18
MAKALAH
IDENTITAS NASIONAL
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
Dosen : Wika Hardika Legiani M.pd
Disusun oleh :
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................. 1
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Identitas Nasional............................................................................. 3
2.1.1 Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional........................................... 3
2.1.2 Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional......................... 4
2.1.3 Identitas Nasional Indonesia.................................................................. 5
2.2 Karakteristik Identitas Nasional Bangsa Indonesia........................................... 9
2.2.1 Sikap Masyarakat Indonesia Terhadap Identitas Nasional.................... 10
2.3 Fungsi dan Peran Identitas Nasional.................................................................. 11
2.4 Tantangan Kultural dan Global Terhadap Identitas Nasional Indonesia..........
12
2.4.1 Pengikisan Identitas Nasional................................................................ 13
2.4.2 Menghadapi Globalisasi......................................................................... 14
2.5 Pengertian Nasionalisme.................................................................................... 15
2.5.1 Latar Belakang Lahirnya Nasionalisme Indonesia................................ 16
2.5.2 Faktor-faktor Nasionalisme Indonesia................................................... 16
2.5.3 Perkembangan Nasionalisme di Indonesia............................................ 18
2.5.4 Karakteristik Nasionalisme Indonesia................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah natie (Nation) mulai populer sejak tahun 1835. Pembahasan mengenai pengertian
bangsa dikemukakan pertama kali oleh Ernest Renan tanggal 11 Maret 1882, Ernest Renan
mengatakan bahwa hal penting merupakan syarat mutlak adanya Plebist, yaitu suatu hal yang
memerlukan persetujuan bersama pada waktu sekarang yang mengandung hasrat untuk hidup
bersama dengan kesediaan memberikan pengorbanan.
Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya
nasional. Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena identitas
nasional itu dibuat, dibentuk dan disepakati oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah
mereka bernegara. Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir belakangan bila
dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu
secara askriptif. Sebelum memiliki identitas nasional, warga bangsa telah memiliki identitas
primer yaitu identitas kesukubangsaan.
Dalam pembentukan identitas nasional, faktor menjadi salah satu penting dalam
terciptanya identitas nasional. Berikut merupakan faktor-faktor yang membentuk identitas
nasional Menurut Srijanti (2009:35)
1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali
suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan tumbuh
dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu
Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun
sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-
benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa: merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami sebagai
sistem pelambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur ucapan manusia dan yang
digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.
Identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan masing-masing
yang sangat ditentukan oleh berbagai faktor. Ada 2 (dua) faktor pedukung kelahiran identitas
nasional bangsa Indonesia, yaitu
1. Faktor objektif, bagi bangsa Indonesia, faktor objektif mendukung kelahiran identitas nasional
meliputi faktor geografis-ekkologis dan demokratis.
2. Faktor subjektif, adalah faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia.
Sedangkan menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam
bukunya, The power of Identity (Suryo, 2002) mengemukakan teori tentang munculnya identitas
nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu
1. Faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif. Kesatuan tersebut tidak
menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang dikenal dengan bhineka tunggal ika.
2. Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata
modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan negara.
3. Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi,
dan pemantapan sistem pendidikan nasional.
4. Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui
memori kolektif rakyat.
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional
bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia merdeka yang
melekat erat dengan perjuangan bangsa Indonesia. Oleh karena itu pembentukan identitas
nasional Indonesia melekat erat pada unsur-unsur sosial, agama, ekonomi, budaya, geografis
yang berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang ( Kaelan dan Zubaidi,
2007 : 50-51 )
Identitas kebangsaan (political unity) merujuk pada bangsa dalam pengertian politik,
yaitu bangsa-negara. Bisa saja dalam negara hanya ada satu bangsa (homogen), tetapi umumya
terdiri dari banyak bangsa (heterogen). Karena itu nagara perlu menciptakan identitas
kebangsaan atau identitas nasional, yang merupakan kesepakatan kesepakatan dari banyak
bangsa di dalamnya. Identitas nasional dapat berasal dari identitas satu bangsa
yang kemudian disepakati oleh bangsa-bangsa lainnya yang ada dalam negara itu, atau juga
dari identitas beberapa bangsa yang ada kenudian disepakati untuk dijadikan identitas bersama
bersama sebagai identitas bangsa-negara. Kesediaan dan kesetian warga bangsa/negara untuk
mendukung identitas nasional perlu ditanamkan, dipupuk dan dikembangkan terus menerus.
Warga lebih dulu memiliki identitas kelompoknya, sehingga jangan sampai melunturkan
identitas nasional. Di sini perlu ditekankan bahwa kesetiaan pada identitas nasional akan
mempersatukan warga bangsa itu sebagai “satu bangsa” dalam negara.
Proses pembentukan identitas nasional di Indonesia cukup panjang, dimulai dengan adanya
kesadaran, adanya perasaan senasib sepenanggungan “bangsa Indonesia” akibat kekejaman
penjajah Belanda, kemudian munculnya komitmen bangsa (tekad dan kemudian menjadi
kesepakatan bersama) untuk berjuang dengan upaya yang lebih teratur melalui organisasi-
organisasi perjuangan (Pergerakan) Kemerdekaan mengusir penjajah sampai akhirnya Indonesia
Merdeka Pada tanggal 17 Agustus 1945 dan membentuk Negara.
Contoh Identitas Nasional Indonesia yaitu Identitas Nasional merupakan manifestasi nilai-
nilai budaya yang sudah tumbuh dan berkembang sebelum masuknya agama-agama besar di
bumi nusantara ini dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang kemudian dihimpun
dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan Nasional dengan acuan Pancasila dan roh
Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Dan identitas nasional juga bisa dikatakan sebagai jati diri yang menjadi slogan-
slogan kibaran bendera kehidupan.
Bentuk identitas nasional Indonesia yang menunjukan jati diri Bangsa Indonesia, yaitu:
1) Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang dibentuk atas unsur-unsur ucapan manusia
dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Dan di Indonesia menggunakan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Karena di Indonesia ada berbagai macam bahasa
daerah dan memiliki ragam bahasa yang unik sebagai bagian dari khas daerah masing-masing.
Bendera adalah sebagai salah satu identitas nasional, karena bendera merupakan simbol suatu
negara agar berbeda dengan negara lain. Seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35
yang menyebutkan bahwa “ Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih”. Warna merah
dan putih juga memiliki arti yaitu, merah yang artinya berani dan putih artinya suci.
Lagu Indonesia Raya (diciptakan tahun 1924) pertama kali dimainkan pada kongres pemuda
(Sumpah pemuda) tanggal 28 Oktober 1928. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945, lagu yang dikarang oleh Wage Rudolf Soepratman ini dijadikan lagu
kebangsaan. Ketika mempublikasikan Indonesia Raya tahun 1928, wage Rudolf Soepratman
dengan jelas menuliskan “lagu kebangsaan” di bawah judul Indonesia Raya. Teks lagu Indonesia
Raya dipublikasikan pertama kali oleh surat kabar Sin Po. Setelah dikumandangkan tahun 1928,
pemerintah colonial Hindia Belanda segera melarang penyebutkan lagu kebangsaan bagi
Indonesia Raya. Meskipun demikian, para pemuda tidak gentar. Selanjutnya lagu Indonesia Raya
selalu dinyanyikan pada setiap rapat partai-partai politik. Setelah indeonesia merdeka, lagu itu
ditetapkan sebagai lagu kebangsaan perlambang persatuan bangsa.
4) Lambang Negara yaitu Garuda Pancasila
Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 36A bahwa lambang
negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. garuda Pancasila disini yang dimaksud adalah burung
garuda yang melambangkan kekuatan bangsa Indonesia. Burung garuda sebagai lambang negara
Indonesia memiliki warna emas yang melambangkan kejayaan Indonesia. sedangkan perisai di
tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Simbol di dalam perisai masing-masing
melambangkan sila-sila dalam pancasila.
Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani dan
Putih berarti suci. Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah
Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa. Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi
kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945).
Pita yang dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan Negara Indonesia, yaitu
Bhineka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda, tetapi tetap satu jua”.
Bhineka Tnggal Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat
dalam suatu kesatuan. Pluralistik bukan pluralisme, suatu paham yang membiarkan
keanekaragaman seperti apa adanya. Dengan paham pluralisme tidak perlu adanya konsep yang
mensubtitusi keanekaragaman demikian pula halnya dengan faham multikulturalisme. Bhineka
Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna bahwa dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat, dan
tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain. Pandangan sektarian dan eksklusif ini akan
memicu terbentuknya kekakuan yang berlebihan dengan tidak atau kurang memperhatikan pihak
lain, memupuk kecurigaan, kecemburuan, dan persaingan yang tidak sehat. Bhineka Tunggal Ika
bersifat inklusif. Golongan mayoritas dalam hidup berbangsa dan bernegara tidak memaksakan
kehendaknya pada golongan minoritas. Tidak bersifat eormalitas yang hanya menunjukkan
perilaku semu. Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya mempercayai, saling
hormat menghormati, saling cinta mencintai dan rukun. Hanya dengan cara demikian maka
keanekaragaman ini dapat dipersatukan. Bersifat konvergen tidak divergen, yang bermakna
pebedaan yang terjadi dalam keanekaragaman tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi dicari titik
temu, dalam bentuk kesepakatan bersama. Hal ini akan terwujud apabila dilandasi oleh sikap
toleran, non sektarian, inklusif, dan rukun.
6) Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila Pancasila sebagaimana yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alenia IV yang telah ditetapkan pada tanggal 18
Agustus 1945. Pada hakikatnya pengertian Pancasila dapat dikembalikan kepada dua pengertian,
yakni Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar Negara
Republik Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sering disebut juga dengan way of life,
welstanshauung, wereldbershouwing, wereld en levens beschouwing (pandangangan dunia,
pandangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup).
Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, dalam hal ini Pancasila mempunyai
kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia. fungsi pokok
Pancasila adalah sebagai dasar negara, sesuai dengan pembukaan UUD 1945, sebagai sumber
dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum, sebagaimana tertuang dalam
Ketetapan MPRS No.XX/-MPRS/1966 (Darji, 1991:16)
Pancasila merupakan dasar negara yang dibentuk oleh para pendiri bangsa Indonesia. sebagai
dasar negara, Pancasila mengandung nilai-nilai yang sejatinya sudah ada dalam bangsa Indonesia
sendiri. Sehingga Pancasila mampu menjadi wadah bagi masyarakat Indonesia yang beragam.
Dengan adanaya nilai-nilai dalam Pancasila tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai yang ada di
Indonesia berbeda dengan nilai-nilai yang ada di negara lain. Dengan kata lain, Pancasila
menunjukkan identitas nasional Indonesia.
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda
kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Kebudayaan dapat dimaknai sebagai
suatu budi dan daya manusia yang tidak ternilai harganya dan mempunyai manfaat bagi
kehidupan umat manusia, baik pada masa lampau, masa kini, maupun pada masa yang akan
datang. Kebudayaan dapat pula berbentuk kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional.
Kebudayaan daerah yaitu suatu budaya asli setiap suku atau daerah yang diwarisi dari nenek
moyang secara turun-temurun. Kebudayaan daerah kita pelihara dan kita kembangkan menjadi
kebudayaan nasional yang dinikmati oleh seluruh bangsa. Jadi, kebudayaan nasional yaitu suatu
perpaduan dan pengembangan berbagai macam kebudayaan daerah yang terus menerus dibina
dan dilestarikan keberadaannya, sehingga menjadi milik bersama.
Pada hakikatnya Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh
dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation ( bangsa ) dengan ciri-ciri khas
tertentu yang membuat bangsa bersangkutan berbeda dengan bangsa lain. Dengan perkataan lain
dapat dikatakan bahwa Identitas Nasional Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya
tercermin dalam berbagai penataan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas.
Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai identitas nasional tadi
bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan
sesuatu yang “ terbuka” cenderung terus-menerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju
kemajuan yang dicita-citakan bangsa Indonesia. Perkembangan Iptek dan arus globalisasi yang
membuat masyarakat Indonesia harus berhadapan dengan kebudayaan berbagai bangsa di dunia,
sudah sepantasnya menyadarkan kita bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk
mengembangkan identitas kita semua. Dalam upaya pengembangan identitas nasional,
pelestarian budaya tidak berarti menutup diri terhadap segala bentuk pengaruh kebudayaan
bangsa Indonesia. Sebagai komitmen konstitusional yang dirumuskan oleh para pendiri negara
kita dalam pembukaan, khususnya dalam pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu : “
kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia.
Kesadaran pentingnya mengembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa dengan
keterbukaan menerima kebudayaan asing yang bernilai positif semakin tegas diamanatkan dalam
pasal 32 UUD 1945 yang diamandemen :
1. Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya.
2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
Kendatipun dalam hidup keseharian yang mencakup suatu negara berdaulat, Indonesia
sendiri sudah menganggap bahwa dirinya memiliki identitas nasional. Akan tetapi pada
kenyataannya negara kita ini masih merasakan kekritisan yang mengancam disintegrasi. Adapun
pengertian identitas sendiri adalah ciri-ciri, tanda-tanda, jati diri yang melekat pada seseorang
atau sesuatu yang bisa membedakannya. Oleh karena ciri-ciri atau tanda-tanda yang terdapat
dalam identitas nasional itu, suatu negara mampu menampilkan watak, karakteristik kebudayaan
dan memperkuat rasa kebangsaan. Dan identitas nasional juga bisa dikatakan sebagai jati diri
yang menjadi selogan-selogan kibaran bendera kehidupan.
Karena kedudukannya yang amat penting itu, identitas nasional harus dimiliki oleh setiap
bangsa. Karena tanpa identitas nasional suatu bangsa akan terombang-ambing.
Namun apabila kita melihat penomena yang terjadi di masyarakat saat ini, identitas yang dimiliki
bangsa kita seolah-olah telah terkikis dengan adanya pengaruh yang timbul dari pihak luar.
Budaya-budaya barat yang masuk ke negara kita ini, rasanya begitu capat di serap oleh lapisan
masyarakat. Masyarakat lebih mudah mengambil budaya-budaya barat yang tidak sesuai dengan
corak ketimuran. Yang pada dasarnya masih menjunjung tinggi nilai moral dan etika. Namun
kenyataannya, hal itu sering kali di abaikan. Dengan melihat kenyataan ini, terlihat jelas bahwa
identitas nasional telah mulai terkikis dengan datangnya budaya-budaya barat yang memang
tidak sesuai dengan budaya bangsa indonesia.
Langkah kita selanjutnya adalah bagaimana caranya untuk memerangi pengikisan
identitas nasional. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menumbuhkan kembali sifat-sifat
identitas nasional kedalam pribadi manusia itu sendiri. Agar timbul dalam dirinya sebuah
pemahaman akan identitas nasional suatu bangsa. Yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah
akankah kita junjung tinggi identitas nasional, atau justru kita merusak dan meniadakannya.
Jawaban akan pertanyaan ini tentu kembali kepada pribadi kita masing-masing. Sejauh mana kita
mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.4.2 Menghadapi Globalisasi
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh
kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalist Revolution, era globalisasi
dewasa ini, ideology kapitalisme yang akan menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah
masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi
sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga nasib, sosial, politik dan
kebudayaan. Dalam kondisi seperti ini, negara nasional akan dikuasai oleh negara transnasional
yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan prinsip kapitalisme. Konsekuensinya, negara-
negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak. Namun demikian, dalam menghadapi
proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada kemampuan bangsa itu sendiri.
Oleh karena itu agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka
harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa
Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di
berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung
menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.
Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Dengan rumusan singkat, negara Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan
amanat dalam Alenia II Pembukaan UUD 1945 yaitu negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat adil dan makmur.
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memilki sejarah
serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala bangsa
Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakanlan prinsip-prinsip dasar
filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan bernagara. Prinsip-prinsip dasar itu
ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang
kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara yaitu Pancasila. Jadi,
filsafat suatu bangsa dan Negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber pada
kepribadiannya sendiri. Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa
dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi, filsafat pancasila itu bukan
muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan suatu rezim atau penguasa melainkan melalui suatu
historis yang cukup panjang. Sejarah budaya bangsa sebagai akar Identitas Nasional. Kegagalan
dalam menjalankan dan medistribusikan output berbagia agenda pembangunan nasional secara
lebih adil akan berdampak negatif pada persatuan dan kesatuan bangsa. Pada titik inilah
semangat Nasionalisme akan menjadi salah satu elemen utama dalam memperkuat eksistensi
Negara/Bangsa.
Fenomena globalisasi dengan berbagai macam aspeknya seakan telah meluluhkan batas-
batas tradisional antarnegara, menghapus jarak fisik antar negara bahkan nasionalisme sebuah
negara. Alhasil, konflik komunal menjadi fenomena umum yang terjadi diberbagai belahan
dunia, khususnya negara-negara berkembang. Konflik-konflik serupa juga melanda Indonesia.
Dalam konteks Indonesia, konflik-konflik ini kian diperuncing karekteristik geografis Indonesia.
Berbagai tindakan kekerasan (separatisme) yang dipicu sentimen etnonasionalis yang terjadi di
berbagai wilayah Indonesia bahkan menyedot perhatian internasional. Nasionalisme bukan saja
dapat dipandang sebagai sikap untuk siap mengorbankan jiwa raga guna mempertahankan
Negara dan kedaulatan nasional, tetapi juga bermakna sikap kritis untuk memberi kontribusi
positif terhadap segala aspek pembangunan nasional.
Nasionalisme adalah suatu situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total
diabdikan kepada negara dan bangsa atas nama sebuah bangsa. Munculnya nasionalisme terbukti
sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari cengkraman kolonial.
Nasionalisme dapat diwujudkan dalam sebuah identitas politik/kepentingan bersama dalam
bentuk sebuah wadah yang disebut bangsa (nation) dengan demikian bangsa (nation) merupakan
suatu badan (wadah) yang didalamnya terhimpun orang-orang yang memiliki persamaan
keyakinan dan persamaan lain yang mereka miliki seperti : ras, etnis, agama, bahasa dan budaya.
Dari unsur persamaan tersebut semuanya dapat dijadikan sebagai identitas politik bersama untuk
menentukan tujuan bersama. Tujuan ini direalisasikan dalam bentuk sebuah entitas organisasi
politik yang dibangun berdasarkan geopolitik yang terdiri atas : populasi, geografis, dan
pemerintahan yang permanen yang disebut negara (state). Menurut Dean A. Mix dan Sandra M.
Hawley, nation-state merupakan sebuah bangsa yang memiliki bangunan politik seperti
ketentuan-ketentuan perbatasan teritorial pemerintah sah, pengakuan bangsa lain dan sebagainya.
Menurut Koerniatmante Soetoprawiro secara hukum peraturan tentang kewarganegaraan
merupakan suatu konsekuensi langsung dari perkembangan nasionalisme.
Tumbuhnya paham nasionalisme bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari situasi
politik pada abad ke 20. Pada masa itu semangat menentang kolonialisme Belanda mulai muncul
di kalangan pribumi. Ada 3 pemikiran besar tentang watak nasionalisme Indonesia yang terjadi
pada masa sebelum kemerdekaan yakni paham ke Islaman, marxisme dan nasionalisme Indonsia.
Para analis nasionalis beranggapan bahwa Islam memegang peranan penting dalam
pembentukan nasionalisme sebagaimana di Indonesia. Menurut seorang pengamat nasionalisme
George Mc. Turman Kahin, bahwa Islam bukan saja merupakan mata rantai yang mengikat tali
persatuan melainkan juga merupakan simbol persamaan nasib menetang penjajahan asing dan
penindasan yang berasal dari agama lain. Ikatan universal Islam pada masa perjuangan pertama
kali di Indonesia dalam aksi kolektif di pelopori oleh gerakan politik yang dilakukan oleh
Syarikat Islam yang berdiri pada awalnya bernama Syarikat Dagang Islam dibawah
kepemimpinan H.O.S.Tjokoroaminoto, H.Agus Salim dan Abdoel Moeis telah menjadi
organisasi politik pemula yang menjalankan program politik nasional dengan mendapat
dukungan dari semua lapisan masyarakat.
1. Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi
masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi
manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
2. Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi
asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan
kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
3. Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan
mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya
asing di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta
menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.
1. Faktor dari Luar (Ekstern)
Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara
a. Pergerakan Kebangsaan India
b. Gerakan Kebangsaan Filipina
c. Gerakan Nasionalis Rakyat Cina
d. Pergerakan Turki Muda (1908)
e. Pergerakan Nasionalisme Mesir
Munculnya Paham-paham baru
Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme,
demokrasi dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di
Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham)
pada organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia.
2.5.3 Perkembangan Nasionalisme di Indonesia
Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan
identitas nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut negara
kita ini. Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang
perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu mempersatukan
bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan penjajahan, sehingga segala
bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan Indonesia bukan atas nama daerah lagi. Istilah
Indonesia mulai digunakan sejak :
1. J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan nusantara
dalam tulisannya pada tahun 1850.
2. Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut penduduk
nusantara dengan Indonesia.
3. Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional.
4. Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang awalnya
bernama Indische Vereninging menjadi Perhimpunan Indonesia.
5. Nama majalah Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka
6. Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Melalui Sumpah
Pemuda kata Indonesia dijadikan sebagai identitas kebangsaan yang diakui oleh setiap suku
bangsa, organisasi-organisasi pergerakan yang ada di Indonesia maupun yang di luar wilayah
Indonesia.
7. Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945.
2.5.4 Karakteristik nasionalisme Indonesia
Paham Nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut
kemedekaan dari cengkraman kolonial . Semangat Nasionnalisme dipakai sebagai metode
perlawanan, sebagaimana yang disampaikan oleh Larry Diamond dan Marc F Platner bahwa para
penganut nasionalisme dunia ketiga secara khas menggunakan pretorika anti kolonialisme dan
anti imperialisme . Dengan demikian , bangsa merupakan suatu wadah yang didalamnya
terhimpun orang-orang yang mempunyai persamaan keyakinan yang mereka miliki. Unsur
persamaan itu dijadikan identitas politik berdasarkan geopolitik dan pemerintahan permanen
(negara). Negara merupakan bangsa yang memiliki bangunan politik. Menurut penganutnya
paham nasionalisme yang disampaikan oleh Soekarno bukanlah nasionalisme yang berwatak
sempit (chauvinisme) melainkan bersifat toleran dan tidak memaksa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai sebuah istilah identitas nasional dibentuk oleh dua kata yaitu identitas dan
nasional. Identitas dapat diartikan sebagai ciri, tanda atau jati diri; sedangkan nasional dalam
konteks pembicaraan ini berarti kebangsaan. Dengan demikian, identitas nasional dapat diartikan
sebagai jati diri nasional. Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu
Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang menunjukkan jati diri
Indonesia adalah sebagai berikut:
3.1.1 Simpulan
1. Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation ( bangsa ) dengan ciri-ciri khas tertentu yang
membuat bangsa bersangkutan berbeda dengan bangsa lain. Dengan perkataan lain dapat
dikatakan bahwa Identitas Nasional Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin
dalam berbagai penataan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas.
