Anda di halaman 1dari 200

Dec

18

Makalah Identitas Nasional

MAKALAH
IDENTITAS NASIONAL
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
Dosen : Wika Hardika Legiani M.pd

Disusun oleh :

Nama : Dennis puspita ratri (


12130051 )
Semester :1
Jurusan : Akuntansi-S1
Mata kuliah : pkn (Pendidikan Kewarganegaraan)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BINA BANGSA


Jalan Raya Serang – Jakarta KM.03 N0.1B (Pakupatan)
0254-220158 Fax. 0254-220157 Kota Serang Banten
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
Identitas Nasional ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami
berterima kasih pada Ibu Wika Hardika Legiani selaku Dosen mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan (PKN) yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian Identitas Nasional, Karakteristik
Identitas Nasional Bangsa Indonesia, Fungsi dan peran identitas nasional, tantangan
kultural dan globalisasi identitas nasional, serta nasionalisme bangsa Indonesia. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan
jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Cilegon, Oktober 2013

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................. 1
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Identitas Nasional............................................................................. 3
2.1.1 Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional........................................... 3
2.1.2 Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional......................... 4
2.1.3 Identitas Nasional Indonesia.................................................................. 5
2.2 Karakteristik Identitas Nasional Bangsa Indonesia........................................... 9
2.2.1 Sikap Masyarakat Indonesia Terhadap Identitas Nasional.................... 10
2.3 Fungsi dan Peran Identitas Nasional.................................................................. 11
2.4 Tantangan Kultural dan Global Terhadap Identitas Nasional Indonesia..........
12
2.4.1 Pengikisan Identitas Nasional................................................................ 13
2.4.2 Menghadapi Globalisasi......................................................................... 14
2.5 Pengertian Nasionalisme.................................................................................... 15
2.5.1 Latar Belakang Lahirnya Nasionalisme Indonesia................................ 16
2.5.2 Faktor-faktor Nasionalisme Indonesia................................................... 16
2.5.3 Perkembangan Nasionalisme di Indonesia............................................ 18
2.5.4 Karakteristik Nasionalisme Indonesia................................................... 18

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 19
3.1.1 Simpulan................................................................................................ 19
3.2 Saran.................................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hakikatnya manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia senantiasa
membutuhkan orang lain. Aristoteles mengatakan manusia adalah zoon politicon, yang artinya
manusia adalah makhluk yang berkelompok. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai sifat
yang tidak bisa hidup sendiri dan juga sebagaisebagai makhluk politik memiliki naluri untuk
berkuasa, maka dari itu manusia membutuhkan orang lain untuk dapat memenuhi kebutuhannya.
Berawal dari itulah kemudian timbuk suatu hubungan-hubungan kerjasama antarmanusia yang
dari hubungan tersebut membentuk sebuah masyarakat. terbentuknya masyarakat antara yang
satu dengan yang lainnya tentu berbeda, sehinngga dalam berinteraksi mereka memerlukan suatu
organisasi kekuasaan yang disebut negara. Dalam negara itulah masyarakat ada dan
mempertahankan eksistensinya untuk saling bekerja sama.
Terkadang Sebagai anggota masyarakat yang juga hidup dalam suatu negara kita bingung
anatara negara dan bangsa. Negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia,
sedangkan bangsa lebih menunjuk pada persekutuan hidup manusia itu sendiri. Baik bangsa
maupun negara memiliki identitas yang membedakan bangsa atau negara tersebut dengan bangsa
atau negara lain. Identitas-identitas yang disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi identitas
nasional bangsa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pengertian Identitas Nasional?
2. Bagaimana Karakteristik identitas nasional bangsa Indonesia?
3. Apa Fungsi dan peran Identitas Nasional?
4. Adakah tantangan kultural dan global Identitas Nasional?
5. Bagaimana nasionalisme bangsa Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis merumuskan tujuan sebagai berikut :


1. Memahami pengertian identitas nasional
2. Mengetahui bagaimana karakteristik identitas nasional bangsa Indonesia
3. Memahami fungsi dan peran identitas nasional
4. Mengetahui tantangan kultural dan global dari identitas nasional
5. Mengetahui dan memahami nasionalisme bangsa Indonesia
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat bagi penulis
1. Mendapatkan ilmu pengetahuan baru
2. Dapat mengkaji materi mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
3. Mendapat kesempatan untuk tampil dalam mempertahankan pendapat atau gagasan
Manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat
1. Dapat lebih memahami pentingnya identitas nasional dalam diri mahasiswa

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional


Identitas berasal dari bahasa Inggris “identity,” yang berarti ciri, tanda, atau jati
diri, yang melekat pada seseorang atau kelompok yang membedakan dengan yang lain. Nasional
yaitu, merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi Identitas Nasional adalah ciri, tanda atau jati diri
suatu bangsa yang berbeda dengan bangsa lain. Identitas nasional secara terminologis adalah
suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut
dengan bangsa lain. Maka dari itu setiap bangsa didunia memiliki identitas negaranya masing-
masing sesuai dengan keunikan, sifat, ciri dan karakter bangsa tersebut. Demikian pula dengan
hal ini sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.
Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional, maka dapat diartikan identitas nasional suatu
bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa tersebut atau lebih populer disebut
sebagai kepribadian suatu bangsa.

Istilah natie (Nation) mulai populer sejak tahun 1835. Pembahasan mengenai pengertian
bangsa dikemukakan pertama kali oleh Ernest Renan tanggal 11 Maret 1882, Ernest Renan
mengatakan bahwa hal penting merupakan syarat mutlak adanya Plebist, yaitu suatu hal yang
memerlukan persetujuan bersama pada waktu sekarang yang mengandung hasrat untuk hidup
bersama dengan kesediaan memberikan pengorbanan.
Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya
nasional. Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena identitas
nasional itu dibuat, dibentuk dan disepakati oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah
mereka bernegara. Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir belakangan bila
dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu
secara askriptif. Sebelum memiliki identitas nasional, warga bangsa telah memiliki identitas
primer yaitu identitas kesukubangsaan.

2.1.1 Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional

Dalam pembentukan identitas nasional, faktor menjadi salah satu penting dalam
terciptanya identitas nasional. Berikut merupakan faktor-faktor yang membentuk identitas
nasional Menurut Srijanti (2009:35)
1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali
suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan tumbuh
dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu
Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun
sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-
benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa: merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami sebagai
sistem pelambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur ucapan manusia dan yang
digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

2.1.2 Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

Identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan masing-masing
yang sangat ditentukan oleh berbagai faktor. Ada 2 (dua) faktor pedukung kelahiran identitas
nasional bangsa Indonesia, yaitu

1. Faktor objektif, bagi bangsa Indonesia, faktor objektif mendukung kelahiran identitas nasional
meliputi faktor geografis-ekkologis dan demokratis.
2. Faktor subjektif, adalah faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia.
Sedangkan menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam
bukunya, The power of Identity (Suryo, 2002) mengemukakan teori tentang munculnya identitas
nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu
1. Faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif. Kesatuan tersebut tidak
menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang dikenal dengan bhineka tunggal ika.
2. Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata
modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan negara.
3. Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi,
dan pemantapan sistem pendidikan nasional.
4. Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui
memori kolektif rakyat.
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional
bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia merdeka yang
melekat erat dengan perjuangan bangsa Indonesia. Oleh karena itu pembentukan identitas
nasional Indonesia melekat erat pada unsur-unsur sosial, agama, ekonomi, budaya, geografis
yang berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang ( Kaelan dan Zubaidi,
2007 : 50-51 )

2.1.3 Identitas Nasional Indonesia

Identitas kebangsaan (political unity) merujuk pada bangsa dalam pengertian politik,
yaitu bangsa-negara. Bisa saja dalam negara hanya ada satu bangsa (homogen), tetapi umumya
terdiri dari banyak bangsa (heterogen). Karena itu nagara perlu menciptakan identitas
kebangsaan atau identitas nasional, yang merupakan kesepakatan kesepakatan dari banyak
bangsa di dalamnya. Identitas nasional dapat berasal dari identitas satu bangsa
yang kemudian disepakati oleh bangsa-bangsa lainnya yang ada dalam negara itu, atau juga
dari identitas beberapa bangsa yang ada kenudian disepakati untuk dijadikan identitas bersama
bersama sebagai identitas bangsa-negara. Kesediaan dan kesetian warga bangsa/negara untuk
mendukung identitas nasional perlu ditanamkan, dipupuk dan dikembangkan terus menerus.
Warga lebih dulu memiliki identitas kelompoknya, sehingga jangan sampai melunturkan
identitas nasional. Di sini perlu ditekankan bahwa kesetiaan pada identitas nasional akan
mempersatukan warga bangsa itu sebagai “satu bangsa” dalam negara.
Proses pembentukan identitas nasional di Indonesia cukup panjang, dimulai dengan adanya
kesadaran, adanya perasaan senasib sepenanggungan “bangsa Indonesia” akibat kekejaman
penjajah Belanda, kemudian munculnya komitmen bangsa (tekad dan kemudian menjadi
kesepakatan bersama) untuk berjuang dengan upaya yang lebih teratur melalui organisasi-
organisasi perjuangan (Pergerakan) Kemerdekaan mengusir penjajah sampai akhirnya Indonesia
Merdeka Pada tanggal 17 Agustus 1945 dan membentuk Negara.
Contoh Identitas Nasional Indonesia yaitu Identitas Nasional merupakan manifestasi nilai-
nilai budaya yang sudah tumbuh dan berkembang sebelum masuknya agama-agama besar di
bumi nusantara ini dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang kemudian dihimpun
dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan Nasional dengan acuan Pancasila dan roh
Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Dan identitas nasional juga bisa dikatakan sebagai jati diri yang menjadi slogan-
slogan kibaran bendera kehidupan.
Bentuk identitas nasional Indonesia yang menunjukan jati diri Bangsa Indonesia, yaitu:
1) Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang dibentuk atas unsur-unsur ucapan manusia
dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Dan di Indonesia menggunakan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Karena di Indonesia ada berbagai macam bahasa
daerah dan memiliki ragam bahasa yang unik sebagai bagian dari khas daerah masing-masing.

2) Bendera negara yaitu Sang Merah Putih

Bendera adalah sebagai salah satu identitas nasional, karena bendera merupakan simbol suatu
negara agar berbeda dengan negara lain. Seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35
yang menyebutkan bahwa “ Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih”. Warna merah
dan putih juga memiliki arti yaitu, merah yang artinya berani dan putih artinya suci.

3) Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya

Lagu Indonesia Raya (diciptakan tahun 1924) pertama kali dimainkan pada kongres pemuda
(Sumpah pemuda) tanggal 28 Oktober 1928. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945, lagu yang dikarang oleh Wage Rudolf Soepratman ini dijadikan lagu
kebangsaan. Ketika mempublikasikan Indonesia Raya tahun 1928, wage Rudolf Soepratman
dengan jelas menuliskan “lagu kebangsaan” di bawah judul Indonesia Raya. Teks lagu Indonesia
Raya dipublikasikan pertama kali oleh surat kabar Sin Po. Setelah dikumandangkan tahun 1928,
pemerintah colonial Hindia Belanda segera melarang penyebutkan lagu kebangsaan bagi
Indonesia Raya. Meskipun demikian, para pemuda tidak gentar. Selanjutnya lagu Indonesia Raya
selalu dinyanyikan pada setiap rapat partai-partai politik. Setelah indeonesia merdeka, lagu itu
ditetapkan sebagai lagu kebangsaan perlambang persatuan bangsa.
4) Lambang Negara yaitu Garuda Pancasila

Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 36A bahwa lambang
negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. garuda Pancasila disini yang dimaksud adalah burung
garuda yang melambangkan kekuatan bangsa Indonesia. Burung garuda sebagai lambang negara
Indonesia memiliki warna emas yang melambangkan kejayaan Indonesia. sedangkan perisai di
tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Simbol di dalam perisai masing-masing
melambangkan sila-sila dalam pancasila.

Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani dan
Putih berarti suci. Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah
Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa. Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi
kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945).
Pita yang dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan Negara Indonesia, yaitu
Bhineka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda, tetapi tetap satu jua”.

5) Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika

Bhineka Tnggal Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat
dalam suatu kesatuan. Pluralistik bukan pluralisme, suatu paham yang membiarkan
keanekaragaman seperti apa adanya. Dengan paham pluralisme tidak perlu adanya konsep yang
mensubtitusi keanekaragaman demikian pula halnya dengan faham multikulturalisme. Bhineka
Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna bahwa dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat, dan
tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain. Pandangan sektarian dan eksklusif ini akan
memicu terbentuknya kekakuan yang berlebihan dengan tidak atau kurang memperhatikan pihak
lain, memupuk kecurigaan, kecemburuan, dan persaingan yang tidak sehat. Bhineka Tunggal Ika
bersifat inklusif. Golongan mayoritas dalam hidup berbangsa dan bernegara tidak memaksakan
kehendaknya pada golongan minoritas. Tidak bersifat eormalitas yang hanya menunjukkan
perilaku semu. Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya mempercayai, saling
hormat menghormati, saling cinta mencintai dan rukun. Hanya dengan cara demikian maka
keanekaragaman ini dapat dipersatukan. Bersifat konvergen tidak divergen, yang bermakna
pebedaan yang terjadi dalam keanekaragaman tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi dicari titik
temu, dalam bentuk kesepakatan bersama. Hal ini akan terwujud apabila dilandasi oleh sikap
toleran, non sektarian, inklusif, dan rukun.
6) Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila

Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila Pancasila sebagaimana yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alenia IV yang telah ditetapkan pada tanggal 18
Agustus 1945. Pada hakikatnya pengertian Pancasila dapat dikembalikan kepada dua pengertian,
yakni Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar Negara
Republik Indonesia.

 Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sering disebut juga dengan way of life,
welstanshauung, wereldbershouwing, wereld en levens beschouwing (pandangangan dunia,
pandangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup).
 Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, dalam hal ini Pancasila mempunyai
kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia. fungsi pokok
Pancasila adalah sebagai dasar negara, sesuai dengan pembukaan UUD 1945, sebagai sumber
dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum, sebagaimana tertuang dalam
Ketetapan MPRS No.XX/-MPRS/1966 (Darji, 1991:16)
Pancasila merupakan dasar negara yang dibentuk oleh para pendiri bangsa Indonesia. sebagai
dasar negara, Pancasila mengandung nilai-nilai yang sejatinya sudah ada dalam bangsa Indonesia
sendiri. Sehingga Pancasila mampu menjadi wadah bagi masyarakat Indonesia yang beragam.
Dengan adanaya nilai-nilai dalam Pancasila tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai yang ada di
Indonesia berbeda dengan nilai-nilai yang ada di negara lain. Dengan kata lain, Pancasila
menunjukkan identitas nasional Indonesia.

7) Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945


Undang-Undang Dasar adalah peraturan perundang-undangan yang tetinggi dalam negara dan
merupakan hukum dasar tertulis yang mengikat berisi aturan yang harus ditaati. Hukum dasar
negara meliputi keseluruhan sistem ketatanegaraan yang berupa kumpulan peraturan yang
membentuk negara dan mengatur pemerintahannya. UUD merupakan dasar tertulis. Oleh karena
itu, UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan karangan dan
tugas-tugas pokok cara kerja badan tersebut, menentukan cara-cara bagaimana pusat kekuasaan
itu bekerja sama dan menyesuaikan diri satu sama lainnya, merekam hubungan-hubungan
kekuasaan dalam suatu negara.Undang-Undang Dasar nmerupakan suatu hal yang sangat penting
dan vital dalam suatu pemerintahan yang telah merdeka. Dengan adanya konstitusi dalam suatu
negara yang merdeka menandakan bahwa negara ini sebagai negara konstitusional yang
menjamin kebebasan rakyat Indonesia untuk memerintah diri sendiri. Sebagai bangsa Indonesia
Indonesia yang merdeka dan berdaulat untuk membentuk pemerintah sendiri ynag sah serta
usahamenjamin hak-haknya disertai menentang penyalahgunaan kekuasaan. Hal ini hanya dapat
dilakukan dalam kerangka negara konstitusional, pembentukan negara konstitusional merupakan
bagian dari upaya mencapai kemerdekaan, karena hanya dalam kerangka kelembagaan ini dapat
dibangun masyarakat yang demokratis.

8) Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

9) Konsepsi Wawasan Nusantara


Wawasan artinya pandanagan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi. Kata nasional
menunjukkan kata sifat atau ruang lingkup. Bentuk kata yang berasal dari istilah nation itu
berarti bangsa yang telah mengidentifikasikan diri ke dalam kehidupan bernegara atau secara
singkat dapat dikatakan sebagai bangsa yang telah menegara. Nusantara perairan dan gugusan
pulau-pulau yang terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia, serta di antara
Benua Asia dan Benua Australia. Wawasan nasional merupakan “cara pandang” suatu bangsa
tentang diri dan lingkungannya. Wawasan merupakan penjabaran dari filsafat bangsa Indonesia
sesuai dengan keadaan geografis suatu bangsa, serta sejarah yang pernah dialaminya. Esensinya,
ialah bagaimana bangsa itu memanfaatkan kondisi geografis, sejarahnya, serta kondisi sosial
budayanya dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.
Dengan demikian wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD
1945, yang merupakan aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat, berrmartabat, serta menjiwai
tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional.

10) Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda
kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Kebudayaan dapat dimaknai sebagai
suatu budi dan daya manusia yang tidak ternilai harganya dan mempunyai manfaat bagi
kehidupan umat manusia, baik pada masa lampau, masa kini, maupun pada masa yang akan
datang. Kebudayaan dapat pula berbentuk kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional.
Kebudayaan daerah yaitu suatu budaya asli setiap suku atau daerah yang diwarisi dari nenek
moyang secara turun-temurun. Kebudayaan daerah kita pelihara dan kita kembangkan menjadi
kebudayaan nasional yang dinikmati oleh seluruh bangsa. Jadi, kebudayaan nasional yaitu suatu
perpaduan dan pengembangan berbagai macam kebudayaan daerah yang terus menerus dibina
dan dilestarikan keberadaannya, sehingga menjadi milik bersama.

2.2 Karakteristik Identitas Nasional Bangsa Indonesia

Pada hakikatnya Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh
dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation ( bangsa ) dengan ciri-ciri khas
tertentu yang membuat bangsa bersangkutan berbeda dengan bangsa lain. Dengan perkataan lain
dapat dikatakan bahwa Identitas Nasional Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya
tercermin dalam berbagai penataan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas.

Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai identitas nasional tadi
bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan
sesuatu yang “ terbuka” cenderung terus-menerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju
kemajuan yang dicita-citakan bangsa Indonesia. Perkembangan Iptek dan arus globalisasi yang
membuat masyarakat Indonesia harus berhadapan dengan kebudayaan berbagai bangsa di dunia,
sudah sepantasnya menyadarkan kita bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk
mengembangkan identitas kita semua. Dalam upaya pengembangan identitas nasional,
pelestarian budaya tidak berarti menutup diri terhadap segala bentuk pengaruh kebudayaan
bangsa Indonesia. Sebagai komitmen konstitusional yang dirumuskan oleh para pendiri negara
kita dalam pembukaan, khususnya dalam pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu : “
kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia.
Kesadaran pentingnya mengembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa dengan
keterbukaan menerima kebudayaan asing yang bernilai positif semakin tegas diamanatkan dalam
pasal 32 UUD 1945 yang diamandemen :
1. Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya.
2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.

2.2.1 Sikap Masyarakat Indonesia Terhadap Identitas Nasional


Implementasi atau penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola pikir,
pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara
daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, identitas nasional menjadi pola
yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai
masalah menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara.
Contoh sederhana dari implementasi identitas nasional yaitu kewajiban diadakanya upacara
bendera setiap hari senin pada seluruh instansi sekolah maupun non sekolah. Dalam upacara
bendera, terdapat banyak sekali unsur identitas negara. Seperti pengibaran sang saka merah
putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, menyanyikan lagu nasional lain, pembacaan UUD
1945, pembacaan Pancasila, dan pada penutup di akhiri dengan doa (agama). Kegiatan upacara
ini dilaksanakan dari tingkat SD hingga SMA, bahkan ada Perguruan Tinggi yang melaksanakan
Upacara Bendera. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat sudah diajarkan bagaimana
mengimplementasikan identitas nasional sejak dini. Namun, masih banyak yang tak acuh dalam
kegiatan semacam ini. Kebanyakan dari mereka menganggap kegiatan upacara hanya sebagai
kewajiban agar terbebas dari hukuman yang sudah diterapkan. Dan juga kurangnya penjelasan
tentang makna dari kegiatan upacara itu sendiri. Sehingga mereka tak acuh dengan makna
dibalik upacara bendera ini.
Implementasi identitas nasional senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan
wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh. Impementasi identitas nasional dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara yang mencakup kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya,dan
pertahanan keamanan harus tercemin dalam pola pikir, pola sikap, dan pola tindak senantiasa
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia diatas kepentingan
pribadi dan golongan.

