Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH IDENTITAS NASIONAL

Dosen: Bapak Yusmedi Yusuf, S.H., M.Si.

Disusun Oleh: Jenifer Hartanto


NIM: 615190028

Kelas: Kewarganegaraan-A
2019-202

1
KATA PENGANTAR 

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih, rahmat
dan berkat-Nya yang berlimpah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah
Identitas Nasional” ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Kami selaku penulis mengalami banyak rintangan dalam proses pembuatan makalah
ini. Maka dari itu kami ingin berterima kasih kepada Bapak Yusmedi Yusuf, S.H., M.Si. yang
telah memberikan kami kesempatan untuk mengembangkan kreatifitas, memberi bimbingan
dan dorongan agar kami tetap semangat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Selain
itu, kami juga ingin berterima kasih kepada orang tua kami yang selalu memberikan
semangat dan dukungan kepada kami.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah “Makalah Identitas Nasional” dapat
bermanfaat bagi para pembaca.                                                                                                       

Jakarta, 24 Februari 2020

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang 4
II. Rumusan Masalah 4
III. Tujuan Penulisan 4
IV. Metode dan Teknik Penulisan 4

BAB II PEMBAHASAN
I. Pengertian Identitas Nasional 5
II. Faktor Pendorong Identitas Nasional 5
III. Bagian dan Jenis Identitas Nasional 6
IV. Bentuk-Bentuk Identitas Nasional 7

BAB III KESIMPULAN 10

DAFTAR PUSTAKA 10

3
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Identitas nasional merupakan identitas negara yang unik digunakan untuk
membedakan suatu negara dengan negara lainnya. Secara hakikat, suatu identitas diri
tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa. Sayangnya masyarakat Indonesia
masih belum paham dengan identitas nasionalnya sendiri. Semboyan Indonesia adalah
“Bhinneka Tunggal Ika” atau “kesatuan dalam keragaman” yang berarti walaupun
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bangsa, agama dan pulau-pulau yang
dipisahkan oleh lautan, sehingga nilai-nilai yang dianut masyarakat pun berbeda-beda.
Nilai-nilai tersebut kemudian disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Sehingga
itu, nasionalisme dan integrasi nasional sangat penting untuk ditekankan pada diri setiap
warga Indonesia agar bangsa Indonesia tidak kehilangan Identitas Nasional.

II. Rumusan Masalah


Berikut adalah masalah yang muncul bedasarkan latar belakang diatas:
1. Apakah pengertian dari identitas nasional?
2. Apa saja faktor yang mendorong pembentukan identitas nasional?
3. Apa saja unsur yang membentuk identitas nasional?
4. Apa saja bentuk identitas nasional?

III.Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis untuk menyelesaikan tugas yang diberi oleh dosen mata
kuliah Kewarganegaraan dan untuk memberi pembaca pemahaman dan dorongan
untuk mengenal Identitas Nasional.

IV. Metode dan Teknik Penulisan


Metode yang digunakan untuk penulisan makalah ini adalah dengan metode
studi pustaka, dimana sumber dijadikan sebagai sumber informasi. Studi pustaka
diperoleh dari berbagai situs yang ada di internet dan buku.

4
BAB II PEMBAHASAN
I. Pengertian Identitas Nasional
Identitas Nasional merupakan identitas kebangsaan. Identitas Nasional dibagi
menjadi dua kata dasar. Identitas yang berasal dari bahasa inggris “ identitas”, yang
berarti ciri, tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu
sehingga dapat dijadikan alat untuk membedakan dengan sesuatu yang lainnya. Kata
“nasional” menunjukan pada kelompok-kelompok persekutuan hisup manusia yang
lebih besar dari sekedar pengelompokan berdasarkan faktor ras, agama, budaya,
bahasa dan sebagainya (R, Rahaditya, S.H., M.H., 2015: 32)

