah sempurnapada pengujian/analisis yang sama.
a. Sedikit kerusakan pada akar primer yang tidak mempengaruhi
jaringan penghubung atau pertumbuhan agak terhambat.
b. Akar primer mengalami kerusakan atau tidak berkembang tetapi
akar sekunder tumbuh dengan baik dan berjumlah cukup pada
kecambah jagung. Pada kecambah kedelai, jika akar primer
rusak atau tidak tumbuh, maka harus terdapat sedikitnya tiga
akar sekunder dengan panjang masing-masing setara atau
setengah panjang hipokotil.
c. Hipokotil, epikotil atau mesokotil hanya sedikit mengalami
kerusakan yang tidak mempengaruhi jaringan penghubung.
d. Sedikit kerusakan pada kotiledon dan atau daun primer yaitu ½
atau lebih luas area yang dapat berfungsi normal (aturan 50 %).
Tetapi aturan ini tidak berlaku apabila jaringan di sekitar tunas
pucuk mengalami nekrotik atau busuk.
e. Hanya satu kotiledon dan atau daun primer yang tumbuh normal
pada dikotiledon.
f. Terdapat 3 atau lebih kotiledon dan atau daun primer pada
kecambah yang seharusnya hanya memiliki 2 kotiledon atau
daun primer.
g. Kotiledon yang menyatu.
h. Sedikit kerusakan pada koleoptil.
3. Kecambah dengan infeksi sekunder: kecambah yang sesuai dengan
salah satu kategori di atas, tapi terinfeksi oleh cendawan atau bakteri
yang berasal dari sumber lain, tidak dari benih tersebut.
B. Kecambah Abnormalitas
Adapun ciri-ciri dari kecambah yang mengalami abnormalitas dapat
dilihat sebagai berikut:
1. Kecambah rusak, yaitu kecambah dengan satu atau lebih struktur
esensialnya tidak ada atau rusak parah. Kecambah atau struktur
esensial yang berubah bentuk atau tidak proporsional, yaitu
pertumbuhan lemah atau mengalami gangguan fisiologis.
2. Kecambah busuk, yaitu kecambah yang salah satu struktur esensialnya
terkena penyakit atau busuk akibat infeksi primer sehingga
menghambat perkembangannya menjadi kecambah normal.
C. Benih Keras
39
Benih keras adalah benih yang hingga akhir pengujian/analisis daya
berkecambah masih tetap keras karena tidak dapat menyerap air.
D. Benih Segar
Benih segar adalah benih yang mampu menyerap air tetapi gagal
berkecambah (karena adanya dormansi) pada kondisi perkecambahan yang
diberikan tetapi masih bersih, kuat dan terlihat memiliki potensi untuk tumbuh
menjadi kecambah normal.
E. Benih Mati
Benih mati adalah benih yang hingga akhir pengujian/analisis tidak
keras, tidak segar atau tidak menunjukkan sedikitpun pertumbuhan. Benih
mati biasanya lunak, berubah warna, seringkali bercendawan dan tidak ada
tanda-tanda pertumbuhan.
A B
Gambar 15. Evaluasi Parameter, (A) Pengitungan jumlah parameter, (B) Perbedaan
parameter (Dokumentasi pribadi, 2021)
Dalam pengujian daya berkecambah benih padi akan terdapat
perbedaan pada masing-masing pengulangan, dalam pengamatan daya
berkecambah akan ditemukan daya tumbuh kecambah yang tinggi dan juga
daya tumbuh kecambah yang rendah. Daya berkecambah benih yang rendah
disebabkan oleh proses imbibisi yang tidak serempak antar pengulangan satu
dengan yang lainnya pada benih sehingga pertumbuhan benih menjadi
kecambah normal tidak serempak dan banyaknya serangan cendawan saat
benih dikecambahkan. Timbulnya banyak cendawan kemungkinan diakibatkan
oleh mikroorganisme terbawa benih karena substrat perkecambahan, alat
pengecambah benih, dan air yang digunakan sudah dikondisikan dalam kondisi
steril. Ghangaokar dan Kshirsagar (2013) mengemukakan bahwa
mikroorganisme yang merupakan seedborne disease paling banyak ditemukan
pada benih yang tidak mendapatkan perlakuan benih. Adanya gangguan yang
disebabkan aktivitas mikroorganisme ini akan membuat daya vigoritas dan daya
berkecambah benih menjadi rendah.