2. Paham Nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut
kemedekaan dari cengkraman colonial dan Negara merupakan bangsa yang memiliki bangunan
politik . Menurut penganutnya paham nasionalisme bukanlah nasionalisme yang berwatak sempit
(chauvinisme) melainkan bersifat toleran dan tidak memaksa.
3.2 Saran
1. Diharapkan masyarakat lebih menyadari pentingnya karakteristik identitas nasional dan
karakteristik nasionalisme dalam diri generasi penerus bangsa.
2. Diharapkan informasi ini dapat tersebar luas ke masyarakat agar mengetahui pentingnya
karakteristik identitas nasional dan karakteristik nasionalisme sebagai tonggak kemajuan Negara.
3. Agar ditindaklanjuti oleh pihak lain atau teman-teman dan kalangan yang peduli terhadap
identitas dan nasionalisme Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Darji Darmodiharjo, dkk. 1991. Santiaji Pancasila. Surabaya: Usana OffsetSunarso,dkk.2006.
pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY PressWinarno. 2007. Paradigma Baru
Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
http://asriatisetya.wordpress.com/2012/11/13/identitas-nasional/
http://blogciuu.blogspot.com/2013/04/identitas-nasional-dan-identitas.html
http://blog.ub.ac.id/fitria37/2013/01/12/makalah-pendidikan-kewarganegaraan-identitas-
nasional/
http://kewarganegaraan.wordpress.com/2007/11/30/%20memerangi-pengikisan-identitas-
nasional/
Diposting 18th December 2013 oleh DenniSabil SHOP Dennis Puspita Ratri
Label: makalah identitas nasional
0
Tambahkan komentar
DenniSabil
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
Terkini
Tanggal
Label
Pengarang
Memuat
Dennis Puspita Ratri. Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.
Powered by Translate
Identitas Nasional
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah semata yanga telah memberikan dan mengajarkan manusia dengan
kalam dan mengajarkan manusia apa yang belum diketahuinya, serta berkat rahmat dan hidayah-Nya
pada akhirrnya penyusun dapat menyelesaikan penulisan ini, yang berjudul ”Identitas
Nasional”.Shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada sang pendidik manusia, yang
telah membawa manusia dari alam kebodohan kepada alam yang terang benderang oleh ilmu
pengetahuan yakni Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa shalawat dan salam semoga tercurah kepada
keluarganya, para sahabatnya, para tabiin dan tabiut tabiin serta kepada umatnya yang selalu
berpegang teguh menjalankan ajarannya.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, Dosen pembimbing dan
semua pihak yang telah membantu dan memotivasi penyusun dalam penulisan makalah ini, mudah-
mudahan apa yang telah diberikan dibalas oleh Allah SWT. Aamiin.
Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari segi bahasa maupun dari segi pembahasannya, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari pembaca akan memperbaiki penulisan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengidentitas Nasional............................................................................
B. Sejarah Kelahiran Paham Nasionalisme Indonesia..................................
C. Identitas Nasional Sebagai karakter Bangsa............................................
D. Proses Bangsa dan Negara.......................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
C. Daftar Pustaka.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Berdasarkan perngertian ini maka setiap bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai
dengan keunikan, sifat, ciri-ciri, serta karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian
identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer
disebut dengan kepribadian suatu bangsa.
Namun selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Agar dapat
memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti Identitas Nasional Indonesia. Moto
nasional Indonesia adalah “Bhinneka Tunggal” atau “kesatuan dalam keragaman”. Hal ini diciptakan oleh
para pemimpin republik Indonesia yang diproklamasikan pada tahun 1945 .
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan
oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai yang dianut masyarakatnyapun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut
kemudian disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena merekalah yang
mempengaruhi identitas bangsa. Oleh karena itu nasionalisme dan integrasi nasional sangat penting
untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia tidak kehilangan Identitas.
Oleh karena itu, tujuanpenulis membuat makalahini kaerana ingin membahas tentang identitas
sebuah negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengidentitasan nasional itu?
2. Bagaimana sejarah kelahiran faham nasionalisme Indonesia?
3. Bagaimana identitas nasional sebagai karakter bangsa?
4. Bagaimana proses bangsa dam negara?
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengidentitasan nasional
2. Sejarah kelahiran faham nasionalisme Indonesia
3. Identitas nasional sebagai karakter bangsa
4. Proses bangsa dam negara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengidentitasan Nasional
1. Pengertian Identitas Nasional
Kata “identitas” berasal dari kata identity berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat
pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Sedangkan “Nasional”berasal dari kata Nation (inggris) yang berarti bangsa yang tengah menegara
atau kebangsaan. Nasional juga menunjuk pada sifat khas kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan,
baik fisik seperti, budaya, agama, bahasa, maupun non-fisik seperti, keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Menurut Koenta Wibisono (2005) pengertian Identitas Nasional pada hakikatnya adalah
“manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa
(nasion) dengan ciri-ciri khas, dan dengan yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain
dalam kehidupannya”.
Jadi, “Identitas nasional” adalah suatu ciri yang di miliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan
dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.
2. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi :
Ada beberapa faktor yang menyebabkan lahirnya nasionalisme Indonesia. Secara umum bisa
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Seluruh Nusantara telah menjadi kesatuan politik, hukum, pemerintahan, dan berada di bawah
kekuasaan kolonial Belanda. Ironisnya adalah eksploitasi Barat itu justru mampu menyatukan rakyat
menjadi senasib sependeritaan.
Munculnya kelompok intelektual sebagai dampak sistem pendidikan Barat. Kelompok inilah yang
mampu mempelajari beragam konsep Barat untuk dijadikan ideologi dan dasar gerakan dalam melawan
kolonialisme Barat.
Beberapa tokoh pergerakan mampu memanfaatkan kenangan kejayaan masa lalu (Sriwijaya, Majapahit,
dan Mataram) untuk dijadikan motivasi dalam bergerak dan meningkatkan rasa percaya diri rakyat di
dalam berjuang menghadapi kolonialisme Barat.
Kondisi itulah yang mampu memompa harga diri bangsa untuk bersatu, bebas, dan merdeka dari
penjajahan.Meskipun begitu, harus diakui bahwa munculnya kesadaran berbangsa itu juga merupakan
dampak tidak langsung dari perluasan kolonialisme.Oleh karena itu, para mahasiswa yang menjadi
penggerak utama nasionalisme Indonesia bisa disebut sebagai tokoh penggerak dari masyarakat.
Nasionalisme Indonesia muncul sebagai reaksi dari kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang
ditimbulkan oleh adanya kolonialisme.Oleh karena itu, gerakan nasionalisme pada awal abad XX tidak
bisa dipisahkan dari praktik kolonialisme sebab keduanya merupakan hubungan sebab akibat.Hanya
saja, pada tahap awal nasionalisme berkembang pada tingkat elite yaitu kelompok bangsawan
terpelajar.
Merekalah yang mula-mula memiliki kesadaran adanya diskriminasi kehidupan bangsa dan
berusaha mencarikan jawabannya.Bentuk gerakannya memiliki corak yang beragam mulai dari yang
bersifat etnis, kultural, hingga nasional.Itulah latar belakang munculnya nasionalisme
Indonesia.Meskipun banyak mengadopsi nilai dan pengertian dari luar, tetapi nasionalisme Indonesia
tetap memiliki spesifikasi tersendiri.
c. Periode Radikal
Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai kemerdekaan baik
itu secara kooperatif maupun non kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan penjajah).Organisasi yang
bergerak secara non kooperatif, seperti Perhimpunan Indonesia, PKI, PNI.
d. Periode Bertahan
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh
pertimbangan.Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-
organisasi pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah Belanda.Organisasi
dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah Parindra, GAPI, Gerindo.
Dari perkembangan nasionalisme tersebut akhirnya mampu menggalang semangat persatuan dan
cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa Indonesia yang bersatu dari berbagai suku di Indonesia.
Teori ini muncul setelah lahirnya agama-agama besar di dunia, yaitu Islam dan Kristen.Dengna demikian,
teori ini dipengaruhi oleh paham keagamaan.Menurut teori ketuhanan, terjadinya negara adalah
kehendak Tuhan, didasari kepercayaan bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan dan terjadi atas
kehendak Tuhan.Munculnya paham teori ini karena orang yang beragama yakin bahwa Tuhan Yang
Maha Kuasa (paham monoteisme) dan Dewa-Dewa (paham politeisme) yang menciptakan alam semesta
dan segala isinya termasuk negara.Tuhan memiliki kekuasaan mutlak di dunia.Negara dianggap
penjelmaan kekuasaan dari Tuhan.Para Raja atau penguasa negara merupakan titisan Tuhan atau wakil
Tuhan yang memiliki kekuasaan untuk memerintah dan menyelenggarakan pemerintahan. Penganjur
teori ini antara lain: Freiderich Julius Stahl, Thomas Aquinas, dan Agustinus.
Teori perjanjian muncul sebagai reaksi atas teori hukum alam dan kedaulatan Tuhan.Mereka
menganggap kedua teori tersebut belum mampu menjelaskan dengan baik bagaimana terjadinya
negara.Teori ini dilahirkan oleh pemikir-pemikir Eropa menjelang abad Pencerahan.Mereka adalah
Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, dan Montesquieu.
Menurut teori perjanjian, negara terjadi sebagai hasil perjanjian antarmanusia individu.Manusia berada
dalam dua keadaan, yaitu keadaan sebelum bernegara dan keadaan setelah bernegara.Negara pada
dasarnya adalah wujud perjanjian dari masyarakat sebelum bernegara tersebut untuk kemudian
menjadi masyarakat bernegara.
a.) Penaklukan atau occupatie, yaitu suatu daerah yang tidak dipertuan, kemudian diambil alih dan didirikan
negara di wilayah itu. Misal, Liberia adalah daerah kosong yang dijadikan negara oleh para budak Negro
yang telah dimerdekakan orang Amerika.Liberia dimerdekakan pada tahun 1847.
b.) Peleburan atau fusi, yaitu suatu penggabungan dua atau lebih negara menjadi negara baru. Misal, Jerman
Barat dan Jerman Timur bergabung menjadi negara Jerman.
c.) Pemecahan, yaitu terbentuknya negara-negara baru akibat terpecahnya negara lama sehingga negara
sebelumnya menjadi tidak ada lagi. Contohnya Yugoslavia terpecah menjadi negara Serbia, Bosnia, dan
Montenegro.Uni Sovyet terpecah menjadi banyak negara baru.Cekoslovakia terpecah menjadi negara
Ceko dan Slovakia.
d.) Pemisahan diri, yaitu memisahnya suatu bagian wilayah negara kemudian terbentuk negara baru.
Pemisahan berbeda dengan pemecahan di mana negara lama masih ada.Misalnya India kemudian
terpecah menjadi India, Pakistan, dan Bangladesh.
e.) Perjuangan atau revolusi, merupakan hasil dari rakyat suatu wilayah yang umumnya dijajah negara lain
kemudian memerdekakan diri. Contohnya adalah Indonesia yang melakukan perjuangan revolusi
sehingga mampu membentuk negara merdeka.Kebanyakan kemerdekaan yang diperoleh negara Asia
Afrika setelah Perang Dunia II adalah hasil perjuangan rakyatnya.
f.) Penyerahan/pemberian adalah pemberian kemerdekaan kepada suatu koloni oleh negara lain yang
umumnya adalah bekas jajahannya. Inggris dan Perancis yang memiliki wilayah jajahan di Afrika, banyak
memberikan kemerdekaan kepada bangsa di daerah tersebut. Contoh: Kongo dimerdekakan oleh
Perancis.
g.) Pendudukan, terjadi terhadap wilayah yang ada penduduknya, tetapi tidak berpemerintahan. Misalnya
Australia merupakan daerah baru yang ditemukan Inggris meskipun di sana terdapat suku Aborigin.
Daerah Australia selanjutnya dibuat koloni-koloni di mana penduduknya didatangkan dari dataran
Eropa.Australia dimerdekakan tahun 1901.
Fungsi negara merupakan gambaran apa yang dilakukan negara untuk mencapai tujuannya. Fungsi
negara dapat dikatakan sebagai tugas daripada negara.Negara sebagai organisasi kekuasaan dibentuk
untuk menjalankan tugas-tugas tertentu.
Di bawah ini adalah fungsi negara menurut beberapa ahli, antara lain sebagai berikut:
c. Fungsi Yudikatif, untuk mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi mengadili), yang populer dengan
nama Trias Politika.
Goodnow menyatakan, fungsi negara secara prinsipil dibagi menjadi dua bagian:
a. Policy Making, yaitu kebijaksanaan negara untuk waktu tertentu, untuk seluruh masyarakat.
b. Policy Executing, yaitu kebijaksanaan yang harus dilaksanakan untuk tercapainya policy making.
Keseluruhan fungsi negara tersebut diselenggarakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan negara
yang telah ditetapkan bersama.
Kekuatan negara tergantung pada jumlah penduduk, tingkat pendidikan warga, nilai budaya masyarakat,
dan kondisi kesehatan masyarakat.Semakin banyak jumlah penduduk, semakin berkualitas SDM, dan
semakin tinggi tingkat kesehatan, maka negara akan semakin maju dan kuat.
2. Teritorial Negara
Kekuatan negara juga tergantung seberapa luas wilayah negara, yang terdiri atas darat, laut, dan udara,
letak geografis dan situasi negara tetangga. Semakin luas dan strategis, maka negara tersebut akan
semakin kuat.
Kekuatan negara tergantung pada kondisi alam atau material buminya, berupa kandungan mineral,
kesuburan, kekayaan laut, dan hutan. Semakin tinggi kekayaan alam, maka negara tersebut semakin
kuat, negara yang kaya akan minyak, agroindustri, dan manufaktur akan menjadi negara yang tangguh.
Sektor pertanian mempengaruhi kekuatan negara, karena pertanian memasok kebutuhan pokok seperti
beras, sayur mayur, dan lauk pauk.Tingkat budaya, usaha warga negara dalam bidang pertanian, industri
dan perdagangan yang maju, menjamin kecukupan pangan atau swasembada pangan sehingga negara
menjadi kuat.
Kekuatan militer dan mobilitasnya sangat menentukan kekuatan negara, negara yang mempunyai
jumlah anggota militer, dan kualitas personel dan peralatan yang baik akan meningkatkan kemampuan
militer dalam mempertahankan kedaulatan negara.
Segala faktor yang mendukung kedaulatan negara, berupa kepribadian dan kepemimpinan, efisiensi
birokrasi, persatuan bangsa, dukungan internasional, reputasi bangsa (nasionalisme), dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Identitas nasional adalah suatu ciri yang di miliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan
dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat. Identitas nasional penting
karena memiliki fungsi sebagai pedoman dan pegangan dalam berinterakasi di kehidupan berbangsa dan
bernegara. Identitas nasional memeiliki ciri khasa yang berbeda-beda dari setiap negara.
B. Saran
Pengidentitasan Nasional sangat besar peranannya dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara
sehingga diharapkan kepada kita semua untuk selalu mengetahui dan memperdalam pemahaman
tentang identitas nasional yang telah dijelaskan diatas dan menerapkan didalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
aharjo Widi, M.Pd, Drs. Dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
unardi, H.S, Drs, Mas’udi, Asy, Drs. 2004. Pengetahuan Sosial Kewarganegaraan. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
No comments:
Post a Comment
Newer Post Older Post Home
Loading...
Blog Archive
▼ 2015 (45)
o ► June (17)
o ▼ May (28)
LINGKUNGAN BISNIS PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk
KERAJAAN SIAK SRI INDRAPURA
PENGGUNAAN DIKSI DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM FORUM
R...
MENGELOLA SDM DAN KETENAGAKERJAAN
Monopoli, Monopsoni, Oligopoli
Komunikasi Dakwah Kontemporer
Komunikasi Budaya dan Dakwah About Me
Komunikasi Kantor
Faktor yang mempengaruhi Pemimpin
Manajemen Kinerja
Dakwah Dinasti Umayyah
Interaksi Sosial
Sistem Ekonomi Campuran dan Pancasila Jantan Youtubers
Sistem Eknomi Islam
Sistem Ekonomi Sosialisme View my complete
Sistem Ekonomi Kapitalis profile
Organisasi Profesi Guru
Home Industri
Etika Kepemimpinan Islam
Qurban
Zakat
Haji
Identitas Nasional
Konstitusi dan Negara
Hak dan Kewajiban Warga Negara
Demokrasi
motivasi kerja
Penelitian
be great human!
Just another blogs UNY Sites site
Home
Sample Page
Makalah Identitas Nasional “Pendidikan Kewarganegaraan”
Recent Posts
o Jenis Media BK
o Contoh Kasus dengan Pendekatan Gestalt
o Contoh Kasus dengan Pendekatan Reality
o Gregetnya Hari Itu
o Contoh Kasus dengan Penyelesaian REBT
Recent Comments
o khalidaluthfianalayli on KESAN PERTAMA MEMASUKI SEMESTER 3
o afrizal lathiful fadli on KESAN PERTAMA MEMASUKI SEMESTER 3
o Anonymous on Hello world!
Archives
o December 2015
o November 2015
o October 2015
o September 2015
Categories
o DAFTAR MATA KULIAH
o KULIAH ASSESMEN INDIVIDU TEKNIK TES
o KULIAH TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
o LAINNYA
o Uncategorized
Meta
o Register
o Log in
o Entries RSS
o Comments RSS
o WordPress.org
IDENTITAS NASIONAL
Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh Kelompok :
1. Putri Luthfiyatul Chasanah (14104241004)
2. Khalida Luthfiana Layli (14104241008)
3. Dian Ayu Dewanti (14104241011)
4. Lia Rofiatun (14104244009)
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang tentunya berbeda antara
satu bangsa dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki
bermacam identitas nasional yang mengkhaskan dan tentunya berbeda dari Negara-negara
lainnya. Pengertian identitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ciri-ciri
atau keadaan khusus atau jati diri. Disini yang dimaksudkan adalah identitas yang merujuk pada
kebangsaan seseorang. Mayoritas dari masyarakat mengasosiasikan identitas nasional mereka
dengan negara di mana mereka dilahirkan.
Beragamnya suku bangsa serta bahasa di Indonesia, merupakan suatu tantangan besar bagi
bangsa ini untuk tetap dapat mempertahankan identitasnya, terlebih di era globalisasi seperti saat
ini. Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan perubahan tatanan
kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi
informasi sehingga interaksi manusia menjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang. Era
Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi
tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada.
Identitas nasional adalah citra diri dari sebuah bangsa yang dilihat oleh Negara lain. Jangan
sampai kita tergiur oleh arus global yang menampilkan pesona Negara lain, sehingga kita terlena
dan takjub yang pada akhirnya bisa membuat kita untuk melupakan dan tidak mau mengenal
identitas bangsa kita sendiri. Untuk itu, sebagai generasi muda Indonesia seharusnya kita sudah
mengenal dan mengetahui apa saja identitas nasional bangsa kita. Namun pada kenyataannya
banyak generasi muda Indonesia yang belum tahu tentang apa itu identitas nasional dan apa saja
wujud dari identitas nasional bangsa Indonesia itu sendiri. Seringkali kita marah ketika aset
identitas nasional kita direbut atau ditiru oleh Negara lain, tapi dalam pengaplikasiannya kita
sebagai warga Negara Indonesia bersikap pasif dan enggan untuk mengembangkan dan
mengoptimalkannya.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kelompok kami akan membahas tentang apa yang dimaksud
dengan definisi identitas nasional, apa saja komponen dari identitas nasional, apa fungsi dari
identitas nasional dan Jenis-jenis dari identitas nasional. Yang diharapkan dapat bermanfaat
untuk kita semua dalam memahami, mengoptimalkan dan melestarikan identitas nasional bangsa
kita yaitu Indonesia.
2. Permasalahan
Identitas Nasional merupakan hal yang penting untuk diketahui setiap warga Negara. Namun,
dalam berbagai latar belakang kehidupan setiap warga Negara Indonesia itu sendiri, apakah
semua warga Negara mampu untuk mengetahui Identitas Negeri sendiri dan mampu
menjalankan apa yang menjadi Identitas Nasional? Sehingga Identitas mampu dipertahankan
oleh Negara dan tentunya warga Negara yang dapat mengenal dan melestarikan berbagai
komponen sebagai Identitas Nasional.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, terdapat poin-poin penting untuk kita bisa
mengenal tentang identitas nasional Indonesia, yang antara lain yaitu :
BAB II
PEMBAHASAN
Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan selalu memiliki
wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah, sistim hukum/perundang
undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi. Identitas Nasional
merupakan salah satu bentuk dari identitas sosial yang mencerminkan identifikasi, perasaan dan
penilaian yang positif dari individu terhadap bangsa dan negaranya.
Merupakan nilai positif atau negatif yang dimiliki oleh individu terhadap keanggotaannya dalam
kelompok. Evaluative component ini menekankan pada nilai-nilai yang dimiliki individu
terhadap keanggotaan kelompoknya.
Merupakan perasaan keterlibatan emosional terhadap kelompok. Emotional component ini lebih
menekankan pada seberapa besar perasaan emosional yang dimiliki individu terhadap
kelompoknya (affective commitment). Komitmen afektif cenderung lebih kuat dalam kelompok
yang dievaluasi secara positif karena kelompok lebih berkontribusi terhadap social identity yang
positif. Hal ini menunjukkan bahwa identitas individu sebagai anggota kelompok sangat penting
dalam menunjukkan keterlibatan emosionalnya yang kuat terhadap kelompoknya walaupun
kelompoknya diberikan karakteristik negatif.
Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu:
1. Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan kehilangan
identitas melalui identifikasi terhadap bangsa.
2. Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi individu dengan
menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa
3. Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan, terutama
melalui simbol-simbol dan upacara.
Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting. Sekalipun
Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia yang digunakan sebagai
bahasa penghubung berbagai kelompok etnis yang mendiami kepulauan Nusantara memberikan
nilai identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Bendera Negara Republik Indonesia, yang secara singkat disebut Bendera Negara, adalah Sang
Saka Merah Putih, Sang Merah Putih, Merah Putih, atau kadang disebut Sang Dwiwarna (dua
warna). Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran
lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah
berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.
Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini pertama kali diperkenalkan
oleh komponisnya, Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal 28 Oktober 1928 pada saat Kongres
Pemuda II di Batavia. Lagu ini menandakan kelahiran pergerakan nasionalisme seluruh
nusantara di Indonesia yang mendukung ide satu “Indonesia” sebagai penerus Hindia Belanda,
daripada dipecah menjadi beberapa koloni.
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Tanggal 1 Juni
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa
Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku
bangsa, agama dan kepercayaan. Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna
yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.
Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat
Buddha.
Istilah dalam bahasa inggris constitution atau dalam bahasa belanda constitutie secara harfiah
sering diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu undang-undang dasar. Ditinjau dari segi
kekuasaan undang-undang dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas-asa yang
menetapkan bagaimana kekuasaan itu dibagi anatara beberapa lembaga kenegaraan. Mengacu
konsep trias politika, kekuasaan dibagi anatar badan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
g. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat
Kedaulatan rakyat mengandung arti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Dengan demikian
makna kedaulatan rakyat adalah demokrasi, yang berarti pemerintahan yang kekuasaan tertinggi
terletak/bersumber pada rakyat.
Sumber ajaran kedaulatan rakyat ialah ajaran demokrasi yang telah dirintis sejak jaman Yunani
oleh Solon. Istilah demokrasi berasal dari kata Yunani, demos (rakyat) dan kratein (memerintah)
atau kratos (pemerintah). Jadi, demokrasi mengandung pengertian pemerintahan rakyat, yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Rakyat merupakan suatu kesatuan yang dibentuk oleh individu-individu melalui perjanjian
masyarakat. Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memberikan haknya kepada untuk
kepentingan bersama. Penguasa dipilih dan ditentukan atas dasar kehendak rakyat melalui
perwakilan yang duduk di dalam pemerintahan atau melalui pemilihan umum. Pemerintah yang
berkuasa harus mengembalikan hak-hak sipil kepada warganya.
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk
geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara
mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
a. Primordial
Ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa, dan adat-
istiadat merupakan faktor-faktor primordial yang dapat membentuk negara-bangsa.
Primordialisme tidak hanya menimbulkan pola perilaku yang sama, tetapi juga melahirkan
persepsi yang sama tentang masyarakat negara yang dicita-citakan. Walaupun ikatan kekerabatan
dan kesamaan budaya itu tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa (karena mungkin ada faktor
yang lain yang lebih menonjol), namun kemajemukan secara budaya mempersulit pembentukan
satu nasionalitas baru (negara bangsa) karena perbedaan ini akan melahirkan konflik nilai.
b. Sakral
Kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat, atau ikatan ideologi yang kuat dalam
masyarakat, juga merupakan faktor yang dapat membentuk negara-bangsa.
c. Tokoh
Kepemimpinan dari seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara luas oleh masyarakat
dapat menjadi faktor yang menyatukan suatu bangsa-negara. Pemimpin ini menjadi panutan
sebab warga masyarakat mengidentifikasikan diri kepada sang pemimpin, dan ia dianggap
sebagai “penyambung lidah” masyarakat.
d. Sejarah
Persepsi yang sama tentang asal-usul (nenek moyang) dan tentang pengalaman masa lalu, seperti
penderitaan yang sama akibat dari penjajahan tidak hanya melahirkan solidaritas (sependeritaan
dan sepenanggungan), tetapi juga tekad dan tujuan yang sama antar kelompok suku bangsa.
Solidaritas, tekad, dan tujuan yang sama itu dapat menjadi identitas yang menyatukan mereka
sebagai bangsa, sebab dengan membentuk konsep ke-kita-an dalam masyarakat.
Prinsip bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) merupakan salah satu faktor yang dapat
membentuk bangsa-negara. Bersatu dalam perbedaan artinya kesediaan warga masyarakat untuk
bersama dalam suatu lembaga yang disebut Negara, atau pemerintahan walaupun mereka
memiliki suku bangsa, adat-istiadat, ras atau agama yang berbeda.
f. Perkembangan Ekonomi
g. Kelembagaan
PENUTUP
1. Kesimpulan
Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan selalu memiliki
wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah, sistim hukum/perundang
undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi. Branscombe, Ellemers,
Spears, dan Doosje (1999) mengemukakan tiga komponen dalam identitas sosial, yaitu cognitive
component (self categorization), evaluative component (group self esteem), dan emotional
component (affective component).
Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu: (1) Identitas Nasional
memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan kehilangan identitas melalui
identifikasi terhadap bangsa, (2) Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan
martabat bagi individu dengan menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa, dan (3) Identitas
Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan, terutama melalui simbol-
simbol dan upacara.
Adapun jenis-jenis Identitas Nasional yaitu: (1) Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu
Bahasa Indonesia; (2) Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih; (3) Lagu kebangsaan yaitu
Indonesia Raya; (4) Lambang Negara dan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila; (5) Semboyan
Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika; (6) Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945; (7)
Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat; dan (8) Konsepsi
Wawasan Nusantara. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Identitas
Nasional bangsa Indonesia, meliputi primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, konsep
sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan
2. Saran
Sebagai warga negara harus mengetahui dan tetap melestarikan komponen-komponen yang
menjadi identitas nasional. Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki bangsa kita
untuk dapat membedakannya dengan bangsa lain. Selain itu, sebagai warga Negara juga harus
menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam identitas nasional. Contohnya nilai-nilai yang
terdapat pada Pancasila dan UUD 1945.
DAFTAR PUSTAKA
Heychael, Muhamad. (2012). Identitas Nasional dalam Buku Sejarah untuk Sekolah Menengah
Pertama (SMP). http://lib.ui.ac.id. Diakses pada tanggal 21 September 2015. Pukul 14.30 WIB.
Nugroho, Hening. (2012). Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan dan Bahasa Negara.
http://www.kompasiana.com/heningnugroho/bahasa-indonesia-sebagai-bahasa-persatuan-dan-
bahasa-negara_5517fca2a33311bc06b66430. Diakses pada tanggal 19 September 2015. Pukul
11.00 WIB.
Sunarso, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn untuk Perguruan Tinggi), Cetakan II.
Yogyakarta: UNY Press.
This entry was posted on Thursday, November 12th, 2015 at 12:12 pm and is filed under LAINNYA. You can
follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own
site.
Leave a Reply
Name (required)
Website
Powered by Wordpress. Design by Nathan Sams
Sep
Bismillahirrahmanirrahim
IDENTITAS NASIONAL
Dosen
Pembimbi
ng: Rabiatul Adawiyah Msi
Disusun
oleh:
Ahmad Alfiannor
Ahmad Kamaluddin
Akhmad Sugiannor
Al Mahji
Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kepada Allah yang telah memberikan kepada penulis
hidayah serta petunjuk, hidayah, serta pertolongannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
“ IDENTITAS NASIONAL.” Namun sangat penulis sadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak
ditemukan kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis berharap para pembaca dapat
menganalisa dan mengoreksi kesalahan tersebut. Semoga kita mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 1
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2
BAB 1
Pendahuluan
Latar Belakang........................................................................................................ 3
Tujuan…………………………………………………………………… ........................................... 3
Manfaat………………………………………………………………….. ......................................... 3
BAB II
Pembahasan
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
B. Saran ...................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem Pendidikan
Nasional, serta surat keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Nomor 43/DIKTI/Kep/2006, tentang rambu-rambu pelaksanaaan kelompok mata kuliah pengembangan
kepribadian di Perguruan Tinggi terdiri atas mata kuliah Pendidikan agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. Berdasarkan ketentuan tersebut wajib diberikan di semua
fakultas dan jurusan di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
Sejalan dengan itu, berdasarkan penetapan Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester
(RPKPS) Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Pada semester 1, membahas tentang filsafat pancasila, Identitas nasional, demokrasi indonesia, negara
dan kolnstitusi, rule of law dan hakasasi manusia, geopolitik serta geostrategi indonesia.
Maka dari itu, sesuai dengan pembagian kelompok, penulis selaku kelompok 3 (tiga) akan membahas
salah satu pokok materi diatas, yaitu Identitas Nasional yang mengacu pada Karakteristik pendidikan
nasional.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1.3.Tujuan
1.4.Manfaat
PEMBAHASAN
Istilah “ Identitas Nasional “ secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian ini maka setiap
detik bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri
serta karakter dari bangsa tersebut terbentuk secara histories. Maka pada hakikatnya “ Identitas
Nasional” suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih popular disebut
sebagai kepribadian suatu bangsa.
Istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitasi dari faktor-faktor biologis,
psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkahlaku individu. Oleh karena itu, menurut Ismaun (1981: 6
) Kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan
manusia lain.
Berdasarkan uraian diatas , maka pengertian kepribadian sebagai suatu identitas nasional suatu bangsa,
adalah keseluruhan atau totalitas dari kepribadian individu-individu sebagai unsur yang membentuk
bangsa tersebut.oleh karena itu pengertian identitas nasional suatu bangsa tidak dapt dipisahkan
dengan pengertian “ peoples character “, “ National character”, atau “ National Identity “. Oleh karena
itu, identitas nasional suatu bangsa termasuk identitas nasional Indonesiajuga harus dipahami dalam
konteks dinamis.
Bagi bangsa Indonesia dimensi dinamis identitas nasional bangsa Indonesia belum menunjukkan
perkembangan kearah sifat kreatif serta dinamis. Setelah bangsa Indonesia mengalami kemerdekaan 17
Agustus 1945, berbagai perkembangan ke arah kehidupan kebangsaan dan kenegaraan mengalami
kemerosotan dari segi identitas nasional.
Setelah dekrit presiden 5 Juli 1959 bangsa Indonesia kembali ke UUD 1945. Pada saat itu dikenal periode
orde lama dengan penekanan kepada kepemimpinan yang sifatnya sentralistik. Berkembangnya partai
komunis pada periode ini dipandang sebagai keagalan pemerintah untuk mempertahankan Pancasila
ideologi dan dasar negara kesatuan Republik Indonesia yang berakibat jatuhnya kekuasaan orde lama.
Kekeliruan orde baru pada akhirnya mengakibatkan terjadinya krisis diberbagai bidang kehidupan.
Sudah banyak memang yang dilakukan pemerintah negara Indonesia dalam melakukan reformasi, baik
dibidang politik, hukum, ekonomi, militer, pendidikan serta bidang-bidang lainnya. Namun demikian,
sebagai bangsa yang kuat dari seluruh elemen masyarakat.
2.2 Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional
Identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-sendiri, yang sangat
ditentukan oleh berbagai faktor. Sedikitnya ada 2 faktor yang mendukung kelahiran identitas suatu
bangsa, yaitu faktor objektif dan subjektif. Bagi bangsa Indonesia faktor objektif mendukung kelahiran
identitas nasional meliputi faktor geografis-ekologis dan demokratis. Sedangkan faktor subjektif adalah
faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The power of Identity ( Suryo,
2002) mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi
historis antara empat faktor pnting, yaitu faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik dan faktor
reaktif. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keberanekaan, dan hal inilah yang dikenal dengan
bhineka tunggal ika. Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan negara.
Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan
pemantapan sistem pendidikan nasional. Fakta keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian
identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat.
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa
Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat
dengn perjuangan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat unsur-unsur sosial, agama,
ekonomi, budaya, geografis yang berkaitan dan terbentuk melalui suattu proses yang cukup panjang (
Kaelan dan Zubaidi, 2007 : 50-51 )
a) Sejarah
Sebelum menjadi Negara yang modern Indonesia pernah mengalami masa kejayaan yang gemilang pada
masa kerajaan Majapahit dan sriwijaya. Pada dua kerajaan tersebut telah membekas pada semangat
perjuangan bangsa Indonesia pada abat-abat berikutnya.
b) Kebudayaan
Aspek kebuayaan yang menjadi unsur pembentuk indentitas nasional meliputi: akal budi, peradaban,
dan pengetahuan. Misalnya sikap ramah dan santun bangsa Indonesia.
c) Suku Bangsa
Kemajemukan merupakan indentitas lain bangsa Indonesia. tradisi bangsa Indonesia untuk hidup
bersama dalam kemajemukan yang bersfat alamiah tersebut, tradisi bangsa Indonesia untuk hidup
bersama dalam kemajemukan merupakan hal lain yang harus dikembangkan dan di budayakan.
d) Agama
Keanekaragaman agama merupakan indentitas lain dari kemajemukan dengan kata lain, agama dan
keyakinan Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi Negara, tetapi juga merupakan suatu Rahmat
Tuhan Yang Maha Esa yang harus tetap dipelihara dan disyukuri bangsa Indonesia. Menyukuri nikmat
kemajemukan pemberian Allah dapat dilakukan dengan, salah satunya, sikap dan tindakan untuk tidak
memaksakan keyakinan dan tradisi suatu agama, baik mayoritas maupun minoritas, atau kelompok
lainnya.
e) Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut indentitas nasional Indonesia. Sekalipun Indonesia memiliki ribuan
bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia (bahasa yang digunakan bangsa melayu) sebagai bahasa
penghubung (lingua franca) peristiwa sumpah pemuda tahun 1982, yang menyatakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Kasta adalah pembagian social atas dasar agama. Dalam agama hindu para penganutnya dikelompokkan
kedalam beberapa kasta.kasta yang tertinggi adalah kasta Brahmana (kelompok rohaniaan) dan kasta
yang terendah adalah kasta Sudra (orang biasa atau masyarakat biasa). Kasta yang rendah tidak bisa
kawin dengan kasta yang lebih tingi dan begitu juga sebaliknya. Kelas menurut Weber ialah suatu
kelompok orang-orang dalam situasi kelas yang sama, yaitu kesempatan untuk memperoleh barang-
barang dan untuk dapat menentukan sendiri keadaan kehidupan ekstern dan nasib pribadi. Kekuasaan
dan milik merupakan komponen-komponen terpenting: berkat kekuasaan, mka milik mengakibatkan
monopolisasi dan kesempatan-kesempatan.
Pada hakikatnya Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation ( bangsa ) dengan ciri-ciri khas tertentu yang
membuat bangsa bersangkutan berbeda dengan bangsa lain. Dengan perkataan lain dapat dikatakan
bahwa Identitas Nasional Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai
penataan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas.
Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai identitas nasional tadi bukanlah
barang jadi yang sudah selesai “mandheg” dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu
yang “ terbuka”-cenderung terus-menerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dicita-
citakan bangsa Indonesia.
Perkembangan Iptek dan arus globalisasi yang membuat masyarakat Indonesia harus berhadapan
dengan kebudayaan berbagai bangsa di dunia, sudah sepantasnya menyadarkan kita semua, bahwa
pelestarian berbagai bangsa di dunia, sudah sepantasnya menyadarkan kita semua, bahwa pelestarian
budaya sebagai upaya untuk mengembangkan identitas kita semua. Dalam upaya pengembangan
identitas nasional, pelestarian budaya tidak berarti menutup diri terhadap segala bentuk pengaruh
kebudayaan bangsa Indonesia.
Sebagai komitmen konstitusional yang dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam pembukaan,
khususnya dalam pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu : “ kebudayaan bangsa ialah
kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia.
1. Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya
2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional
Nasionalisme adalah suatu situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total diabdikan kepada
negara dan bangsa atas nama sebuah bangsa. Munculnya nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai
alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari cengkraman kolonial. Nasionalisme dapat
diwujudkan dalam sebuah identitas politik/kepentingan bersama dalam bentuk sebuah wadah yang
disebut bangsa (nation) dengan demikian bangsa (nation) merupakan suatu badan (wadah) yang
didalamnya terhimpun orang-orang yang memiliki persamaan keyakinan dan persamaan lain yang
mereka miliki seperti : ras, etnis, agama, bahasa dan budaya. Dari unsur persamaan tersebut semuanya
dapat dijadikan sebagai identitas politik bersama untuk menentukan tujuan bersama. Tujuan ini
direalisasikan dalam bentuk sebuah entitas organisasi politik yang dibangun berdasarkan geopolitik yang
terdiri atas : populasi, geografis, dan pemerintahan yang permanen yang disebut negara (state).
Menurut Dean A. Mix dan Sandra M. Hawley, nation-state merupakan sebuah bangsa yang memiliki
bangunan politik seperti ketentuan-ketentuan perbatasan teritorial pemerintah sah, pengakuan bangsa
lain dan sebagainya. Menurut Koerniatmante Soetoprawiro secara hukum peraturan tentang
kewarganegaraan merupakan suatu konsekuensi langsung dari perkembangan nasionalisme.
Tumbuhnya paham nasionalisme bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari situasi politik pada abad
ke 20. Pada masa itu semangat menentang kolonialisme Belanda mulai muncul di kalangan pribumi. Ada
3 pemikiran besar tentang watak nasionalisme Indonesia yang terjadi pada masa sebelum kemerdekaan
yakni paham ke Islaman, marxisme dan nasionalisme Indonsia.
Para analis nasionalis beranggapan bahwa Islam memegang peranan penting dalam pembentukan
nasionalisme sebagaimana di Indonesia. Menurut seorang pengamat nasionalisme George Mc. Turman
Kahin, bahwa Islam bukan saja merupakan mata rantai yang mengikat tali persatuan melainkan juga
merupakan simbol persamaan nasib menetang penjajahan asing dan penindasan yang berasal dari
agama lain. Ikatan universal Islam pada masa perjuangan pertama kali di Indonesia dalam aksi kolektif di
pelopori oleh gerakan politik yang dilakukan oleh Syarikat Islam yang berdiri pada awalnya bernama
Syarikat Dagang Islam dibawah kepemimpinan H.O.S.Tjokoroaminoto, H.Agus Salim dan Abdoel Moeis
telah menjadi organisasi politik pemula yang menjalankan program politik nasional dengan mendapat
dukungan dari semua lapisan masyarakat.
Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan
berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan Persia pernah
mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Kejayaan masa lampau
mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa
lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.
Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh Nusantara, sedangkan masa
Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.
Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika mengakibatkan
mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat.
Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari pendidikan
barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan pemimpin munculnya
organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.
o Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan
kebudayaan
5. Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat
pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin
menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
6. Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing.
Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan untuk
meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
7. Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan
budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di Indonesia. Para
nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan kebudayaan asli bangsa
Indonesia.
Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi
dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di Indonesia.
Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham) pada organisasi
pergerakan nasional yang ada di Indonesia.
Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan identitas
nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut negara kita ini. Dimana
selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang perjuangan bangsa
Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu mempersatukan bangsa dalam melakukan
perjuangan dan pergerakan melawan penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi
kepentingan Indonesia bukan atas nama daerah lagi. Istilah Indonesia mulai digunakan sejak :
16. J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan nusantara dalam
tulisannya pada tahun 1850.
17. Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut penduduk nusantara
dengan Indonesia.
18. Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional.
19. Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang awalnya bernama
Indische Vereninging menjadi Perhimpunan Indonesia.
21. Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Melalui Sumpah Pemuda
kata Indonesia dijadikan sebagai identitas kebangsaan yang diakui oleh setiap suku bangsa, organisasi-
organisasi pergerakan yang ada di Indonesia maupun yang di luar wilayah Indonesia.
22. Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Paham Nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemedekaan dari
cengkraman kolonial . Semangat Nasionnalisme dipakai sebagai metode perlawanan, sebagaimana yang
disampaikan oleh Larry Diamond dan Marc F Platner bahwa para penganut nasionalisme dunia ketiga
secara khas menggunakan pretorika anti kolonialisme dan anti imperialisme . Dengan demikian , bangsa
merupakan suatu wadah yang didalamnya terhimpun orang-orang yang mempunyai persamaan
keyakinan yang mereka miliki . unsur persamaan itu dijadikan identitas politik berdasarkan geopolitik
dan pemerintahan permanen (negara).
Negara merupakan bangsa yang memiliki bangunan politik . Menurut penganutnya paham nasionalisme
yang disampaikan oleh Soekarno bukanlah nasionalisme yang berwatak sempit (chauvinisme) melainkan
bersifat toleran dan tidak memaksa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
23. Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam
berbagai aspek kehidupan suatu nation ( bangsa ) dengan ciri-ciri khas tertentu yang membuat bangsa
bersangkutan berbeda dengan bangsa lain. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa Identitas
Nasional Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam arti luas.
24. Paham Nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemedekaan dari
cengkraman colonial dan Negara merupakan bangsa yang memiliki bangunan politik . Menurut
penganutnya paham nasionalisme bukanlah nasionalisme yang berwatak sempit (chauvinisme)
melainkan bersifat toleran dan tidak memaksa
3.2 Saran
1.Diharapkan masyarakat lebih menyadari pentingnya karakteristik identitas nasional dan karakteristik
nasionalisme dalam diri generasi penerus bangsa
2.Diharapkan informasi ini dapat tersebar luas ke masyarakat agar mengetahui pentingnya karakteristik
identitas nasional dan karakteristik nasionalisme sebagai tonggak kemajuan Negara
3.Agar ditindaklanjuti oleh pihak lain atau teman-teman dan kalangan yang peduli terhadap identitas
dan nasionalisme Indonesia
Diposting 5th September 2013 oleh Ahmad Kamaluddin A.Md.Kep
Lihat komentar
1.
FBS Indonesia – FBS ASIAN adalah salah satu Group Broker Forex Trading FBS
Markets Inc
yang ada di ASIA dimana kami adalah online support partner fbs perwakilan yang sah
dipercayakan oleh perusahaan FBS untuk melayani semua klien fbs
di asia serta fbs yang ada di indonesia.
-----------------
Kelebihan Broker Forex FBS
1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANK LOKAL Indonesia dan
banyak lagi yang lainya
Buka akun anda di fbsasian.com.
-----------------
Bagai anda yang membutuhkan penghasilan pasif..
Silahkan rekomodasikan pada teman-teman anda di website kami http://titipdana.com ..
Dapatkan 2% dari setiap invetasi teman anda, oppp jangan lupa daftar terlebih dahulu....
Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
Tlp : 085364558922
BBM : fbs2009
Balas
kamaluddin
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
Aug
0
Tambahkan komentar
2.
Aug
sungai rapat
Sebuah sungai unik, biasa disebut orang sekitarnya dengan nama sungai rapat. Sebuah sungai
bawah tanah yang sebagian aliran sungai terbuka, dan sebagian tertutup dalam rapatnya batu
kapur bawah tanah. Dengan air yang dingin, sangat segar jika mandi disini. Kadang ada ikan-ikan
kecil yang menggigit kaki yang kita rendam di sungai, penduduk disini biasa menyebutnya ikan
Gigiri karangan, yang biasanya memakan lumut dibbebatuan sungai. Beruntungnya, sungai ini
terletak tepat di belakang rumah saya. Tepatnya berada di desa Kembang Habang Lama
kecamatan Salam Babaris.
kabupaten Tapin.