II. Faktor Pendorong Pembentukan Identitas Nasional


Faktor yang mendorong pembentukan identitas suatu bangsa meliputi
primordial, sakral, tokoh bhinneka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi dan
kelembagaan.
Faktor primordial adalah identitas yang menyatukan masyarakat sehingga
dapat membetuk bangsa-negara. Faktor ini meliputi ikatan kekerabatan (darah dan
keluarga), kesamaan suku bangsa, daerah asal, bahasa dan adat istiadat. Contoh:
Bangsa Yahudi membentuk negara Israel.
Faktor sakral merupakan kesamaan agama yang dipeluk pada suatu
masyarakat atau faham ideologi yang digunakan oleh suatu masyarakat sehingga
dapat membentuk bangsa dan negara. Contoh: Agama Katholik membentuk
membentuk beberapa negara di Amerika Latin.
Faktor tokoh berasal dari seorang pemimpin yang berperan sebagai
penyambung aspirasi masyarakat dan dapat menjadi simbol persatuan bangsa. Contoh:
Ir Soekarno di Indonesia.
Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna kesediaan warga negara untuk bersatu
dalam perbedaan dan setia kepada lebaga negara dan pemerintahannya tanpa
menghilangkan keterkaitannya pada suku bangsa, adat, ras, dan agama. Contoh:
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Faktor sejarah merupakan persepsi yang sama diantara warga negara tetang
berbagai pengalaman di masa lalu mereka sehingga dapat menyatukan diri dalam satu
bangsa. Contoh: Suatu bangsa yang sama sama memiliki pengalaman menderita
dijajah oleh bangsa asing.

5
Perkembangan ekonomi, semakin kuat saling ketergantungan anggota masyarakat
karena perkembangan ekonomi, maka akan semakin besar solidaritas dan persatuan
dalam suatu masyarakat. Contohnya: pada masyarakat industri maju seperti Amerika
Utara dan Eropa Barat.
Lembaga birokrasi pemerintahan dan politik sera partai politik dapat
mempersatukan orang orang sebagai satu bangsa. Contoh: Pada lembaga angkatan
bersenjata dan kepolisian yang dapat mempersatukan anggota dan dapat menjaga
persatuan dan kesatuan di wilayah tugasnya. (R, Rahaditya, S.H., M.H., 2015: 34-36)

III.Bagian dan Jenis Identitas Nasional


Menurut Syarbani dan Wahid dalam bukunya yang berjudul Membangun Karakter
dan Kepribadian melalui Pendidikan Kewarganegaraan, kelima unsur Identitas
Nasional tersebut diatas dapat dirumuskan kembali menjadi 3 bagian:

a. Identitas Fundamental: berupa Pancasila yang menrupakan Falsafah Bangsa, Dasar


Negara, dan Ideologi Negara.
b. Identitas Instrumental: berupa UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa
Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, dan Lagu Kebangsaan.
c. Identitas Alamiah: meliputi Kepulauan (archipelago) dan Pluralisme dalam suku,
bahasa, budaya dan kepercaraan (agama).

Adapun jenis identitas nasional Indonesia adalah sebagai berikut:


1. Indonesia bersifat pluralistik baik menyangkut sosiokultural atau reliogiositas.
2. Identitas fundamental/ ideal: Pancasila
3. Identitas instrumental: alat untuk menciptakan Indonesia yang dicita-citakan,
berupa UUD 1945, lambang negara, bahasa Indonesia, dan lagu kebangsaan
4. Identitas religiusitas: Indonesia pluralistik dalam agama dan kepercayaan
5. Identitas sosiokultural: Indonesia pluralistik dalam suku dan budaya
6. Identitas alamiah: Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.

6
IV. Bentuk-bentuk identitas nasional
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Setiap Negara memiliki bahasa yang berbeda-beda sebagai ciri khas yang
dimiliki oleh Negara tersebut. Begitu pula dengan Indonesia, hampir setiap wilayah
atau daerah memiliki bahasa tersendiri, seperti Jawa, Madura, Papua, Batak, Sunda,
Ambon, Aceh, dan masih banyak lagi. Bahasa tersebut digunakan untuk
berkomunikasi dengan orang lain dan untuk bertukar pikiran maupun mengeluarkan
pendapatnya.

2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih


Bendera merupakan salah satu lambang yang menjadi Identitas yang dapat di
kenali saat melihat warna serta motif gambar didalamnya. Setiap Negara pasti
memiliki bendera sebagai ciri khas dari Negara tersebut. Indonesia memiliki bendera
berwarna merah dan putih, seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang
menyebutkan bahwa “ Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih”. Warna
merah dan putih menjadi warna pilihan yang dipilih untuk melambangkan Indonesia
memiliki makna Merah yang artinya berani dan putih yang artinya suci. Yang
diharapkan adalah masyarakat Indonesia bisa memikili jiwa yang berani dan suci
seperti warna Bendera Indonesia.

1. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya


Lagu kebangsaan Indonesia dipublikasikan pada tahun 1928, yang dikarang
oleh Wage Rudolf Soepratman dan diciptakan tahun 1924. Pada tahun 1928 Wage
Rudolf Soepratman mengumumkan dan menyatakan bahwa lagu karangannya
ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Indonesia yang diberi judul Indonesia Raya.