40
e. Pengecekan Toleransi
Dalam pengecekan toleransi uji daya kecambah padi terdapat
kaidah-kaidah yang bisa dilakukan. Kegiatan pengecekan toleransi
kecambah di Laboratorium UPTD BPSPT yaitu mencari rata-rata setiap
parameter yang diamati seperti benih normal, benih abnormal, benih
segar, dan benih mati. Selanjutnya membuat presentase dalam angka
bulat, 0,5 atau lebih dibulatkan ke atas dengan urutan prioritas dalam
pembulatan yaitu benih abnormal, benih keras, benih segar dan benih
mati. Setelah itu jumlahkan masing-masing persentase, pastikan
jumlahnya yaitu 100%. Dalam uji daya kecambah semua kategori diisi
dan dilaporkan bila toleran atau jarak antar ulangan tidak
diperbolehkan antar 4 ulangan. Untuk tabel toleransi empat kali
pengulangan dengan 100 benih dapat dilihat pada Tabel 2.
f. Pelaporan Hasil
Hasil analisis pada uji daya hantar listrik (DHL) menunjukkan adanya
hubungan yang erat antara uji DHL dengan daya berkecambah benih. Hasil
analisis juga menunjukkan DHL memiliki korelasi negatif dengan daya
berkecambah benih. Korelasi yang negatif menandakan bahwa semakin
tinggi nilai DHL semakin rendah daya berkecambah benih (Taliroso (2008).
Tabel 3. Hasil Pengukuran pH Media (kertas CD bahan koran)
Ulangan Nilai Ph Keterangan
A 6,5 Lulus
B 6,5 Lulus
C 6,5 Lulus
Rata-rata 6,5 Lulus
Dalam melakukan uji daya kecambah sebaiknya dilakukan uji
pH air dan juga pH kertas yang akan digunakan. Adapun standard
kertas dan media di Laboratorium UPTD BPSPT Jambi yaitu kisaran 6-
75 dengan jarak masing-masing antar ulangan yaitu 0,5. Dalam uji yang
dibuat 4 pengulangan dengan perlakuan yang sama baik dalam jumlah
air maupun waktu yang digunakan. Untuk kertas yang digunakan dalam
pengujian daya berkecambah Di Laboratorium UPTD BPSPT Jambi yaitu
kertas CD. Hasil uji yang didapat dari masing-masing pengulangan yaitu
6,5 dan rata-rata nilai pH nya yaitu 6,5 sehingga dapat disimpulakan
kalau air dan juga kertas layak digunakan dalam pengujian daya
berkecambah karena masuk kedalam standard laboratorium UPTD
BPSPT Jambi.
41
Ulangan Nilai DHL (μ S/cm)
A 363
B 324
B 401
Rata-rata 362,7
Dalam melakukan uji daya hantar listrik (DHL) atau
konduktivitas sebaiknya dilakukan uji pada kertas yang akan
digunakan. Adapun standard DHL kertas di Laboratorium UPTD BPSPT
Jambi yaitu kisaran <40 mS/m (400 µS/cm). Dalam uji yang dibuat 4
pengulangan dengan perlakuan yang sama baik dalam jumlah air
maupun waktu yang digunakan. Untuk kertas yang digunakan dalam
pengujian daya berkecambah Di Laboratorium UPTD BPSPT Jambi yaitu
kertas CD. Hasil uji rata-rata nilai DHL nya yaitu 362,7 sehingga dapat
disimpulakan kalau kertas layak digunakan dalam pengujian daya
berkecambah karena masuk kedalam standard laboratorium UPTD
BPSPT Jambi.
Tabel 5. Hasil Evaluasi Kecambah Dengan Perlakuan Perendaman GA 3 300
ppm selama 24 Jam SP 0314
Ulangan @ BN BA BK BSTT BM
100 (%) (%) (%) (%) (%)
1 95 2 0 0 3
2 92 2 0 0 6
3 95 1 0 0 4
4 92 4 0 0 4
Jumlah 374 9 0 0 17
Rata-rata 93,50 2,50 0 0 4,25
Pembulatan 94 2 0 0 4
Pada tabel 5 dan 6 dapat dilihat kalau rata-rata pengulangan
menunjukkan pertumbuhan yang sangat cepat dan merata. Pada bagian
evaluai kecambah abnormal, benih keras, benis segar tidak tumbuh dan
meti mati juga sedikit ditemukan. Hal ini dikarenakan dalam pemberian
zat pengatur tumbuh pada benih padi yang direndam dapat
meningkatkan kandungan internal giberelin sehingga pertumbuhan yang
awalnya menurun akan meningkat (Wahyuni, dkk, 2003).
Tabel 6. Hasil Evaluasi Kecambah Dengan Perlakuan Perendaman GA 3
300 ppm Selama 24 Jam SP 0315
Ulangan @ BN BA BK BSTT BM
100 (%) (%) (%) (%) (%)
1 95 3 0 0 2
42
2 93 3 0 0 4
3 98 1 0 0 1
4 95 2 0 0 3
Jumlah 381 9 0 0 10
Rata-rata 95,25 2,25 0 0 2,50
Pembulatan 95 2 0 0 3
Hasil pengujian daya berkecambah di Laboratorium UPTD BPSPT
Jambi dilakukan dengan 4 parameter pengamatan yaitu kecambah
normal, kecambah abnormal, benih segar tidak tumbuh, dan benih mati.