Tambahkan komentar
3.
Mar
15
Tambahkan komentar
4.
Mar
15
Tambahkan komentar
5.
Apr
20
askep glaukoma
Definisi
Glaukoma adalah Sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan
intraokular. ( Barbara C Long, 2000 : 262 )
Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai ekskavasi glaukomatosa, neuropati saraf
optik, serta kerusakan lapang pandang yang khas dan utamanya diakibatkan oleh tekanan bola
mata yang tidak normal. (Sidarta Ilyas, 2002 : 239)
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal (N = 15-20mmHg).
(Sidarta Ilyas, 2004 : 135)
Glaukoma adalah kondisi mata yang biasanya disebabkan oleh peningkatan abnormal
tekanan intraokular ( sampai lebih dari 20 mmHg). (Elizabeth J.Corwin, 2009 : 382)
Glaukoma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan TIO,
penggaungan, dan degenerasi saraf optik serta defek lapang pandang yang khas. ( Anas Tamsuri,
2010 : 72 )
Jadi, Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung,
yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan
yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan
menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak
mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
C. Etiologi
Penyebabnya tergantung dari klasifikasi glaukoma itu sendiri tetapi pada umumnya
disebabkan karena aliran aqueous humor terhambat yang bisa meningkatkan tekanan intra
okuler.
· Umur
· Obat-obatan
Glaukoma akut hanya terjadi pada mata yang sudut bilik mata depannya memang sudah
sempit dari pembawaannya. Jadi ada faktor pre-disposisi yang memungkinkan terjadinya
penutupan sudut bilik mata depan.
a. Faktor Pre-Disposisi
Pada bilik mata depan yang dangkal akibat lensa dekat pada irirs maka akan terjadi hambatan
aliran akuos humor dari bilik mata belakang ke bilik mata depan, yang dinamakan hambatan
pupil (pupillary block) hambatan ini dapat menyebabkan meningkatnya tekanan di bilik mata
belakang.
Pada sudut bilik depan yang tadinya memang sudah sempit,dorongan ini akan menyebabkan iris
menutupi jaringan trabekulum.akibatnya akuos humor tidak dapat atau sukar mencapai jaringan
ini dan tidak dapat di salurkan keluar.terjadilah glaukoma akut sudut tertutup.
Istilah pupillary block penting untuk di ingat dan di fahami karena mendasari alasan pengobatan
dan pembedahan pada glaukoma sudut tertutup.
Keadaan-keadaan yang memungkinkan terjadinya hambatan pupil ini ditemukan pada mata
yang bersumbu pendek dan lensa yang secara fisiologik trus membesar karena usia,iris yang
tebal pun di anggap merupakan faktor untukmempersempit sudut bilik depan.
b. Faktor pencetus
Peningkatan jumlah akuos humor yang mendadak di bilik mata belakang akan mendorong iris ke
depan,hingga sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit akan mendadak tertutup.
Tidak diketahui dengan jelas apa yang menyebabkan hal tersebut.
c. Dilatasi pupil
Apabila pupil melebar, iris bagian tepi akan menebal ; sudut bilik mata depan yang asalnya
sudah sempit, akan mudah tertutup. (Sidarta Ilyas, 2002 :249-250)
Seseorang yang datang dalam fase serangan akut glaukoma memberi kesan seperti orang
yang sakit berat dan kelihatan payah; mereka diantar oleh orang lain atau di papah. Penderita
sendiri memegang kepala nya karena sakit, kadang-kadang pakai selimut. Hal inilah yang
mengelabui dokter umum; sering dikiranya seorang penderita dengan suatu penyakit sistemik.
Dalam anamnesis, keluarganya akan menceritakan bahwa sudah sekian hari penderita
tidak bisa bangun, sakit kepala dan terus muntah-muntah, nyeri dirasakan di dalam dan sekitar
mata. Penglihatanya kabur sekali dan dilihatnya warna pelangi di sekitar lampu.
Apabila mata diperiksa, ditemukan kelopak mata bengkak,konjungtiva bulbi yang sangat
hiperemik (kongesif), injeksi siliar dan kornea yang suram. Bilik mata depan dangkal dapat
dibuktikan dengan memperhatikan bilik mata depan dari samping. Pupil tampak melebar,
lonjong miring agak vertikal atau midriasis yangg hampir total.
Refleks pupil lambat atau tidak ada. Tajam penglihatan menurun sampai hitung jari.
Sebenarnya dengan tanda-tanda luar ini ditambah anamnesis yang teliti sudah cukup untuk
membuat suatu diagnosis persangkaan yang baik.
Glaukoma Absolut adalah istilah untuk suatu glaukoma yang sudah terbengkalai sampai
buta total. Bola mata demikian nyeri, bukan saja karena tekanan bola mata yang masih tinggi
tetapi juga karena kornea mengalami degenerasi hingga mengelupas (keratopati bulosa).
(Sidarta Ilyas, 2002 : 252)
Hambatan pada glaukoma sudut terbuka terletak di dalam jaringan trabekulum sendiri,
akuos humor dengan leluasa mencapai lubang-lubang trabekulum,tetapi sampai di dalam
terbentur celah-celah trabekulum yang sempit, hingga akuos humor tidk dapat keluar dari bola
mata dengan bebas.
4. GLAUKOMA SEKUNDER
Glaukoma sekunder ialah suatu jenis glaukoma yang timbul sebagai penyulit penyakit
intraokular.
Beberapa contoh adalah luksasi lensa ke depan maupun ke belakang, lensa yang membengkak
karena katarak atau karena trauma, protein lensa yang menimbulkan uveitis yang kemudian
mengakibatkan tekanan bola mata naik.
Uveitis dapat menimbulkan glaukoma karena terbentuknya perlekatan iris bagian perifer (
sinekia ) dan eksudatnya yang menutup celah – celah trabekulum hingga outflow akuos humor
terhambat. Tumor yang berasal dari uvea karena ukuranya dapat menyempitkan rongga bola
mata atau mendesak iris ke depan dan menutup sudut bilik mata depan.
Trombosis vena retina sentral dan retinopati diabetik acapkali disusul oleh pembentukan
pembuluh darah di iris.Di bagian iris perifer pembuluh darah ini mengakibatkan perlekatan –
perlekatan sehingga sudut bilik mata depan menutup.Glaukoma yang ditimbulkan biasnya nyeri
dan sulit diobati.
Dengan munculnya kortikosteroid sebagai pengobatan setempat pada mata, muncul pula kasus
glaukoma pada penderita yang memang sudah ada bakat untuk glaukoma. Glaukoma yang
ditimbulkan menyerupai glaukoma sudut terbuka. Mereka yang harus diobati dengan
kortikosteroid jangka lama, perlu diawasi tekanan bola matanya secara berkala.
f. Glaukoma Kongesif
Penyebabnya ialah suatu membran yang menutupi jaringan trabekulum sehingga menghambat
penyaluran keluar akuos humor.Akibatnya kornea membesar sehingga disebut Buftalmos atau
“mata sapi”.
g. Glaukoma Absolut
Glaukoma absolut menurapakan stadium terakhir semua jenis glaukoma disertai kebutaan total.
Apabila disertai nyeri yang tidak tertahan, dapat dilakukan cyclocryo therapy untuk mengurangi
nyeri. Setingkali enukleasi merupakan tidakan yang paling efektif. Apabila tidak disertai nyeri,
bola mata dibiarkan.
D. Klasifikasi
2. GLAUKOMA SEKUNDER
Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata, disebabkan :
a. Kelainan lensa
- Luksasi
- Pembengkakan (intumesen)
- Fakoltik
b. Kelainan uvea
- Uveitis
- Tumor
c. Trauma
d. Pembedahan
Bilik mata depan yang tidak cepat terbentuk setelah pembedahan katarak.
3. GLAUKOMA KONGENITAL
Glaukoma konginetal primer atau glaukoma infantil (Buftalmos, hidroftalmos).Glaukoma yang
bertalian dengan kelainan kongenital lain.
4. GLAUKOMA ABSOLUT
Keadaan terakhir suatu glaukoma, yaitu dengan kebutaan total dan bola mata nyeri.(Sidarta
Ilyas, 2002 : 240-241)
E. Patofisiologi
Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi humor aquelus oleh
badan siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran keluar humor aquelus melalui sudut
bilik mata depan juga bergantung pada keadaan kanal Schlemm dan keadaan tekanan episklera.
Tekanan intraokular dianggap normal bila kurang dari 20 mmHg pada pemeriksaan dengan
tonometer Schiotz (aplasti). Jika terjadi peningkatan tekanan intraokuli lebih dari 23 mmHg,
diperlukan evaluasi lebih lanjut. Secara fisiologis, tekanan intraokuli yang tinggi akan
menyebabkan terhambatannya aliran darah menuju serabut saraf optik dan ke retina. Iskemia
ini akan menimbulkan kerusakan fungsi secara bertahap. Apabila terjadi peningkatan tekanan
intraokular, akan timbul penggaungan dan degenerasi saraf optikus yang dapat disebabkan oleh
beberapa faktor :
1. Gangguan perdarahan pada papil yang menyebabkan deganerasi berkas serabut saraf
pada papil saraf optik.
2. Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang
merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi papil saraf
otak relatif lebih kuat dari pada bagian tengah sehingga terjadi penggaungan pada papil saraf
optik.
3. Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih belum jelas.
4. Kelainan lapang pandang pada glaukoma disebabkan oleh kerusakan serabut saraf
optik.( Anas Tamsuri, 2010 : 72-73 )
PATHWAYS GLAUKOMA
DM
Miopia
Trauma mata
Trabekuler Vitreus
Nyeri
TIO meningkat Glaukoma TIO Meningkat
Gangguan
persepsi sensori
penglihatan
Perubahan penglihatan
Kurang pengetahuan
Anxietas
Perifer
Kebutaan
F. Manifestasi Klinis
5. Visus menurun.
6. Edema kornea.
7. Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada glaukoma sudut terbuka).
G. Komplikasi
Kebutaan dapat terjadi pada semua jenis glaukoma, glaukoma penutupan sudut akut
adalah suatu kedaruratan medis. agens topikal yang digunakan untuk mengobati glaukoma
dapat memiliki efek sistemik yang merugikan, terutama pada lansia. Efek ini dapat berupa
perburukan kondisi jantung, pernapsan atau neurologis.
H. Pemeriksaan Penunjang
a. Tonometri
Tonometri diperlukan untuk mengukur tekanan bola mata. Dikenal empat cara tonometri, untuk
mengetahui tekanan intra ocular yaitu :
- Nonkontak pneumotonometri
Cara ini adalah yang paling mudah, tetapi juga yang paling tidak cermat, sebab cara
mengukurnya dengan perasaan jari telunjuk. Dpat digunakan dalam keadaan terpaksa dan tidak
ada alat lain. Caranya adalah dengan dua jari telunjuk diletakan diatas bola mata sambil
pendertia disuruh melihat kebawah. Mata tidak boleh ditutup, sebab menutup mata
mengakibatkan tarsus kelopak mata yang keras pindah ke depan bola mata, hingga apa yang
kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu memberi kesan perasaan keras. Dilakukan dengan
palpasi : dimana satu jari menahan, jari lainnya menekan secara bergantian.
N : normal
N + 1 : agak tinggi
2. GONIOSKOPI
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan dengan menggunakan
lensa kontak khusus. Dalam hal glaukoma gonioskopi diperlukan untuk menilai lebar sempitnya
sudut bilik mata depan.
3. OFTALMOSKOPI
Pemeriksaan fundus mata, khususnya untuk mempertahankan keadaan papil saraf optik, sangat
penting dalam pengelolaan glaukoma yang kronik. Papil saraf optik yang dinilai adalah warna
papil saraf optik dan lebarnya ekskavasi. Apakah suatu pengobatan berhasil atau tidak dapat
dilihat dari ekskavasi yang luasnya tetap atau terus melebar.
a. Pemeriksaan lapang pandang perifer :lebih berarti kalau glaukoma sudah lebih lanjut,
karena dalam tahap lanjut kerusakan lapang pandang akan ditemukan di daerah tepi, yang
kemudian meluas ke tengah.
Pada penderita dengan dugaan glaukoma harus dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:
1. Biomikroskopi, untuk menentukan kondisi segmen anterior mata, dengan pemeriksaan ini
dapat ditentukan apakah glaukomanya merupakan glaukoma primer atau sekunder.
2. Gonioskopi, menggunakan lensa gonioskop. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat sudut
pembuangan humor akuos sehingga dapat ditentukan jenis glaukomanya sudut terbuka atau
tertutup.
4. OCT (Optical Coherent Tomography). Alat ini berguna untuk mengukur ketebalan serabut
saraf sekitar papil saraf optik sehingga jika terdapat kerusakan dapat segera dideteksi sebelum
terjadi kerusakan lapang pandangan, sehingga glaukoma dapat ditemukan dalam stadium dini
5. Perimetri, alat ini berguna untuk melihat adanya kelainan lapang pandangan yang
disebabkan oleh kerusakan saraf optik.
Penatalaksanaan Pembedahan
a. Iridektomi perifer.
Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata belakang dan depan karena telah terdapat
hambatan dalam pengaliran humor akueus. Hal ini hanya dapat dilakukan jika sudut yang
tertutup sebanyak 50%.
Dilakukan jika sudut yang tertutup lebih dari 50% atau gagal dengan iridektomi.
Isoflurophate (Floropryl)
Echotiophate Iodide
(Phospoline Iodide)
Memblok – impuls adrenergik (Sympathetik)
yang secara normal menyebabkan mydriasis,
mekanisme yang bisa menurunkan IOP, tidak
Edrenergic Beta Bloker : jelas
Betaxolol hydrochloride
(Betaoptic)
Levobunolol hydrochloride
(Betagan)
Menurunkan produksi humor aqueous dan
meningkatkan aliran aqueous.
Epinephrine hydrochloride
(glaucom, Epifrin)
Dipivefrin (Propine)
Menghambat produksi humor aqueous
Acetazolamide (Diamox)
Ethoxzolamide (Cardrase)
Dichlorhenamide (Daramide)
Methazolamide (Neptazane)
Meningkatkan osmolaritas plasma darah,
meningkatkan aliran cairan dari humor
Agen Osmotik : aqueous ke plasma
J. Pencegahan
1. Deteksi dini
Salah satu satu cara pencegahan glaukoma adalah dengan deteksi sedinimungkin. Tidak
ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudutterbuka. Jika penyakit ini
ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan
pengobatan. Orang-orang yangmemiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya
menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya menjalaniiridotomi
untuk mencegah serangan akut.
- Faktor risiko lain yang perlu diwaspadai adalah mereka yang memiliki riwayatkeluarga
penderita glaukoma, mata minus tinggi atau plus tinggi (miopia),serta penderita penyakit
sistemik seperti diabetes atau kelainan vaskular (jantung).
- Pemeriksaan mata rutin yang disarankan adalah setiap enam bulan sekali,khususnya bagi
orang dengan risiko tinggi. Untuk mengukur tekanan bolamata kerusakan mata yang diderita
dilakukan tes lapang pandang mata.- Sebaiknya diperiksakan tekanan bola mata bila mata
kemerahan dan sakitkepala berat.
Faktor risiko pada seseorang yang bisa menderita glaukoma adalah seperti diabetesmellitus dan
hipertensi, untuk itu bagi yang menderita diabetes mellitus dianjurkan untuk mengurangi
mengkonsumsi gula agar tidak terjadi komplikasiglaukoma, sedangkan untuk penderita
hipertensi dianjurkan untuk diet rendahgaram karena jika tekanan darah naik cepat akan
menaikkan tekanan bola mata.
3. Gaya Hidup (Life style) yang sehat seperti menghindari merokok dan olahragateratur.
Olahraga dapat merendahkan tekanan bola mata sedikit.
4. Pencegahan lanjutan bagi yang sudah menderita glaukoma agar tidak bertambah
parah/untuk mencegah tingginya tekanan intraokuler yaitu :
- Mengurangi stress
- Hindari membaca dekat karena pupil akan menjadi kecil sehingga glaucomaakan memblok
pupil
- Pembatasan kafein
- Mencegah konstipasi
- Mencegah manuver valsava seperti batuk, bersin, dan mengejan karena akanmeningkatkan
TIO
- Menempatkan pasien dalam posisi supinasi dapat membantu pasien merasanyaman dan
mengurangi tekanan intra okular. Diyakini juga bahwa dengan posisi supinasi, lensa jatuh
menjauh dari iris yang mengurangi blok pupil.
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa tekanan intra okuler
penggaungan pupil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata.
Glaukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intra
okuler. (Long Barbara, 1996)
B. Klasifikasi
1. Glukoma primer
Glukoma sudut terbuka terjadi karena tumor aqueus mempunyai pintu terbuka ke jaringan
trabekular kelainannya berkenang lambat.
Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup terjadi karena ruang anterior menyempit, sehingga iris terdorong ke
depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor aqoeus mengalir ke saluran
schlemm.
2. Glaukoma sekunder
Glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata lain yang menyebabkan penyempitan sudut /
peningkatan volume cairan dari dalam mata dapat diakibatkan oleh : perubahan lensa
Kelainan uvea
Trauma
Bedah
3. Glaukoma kongenital
Glaukoma yang terjadi akibat kegagalan jaringan mesodermal memfungsikan trabekular.
4. Glaukoma absolut
Merupakan stadium akhir, sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan
gangguan fungsi lanjut.
Berdasarkan lamanya :
1. Glaukoma akut
Penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intra okuler yang meningkat mendadak sangat
tinggi.
2. Glaukoma kronik
Penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan
anatomi dan fungsi mata yang permanen.
C. Anatomi dan Fisiologi
Di dalam terdapat dua macam cairan :
1. Aqueus humor
Cairan ini berada di depan lensa.
2. Vitreus humor
Cairan penuh albumin berwarna keputih – putihan seperti agar – agar yang berada dibelakang
biji mata, mulai dari lensa hingga retina. (Evelin C Pearce : 317)
Dalam hal ini cairan yang mengalami gangguan yang dihubungkan dengan penyakit glaukoma
adalah aqueus humor, dimana cairan ini berasal dari badan sisiari mengalir ke arah bilik anterior
melewati iris dan pupil dan diserap kembali kedalam aliran darah pada sudut antara iris dan
kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlemm. (Evelin C. Pearce : 317).
Secara normal TIO 10 -21 mmHg karena adanya hambatan abnormal terhadap aliran aqueus
humor mengakibatkan produksi berlebih badan silier sehingga terdapat cairan tersebut. TIO
meningkat kadang – kadang mencapai tekanan 50 – 70 mmHg.
D. ETIOLOGI
1. Primer
Terdiri dari
a. Akut
Dapat disebabkan karena trauma.
b. Kronik
Dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti :
Ø Diabetes mellitus
Ø Arterisklerosis
Ø Pemakaian kortikosteroid jangka panjang.
Ø Miopia tinggi dan progresif.
Dari etiologi diatas dapat menyebabkan sudut bilik mata yang sempit.
2. Sekunder
Disebabkan penyakit mata lain seperti :
Ø Katarak
Ø Perubahan lensa
Ø Kelainan uvea
Ø Pembedahan
E. Manifestasi Klinis
1. Glaukoma primer
a. Glaukoma sudut terbuka
- Kerusakan visus yang serius
- Lapang pandang mengecil dengan macam – macam skotoma yang khas
- Perjalanan penyakit progresif lambat
b. Glaukoma sudut tertutup
- Nyeri hebat didalam dan sekitar mata
- Timbulnya halo disekitar cahaya
- Pandangan kabur
- Sakit kepala
- Mual, muntah
- Kedinginan
- Demam bahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang dapat sedemikian kuatnya
sehingga keluhan mata (gangguan penglihatan, fotofobia dan lakrimasi) tidak begitu dirasakan
oleh klien.
2. Glaukoma sekunder
- Pembesaran bola mata
- Gangguan lapang pandang
- Nyeri didalam mata
3. Glaukoma kongenital
- Gangguan penglihatan
(Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata, hal 147 – 150)
F. Patofisiologi
Tekanan Intra Okuler ditentukan oleh kecepatan produksi akues humor dan aliran keluar akues
humor dari mata. TIO normal 10 – 21 mmHg dan dipertahankan selama terdapat keseimbangan
antara produksi dan aliran akueos humor. Akueos humor di produksi didalam badan silier dan
mengalir ke luar melalui kanal schlemm ke dalam sistem vena. Ketidakseimbangan dapat terjadi
akibat produksi berlebih badan silier atau oleh peningkatan hambatan abnormal terhadap aliran
keluar akueos melalui camera oculi anterior (COA). Peningkatan tekanan intraokuler > 23 mmHg
memerlukan evaluasi yang seksama. Iskemia menyebabkan struktur ini kehilangan fungsinya
secara bertahap. Kerusakan jaringan biasanya dimulai dari perifer dan bergerak menuju fovea
sentralis. Kerusakan visus dan kerusakan saraf optik dan retina adalah ireversibel dan hal ini
bersifat permanen tanpa penangan, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan. Hilangnya
penglihatan ditandai dengan adanya titik buta pada lapang pandang.
(Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata, hal 147 – 150)
A. Pengkajian
1. Anamnesis
Anamnesis meliputi data demografi, yang meliputi :
- Umur, glaukoma primer terjadi pada individu berumur > 40 tahun.
- Ras, kulit hitam mengalami kebutaan akibat glaukoma paling sedikit 5 kali dari kulit putih
(dewit, 1998).
- Pekerjaan, terutama yang beresiko besar mengalami trauma mata.
Selain itu harus diketahui adanya masalah mata sebelumnya atau pada saat itu, riwayat
penggunaan antihistamin (menyebabkan dilatasi pupil yang akhirnya dapat menyebabkan Angle
Closume Glaucoma), riwayat trauma (terutama yang mengenai mata), penyakit lain yang sedang
diderita (DM, Arterioscierosis, Miopia tinggi)
Riwayat psikososial mencakup adanya ansietas yang ditandai dengan bicara cepat, mudah
berganti topik, sulit berkonsentrasi dan sensitif, dan berduka karena kehilangan penglihatan.