2.3 Fungsi dan Peran Identitas Nasional


Secara umum, identitas bangsa/Nasional memiliki 3 (tiga) fungsi utama dan berperan
sebagai, yaitu
1. Sebagai pemersatu, setiap negara memiliki ciri atau jati diri yang unik dan tidak dapat
dipisahkan dari suatu negara tersebut. Sama halnya dengan negara Indonesia, seperti yang telah
diuraikan di atas bahwa Indonesia memiliki berbagai macam suku bangsa, kebudayaan,
kepercayaan (agama) dan Bahasa. Dengan adanya identitas nasional, bangsa Indonesia harus
mencerminkan sebagaimana yang telah menjadi semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhineka
Tunggal Ika “Berbeda-beda tetapi satu jua” yaitu bangsa Indonesia.
2. Sebagai ciri khas yang membedakan sebuah bangsa dari bangsa yang lain, artinya semua negara
yang ada pasti memiliki ciri yang khas sehingga membedakan negara tersebut dari negara
lainnya. Sebagai contoh, Indonesia memiliki ideologi Pancasila yang tidak dimiliki oleh negara
lainnya.
3. Sebagai pegangan atau landasan begi sebuah negara untuk berkembang atau mewujudkan
potensi yang dimiliki. Identitas Nasional suatu bangsa dapat dijadikan rujukan landasan hukum
dan pembuatan peraturan negara sesuai dengan keunikan serta karakter suatu bangsa/negara
untuk menerapkan kedaulatan negara yang lebih baik.
Identitas bangsa Indonesia juga harus mampu menentukan peran internasional yang ingin
atau akan dijalankan oleh Bansa Indonesia.
2.4 Tantangan Kultural dan Global Terhadap Identitas Nasional Indonesia

Sejak tercapainya kemerdekaan 17 Agustus 1945, Kebangkitan Nasional bersama


Sumpah Pemuda 1928 agaknya lebih memiliki makna simbolis daripada hal-hal lain. Ia
merupakan simbol penting dari perjalanan bangsa menuju kehidupan yang lebih berharkat dan
bermartabat. Simbolisme jelas sangat diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam usaha mewujudkan kehidupan yang lebih baik pada hari ini dan di masa depan.
Perjalanan negara-bangsa ini jelas masih jauh dari pada “selesai”. Bahkan, boleh jadi
tidak akan pernah selesai. Negara/bangsa Indonesia tampaknya masih harus bergulat kembali
dengan hal-hal yang dasar dalam kehidupan kebangsaan. Dalam konteks ini, salah satu tantangan
berat bangsa di hari kini dan ke depan adalah memperkuat kembali identitas bangsa atau identitas
nasional yang mulai bangkit sejak Kebangkitan Nasional 1908. Lalu, menemukan bentuknya
pada Sumpah Pemuda 1928 dan mengalami kristalisasi dengan tercapainya kemerdekaan.
Secara sederhana, identitas nasional Indonesia mencakup semangat kebangsaan
(nasionalisme) Indonesia, negara-bangsa (nation-state) Indonesia, dasar negara Pancasila, bahasa
nasional, bahasa Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia Raya, semboyan negara 'Bhinneka
Tunggal Ika', bendera negara sang saka merah putih, konstitusi negara UUD 1945, integrasi
Wawasan Nusantara, serta tradisi dan kebudayaan daerah yang telah diterima secara luas sebagai
bagian integral budaya nasional setelah melalui proses tertentu yang bisa disebut sebagai
'mengindonesia', yang berarti proses untuk mewujudkan mimpi, imajinasi, dan cita-cita ideal
bangsa Indonesia yang bersatu, adil, makmur, berharkat, dan bermartabat, baik ke dalam maupun
ke luar dalam kancah internasional.
Identitas nasional jelas tidak statis. Proses 'mengindonesia' mendapat tantangan bukan
hanya secara eksternal, tetapi juga secara internal. Secara eksternal, arus globalisasi yang terus
meningkat dalam berbagai bidang kehidupan; sejak dari ekonomi, politik, sampai budaya, secara
signifikan telah mengubah lanskap Indonesia.
Akibatnya, secara internal terjadi perubahan yang tidak selalu menguntungkan penguatan
identitas nasional. Dalam dasawarsa terakhir, kita bisa menyaksikan terjadinya disorientasi dan
dislokasi ekonomi, politik, dan sosial-budaya, baik pada tingkat nasional maupun lokal. Euforia
politik dan demokrasi dengan berbagai eksesnya terus berlanjut, mengakibatkan menguatnya
rasa kecewa dan frustasi di kalangan masyarakat. Rasa terpuruk akibatnya terus bertahan
mengancam identitas nasional.
Identitas nasional tidaklah ditentukan oleh keberadaan seseorang atau sekelompok orang
dalam aparat negara, ia sangat bergantung pada relasinya untuk memajukan orang banyak bukan
saja dalam menghormati eksistensi golongan-golongan, melancarkan kritik atas berbagai praktik
penyelewengan kekuasaan dan perlindungan hak-hak asasi manusia, tetapi menyuarakan
kesejahteraan rakyat dan menyegerakan penghentian konflik komunal atau bersenjata.
Identitas itu tak perlu dengan memakai taktik menggembar-gemborkan isu keutuhan
NKRI sembari menuding orang-orang yang tak mendukung taktiknya sebagai pihak pendukung
pelepasan suatu daerah. Bukankah kekerasan negara (state violence) baik langsung maupun
dengan pembiaran sudah terbukti banyak menimbulkan korban. Satu nyawa melayang tak
mungkin dipulihkan lagi. Lebih memprihatinkan lagi, banyak korban jiwa adalah orang-orang
yang tak bersalah dan penduduk sipil yang tak ikut ambil bagian dalam konflik. Padahal, negara
RI yang didirikan justru bertujuan untuk melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tantangan mengembangkan identitas nasional terletak pada pikiran dan sikap yang
terbuka untuk menghormati keanekaragaman, mendorong demokrasi yang partisipatif,
memperkuat penegakan hukum, serta memajukan solidaritas terhadap mereka yang lemah atau
korban di mana negeri Indonesia adalah ruang publik sebagai tempat kita hidup bersama.

2.4.1 Pengikisan Identitas Nasional

Kendatipun dalam hidup keseharian yang mencakup suatu negara berdaulat, Indonesia
sendiri sudah menganggap bahwa dirinya memiliki identitas nasional. Akan tetapi pada
kenyataannya negara kita ini masih merasakan kekritisan yang mengancam disintegrasi. Adapun
pengertian identitas sendiri adalah ciri-ciri, tanda-tanda, jati diri yang melekat pada seseorang
atau sesuatu yang bisa membedakannya. Oleh karena ciri-ciri atau tanda-tanda yang terdapat
dalam identitas nasional itu, suatu negara mampu menampilkan watak, karakteristik kebudayaan
dan memperkuat rasa kebangsaan. Dan identitas nasional juga bisa dikatakan sebagai jati diri
yang menjadi selogan-selogan kibaran bendera kehidupan.
Karena kedudukannya yang amat penting itu, identitas nasional harus dimiliki oleh setiap
bangsa. Karena tanpa identitas nasional suatu bangsa akan terombang-ambing.
Namun apabila kita melihat penomena yang terjadi di masyarakat saat ini, identitas yang dimiliki
bangsa kita seolah-olah telah terkikis dengan adanya pengaruh yang timbul dari pihak luar.
Budaya-budaya barat yang masuk ke negara kita ini, rasanya begitu capat di serap oleh lapisan
masyarakat. Masyarakat lebih mudah mengambil budaya-budaya barat yang tidak sesuai dengan
corak ketimuran. Yang pada dasarnya masih menjunjung tinggi nilai moral dan etika. Namun
kenyataannya, hal itu sering kali di abaikan. Dengan melihat kenyataan ini, terlihat jelas bahwa
identitas nasional telah mulai terkikis dengan datangnya budaya-budaya barat yang memang
tidak sesuai dengan budaya bangsa indonesia.
Langkah kita selanjutnya adalah bagaimana caranya untuk memerangi pengikisan
identitas nasional. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menumbuhkan kembali sifat-sifat
identitas nasional kedalam pribadi manusia itu sendiri. Agar timbul dalam dirinya sebuah
pemahaman akan identitas nasional suatu bangsa. Yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah
akankah kita junjung tinggi identitas nasional, atau justru kita merusak dan meniadakannya.
Jawaban akan pertanyaan ini tentu kembali kepada pribadi kita masing-masing. Sejauh mana kita
mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.4.2 Menghadapi Globalisasi
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh
kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalist Revolution, era globalisasi
dewasa ini, ideology kapitalisme yang akan menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah
masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi
sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga nasib, sosial, politik dan
kebudayaan. Dalam kondisi seperti ini, negara nasional akan dikuasai oleh negara transnasional
yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan prinsip kapitalisme. Konsekuensinya, negara-
negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak. Namun demikian, dalam menghadapi
proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada kemampuan bangsa itu sendiri.
Oleh karena itu agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka
harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa
Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di
berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung
menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.
Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Dengan rumusan singkat, negara Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan
amanat dalam Alenia II Pembukaan UUD 1945 yaitu negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat adil dan makmur.
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memilki sejarah
serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala bangsa
Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakanlan prinsip-prinsip dasar
filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan bernagara. Prinsip-prinsip dasar itu
ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang
kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara yaitu Pancasila. Jadi,
filsafat suatu bangsa dan Negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber pada
kepribadiannya sendiri. Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa
dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi, filsafat pancasila itu bukan
muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan suatu rezim atau penguasa melainkan melalui suatu
historis yang cukup panjang. Sejarah budaya bangsa sebagai akar Identitas Nasional. Kegagalan
dalam menjalankan dan medistribusikan output berbagia agenda pembangunan nasional secara
lebih adil akan berdampak negatif pada persatuan dan kesatuan bangsa. Pada titik inilah
semangat Nasionalisme akan menjadi salah satu elemen utama dalam memperkuat eksistensi
Negara/Bangsa.
Fenomena globalisasi dengan berbagai macam aspeknya seakan telah meluluhkan batas-
batas tradisional antarnegara, menghapus jarak fisik antar negara bahkan nasionalisme sebuah
negara. Alhasil, konflik komunal menjadi fenomena umum yang terjadi diberbagai belahan
dunia, khususnya negara-negara berkembang. Konflik-konflik serupa juga melanda Indonesia.
Dalam konteks Indonesia, konflik-konflik ini kian diperuncing karekteristik geografis Indonesia.
Berbagai tindakan kekerasan (separatisme) yang dipicu sentimen etnonasionalis yang terjadi di
berbagai wilayah Indonesia bahkan menyedot perhatian internasional. Nasionalisme bukan saja
dapat dipandang sebagai sikap untuk siap mengorbankan jiwa raga guna mempertahankan
Negara dan kedaulatan nasional, tetapi juga bermakna sikap kritis untuk memberi kontribusi
positif terhadap segala aspek pembangunan nasional.

2.5 Pengertian Nasionalisme

Nasionalisme adalah suatu situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total
diabdikan kepada negara dan bangsa atas nama sebuah bangsa. Munculnya nasionalisme terbukti
sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari cengkraman kolonial.
Nasionalisme dapat diwujudkan dalam sebuah identitas politik/kepentingan bersama dalam
bentuk sebuah wadah yang disebut bangsa (nation) dengan demikian bangsa (nation) merupakan
suatu badan (wadah) yang didalamnya terhimpun orang-orang yang memiliki persamaan
keyakinan dan persamaan lain yang mereka miliki seperti : ras, etnis, agama, bahasa dan budaya.
Dari unsur persamaan tersebut semuanya dapat dijadikan sebagai identitas politik bersama untuk
menentukan tujuan bersama. Tujuan ini direalisasikan dalam bentuk sebuah entitas organisasi
politik yang dibangun berdasarkan geopolitik yang terdiri atas : populasi, geografis, dan
pemerintahan yang permanen yang disebut negara (state). Menurut Dean A. Mix dan Sandra M.
Hawley, nation-state merupakan sebuah bangsa yang memiliki bangunan politik seperti
ketentuan-ketentuan perbatasan teritorial pemerintah sah, pengakuan bangsa lain dan sebagainya.
Menurut Koerniatmante Soetoprawiro secara hukum peraturan tentang kewarganegaraan
merupakan suatu konsekuensi langsung dari perkembangan nasionalisme.

2.5.1 Latar Belakang Lahirnya Nasionalisme Indonesia

Tumbuhnya paham nasionalisme bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari situasi
politik pada abad ke 20. Pada masa itu semangat menentang kolonialisme Belanda mulai muncul
di kalangan pribumi. Ada 3 pemikiran besar tentang watak nasionalisme Indonesia yang terjadi
pada masa sebelum kemerdekaan yakni paham ke Islaman, marxisme dan nasionalisme Indonsia.
Para analis nasionalis beranggapan bahwa Islam memegang peranan penting dalam
pembentukan nasionalisme sebagaimana di Indonesia. Menurut seorang pengamat nasionalisme
George Mc. Turman Kahin, bahwa Islam bukan saja merupakan mata rantai yang mengikat tali
persatuan melainkan juga merupakan simbol persamaan nasib menetang penjajahan asing dan
penindasan yang berasal dari agama lain. Ikatan universal Islam pada masa perjuangan pertama
kali di Indonesia dalam aksi kolektif di pelopori oleh gerakan politik yang dilakukan oleh
Syarikat Islam yang berdiri pada awalnya bernama Syarikat Dagang Islam dibawah
kepemimpinan H.O.S.Tjokoroaminoto, H.Agus Salim dan Abdoel Moeis telah menjadi
organisasi politik pemula yang menjalankan program politik nasional dengan mendapat
dukungan dari semua lapisan masyarakat.

2.5.2 Faktor-Faktor Nasionalisme Indonesia

1. Faktor dari Dalam (Internal)


 Kenangan kejayaan masa lampau
Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk
dan berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan
Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Kejayaan
masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi Indonesia
kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan pada masa
kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu menguasai
daerah seluruh Nusantara, sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena
maritimnya yang kuat.
 Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa penjajahan
Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika
mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang
imperialisme barat.
 Munculnya golongan cendekiawan
Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari
pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan
pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk
melawan penjajahan.
 Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan

1. Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi
masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi
manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
2. Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi
asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan
kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
3. Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan
mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya
asing di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta
menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.
1. Faktor dari Luar (Ekstern)
 Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
 Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara
a. Pergerakan Kebangsaan India
b. Gerakan Kebangsaan Filipina
c. Gerakan Nasionalis Rakyat Cina
d. Pergerakan Turki Muda (1908)
e. Pergerakan Nasionalisme Mesir
 Munculnya Paham-paham baru
Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme,
demokrasi dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di
Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham)
pada organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia.
2.5.3 Perkembangan Nasionalisme di Indonesia
Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan
identitas nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut negara
kita ini. Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang
perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu mempersatukan
bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan penjajahan, sehingga segala
bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan Indonesia bukan atas nama daerah lagi. Istilah
Indonesia mulai digunakan sejak :

1. J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan nusantara
dalam tulisannya pada tahun 1850.
2. Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut penduduk
nusantara dengan Indonesia.
3. Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional.
4. Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang awalnya
bernama Indische Vereninging menjadi Perhimpunan Indonesia.
5. Nama majalah Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka
6. Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Melalui Sumpah
Pemuda kata Indonesia dijadikan sebagai identitas kebangsaan yang diakui oleh setiap suku
bangsa, organisasi-organisasi pergerakan yang ada di Indonesia maupun yang di luar wilayah
Indonesia.
7. Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945.
2.5.4 Karakteristik nasionalisme Indonesia

Paham Nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut
kemedekaan dari cengkraman kolonial . Semangat Nasionnalisme dipakai sebagai metode
perlawanan, sebagaimana yang disampaikan oleh Larry Diamond dan Marc F Platner bahwa para
penganut nasionalisme dunia ketiga secara khas menggunakan pretorika anti kolonialisme dan
anti imperialisme . Dengan demikian , bangsa merupakan suatu wadah yang didalamnya
terhimpun orang-orang yang mempunyai persamaan keyakinan yang mereka miliki. Unsur
persamaan itu dijadikan identitas politik berdasarkan geopolitik dan pemerintahan permanen
(negara). Negara merupakan bangsa yang memiliki bangunan politik. Menurut penganutnya
paham nasionalisme yang disampaikan oleh Soekarno bukanlah nasionalisme yang berwatak
sempit (chauvinisme) melainkan bersifat toleran dan tidak memaksa.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai sebuah istilah identitas nasional dibentuk oleh dua kata yaitu identitas dan
nasional. Identitas dapat diartikan sebagai ciri, tanda atau jati diri; sedangkan nasional dalam
konteks pembicaraan ini berarti kebangsaan. Dengan demikian, identitas nasional dapat diartikan
sebagai jati diri nasional. Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu
Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang menunjukkan jati diri
Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia


2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional
Implementasi atau penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola pikir, pola
sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada
kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, identitas nasional menjadi pola yang
mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah
menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi identitas nasional
senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan
menyeluruh. Impementasi identitas nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yamg
mencakup kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya,dan pertahanan keamanan harus tercemin
dalam pola pikir, pola sikap, dan pola tindak senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara kesatuan Republik Indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan.

3.1.1 Simpulan
1. Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation ( bangsa ) dengan ciri-ciri khas tertentu yang
membuat bangsa bersangkutan berbeda dengan bangsa lain. Dengan perkataan lain dapat
dikatakan bahwa Identitas Nasional Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin
dalam berbagai penataan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas.
2. Paham Nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut
kemedekaan dari cengkraman colonial dan Negara merupakan bangsa yang memiliki bangunan
politik . Menurut penganutnya paham nasionalisme bukanlah nasionalisme yang berwatak sempit
(chauvinisme) melainkan bersifat toleran dan tidak memaksa.

3.2 Saran
1. Diharapkan masyarakat lebih menyadari pentingnya karakteristik identitas nasional dan
karakteristik nasionalisme dalam diri generasi penerus bangsa.
2. Diharapkan informasi ini dapat tersebar luas ke masyarakat agar mengetahui pentingnya
karakteristik identitas nasional dan karakteristik nasionalisme sebagai tonggak kemajuan Negara.
3. Agar ditindaklanjuti oleh pihak lain atau teman-teman dan kalangan yang peduli terhadap
identitas dan nasionalisme Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
Darji Darmodiharjo, dkk. 1991. Santiaji Pancasila. Surabaya: Usana OffsetSunarso,dkk.2006.
pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY PressWinarno. 2007. Paradigma Baru
Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
http://asriatisetya.wordpress.com/2012/11/13/identitas-nasional/
http://blogciuu.blogspot.com/2013/04/identitas-nasional-dan-identitas.html
http://blog.ub.ac.id/fitria37/2013/01/12/makalah-pendidikan-kewarganegaraan-identitas-
nasional/
http://kewarganegaraan.wordpress.com/2007/11/30/%20memerangi-pengikisan-identitas-
nasional/

Diposting 18th December 2013 oleh DenniSabil SHOP Dennis Puspita Ratri
Label: makalah identitas nasional
0

Tambahkan komentar
DenniSabil

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

 Terkini
 Tanggal
 Label
 Pengarang

Makalah Identitas Nasional


Makalah Identitas Nasional
Dec 18th

Memuat
Dennis Puspita Ratri. Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

Makalah Mahasiswa Online


Makalah oleh Mahasiswa untuk Mahasiswa

Powered by Translate

Friday, 29 May 2015

Identitas Nasional

KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah semata yanga telah memberikan dan mengajarkan manusia dengan
kalam dan mengajarkan manusia apa yang belum diketahuinya, serta berkat rahmat dan hidayah-Nya
pada akhirrnya penyusun dapat menyelesaikan penulisan ini, yang berjudul ”Identitas
Nasional”.Shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada sang pendidik manusia, yang
telah membawa manusia dari alam kebodohan kepada alam yang terang benderang oleh ilmu
pengetahuan yakni Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa shalawat dan salam semoga tercurah kepada
keluarganya, para sahabatnya, para tabiin dan tabiut tabiin serta kepada umatnya yang selalu
berpegang teguh menjalankan ajarannya.

Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, Dosen pembimbing dan
semua pihak yang telah membantu dan memotivasi penyusun dalam penulisan makalah ini, mudah-
mudahan apa yang telah diberikan dibalas oleh Allah SWT. Aamiin.

Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari segi bahasa maupun dari segi pembahasannya, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari pembaca akan memperbaiki penulisan ini.

Pekanbaru, 26 Maret 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengidentitas Nasional............................................................................
B. Sejarah Kelahiran Paham Nasionalisme Indonesia..................................
C. Identitas Nasional Sebagai karakter Bangsa............................................
D. Proses Bangsa dan Negara.......................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
C. Daftar Pustaka.........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Berdasarkan perngertian ini maka setiap bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai
dengan keunikan, sifat, ciri-ciri, serta karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian
identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer
disebut dengan kepribadian suatu bangsa.
Namun selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Agar dapat
memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti Identitas Nasional Indonesia. Moto
nasional Indonesia adalah “Bhinneka Tunggal” atau “kesatuan dalam keragaman”. Hal ini diciptakan oleh
para pemimpin republik Indonesia yang diproklamasikan pada tahun 1945 .
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan
oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai yang dianut masyarakatnyapun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut
kemudian disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena merekalah yang
mempengaruhi identitas bangsa. Oleh karena itu nasionalisme dan integrasi nasional sangat penting
untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia tidak kehilangan Identitas.
Oleh karena itu, tujuanpenulis membuat makalahini kaerana ingin membahas tentang identitas
sebuah negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengidentitasan nasional itu?
2. Bagaimana sejarah kelahiran faham nasionalisme Indonesia?
3. Bagaimana identitas nasional sebagai karakter bangsa?
4. Bagaimana proses bangsa dam negara?

C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengidentitasan nasional
2. Sejarah kelahiran faham nasionalisme Indonesia
3. Identitas nasional sebagai karakter bangsa
4. Proses bangsa dam negara
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengidentitasan Nasional
1. Pengertian Identitas Nasional
Kata “identitas” berasal dari kata identity berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat
pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Sedangkan “Nasional”berasal dari kata Nation (inggris) yang berarti bangsa yang tengah menegara
atau kebangsaan. Nasional juga menunjuk pada sifat khas kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan,
baik fisik seperti, budaya, agama, bahasa, maupun non-fisik seperti, keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Menurut Koenta Wibisono (2005) pengertian Identitas Nasional pada hakikatnya adalah
“manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa
(nasion) dengan ciri-ciri khas, dan dengan yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain
dalam kehidupannya”.
Jadi, “Identitas nasional” adalah suatu ciri yang di miliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan
dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.
2. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi :

 Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.


 Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia
(Suryo, 2002).
Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim
tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut
mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia.
Selain itu faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut mempengaruhi proses pembentukan masyarakat
dan bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya. Hasil
dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa, dan
negara bangsa beserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di
Indonesia pada awal abad XX.