4.  Lambang Negara yaitu Pancasila


Seperti pada Undang -Undang Dasar 1945 yang telah ditetapkan bahwa
lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila.

5.  Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika


Bhineka Tunggal Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam
kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan. Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat

7
sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat, dan tidak
mengakui harkat dan martabat pihak lain. Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat
normalitas yang hanya menunjukkan perilaku semu. Bhineka Tunggal Ika dilandasi
oleh sikap saling percaya mempercayai, saling  hormat menghormati, saling cinta
mencintai dan rukun.

6.  Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila


Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila Pancasila
sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, pada hakikatnya
pengertian Pancasila dapat dikembalikan kepada dua pengertian, yakni Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar Negara
Republik Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sering disebut juga
sebagai pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup yang
dapat di artikan dari segi global atau skala besar. Dalam hal ini Pancasila digunakan
sebagai pancaran dari sila Pancasila karena Pancasila sebagai kesatuan tidak bisa
dipisah-pisahkan, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis
sehingga berfungsi sebagai cita-cita atau ide yang menjadi tujuan utama bersama
sebagai landasan dasar Negara.
Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa Pancasila sebagai pegangan hidup
yang merupakan pandangan hidup bangsa, dalam pelaksanaan hidup sehari-hari tidak
boleh bertentangan dengan norma-norma agama, norma-norma sopan santun, dan
tidak bertentangan dengan norma-norma hukum yang sudah ada dan telah ditetapkan
atau saat ini berlaku.

7. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945


Disamping pengertian Undang -Undang Dasar, dipergunakan juga istilah lain
yaitu “ Konstitusi ”. Istilah konstitusi berasal dari bahasa Inggris “ Constitution ” atau
dari bahasa Belanda “ Constitutie ”. Terjemahan dari istilah tersebuh adalah Undang-
Undang Dasar dan hal ini memang sesuai dengan kebiasaan orang Belanda dan
Jerman, yang dalam percakapan sehari-hari memakai kata “ Grondwet ” ( Grond =
dasar, wet = Undang – Undang ) yang keduanya menunjukan naskah tertulis.

8
Namun pengertian Konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat
mempunyai arti:
a.    Lebih luas dari pada Undang-Undang Dasar
b.    Sama dengan pengertian Undang -Undang Dasar.

8.  Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat


Yang di maksud dengan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat adalah status negara Indonesia yang bentuk negara adalah
kesatuan, sedangkan bentuk pemerintah adalah republik.

9. Konsepsi Wawasan Nusantara


Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi.
Pengertian wawasan sendiri selain menunjukkan kegiatan untuk mengetahui arti
pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional


Kebudayaan disini diartikan bahwa pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan
memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman
untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan
lingkungan yang dihadapi. Disisi lain kebudayaan bisa diartikan sebagai kebiasaan
atau tradisi yang sering di lakukan oleh sebagian besar warga di wilayah tertentu yang
sering di sebut dengan istilah Adat.

9
BAB III KESIMPULAN

Identitas nasional penting untuk diketahui oleh semua masyarakat, karena hal
tersebutlah yang membuat suatu negara unik dan berbeda dari negara lainnya. Unsur-
unsur pembentuk identitas nasional Indonesia adalah sejarah, kebudayaan, budaya
unggul, suku bangsa, agama, dan bahasa. Identitas nasional merupakan sesuatu yang
terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi
aktuall yang berkembang dalam masyarakat. Bentuk-bentuk identitas nasional terdiri
dari Bahasa Nasional atau bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia, bendera Negara
yaitu bendera sang merah putih, lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya, Lambang
Negara yaitu Pancasila., Semboyan Negara yaitu Bhieneka Tunggal Ika, Dasar
Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Dasar Hukum) negara yaitu UUD 1945,
bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, konsepsi
wawasan nusantara, dan kebudayaan daerah yang diterima sebaga kebudayaan
nasional.

DAFTAR PUSTAKA

R, Rahaditya, S.H., M.H.. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.


Jakarta: Pustaka Mandiri

http://awoelandari.blogspot.co.id/2012/12/tugas-mata-kuliah-pkn-makalah-identitas.html
http://alisnai.blogspot.co.id/

http://sabkinatuna.blogspot.co.id/2014/02/memantapkan-identitas-nasional-sebagai.html

10

Anda mungkin juga menyukai