(Indriana N. Istiqomah, 2004)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Neurosensori
- Gangguan penglihatan (kabur/ tidak jelas), sinar terang dapat menyebabkan silau dengan
kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/ merasa
diruang gelap (katarak), tampak lingkaran cahaya/ pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan
perifer, fotfobia (galukoma akut) bahan kaca mata/ pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
- Tanda : pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berwarna, peningkatan air
mata.(www.IFC.com)
- Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmaskop untuk mengetahui adanya
cupping dan atrofi diskus optikus. Diskus optikus menjadi lebih luas dan dalampada glaukoma
akut primer, karena anterior dangkal, Aqueus humor keruh dan pembuluh darah menjalar
keluar dari iris.
- Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang pandang cepat menurun
secara signifikan dan keadaan kronik akan menurun secara bertahap.
- Pemeriksaan melalui inspeksi, untuk mengetahui adanya inflamasi mata, sklera kemerahan,
kornea keruh, dilatasi pupil, sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya (Indriana N.
Istiqomah,2004)
b. Nyeri/ kenyamanan
- Ketidaknyamanan ringan/ mata berair (glaukoma kronis0
- Nyeri tiba- tiba / berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma
akut). (www. IFC.com).
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kartu snellen / mesin telebinoklear
Digunakan untuk mengetahui ketajaman mata dan sentral penglihatan
b. Lapang penglihatan
Terjadi penurunan disebabkan oleh CSV, masa tumor pada hipofisis / otak, karotis /
patofisiologis, arteri serebral atau glaukoma.
c. Pengukuran tonografi
Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12 – 25 mmHg)
d. Pengukuran gonoskopi
Membantu membedakan sudut terbuka dan sudut tertutup
e. Tes provokatif
Digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal / hanya meningkat ringan.
f. Pemeriksaan aftalmoskop
Menguji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan retina
dan mikroaneurisma.
g. Darah lengkap, LED
Menunjukkan anemia sistemik / infeksi
h. EKG, kolesterol serum dan pemeriksaan lipid
Memastikan arterosklerosis, PAK
i. Tes toleransi glukosa
Menentukan adanya DM
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler
2. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan hilangnya pandangan perifer
3. Gangguan citra diri berhubungan dengan kebutaan
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler
Tujuan : nyeri terkontrol / tulang
Kriteria hasil :
Ø Pasien mengatakan nyeri berkurang / hilang
Ø Ekspresi wajah rileks
Ø Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri.
Intervensi :
a. Observasi derajat nyeri mata
Rasional : mengidentifikasi kemajuan / penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
b. Anjurkan istirahat di tempat tidur dalam ruangan yang tenang
Rasional : stress mental / emosi menyebabkan peningkatan TIO
c. Ajarkan pasien teknik distraksi
Rasional : membantu dalam penurunan persepsi / respon nyeri
d. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai program
Rasional : untuk mengurangi nyeri
2. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan hilangnya pandangan perifer
Tujuan : Penggunaan penglihatan yang optimal
Kriteria hasil :
Ø Pasien berpartisipasi dalam program pengobatan
Ø Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan lebih lanjut.
Intervensi :
a. Kaji derajat / tipe kehilangan penglihatan
Rasional : mengetahui harapan masa depan klien dan pilihan intervensi.
b. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan
penglihatan.
Rasional : intervensi dini untuk mencegah kebutaan, klien menghadapi kemungkinan /
mengalami kehilangan penglihatan sebagian atau total.
c. Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, mengikuti jadwal, tidak salah
dosis.
Rasional : Mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lebih lanjut
d. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi, misalnya agen osmotik sistemik.
Rasional : untuk mengurangi TIO
3. Resiko cedera berhubungan dengan kebutaan
Tujuan : peningkatan lapang pandang optimal
Kriteria hasil :
Tidak terjadi cedera.
Intervensi :
a. Bersihkan sekret mata dengan cara benar.
Rasional : sekret mata akan membuat pandangan kabur.
b. Kaji ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau dua mata yang terlibat.
Rasional : terjadi penurunan tajam penglihatan akibat sekret mata.
c. Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap
Rasional : mengurangi fotofobia yang dapat mengganggu penglihatan klien.
d. Perhatikan keluhan penglihatan kabur yang dapat terjadi setelah penggunaan tetes mata dan
salep mata
Rasional : membersihkan informasi pada klien agar tidak melakukan aktivitas berbahaya sesaat
setelah penggunaan obat mata.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawata Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif.1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III Jilid 1. Jakarta : FKUI.
Tambahkan komentar
6.
Nov
http://kamaluddyn.blogspot.com/search/label/LP FEBRIS
0
Tambahkan komentar
7.
Oct
23
PATWAY CHF
Diposting 23rd October 2013 oleh Ahmad Kamaluddin A.Md.Kep
Tambahkan komentar
8.
Oct
23
LP APENDISITIS
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah
kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer,
2001).
Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat
sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran
umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh
peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur. (Anonim, Apendisitis, 2007)
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks).
Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa
pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal
usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di
perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirnya banyak
mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. (Anonim, Apendisitis, 2007)
Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis Appendiks terletak di
ujung sakrum kira-kira 2 cm di bawah anterior ileo saekum, bermuara di bagian posterior dan
medial dari saekum. Pada pertemuan ketiga taenia yaitu: taenia anterior, medial dan posterior.
Secara klinik appendiks terletak pada daerah Mc. Burney yaitu daerah 1/3 tengah garis yang
menghubungkan sias kanan dengan pusat. Posisi apendiks berada pada Laterosekal yaitu di
lateral kolon asendens. Di daerah inguinal: membelok ke arah di dinding abdomen
(Harnawatiaj,2008). Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa
berbed bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
Ukuran panjang apendiks rata-rata 6 – 9 cm. Lebar 0,3 – 0,7 cm. Isi 0,1 cc, cairan bersifat basa
mengandung amilase dan musin. Pada kasus apendisitis, apendiks dapat terletak intraperitoneal
atau retroperitoneal. Apendiks disarafi oleh saraf parasimpatis (berasal dari cabang nervus
vagus) dan simpatis (berasal dari nervus thorakalis X). Hal ini mengakibatkan nyeri pada
apendisitis berawal dari sekitar umbilicus (Nasution,2010).
Saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif
berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi
kelenjar limfoid. Apendiks menghasilkan suatu imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh
GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue), yaitu Ig A. Imunoglobulin ini sangat efektif sebagai
perlindungan terhadap infeksi, tetapi jumlah Ig A yang dihasilkan oleh apendiks sangat sedikit
bila dibandingkan dengan jumlah Ig A yang dihasilkan oleh organ saluran cerna yang lain. Jadi
pengangkatan apendiks tidak akan mempengaruhi sistem imun tubuh, khususnya saluran cerna
(Nasution,2010).
Pada neonatus, apendix vermiformis (umbai cacing) adalah sebuah tonjolan dari apex caecum,
tetapi seiring pertumbuhan dan distensi caecum, appendix berkembang di sebelah kiri dan
belakang kira-kira 2,5 cm di bawah valva ileocaecal (Lawrence, 2006). Istilah usus buntu yang
sering dipakai di masyarakat awan adalah kurang tepat karena usus buntu sebenarnya adalah
caecum. Appendix merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya sekitar 10 cm (3-15 cm).
Lumennya sempit di bagian proximal dan melebar di bagian distal. Namun, pada bayi, appendix
berbentuk kerucut, lebar di pangkal, dan sempit di ujung (Syamsuhidajat, 1997). Ontogenitas
berasal dari mesogastrium dorsale. Kebanyakan terletak intraperitoneal dan dapat
digerakkan. Macam-macam letak appendix : retrocaecalis, retroilealis, pelvicum, postcaecalis,
dan descendentis (Budiyanto, 2005).
Pangkal appendix dapat ditentukan dengan cara pengukuran garis Monroe-Pichter. Garis diukur
dari SIAS dextra ke umbilicus, lalu garis dibagi 3. Pangkal appendix terletak 1/3 lateral dari garis
tersebut dan dinamakan titik Mc Burney. Ujung appendix juga dapat ditentukan dengan
pengukuran garis Lanz. Garis diukur dari SIAS dextra ke SIAS sinistra, lalu garis dibagi 6. Ujung
appendix terletak pada 1/6 lateral dexter garis tersebut (Budiyanto, 2005).
Appendix menghasilkan lendir 1-2 ml perhari. Lendir tersebut secara normal dicurahkan ke
dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke caecum. Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh
GULT yang terdapat disepanjang saluran cerna termasuk appendix adalah IgA. Imunoglobulin ini
sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi (Syamsuhidajat, 1997).
3. Etiologi
Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetus apendisitis. Sumbatan pada lumen apendiks
merupakan faktor penyebab dari apendisitis akut, di samping hiperplasia (pembesaran) jaringan
limfoid, timbuan tinja/feces yang keras (fekalit), tumor apendiks, cacing ascaris, benda asing
dalam tubuh (biji cabai, biji jambu, dll) juga dapat menyebabkan sumbatan.
Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya
sebagai penyebab appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia
jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk
berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah
tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi
yang berakibat pada peradangan usus buntu.(Anonim,2008)
Klasifikas pendisitis
1. Apendisitis akut
Apendisitis akut adalah : radang pada jaringan apendiks. Apendisitis akut pada dasarnya
adalah obstruksi lumen yang selanjutnya akan diikuti oleh proses infeksi dari apendiks.
2. Fekalit
3. Benda asing
4. Tumor.
Adanya obstruksi mengakibatkan mucin / cairan mukosa yang diproduksi tidak dapat keluar dari
apendiks, hal ini semakin meningkatkan tekanan intra luminer sehingga menyebabkan tekanan
intra mukosa juga semakin tinggi.
Tekanan yang tinggi akan menyebabkan infiltrasi kuman ke dinding apendiks sehingga terjadi
peradangan supuratif yang menghasilkan pus / nanah pada dinding apendiks.
Selain obstruksi, apendisitis juga dapat disebabkan oleh penyebaran infeksi dari organ lain yang
kemudian menyebar secara hematogen ke apendiks.
Tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema menyebabkan terbendungnya
aliran vena pada dinding appendiks dan menimbulkan trombosis. Keadaan ini memperberat
iskemia dan edema pada apendiks. Mikroorganisme yang ada di usus besar berinvasi ke dalam
dinding appendiks menimbulkan infeksi serosa sehingga serosa menjadi suram karena dilapisi
eksudat dan fibrin. Pada appendiks dan mesoappendiks terjadi edema, hiperemia, dan di dalam
lumen terdapat eksudat fibrinopurulen. Ditandai dengan rangsangan peritoneum lokal seperti
nyeri tekan, nyeri lepas di titik Mc Burney, defans muskuler, dan nyeri pada gerak aktif dan pasif.
Nyeri dan defans muskuler dapat terjadi pada seluruh perut disertai dengan tanda-tanda
peritonitis umum.
2. Apendisitis kronik
Diagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan jika dipenuhi semua syarat : riwayat nyeri
perut kanan bawah lebih dari dua minggu, radang kronik apendiks secara makroskopikdan
mikroskopik, dan keluhan menghilang satelah apendektomi.
Kriteria mikroskopik apendiksitis kronik adalah fibrosis menyeluruh dinding apendiks, sumbatan
parsial atau total lumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa, dan infiltrasi
sel inflamasi kronik. Insidens apendisitis kronik antara 1-5 persen.
a. Apendissitis rekurens
Diagnosis rekuren baru dapat dipikirkan jika ada riwayat serangan nyeri berulang di perut kanan
bawah yang mendorong dilakukan apeomi dan hasil patologi menunjukan peradangan akut.
Kelainan ini terjadi bila serangn apendisitis akut pertama kali sembuh spontan. Namun,
apendisitis tidak perna kembali ke bentuk aslinya karena terjadi fribosis dan jaringan parut.
Resiko untuk terjadinya serangn lagi sekitar 50 persen. Insidens apendisitis rekurens biasanya
dilakukan apendektomi yang diperiksa secara patologik.
Pada apendiktitis rekurensi biasanya dilakukan apendektomi karena sering penderita datang
dalam serangan akut.
b. Mukokel Apendiks
Mukokel apendiks adalah dilatasi kistik dari apendiks yang berisi musin akibat adanya obstruksi
kronik pangkal apendiks, yang biasanya berupa jaringan fibrosa. Jika isi lumen steril, musin akan
tertimbun tanpa infeksi. Walaupun jarang,mukokel dapat disebabkan oleh suatu kistadenoma
yang dicurigai bisa menjadi ganas.
Penderita sering datang dengan eluhan ringan berupa rasa tidak enak di perut kanan bawah.
Kadang teraba massa memanjang di regio iliaka kanan. Suatu saat bila terjadi infeksi, akan
timbul tanda apendisitis akut. Pengobatannya adalah apendiktomi.
c. Tumor Apendiks
i. Adenokarsinoma apendiks
Penyakit ini jarang ditemukan, biasa ditemukan kebetulan sewaktu apendektomi atas indikasi
apendisitis akut. Karena bisa metastasis ke limfonodi regional, dianjurkan hemikolektomi kanan
yang akan memberi harapan hidup yang jauh lebih baik dibanding hanya apendektomi.
Ini merupakan tumor sel argentafin apendiks. Kelainan ini jarang didiagnosis prabedah,tetapi
ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan patologi atas spesimen apendiks dengan
diagnosis prabedah apendisitis akut. Sindrom karsinoid berupa rangsangan kemerahan (flushing)
pada muka, sesak napas karena spasme bronkus, dan diare ynag hanya ditemukan pada sekitar
6% kasus tumor karsinoid perut. Sel tumor memproduksi serotonin yang menyebabkan gejala
tersebut di atas.
Meskipun diragukan sebagai keganasan, karsinoid ternyata bisa memberikan residif dan adanya
metastasis sehingga diperlukan opersai radikal. Bila spesimen patologik apendiks menunjukkan
karsinoid dan pangkal tidak bebas tumor, dilakukan operasi ulang reseksi ileosekal atau
hemikolektomi kanan
4. Patofisiologi
e. Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli dan streptococcus
f. Laki – laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15 – 30 tahun (remaja
dewasa). Ini disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada masa tersebut.
Akibat terlipat atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feces) atau benda
asing, apendiks terinflamasi dan mengalami edema. Proses inflamasi tersebut menyebabkan
aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna, meningkatkan tekanan intraluminal,
menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam
terlokalisasi dalam kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang terinflamasi
berisi pus. Appendiks mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan (gangren) karena sudah tak
mendapatkan makanan lagi. Pembusukan usus buntu ini menghasilkan cairan bernanah, apabila
tidak segera ditangani maka akibatnya usus buntu akan pecah (perforasi/robek) dan nanah
tersebut yang berisi bakteri menyebar ke rongga perut. Dampaknya adalah infeksi yang semakin
meluas, yaitu infeksi dinding rongga perut (Peritonitis).
5. Maninfestasi klinis
Untuk menegakkan diagnosa pada apendisitis didasarkan atas anamnese ditambah dengan
pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya. 3 anamnesa penting yakni:
2. Nyeri, permulaan nyeri timbul pada daerah sentral (viseral) lalu kemudian menjalar ketempat
appendics yang meradang (parietal). Retrosekal/nyeri punggung/pinggang. Postekal/nyeri
terbuka.
3. Diare, Muntah, demam derajat rendah, kecuali ada perforasi.
Pada kondisi ini gejala yang ditimbulkan tubuh akan panas tinggi Demam bisa mencapai 37,8-
38,8° Celsius, mual-muntah, nyeri perut kanan bawah, buat berjalan jadi sakit sehingga agak
terbongkok, namun tidak semua orang akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya
bersifat meriang, atau mual-muntah saja
Pada stadium ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar
(tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai
dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan
bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut yaitu nyeri pd titik Mc Burney (titik
tengah antara umbilicus dan Krista iliaka kanan).
Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak usus buntu itu sendiri terhadap
usus besar, Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, nyerinya akan sama
dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi usus
buntunya ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina.
Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik. (Anonim, 2008)
Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menentukan dan mendiagnosa
adanya penyakit radang usus buntu (Appendicitis). Diantaranya adalah pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiology:
ü Pemeriksaan fisik.
1. Inspeksi: akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga perut dimana dinding perut
tampak mengencang (distensi).
2. Palpasi: didaerah perut kanan bawah bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas
juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana merupakan kunci dari diagnosis apendisitis
akut.
3. Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat tinggi-tinggi, maka
rasa nyeri di perut semakin parah (psoas sign)
4. Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan
atau vagina menimbulkan rasa nyeri juga.
5. Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla), lebih menunjang lagi adanya
radang usus buntu.
6. Pada apendiks terletak pada retro sekal maka uji Psoas akan positif dan tanda perangsangan
peritoneum tidak begitu jelas, sedangkan bila apendiks terletak di rongga pelvis maka Obturator
sign akan positif dan tanda perangsangan peritoneum akan lebih menonjol
7. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel darah
putih (leukosit) hingga sekitar 10.000 – 18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan yang lebih dari itu,
maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah).
Pemeriksaan radiologi
Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang
membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG) cukup membantu
dalam penegakkan diagnosis apendisitis, terutama untuk wanita hamil dan anak-anak. Tingkat
keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93 – 98 %). Dengan CT scan
dapat terlihat jelas gambaran apendiks. Pada kasus yang kronik dapat dilakukan rontgen foto
abdomen, USG abdomen dan apendikogram.
8. Penatalaksanaan
Tidak ada penatalaksanaan appendicsitis, sampai pembedahan dapat di lakukan. Cairan intra
vena dan antibiotik diberikan intervensi bedah meliputi pengangkatan appendics dalam 24 jam
sampai 48 jam awitan manifestasi. Pembedahan dapat dilakukan melalui insisi kecil/laparoskop.
Bila operasi dilakukan pada waktunya laju mortalitas kurang dari 0,5%. Penundaan selalu
menyebabkan ruptur organ dan akhirnya peritonitis. Pembedahan sering ditunda namun karena
dianggap sulit dibuat dan klien sering mencari bantuan medis tapi lambat. Bila terjadi perforasi
klien memerlukan antibiotik dan drainase.
Apendiktomi yang dilakukan sebelum perforasi prognosisnya baik. Kematian dapat terjadi pada
beberapa kasus. Setelah operasi masih dapat terjadi infeksi pada 30% kasus apendix perforasi
atau apendix gangrenosa.
2. Risiko terhadap perubahan volume cairan / kekurangan volume cairan berhubungan dengan
muntah, mual, pembatasan makanan dan cairan, kadang-kadang diare
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya mual,muntah dan
pembatasan makanan .
7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman.
a. Kaji karakteristik nyeri : catat lokasi, durasi, intensitas nyeri (skala 0-10).
Rasional : untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat menentukan jenis tindakannya.
Rasional : sebagai mitra kita perlu berkolaborasi dengan dokter, apabila nyeri pasien tidak dapat
hilang dengan posisi dan tehnik relaksasi.
2. Risiko terhadap perubahan volume cairan / kekurangan volume cairan berhubungan dengan
muntah, mual, pembatasan makanan dan cairan, kadang-kadang diare.
a. Kaji tanda – tanda vital klien; awasi tekanan darah dan nadi
Rasional : Tanda – tanda vital sangat membantu mengidentifikasi fluktuasi volume intravaskuler
Rasional : Turgor kulit dan membran mukosa merupakan indikasi status hidrasi serta
keadekuatan sirkulasi perifer
c. Kaji dan catat intake dan output cairan secara teliti, termasuk urine output,catat warna
urine/konsentrasi dan jenis
Rasional : Penurunan output urine pekat dan peningkatan berat jenis diduga dehidrasi/
kebutuhan peningkatan cairan.
d. Berikan cairan peroral atau parenteral sesuai anjuran dan lanjutkan dengan diet sesuai
toleransi
Rasional : Dapat menurunkan iritasi gaster dan muntah serta meminimalkan kehilangan cairan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan perforasi atau ruptur appendiks, peritonitis, pembentukan
abses.
a. Awasi dan catat tanda – tanda vital, perhatikan bila ada demam berkeringat, perubahan
mental, meningkatnya nyeri abdomen
Rasional : Segera timbulnya dugaan infeksi atau terjadinya sepsis, abses peritonitis
memudahkan perawat merencanakan dan melakukan tindakan keperawatan secara dini.
b. Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka septic sesuai prosedur kerja
c. Pantau insisi luka dan balutan, catatan karakteristik drainase luka/ adanya eritema
Rasional : Memberikan deteksi dini terjadinya situasi proses infeksi atau pengawasan
penyembuhan
d. Berikan informasi yang tepat dan jujur pada klien atau orang terdekatnya tentang kondisi klien
Rasional : Suatu informasi yang akurat memberikan pengetahuan tentang adanya kemajuan
situasi sehingga memberikan dukungan emosi, membantu menurunkan kecemasan
Rasional : Memungkinkan penurunan jumlah organisme terutama pada infeksi yang telah ada
sebelumnya
Rasional : untuk mengidentifikasi sejauh mana tingkat ansietas klien dan memudahkan tindakan
selanjutnya.
Rasional : dengan penyuluhan maka klien akan lebih paham dengan penyakitnya serta
mengurangi kecemasan klien.
Rasional : penyuluhan awal sebelum pembedahan akan menurunkan tingkat kecemasan klien.
f. Ingatkan klien untuk selalu berdoa pada Tuhan sesuai dengan agamanya.
Rasional : dengan berdoa maka klien lebih kuat dalam menghadapi pembedahan.
g. Jika dibutuhkan, kolaborasi untuk pemberian obat penenang. Rasional : untuk membantu
klien dalam tidur dan istirahat.
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya mual,muntah dan
pembatasan makanan.
Rasional : memberikan makanan yang disukai klien akan mengundang selera makan klien.
c. Beri makan porsi kecil tapi sering secara bertahap.
Rasional : membantu klien untuk makan secara perlahan – lahan sehingga klien tidak mengalami
muntah
Rasional : makanan yang merangsang asam lambung akan mengakibatkan mual dan muntah
pada klien.
Rasional : untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalammelakukan aktivitas dan
memudahkan dalam pemberian tindakan selanjutnya.
b. Anjurkan kepada klien untuk menentukan sendiri posisi yang menyenangkan baginya.
c. Anjurkan pada keluarga untuk selalu berada disamping klien dan membantu dalam memenuhi
kebutuhan aktivitas sehari-hari.
Rasional : agar klien tidak kesulitan dalam melakukan aktivitas karena selalu dibantu oleh
keluarga.
7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman.
Intervensi keperawatan dan rasionalisasi :
b. Berikan tempat tidur yang nyaman dan beberapa milik pribadi, misalnya : bantal dan guling.
c. Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan baru.
Rasional : bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stress dan ansietas
dapat berkurang.
d. Cocokkan dengan teman sekamar yang mempunyai pola tidur yang serupa dan kebutuhan
malam hari.