3. Unsur-Unsur Identitas Nasional


 Sejarah: Bangsa indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang. Terbentuknya
bangsa dan negara Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman
kerajaan-kerajaan pada abad ke-VII,yaitu ketika timbulnya kerajaan sri wijaya di bawah wangsa
syailendra di palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa timur serta karajaan-
kerajaan lainnya.
 Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama
coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa
atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
 Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan tumbuh dan
berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama
Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan
presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuska
 Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi
rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai
dengan lingkungan yang dihadapi.
 Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa dipahami sebagai system
perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsure-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebgai
sarana berinteraksi antar manusia.
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3
bagian sebagai berikut :
o Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi
Negara
o Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang
Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.
 Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa,
budaya, dan agama, serta kepercayaan.
4. Bentuk – Bentuk Identitas Nasional
 Dasar – dasar falsafah negara yaitu pancasila.
 Semboyan negara ialah “Bhineka Tunggal Ika”.
 Lambang negara ialah Garuda Pancasila.
 Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
 Bendera negara yaitu Sang Merah Putih.

B. Sejarah Kelahiran Paham Nasionalisme Indonesia


Ide-ide yang muncul pada masa pergerakan nasional hanya terbatas pada para bangsawan terdidik
saja.Selain merekalah yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi juga karena hanya kelompok
bangsawanlah yang mampu mengikuti pola pikir pemerintah kolonial. Mereka menyadari bahwa
pemerintah kolonial yang memiliki organisasi yang rapi dan kuat tidak mungkin dihadapi dengan cara
tradisional sebagaimana perlawanan rakyat sebelumnya. Inilah letak arti penting organisasi modern bagi
perjuangan kebangsaan.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan lahirnya nasionalisme Indonesia. Secara umum bisa
dikelompokkan menjadi dua yaitu:

Faktor dari dalam antara lain sebagai berikut:

 Seluruh Nusantara telah menjadi kesatuan politik, hukum, pemerintahan, dan berada di bawah
kekuasaan kolonial Belanda. Ironisnya adalah eksploitasi Barat itu justru mampu menyatukan rakyat
menjadi senasib sependeritaan.
 Munculnya kelompok intelektual sebagai dampak sistem pendidikan Barat. Kelompok inilah yang
mampu mempelajari beragam konsep Barat untuk dijadikan ideologi dan dasar gerakan dalam melawan
kolonialisme Barat.

 Beberapa tokoh pergerakan mampu memanfaatkan kenangan kejayaan masa lalu (Sriwijaya, Majapahit,
dan Mataram) untuk dijadikan motivasi dalam bergerak dan meningkatkan rasa percaya diri rakyat di
dalam berjuang menghadapi kolonialisme Barat.

Kondisi itulah yang mampu memompa harga diri bangsa untuk bersatu, bebas, dan merdeka dari
penjajahan.Meskipun begitu, harus diakui bahwa munculnya kesadaran berbangsa itu juga merupakan
dampak tidak langsung dari perluasan kolonialisme.Oleh karena itu, para mahasiswa yang menjadi
penggerak utama nasionalisme Indonesia bisa disebut sebagai tokoh penggerak dari masyarakat.

Faktor dari luar antara lain sebagai berikut.

 Gerakan Nasionalisme Cina


Dinasti Manchu (Dinasti Ching) memerintah di Cina sejak tahun 1644 sampai 1912.Dinasti ini
dianggap dinasti asing oleh bangsa Cina karena dinasti ini bukan keturunan bangsa Cina. Masuknya
pengaruh Barat menyebabkan munculnya gerakan rakyat yang menuduh bahwa Dinasti Manchu sudah
lemah dan bekerja sama dengan imperialis Barat. Oleh karena itu muncul gerakan rakyat Cina untuk
menentang penguasa asing yaitu para imperialis Barat dan Dinansti Manchu yang juga dianggap
penguasa asing.Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai
Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas
semangatnya di tanah air Indonesia.

 Kemenangan Jepang atas Rusia


Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan Eropa (bangsa kulit putih)
menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok kulit berwarna.Hal itu ternyata
bukan suatu kenyataan sejarah.Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-
1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar sebagai pemenang dalam
peperangan itu adalah Jepang.Hal ini memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan
nasional di Indonesia.

 Partai Kongres India


Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India National
Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan Octavian Hume pada tahun 1885.Di
bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis perjuangan yang
meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal.Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha
mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.

 Gerakan Turki Muda


Gerakan nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha.Gerakannya
dinamakan Gerakan Turki Muda.Ia menuntut adanya pembaruan dan modernisasi di segala sektor
kehidupan masyarakatnya. Gerakan Turki Muda memberikan pengaruh politis bagi pergerakan bangsa
Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi

 Filipina di bawah Jose Rizal


Filipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571 – 1898.Dalam perjalanan
sejarah Filipina muncul sosok tokoh yang bernama Jose Rizal yang merintis pergerakan nasional dengan
mendirikan Liga Filipina.Pada tahun 1892 Jose Rizal melakukan perlawanan bawah tanah terhadap
penindasan Spanyol.Tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana membangkitkan nasionalisme Filipina
dalam menghadapi penjajahan Spanyol.Dalam perjuangannya Jose Rizal dihukum mati pada tanggal 30
Desember 1896, setelah gagal dalam pemberontakan Katipunan. Sikap patriotisme dan nasionalisme
yang ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat rela berkorban dan cinta tanah air bagi para
cendekiawan di Indonesia.

Nasionalisme Indonesia muncul sebagai reaksi dari kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang
ditimbulkan oleh adanya kolonialisme.Oleh karena itu, gerakan nasionalisme pada awal abad XX tidak
bisa dipisahkan dari praktik kolonialisme sebab keduanya merupakan hubungan sebab akibat.Hanya
saja, pada tahap awal nasionalisme berkembang pada tingkat elite yaitu kelompok bangsawan
terpelajar.
Merekalah yang mula-mula memiliki kesadaran adanya diskriminasi kehidupan bangsa dan
berusaha mencarikan jawabannya.Bentuk gerakannya memiliki corak yang beragam mulai dari yang
bersifat etnis, kultural, hingga nasional.Itulah latar belakang munculnya nasionalisme
Indonesia.Meskipun banyak mengadopsi nilai dan pengertian dari luar, tetapi nasionalisme Indonesia
tetap memiliki spesifikasi tersendiri.

Tahapan perkembangan nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Periode Awal Perkembangan


Dalam periode ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi
sosial dan budaya.Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo, Sarekat Dagang
Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.

b. Periode Nasionalisme Politik


Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk mencapai
kemerdekaan Indonesia.Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Indische Partij dan Gerakan
Pemuda.

c. Periode Radikal
Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai kemerdekaan baik
itu secara kooperatif maupun non kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan penjajah).Organisasi yang
bergerak secara non kooperatif, seperti Perhimpunan Indonesia, PKI, PNI.

d. Periode Bertahan
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh
pertimbangan.Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-
organisasi pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah Belanda.Organisasi
dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah Parindra, GAPI, Gerindo.

Dari perkembangan nasionalisme tersebut akhirnya mampu menggalang semangat persatuan dan
cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa Indonesia yang bersatu dari berbagai suku di Indonesia.

C. Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa


Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan,
kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan. Karakter bangsa adalah
kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas-baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman,
rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa,
serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku
kolektif kebangsaan Indonesia yang khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa,
dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma, UUD
1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI. Karakter
bangsa dilakukan secara koheren melalui proses sosialisasi, pendidikan dan pembelajaran,
pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama seluruh komponen bangsa dan negara

1. Fungsi dan Tujuan Pembentukan Karakter Bangsa


 Fungsi Pembentukan dan Pengembangan Potensi Pembangunan karakter bangsa berfungsi membentuk
dan mengembangkan potensi manusia atau warga negara Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik,
dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila.
 Fungsi Perbaikan dan Penguatan karakter bangsa berfungsi memperbaiki dan memperkuat peran
keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung
jawab dalam pengembangan potensi warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang
maju, mandiri, dan sejahtera.
 Fungsi Penyaring Pembangunan karakter bangsa berfungsi memilah budaya bangsa sendiri dan
menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
bermartabat.
2. Tujuan Pembentukan Karakter Bangsa
Karakter bangsa bertujuan untuk membina dan mengembangkan karakter warga negara sehingga
mampu mewujudkan masyarakat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan
beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan untuk
mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi,
haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang
berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks
berdasarkanPancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karakter yang
berlandaskan falsafah Pancasila artinya setiap aspek karakter harus dijiwai ke lima sila Pancasila secara
utuh dan komprehensif yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
 Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa Karakter Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa seseorang
tercermin antara lain hormat dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan,
saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu; tidak
memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain.
 Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Karakter kemanusiaan seseorang
tercermin antara lain dalam pengakuan atas persamaan derajat,hak, dan kewajiban; saling mencintai;
tenggang rasa; tidak semena-mena; terhadap orang lain; gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
 Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Komitmen dan sikap yang selalu
mengutamakan persatuan dan kesatuan Indonesia di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan
merupakan karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter kebangsaan seseorang tecermin dalam sikap
menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi
atau golongan; rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
 Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia Karakter kerakyatan
seseorang tecermin dalam perilaku yang mengutamakan kepentingan masyarakat dan negara; tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain; mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam
mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
 Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan Karakter berkeadilan sosial seseorang
tecermin antara lain dalam perbuatan yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
3. Ciri-ciri Karakter Bangsa Indonesia
 Saling menghormati & saling menghargai
 Rasa kebersamaan & tolong menolong
 Rasa persatuan dan kesatuan sebagai suatu bangsa
 Rasa perduli dlam kehidupan bermasyarakat, berbangsa & bernegara
 Adanya moral, ahlak yang dilandasi oleh nilai-nilai agama
 Adanya perilaku dlm sifat-sifat kejiwaan yang saling menghormati & saling menguntungkan
 Adanya kelakuan dan tingkah laku yang senantiasa menggambarkan nilai-nilai agama, nilai-nilai hukum
dan nilai-nilai budaya
 Sikap dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai kebangsaan.
4. Nilai-nilai yang Membangun Bangsa Indonesia
 Nilai Semangat
 Nilai Kebersamaan / Gotong royong
 Nilai Kepedulian / Solidaritas
 Nilai Sopan santun
 Nilai Persatuan & Kesatuan
 Nilai Kekeluargaan
 Nilai Tanggung Jawab
Karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Keberlanjutan proses ini
memerlukan komitmen, konsistensi, dan waktu yang lama. Tak lupa pula, pembentukan karakter bangsa
diperlukan keterlibatan seluruh komponen bangsa guna membangun Indonesia yang maju, mandiri,
kuat, dan berkepribadian.

D. Proses Berbangsa dan Bernegara


Proses bangsa memberikan gambaran tentang bagaimana terbentuknya bangsa dimana
sekelompok manusia yang berada didalamnya merasa sebagai bagian dari bangsa. Negara merupakan
organisasi yang mewadai bagsa bangsa tersebut merasakan pentingnya keberadaan Negara sehingga
timbullah kesadaran untuk mempertahankan untuk tetap tegaknya dan utuhnya negara.
Adabanyak perbedaan konsep tentang kenegaraan yang dilandasi oleh pemikiran ideologis. Demikian
pula halnya dengan bangsa Indonesia. Yang memiliki beberapa konsep tentang terbentuknya bangsa
Indonesia. Ini dapat dilihat lewat alinea pertama pembukaan UUD 1945 bahwa adanya NKRI ialah karena
adanya kemerdekaan yang merupakan hak segala bangsa sehingga penjajahan yang bertentangan
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan harus dihapuskan. Dan alinea kedua pembukaan UUD 1945
bangsa Indonesia beranggapan bahwa terjadinya Negara merupakan proses atau rangkaian tahap-tahap
yang berkesinambungan. Secara ringkas, proses tersebut adalah:

 Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia


 Proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan
 Keadaan bernegara yang nilai-nilai dasarnya merdeka, bersatu berdaulat, adil dan makmur
1. Proses Berbangsa dan Bernegara pada Masa sebelum kemerdekaan
Proses berbangsa dan bernegara pada zaman sebelum kemerdekaan lebih berorientasi pada perjuangan
dalam melawan penjajah. Dari tinjauan sejarah zaman Sriwijaya pada abad VII dan Kerajaan Majapahit
abad XIII telah ada upaya untuk menyatukan nusantara. Namun para penguasa belum memiliki
kemampuan yang cukup untuk mempertahankan kejayaan yang telah dicapai yang menyebabkan
kehancuran. Di samping itu kehancuran juga disebabkan karena kerajaan tradisional tersebut belum
memahami konsep kebangsaan dalam arti luas.
Proses kehidupan berbangsa dan bernegara mulai berkembang sejak Sumpah Pemuda dikumandangkan
ke seluruh nusantara. Dalam periode selanjutnya secara nyata mulai dipersiapkan kemerdekaan
Indonesia pada masa pendudukan Jepang, yaitu dengan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha – usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dan puncaknya adalah ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945.
2. Proses Berbangsa dan Bernegara pada Masa Sekarang
Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang erat kaitannya dengan hakikat pendidikan
kewarganegaraan, yaitu upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga
negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan
kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Sehingga
dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata negara,menumbuhkan
kepercayaan dan jati diri bangsa serta moral bangsa,maka takkan sulit untuk menjaga kelangsungan
kehidupan dan kejayaan Indonesia dalam proses berbangsa dan bernegara.
Negara Indonesia merupakan negara yang berkembang dan negara yang akan melangkah maju
membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat, membutuhkan tenaga kerja yang lebih berkualitas,
dengan semangat loyalitas yang tinggi. Negara didorong untuk menggugah masyarakat agar dapat
tercipta rasa persatuan dan kesatuan serta rasa turut memiliki. Masyarakat harus disadarkan untuk
segera mengabdikan dirinya pada negaranya, bersatu padu dalam rasa yang sama untuk menghadapi
krisis budaya, kepercayaaan, moral dan lain-lain. Negara harus menggambarkan image pada masyarakat
agar timbul rasa bangga dan keinginan untuk melindungi serta mempertahankan negara itu sendiri.
Pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah sarana yang tepat untuk memberikan gambaran secara
langsung tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan pada masyarakat sehingga
proses berbangsa dan bernegara dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.
Dalam upaya untuk memahami proses berbangsa dan bernegara, merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahakan dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Kesadaran terhadap sejarah menjadi
penting ketika suatu masyarakat mulai menyadari bagaimana posisinya sekarang dan seperti apa jatidiri
atau identitasnya serta apa yang dilakukan ke depan. Penciptaan suatu identitas bersama berkisar pada
perkembangan keyakinan dan nilai – nilai yang dianut bersama yang dapat memberi suatu perasaan
solidaritas sosial pada suatu masyarakat suatu wilayah tertentu. Suatu identitas bersama menunjukkan
bahwa individu – individu tersebut setuju atas pendefinisian diri mereka yang saling diakui, yakni suatu
kesadaran mengenai perbedaan dengan orang lain, dan suatu perasaan akan harga diri.
3. Unsur-unsur Negara
 Rakyat, yaitu orang-orang yang bertempat tinggal di wilayah itu, tunduk pada kekuasaan negara dan
mendukung negara yang bersangkutan.
 Wilayah, yaitu daerah yang menjadi kekuasaan negara serta menjadi tempat tinggal bagi rakyat negara.
Wilayah juga menjadi sumber kehidupan rakyat negara. Wilayah negara mencakup wilayah darat, laut,
dan udara.
 Pemerintah yang berdaulat, yaitu adanya penyelenggara negara yang memiliki kekuasaan
menyelenggarakan pemerintahan di negara tersebut. Pemerintah tersebut memilih kedaulatan baik ke
dalam maupun ke luar.Kedaulatan ke dalam berarti negara memiliki kekuasaan untuk ditaati oleh
rakyatnya. Kedaulatan ke luar artinya negara mampu mempertahankan diri dari serangan negara lain.
Unsur-unsur di atas; unsur rakyat, wilayah, dan pemerintah yang berkedaulatan merupakan unsur
konstitutif atau unsur pembentuk, yang harus terpenuhi agar terbentuk negara. Selain itu, ada unsur
pengakuan dari negara lain. Pengakuan dari negara lain merupakan unsur deklaratif. Unsur deklaratif
adalah unsur yang sifatnya menyatakan, bukan unsur yang mutlak.

4. Sifat Hakikat Negara


a) Memaksa, artinya memiliki kekuasaan untuk menyelenggarakan ketertiban dengan memakai kekerasan
fisik secara legal.
b) Monopoli, artinya memiliki hak menetapkan tujuan bersama masyarakat. Negara memiliki hak untuk
melarang sesuatu yang bertentangan dan menganjurkan sesuatu yang dibutuhkan masyarakat.
c) Mencakup semua, artinya semua peraturan dan kebijakan negara berlaku untuk semua orang tanpa
kecuali.
5. Teori Terjadinya Negara
 Proses Terjadinya Negara secara Teoritis
Para ahli politik dan hukum tatanegara telah membuat teoretisasi tentang terjadinya negara.Artinya,
proses terjadinya negara yang dimaksud di sini merupakan hasil pemikiran para ahli tersebut, bukan
berdasarkan kenyataan faktualnya.

Beberapa teori terjadinya negara adalah sebagai berikut:

a) Teori Hukum Alam


Teori hukum alam merupakan hasil pemikiran yang paling awal, yaitu masa Plato dan
Aristoteles.Menurut teori ini, terjadinya negara adalah sesuatu yang alamiah.Bahwa segala sesuatu itu
berjalan menurut hukum alam, yaitu mulai dari lahir, berkembang, mencapai puncaknya, laut, dan
akhirnya mati.Negara terjadi secara alamiah, bersumber dari manusia sebagai makhluk sosial yang
memiliki kecenderungan berkumpul dan saling berhubungan untuk mencapai kebutuhan hidupnya.

b.) Teori Ketuhanan

Teori ini muncul setelah lahirnya agama-agama besar di dunia, yaitu Islam dan Kristen.Dengna demikian,
teori ini dipengaruhi oleh paham keagamaan.Menurut teori ketuhanan, terjadinya negara adalah
kehendak Tuhan, didasari kepercayaan bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan dan terjadi atas
kehendak Tuhan.Munculnya paham teori ini karena orang yang beragama yakin bahwa Tuhan Yang
Maha Kuasa (paham monoteisme) dan Dewa-Dewa (paham politeisme) yang menciptakan alam semesta
dan segala isinya termasuk negara.Tuhan memiliki kekuasaan mutlak di dunia.Negara dianggap
penjelmaan kekuasaan dari Tuhan.Para Raja atau penguasa negara merupakan titisan Tuhan atau wakil
Tuhan yang memiliki kekuasaan untuk memerintah dan menyelenggarakan pemerintahan. Penganjur
teori ini antara lain: Freiderich Julius Stahl, Thomas Aquinas, dan Agustinus.

c.) Teori Perjanjian

Teori perjanjian muncul sebagai reaksi atas teori hukum alam dan kedaulatan Tuhan.Mereka
menganggap kedua teori tersebut belum mampu menjelaskan dengan baik bagaimana terjadinya
negara.Teori ini dilahirkan oleh pemikir-pemikir Eropa menjelang abad Pencerahan.Mereka adalah
Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, dan Montesquieu.

Menurut teori perjanjian, negara terjadi sebagai hasil perjanjian antarmanusia individu.Manusia berada
dalam dua keadaan, yaitu keadaan sebelum bernegara dan keadaan setelah bernegara.Negara pada
dasarnya adalah wujud perjanjian dari masyarakat sebelum bernegara tersebut untuk kemudian
menjadi masyarakat bernegara.

 Proses Terjadinya Negara di Zaman Modern


Menurut pandangan ini dalam kenyataannya, terjadinya negara bukan disebabkan oleh teori-teori
seperti di atas. Negara-negara di dunia ini terbentuk karena melalui beberapa proses, seperti:

a.) Penaklukan atau occupatie, yaitu suatu daerah yang tidak dipertuan, kemudian diambil alih dan didirikan
negara di wilayah itu. Misal, Liberia adalah daerah kosong yang dijadikan negara oleh para budak Negro
yang telah dimerdekakan orang Amerika.Liberia dimerdekakan pada tahun 1847.

b.) Peleburan atau fusi, yaitu suatu penggabungan dua atau lebih negara menjadi negara baru. Misal, Jerman
Barat dan Jerman Timur bergabung menjadi negara Jerman.

c.) Pemecahan, yaitu terbentuknya negara-negara baru akibat terpecahnya negara lama sehingga negara
sebelumnya menjadi tidak ada lagi. Contohnya Yugoslavia terpecah menjadi negara Serbia, Bosnia, dan
Montenegro.Uni Sovyet terpecah menjadi banyak negara baru.Cekoslovakia terpecah menjadi negara
Ceko dan Slovakia.

d.) Pemisahan diri, yaitu memisahnya suatu bagian wilayah negara kemudian terbentuk negara baru.
Pemisahan berbeda dengan pemecahan di mana negara lama masih ada.Misalnya India kemudian
terpecah menjadi India, Pakistan, dan Bangladesh.

e.) Perjuangan atau revolusi, merupakan hasil dari rakyat suatu wilayah yang umumnya dijajah negara lain
kemudian memerdekakan diri. Contohnya adalah Indonesia yang melakukan perjuangan revolusi
sehingga mampu membentuk negara merdeka.Kebanyakan kemerdekaan yang diperoleh negara Asia
Afrika setelah Perang Dunia II adalah hasil perjuangan rakyatnya.

f.) Penyerahan/pemberian adalah pemberian kemerdekaan kepada suatu koloni oleh negara lain yang
umumnya adalah bekas jajahannya. Inggris dan Perancis yang memiliki wilayah jajahan di Afrika, banyak
memberikan kemerdekaan kepada bangsa di daerah tersebut. Contoh: Kongo dimerdekakan oleh
Perancis.

g.) Pendudukan, terjadi terhadap wilayah yang ada penduduknya, tetapi tidak berpemerintahan. Misalnya
Australia merupakan daerah baru yang ditemukan Inggris meskipun di sana terdapat suku Aborigin.
Daerah Australia selanjutnya dibuat koloni-koloni di mana penduduknya didatangkan dari dataran
Eropa.Australia dimerdekakan tahun 1901.

