Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
Disusun oleh :
ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
SEMESTER GANJIL 2020/2021
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga kami dapat meyelesaikan makalah
ini. Sholawat dan salam tak lupa kami panjatkan kepada baginda besar Nabi Muhammad
SAW. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan karena atas bimbingan nyakami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang dari kata sempurna, baik dari
bentuk penyusunan maupun materi. Kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami (penulis dan
penyusun) khususnya dan bagi pembaca pada umum nya.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………. i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang……………………………………………………………………………..1
1.2 . Rumusan Masalah……………………………………………………………………….. 1
1.3 . Tujuan…………………………………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 . Apakah pengertian Identitas Nasional…………….……………………………. 2
3.2. Saran.................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………. 7
ii
BAB I
Pendahuluan
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Identitas Nasional?
2. Untuk mengetahui apa saja faktor pembentukan Identitas nasioanal ?
3. Untuk mengetahui Identitas Nasional sebagai karakter bangsa?
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2. Faktor Pembentuk Identitas Nasional
Lahirnya suatu Identitas Nasional memiliki ciri khas, sifat, serta keunikan
tersendiri yang sangat didukung oleh faktor-faktor pembentuk identitas nasional. Faktor-
faktor yang diperkirakan menjadi identitas bersama suatu bangsa meliputi : Primordial,
Sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi dan kelembagaan.
1. Primordial.
Faktor-faktor primordial ini meliputi : ikatan kekerabatan (darah) dan keluarga,
kesamaan suku bangsa, daerah asal, bahasa, dan adat istiadat.
2. Sakral.
Faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau
ideologi doktrien yang diakui masyarakat yang bersangkutan.
3. Tokoh.
Kepemimpinan dari tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat dapat
pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa dan negara. Pemimpin dibeberapa
negara dianggap sebagai penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat dan simbol
persatuan bangsa yang bersangkutan.
4. Bhineka Tunggal Ika.
Prinsip Bhineka Tunggal ika pada dasarnya adalah kesediaan warga bangsa untuk
bersatu dalam perbedaan. Yang disebut bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan
warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut negara dab pemerintahannya,
tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat, ras dan agama.
5. Sejarah.
Persepsi yang sama diantara warga masyarakat tentang sejarah yang menyatukan
diri kedalam satu bangsa. Persepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu, seperti
sama-sama menderita karena penjajahan tidak hanya melahirkan solidaritas, tetapi
juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama antar anggota masyarakat itu.
6. Perkembangan Ekonomi.
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan
dan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat.
7. Kelembagaan.
Faktor lain yang berperan dalam pemersatu bangsa adalah lembaga-lembaga
pemerintah dan politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata, pengandulan, dan
partai politik.
4
2.3. Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa.
Identitas nasional pada hakikatnya merupakan minifestasi nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri
khas suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannnya. Diletakkan dalam
konteks yang mendiami wilayah yang sangat luas yang terdiri dari 13.667 pulau dengan 358
suku bangsa yang berbeda dalam penganutan dan pengamalan agama, mitos, tradisi,
bahasa, dan kondisi sosialnya, maka identitas nasional itu merupakan manifestasi nilai-nilai
budaya yang sudah tumbuh dan berkembang semenjak sebelum masuknya agama-agama
besar di bumi Indonesia. Nilai-nilai dari ratusan suku bangsa itu kemudian dirakit dan
dihimpun dalam saatu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan
Pancasila dan roh Bhineka Tunggal Ika.
Hal itu terbukti di dalam sejarah kelahiran paham kebangsaan Indonesia yang
berawal dari berbagai pergerakan seperti Boedi Oetomo (1908) yang berbasis subkultur
Jawa, Serekat Dagang Islam (1911) yaitu kaum pedagang Islam, Muhammadiyah (1912) dari
subkultur Islam Modemis, indesche party (1912) dari subkultur campuran Indo Belanda,
Indo Chinese, Indo Arab dan Indonesia asli yang mencerminkan elemen politis nasionalisme
non rasial yang berselogan “tempat yang memberi nafka yang menjadikan Indonesia sebagai
tanah airnya.”
Dari keanekaragaman subkultur , maka tekrisralisasikan eksitensi nation-states
Indonesia yaitu nasionalisme. Apapun subkulturnya, tetap bernusa satu, berbangsa satu,
dan berbahsa satu-Indonesia sehingga itulah cetusan identitas nasional.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki
suatu bangsa yang membedakan bangsa yang lainnya. Identitas nasional dalam konteks
bangsa cenderung mengecut pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu
negara. Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara mtercermin dalam simbol-
simbol kenegaraan seperti : Pancasila.
Identitas Nasional Indonesia :
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia.
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih.
3. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya.
4. Lambang negara yaitu Pancasila.
5. Semboyan negara yaitu Bhineka Tunggal Ika.
6. Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila.
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945.
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
9. Konsepsi Wawasan Nusantara.
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional.
Penerapan tentang identitas nasional harus di tercermin pada pola pikir, pola sikap
dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dari
pada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain identitas nasional menjadi
pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi
berbagai masalah menyangkut kehidupan bermasyarkat, berbangsa dan bernegara.
3.2 Saran
Kami penulis menyadari banyak kesalahan dan kekurangan dari makalah kami yang
jauh dari kata sempurna. Saran kami dalam makalah ini adalah untuk menambah wawasan
bagi para pembaca agar kita sama-sama memahami apa itu identitas nasional, sebagai
bangsa indonesia yang baik dan mampu menjunjung tinggi serta mengamalkan Pancasila.
6
Daftar Pustaka
Bangsa.Yogyakarta: Deepublish.
Herdiwanto, Heri, dkk.2019.Kewarganegaraan Dan Masyarakat Madani.Jakarta: Prenada
Group.