Rasional : menurunkan kemungkinan bahwa teman sekamar yang “ burung hantu “ dapat
menunda pasien untuk terlelap atau menyebabkan terbangun.
e. Dorong beberapa aktivitas fisik pada siang hari, jamin pasien berhenti beraktivitas beberapa
jam sebelum tidur.
Rasional : aktivitas siang hari dapat membantu pasien menggunakan energy dan siap untuk tidur
malam hari.
h. Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi, rendahkan tempat tidur bila mungkin
Rasional : pagar tempat tidur memberikan keamanan dan dapat digunakan untuk membantu
merubah posisi
Rasional : mungkin diberikan untuk membantu pasien tidur atau istirahat selama periode
transisi dari rumah ke lingkungan baru.
8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mengingat, atau kurangnya informasi.
Rasional : Memberi informasi pada klien untuk merencanakan kembali rutinitas tanpa
menimbulkan masalah.
d) Evaluasi
drainase purulenta,
eritema
4. Ansietas berkurang
Berkurangnya nyeri
Insomnia berkurang
Lihat komentar
9.
Oct
23
LP gastroenteritis
LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS II
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTERITIS
A. Pengertian
1. Gastroenteritis adalah suatu kondisi oleh muntah, diare yang disebabkan oleh infeksi, alergi,
intoleransi terhadap bahan makanan tertentu/ taksin yang masuk ke dalam lambung. (Susan
Martin Tucker, 1992)
2. Diare adalah suatu gejala klinis dari gangguan saluran pencernaan (usus) yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (berulang-ulang) disertai adanya perubahan
bentuk dan konsistensi dari feses menjadi lembek atau cair (Bambang Subagyo, 1997).
3. Gastroenteritis adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali
sehari, juga perubahan dalam jumlah dan konsistensi (feses cair). (Brunner and Suddart, 2000)
4. Gastroenteritis adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus yang terjadi akibat
salah makan, biasanya disebabkan oleh penyebab mikrobiologi. (Cristin Hancock, 1999)
5. Gastroenteritis adalah frekuensi buang besar lebih dari 4x sehari pada bayi dan lebih dari 3x
sehari pada anak dengan konsistensi feces cair/encer berwarna hijau/ dapat pula bercampur
lender dan darah atau lender saja. (Ngastiyah, 1997)
Klasifikasi
a. Gastroenteritis koleriform
b. Gastroenteritis degentriforin
Adanya peningkatan frekuensi buang air besar dan keenceran tinja merupakan akibat dari iritasi
usus oleh suatu patogen yang mempengaruhi lapisan usus sehingga terjadi peningkatan produk-
produk sekretorik dan peningatan motilitas usus. Ini menyebabkan banyak air dan mineral
a. Dehidrasi ringan
b. Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan 5-10% dari berat badan. Gambaran klinis: turgor jelek, serak, penderita jatuh,
preshock, nadi cepat, nafas cepat dan dalam.
c. Dehidrasi berat
Gambaran klinis: turgor jelek, serak, penderita jatuh preshock atau shock nadi cepat, nafas
cepat dan dalam, kesadaran menurun, otot kaku, sianosis.
Rasa haus - - -
Perhitungan balance
Jumlah cairan yang masuk:
2) Cairan infus
3) Air metabolisme
4) Injeksi
1) Urine
2) IWL
3) Feses
Catatan:
B. Penyebab
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi enteral : infeksi saluran cerna yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
2) Infeksi bakteri non patogen : staphilococus albus, streptococus, proteus klebaella, pseudomonas.
2. Faktor Malabsorpsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor Makanan
4. Faktor Psikologis
C. Patofisiologi/ Pathway
Menurut Brunner dan Suddarth (2002) mekanisme yang menyebabkan diare adalah
sebagai berikut:
1. Diare sekresi biasanya diare dengan volume banyak disebabkan oleh peningkatan produksi dan
sekresi air serta elektrolit oleh mukosa usus ke dalam lumen usus.
2. Diare osmotik terjadi bila air terdorong ke dalam usus oleh tekanan osmotik dari partikel yang
tidak dapat diabsorbsi, sehingga reabsorbsi air menjadi lambat.
3. Diare campuran disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltik dari usus (biasanya karena
penyakit usus inflamasi) dan kombinasi peningkatan skresi atau penurunan absorbsi dalam usus.
Menurut Cristin Hancock (1999), secara patofisiologi bakteri dan virus dapat
2. Invasi patogen
Shigella dan E. colli melalui penetrasinya dapat memperbesar usus, merusak sel dan potensial
ulserasi sehingga feses mengandung leukosit dan eritrosit.
3. Virus patogen
Menyerang mukos epitel dan merusak villi usus sehingga menyebabkan malabsorbsi elektrolit
yang dikeluarkan. Dengan cara ini dapat menyebabkan peningkatan peristaltik usus, peningkatan
sekresi air dan elektrolit.
D. PATHWAY
1) Faktor osmotik disebabkan oleh penyilangan air ke rongga usus dalam perbandingan isotonic,
ketidakmampuan larutan mengabsorbsi menyebabkan tekanan osmotik menghasilkan
2) Penurunan absorbsi atau peningkatan sekresi sekunder ait dan elektrolit. Peningkatan ini
disebabkan sekresi sekunder untuk inflamasi atau sekresi aktif sekunder untuk merangsang
mukosa usus.
3) Perubahan mobiliti
Terjadi karena peningkatan asam lambung dan karena adnaya peradangan maka tubuh juga
Karena adanya kuman-kuman dalam usus, menyebabkan peningkatan peristaltik usus dan efek
yang timbul adanya nyeri pada perut atau tegangan atau kram abdomen.
Akibat masuknya patogen menyebabkan peradangan pada usus dan usus berusaha
Terjadi karena sering BAB encer, yang mana feses marah mengandung unsur-unsur penting
untuk pertumbuhan dan perkembngan sehingga kebutuhan nutrisi kurang terpenuhi.
Terjadi karena peningkatan asam lambung untuk membunuh bakteri sehingga tumbuh mual dan
Karena banyak cairan yang hilang dan pemasukan yang tidak adekuat.
h. Mata cowong
Ini terjadi karena kompleksitas dari tanda klinis yang dirasakan penderita sehingga tubuh tidak
Gejala klinis 10,11,12 terjadi karena penurunan cairan tubuh yang mengakibatkan kerja jantung
ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan O2 dan nutrisi sistemik sehingga denyut jantung cepat,
nadi cepat tapi lemah, disebabkan peningkatan denyut jantung dengan peningkatan kepekaan
dan tekanan osmotik plasma darah. Efeknya ginjal berusaha ineretensi air dengan mencegah
eksresi Na sehingga urine pekat dan Na meningkat dengan cairan sirkulasi yang buruk
dampaknya otak kekurangan O2 dan nutrisi sehingga pusat kesadaran hipotalamus terganggu.
2. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Brunner dan Suddarth (2002), pemeriksaan diagnostik yang harus dilakukan
untuk mengetahui penyebab diare adalah:
b. Sifat kimia
c. Urin analisis
d. Pemeriksaan feses rutin serta pemeriksaan feses untuk organisme infeksius atau parasit
e. Kultur feses (jika anak dihospitalisasi, pus dalam feses atau diare yang berkepanjangan) untuk
menemukan patogen
f. Evaluasi feses terhadap telur cacing dan parasit
h. Urinalisis dan kultur (berat jenis bertambah karena dihidrasi, organisme, shigella keluar melalui
urine)
F. Diagnosa Keperawatan
1. Diare
3. Nyeri akut
5. Hipertermi
G. Fokus Intervensi
1. Diare
Yang berhubungan malabsorbsi atau inflamasi sekunder terhadap gastritis, divertikulitis, usus
yang sensitif.
- Kulit lembab
Ket.penilaian :
2 : jarang sesuai
3 : kadang sesuai
4 :sering sesuai
5 : selalu sesuai
Intervensi :
a. Observasi dan catat frekuensi, karakteristik dan jumlah feses dan faktor presipitasi.
c. Kurangi diare
Hentikan makanan padat :
- Hindari produk susu, lemak tepung beras, buah segar dan sayuran
- Penyebaran infeksi (cuci tangan, penyimpanan makanan yang tepat, memasak dan mengolah
makanan)
- Secara bertahap bahkan makanan semi padat dan padat (krakers, yogurt, nasi, pisang, jus apel)
- Perbanyak cairan tinggi kalium dan natrium (jus jeruk, buah anggur, air daging)
- Jelaskan pada pasien dan orang terdekat tentang intervensi yang diperlukan untuk pencegahan.
Kriteria :
- Jumlah minuman
f. Kulit lembab
Ket.penilaian :
2 : jarang sesuai
3 : kadang sesuai
4 :sering sesuai
5 : selalu sesuai
Intervensi :
f. Menimbang berat badan dan cairan tiap hari dan monitor gejala
g. Monitor status hidrasi (mukosa baik, nadi normal, tekanan darah normal)
j. Ajarkana bahwa kopi, teh, jus buah anggur menyebabkan diuresis dan menambah kehilangan
cairan.
k. Kolaborasi : hentikan cairan intravena sesuai skema rencana medik (dalam melaksanakan
asuhan sebutkan total dan jenis cairan sesuai advis dokter).
3. Nyeri akut
Yang berhubungan dengan hiperistaltik, diare yang berkepanjangan, iritasi kulit dan jaringan,
Kriteria :
Ket.penilaian :
2 : jarang sesuai
3 : kadang sesuai
4 :sering sesuai
5 : selalu sesuai
Intervensi :
d. Perhatikan petunjuk non verbal misal : tidak bisa diam, enggan bergerak, selalau menjaga perut,
g. Bersihkan area rektal dengan sabun rektal dengan air, usapkan tiap BAB dan lakaukan
perawatan diri/ kulit.
4. Kurang pengetahuan tentang keadaan sakit, kebutuhan pengobatan dan pencegahan diare yang
berhubungan dengan kurangnya paparan informasi
Tujuan : klien mampu menjelaskan penyebab diare, tanda-tanda, cara untuk mencegah dan cara
mengatasinya.
Kriteria :
Ket.penilaian :
2 : jarang sesuai
3 : kadang sesuai
4 :sering sesuai
5 : selalu sesuai
Intervensi :
b. Bahas dengan pasien dan keluarga tentang proses penyakit, penyebab, faktor presipitasi, dan
mengidentifikasi cara untuk mengurangi faktor pendorong timbulnya sakit.
c. Beri kesempatan kepada pasien/ keluarga untuk mengajukan pertanyaan
e. Tekana pentingnya merawat kulit : teknik cuci tangan yang baik dan perawatan perional.
5. Hipertermi
Kriteria
Ket.penilaian :
2 : jarang sesuai
3 : kadang sesuai
4 :sering sesuai
5 : selalu sesuai
Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Supartini Yupi. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Editor. Monica Ester. Jakarta: EGC, 2004.
Mansjoer, Arif, et al. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius, 1999.
Haryani, Ani, ed. Diagnosis Keperawatan Nanda. Editor Ani Haryani et all. Yogyakarta: UGM, 2001.
IKG, Suandi. Diet pada Anak Sakit. Editor Setiawan. Jakarta: EGC, 1998.
Johnson, Marion, Meridean Maas dan Sue Moorhead, ed. Nursing Outcomes Classificatin
(NOC). Philadelphia: Mosby, 2000.
Mc. Closkey, Joane dan Gloria M. Buledek, ed. Nursing Intervention Classification (NIC). Edisi 2.
Philadhelpia: Mosby, 2000.
Smeltzer, Suzanne, C, dan Brenda G. Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth. Edisi VII. Jakarta : EGC. 2001.
Subagyo, Bambang. Ilmu Kesehatan Anak I (Diare pada Anak). Surakarta: Depdikbud RI UNS, 1997.
Tjokronegoro, Arjatmo. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: FKUI, 2002.
Gastroenteritis
1. Pengertian
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare
dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan
frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang
bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).
Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh
infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Gstroentritis adalah peradangan yang
terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya
yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.
2. Etiologi
1. Faktor Infeksi
o Infeksi Virus
Retavirus
Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai
dengan muntah.
Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.
Dapat ditemukan demam atau muntah.
Di dapatkan penurunan HCC.
Enterovirus
Biasanya timbul pada musim panas.
Adenovirus
Timbul sepanjang tahun.
Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan/pernafasan.
Norwalk
Epidemik
Dapat sembuh sendiri (dalam 24-48 jam).
o Bakteri
Stigella
Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September
Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
Muntah yang tidak menonjol
Sel polos dalam feses
Sel batang dalam darah
Salmonella
Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.
Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.
Mungkin ada peningkatan temperatur
Muntah tidak menonjol
Sel polos dalam feses
Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.
Escherichia coli
Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan
entenoksin.
Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.
Campylobacter
Sifatnya invasis (feses yang berdarah dan bercampur mukus) pada bayi
dapat menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain.
Kram abdomen yang hebat.
Muntah/dehidrasi jarang terjadi
Yersinia Enterecolitica
Feses mukosa
Sering didapatkan sel polos pada feses.
Mungkin ada nyeri abdomen yang berat
Diare selama 1-2 minggu.
Sering menyerupai apendicitis.
o Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan sukrosa),
non sakarida (intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa). Pada bayi dan anak
yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.
Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.
o Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, dow’n milk
protein senditive enteropathy/CMPSE).
o Faktor Psikologis
Rasa takut,cemas.
3. Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk),
Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia
Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada
Gastroenteritis akut.
Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus
ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan
gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian
terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari
diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa
(Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan
gangguan sirkulasi darah.
4. Manifestasi KLinis
5. Komplikasi
Dehidrasi
Renjatan hipovolemik
Kejang
Bakterimia
Mal nutrisi
Hipoglikemia
Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
1. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis,
suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
2. Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak,
penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
3. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda
dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai
sianosis.
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Tinja
o Makroskopis dan mikroskopis.
o pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga
terdapat intoleransi gula.
o Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan Darah
o pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor)
dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
o Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan
pada penderita diare kronik.
8. Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian cairan.
2. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan
dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan : Memberikan bahan makanan yang
mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang bersih.
3. Obat-obatan.
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah. Pengumpulan
data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, psikal assessment.
1. Identitas klien.
2. Riwayat keperawatan.
o Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit
terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung,tonus
dan turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari
4 kali dengan konsistensi encer.
5. Kebutuhan dasar.
o Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,BAK
sedikit atau jarang.
o Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat
badan pasien.
o Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.
o Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri akibat
distensi abdomen.
6. Pemerikasaan fisik.
o Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran composmentis sampai
koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan lemah,pernapasan agak cepat.
o Pemeriksaan sistematik :
Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir
kering,berat badan menurun,anus kemerahan.
o Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan doodenum intubation yaitu untuk mengetahui
penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.
B Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output
cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan muntah.
C. Intervensi
Diagnosa 1.
Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang
berlebihan.
Tujuan :
Devisit cairan dan elektrolit teratasi
Kriteria hasil :
Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan seimbang
Intervensi
Observasi tanda-tanda vital. Observasi tanda-tanda dehidrasi. Ukur infut dan output cairan (balanc ccairan).
Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 – 2500 cc per
hari. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan, pemeriksaan lab elektrolit. Kolaborasi
dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.
Diagnosa 2.
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan muntah.
Tujuan :
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil :
Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual,muntah tidak ada.
Intervensi :
Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi. Timbang berat badan klien. Kaji factor penyebab
gangguan pemenuhan nutrisi. Lakukan pemerikasaan fisik abdomen (palpasi,perkusi,dan auskultasi).
Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering. Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan
diet klien.
Diagnosa 3.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang berlebihan.
Tujuan :
Gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil :
Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi :
Ganti popok anak jika basah. Bersihkan bokong perlahan sabun non alcohol. Beri zalp seperti zinc oxsida
bila terjadi iritasi pada kulit. Observasi bokong dan perineum dari infeksi. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian therafi antipungi sesuai indikasi.
Diagnosa 4.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
Tujuan :
Nyeri dapat teratasi
Kriteria hasil :
Nyeri dapat berkurang / hiilang, ekspresi wajah tenang
Intervensi :
Observasi tanda-tanda vital. Kaji tingkat rasa nyeri. Atur posisi yang nyaman bagi klien. Beri kompres
hangat pada daerah abdoment. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai indikasi.
Diagnosa 5.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,prognosis dan
pengobatan.
Tujuan :
Pengetahuan keluarga meningkat
Kriteria hasil :
Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah tenang, keluarga tidak banyak
bertanya lagi tentang proses penyakit klien.
Intervensi :
Kaji tingkat pendidikan keluarga klien. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.
Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes. Berikan kesempatan pada keluarga bila ada
yang belum dimengertinya. Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.
Diagnosa 6.
Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang menakutkan.
Tujuan :
Klien akan memperlihatkan penurunan tingkat kecemasan
Intervensi :
Kaji tingkat kecemasan klien. Kaji faktor pencetus cemas. Buat jadwal kontak dengan klien. Kaji hal yang
disukai klien. Berikan mainan sesuai kesukaan klien. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan. Anjurkan
pada keluarga unrtuk selalu mendampingi klien.
D. Evaluasi
1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhantubuh.
3. Integritas kulit kembali noprmal.
4. Rasa nyaman terpenuhi.
5. Pengetahuan kelurga meningkat.
6. Cemas pada klien teratasi.
Tambahkan komentar
2.
Sep
LP ANEMIA
1. LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA
berdiameter 8m, tebal bagian tepi 2m pada bagian tengah tebalnya hanya 1 m atau kurang.
Karena se itu lunak dan lentur maka dalam perjalanannya melalui mikrosirkulasi konfigurasinya
berubah. Stroma bagian luar yang mengandung protein terdiri dari antigen kelompok A dan B
serta Rh yang menentukan golongan darh seseorang. Komponen utama sel darah merah adalah
protein hemoglobin (Hb) yang mengangkut O2 dan CO2 dan mempertahankan Ph normal melalui
serangkaian dapar intraseluler. Molekul- molekul Hb terdiri dari 2 pasang rantai polipeptida
(globulin) dan 4 gugus hem, masing- masing mengandung sebuah atom besi. Konfigurasi ini
Jumlah sel darah merah kira- kira per milimeter kubik darah pada rata- rata orang dewasa
dan berumur 120 hari. Keseimbangan yang tetap di pertahankan antara kehilangan dan
penggantian sel darah setipa hari. Pembentukan sel darah merah di rangsang oleh hormone
pengaruhi oleh hipoksia jaringan yang di pengaruhi factor- factor seperti perubahan O2 atmosfir,
merangsang sel induk untuk memulai proliferasi dan pematangan sel sel- sel darah merah.
Selanjutnya, pematangan tergantung pada jumlah zat- zat makanan yang cocok seperti Vitamin
B12, asam folat, protein- protein, enzim- enzim, dan mineral seprti besi dan tembaga.
B. Hemoglobin
Haemoglobin adalah pigmen merah yang membawa oksigen dalam sel darah merah, suatu
protein yang mempunyai berat molekul 64.450. Sintesis haemoglobin dimulai dalam pro
eritroblas dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit, karena ketika retikulosit
meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah, maka retikulosit tetap
membentuk sedikit mungkin haemoglobin selama beberapa hari berikutnya. Tahap dasar
kimiawi pembentukan haemoglobin. Pertama, suksinil KoA, yang dibentuk dalam siklus krebs
berikatan dengan glisin untuk membentuk molekul pirol. Kemudian, empat pirol bergabung
untuk membentuk protopor firin IX yang kemudian bergabung dengan besi untuk membentuk
molekul heme. Akhirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang
yang disebut globin, yang disintetis oleh ribosom, membentuk suatu sub unit hemoglobulin yang
disebut rantai hemoglobin. Terdapat beberapa variasi kecil pada rantai sub unit hemoglobin
yang berbeda, bergantung pada susunan asam amino di bagian polipeptida. Tipe-tipe rantai itu
disebut rantai alfa, rantai beta, rantai gamma, dan rantai delta. Bentuk hemoglobin yang paling
umum pada orang dewasam, yaitu hemoglobin A, merupakan kombinasi dari dua rantai alfa dan
Pembentukan hemoglobin terjadi pada sumsung tulang melalui semua stadium pematangan. Sel
darah merah memasuki sirkulasi sebagai retikulosit dari sumsung tulang. Retikulasot adalah
stadium terakhir dari perkembangan sel darah merah yang belum matang dan mengandung jala
ysng terdiri dari serat- serat reticular. Sejumlah kecil hemoglobin masih di haslikan selama 24
jam sampai 48 jam pematangan; retikulim kemudian larut dan menjadi sel darah merah yang
matang.
Waktu sel adarah merah menua, sel ini menjadi lebih kaku dan lebih rapuh, akhirnya pecah.
Hemoglobin difagositosis terutama di limpa, hati, dan sumsung tulang, kemudian di reduksi
menjadi globin dan hem, globin kemudian masuk kembali sumber asam amino. Besi di bebaskan
dari hem dan sebagian besar di angkut oleh protein plasma tranferin ke sumsung tulang untuk
pembentukan sel darah merah baru. Sisa besi di simpan di dalam hati dan jaringna tubuh
laindalam bentuk feretindan hemosiderin, simpanan ini akan di gunakan lagi di kemudian hari
(Guyton, 1981). Sisa hem di reduksi menjadi karbon monoksida (CO) dan bileverdin. CO ini di
angku dalm bentuk karboksi hemoglobin. Dan di keluarkan melalui paru- par. Bileverdin di
reduksi menjadi bilirubun bebas yang perlahan di keluarkan ke dalam plasma, dimana bilirubin
bergabung ke dalam albuminplasma kemudian di angkut ke dalam sel- sel hati untuk diekskresi
ke dalam kanalikuliempedu (Robinson, 1983) Bila da penghancuran aktif sel- sel darah merah
seperti pada hemolisis, pembebasan jumlah bilirubun cepat ke dalam cairan ekstraseluler
menyebabkan kulit dan konjungtiva terlihat kuning keadaan ini di sebut ikterus (Guyton, 1981).
2. Definisi
Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari
harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12
g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif Mansjoer,dkk. 2001)
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1mm3 darah atau
berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah.
(Ngastiyah, 1997)
3. Etiologi
1. Perdarahan
2. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B12, dan asam folat. (Barbara C. Long, 1996 )
3. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
4. Kelainan darah
- Klasifikasi
Untuk membuat sel darah merah diperlukan zat besi (Fe). Kebutuhan Fe sekitar 20 mg/hari, dan
hanya kira-kira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2-4 mg, kira-kira 50
mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada wanita. Anemia ini umumnya disebabkan oleh
perdarahan kronik. Di Indonesia banyak disebabkan oleh infestasi cacing tambang
(ankilostomiasis), inipun tidak akan menyebabkan anemia bila tidak disertai malnutrisi. Anemia
jenis ini dapat pula disebabkan karena :
Ø Hemoglobinuria
Anemia ini dikenal pula dengan nama sideropenic anemia with reticuloendothelial siderosis.