D. Fungsi dan Tujuan Negara

Fungsi negara merupakan gambaran apa yang dilakukan negara untuk mencapai tujuannya. Fungsi
negara dapat dikatakan sebagai tugas daripada negara.Negara sebagai organisasi kekuasaan dibentuk
untuk menjalankan tugas-tugas tertentu.

Di bawah ini adalah fungsi negara menurut beberapa ahli, antara lain sebagai berikut:

 Montesquieu membagi fungsi negara sebagai berikut:


a. Fungsi Legislatif, membuat undang-undang

b. Fungsi Eksekutif, melaksanakan undang-undang

c. Fungsi Yudikatif, untuk mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi mengadili), yang populer dengan
nama Trias Politika.

 Goodnow menyatakan, fungsi negara secara prinsipil dibagi menjadi dua bagian:
a. Policy Making, yaitu kebijaksanaan negara untuk waktu tertentu, untuk seluruh masyarakat.

b. Policy Executing, yaitu kebijaksanaan yang harus dilaksanakan untuk tercapainya policy making.

Ajaran Goodnow ini terkenal dengan sebutan Dwipraja (dichotomy).

Keseluruhan fungsi negara tersebut diselenggarakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan negara
yang telah ditetapkan bersama.

E. Elemen Kekuatan Negara


Kekuatan suatu negara tergantung pada beberapa elemen seperti sumber daya manusia, sumber daya
alam, kekuatan militer, dan teritorial negara tersebut.
1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Kekuatan negara tergantung pada jumlah penduduk, tingkat pendidikan warga, nilai budaya masyarakat,
dan kondisi kesehatan masyarakat.Semakin banyak jumlah penduduk, semakin berkualitas SDM, dan
semakin tinggi tingkat kesehatan, maka negara akan semakin maju dan kuat.

2. Teritorial Negara

Kekuatan negara juga tergantung seberapa luas wilayah negara, yang terdiri atas darat, laut, dan udara,
letak geografis dan situasi negara tetangga. Semakin luas dan strategis, maka negara tersebut akan
semakin kuat.

3. Sumber Daya Alam

Kekuatan negara tergantung pada kondisi alam atau material buminya, berupa kandungan mineral,
kesuburan, kekayaan laut, dan hutan. Semakin tinggi kekayaan alam, maka negara tersebut semakin
kuat, negara yang kaya akan minyak, agroindustri, dan manufaktur akan menjadi negara yang tangguh.

4. Kapasitas Pertanian dan Industri

Sektor pertanian mempengaruhi kekuatan negara, karena pertanian memasok kebutuhan pokok seperti
beras, sayur mayur, dan lauk pauk.Tingkat budaya, usaha warga negara dalam bidang pertanian, industri
dan perdagangan yang maju, menjamin kecukupan pangan atau swasembada pangan sehingga negara
menjadi kuat.

5. Kekuatan Militer dan Mobilitasnya

Kekuatan militer dan mobilitasnya sangat menentukan kekuatan negara, negara yang mempunyai
jumlah anggota militer, dan kualitas personel dan peralatan yang baik akan meningkatkan kemampuan
militer dalam mempertahankan kedaulatan negara.

6. Elemen Kekuatan yang Tidak Berwujud

Segala faktor yang mendukung kedaulatan negara, berupa kepribadian dan kepemimpinan, efisiensi
birokrasi, persatuan bangsa, dukungan internasional, reputasi bangsa (nasionalisme), dan sebagainya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Identitas nasional adalah suatu ciri yang di miliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan
dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat. Identitas nasional penting
karena memiliki fungsi sebagai pedoman dan pegangan dalam berinterakasi di kehidupan berbangsa dan
bernegara. Identitas nasional memeiliki ciri khasa yang berbeda-beda dari setiap negara.

B. Saran
Pengidentitasan Nasional sangat besar peranannya dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara
sehingga diharapkan kepada kita semua untuk selalu mengetahui dan memperdalam pemahaman
tentang identitas nasional yang telah dijelaskan diatas dan menerapkan didalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, MM, Drs. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga

aharjo Widi, M.Pd, Drs. Dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
unardi, H.S, Drs, Mas’udi, Asy, Drs. 2004. Pengetahuan Sosial Kewarganegaraan. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Diposkan oleh Jantan Youtubers di 00:14

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

No comments:

Post a Comment
Newer Post Older Post Home

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Loading...
Blog Archive

 ▼ 2015 (45)
o ► June (17)
o ▼ May (28)
 LINGKUNGAN BISNIS PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk
 KERAJAAN SIAK SRI INDRAPURA
 PENGGUNAAN DIKSI DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM FORUM
R...
 MENGELOLA SDM DAN KETENAGAKERJAAN
 Monopoli, Monopsoni, Oligopoli
 Komunikasi Dakwah Kontemporer
 Komunikasi Budaya dan Dakwah About Me
 Komunikasi Kantor
 Faktor yang mempengaruhi Pemimpin
 Manajemen Kinerja
 Dakwah Dinasti Umayyah
 Interaksi Sosial
 Sistem Ekonomi Campuran dan Pancasila Jantan Youtubers
 Sistem Eknomi Islam
 Sistem Ekonomi Sosialisme View my complete
 Sistem Ekonomi Kapitalis profile
 Organisasi Profesi Guru
 Home Industri
 Etika Kepemimpinan Islam
 Qurban
 Zakat
 Haji
 Identitas Nasional
 Konstitusi dan Negara
 Hak dan Kewajiban Warga Negara
 Demokrasi
 motivasi kerja
 Penelitian

Simple theme. Theme images by enot-poloskun. Powered by Blogger.

be great human!
Just another blogs UNY Sites site

 Home
 Sample Page
Makalah Identitas Nasional “Pendidikan Kewarganegaraan”

 Recent Posts
o Jenis Media BK
o Contoh Kasus dengan Pendekatan Gestalt
o Contoh Kasus dengan Pendekatan Reality
o Gregetnya Hari Itu
o Contoh Kasus dengan Penyelesaian REBT
 Recent Comments
o khalidaluthfianalayli on KESAN PERTAMA MEMASUKI SEMESTER 3
o afrizal lathiful fadli on KESAN PERTAMA MEMASUKI SEMESTER 3
o Anonymous on Hello world!
 Archives
o December 2015
o November 2015
o October 2015
o September 2015
 Categories
o DAFTAR MATA KULIAH
o KULIAH ASSESMEN INDIVIDU TEKNIK TES
o KULIAH TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
o LAINNYA
o Uncategorized
 Meta
o Register
o Log in
o Entries RSS
o Comments RSS
o WordPress.org

November 12th, 2015

IDENTITAS NASIONAL

Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen : Y. Ch. Nany Sutarini, M.Si.

Oleh Kelompok :
1. Putri Luthfiyatul Chasanah (14104241004)
2. Khalida Luthfiana Layli (14104241008)
3. Dian Ayu Dewanti (14104241011)
4. Lia Rofiatun (14104244009)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang tentunya berbeda antara
satu bangsa dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki
bermacam identitas nasional yang mengkhaskan dan tentunya berbeda dari Negara-negara
lainnya. Pengertian identitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ciri-ciri
atau keadaan khusus atau jati diri. Disini yang dimaksudkan adalah identitas yang merujuk pada
kebangsaan seseorang. Mayoritas dari masyarakat mengasosiasikan identitas nasional mereka
dengan negara di mana mereka dilahirkan.

Beragamnya suku bangsa serta bahasa di Indonesia, merupakan suatu tantangan besar bagi
bangsa ini untuk tetap dapat mempertahankan identitasnya, terlebih di era globalisasi seperti saat
ini. Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan perubahan tatanan
kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi
informasi sehingga interaksi manusia menjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang. Era
Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi
tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada.

Identitas nasional adalah citra diri dari sebuah bangsa yang dilihat oleh Negara lain. Jangan
sampai kita tergiur oleh arus global yang menampilkan pesona Negara lain, sehingga kita terlena
dan takjub yang pada akhirnya bisa membuat kita untuk melupakan dan tidak mau mengenal
identitas bangsa kita sendiri. Untuk itu, sebagai generasi muda Indonesia seharusnya kita sudah
mengenal dan mengetahui apa saja identitas nasional bangsa kita. Namun pada kenyataannya
banyak generasi muda Indonesia yang belum tahu tentang apa itu identitas nasional dan apa saja
wujud dari identitas nasional bangsa Indonesia itu sendiri. Seringkali kita marah ketika aset
identitas nasional kita direbut atau ditiru oleh Negara lain, tapi dalam pengaplikasiannya kita
sebagai warga Negara Indonesia bersikap pasif dan enggan untuk mengembangkan dan
mengoptimalkannya.

Oleh karena itu, dalam makalah ini kelompok kami akan membahas tentang apa yang dimaksud
dengan definisi identitas nasional, apa saja komponen dari identitas nasional, apa fungsi dari
identitas nasional dan Jenis-jenis dari identitas nasional. Yang diharapkan dapat bermanfaat
untuk kita semua dalam memahami, mengoptimalkan dan melestarikan identitas nasional bangsa
kita yaitu Indonesia.

2. Permasalahan

Identitas Nasional merupakan hal yang penting untuk diketahui setiap warga Negara. Namun,
dalam berbagai latar belakang kehidupan setiap warga Negara Indonesia itu sendiri, apakah
semua warga Negara mampu untuk mengetahui Identitas Negeri sendiri dan mampu
menjalankan apa yang menjadi Identitas Nasional? Sehingga Identitas mampu dipertahankan
oleh Negara dan tentunya warga Negara yang dapat mengenal dan melestarikan berbagai
komponen sebagai Identitas Nasional.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, terdapat poin-poin penting untuk kita bisa
mengenal tentang identitas nasional Indonesia, yang antara lain yaitu :

1. Apa pengertian dari definisi identitas nasional?


2. Apa saja macam komponen dari identitas nasional?
3. Apa saja jenis-jenis dari identitas nasional?
4. Apa fungsi dari identitas nasional?

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Identitas Nasional

Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan selalu memiliki
wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah, sistim hukum/perundang
undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi. Identitas Nasional
merupakan salah satu bentuk dari identitas sosial yang mencerminkan identifikasi, perasaan dan
penilaian yang positif dari individu terhadap bangsa dan negaranya.

2. Komponen Identitas Nasional


Branscombe, Ellemers, Spears, dan Doosje (1999) mengemukakan tiga komponen dalam
identitas sosial, yaitu cognitive component (self categorization), evaluative component (group
self esteem), dan emotional component (affective component).

a. Cognitive component (Self categorization)

Kesadaran kognitif akan keanggotaannya dalam kelompok. Individu mengkategorisasikan


dirinya dengan kelompok tertentu yang akan menentukan kecenderungan mereka untuk
berperilaku sesuai dengan keanggotaan kelompoknya. Komponen ini juga berhubungan dengan
self stereotyping yang menghasilkan identitas pada diri individu dan anggota kelompok lain yang
satu kelompok dengannya. Self stereotyping dapat memunculkan perilaku kelompok (Hogg,
1988)

b. Evaluative component (group self esteem)

Merupakan nilai positif atau negatif yang dimiliki oleh individu terhadap keanggotaannya dalam
kelompok. Evaluative component ini menekankan pada nilai-nilai yang dimiliki individu
terhadap keanggotaan kelompoknya.

c. Emotional component (affective component)

Merupakan perasaan keterlibatan emosional terhadap kelompok. Emotional component ini lebih
menekankan pada seberapa besar perasaan emosional yang dimiliki individu terhadap
kelompoknya (affective commitment). Komitmen afektif cenderung lebih kuat dalam kelompok
yang dievaluasi secara positif karena kelompok lebih berkontribusi terhadap social identity yang
positif. Hal ini menunjukkan bahwa identitas individu sebagai anggota kelompok sangat penting
dalam menunjukkan keterlibatan emosionalnya yang kuat terhadap kelompoknya walaupun
kelompoknya diberikan karakteristik negatif.

3. Fungsi Identitas Nasional

Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu:

1. Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan kehilangan
identitas melalui identifikasi terhadap bangsa.
2. Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi individu dengan
menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa
3. Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan, terutama
melalui simbol-simbol dan upacara.

4. Jenis-jenis Identitas Nasionala

a. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting. Sekalipun
Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia yang digunakan sebagai
bahasa penghubung berbagai kelompok etnis yang mendiami kepulauan Nusantara memberikan
nilai identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia.

b. Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih

Bendera Negara Republik Indonesia, yang secara singkat disebut Bendera Negara, adalah Sang
Saka Merah Putih, Sang Merah Putih, Merah Putih, atau kadang disebut Sang Dwiwarna (dua
warna). Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran
lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah
berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.

c. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya

Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini pertama kali diperkenalkan
oleh komponisnya, Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal 28 Oktober 1928 pada saat Kongres
Pemuda II di Batavia. Lagu ini menandakan kelahiran pergerakan nasionalisme seluruh
nusantara di Indonesia yang mendukung ide satu “Indonesia” sebagai penerus Hindia Belanda,
daripada dipecah menjadi beberapa koloni.

d. Lambang Negara dan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Tanggal 1 Juni
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

e. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa
Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.

Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku
bangsa, agama dan kepercayaan. Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna
yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.
Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat
Buddha.

f. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945

Istilah dalam bahasa inggris constitution atau dalam bahasa belanda constitutie secara harfiah
sering diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu undang-undang dasar. Ditinjau dari segi
kekuasaan undang-undang dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas-asa yang
menetapkan bagaimana kekuasaan itu dibagi anatara beberapa lembaga kenegaraan. Mengacu
konsep trias politika, kekuasaan dibagi anatar badan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
g. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat

Kedaulatan rakyat mengandung arti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Dengan demikian
makna kedaulatan rakyat adalah demokrasi, yang berarti pemerintahan yang kekuasaan tertinggi
terletak/bersumber pada rakyat.

Sumber ajaran kedaulatan rakyat ialah ajaran demokrasi yang telah dirintis sejak jaman Yunani
oleh Solon. Istilah demokrasi berasal dari kata Yunani, demos (rakyat) dan kratein (memerintah)
atau kratos (pemerintah). Jadi, demokrasi mengandung pengertian pemerintahan rakyat, yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Rakyat merupakan suatu kesatuan yang dibentuk oleh individu-individu melalui perjanjian
masyarakat. Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memberikan haknya kepada untuk
kepentingan bersama. Penguasa dipilih dan ditentukan atas dasar kehendak rakyat melalui
perwakilan yang duduk di dalam pemerintahan atau melalui pemilihan umum. Pemerintah yang
berkuasa harus mengembalikan hak-hak sipil kepada warganya.

h. Konsepsi Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk
geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara
mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Identitas Nasional

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Identitas Nasional bangsa Indonesia, meliputi


primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, konsep sejarah, perkembangan ekonomi, dan
kelembagaan (Surbakti, 1999).

a. Primordial

Ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa, dan adat-
istiadat merupakan faktor-faktor primordial yang dapat membentuk negara-bangsa.
Primordialisme tidak hanya menimbulkan pola perilaku yang sama, tetapi juga melahirkan
persepsi yang sama tentang masyarakat negara yang dicita-citakan. Walaupun ikatan kekerabatan
dan kesamaan budaya itu tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa (karena mungkin ada faktor
yang lain yang lebih menonjol), namun kemajemukan secara budaya mempersulit pembentukan
satu nasionalitas baru (negara bangsa) karena perbedaan ini akan melahirkan konflik nilai.

b. Sakral

Kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat, atau ikatan ideologi yang kuat dalam
masyarakat, juga merupakan faktor yang dapat membentuk negara-bangsa.

c. Tokoh
Kepemimpinan dari seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara luas oleh masyarakat
dapat menjadi faktor yang menyatukan suatu bangsa-negara. Pemimpin ini menjadi panutan
sebab warga masyarakat mengidentifikasikan diri kepada sang pemimpin, dan ia dianggap
sebagai “penyambung lidah” masyarakat.

d. Sejarah

Persepsi yang sama tentang asal-usul (nenek moyang) dan tentang pengalaman masa lalu, seperti
penderitaan yang sama akibat dari penjajahan tidak hanya melahirkan solidaritas (sependeritaan
dan sepenanggungan), tetapi juga tekad dan tujuan yang sama antar kelompok suku bangsa.
Solidaritas, tekad, dan tujuan yang sama itu dapat menjadi identitas yang menyatukan mereka
sebagai bangsa, sebab dengan membentuk konsep ke-kita-an dalam masyarakat.

e. Bhinneka Tunggal Ika

Prinsip bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) merupakan salah satu faktor yang dapat
membentuk bangsa-negara. Bersatu dalam perbedaan artinya kesediaan warga masyarakat untuk
bersama dalam suatu lembaga yang disebut Negara, atau pemerintahan walaupun mereka
memiliki suku bangsa, adat-istiadat, ras atau agama yang berbeda.

f. Perkembangan Ekonomi

Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan yang beraneka


ragam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan semakin bervarariasi
kebutuhan masyarakat, semakin tinggi pula tingkat saling bergantung di antara berbagai jenis
pekerjaan. Setiap orang bergantung pada pihak lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Semakin kuat suasana saling bergantung antar anggota masyarakat karena perkembangan
ekonomi, maka semakin besar pula solidaritas dan persatuan dalam masyarakat.

g. Kelembagaan

Proses pembentukan bangsa berupa lembaga-lembaga pemerintahan dan politik, seperti


birokrasi, angkatan bersenjata, dan partai politik. Setidak-tidaknya terdapat dua sumbangan
birokrasi pemerintahan (pegawai negeri) bagi proses pembentukan bangsa, yakni
mempertemukan berbagai kepentingan dalam instansi pemerintah dengan berbagai kepentingan
di kalangan penduduk sehingga tersusun suatu kepentingan nasional, watak kerja, dan
pelayanannya yang bersifat impersonal; tidak saling membedakan untuk melayani warga negara.
Angkatan bersenjata berideologi nasionalistis karena fungsinya memelihara dan
mempertahankan keutuhan wilayah dan persatuan bangsa, personilnya direkrut dari berbagai
etnis dan golongan dalam masyarakat. Selain soal ideologi, mutasi dan kehadirannya di seluruh
wilayah negara merupakan sumbangan angkatan bersenjata bagi pembinaan persatuan bangsa
Keanggotaan partai politik yang bersifat umum (terbuka bagi warga negara yang berlainan etnis,
agama, atau golongan), kehadiran cabang-cabangnya di wilayah negara, dan peranannya dalam
menampung dan memadukan berbagai kepentingan masyarakat menjadi suatu alternatif
kebijakan umum merupakan kontribusi partai politik dalam proses pembentukan bangsa.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan selalu memiliki
wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah, sistim hukum/perundang
undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi. Branscombe, Ellemers,
Spears, dan Doosje (1999) mengemukakan tiga komponen dalam identitas sosial, yaitu cognitive
component (self categorization), evaluative component (group self esteem), dan emotional
component (affective component).

Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu: (1) Identitas Nasional
memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan kehilangan identitas melalui
identifikasi terhadap bangsa, (2) Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan
martabat bagi individu dengan menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa, dan (3) Identitas
Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan, terutama melalui simbol-
simbol dan upacara.

Adapun jenis-jenis Identitas Nasional yaitu: (1) Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu
Bahasa Indonesia; (2) Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih; (3) Lagu kebangsaan yaitu
Indonesia Raya; (4) Lambang Negara dan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila; (5) Semboyan
Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika; (6) Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945; (7)
Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat; dan (8) Konsepsi
Wawasan Nusantara. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Identitas
Nasional bangsa Indonesia, meliputi primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, konsep
sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan

2. Saran

Sebagai warga negara harus mengetahui dan tetap melestarikan komponen-komponen yang
menjadi identitas nasional. Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki bangsa kita
untuk dapat membedakannya dengan bangsa lain. Selain itu, sebagai warga Negara juga harus
menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam identitas nasional. Contohnya nilai-nilai yang
terdapat pada Pancasila dan UUD 1945.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. (2015). Indonesia Raya. https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia_Raya. Diakses pada


tanggal 20 September 2015. Pukul : 10.50 WIB.
Anonym. (2015). Bhinneka Tunggal Ika. https://id.wikipedia.org/wiki/Bhinneka_Tunggal_Ika.
Diakses pada tanggal 21 September 2015. Pukul : 13.00 WIB.

Anonym. (2015). Pancasila. https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila. Diakses pada tanggal 21


September 2015. Pukul : 13.00 WIB.

Anonym. (-). KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD 1945.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29865/4/Chapter%20II.pdf. Diakses pada : 26
September 2015. Pukul : 11.47 WIB.

Astikarhy. (-). Identitas Nasional. http://www.slideshare.net/astikarhy/identitas-nasional-


15693885. Diakses pada tanggal 19 September 2015. Pukul 11.00 WIB.

Hayati, K. (2014). BAB II Landasan Teori.


repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42405/3/ChapterII.pdf. Diakses pada tanggal 21
September 2015. Pukul 14.15 WIB.

Heychael, Muhamad. (2012). Identitas Nasional dalam Buku Sejarah untuk Sekolah Menengah
Pertama (SMP). http://lib.ui.ac.id. Diakses pada tanggal 21 September 2015. Pukul 14.30 WIB.

Nugroho, Hening. (2012). Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan dan Bahasa Negara.
http://www.kompasiana.com/heningnugroho/bahasa-indonesia-sebagai-bahasa-persatuan-dan-
bahasa-negara_5517fca2a33311bc06b66430. Diakses pada tanggal 19 September 2015. Pukul
11.00 WIB.

Sunarso, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn untuk Perguruan Tinggi), Cetakan II.
Yogyakarta: UNY Press.

Posted in LAINNYA | No Comments »

This entry was posted on Thursday, November 12th, 2015 at 12:12 pm and is filed under LAINNYA. You can
follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own
site.