Pengamatan dilakukan pada hari ke 14 setelah sampel benih ditabur
dan digulung. Berdasarkan Tabel 5 dan 6 yaitu benih padi yang
mendapatkan perlakuan perendaman GA3 300 ppm menunjukkan
kecepatan tumbuh yang cukup cepat pada setiap pengulangannya.
Tabel 7. Hasil Evaluasi Kecambah Tanpa Perlakuan Perendaman GA 3 300 ppm
Selama 24 Jam SP 0314
Ulangan @ BN BA BK BSTT BM
100 (%) (%) (%) (%) (%)
1 76 1 0 0 23
2 74 2 0 0 24
3 75 2 0 0 23
4 75 1 0 0 24
Jumlah 300 6 0 0 94
Rata-rata 75,00 1,50 0 0 23,50
Pembulatan 75 2 0 0 23
Ulangan @ BN BA BK BSTT BM
100 (%) (%) (%) (%) (%)
1 73 4 0 0 23
2 77 1 0 0 22
3 75 2 0 0 23
4 75 3 0 0 22
Jumlah 300 10 0 0 90
Rata-rata 75,0 2,50 0 0 22,50
Pembulatan 75 3 0 0 22
Pada tabel 7 dan 8 hasil evaluasi kecambah tanpa perlakuan
perendaman GA3 konsentrasi 300 ppm selama 24 jam mengalami
43
perbedaan hasil yang cukup jauh dibandingkan pada tabel 5 dan 6. Pada
tebel 7 dan 8 di bagian kecambah normal hasil yang didapat yaitu daya
tumbuh kecambah jauh lebih lambat dibandingkan dengan benih yang
mendapatkn perlakuan. Selain itu pada bagian benih mati juga dapat
dilihat pada tabel 7 dan 8 mendapatkan hasil yang cukup tinggi
dibandingkan pada benih mati di tebel 5 dan 6. Dengan demikian dapat
disimpulkan kalau dengan perlakuan pematahan dormansi yaitu GA3
konsentrasi 300 ppm selama 24 jam akan memberikan pengaruh serta
hasil yang berbeda. Hasil yang akan terlihat nyata adalah pada
pertumbuhan kecambah normal dan juga jumlah benih yang mengalami
abnormalitas dan kematian.
44
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan magang ini yaitu:
1. Adapun prosedur pengujian daya tumbuh berkecambah padi inbrida
meliputi prosedur pengukuran pH media kertas, pengukuran
konduktivitas atau DHL (daya hantar listrik) media kertas dan prosedur
pengujian daya kecambah.
2. Berdasarkan persentase daya kecambah yang dilakukan pada benih padi
inbrida (Oryza sativa L.) dapat dilihat kalau perlakuan perendaman
benih padi pada larutan GA 3 300 ppm selama 24 jam memberikan hasil
yang cukup baik dibandingkan dengan benih tanpa diberikan perlakuan.
Untuk perbandingan dari kedua perlakuan yaitu rata-rata persentase
45
benih normal diatas 90% sedangkan untuk persentase kecambah normal
tanpa perlakuan rata-ratanya yaitu tidak lebih dari 80%.
5.2 Saran
Berdasarkan kegiatan magang yang telah dilakukan, untuk uji daya
berkecambah padi inbrida perlu dikembangkan teknik dalam evaluasi
kecambah khususnya padi atau benih berukuran kecil. Hal ini bertujuan agar
evaluator lebih mudah dan tepat dalam membedakan kriteria kecambah yang
akan di amati.
DAFTAR PUSTAKA
46
Takaran Vermi kompos di Lahan Sawah Irigasi Entisol”. Ilmu-ilmu
Pertanian. 5(2).
Pratiwi, S.H. 2017. “Pertumbuhan dan Hasil Padi (Oryza sativa L.) Sawah
Pada Berbagai Metode Tanam Dengan Pemberian Pupuk Organik.
Gontor Agrotech Science.2(2).
Sumardiono. 2014. Apa Itu Homeschooling? Jakarta Selatan: Panda Media.
Susanti, M. 2010. “Pengaruh Media Tanam dan Perlakuan Pra Perkecambahan
Terhadap Perkecambahan Benih Panggal Buaya (Zanthoxylum rhetsa
(Roxb.) D.C.)”. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Suwarno, F. C dan Hapsari. 2008. “Studi Alternative Substrat Kertas Untuk
Pengujian Viabilitas Benih Dengan Metode UKDdp”. Bul Agron. 36(2):
84-91.