Penyakit ini banyak dihubungkan dengan berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru (
abses, empiema, dll ).
2. Anemia makrositik
a. Anemia Pernisiosa
Anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12 akibat faktor intrinsik karena gangguan
absorsi yang merupakan penyakit herediter autoimun maupun faktor ekstrinsik karena
kekurangan asupan vitamin B12.
Anemia ini umumnya berhubungan dengan malnutrisi, namun penurunan absorpsi asam folat
jarang ditemukan karena absorpsi terjadi di seluruh saluran cerna. Asam folat terdapat dalam
daging, susu, dan daun – daun yang hijau.
a. Perdarahan akut
Mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak, sedangkan penurunan kadar Hb
baru terjadi beberapa hari kemudian.
b. Perdarahan kronik
Pengeluaran darah biasanya sedikit – sedikit sehingga tidak diketahui pasien. Penyebab yang
sering antara lain ulkus peptikum, menometroragi, perdarahan saluran cerna, dan epistaksis.
4. Anemia hemolitik
Pada anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah ( normal 120 hari ), baik sementara
atau terus menerus. Anemia ini disebabkan karena kelainan membran, kelainan glikolisis,
kelainan enzim, ganguan sistem imun, infeksi, hipersplenisme, dan luka bakar. Biasanya pasien
ikterus dan splenomegali.
5. Anemia aplastik
Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel darah. Penyebabnya
bisa kongenital, idiopatik, kemoterapi, radioterapi, toksin, dll.
4. Patofisiologi
Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam
tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan
dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan
kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan
fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L,
yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena
anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang.
Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah,
1998).
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah
merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan
nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel
darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat
defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin
yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas
1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus
ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel
darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperleh
dengan dasar:
2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya,
seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
Anemia
↓
penurunan transport O2 ke jaringan
payah jantung
5. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala umum yang sering dijumpai pada pasien anemia antara lain : pucat, lemah,
cepat lelah, keringat dingin, takikardi, hypotensi, palpitasi. (Barbara C. Long, 1996). Takipnea
(saat latihan fisik), perubahan kulit dan mukosa (pada anemia defisiensi Fe). Anorexia, diare,
ikterik sering dijumpai pada pasien anemia pernisiosa (Arif Mansjoer, 2001)
6. Pemeriksaan Penunjang
5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada anemia aplastik )
Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
8. Komplikasi
Kegagalan jantung dimana fungsi jantung menjadi lemah dan tidak mencukupi.
Masalah semasa mengandung seperti melahirkan anak pramatang dan
pertumbuhan janin yang terencat semasa berada didalam kandungan.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN.
1. Aktifitas / Istirahat
2. Sirkulasi
· Palpitasi.
3. Integritas ego
4. Eliminasi
· Hematemesi, melana.
5. Makanan / cairan
· Mual/ muntah
6. Nyeri / kenyamanan
7. Pernapasan
· Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas
8. Seksualitas
· Impotent
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
· Ditandai dengan:
- Palpitasi,
- ekstremitas dingin
· Ditandai dengan:
- Kelemahan dan kelelahan
· Ditandai dengan:
· Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi yang dikuti dengan peningkatan berat badan.
· Ditandai dengan :
- Nyeri abdomen
- Ganguan peristaltik
· Ditandai dengan tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala- gejala yang membuat
diagnosa actual
C. INTERVENSI
· Diagnosa 1
Kolaborasi:
· Diagnosa 3.
Kolaborasi:
2. Berikan obat sesuai dengan indikasi misalnya: vitamin dan mineral suplemen.
· Diagnosa 4
Kolaborasi
2. Beri laksatif
· Diagnosa 5.
4. Batasi pengunjung
Kolaborasi
Anemia sering di jumpai di masyarakat dan mudah di kenali (di diagnosa ). Tanda dan
gejalanya beragam, seperti pucat, lemah, maul,dll. Pendiagnosaan anemia dapat di tunjang
dengan pemeriksaan laborat yakni adanya penurunan kadar Hb.
B. Saran
Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda – tanda anemia dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan anemia secara benar.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Haznan. 1987. Compadium Diagnostic dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam. Bandung : Ganesa.
Ø Brunner & Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Ø Doenges, Marilynn, dkk. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Ø Long, Barbara C.1996. Perawatan Medikal Bedah ( Suatu Pendekatan Proses Keperawatan ).
Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung.
Diposting 9th September 2013 oleh Ahmad Kamaluddin A.Md.Kep
Lihat komentar
Memuat
Pendidikan kewarganegaraan
Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya bisa
menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Kewarganegaraan tentang Identitas Nasional.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dalam
makalah ini membahas tentang pengertian identitas nasional, apa saja identitas nasional indonesia,
unsur-unsur pembentuk identitas nasional,faktor-faktor pendukung identitas nasional suatu negara,
serta pembahasan tentang Alasan Pancasila Menjadi Kepribadian Identitas Bangsa, Pentingnya Identitas
Nasional Bagi Sebuah Negara, dan Pengaruh Negative dari Sikap Chauvanisme Terhadap Identitas
Nasional
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan pengertian
yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai
dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian
identitas nasional sebagaimana di jelaskan di atas maka Identitas Nasional suatu bangsa tidak dapat
di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu
bangsa.
Identitas adalah tanda pengenal. Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang
identitas, yang diketahui oleh hampir semua orang. Pegertian Identitas Nasional adalah pandangan
hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga
mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Identitas
Nasional dijadikan ciri dari suatu bangsa dan negara tersebut, sehingga identitas Nasional
mencerminkan kepribadian suatu bangsa.
Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan nasib
dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk
bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional.
Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan tujuan dapat
membantu mengatasi masalah tentang identitas nasional dan dapat di terapkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Untuk mengetahui alasan Pancasila dijadikan sebagai kepribadian dan identitas nasional.
3. Untuk mengetahui pengaruh negatif dari sikap chauvanisme terhadap identitas nasional.
BAB II
KAJIAN TEORI
Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara etimologis,
identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan ”nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa
Inggris yaitu identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada
seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Sedangkan kata
“nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi, pegertian Identitas Nasional adalah pandangan
hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga
mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk
disini adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar Negara
yang merupakan norma peraturan yang harus dijnjung tinggi oleh semua warga Negara tanpa
kecuali “rule of law”, yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi serta
hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia atau juga Istilah Identitas
Nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain.
Identitas Nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan
sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan
bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat
terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalist
Revolution, era globalisasi dewasa ini, ideologi kapitalisme yang akan menguasai dunia. Kapitalisme
telah mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional yang menentukan nasib
ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga nasib sosial, politik
dan kebudayaan.
Perubahan global ini menurut Fakuyama membawa perubahan suatu ideologi, yaitu dari
ideologi partikular ke arah ideologi universal dan dalam kondisi seperti ini kapitalismelah yang akan
menguasainya. Dalam kondisi seperti ini, negara nasional akan dikuasai oleh negara transnasional
yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan prinsip kapitalisme. Konsekuensinya, negara-
negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak. Namun demikian, dalam menghadapi
proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada kemampuan bangsa itu sendiri.
Menurut Toyenbee, ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi
pengaruh budaya asing akan menghadapi challence dan response. Jika challence cukup besar
sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi pada
bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun demikian jika challance kecil
sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan berkembang menjadi bangsa yang
kreatif.
Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus
tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia
sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara
di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung menghancurkan
nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.
Berikut ini unsur-unsur yang mendukung terbentuknya identitas nasional suatu bangsa, yaitu :
1. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku
bangsa atau kelompok etnis sehingga mereka dapat dikenali dari daerah mana asalnya. Etnis
Tionghoa hanya berjumlah 2,8% dari populasi Indonesia, tetapi tidak kurang dari 300 dialek bahasa.
Populasi penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 210 juta. Dari jumlah tersebut
diperkirakan separuhnya beretnis Jawa. Sisanya terdiri dari etnis-etnis yang mendiami kepulauan
diluar Jawa seperti suku Makasar-Bugis (3,68%), Batak (2,04%), Bali (1,88%), Aceh (1,4%) dan suku-
suku lainnya. Mereka mendiami daerah-daerah tertentu, menyebar ke seluruh kepulauan Indonesia.
Mayoritas dari mereka bermukim di perkotaan.
2. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis. Agama-agama yang berkembang di
nusantara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada
masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Tetapi sejak pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
Dari agama-agama di atas, agama Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas bangsa
Indonesia. Dalam Islam terdapat banyak golongan dan kelompok pemahaman misalnya kelompok
Islam santri untuk menunjukan keislaman yang kuat dan Islam Abangan atau Islam Nominal bagi
masyarakat Islam di daerah Jawa. Sedangkan kalangan di kelompok santri sendiri perbedaan
pemahaman dan pengamalan Islam dikenal dengan kelompok modernis dan tradisionalis. Kelompok
pertama lebih berorientasi pada pencaharian tafsir baru ijtihad atas wahyu Allah. Sedangkan
kelompok tradisionalis lebih menyandarkan pengalaman agamanya pada pendapat-pendapat ulama.
Karena Indonesia merupakan negara yang multi agama, maka Indonesia dapat dikatakan sebagai
negara yang rawan terhadap disintegrasi bangsa. Banyak kasus disintegrasi bangsa yang terjadi
akhir-akhir ini melibatkan agama sebagai faktor penyebabnya. Misalnya, kasus Ambon yang sering
kali diisukan sebagai pertikaian anatara dua kelompok agama meskipun isu ini belum tentu benar.
Akan tetapi isu agama adalah salah satu isu yang mudah menciptakan konflik. Salah satu jalan yang
dapat mengurangi resiko konflik atar agama, perlunya diciptakan tradisi saling menghormati antara
agama-agama yang ada. Menghormati berarti mengakui secara positif dalam agama dan
kepercayaan orang lain juga mampu belajar satu sama lain. Sikap saling menghormati dan
menghargai perbedaan memungkinkan penganut agama-agama yang berbeda bersama-sama
berjuang demi pembanguna yang sesuai dengan martabat yang diterima manusia dari Tuhan.
3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai
rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan)
sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Intinya adalah kebudayaan merupakam patokan nilai-nilai
etika dan moral, baik yang tergolong sebagai ideal atau yang seharusnya (world view) maupun yang
operasional dan aktual di dalam kehidupan sehari-hari (ethos).
Seperti banyaknya suku bangsa yang dimiliki nusantara, demikian pula dengan kebudayaan.
Terdapat ratusan kebudayaan bangsa Indonesia yang membentuk identitas nasionalnya sebagai
bangsa yang dilahirkan dengan kemajemukan identitasnya.
4. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sistem
perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan
sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang
mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis.
Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia
dahulu dikenal dengan sebutan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung (linguafranca)
berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain menjadi bahasa komunikasi diantara
suku-suku di nusantara, bahasa Melayu juga menempati posisi bahasa transaksi perdagangan
internasional dikawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia
dengan para pedagang asing.
Pada tahun 1928 bahasa Melayu mengalami perkembangan yang luar biasa. Pada tahun tersebut,
melalui peristiwa Sumpah Pemuda Indonesia, para tokoh pemuda dari berbagai latar belakang suku
dan kebudayaan merupakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian
sebagai berikut :
a) Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi
Negara
b) Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang
Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara
kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan.
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas, serta keunikan sendiri-sendiri,
yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional tersebut.
Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia, meliputi:
1) Faktor Obyektif
Faktor obyektif sendiri meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis. Kondisi geografis-ekologis
yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di
persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi
perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia.
2) Faktor Subyektif
Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia,
beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi
dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa, dan negara
berserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di indonesia
pada awal abad XX.
Robert de Ventos, sebagaimana dikutif Manuel Castells dalam bukunya, The Power of Identity,
mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi
historis antara empat faktor penting yaitu :
a. Faktor Primer
Mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang
tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama, wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu
kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Unsur-unsur yang
beranekaragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya tersendiri menyatukan diri dalam suatu
persekutuan hidup bersama yaitu bangsa Indonesia. Namun, kesatuan ini tidaklah menghilangkan
keberanekaragaman, dan inilah yang dikenal dengan “Bhineka Tunggal Ika”.
b. Faktor Pendorong
Kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi dan pemantapan sistem
pendidikan nasional memiliki partisipasi terhadap terbentuknya identitas nasional. Bagi bangsa
Indonesia unsur bahasa merupakan salah satu pemersatu persatuan dan kesatuan nasional,
sehingga bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Bahasa melayu
dipilih sebagai bahasa antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun masing-masing etnis atau daerah
memiliki bahasa daerah masing-masing. Demikian pula menyangkut birokrasi serta pendidikan
nasional telah dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih senantiasa
dikembangkan.
d. Faktor Reaktif
Penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat ikut
mendukung terbentuknya identitas nasional. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad
dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor reaktif melalui memori kolektif
rakyat Indonesia. Penderitaan dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam
memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori
kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat merupakan
identitas untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan
bangsa Indonesia untuk membangun bangsa dan negara dengan konsep nama Indonesia. Bangsa
dan negara ini di bangun dari unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun menjadi suatu kesatuan
bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme modern. Oleh karena itu, pembentukan identitas
nasional Indonesia melekat erat dengan unsure-unsur lainnya, seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis,
agama serta geografis yang saling berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang.
BAB III
PEMBAHASAN
Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional karena Bangsa Indonesia sebagai salah
satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang
berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia .Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase
nasionalisme modern, diletakanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat
hidup berbangsa dan bernegara.
Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup
bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat negara yaitu
Pancasila. Jadi, filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber
pada kepribadiannya sendiri.
Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia
pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia sebagai kepribadian bangsa.
Bagi Bangsa Indonesia, jati diri bangsa dalam bentuk kepribadian nasional ini telah disepakati
sejak Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Kesepakatan itu, telah muncul lewat
pernyataan pendiri negara (founding fathers and mothers) dengan wujud pancasila, yang di
dalamnya mengandung lima nilai-nilai dasar sebagai gambaran berpola Bangsa Indonesia, yang erat
dengan jiwa, moral, dan kepribadian bangsa Pancasila adalah kepribadian bangsa yang digali dari
nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan budaya Bangsa Indonesia.
Sebagai indentitas dan kepribadian Bangsa Indonesia, Pancasila adalah sumber motivasi, inspirasi,
pedoman berperilaku sekaligus standar pembenarannya. Dengan demikian segala ide, pola aktifitas,
perilaku, serta hasil perilaku Bangsa Indonesia harus bercermin pada Pancasila. Pancasila memiliki
pengertia sebagai moral, jiwa, dan kepribadian Bangsa Indonesia. Hal ini diwujudkan dalam sikap
mental dan tingakah laku serta amal perbuatan yang mempunyai ciri khas, sehingga menjadi
identitas bangsa. Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud kepribadian. Kepribadian Bangsa Indonesia
adalah Pancasila.
Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber
kepada kepribadiannya sendiri. Hal ini menurut Titus dikemukakan bahwa salah satu fungsi filsafat
adalah kedudukannya sebagai suatu pandangan hidup masyarakat.
Dapat pula dikatakan bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia pada
hakekatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sebagai kepribadian bangsa. Jadi filsafat Pancasila ini bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan
oleh suatu rezim atau penguasa melainkan suatu fase historis yang cukup panjang. Pancasila
sebelum dirumuskan secara formal yudiris dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar filsafat
Negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia, dalam kehidupan sehari-hari
sebagai suatu pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain
adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Dalam pengertian seperti ini menurut Notonegoro, bangsa
Indonesia adalah sebagai kausa materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan
dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar Negara Republik
Indonesia. Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang
BPUPKI pertama, sidang “Panitia 9”, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disahkan secara formal
yudiris sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia.
Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan
suatu keunikan yang membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari kata “nation” yang
memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas tertentu yang memiliki semangat, cita-cita,
tujuan serta ideologi bersama. Jadi, identitas nasional adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, sangatlah penting bagi suatu negara untuk
memiliki identitas nasional. Mengapa demikian? Karena identitas nasional merupakan jati diri
bangsa yang bersifat khas dan menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup
bersama. Pada era globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang dihadapkan oleh
tantangan yang sangat kuat dari kekuatan internasional baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan
politik. Apabila bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak mampu mempertahankan identitas
nasional yang menjadi kepribadiannya, maka bangsa tersebut akan mudah goyah dan terombang-
ambing oleh tantangan zaman. Bangsa yang tidak mampu mempertahankan identitas nasional akan
menjadi kacau, bimbang dan kesulitan dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Kondisi
suatu bangsa yang sedemikianrupa sudah tentu merupakan hal yang mudah bagi bangsa lain yang
lebih kuat untuk menguasai bahkan untuk menghancurkan bangsa yang lemah tersebut. Oleh karena
itu, identitas nasional sangat mutlak diperlukan supaya suatu bangsa dapat mempertahankan
eksistensi diri dan mencapai hal-hal yang menjadi cita-cita dan tujuan hidup bersama.
Kita tahu bahwa identitas nasional atau jati diri nasional itu adalah jati diri yang dimiliki warga
negara dan suku bangsa dari suatu negara. Identitas nasional atau jati diri nasional itu ada dalam
interaksi, maka dapatlah kita katakan bahwa jati diri itu diperlukan dalam interaksi. Karena didalam
setiap interaksi para pelaku interaksi mengambil suatu posisi dan berdasarkan posisi tersebut para
pelaku menjalankan peranan-peranannya sesuai dengan corak interaksi yang berlangsung. Maka
dalam berinteraksi orang berpedoman pada kebudayaannya. Jika kebudayaan kita katakan bagian
dari identitas nasional, maka kebudayaan itu juga dapat dijadikan pedoman bagi manusia untuk
berbuat dan bertingkah laku.
Identitas Nasional Indonesia meliputi segenap yang dimiliki bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa lain seperti kondisi geografis, sumber kekayaan alam Indonesia,
demografi atau kependudukan Indonesia, ideologi dan agama, politik negara, ekonomi, dan
pertahanan keamanan. Identitas nasional merupakan konsep suatu bangsa mengenai dirinya sendiri.
Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam kebudayaan yang terdiri dari berbagai
macam suku dari Sabang sampai Merauke dan pastinya memiliki keanekaragaman identitas nasional.
Basis dari identitas nasional diantaranya socially (yaitu identitas yang mengarah kepada peran sosial
dalam masyarakat berdasarkan proses sosialisasi dari individu yang berbeda), culturally (yaitu
identitas yang mengarah kepada atribut kebudayaan), politically (identitas yang mengarah kepada
sumber politik dari peran sosial dalam masyarakat, contohnya sebagai pemilih dalam pemilu, atapun
sebagai warga negara).
Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagungkan bangsa sendiri,
dan merendahkan bangsa lain. Karena sikap chauvinisme terlalu mengagung-agungkan bangsa
sendiri sehingga berdampak negatif bagi bangsa sendiri dan memicu permasalahan dengan bangsa
lain.
Pengertian paham chaunisme adalah paham yang di anut seseorang atau golongan dengan
membanggakan bangsanya sendiri atau ras-nya sendiri sehingga mereka beranggapan bahwa ras lain
tidak lebih baik dari ras-nya, sehingga bagi penganut paham ini akan lebih suka memusuhi ras lain.
Dapat juga diartikan bila chauvinisme adalah rasa cinta yang berlebihan terhadap ras atau
kerajaannya.
Paham Chauvinisme bertentangan dengan Sila Ketiga Pancasila yaitu "Persatuan Indonesia",
sehingga paham ini tidak dibenarkan bertumbuh di negara Indonesia, karena penganut paham
Chauvinisme akan berakibat terjadinya perpecahan yang berakibat pemberontakan atau perbuatan
makar. Sila Ketiga Pancasila merupakan perwujudan persatuan yang sama rata di seluruh Indonesia,
semua daerah memiliki kesempatan yang sama untuk bersatu padu dan membangun pembangunan.
Sebagai bangsa yang memiliki aneka ragam suku bangsa dan budaya, negara Indonesia
memerlukan perekat budaya bangsa. Salah satu perekat yang lahir dari hati nurani adalah
nasionalisme. Nasionalisme khas negara kita adalah nasional Pancasila yang mempunyai prinsip
berbeda dengan bangsa lain. Nasionalisme Pancasila akan tetap menyala apabila generasi muda
mampu membina persatuan dan kesatuan bangsa serta berpegang teguh pada keikhlasan para
perintis dan penegak kemerdekaan. Nasionalisme Pancasila adalah nasionalisme yang tidak
mengarah pada chauvinisme.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa identitas nasional merupakan manifestasi nilai budaya
bangsa dengan ciri khas. Identitas nasional Indonesia juga merupakan manifestasi nilai budaya
berbagai suku dalam ‘kesatuan Indonesia´ menjadi ciri khas yang tercermin dalam pandangan hidup
bangsa, Pancasila juga sebagai kesepakatan bangsa. Identitas nasional bersifat terbuka, sesuai
dengan budaya yang menjadi ‘akar’yang selalu terbuka, untuk diberi tafsir baru. Pancasila sebagai
dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan
keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
https://exaudian.wordpress.com/2014/03/28/identitas-nasional/
http://sriactivity.blogspot.com/2014/07/makalah-pancasila-sebagai-identitas.html
http://www.scribd.com/doc/131338831/Pentingnya-Identitas-Nasional#scribd
http://bitalyfiz.blogspot.com/2011/12/identitas-nasional.html
https://exaudian.wordpress.com/2014/03/28/identitas-nasional/
http://antarberita.blogspot.com/2013/10.paham-chauvisme-adalah.html
2 komentar:
1.
Balas
2.
tsamrotul exiizzzz15 September 2016 10.51
thnk sist
Balas
Beranda
Mengenai Saya
yenti Ulfayati
Arsip Blog
▼ 2015 (1)
o ▼ Juni (1)
Makalah identitas nasional
vKumpulan Makalah
Selasa, 03 Mei 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang tentunya berbeda antara
satu bangsa dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki bermacam
identitas nasional yang mengkhaskan dan tentunya berbeda dari Negara-negara lainnya. Pengertian
identitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ciri-ciri atau keadaan khusus atau jati
diri. Disini yang dimaksudkan adalah identitas yang merujuk pada kebangsaan seseorang. Mayoritas
dari masyarakat mengasosiasikan identitas nasional mereka dengan negara di mana mereka
dilahirkan.