Leave a Reply

Name (required)

Mail (will not be published) (required)

Website
Powered by Wordpress. Design by Nathan Sams

Sep

makalah identitas nasional

Bismillahirrahmanirrahim

IDENTITAS NASIONAL
Dosen
Pembimbi
ng: Rabiatul Adawiyah Msi
Disusun
oleh:

Ahmad Alfiannor

Ahmad Kamaluddin

Ahmad Rizqy Tomi

Akhmad Sugiannor

Al Mahji

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
Tahun 2012/2013
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kepada Allah yang telah memberikan kepada penulis
hidayah serta petunjuk, hidayah, serta pertolongannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
“ IDENTITAS NASIONAL.” Namun sangat penulis sadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak
ditemukan kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis berharap para pembaca dapat
menganalisa dan mengoreksi kesalahan tersebut. Semoga kita mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin.

Banjarmasin, 3 April 2013

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. 1

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2

BAB 1

Pendahuluan

Latar Belakang........................................................................................................ 3

Rumusan Masalah……………………………………………………….. .................................... 3

Tujuan…………………………………………………………………… ........................................... 3

Manfaat………………………………………………………………….. ......................................... 3

BAB II

Pembahasan

Pengertian Identitas Nasional…………………………………………............................... 4

Faktor- faktor pendukung kelahiran identitas nasional………………… .............. 5

Unsur- unsur pembentuk identitas nasional .................................................... 5

Karakteristik identitas nasional…………………………………………........................... 6


Pengertian nasionalisme……………………………………………….. ............................... 7

Latar belakang lahirnya nasionalisme Indonesia……….…………….... 8

Faktor- faktor nasionalisme……………………….…………………….. .......................... 8

Perkembangan nasionalisme di Indonesia……………………………… .................... 9

Karakteristik nasionalisme Indonesia…………..………………………...................... 10

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
B. Saran ...................................................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem Pendidikan
Nasional, serta surat keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Nomor 43/DIKTI/Kep/2006, tentang rambu-rambu pelaksanaaan kelompok mata kuliah pengembangan
kepribadian di Perguruan Tinggi terdiri atas mata kuliah Pendidikan agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. Berdasarkan ketentuan tersebut wajib diberikan di semua
fakultas dan jurusan di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
Sejalan dengan itu, berdasarkan penetapan Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester
(RPKPS) Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Pada semester 1, membahas tentang filsafat pancasila, Identitas nasional, demokrasi indonesia, negara
dan kolnstitusi, rule of law dan hakasasi manusia, geopolitik serta geostrategi indonesia.
Maka dari itu, sesuai dengan pembagian kelompok, penulis selaku kelompok 3 (tiga) akan membahas
salah satu pokok materi diatas, yaitu Identitas Nasional yang mengacu pada Karakteristik pendidikan
nasional.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud karakteristik identitas nasional?


2. Apa yang dimaksud karakteristik lahirnya faham nasionalisme?

1.3.Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis merumuskan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud karakteristik identitas nasional.


2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud karakteristik lahirnya faham nasionalisme

1.4.Manfaat

1. Manfaat bagi penulis

- Mendapatkan ilmu pengetahuan baru


- Dapat mengkaji materi mata kuliah pendidikan kewarganegaraan

- Mendapat kesempatan untuk tampil dalam mempertahankan pendapat atau gagasan


1. Manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat

- Dapat lebih memahami pentingnya identitas nasional dalam diri mahasiswa


 BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional

Istilah “ Identitas Nasional “ secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian ini maka setiap
detik bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri
serta karakter dari bangsa tersebut terbentuk secara histories. Maka pada hakikatnya “ Identitas
Nasional” suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih popular disebut
sebagai kepribadian suatu bangsa.

Istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitasi dari faktor-faktor biologis,
psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkahlaku individu. Oleh karena itu, menurut Ismaun (1981: 6
) Kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan
manusia lain.

Berdasarkan uraian diatas , maka pengertian kepribadian sebagai suatu identitas nasional suatu bangsa,
adalah keseluruhan atau totalitas dari kepribadian individu-individu sebagai unsur yang membentuk
bangsa tersebut.oleh karena itu pengertian identitas nasional suatu bangsa tidak dapt dipisahkan
dengan pengertian “ peoples character “, “ National character”, atau “ National Identity “. Oleh karena
itu, identitas nasional suatu bangsa termasuk identitas nasional Indonesiajuga harus dipahami dalam
konteks dinamis.

Bagi bangsa Indonesia dimensi dinamis identitas nasional bangsa Indonesia belum menunjukkan
perkembangan kearah sifat kreatif serta dinamis. Setelah bangsa Indonesia mengalami kemerdekaan 17
Agustus 1945, berbagai perkembangan ke arah kehidupan kebangsaan dan kenegaraan mengalami
kemerosotan dari segi identitas nasional.

Setelah dekrit presiden 5 Juli 1959 bangsa Indonesia kembali ke UUD 1945. Pada saat itu dikenal periode
orde lama dengan penekanan kepada kepemimpinan yang sifatnya sentralistik. Berkembangnya partai
komunis pada periode ini dipandang sebagai keagalan pemerintah untuk mempertahankan Pancasila
ideologi dan dasar negara kesatuan Republik Indonesia yang berakibat jatuhnya kekuasaan orde lama.

Kekeliruan orde baru pada akhirnya mengakibatkan terjadinya krisis diberbagai bidang kehidupan.
Sudah banyak memang yang dilakukan pemerintah negara Indonesia dalam melakukan reformasi, baik
dibidang politik, hukum, ekonomi, militer, pendidikan serta bidang-bidang lainnya. Namun demikian,
sebagai bangsa yang kuat dari seluruh elemen masyarakat.
2.2 Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional

Identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-sendiri, yang sangat
ditentukan oleh berbagai faktor. Sedikitnya ada 2 faktor yang mendukung kelahiran identitas suatu
bangsa, yaitu faktor objektif dan subjektif. Bagi bangsa Indonesia faktor objektif mendukung kelahiran
identitas nasional meliputi faktor geografis-ekologis dan demokratis. Sedangkan faktor subjektif adalah
faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.

Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The power of Identity ( Suryo,
2002) mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi
historis antara empat faktor pnting, yaitu faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik dan faktor
reaktif. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keberanekaan, dan hal inilah yang dikenal dengan
bhineka tunggal ika. Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan negara.

Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan
pemantapan sistem pendidikan nasional. Fakta keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian
identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat.

Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa
Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat
dengn perjuangan bangsa Indonesia.

Oleh karena itu pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat unsur-unsur sosial, agama,
ekonomi, budaya, geografis yang berkaitan dan terbentuk melalui suattu proses yang cukup panjang (
Kaelan dan Zubaidi, 2007 : 50-51 )

2.3 Unsur-unsur Pembentuk Indentitas Nasional

a) Sejarah

Sebelum menjadi Negara yang modern Indonesia pernah mengalami masa kejayaan yang gemilang pada
masa kerajaan Majapahit dan sriwijaya. Pada dua kerajaan tersebut telah membekas pada semangat
perjuangan bangsa Indonesia pada abat-abat berikutnya.

b) Kebudayaan

Aspek kebuayaan yang menjadi unsur pembentuk indentitas nasional meliputi: akal budi, peradaban,
dan pengetahuan. Misalnya sikap ramah dan santun bangsa Indonesia.

c) Suku Bangsa
Kemajemukan merupakan indentitas lain bangsa Indonesia. tradisi bangsa Indonesia untuk hidup
bersama dalam kemajemukan yang bersfat alamiah tersebut, tradisi bangsa Indonesia untuk hidup
bersama dalam kemajemukan merupakan hal lain yang harus dikembangkan dan di budayakan.

d) Agama

Keanekaragaman agama merupakan indentitas lain dari kemajemukan dengan kata lain, agama dan
keyakinan Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi Negara, tetapi juga merupakan suatu Rahmat
Tuhan Yang Maha Esa yang harus tetap dipelihara dan disyukuri bangsa Indonesia. Menyukuri nikmat
kemajemukan pemberian Allah dapat dilakukan dengan, salah satunya, sikap dan tindakan untuk tidak
memaksakan keyakinan dan tradisi suatu agama, baik mayoritas maupun minoritas, atau kelompok
lainnya.

e) Bahasa

Bahasa adalah salah satu atribut indentitas nasional Indonesia. Sekalipun Indonesia memiliki ribuan
bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia (bahasa yang digunakan bangsa melayu) sebagai bahasa
penghubung (lingua franca) peristiwa sumpah pemuda tahun 1982, yang menyatakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.

f) Kasta dan Kelas

Kasta adalah pembagian social atas dasar agama. Dalam agama hindu para penganutnya dikelompokkan
kedalam beberapa kasta.kasta yang tertinggi adalah kasta Brahmana (kelompok rohaniaan) dan kasta
yang terendah adalah kasta Sudra (orang biasa atau masyarakat biasa). Kasta yang rendah tidak bisa
kawin dengan kasta yang lebih tingi dan begitu juga sebaliknya. Kelas menurut Weber ialah suatu
kelompok orang-orang dalam situasi kelas yang sama, yaitu kesempatan untuk memperoleh barang-
barang dan untuk dapat menentukan sendiri keadaan kehidupan ekstern dan nasib pribadi. Kekuasaan
dan milik merupakan komponen-komponen terpenting: berkat kekuasaan, mka milik mengakibatkan
monopolisasi dan kesempatan-kesempatan.

2.4 Karakteristik identitas nasional

Pada hakikatnya Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation ( bangsa ) dengan ciri-ciri khas tertentu yang
membuat bangsa bersangkutan berbeda dengan bangsa lain. Dengan perkataan lain dapat dikatakan
bahwa Identitas Nasional Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai
penataan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas.

Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai identitas nasional tadi bukanlah
barang jadi yang sudah selesai “mandheg” dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu
yang “ terbuka”-cenderung terus-menerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dicita-
citakan bangsa Indonesia.
Perkembangan Iptek dan arus globalisasi yang membuat masyarakat Indonesia harus berhadapan
dengan kebudayaan berbagai bangsa di dunia, sudah sepantasnya menyadarkan kita semua, bahwa
pelestarian berbagai bangsa di dunia, sudah sepantasnya menyadarkan kita semua, bahwa pelestarian
budaya sebagai upaya untuk mengembangkan identitas kita semua. Dalam upaya pengembangan
identitas nasional, pelestarian budaya tidak berarti menutup diri terhadap segala bentuk pengaruh
kebudayaan bangsa Indonesia.

Sebagai komitmen konstitusional yang dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam pembukaan,
khususnya dalam pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu : “ kebudayaan bangsa ialah
kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia.

Kesadaran pentingnya mengembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa dengan keterbukaan


menerima kebudayaan asing yang bernilai positif semakin tegas diamanatkan dalam pasal 32 UUD 1945
yang diamandemen :

1. Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya

2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional

2.5 Pengertian Nasionalisme

Nasionalisme adalah suatu situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total diabdikan kepada
negara dan bangsa atas nama sebuah bangsa. Munculnya nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai
alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari cengkraman kolonial. Nasionalisme dapat
diwujudkan dalam sebuah identitas politik/kepentingan bersama dalam bentuk sebuah wadah yang
disebut bangsa (nation) dengan demikian bangsa (nation) merupakan suatu badan (wadah) yang
didalamnya terhimpun orang-orang yang memiliki persamaan keyakinan dan persamaan lain yang
mereka miliki seperti : ras, etnis, agama, bahasa dan budaya. Dari unsur persamaan tersebut semuanya
dapat dijadikan sebagai identitas politik bersama untuk menentukan tujuan bersama. Tujuan ini
direalisasikan dalam bentuk sebuah entitas organisasi politik yang dibangun berdasarkan geopolitik yang
terdiri atas : populasi, geografis, dan pemerintahan yang permanen yang disebut negara (state).
Menurut Dean A. Mix dan Sandra M. Hawley, nation-state merupakan sebuah bangsa yang memiliki
bangunan politik seperti ketentuan-ketentuan perbatasan teritorial pemerintah sah, pengakuan bangsa
lain dan sebagainya. Menurut Koerniatmante Soetoprawiro secara hukum peraturan tentang
kewarganegaraan merupakan suatu konsekuensi langsung dari perkembangan nasionalisme.

2.6 Latar belakang lahirnya nasionalisme Indonesia

Tumbuhnya paham nasionalisme bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari situasi politik pada abad
ke 20. Pada masa itu semangat menentang kolonialisme Belanda mulai muncul di kalangan pribumi. Ada
3 pemikiran besar tentang watak nasionalisme Indonesia yang terjadi pada masa sebelum kemerdekaan
yakni paham ke Islaman, marxisme dan nasionalisme Indonsia.
Para analis nasionalis beranggapan bahwa Islam memegang peranan penting dalam pembentukan
nasionalisme sebagaimana di Indonesia. Menurut seorang pengamat nasionalisme George Mc. Turman
Kahin, bahwa Islam bukan saja merupakan mata rantai yang mengikat tali persatuan melainkan juga
merupakan simbol persamaan nasib menetang penjajahan asing dan penindasan yang berasal dari
agama lain. Ikatan universal Islam pada masa perjuangan pertama kali di Indonesia dalam aksi kolektif di
pelopori oleh gerakan politik yang dilakukan oleh Syarikat Islam yang berdiri pada awalnya bernama
Syarikat Dagang Islam dibawah kepemimpinan H.O.S.Tjokoroaminoto, H.Agus Salim dan Abdoel Moeis
telah menjadi organisasi politik pemula yang menjalankan program politik nasional dengan mendapat
dukungan dari semua lapisan masyarakat.

2.7 Faktor-Faktor Nasionalisme Indonesia

2.7.1 Faktor dari dalam (internal)

o Kenangan kejayaan masa lampau

Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan
berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan Persia pernah
mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Kejayaan masa lampau
mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa
lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.
Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh Nusantara, sedangkan masa
Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.

o Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa


penjajahan

Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika mengakibatkan
mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat.

o Munculnya golongan cendekiawan

Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari pendidikan
barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan pemimpin munculnya
organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.

o Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan
kebudayaan

5. Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat
pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin
menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
6. Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing.
Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan untuk
meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.

7. Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan
budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di Indonesia. Para
nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan kebudayaan asli bangsa
Indonesia.

2.7.2 Faktor dari luar (eksternal)

o Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)

o Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara

10. a. Pergerakan Kebangsaan India

11. b. Gerakan Kebangsaan Filipina

12. c. Gerakan Nasionalis Rakyat Cina

13. d. Pergerakan Turki Muda (1908)

14. e. Pergerakan Nasionalisme Mesir

o Munculnya Paham-paham baru

Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi
dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di Indonesia.
Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham) pada organisasi
pergerakan nasional yang ada di Indonesia.

2.8 Perkembangan Nasionalisme di Indonesia

Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan identitas
nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut negara kita ini. Dimana
selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang perjuangan bangsa
Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu mempersatukan bangsa dalam melakukan
perjuangan dan pergerakan melawan penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi
kepentingan Indonesia bukan atas nama daerah lagi. Istilah Indonesia mulai digunakan sejak :

16. J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan nusantara dalam
tulisannya pada tahun 1850.

17. Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut penduduk nusantara
dengan Indonesia.
18. Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional.

19. Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang awalnya bernama
Indische Vereninging menjadi Perhimpunan Indonesia.

20. Nama majalah Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka

21. Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Melalui Sumpah Pemuda
kata Indonesia dijadikan sebagai identitas kebangsaan yang diakui oleh setiap suku bangsa, organisasi-
organisasi pergerakan yang ada di Indonesia maupun yang di luar wilayah Indonesia.

22. Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

2.9 Karakteristik nasionalisme Indonesia

Paham Nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemedekaan dari
cengkraman kolonial . Semangat Nasionnalisme dipakai sebagai metode perlawanan, sebagaimana yang
disampaikan oleh Larry Diamond dan Marc F Platner bahwa para penganut nasionalisme dunia ketiga
secara khas menggunakan pretorika anti kolonialisme dan anti imperialisme . Dengan demikian , bangsa
merupakan suatu wadah yang didalamnya terhimpun orang-orang yang mempunyai persamaan
keyakinan yang mereka miliki . unsur persamaan itu dijadikan identitas politik berdasarkan geopolitik
dan pemerintahan permanen (negara).

Negara merupakan bangsa yang memiliki bangunan politik . Menurut penganutnya paham nasionalisme
yang disampaikan oleh Soekarno bukanlah nasionalisme yang berwatak sempit (chauvinisme) melainkan
bersifat toleran dan tidak memaksa.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

23. Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam
berbagai aspek kehidupan suatu nation ( bangsa ) dengan ciri-ciri khas tertentu yang membuat bangsa
bersangkutan berbeda dengan bangsa lain. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa Identitas
Nasional Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam arti luas.

24. Paham Nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemedekaan dari
cengkraman colonial dan Negara merupakan bangsa yang memiliki bangunan politik . Menurut
penganutnya paham nasionalisme bukanlah nasionalisme yang berwatak sempit (chauvinisme)
melainkan bersifat toleran dan tidak memaksa

3.2 Saran

1.Diharapkan masyarakat lebih menyadari pentingnya karakteristik identitas nasional dan karakteristik
nasionalisme dalam diri generasi penerus bangsa

2.Diharapkan informasi ini dapat tersebar luas ke masyarakat agar mengetahui pentingnya karakteristik
identitas nasional dan karakteristik nasionalisme sebagai tonggak kemajuan Negara

3.Agar ditindaklanjuti oleh pihak lain atau teman-teman dan kalangan yang peduli terhadap identitas
dan nasionalisme Indonesia
Diposting 5th September 2013 oleh Ahmad Kamaluddin A.Md.Kep

Lihat komentar
1.

FBS Indonesia11 Desember 2015 17.36

FBS Indonesia – FBS ASIAN adalah salah satu Group Broker Forex Trading FBS
Markets Inc
yang ada di ASIA dimana kami adalah online support partner fbs perwakilan yang sah
dipercayakan oleh perusahaan FBS untuk melayani semua klien fbs
di asia serta fbs yang ada di indonesia.
-----------------
Kelebihan Broker Forex FBS
1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANK LOKAL Indonesia dan
banyak lagi yang lainya
Buka akun anda di fbsasian.com.
-----------------
Bagai anda yang membutuhkan penghasilan pasif..
Silahkan rekomodasikan pada teman-teman anda di website kami http://titipdana.com ..
Dapatkan 2% dari setiap invetasi teman anda, oppp jangan lupa daftar terlebih dahulu....
Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
Tlp : 085364558922
BBM : fbs2009

Balas

kamaluddin

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

1.

Aug

pemberian dopamine drip infus


Ketika tidak ada syring pump ketika kita ingin memberikan dopamine atau dobutamin, maka kita
dapat memberikannya dengan mencampur ke cairan infus. Misalnya dopamine. Biasanya
dopamine 1 vial 200 mg. Caranya, campurkan dopamine ke dalam infus 500 cc. Rumusnya, dosis
x berat badan : 20 = tetes/ menit. Misalnya dosis 5 Mcg, BB 60 kg. Maka 5 x 60 : 20 = 15 tetes/
menit infus 500 cc yang sudah dicampur dopamine. Sedangkan untuk dobutamin biasanya 1 vial
250 mg. Maka rumusnya dosis x berat badan : 25 = tetes/menit. Mohon koreksi jika salah.

Diposting 4th August 2016 oleh Ahmad Kamaluddin A.Md.Kep

0
Tambahkan komentar

2.

Aug

sungai rapat
Sebuah sungai unik, biasa disebut orang sekitarnya dengan nama sungai rapat. Sebuah sungai
bawah tanah yang sebagian aliran sungai terbuka, dan sebagian tertutup dalam rapatnya batu
kapur bawah tanah. Dengan air yang dingin, sangat segar jika mandi disini. Kadang ada ikan-ikan
kecil yang menggigit kaki yang kita rendam di sungai, penduduk disini biasa menyebutnya ikan
Gigiri karangan, yang biasanya memakan lumut dibbebatuan sungai. Beruntungnya, sungai ini
terletak tepat di belakang rumah saya. Tepatnya berada di desa Kembang Habang Lama
kecamatan Salam Babaris.
kabupaten Tapin.

Diposting 4th August 2016 oleh Ahmad Kamaluddin A.Md.Kep

Tambahkan komentar

3.

Mar

15

Desa Kembang Habang Lama


Saya lahir di sebuah desa di lembah pegunungan Meratus yang bernama Kembang Habang
Lama. Desa yang menjadi tempat akulturasi budaya Banjar dan Jawa, desa yang bertumpu pada
sektor utama berupa perkebunan karet, hasil kerja pemerintahan Pak Soeharto.
Diposting 15th March 2015 oleh Ahmad Kamaluddin A.Md.Kep

Tambahkan komentar

4.

Mar

15

Praktik Kesehatan Masyarakat Desa


(PKMD) di Desa Damit, kec. Batu Ampar
Kab. Ta-La
Bertepatan pada hari Senin tanggal 26 Januari 2015 aku bangun pagi-pagi jam 04.00 subuh.
padahal ketika itu hujan yang turun cukup merayu untuk melanjutkan tidur, namun ultimatum
dosen yang mengharuskan kami untuk berkumpul jam 06.00 pagi di masjid Hasanuddin Majedi
menjadi ancaman serius agar mataku tetap menyala, karena pada hari inilah kami akan memulai
kegiatan Praktik Kegiatan Masyarakat Desa (PKMD) pada stage keperawatan komunitas ang
akan dilaksanakan kurang lebih satu bulan.
Aku sendiri menjadi ketua kelompok di kelompok 12 yang beranggotakan tomi, anggi, cebong,
afeng, rizal, aziz, alfi, meicky, anita, itud, idun dan isti. Kami bertigabelas akan di berpraktik di
desa Damit kec. Batu Ampar, sebuah desa yang berdekatan dengan pegunungan meratus, desa
yang dihuni oleh penduduk transmigrasi yang mayoritas adalah orang bersuku Jawa.

Diposting 15th March 2015 oleh Ahmad Kamaluddin A.Md.Kep

Tambahkan komentar

5.