Suwarno, F.C dan Santana. 2009. “Efisiensi Beberapa Substrat Dalam
Pengujian Viabilitas Benih Berukuran Besar dan Kecil”. JAI 37(3):
249-255.
Taliroso, D. 2008. “Deteksi status vigor benih kedelai (Glycine max L. Merr)
melalui metode uji daya hantar listrik”. Thesis. Sekolah Pasca Sarjana
IPB. Bogor.
Wahyuni, S., U.R. Sinniah, R. Amarthalingam, and M. Khanif Yusop. (2003).
Enhancement of Seedling Establish Mentinriceby Selected Growth
Regulators as Seed Treatment. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan.
22(1):51-55.
LAMPIRAN
Laboratorium
47
Biologi dan Fisika
48
16. 31 Pembuatan Surat Masuk dan Surat Keluar
17. 1 Penyusunan SK PNS
18. 2 Pengenalan Surat Menyurat
19. 3 Pengelolahan Data
20. 6 Pengenalan Laboratorium Fisika UPTD BPSPT
Jambi
21. 7 Pengenalan Laboratorium Biologi UPTD BPSPT
Jambi
22. 8 Pengenalan SOP Laboratorium Biologi dan
Fisika UPTD BPSPT Jambi
23. 9 Pengenalan Alat dan Bahan Kegiatan Pengujian
di Laboratorium UPTD BPSPT Jambi
24. September 10 Pengenalan Prosedur Kerja Pengujian di
Laboratorium UPTD BPSPT Jambi
25. 13 Memahami Undang-undang Dalan Pengawasan
Mutu Tanaman
26. 14 Pelaksanaan Teknis Laboratorium
27. 15 Pemahaman Kalibrasi Alat
28. 16 Teknis Membersihkan Alat
29. 17 Pengumpulan Data
30. 20 Kegiatan Penilaian Kultivar Tanaman
31. 21 Kegiatan Penilaian Sertifikasi Perbenihan
Tanaman
32. 22 Pengenalan Kegiatan Uji Multilokasi Varietas
33. 23 Kegiatan Uji Mutu (Kadar Air)
34. 24 Penyusunan Laporan
35. 27 Penginputan Data PNS
36. 28 Pengenalan Aplikasi Mysap PNS
37. 29 Input Data Mysap
38. 30 Analisis Topik Magang
39. 1 Pengumpulan Data
40. 4 Pengenalan Dalam Pengelolahan Data Hasil
Pengujian
41 5 Pelaksanaan Kegiatan Uji Kadar Air
41 6 Pelaksanaan Kegiatan Uji Kemurnian
43 Oktober 7 Pelaksanaan Uji Daya Berkecambah
44 8 Pengelolahan Data Hasil Pengujian
45 9 Pengumpulan Data
46 10 Pembuatan Laporan Kegiatan
47 11 Diskusi dan Revisi dengan Analis Laboratorium
48 12 Penyelesaian laporan
49
Lampiran 3. Perhitungan
95+93+ 98+95
= %
4
50
381
= %
4
=95,25 %
=95%
Benih Abnormal
3+3+1+2
= %
4
9
= 100 %
4
=2,25%
=2%
Benih Segar Tidak Tumbuh
0+0+0+ 0
= %
4
=0 %
=0%
=0%
Benih Mati
2+ 4+ 1+ 3
= %
4
16
= %
4
=2,50%
=3%
Benih Normal
76+74+75+ 75
= %
4
300
= %
4
=75,00 %
=75 %
Benih Abnormal
1+ 2+ 2+ 1
= %
4
6
= 100 %
4
51
=1,50 %
=2%
Benih Segar Tidak Tumbuh
0+0+0+ 0
= %
4
=0 %
=0%
=0%
Benih Mati
23+24+23+ 24
= %
4
94
= %
4
=23,50%
=23%
SP. 0315 (21-09-2021) Tanpa Perendaman GA3 300 ppm 24 Jam
Benih Normal
73+77+75+75
= %
4
300
= %
4
=75,00 %
=75 %
Benih Abnormal
4+ 1+ 2+ 3
= %
4
10
= 100 %
4
=2,50 %
=3%
Benih Segar Tidak Tumbuh
0+0+0+ 0
= %
4
=0 %
=0%
=0%
Benih Mati
52
23+22+23+22
= %
4
90
= %
4
=22,50%
=22%
53
Sampel Pada Inbrida Pengambilan Contoh
(Oryza sativa L.) Kerja Sampel
C. Pematahan Dormansi
54
Pemberian GA3 300 ppm
Sampel yang akan di
rendam GA3 300 ppm
D. Pengecambahan
55
Pesiapan Alat dan Bahan Proses Penaburan
E. Evaluasi Kecambah
Germinator
Pengamatan Parameter Pengambilan Kecambah
Kecambah
56
Sampel Siap di Evaluasi Persiapan Pengamatan
Sampel
57
58