Beragamnya suku bangsa serta bahasa di Indonesia, merupakan suatu tantangan besar bagi
bangsa ini untuk tetap dapat mempertahankan identitasnya, terlebih di era globalisasi seperti saat
ini. Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan perubahan tatanan
kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi
sehingga interaksi manusia menjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang. Era Globalisasi
dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak
mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada.
Identitas nasional adalah citra diri dari sebuah bangsa yang dilihat oleh Negara lain. Jangan
sampai kita tergiur oleh arus global yang menampilkan pesona Negara lain, sehingga kita terlena dan
takjub yang pada akhirnya bisa membuat kita untuk melupakan dan tidak mau mengenal identitas
bangsa kita sendiri. Untuk itu, sebagai generasi muda Indonesia seharusnya kita sudah mengenal
dan mengetahui apa saja identitas nasional bangsa kita. Namun pada kenyataannya banyak generasi
muda Indonesia yang belum tahu tentang apa itu identitas nasional dan apa saja wujud dari identitas
nasional bangsa Indonesia itu sendiri.
Seringkali kita marah ketika aset identitas nasional kita direbut atau ditiru oleh Negara lain, tapi
dalam pengaplikasiannya kita sebagai warga Negara Indonesia bersikap pasif dan enggan untuk
mengembangkan dan mengoptimalkannya.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan karya ilmiah ini, kami merumuskan permasalahan didalamnya. Berikut ini
rumusan masalahnya:
PEMBAHASAN
Dilihat dari segi bahasa bahwa identitas itu berasal dari bahasa inggris yaitu “identity” yang
dapat diartikan sebagai ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri. Ciri-ciri itu adalah suatu yang menandai
suatu benda atau orang. Ada ciri-ciri fisik dan ada ciri-ciri nonfisik. Identity sering diindonesiakan
menjadi identitas atau jati diri. Jadi, identy atau identitas atau jati diri, dapat memiliki dua arti
pertama, identitas atau jati diri yang menunjuk pada ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang atau
sebuah benda, dan yang kedua, identitas atau jati diri dapat berupa surat keterangan yang dapat
menjelaskan pribadi seseorang dan riwayat hidup seseorang. Di samping itu, identitas atau jati diri
dapat juga digunakan untuk menggambarkan pengertian diri sendiri yang menyangkut siapa dia
(baik laki-laki maupun perempuan). Ada dua sumber utama dari identitas atau jati diri seorang:
pertama, aturan-aturan sosial yang menjelaskan definisi dari tingkah laku tertentu dan sejarah hidup
seseorang. Dua orang, yaitu orang yang satu dengan orang-orang yang lainnya yang mendasarkan
konsepsi mereka dari identitas mereka masing-masing pada dua sumber tadi (Arnold Dashefsky, 5).
Identitas yang akan dikembangkan dalam tulisan ini adalah idetitas dalam pengertian pertama di
atas yaitu identitas dalam pengertian jati diri. Identitas atau jati diri adalah “pengenalan atau
pengakuan terhadap seseorang yang termasuk dalam suatu golongan yang dilakukan berdasarkan
atas serangkaian ciri-cirinya yang merupakan suatu satu kesatuan bulat dan menyeluruh, serta
menandainya sehingga ia dapat dimasukkan dalam golongan tersebut” (Parsudi Suparlan: 1999).
Identitas bangsa yang belum demokratis selama ini jelas merupakan hasil dari praktik
monopolistik kekuasaan. Dalam hal ini, identitas tidak muncul dari bawah berdasarkan energi-energi
lokal, atau dari kesadaran dan pengetahuan masyarakat sendiri.
Pada dasarnya konsep “identitas” jelas bermakna ideal, sebuah harapan untuk eksis dan
berprinsip, lalu sayangnya ia membusuk oleh praktik kekuasaan yang korup. Istilah identitas itu pun
diperkuat oleh istilah metafisik lainnya seperti “stabilitas” dan “kesatuan”, yang sama-sama telah
mengalami pembusukan. Istilah-istilah metafisis ini membusuk karena terlalu sarat dimaknai oleh
selera tunggal. Identitas-bangsa lalu menjadi sebuah “nasionalisme-naif” yang mengklaim bahwa
identitas bangsa merupakan cerminan Pancasila yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius dan
humanistik, mengabdi dan loyal pada Negara yang berpaham bukan liberlisme dan bukan sosialisme.
Bahkan kita suka arogan memandang ideologi atau filsafat Negara-negara asing, sepertinya mereka
kuranng atau tidak religius, sekularisme, tidak manusiawi.
Kebudayaan yang muncul dari hantu-hantu metafisika tersebut kini menjadi sangat khas sebagai
teror-teror kekerasan yang memberikan identitas kultural bagi bangsa dan Negara Indonesia.
Tegasna, identitas budaya kita merupakan representasi atau “simbol kekerasan” (Symbolic violence).
Jika dikatakan bahwa istilah “identitas” tak lain mengacu pada eksistensi atau “prinsip diri” maka
perjalanan untuk pencarian prinsip diri itu kita lakukan dengan sikap pelenyap dan peniadaan
terhadap orang atau kelompok atau komunitas yang berbeda. Sebab menyangkal kehadiran pihak
lain hanya karena sekedar berbeda sebenarnya identic dengan menyangkal keberadaan diri sendiri
pula.
Identitas budaya yang menekankan “kesatuan dan “stabilitas” itu telah melenyapkan sensitivitas
itu lebih dalam lagi sehingga menciptakan kekerasan dan kekejaman di mana nyawa manusia
menjadi tidak berharga lagi (kreativitas destruksi). Dan hingga kini kondisi ini masih saja berlangsung.
Kultural adalah sebuh karakter, pola piker dan perilaku. Sebuah karakter merupakan hasil dari
proses pembiasaan yang mengkristal yang bisa kita sebut juga sebagai mentalitas. Kebudayaan
merupakan pertemuan antara pengetahuan dan kehendak. Jika kita masih punya sedikit rasa
sensitive terhadap perbedaan, rasa toleran, saling menghargai, sebenarnya kita tidak perlu lagi
konsep-konsep yang kelihatannya demikian agung tetapi arogan seperti itu.
Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu:
1. Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan kehilangan
identitas melalui identifikasi terhadap bangsa.
2. Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi individu dengan menjadi
bagian dari keluarga besar suatu bangsa
3. Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan, terutama melalui
simbol-simbol dan upacara.
C. Jenis-jenis Identitas Nasional
Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting. Sekalipun
Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia yang digunakan sebagai
bahasa penghubung berbagai kelompok etnis yang mendiami kepulauan Nusantara memberikan
nilai identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Bendera Negara Republik Indonesia, yang secara singkat disebut Bendera Negara, adalah Sang
Saka Merah Putih, Sang Merah Putih, Merah Putih, atau kadang disebut Sang Dwiwarna (dua warna).
Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-
pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang
kedua bagiannya berukuran sama.
Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini pertama kali diperkenalkan
oleh komponisnya, Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal 28 Oktober 1928 pada saat Kongres
Pemuda II di Batavia. Lagu ini menandakan kelahiran pergerakan nasionalisme seluruh nusantara
di Indonesia yang mendukung ide satu “Indonesia” sebagai penerus Hindia Belanda, daripada
dipecah menjadi beberapa koloni.
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.Tanggal 1 Juni
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia.Frasa ini berasal dari bahasa Jawa
Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Semboyan ini
digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan
kepercayaan. Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin
Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Kakawin ini
istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.
Kedaulatan rakyat mengandung arti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Dengan demikian
makna kedaulatan rakyat adalah demokrasi, yang berarti pemerintahan yang kekuasaan tertinggi
terletak/bersumber pada rakyat. Sumber ajaran kedaulatan rakyat ialah ajaran demokrasi yang telah
dirintis sejak jaman Yunani oleh Solon. Istilah demokrasi berasal dari kata Yunani, demos (rakyat)
dan kratein (memerintah) atau kratos (pemerintah). Jadi, demokrasi mengandung pengertian
pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Rakyat
merupakan suatu kesatuan yang dibentuk oleh individu-individu melalui perjanjian masyarakat.
Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memberikan haknya kepada untuk kepentingan
bersama. Penguasa dipilih dan ditentukan atas dasar kehendak rakyat melalui perwakilan yang
duduk di dalam pemerintahan atau melalui pemilihan umum.Pemerintah yang berkuasa harus
mengembalikan hak-hak sipil kepada warganya.
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk
geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara
mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
1. Primordial
Ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa, dan adat-
istiadat merupakan faktor-faktor primordial yang dapat membentuk negara-bangsa. Primordialisme
tidak hanya menimbulkan pola perilaku yang sama, tetapi juga melahirkan persepsi yang sama
tentang masyarakat negara yang dicita-citakan. Walaupun ikatan kekerabatan dan kesamaan budaya
itu tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa (karena mungkin ada faktor yang lain yang lebih
menonjol), namun kemajemukan secara budaya mempersulit pembentukan satu nasionalitas baru
(negara bangsa) karena perbedaan ini akan melahirkan konflik nilai.
2. Sakral
Kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat, atau ikatan ideologi yang kuat dalam
masyarakat, juga merupakan faktor yang dapat membentuk negara-bangsa.
3. Tokoh
Kepemimpinan dari seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara luas oleh masyarakat
dapat menjadi faktor yang menyatukan suatu bangsa-negara. Pemimpin ini menjadi panutan sebab
warga masyarakat mengidentifikasikan diri kepada sang pemimpin, dan ia dianggap sebagai
“penyambung lidah” masyarakat.
4. Sejarah
Persepsi yang sama tentang asal-usul (nenek moyang) dan tentang pengalaman masa lalu,
seperti penderitaan yang sama akibat dari penjajahan tidak hanya melahirkan solidaritas
(sependeritaan dan sepenanggungan), tetapi juga tekad dan tujuan yang sama antar kelompok suku
bangsa. Solidaritas, tekad, dan tujuan yang sama itu dapat menjadi identitas yang menyatukan
mereka sebagai bangsa, sebab dengan membentuk konsep ke-kita-an dalam masyarakat.
Prinsip bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) merupakan salah satu faktor yang dapat
membentuk bangsa-negara.Bersatu dalam perbedaan artinya kesediaan warga masyarakat untuk
bersama dalam suatu lembaga yang disebut Negara, atau pemerintahan walaupun mereka memiliki
suku bangsa, adat-istiadat, ras atau agama yang berbeda.
6. Perkembangan Ekonomi
7. Kelembagaan
1. Sukubangsa
Sukubangsa adalah golongan sosial yang khusus, yang askriptif (ada sejak kelahiran), yang sama
coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Kekhususan dari sukubangsa dari sebuah
golongan sosial ditandai oleh ciri-cirinya, yaitu: diperoleh secara askriptif atau didapat begitu saja
bersama dengan kelahirannya, muncul dalam interaksi berdasarkan atas adanya pengakuan oleh
warga sukubangsa yang bersangkutan dan diakui oleh sukubangsa lainnya. Merupakan ciri-ciri yang
umum dan mendasar berkenaan dengan asal mula manusia, yang digunakan sebagai acuan bagi
identitas atau jatidiri pribadi atau kelompoknya yang tidak dapat dengan seenaknya dibuang atau
ditiadakan, walaupun dapat disimpan atau tidak digunakan dalam interaksi berlaku. Karena ciri-ciri
tersebut melekat seumur hidup bersamaan dengan keberadaanya sejak lahir (barth 1969: 9-38 dan
Suparlan, 1999).
Di Indonesia terdapat banyak sekali sukubangsa atau kelompok etnis yang menggunakan tidak
kurang dari 300 dialek. Karena Indonesia dikatakan sebagai nrgara yang memiliki banyak suku
bangsa, maka Indonesia dianggap sebagai negara yang rawan konflik.
2. Agama
Selain isu suku yang disebutkan diatas, ada isu lain dalam politik Indonesia: yaitu dimensi agama
yang dihubungkan dengan kesukuan. Agama-agama yang ada di Indonesia: Islam, Kristen, Katolik,
Kristen Protestan, Hindu, Buddha Dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada zaman Orde Baru tidak
diakui sebagai agama resmi di Indonesia, sedangkan kelima agama lainnya diakui secara resmi oleh
pemerintahan Orde Baru. Pada zaman pemerintahan Gus Dur, istilah agama resmi dan tidak resmi
dihapuskan. Menurut Gus Dur yang mengetahui apakah suatu agama dapat dikatakan sebuah agama
atau bukan, bukanlah negara tapi adalah penganutnya sendiri (kompas, 18 dan 19 maret 2000).
Kebijaksanaan integrasi nasional baru tampak diterpkan oleh pemerintah Indonesia ketika
hendak mengatur masyarakatnya yang plural. Untuk tujuan pembicaraan ini, integrasi nasional
didefinisikan dalam rangka menciptakan identitas nasional. Penciptaan identitas kebudayaan
Indonesia adalah salah satu tujuan integrasi nasional.
Salah satu jalan yang dapat mengurangi resiko konflik antar agama adalah perlunya diciptakan
tradisi saling menghormati antara agama-agama yang ada (Franz Magniz Suseno, 1995: 174).
Menghormati berarti mengakui secara positif dalam agama dan kepercayaan orang lain. Berarti
mampu juga belajar satu sama lain.
Sikap saling menghormati dan menghargai, dapat memungkinkan orang dari agama-agama yang
berbeda bersama-sama berjuang demi pembangunan yang sesuai dengan martabat yang diterima
manusia dari Tuhan. Solidaritas dengan orang-orang kecil, miskin, lemah dan menderita, keadilan
sosial, pembebasan dari penindasan, perkosaan dan perwujudan kehidupan yang lebih demokratis,
adalah hal-hal yang dapat dilakukan oleh agama-agama secara bersama-sama, untuk tujuan
pembangunan bangsa.
Yang dipikirkan sekarang adalah bagaimana menciptakan dialog antar agama. Barangkali dapat
dikatakan bahwa obyek dialog antara agama bukan langsung menyentuh keyakinan agama. Sebab
banyak oang beranggapan bahwa perbedaan keyakinan bukanlah obyek untuk diperdebatkan. Yang
mungkin kita dialogkan adalah bagaimana memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi ditengah-
tengah masyarakat, membongkar kesalahpahaman yang selalu terjadi dalam hubungan agama
selama ini, serta usaha untuk mewujudkan kehidupan masyarakat dengan cara yang lebih positif,
lebih sesuai dengan kaedah-kaedah moral keagamaan.
3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosisal yang isinya adalah perangkat-
perangkat, model-model pengetahuan, yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukungnya untuk menginterprestasi dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagai referensi atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda
kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi (Suparlan, 1986: 1).
Kebudayaan adalah milik masyarakat, sedangkan individu-individu yang menjadi warga
masyarakat tersebut mempunyai pengetahuan kebudayaan. Harus juga dibedakan antara budaya
dan kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi (Suparlan, 1986:1). Kebudayaan adalah
milik masyarakat, sedangkan individu-individu yang menjadi warga asyarakat tersebut mempunyai
pengetahuan dalam ungkapan sehari-hari.
Menurut E.K.M. Masinambow (1999) yang dimaksud “budaya” adalah nilai-nilai dan adat
kebiasaan, sedangkan kebudayaan adalah suatu kompleks gejala termasuk nilai-nilai dan adat
kebiasaan yang memperlihatkan kesatuan sistemik. Jika kita katakana bahwa di Indonesia terdapat
tidak kurang dari 500 suku bangsa, maka dapat kita katakan bahwa kebudayaan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia itu bermacam-macam, karena setiap sukubangsa memiliki kebudayaan yang
berbeda-beda dan kebudayaan yang bermacam-macam tentu saja kita tidak ingin melihat
perbedaan tersebut sebagai penghambat untuk kita bersatu, justru dengan adanya perbedaan itu
memberikan motivasi kepada kita untuk menjadi bangsa yang bersatu dan bukan bangsa yang
terpecah-pecah akibat adanya pebedaan.
4. Bahasa
Kebijakan bahasa nasional sangat penting dalam menciptakan kesatuan Indonesia dan identitas
nasional Indonesia. Di Asia Tenggara mungkin hanya Indonesia satu-satunya Negara yang
menggunakan bahasa minoritas yang berasal dari Palembang (Sumatera) dan Bangka pada abad ke-
7.
Bahasa ini kemudian dipakai sebagai bahasa penghubung bagi berbagai kelompok etnis di
kepulauan tersebut dan menjadi bahasa untuk berkomunikasi di pasar di kalangan etnis Indonesia
dan orang asing. Bahasa ini diterima oleh kaum nasionalis Indonesia sebelum kemerdekaan antara
lain karena kesederhanaannya, selain karena statusnya yang kontroversial. Bahasa Jawa yang
digunakan kelompok etnis terbesar. Bahkan tidak dipertimbangkan, hanya karena bahasa itu tidak
digunakan oleh orang non-Jawa. Selain itu, bahasa Jawa dianggap sangat rumit dan setiap tingkat
sosial yang berbeda memakai jenis bahasa yang berbeda pula.
Bahasa Indonesia dipopulerkan pertama kali dalam pers kaum nasionalis ketika munculnya
Negara kemerdekaan Indonesia, kemudian bahasa tersebut menyebar dan berkembang selama
pendudukan Jepang. Semua surat kabar terkemuka, siaran radio dan siaran TV menggunakan bahasa
Indonesia. Setelah kemerdekaan semua sekolah di Indonesia menggunakan bahasa nasional, tetapi
bahasa etnis tetap dapat diajarkan di sekolah setempat sampai kelas, setelah itu semua pendidikan
harus berbahasa Indonesia. Seorang ahli sejarah terkemuka mengatakan :
“Menggunakan universal bahasa ini secara internasional dalam sebuah masyarakat yang sangat
besar, telah ‘mensionalisasikan’ generasi yang sedang bersekolah, kebudayaan dan bahasa lokal
mereka sendiri terus disampaikan kepada mereka, tetap kini prosesnya berlangsung dalam kerangka
sebuah kebudayaan nasional” (David, 1971:403).
Popularisasi bahasa Indonesia memang dilakukan tetapi tidaklah berarti menggantikan bahasa
etnis. Menurut beberapa pengamat, penggunaan bahasa Indonesia jauh lebih populer di daerah
perkotaan daripada di daerah pedesaan, karena penduduk desa masih banyak menggunakan dua
bahasa daerah. Dalam sebagian besar kasus, penduduk kota (terutama di daerah non-Jawa)
cenderung menggunakan dua bahasa dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang dominan.
Namun di daerah pedesaan, tampaknya bahasa etnis masih digunakan secara luas. Sebuah
penelitian mengenai pelajar Indonesia dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah
menunjukkan bahwa hanya 26 persen pelajar sekolah ini yang memakai bahasa Indonesia di rumah.
Bahkan di beberapa daerah penggunaan bahasa etnis kembali meluas.
Kasta adalah pembagian sosial atas dasar agama. Dalam agama Hindu, para penganutnya
dikelompokkan ke dalam beberapa kasta. Kasta yang tertinggi adalah kasta Brahmana (kelompok
rohaniawan) dan kasta yang terendah adalah kasta Sudra (orang biasa atau masyarakat biasa). Kasta
yang rendah biasanya tidak bisa kawin dengan kasta yang lebih tinggi dan begitu juga sebaliknya.
Kelas menurut Weber ialah suatu kelompok orang-orang dalam situasi kelas yang sama, yaitu
kesempatan untuk memperoleh barang-barang dan untuk dapat menentukan sendiri keadaan
kehidupan ekstern dan nasib pribadi, sejauh kesempatan ini tergantung dari dipunyai atau tidak
dipunyai milik yang dapat dimanfaatkan dipasaran barang-barang atau pasaran kerja.
Kekuasaan dan milik merupakan komponen-komponen terpenting: berat kekuasaan, maka milik
mengakibatkan monopolisasi dan kesempatan-kesempatan (L. Laeyendecker, 1991:331). Di samping
kelas milik yang dibicarakan Weber di atas, juga terdapat kelas-kelas berdasarkan pendapatan.
Mereka yang termasuk dalam kelompok ini adalah kaum pengusaha, kaum pemegang profesi-profesi
bebas dan kaum pekerja. Sedangkan kelas-kelas sosial ialah mencakup semua situasi kelas dimana
baik mobilitas pribadi maupun mobilitas antar generasi dimungkinkan di antara kelas-kelas tersebut,
dan hal semacam ini merupakan hal yang biasa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Identitas nasional adalah jatidiri yang dimiliki oleh warga negara atau suku-bangsa dari suatu
negara (Indonesia). Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu: (1)
Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan kehilangan
identitas melalui identifikasi ter-hadap bangsa, (2) Identitas Nasional menawarkan pembaharuan
pribadi dan mar-tabat bagi individu dengan menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa, dan (3)
Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan, terutama melalui
simbol-simbol dan upacara.
Adapun jenis-jenis Identitas Nasional yaitu: (1) Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu
Bahasa Indonesia; (2) Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih; (3) Lagu kebangsaan yaitu Indonesia
Raya; (4) Lambang Negara dan Dasar Fal-safah Negara yaitu Pancasila; (5) Semboyan Negara yaitu
Bhinneka Tunggal Ika; (6) Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945; (7) Bentuk Negara Ke-
satuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat; dan (8) Konsepsi Wawasan Nusantara. Selain
itu, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Identitas Nasional bangsa Indonesia, meliputi:
primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, konsep sejarah, perkembangan ekonomi, dan
kelembagaan. Dan unsur-unsur terbentuknya indentitas nasional, meliputi: sukubangsa, agama,
kebudayaan, bahasa dan; kasta dan kelas.
B. Saran
Sebagai warga negara harus mengetahui dan tetap melestarikan apa saja yang menjadi identitas
nasional. Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki bangsa kita untuk dapat
membedakannya dengan bangsa lain. Selain itu, sebagai warga Negara juga harus menerapkan nilai-
nilai yang terkandung dalam identitas nasional. Contohnya nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila
dan UUD 1945.
DAFTAR PUSTAKA
A. Ubaidillah, dkk. 2000. Pendidikan Kewargaan (Civic Education) Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani.
Jakarta: IAIN Jakarta Press
Sunarso, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn untuk Perguruan Tinggi), Cetakan II. Yogyakarta:
UNY Press
Posting Komentar
Posting Lama Beranda
Mengenai Saya
Nurul Almariah
▼ 2016 (4)
o ▼ Mei (4)
Makalah Identitas Nasional
Makalah Fiqh Mawaris Ashabul Furudh, Ashabah dan D...
Makalah Akuntansi Ijarah
Makalah Ayat dan Hadits Produksi