Apr

20

askep glaukoma
Definisi

Glaukoma adalah Sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan
intraokular. ( Barbara C Long, 2000 : 262 )

Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf optik(neoropati optik) yang


biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular pada papil saraf optik. Yang
menyebabkan defek lapang pandang dan hilangnya tajam penglihatan jika lapang pandang
sentral terkena. (Bruce James. et al , 2006 : 95)

Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai ekskavasi glaukomatosa, neuropati saraf
optik, serta kerusakan lapang pandang yang khas dan utamanya diakibatkan oleh tekanan bola
mata yang tidak normal. (Sidarta Ilyas, 2002 : 239)

Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal (N = 15-20mmHg).
(Sidarta Ilyas, 2004 : 135)

Glaukoma adalah kondisi mata yang biasanya disebabkan oleh peningkatan abnormal
tekanan intraokular ( sampai lebih dari 20 mmHg). (Elizabeth J.Corwin, 2009 : 382)
Glaukoma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan TIO,
penggaungan, dan degenerasi saraf optik serta defek lapang pandang yang khas. ( Anas Tamsuri,
2010 : 72 )

Jadi, Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung,
yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan
yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan
menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak
mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.

C. Etiologi

Penyebabnya tergantung dari klasifikasi glaukoma itu sendiri tetapi pada umumnya
disebabkan karena aliran aqueous humor terhambat yang bisa meningkatkan tekanan intra
okuler.

Faktor-faktor resiko dari glaukoma adalah (Bahtiar Latif,2009).

· Umur

· Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma

· Tekanan bola mata /kelainan lensa

· Obat-obatan

1. GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP

Glaukoma akut hanya terjadi pada mata yang sudut bilik mata depannya memang sudah
sempit dari pembawaannya. Jadi ada faktor pre-disposisi yang memungkinkan terjadinya
penutupan sudut bilik mata depan.

a. Faktor Pre-Disposisi

Pada bilik mata depan yang dangkal akibat lensa dekat pada irirs maka akan terjadi hambatan
aliran akuos humor dari bilik mata belakang ke bilik mata depan, yang dinamakan hambatan
pupil (pupillary block) hambatan ini dapat menyebabkan meningkatnya tekanan di bilik mata
belakang.

Pada sudut bilik depan yang tadinya memang sudah sempit,dorongan ini akan menyebabkan iris
menutupi jaringan trabekulum.akibatnya akuos humor tidak dapat atau sukar mencapai jaringan
ini dan tidak dapat di salurkan keluar.terjadilah glaukoma akut sudut tertutup.

Istilah pupillary block penting untuk di ingat dan di fahami karena mendasari alasan pengobatan
dan pembedahan pada glaukoma sudut tertutup.

Keadaan-keadaan yang memungkinkan terjadinya hambatan pupil ini ditemukan pada mata
yang bersumbu pendek dan lensa yang secara fisiologik trus membesar karena usia,iris yang
tebal pun di anggap merupakan faktor untukmempersempit sudut bilik depan.

b. Faktor pencetus

Peningkatan jumlah akuos humor yang mendadak di bilik mata belakang akan mendorong iris ke
depan,hingga sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit akan mendadak tertutup.
Tidak diketahui dengan jelas apa yang menyebabkan hal tersebut.

c. Dilatasi pupil

Apabila pupil melebar, iris bagian tepi akan menebal ; sudut bilik mata depan yang asalnya
sudah sempit, akan mudah tertutup. (Sidarta Ilyas, 2002 :249-250)

2. GLAUKOMA KONGESIF AKUT

Seseorang yang datang dalam fase serangan akut glaukoma memberi kesan seperti orang
yang sakit berat dan kelihatan payah; mereka diantar oleh orang lain atau di papah. Penderita
sendiri memegang kepala nya karena sakit, kadang-kadang pakai selimut. Hal inilah yang
mengelabui dokter umum; sering dikiranya seorang penderita dengan suatu penyakit sistemik.

Dalam anamnesis, keluarganya akan menceritakan bahwa sudah sekian hari penderita
tidak bisa bangun, sakit kepala dan terus muntah-muntah, nyeri dirasakan di dalam dan sekitar
mata. Penglihatanya kabur sekali dan dilihatnya warna pelangi di sekitar lampu.

Apabila mata diperiksa, ditemukan kelopak mata bengkak,konjungtiva bulbi yang sangat
hiperemik (kongesif), injeksi siliar dan kornea yang suram. Bilik mata depan dangkal dapat
dibuktikan dengan memperhatikan bilik mata depan dari samping. Pupil tampak melebar,
lonjong miring agak vertikal atau midriasis yangg hampir total.
Refleks pupil lambat atau tidak ada. Tajam penglihatan menurun sampai hitung jari.
Sebenarnya dengan tanda-tanda luar ini ditambah anamnesis yang teliti sudah cukup untuk
membuat suatu diagnosis persangkaan yang baik.

Glaukoma Absolut adalah istilah untuk suatu glaukoma yang sudah terbengkalai sampai
buta total. Bola mata demikian nyeri, bukan saja karena tekanan bola mata yang masih tinggi
tetapi juga karena kornea mengalami degenerasi hingga mengelupas (keratopati bulosa).
(Sidarta Ilyas, 2002 : 252)

3. GLAUKOMA SUDUT TERBUKA

Hambatan pada glaukoma sudut terbuka terletak di dalam jaringan trabekulum sendiri,
akuos humor dengan leluasa mencapai lubang-lubang trabekulum,tetapi sampai di dalam
terbentur celah-celah trabekulum yang sempit, hingga akuos humor tidk dapat keluar dari bola
mata dengan bebas.

( Sidarta Ilyas, 2002 : 257 )

4. GLAUKOMA SEKUNDER

Glaukoma sekunder ialah suatu jenis glaukoma yang timbul sebagai penyulit penyakit
intraokular.

a. Glaukoma Sekunder Karena Kelainan Lensa Mata

Beberapa contoh adalah luksasi lensa ke depan maupun ke belakang, lensa yang membengkak
karena katarak atau karena trauma, protein lensa yang menimbulkan uveitis yang kemudian
mengakibatkan tekanan bola mata naik.

b. Glaukoma Sekunder Karena kelainan Uvea

Uveitis dapat menimbulkan glaukoma karena terbentuknya perlekatan iris bagian perifer (
sinekia ) dan eksudatnya yang menutup celah – celah trabekulum hingga outflow akuos humor
terhambat. Tumor yang berasal dari uvea karena ukuranya dapat menyempitkan rongga bola
mata atau mendesak iris ke depan dan menutup sudut bilik mata depan.

c. Glaukoma Sekunder Karena Trauma Atau Pembedahan


Hifema di bilik mata depan karena trauma pada bola mata dapat memblokir saluran outflow
tuberkulum. Perforasi kornea karena kecelakaan menyebabkan iris terjepit dalam luka dan
karenanya bilik mata depan dangkal. Dengan sendirinya akuos humor tidak dapat mencapai
jaringan trabekulum untuk jaringan keluar. Pada pembedahan katarak kadang – kadang bilik
mata depan tidak terbentuk untuk waktu yang cukup lama, ini mengakibatkan perlekatan iris
bagian perifer hingga penyaluran akuos humoer terhambat.

d. Glaukoma Karena Rubeosis Iris

Trombosis vena retina sentral dan retinopati diabetik acapkali disusul oleh pembentukan
pembuluh darah di iris.Di bagian iris perifer pembuluh darah ini mengakibatkan perlekatan –
perlekatan sehingga sudut bilik mata depan menutup.Glaukoma yang ditimbulkan biasnya nyeri
dan sulit diobati.

e. Galukoma Karena Kortikosteroid

Dengan munculnya kortikosteroid sebagai pengobatan setempat pada mata, muncul pula kasus
glaukoma pada penderita yang memang sudah ada bakat untuk glaukoma. Glaukoma yang
ditimbulkan menyerupai glaukoma sudut terbuka. Mereka yang harus diobati dengan
kortikosteroid jangka lama, perlu diawasi tekanan bola matanya secara berkala.

f. Glaukoma Kongesif

Glaukoma konginental primer atau glaukoma infantil.

Penyebabnya ialah suatu membran yang menutupi jaringan trabekulum sehingga menghambat
penyaluran keluar akuos humor.Akibatnya kornea membesar sehingga disebut Buftalmos atau
“mata sapi”.

g. Glaukoma Absolut

Glaukoma absolut menurapakan stadium terakhir semua jenis glaukoma disertai kebutaan total.
Apabila disertai nyeri yang tidak tertahan, dapat dilakukan cyclocryo therapy untuk mengurangi
nyeri. Setingkali enukleasi merupakan tidakan yang paling efektif. Apabila tidak disertai nyeri,
bola mata dibiarkan.

( Sidarta Ilyas, 2002 : 259-261 )

D. Klasifikasi

Glaukoma dibagi atas glaukoma primer, sekunder, dan kongenital.


1. GLAUKOMA PRIMER

Pada Glaukoma primer tidak diketahui penyebabnya, didapatkan bentuk :

a. Glaukoma sudut tertutup , (closed angle glaucoma, acute congestive glaukoma).

b. Glaukoma sudut terbuka, (open angle glaukoma, chronic simple glaucoma).

2. GLAUKOMA SEKUNDER

Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata, disebabkan :

a. Kelainan lensa

- Luksasi

- Pembengkakan (intumesen)

- Fakoltik

b. Kelainan uvea

- Uveitis

- Tumor

c. Trauma

- Perdarahan dalam bilik mata depan (hifema).

- Perforasi kornea dan prolaps iris, yang menyebabkan leukoma adheren.

d. Pembedahan

Bilik mata depan yang tidak cepat terbentuk setelah pembedahan katarak.

e. Penyebab glaukoma sekunder lainnya

- Rubeosis iridis (akibat trombosis vena retina sentral)

- Penggunaan kortikosteroid topikal berlebihan

3. GLAUKOMA KONGENITAL
Glaukoma konginetal primer atau glaukoma infantil (Buftalmos, hidroftalmos).Glaukoma yang
bertalian dengan kelainan kongenital lain.

4. GLAUKOMA ABSOLUT

Keadaan terakhir suatu glaukoma, yaitu dengan kebutaan total dan bola mata nyeri.(Sidarta
Ilyas, 2002 : 240-241)

E. Patofisiologi

Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi humor aquelus oleh
badan siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran keluar humor aquelus melalui sudut
bilik mata depan juga bergantung pada keadaan kanal Schlemm dan keadaan tekanan episklera.
Tekanan intraokular dianggap normal bila kurang dari 20 mmHg pada pemeriksaan dengan
tonometer Schiotz (aplasti). Jika terjadi peningkatan tekanan intraokuli lebih dari 23 mmHg,
diperlukan evaluasi lebih lanjut. Secara fisiologis, tekanan intraokuli yang tinggi akan
menyebabkan terhambatannya aliran darah menuju serabut saraf optik dan ke retina. Iskemia
ini akan menimbulkan kerusakan fungsi secara bertahap. Apabila terjadi peningkatan tekanan
intraokular, akan timbul penggaungan dan degenerasi saraf optikus yang dapat disebabkan oleh
beberapa faktor :

1. Gangguan perdarahan pada papil yang menyebabkan deganerasi berkas serabut saraf
pada papil saraf optik.

2. Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang
merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi papil saraf
otak relatif lebih kuat dari pada bagian tengah sehingga terjadi penggaungan pada papil saraf
optik.

3. Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih belum jelas.

4. Kelainan lapang pandang pada glaukoma disebabkan oleh kerusakan serabut saraf
optik.( Anas Tamsuri, 2010 : 72-73 )
PATHWAYS GLAUKOMA

DM

Kortikosteroid jangka panjang

Miopia

Trauma mata

Obstruksi jaringan Peningkatan tekanan

Trabekuler Vitreus

Hambatan pengaliran Pergerakan iris kedepan

Cairan humor aqueous

Nyeri
TIO meningkat Glaukoma TIO Meningkat

Gangguan saraf optik Tindakan operasi

Gangguan
persepsi sensori
penglihatan

Perubahan penglihatan

Kurang pengetahuan

Anxietas

Perifer
Kebutaan
F. Manifestasi Klinis

1. Nyeri pada mata dan sekitarnya (orbita, kepala, gigi, telinga).

2. Pandangan kabut, melihat halo sekitar lampu.

3. Mual, muntah, berkeringat.

4. Mata merah, hiperemia konjungtiva, dan siliar.

5. Visus menurun.

6. Edema kornea.

7. Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada glaukoma sudut terbuka).

8. Pupil lebar lonjong, tidak ada refleks terhadap cahaya.

9. TIO meningkat.( Anas Tamsuri, 2010 : 74-75 )

G. Komplikasi

Kebutaan dapat terjadi pada semua jenis glaukoma, glaukoma penutupan sudut akut
adalah suatu kedaruratan medis. agens topikal yang digunakan untuk mengobati glaukoma
dapat memiliki efek sistemik yang merugikan, terutama pada lansia. Efek ini dapat berupa
perburukan kondisi jantung, pernapsan atau neurologis.

H. Pemeriksaan Penunjang

1. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN

Pemeriksaan tajam penglihatan bukan merupakan pemeriksaan khusus untuk glaukoma.

a. Tonometri
Tonometri diperlukan untuk mengukur tekanan bola mata. Dikenal empat cara tonometri, untuk
mengetahui tekanan intra ocular yaitu :

- Palpasi atau digital dengan jari telunjuk

- Indentasi dengan tonometer schiotz

- Aplanasi dengan tonometer aplanasi goldmann

- Nonkontak pneumotonometri

Tonomerti Palpasi atau Digital\

Cara ini adalah yang paling mudah, tetapi juga yang paling tidak cermat, sebab cara
mengukurnya dengan perasaan jari telunjuk. Dpat digunakan dalam keadaan terpaksa dan tidak
ada alat lain. Caranya adalah dengan dua jari telunjuk diletakan diatas bola mata sambil
pendertia disuruh melihat kebawah. Mata tidak boleh ditutup, sebab menutup mata
mengakibatkan tarsus kelopak mata yang keras pindah ke depan bola mata, hingga apa yang
kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu memberi kesan perasaan keras. Dilakukan dengan
palpasi : dimana satu jari menahan, jari lainnya menekan secara bergantian.

Tinggi rendahnya tekanan dicatat sebagai berikut :

N : normal

N + 1 : agak tinggi

N + 2 : untuk tekanan yang lebih tinggi

N – 1 : lebih rendah dari normal

N – 2 : lebih rendah lagi, dan seterusnya

2. GONIOSKOPI

Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan dengan menggunakan
lensa kontak khusus. Dalam hal glaukoma gonioskopi diperlukan untuk menilai lebar sempitnya
sudut bilik mata depan.

3. OFTALMOSKOPI

Pemeriksaan fundus mata, khususnya untuk mempertahankan keadaan papil saraf optik, sangat
penting dalam pengelolaan glaukoma yang kronik. Papil saraf optik yang dinilai adalah warna
papil saraf optik dan lebarnya ekskavasi. Apakah suatu pengobatan berhasil atau tidak dapat
dilihat dari ekskavasi yang luasnya tetap atau terus melebar.

4. PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG

a. Pemeriksaan lapang pandang perifer :lebih berarti kalau glaukoma sudah lebih lanjut,
karena dalam tahap lanjut kerusakan lapang pandang akan ditemukan di daerah tepi, yang
kemudian meluas ke tengah.

b. Pemeriksaan lapang pandang sentral : mempergunakan tabir Bjerrum, yang meliputi


daerah luas 30 derajat. Kerusakan – kerusakan dini lapang pandang ditemukan para sentral yang
dinamakan skotoma Bjerrum.(Sidarta Ilyas, 2002 : 242-248)

Pada penderita dengan dugaan glaukoma harus dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:

1. Biomikroskopi, untuk menentukan kondisi segmen anterior mata, dengan pemeriksaan ini
dapat ditentukan apakah glaukomanya merupakan glaukoma primer atau sekunder.

2. Gonioskopi, menggunakan lensa gonioskop. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat sudut
pembuangan humor akuos sehingga dapat ditentukan jenis glaukomanya sudut terbuka atau
tertutup.

3. Oftalmoskopi, yaitu pemeriksaan untuk menentukan adanya kerusakan saraf optik


berdasarkan penilaian bentuk saraf optik menggunakan alat oftalmoskop direk.

4. OCT (Optical Coherent Tomography). Alat ini berguna untuk mengukur ketebalan serabut
saraf sekitar papil saraf optik sehingga jika terdapat kerusakan dapat segera dideteksi sebelum
terjadi kerusakan lapang pandangan, sehingga glaukoma dapat ditemukan dalam stadium dini

5. Perimetri, alat ini berguna untuk melihat adanya kelainan lapang pandangan yang
disebabkan oleh kerusakan saraf optik.

6. Tonometri, pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur besarnya tekanan bola


mata/tekanan intraokuler/TIO.

I. Penatalaksaan Medis & Keperawatan

Penatalaksanaan Pembedahan
a. Iridektomi perifer.

Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata belakang dan depan karena telah terdapat
hambatan dalam pengaliran humor akueus. Hal ini hanya dapat dilakukan jika sudut yang
tertutup sebanyak 50%.

b. Trabekulotomi (Bedah drainase)

Dilakukan jika sudut yang tertutup lebih dari 50% atau gagal dengan iridektomi.

Terapi farmakologi (Barbara C. Long, 2000 : 267)

Obat Efek Terhadap Glaukoma

Agen Kolinergik (Miotik) :

Pilocarpine Merangsang reseptor kolinergik,


mengkontraksikan otot-otot iris untuk
Carbachol ( Carbacel ) mengecilkan pupil dan menurunkan tahanan
terhadap aliran humor aqueous, juga
mengkontraksikan otot-otot ciliary untuk
meningkatkan akomodasi.

Menghambat pepenghancuran Asetylchloline


yang berefek sebagai kolinergik.
Kolinesterase Inhibitors (Miotik)
: JANGAN MENGGUNAKAN OBAT
KOLINESTERASE PADA GLAUKOMA SUDUT
Physostigmine (Eserine)
TERTUTUP (Meningkatkan tahanan pupil)
Demecarlum bromide
(Humorsol)

Isoflurophate (Floropryl)

Echotiophate Iodide
(Phospoline Iodide)
Memblok – impuls adrenergik (Sympathetik)
yang secara normal menyebabkan mydriasis,
mekanisme yang bisa menurunkan IOP, tidak
Edrenergic Beta Bloker : jelas

Timolol meleate (Timoptic)

Betaxolol hydrochloride
(Betaoptic)

Levobunolol hydrochloride
(Betagan)
Menurunkan produksi humor aqueous dan
meningkatkan aliran aqueous.

JANGAN MENGGUNAKAN UNTUK GLAUKOMA


Agen adrenergik : SUDUT TERTUTUP

Epinephryl borate (Eppy)

Epinephrine hydrochloride
(glaucom, Epifrin)

Epinephrine bitatrate (Epitrate,


Mucocoll)

Dipivefrin (Propine)
Menghambat produksi humor aqueous

Carbonic anhydrase inhibitors :

Acetazolamide (Diamox)

Ethoxzolamide (Cardrase)

Dichlorhenamide (Daramide)

Methazolamide (Neptazane)
Meningkatkan osmolaritas plasma darah,
meningkatkan aliran cairan dari humor
Agen Osmotik : aqueous ke plasma

Glycerine (Glycerol, Osmoglyn)


Mannitol (Osmitrol)

Urea (Ureaphil, Urevert)

J. Pencegahan

1. Deteksi dini

Salah satu satu cara pencegahan glaukoma adalah dengan deteksi sedinimungkin. Tidak
ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudutterbuka. Jika penyakit ini
ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan
pengobatan. Orang-orang yangmemiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya
menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya menjalaniiridotomi
untuk mencegah serangan akut.

- Mengingat hilangnya penglihatan secara permanen yang disebabkan olehglaukoma,


sebaiknya setiap orang memperhatikan kesehatan matanya dengancara melakukan pengukuran
tekanan bola mata secara rutin setiap 3 tahun,terutama bagi orang yang usianya di atas 40
tahun.

- Faktor risiko lain yang perlu diwaspadai adalah mereka yang memiliki riwayatkeluarga
penderita glaukoma, mata minus tinggi atau plus tinggi (miopia),serta penderita penyakit
sistemik seperti diabetes atau kelainan vaskular (jantung).

- Pemeriksaan mata rutin yang disarankan adalah setiap enam bulan sekali,khususnya bagi
orang dengan risiko tinggi. Untuk mengukur tekanan bolamata kerusakan mata yang diderita
dilakukan tes lapang pandang mata.- Sebaiknya diperiksakan tekanan bola mata bila mata
kemerahan dan sakitkepala berat.

2. Nutrisi yang adekuat (banyak mengandung vitamin A dan Beta Karoten)

Faktor risiko pada seseorang yang bisa menderita glaukoma adalah seperti diabetesmellitus dan
hipertensi, untuk itu bagi yang menderita diabetes mellitus dianjurkan untuk mengurangi
mengkonsumsi gula agar tidak terjadi komplikasiglaukoma, sedangkan untuk penderita
hipertensi dianjurkan untuk diet rendahgaram karena jika tekanan darah naik cepat akan
menaikkan tekanan bola mata.

3. Gaya Hidup (Life style) yang sehat seperti menghindari merokok dan olahragateratur.
Olahraga dapat merendahkan tekanan bola mata sedikit.
4. Pencegahan lanjutan bagi yang sudah menderita glaukoma agar tidak bertambah
parah/untuk mencegah tingginya tekanan intraokuler yaitu :

- Mengurangi stress

- Hindari membaca dekat karena pupil akan menjadi kecil sehingga glaucomaakan memblok
pupil

- Hindari pemakaian obat simpatomimetik karena pupil akan melebar (dilatasi)

- Diet rendah natrium

- Pembatasan kafein

- Mencegah konstipasi

- Mencegah manuver valsava seperti batuk, bersin, dan mengejan karena akanmeningkatkan
TIO

- Menempatkan pasien dalam posisi supinasi dapat membantu pasien merasanyaman dan
mengurangi tekanan intra okular. Diyakini juga bahwa dengan posisi supinasi, lensa jatuh
menjauh dari iris yang mengurangi blok pupil.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN DENGAN GLAUKOMA

BAB I
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa tekanan intra okuler
penggaungan pupil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata.
Glaukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intra
okuler. (Long Barbara, 1996)

B. Klasifikasi
1. Glukoma primer
Glukoma sudut terbuka terjadi karena tumor aqueus mempunyai pintu terbuka ke jaringan
trabekular kelainannya berkenang lambat.
Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup terjadi karena ruang anterior menyempit, sehingga iris terdorong ke
depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor aqoeus mengalir ke saluran
schlemm.
2. Glaukoma sekunder
Glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata lain yang menyebabkan penyempitan sudut /
peningkatan volume cairan dari dalam mata dapat diakibatkan oleh : perubahan lensa
Kelainan uvea
Trauma
Bedah
3. Glaukoma kongenital
Glaukoma yang terjadi akibat kegagalan jaringan mesodermal memfungsikan trabekular.
4. Glaukoma absolut
Merupakan stadium akhir, sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan
gangguan fungsi lanjut.

Berdasarkan lamanya :
1. Glaukoma akut
Penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intra okuler yang meningkat mendadak sangat
tinggi.
2. Glaukoma kronik
Penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan
anatomi dan fungsi mata yang permanen.
C. Anatomi dan Fisiologi
Di dalam terdapat dua macam cairan :
1. Aqueus humor
Cairan ini berada di depan lensa.
2. Vitreus humor
Cairan penuh albumin berwarna keputih – putihan seperti agar – agar yang berada dibelakang
biji mata, mulai dari lensa hingga retina. (Evelin C Pearce : 317)
Dalam hal ini cairan yang mengalami gangguan yang dihubungkan dengan penyakit glaukoma
adalah aqueus humor, dimana cairan ini berasal dari badan sisiari mengalir ke arah bilik anterior
melewati iris dan pupil dan diserap kembali kedalam aliran darah pada sudut antara iris dan
kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlemm. (Evelin C. Pearce : 317).
Secara normal TIO 10 -21 mmHg karena adanya hambatan abnormal terhadap aliran aqueus
humor mengakibatkan produksi berlebih badan silier sehingga terdapat cairan tersebut. TIO
meningkat kadang – kadang mencapai tekanan 50 – 70 mmHg.

D. ETIOLOGI
1. Primer
Terdiri dari
a. Akut
Dapat disebabkan karena trauma.
b. Kronik
Dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti :
Ø Diabetes mellitus
Ø Arterisklerosis
Ø Pemakaian kortikosteroid jangka panjang.
Ø Miopia tinggi dan progresif.
Dari etiologi diatas dapat menyebabkan sudut bilik mata yang sempit.
2. Sekunder
Disebabkan penyakit mata lain seperti :
Ø Katarak
Ø Perubahan lensa
Ø Kelainan uvea
Ø Pembedahan

E. Manifestasi Klinis
1. Glaukoma primer
a. Glaukoma sudut terbuka
- Kerusakan visus yang serius
- Lapang pandang mengecil dengan macam – macam skotoma yang khas
- Perjalanan penyakit progresif lambat
b. Glaukoma sudut tertutup
- Nyeri hebat didalam dan sekitar mata
- Timbulnya halo disekitar cahaya
- Pandangan kabur
- Sakit kepala
- Mual, muntah
- Kedinginan
- Demam bahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang dapat sedemikian kuatnya
sehingga keluhan mata (gangguan penglihatan, fotofobia dan lakrimasi) tidak begitu dirasakan
oleh klien.
2. Glaukoma sekunder
- Pembesaran bola mata
- Gangguan lapang pandang
- Nyeri didalam mata
3. Glaukoma kongenital
- Gangguan penglihatan
(Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata, hal 147 – 150)

F. Patofisiologi
Tekanan Intra Okuler ditentukan oleh kecepatan produksi akues humor dan aliran keluar akues
humor dari mata. TIO normal 10 – 21 mmHg dan dipertahankan selama terdapat keseimbangan
antara produksi dan aliran akueos humor. Akueos humor di produksi didalam badan silier dan
mengalir ke luar melalui kanal schlemm ke dalam sistem vena. Ketidakseimbangan dapat terjadi
akibat produksi berlebih badan silier atau oleh peningkatan hambatan abnormal terhadap aliran
keluar akueos melalui camera oculi anterior (COA). Peningkatan tekanan intraokuler > 23 mmHg
memerlukan evaluasi yang seksama. Iskemia menyebabkan struktur ini kehilangan fungsinya
secara bertahap. Kerusakan jaringan biasanya dimulai dari perifer dan bergerak menuju fovea
sentralis. Kerusakan visus dan kerusakan saraf optik dan retina adalah ireversibel dan hal ini
bersifat permanen tanpa penangan, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan. Hilangnya
penglihatan ditandai dengan adanya titik buta pada lapang pandang.
(Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata, hal 147 – 150)

ASUHAN KEPERAWATAN GLAUKOMA

A. Pengkajian
1. Anamnesis
Anamnesis meliputi data demografi, yang meliputi :
- Umur, glaukoma primer terjadi pada individu berumur > 40 tahun.
- Ras, kulit hitam mengalami kebutaan akibat glaukoma paling sedikit 5 kali dari kulit putih
(dewit, 1998).
- Pekerjaan, terutama yang beresiko besar mengalami trauma mata.
Selain itu harus diketahui adanya masalah mata sebelumnya atau pada saat itu, riwayat
penggunaan antihistamin (menyebabkan dilatasi pupil yang akhirnya dapat menyebabkan Angle
Closume Glaucoma), riwayat trauma (terutama yang mengenai mata), penyakit lain yang sedang
diderita (DM, Arterioscierosis, Miopia tinggi)
Riwayat psikososial mencakup adanya ansietas yang ditandai dengan bicara cepat, mudah
berganti topik, sulit berkonsentrasi dan sensitif, dan berduka karena kehilangan penglihatan.
(Indriana N. Istiqomah, 2004)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Neurosensori
- Gangguan penglihatan (kabur/ tidak jelas), sinar terang dapat menyebabkan silau dengan
kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/ merasa
diruang gelap (katarak), tampak lingkaran cahaya/ pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan
perifer, fotfobia (galukoma akut) bahan kaca mata/ pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
- Tanda : pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berwarna, peningkatan air
mata.(www.IFC.com)
- Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmaskop untuk mengetahui adanya
cupping dan atrofi diskus optikus. Diskus optikus menjadi lebih luas dan dalampada glaukoma
akut primer, karena anterior dangkal, Aqueus humor keruh dan pembuluh darah menjalar
keluar dari iris.
- Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang pandang cepat menurun
secara signifikan dan keadaan kronik akan menurun secara bertahap.
- Pemeriksaan melalui inspeksi, untuk mengetahui adanya inflamasi mata, sklera kemerahan,
kornea keruh, dilatasi pupil, sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya (Indriana N.
Istiqomah,2004)
b. Nyeri/ kenyamanan
- Ketidaknyamanan ringan/ mata berair (glaukoma kronis0
- Nyeri tiba- tiba / berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma
akut). (www. IFC.com).
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kartu snellen / mesin telebinoklear
Digunakan untuk mengetahui ketajaman mata dan sentral penglihatan
b. Lapang penglihatan
Terjadi penurunan disebabkan oleh CSV, masa tumor pada hipofisis / otak, karotis /
patofisiologis, arteri serebral atau glaukoma.
c. Pengukuran tonografi
Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12 – 25 mmHg)
d. Pengukuran gonoskopi
Membantu membedakan sudut terbuka dan sudut tertutup
e. Tes provokatif
Digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal / hanya meningkat ringan.
f. Pemeriksaan aftalmoskop
Menguji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan retina
dan mikroaneurisma.
g. Darah lengkap, LED
Menunjukkan anemia sistemik / infeksi
h. EKG, kolesterol serum dan pemeriksaan lipid
Memastikan arterosklerosis, PAK
i. Tes toleransi glukosa
Menentukan adanya DM

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler
2. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan hilangnya pandangan perifer
3. Gangguan citra diri berhubungan dengan kebutaan
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler
Tujuan : nyeri terkontrol / tulang
Kriteria hasil :
Ø Pasien mengatakan nyeri berkurang / hilang
Ø Ekspresi wajah rileks
Ø Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri.
Intervensi :
a. Observasi derajat nyeri mata
Rasional : mengidentifikasi kemajuan / penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
b. Anjurkan istirahat di tempat tidur dalam ruangan yang tenang
Rasional : stress mental / emosi menyebabkan peningkatan TIO
c. Ajarkan pasien teknik distraksi
Rasional : membantu dalam penurunan persepsi / respon nyeri
d. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai program
Rasional : untuk mengurangi nyeri
2. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan hilangnya pandangan perifer
Tujuan : Penggunaan penglihatan yang optimal
Kriteria hasil :
Ø Pasien berpartisipasi dalam program pengobatan
Ø Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan lebih lanjut.
Intervensi :
a. Kaji derajat / tipe kehilangan penglihatan
Rasional : mengetahui harapan masa depan klien dan pilihan intervensi.
b. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan
penglihatan.
Rasional : intervensi dini untuk mencegah kebutaan, klien menghadapi kemungkinan /
mengalami kehilangan penglihatan sebagian atau total.
c. Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, mengikuti jadwal, tidak salah
dosis.
Rasional : Mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lebih lanjut
d. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi, misalnya agen osmotik sistemik.
Rasional : untuk mengurangi TIO
3. Resiko cedera berhubungan dengan kebutaan
Tujuan : peningkatan lapang pandang optimal
Kriteria hasil :
Tidak terjadi cedera.
Intervensi :
a. Bersihkan sekret mata dengan cara benar.
Rasional : sekret mata akan membuat pandangan kabur.
b. Kaji ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau dua mata yang terlibat.
Rasional : terjadi penurunan tajam penglihatan akibat sekret mata.
c. Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap
Rasional : mengurangi fotofobia yang dapat mengganggu penglihatan klien.
d. Perhatikan keluhan penglihatan kabur yang dapat terjadi setelah penggunaan tetes mata dan
salep mata
Rasional : membersihkan informasi pada klien agar tidak melakukan aktivitas berbahaya sesaat
setelah penggunaan obat mata.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawata Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif.1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III Jilid 1. Jakarta : FKUI.

Diposting 20th April 2014 oleh Ahmad Kamaluddin A.Md.Kep

Tambahkan komentar

6.

Nov

kumpulan laporan pendahuluan


keperawatan
LP PGK, LP GGA. LP GE. LP CHF, LP APENDISITIS, LP SELULITIS, LP GASTRITIS, LP KOLESISTITIS. LP
EFUSI PLEURA, LP TB PARU, LP SH, LP SNH, LP SIROSIS HEPATITIS, LP HT EMERGENCY. LP HIL. LP
LIMFOMA MALIGNA. LP COMBUSTIO. LP TRAUMA THORAK. LP HIDROSEPALUS. LP C.A MAMAE.
LP FEBRIS. LP DHF. LP HEPATITIS. LP ANEMIA. LP ANEMIA GRAVIS.

http://kamaluddyn.blogspot.com/search/label/LP FEBRIS

Diposting 5th November 2013 oleh Ahmad Kamaluddin A.Md.Kep

0
Tambahkan komentar

7.

Oct

23

PATWAY CHF
Diposting 23rd October 2013 oleh Ahmad Kamaluddin A.Md.Kep

Tambahkan komentar

8.

Oct

23

LP APENDISITIS
LAPORAN PENDAHULUAN

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah
kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer,
2001).
Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat
sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran
umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh
peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur. (Anonim, Apendisitis, 2007)

Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks).
Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa
pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal
usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di
perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirnya banyak
mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. (Anonim, Apendisitis, 2007)

Apendisitis merupakan peradangan pada usus buntu/apendiks ( Anonim, Apendisitis, 2007)

2. Anatomi dan Fisiologi

Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis Appendiks terletak di
ujung sakrum kira-kira 2 cm di bawah anterior ileo saekum, bermuara di bagian posterior dan
medial dari saekum. Pada pertemuan ketiga taenia yaitu: taenia anterior, medial dan posterior.
Secara klinik appendiks terletak pada daerah Mc. Burney yaitu daerah 1/3 tengah garis yang
menghubungkan sias kanan dengan pusat. Posisi apendiks berada pada Laterosekal yaitu di
lateral kolon asendens. Di daerah inguinal: membelok ke arah di dinding abdomen
(Harnawatiaj,2008). Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa
berbed bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.

Ukuran panjang apendiks rata-rata 6 – 9 cm. Lebar 0,3 – 0,7 cm. Isi 0,1 cc, cairan bersifat basa
mengandung amilase dan musin. Pada kasus apendisitis, apendiks dapat terletak intraperitoneal
atau retroperitoneal. Apendiks disarafi oleh saraf parasimpatis (berasal dari cabang nervus
vagus) dan simpatis (berasal dari nervus thorakalis X). Hal ini mengakibatkan nyeri pada
apendisitis berawal dari sekitar umbilicus (Nasution,2010).

Saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif
berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi
kelenjar limfoid. Apendiks menghasilkan suatu imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh
GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue), yaitu Ig A. Imunoglobulin ini sangat efektif sebagai
perlindungan terhadap infeksi, tetapi jumlah Ig A yang dihasilkan oleh apendiks sangat sedikit
bila dibandingkan dengan jumlah Ig A yang dihasilkan oleh organ saluran cerna yang lain. Jadi
pengangkatan apendiks tidak akan mempengaruhi sistem imun tubuh, khususnya saluran cerna
(Nasution,2010).

Anatomi dan Fisiologi Appendix

Pada neonatus, apendix vermiformis (umbai cacing) adalah sebuah tonjolan dari apex caecum,
tetapi seiring pertumbuhan dan distensi caecum, appendix berkembang di sebelah kiri dan
belakang kira-kira 2,5 cm di bawah valva ileocaecal (Lawrence, 2006). Istilah usus buntu yang
sering dipakai di masyarakat awan adalah kurang tepat karena usus buntu sebenarnya adalah
caecum. Appendix merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya sekitar 10 cm (3-15 cm).
Lumennya sempit di bagian proximal dan melebar di bagian distal. Namun, pada bayi, appendix
berbentuk kerucut, lebar di pangkal, dan sempit di ujung (Syamsuhidajat, 1997). Ontogenitas
berasal dari mesogastrium dorsale. Kebanyakan terletak intraperitoneal dan dapat
digerakkan. Macam-macam letak appendix : retrocaecalis, retroilealis, pelvicum, postcaecalis,
dan descendentis (Budiyanto, 2005).

Pangkal appendix dapat ditentukan dengan cara pengukuran garis Monroe-Pichter. Garis diukur
dari SIAS dextra ke umbilicus, lalu garis dibagi 3. Pangkal appendix terletak 1/3 lateral dari garis
tersebut dan dinamakan titik Mc Burney. Ujung appendix juga dapat ditentukan dengan
pengukuran garis Lanz. Garis diukur dari SIAS dextra ke SIAS sinistra, lalu garis dibagi 6. Ujung
appendix terletak pada 1/6 lateral dexter garis tersebut (Budiyanto, 2005).

Appendix menghasilkan lendir 1-2 ml perhari. Lendir tersebut secara normal dicurahkan ke
dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke caecum. Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh
GULT yang terdapat disepanjang saluran cerna termasuk appendix adalah IgA. Imunoglobulin ini
sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi (Syamsuhidajat, 1997).

3. Etiologi

Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetus apendisitis. Sumbatan pada lumen apendiks
merupakan faktor penyebab dari apendisitis akut, di samping hiperplasia (pembesaran) jaringan
limfoid, timbuan tinja/feces yang keras (fekalit), tumor apendiks, cacing ascaris, benda asing
dalam tubuh (biji cabai, biji jambu, dll) juga dapat menyebabkan sumbatan.

Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya
sebagai penyebab appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia
jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk
berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah
tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi
yang berakibat pada peradangan usus buntu.(Anonim,2008)
Klasifikas pendisitis

1. Apendisitis akut

Apendisitis akut adalah : radang pada jaringan apendiks. Apendisitis akut pada dasarnya
adalah obstruksi lumen yang selanjutnya akan diikuti oleh proses infeksi dari apendiks.

Penyebab obstruksi dapat berupa :

1. Hiperplasi limfonodi sub mukosa dinding apendiks.

2. Fekalit

3. Benda asing

4. Tumor.

Adanya obstruksi mengakibatkan mucin / cairan mukosa yang diproduksi tidak dapat keluar dari
apendiks, hal ini semakin meningkatkan tekanan intra luminer sehingga menyebabkan tekanan
intra mukosa juga semakin tinggi.

Tekanan yang tinggi akan menyebabkan infiltrasi kuman ke dinding apendiks sehingga terjadi
peradangan supuratif yang menghasilkan pus / nanah pada dinding apendiks.
Selain obstruksi, apendisitis juga dapat disebabkan oleh penyebaran infeksi dari organ lain yang
kemudian menyebar secara hematogen ke apendiks.

Appendicitis Purulenta (Supurative Appendicitis)

Tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema menyebabkan terbendungnya
aliran vena pada dinding appendiks dan menimbulkan trombosis. Keadaan ini memperberat
iskemia dan edema pada apendiks. Mikroorganisme yang ada di usus besar berinvasi ke dalam
dinding appendiks menimbulkan infeksi serosa sehingga serosa menjadi suram karena dilapisi
eksudat dan fibrin. Pada appendiks dan mesoappendiks terjadi edema, hiperemia, dan di dalam
lumen terdapat eksudat fibrinopurulen. Ditandai dengan rangsangan peritoneum lokal seperti
nyeri tekan, nyeri lepas di titik Mc Burney, defans muskuler, dan nyeri pada gerak aktif dan pasif.
Nyeri dan defans muskuler dapat terjadi pada seluruh perut disertai dengan tanda-tanda
peritonitis umum.

2. Apendisitis kronik

Diagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan jika dipenuhi semua syarat : riwayat nyeri
perut kanan bawah lebih dari dua minggu, radang kronik apendiks secara makroskopikdan
mikroskopik, dan keluhan menghilang satelah apendektomi.

Kriteria mikroskopik apendiksitis kronik adalah fibrosis menyeluruh dinding apendiks, sumbatan
parsial atau total lumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa, dan infiltrasi
sel inflamasi kronik. Insidens apendisitis kronik antara 1-5 persen.

a. Apendissitis rekurens

Diagnosis rekuren baru dapat dipikirkan jika ada riwayat serangan nyeri berulang di perut kanan
bawah yang mendorong dilakukan apeomi dan hasil patologi menunjukan peradangan akut.
Kelainan ini terjadi bila serangn apendisitis akut pertama kali sembuh spontan. Namun,
apendisitis tidak perna kembali ke bentuk aslinya karena terjadi fribosis dan jaringan parut.
Resiko untuk terjadinya serangn lagi sekitar 50 persen. Insidens apendisitis rekurens biasanya
dilakukan apendektomi yang diperiksa secara patologik.

Pada apendiktitis rekurensi biasanya dilakukan apendektomi karena sering penderita datang
dalam serangan akut.
b. Mukokel Apendiks

Mukokel apendiks adalah dilatasi kistik dari apendiks yang berisi musin akibat adanya obstruksi
kronik pangkal apendiks, yang biasanya berupa jaringan fibrosa. Jika isi lumen steril, musin akan
tertimbun tanpa infeksi. Walaupun jarang,mukokel dapat disebabkan oleh suatu kistadenoma
yang dicurigai bisa menjadi ganas.

Penderita sering datang dengan eluhan ringan berupa rasa tidak enak di perut kanan bawah.
Kadang teraba massa memanjang di regio iliaka kanan. Suatu saat bila terjadi infeksi, akan
timbul tanda apendisitis akut. Pengobatannya adalah apendiktomi.

c. Tumor Apendiks

i. Adenokarsinoma apendiks

Penyakit ini jarang ditemukan, biasa ditemukan kebetulan sewaktu apendektomi atas indikasi
apendisitis akut. Karena bisa metastasis ke limfonodi regional, dianjurkan hemikolektomi kanan
yang akan memberi harapan hidup yang jauh lebih baik dibanding hanya apendektomi.

ii. Karsinoid Apendiks

Ini merupakan tumor sel argentafin apendiks. Kelainan ini jarang didiagnosis prabedah,tetapi
ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan patologi atas spesimen apendiks dengan
diagnosis prabedah apendisitis akut. Sindrom karsinoid berupa rangsangan kemerahan (flushing)
pada muka, sesak napas karena spasme bronkus, dan diare ynag hanya ditemukan pada sekitar
6% kasus tumor karsinoid perut. Sel tumor memproduksi serotonin yang menyebabkan gejala
tersebut di atas.

Meskipun diragukan sebagai keganasan, karsinoid ternyata bisa memberikan residif dan adanya
metastasis sehingga diperlukan opersai radikal. Bila spesimen patologik apendiks menunjukkan
karsinoid dan pangkal tidak bebas tumor, dilakukan operasi ulang reseksi ileosekal atau
hemikolektomi kanan
4. Patofisiologi

Pada umumnya obstruksi pada appendiks ini terjadi karena :


a. Hiperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan penyebab terbanyak.
b. Adanya faekolit dalam lumen appendiks.
c. Adanya benda asing seperti biji – bijian. Seperti biji Lombok, biji jeruk dll.
d. Striktura lumen karena fibrosa akibat peradangan sebelumnya

e. Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli dan streptococcus

f. Laki – laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15 – 30 tahun (remaja
dewasa). Ini disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada masa tersebut.

g. Tergantung pada bentuk appendiks


h. Appendik yang terlalu panjang.
i, Messo appendiks yang pendek.
j. Penonjolan jaringan limpoid dalam lumen appendiks.
k. Kelainan katup di pangkal appendiks.

Akibat terlipat atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feces) atau benda
asing, apendiks terinflamasi dan mengalami edema. Proses inflamasi tersebut menyebabkan
aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna, meningkatkan tekanan intraluminal,
menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam
terlokalisasi dalam kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang terinflamasi
berisi pus. Appendiks mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan (gangren) karena sudah tak
mendapatkan makanan lagi. Pembusukan usus buntu ini menghasilkan cairan bernanah, apabila
tidak segera ditangani maka akibatnya usus buntu akan pecah (perforasi/robek) dan nanah
tersebut yang berisi bakteri menyebar ke rongga perut. Dampaknya adalah infeksi yang semakin
meluas, yaitu infeksi dinding rongga perut (Peritonitis).

5. Maninfestasi klinis

Untuk menegakkan diagnosa pada apendisitis didasarkan atas anamnese ditambah dengan
pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya. 3 anamnesa penting yakni:

1. Anoreksia biasanya tanda pertama.

2. Nyeri, permulaan nyeri timbul pada daerah sentral (viseral) lalu kemudian menjalar ketempat
appendics yang meradang (parietal). Retrosekal/nyeri punggung/pinggang. Postekal/nyeri
terbuka.
3. Diare, Muntah, demam derajat rendah, kecuali ada perforasi.

Gejala usus buntu bervariasi tergantung stadiumnya:

1. Penyakit Radang Usus Buntu akut (mendadak)

Pada kondisi ini gejala yang ditimbulkan tubuh akan panas tinggi Demam bisa mencapai 37,8-
38,8° Celsius, mual-muntah, nyeri perut kanan bawah, buat berjalan jadi sakit sehingga agak
terbongkok, namun tidak semua orang akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya
bersifat meriang, atau mual-muntah saja

1. Penyakit Radang Usus Buntu kronik

Pada stadium ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar
(tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai
dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan
bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut yaitu nyeri pd titik Mc Burney (titik
tengah antara umbilicus dan Krista iliaka kanan).

Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak usus buntu itu sendiri terhadap
usus besar, Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, nyerinya akan sama
dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi usus
buntunya ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina.
Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik. (Anonim, 2008)

6. Pemeriksaan Diagnosa Penyakit

Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menentukan dan mendiagnosa
adanya penyakit radang usus buntu (Appendicitis). Diantaranya adalah pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiology:

ü Pemeriksaan fisik.

1. Inspeksi: akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga perut dimana dinding perut
tampak mengencang (distensi).

2. Palpasi: didaerah perut kanan bawah bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas
juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana merupakan kunci dari diagnosis apendisitis
akut.

3. Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat tinggi-tinggi, maka
rasa nyeri di perut semakin parah (psoas sign)
4. Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan
atau vagina menimbulkan rasa nyeri juga.

5. Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla), lebih menunjang lagi adanya
radang usus buntu.

6. Pada apendiks terletak pada retro sekal maka uji Psoas akan positif dan tanda perangsangan
peritoneum tidak begitu jelas, sedangkan bila apendiks terletak di rongga pelvis maka Obturator
sign akan positif dan tanda perangsangan peritoneum akan lebih menonjol

7. Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel darah
putih (leukosit) hingga sekitar 10.000 – 18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan yang lebih dari itu,
maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah).

Pemeriksaan radiologi

Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang
membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG) cukup membantu
dalam penegakkan diagnosis apendisitis, terutama untuk wanita hamil dan anak-anak. Tingkat
keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93 – 98 %). Dengan CT scan
dapat terlihat jelas gambaran apendiks. Pada kasus yang kronik dapat dilakukan rontgen foto
abdomen, USG abdomen dan apendikogram.

8. Penatalaksanaan

Tidak ada penatalaksanaan appendicsitis, sampai pembedahan dapat di lakukan. Cairan intra
vena dan antibiotik diberikan intervensi bedah meliputi pengangkatan appendics dalam 24 jam
sampai 48 jam awitan manifestasi. Pembedahan dapat dilakukan melalui insisi kecil/laparoskop.
Bila operasi dilakukan pada waktunya laju mortalitas kurang dari 0,5%. Penundaan selalu
menyebabkan ruptur organ dan akhirnya peritonitis. Pembedahan sering ditunda namun karena
dianggap sulit dibuat dan klien sering mencari bantuan medis tapi lambat. Bila terjadi perforasi
klien memerlukan antibiotik dan drainase.

Komplikasi yang dapat terjadi akibat apendisitis yang taktertangani yakni:


1. Perforasi dengan pembentukan abses.
2. Peritonitis generalisata
3. Pieloflebitis dan abses hati, tapi jarang.
9. Prognosis

Apendiktomi yang dilakukan sebelum perforasi prognosisnya baik. Kematian dapat terjadi pada
beberapa kasus. Setelah operasi masih dapat terjadi infeksi pada 30% kasus apendix perforasi
atau apendix gangrenosa.

10. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan penekanan ujung-ujung saraf, pelepasan mediator kimia


(histamine, bradikinin, prostaglandin), distensi jaringan usus oleh inflamasi

2. Risiko terhadap perubahan volume cairan / kekurangan volume cairan berhubungan dengan
muntah, mual, pembatasan makanan dan cairan, kadang-kadang diare

3. Resiko infeksi berhubungan dengan perforasi atau ruptur appendiks, peritonitis,


pembentukan abses

4. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan, nyeri

5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya mual,muntah dan
pembatasan makanan .

6. Pembatasan aktivitas berhubungan dengan relokasi nyeri .

7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman.

8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mengingat, atau kurangnya insformasi

11. Intervensi dan rasional Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan penekanan ujung-ujung saraf, pelepasan mediator kimia


(histamine, bradikinin, prostaglandin), distensi jaringan usus oleh inflamasi.

Intervensi keperawatan dan rasionalisasi :

a. Kaji karakteristik nyeri : catat lokasi, durasi, intensitas nyeri (skala 0-10).
Rasional : untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat menentukan jenis tindakannya.

b. Selidiki dan laporkan perubahan nyeri dengan cepat.

Rasional : untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dari penyakit klien.

c. Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler.

Rasional : Posisi ini mengurangi ketegangan pada organ – organ abdomen.

d. Berikan aktivitas hiburan

Rasional : Mengalihkan pasien dari rasa nyeri.

e. Anjurkan teknik relaksasi dengan napas dalam.

Rasional : Mengurangi ketegangan dapat mengurangi nyeri.

f. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.

Rasional : sebagai mitra kita perlu berkolaborasi dengan dokter, apabila nyeri pasien tidak dapat
hilang dengan posisi dan tehnik relaksasi.

2. Risiko terhadap perubahan volume cairan / kekurangan volume cairan berhubungan dengan
muntah, mual, pembatasan makanan dan cairan, kadang-kadang diare.

Intervensi keperawatan dan rasionalisasi :

a. Kaji tanda – tanda vital klien; awasi tekanan darah dan nadi

Rasional : Tanda – tanda vital sangat membantu mengidentifikasi fluktuasi volume intravaskuler

b. Lihat membrane mukosa, kaji turgor kulit dan pengisian kapiler.

Rasional : Turgor kulit dan membran mukosa merupakan indikasi status hidrasi serta
keadekuatan sirkulasi perifer

c. Kaji dan catat intake dan output cairan secara teliti, termasuk urine output,catat warna
urine/konsentrasi dan jenis

Rasional : Penurunan output urine pekat dan peningkatan berat jenis diduga dehidrasi/
kebutuhan peningkatan cairan.
d. Berikan cairan peroral atau parenteral sesuai anjuran dan lanjutkan dengan diet sesuai
toleransi

Rasional : Dapat menurunkan iritasi gaster dan muntah serta meminimalkan kehilangan cairan

3. Resiko infeksi berhubungan dengan perforasi atau ruptur appendiks, peritonitis, pembentukan
abses.

Intervensi keperawatan dan rasionalisasi :

a. Awasi dan catat tanda – tanda vital, perhatikan bila ada demam berkeringat, perubahan
mental, meningkatnya nyeri abdomen

Rasional : Segera timbulnya dugaan infeksi atau terjadinya sepsis, abses peritonitis
memudahkan perawat merencanakan dan melakukan tindakan keperawatan secara dini.

b. Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka septic sesuai prosedur kerja

Rasional : Dapat menurukan atau mencegah terjadinya infeksi

c. Pantau insisi luka dan balutan, catatan karakteristik drainase luka/ adanya eritema

Rasional : Memberikan deteksi dini terjadinya situasi proses infeksi atau pengawasan
penyembuhan

d. Berikan informasi yang tepat dan jujur pada klien atau orang terdekatnya tentang kondisi klien

Rasional : Suatu informasi yang akurat memberikan pengetahuan tentang adanya kemajuan
situasi sehingga memberikan dukungan emosi, membantu menurunkan kecemasan

e. Kolaborasi dalam pemberian abat – obat antibiotic

Rasional : Memungkinkan penurunan jumlah organisme terutama pada infeksi yang telah ada
sebelumnya

4. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan, nyeri

Intervensi keperawatan dan rasionalisasi :


a. Kaji tingkat cemas.

Rasional : untuk mengidentifikasi sejauh mana tingkat ansietas klien dan memudahkan tindakan
selanjutnya.

b. Beri penyuluhan tentang penyakit klien.

Rasional : dengan penyuluhan maka klien akan lebih paham dengan penyakitnya serta
mengurangi kecemasan klien.

c. Beri penyuluhan tentang tindakan pembedahan yang akan dilakukan.

Rasional : penyuluhan awal sebelum pembedahan akan menurunkan tingkat kecemasan klien.

d. Anjurkan kepada keluarga untuk selalu berada disamping klien.

Rasional : keluarga sangat dibutuhkan sebagai penyemangat klien dalam menghadapi


pembedahan.

e. Beri aktivitas hiburan atau bahan bacaan yang menyenangkan.

Rasional : untuk mengalihkan pasien dari kecemasan.

f. Ingatkan klien untuk selalu berdoa pada Tuhan sesuai dengan agamanya.

Rasional : dengan berdoa maka klien lebih kuat dalam menghadapi pembedahan.

g. Jika dibutuhkan, kolaborasi untuk pemberian obat penenang. Rasional : untuk membantu
klien dalam tidur dan istirahat.

5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya mual,muntah dan
pembatasan makanan.

Intervensi keperawatan dan rasionalisasi :

a. Kaji tingkat kebutuhan nutrisi klien

Rasional : untuk menentukan tindakan selanjutnya.

b. Beri makanan kesukaan klien.

Rasional : memberikan makanan yang disukai klien akan mengundang selera makan klien.
c. Beri makan porsi kecil tapi sering secara bertahap.

Rasional : membantu klien untuk makan secara perlahan – lahan sehingga klien tidak mengalami
muntah

d. Jangan beri makan yang merangsang asam lambung.

Rasional : makanan yang merangsang asam lambung akan mengakibatkan mual dan muntah
pada klien.

e. Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi.

Rasional : agar klien lebih meningkatkan asupan nutrisinya

f. Kolaborasi tim kesehatan lain tentang pemenuhan kebutuhan gizi klien

Rasional : agar kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan baik.

6. Pembatasan aktivitas berhubungan dengan relokasi nyeri.

Intervensi keperawatan dan rasionalisasi :

a. Kaji tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas

Rasional : untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalammelakukan aktivitas dan
memudahkan dalam pemberian tindakan selanjutnya.

b. Anjurkan kepada klien untuk menentukan sendiri posisi yang menyenangkan baginya.

Rasional : memberikan kenyamanan bagi klien

c. Anjurkan pada keluarga untuk selalu berada disamping klien dan membantu dalam memenuhi
kebutuhan aktivitas sehari-hari.

Rasional : agar klien tidak kesulitan dalam melakukan aktivitas karena selalu dibantu oleh
keluarga.

7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman.
Intervensi keperawatan dan rasionalisasi :

a. Tentukan kebiasaan tidur yang biasanya dan perubahan yang terjadi.

Rasional : mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat.

b. Berikan tempat tidur yang nyaman dan beberapa milik pribadi, misalnya : bantal dan guling.

Rasional : meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis/psikologis.

c. Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan baru.

Rasional : bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stress dan ansietas
dapat berkurang.

d. Cocokkan dengan teman sekamar yang mempunyai pola tidur yang serupa dan kebutuhan
malam hari.

Rasional : menurunkan kemungkinan bahwa teman sekamar yang “ burung hantu “ dapat
menunda pasien untuk terlelap atau menyebabkan terbangun.

e. Dorong beberapa aktivitas fisik pada siang hari, jamin pasien berhenti beraktivitas beberapa
jam sebelum tidur.

Rasional : aktivitas siang hari dapat membantu pasien menggunakan energy dan siap untuk tidur
malam hari.

f. Instruksikan tindakan relaksasi

Rasional : membantu menginduksi tidur.

g. Kurangi kebisingan dan lampu

Rasional : memberikan situasi kondusif untuk tidur

h. Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi, rendahkan tempat tidur bila mungkin

Rasional : pagar tempat tidur memberikan keamanan dan dapat digunakan untuk membantu
merubah posisi

i. Kolaborasi dalam pemberian obat sedate, hipnotik sesuai indikasi

Rasional : mungkin diberikan untuk membantu pasien tidur atau istirahat selama periode
transisi dari rumah ke lingkungan baru.
8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mengingat, atau kurangnya informasi.

Intervensi keperawatan dan rasionalisasi :

a. Kaji pembatasan aktivitas pasien

Rasional : Memberi informasi pada klien untuk merencanakan kembali rutinitas tanpa
menimbulkan masalah.

b. Dorong aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahat

Rasional : Mencegah kelemahan, meningkatkan penyembuhan dan mepermudah aktifitas


normal

c. Diskusikan mengenai perawatan dengan pasien dan keluarga.

Rasional : Pemahaman meningkatkan kerjasama dalam program terapi, meningkatkan


penyembuhan dan proses perbaikan

d) Evaluasi

1. Mengalami peredaan nyeri

Melaporkan berkurangnya nyeri

Tidak mengalami nyeri tekan ditempat terjadinya infeksi

Tidak mengalami ketidaknyamanan bila bergerak

2. Defisit volume cairan tidak terjadi

turgor kulit baik,

kelembaban membran mukosa baik,

tanda – tanda vital stabil dan keluaran urine adekuat.

3. Tidak terjadi infeksi

tidak dijumpainya tanda – tanda infeksi


inflamasi,

drainase purulenta,

eritema

suhu badan normal

angka leukosit dan laju endap darah kembali normal.

4. Ansietas berkurang

Ekspresi wajah relaks

Cemas dan rasa takut hilang atau berkurang.

5. Kebutuhan nutrisi terpenuhi

6. Peningkatan toleransi terhadap aktivitas

Menurunnya keluhan terhadap kelemahan

Tidak terjadi kelelahan dalam melakukan aktivitas

Berkurangnya nyeri

7. Pola tidur kembali normal

Jumlah jam tidur tidak terganggu

Insomnia berkurang

Adanya kepuasan tidur

Pasien menunjukkan kesejahteraan fisik dan psikologi

8. Pengetahuan pasien tentang proses penyakitnya bertambah.

Diposting 23rd October 2013 oleh Ahmad Kamaluddin A.Md.Kep


1

Lihat komentar

9.

Oct

23

LP gastroenteritis
LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS II

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS

A. Pengertian

1. Gastroenteritis adalah suatu kondisi oleh muntah, diare yang disebabkan oleh infeksi, alergi,

intoleransi terhadap bahan makanan tertentu/ taksin yang masuk ke dalam lambung. (Susan
Martin Tucker, 1992)

2. Diare adalah suatu gejala klinis dari gangguan saluran pencernaan (usus) yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (berulang-ulang) disertai adanya perubahan

bentuk dan konsistensi dari feses menjadi lembek atau cair (Bambang Subagyo, 1997).

3. Gastroenteritis adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali
sehari, juga perubahan dalam jumlah dan konsistensi (feses cair). (Brunner and Suddart, 2000)
4. Gastroenteritis adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus yang terjadi akibat
salah makan, biasanya disebabkan oleh penyebab mikrobiologi. (Cristin Hancock, 1999)

5. Gastroenteritis adalah frekuensi buang besar lebih dari 4x sehari pada bayi dan lebih dari 3x

sehari pada anak dengan konsistensi feces cair/encer berwarna hijau/ dapat pula bercampur
lender dan darah atau lender saja. (Ngastiyah, 1997)

Klasifikasi

Klasifikasi gastroenteritis menurut Kapita Selekta edisi 3, 1999:

a. Gastroenteritis koleriform

Disebabkan oleh fibrio, eschercia colli, clostriclia, dan intoksikosi makanan.

b. Gastroenteritis degentriforin

Disebabkan oleh sigella , salmonella, entamoeba histolitica

Adanya peningkatan frekuensi buang air besar dan keenceran tinja merupakan akibat dari iritasi

usus oleh suatu patogen yang mempengaruhi lapisan usus sehingga terjadi peningkatan produk-
produk sekretorik dan peningatan motilitas usus. Ini menyebabkan banyak air dan mineral

terbuang karena waktu penyerapan berkurang sehingga penderita gastroenteritis dapat


mengalami dehidrasi.

Berdasarkan keadaan klinik, dehidrasi dapat dibagi 3 (Soeparman, 1997):

a. Dehidrasi ringan

Kehilangan cairan 2-5% dari berat badan


Gambaran klinis: dehidrasi, turgor kurang, suara serak, penderita belum jatuh dalam keadaan
preshock.

b. Dehidrasi sedang

Kehilangan cairan 5-10% dari berat badan. Gambaran klinis: turgor jelek, serak, penderita jatuh,
preshock, nadi cepat, nafas cepat dan dalam.

c. Dehidrasi berat

Kehilangan cairan lebih dari 10% dari berat badan

Gambaran klinis: turgor jelek, serak, penderita jatuh preshock atau shock nadi cepat, nafas
cepat dan dalam, kesadaran menurun, otot kaku, sianosis.

Gejala dehidrasi (Sagung Seto, 2005)

Gejala Hepatonik Isotonik Hipertonik

Rasa haus - - -

BB Menurut sekali Menurun Menurun

Turgor kulit Menurun sekali Menutup Tidak jelas

Kulit, Selaput lendir Basah Kering Kering sekali

Gejala SSP Apatis Jelek Relatif masih baik

Nadi Sangat lemah Cepat dan Cepat dan keras


lemah

Tekanan darah Sangat rendah Rendah Rendah

Banyak kasus 10-30% 70% 10-20%

Perhitungan balance
Jumlah cairan yang masuk:

1) Air (makanan, minuman)

2) Cairan infus

3) Air metabolisme

4) Injeksi

Jumlah cairan yang keluar

1) Urine

2) IWL

3) Feses

4) Muntah, perdarahan, cairan drain, NGT

Catatan:

1) Urine normal > 0,5 – 1 cc / kg BB/jam

2) Feses 100 cc/hari

3) WIL: Dewasa 15 cc / kg BB/hari

Anak (30 – usia) cc/kg BB/hari

Kenaikan suhu IWL + 200 (suhu badan – 36,8oC

4) Air metabolisme balita: 8 cc/kg BB/hari

B. Penyebab
1. Faktor Infeksi

a. Infeksi enteral : infeksi saluran cerna yang merupakan penyebab utama diare pada anak.

1) Infeksi bakteri patogen : salmonella, shigella, eschercia colli, vibris colerae

2) Infeksi bakteri non patogen : staphilococus albus, streptococus, proteus klebaella, pseudomonas.

3) Infeksi virus enterovirus (polio, cock sack, ECHO) adenovirus, arbovirus.

4) Infeksi parasit : cacing ascaris, trichiuris, strongloides.

5) Infeksi jamur : cahaida (monilla)

b. Infeksi purenteral : infeksi di luar alat pencernaan makanan

Contoh : otitis medis akut, tonsila faringitis, bronkitis, ensefalitis

2. Faktor Malabsorpsi

a. Malabsorbsi karbohidrat

b. Malabsorbsi lemak

c. Malabsorbsi protein

3. Faktor Makanan

Misal : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4. Faktor Psikologis

Misal : rasa takut, cemas dan stres.

C. Patofisiologi/ Pathway
Menurut Brunner dan Suddarth (2002) mekanisme yang menyebabkan diare adalah
sebagai berikut:

1. Diare sekresi biasanya diare dengan volume banyak disebabkan oleh peningkatan produksi dan

sekresi air serta elektrolit oleh mukosa usus ke dalam lumen usus.

2. Diare osmotik terjadi bila air terdorong ke dalam usus oleh tekanan osmotik dari partikel yang
tidak dapat diabsorbsi, sehingga reabsorbsi air menjadi lambat.

3. Diare campuran disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltik dari usus (biasanya karena
penyakit usus inflamasi) dan kombinasi peningkatan skresi atau penurunan absorbsi dalam usus.

Menurut Cristin Hancock (1999), secara patofisiologi bakteri dan virus dapat

menyebabkan gastroenteritis dengan 3 cara :

1. Keracunan oleh enterotoxin eschersia colli

Dapat menyebabkan peradangan usus sehingga terjadi diare.

2. Invasi patogen

Shigella dan E. colli melalui penetrasinya dapat memperbesar usus, merusak sel dan potensial
ulserasi sehingga feses mengandung leukosit dan eritrosit.

3. Virus patogen

Menyerang mukos epitel dan merusak villi usus sehingga menyebabkan malabsorbsi elektrolit
yang dikeluarkan. Dengan cara ini dapat menyebabkan peningkatan peristaltik usus, peningkatan
sekresi air dan elektrolit.

a. Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan


sehingga timbul diare dan sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
berkembang pesat dan timbulkan diare.
b. Gangguan air dan elektrolit mengakibatkan gangguan keseimbangan asam-basa, gizi dan
sirkulasi darah akibatnya terdapat makanan/ zat yang tidak dapat diserap menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkan sehingga timbul diare.

D. PATHWAY

Pathway dapat dilihat disini.

E. Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan Penunjang

1. Manifestasi Klinis (Ngastiyah, 1997)

a. Diare (BAB, lember, cair)

1) Faktor osmotik disebabkan oleh penyilangan air ke rongga usus dalam perbandingan isotonic,
ketidakmampuan larutan mengabsorbsi menyebabkan tekanan osmotik menghasilkan

pergeseran cairan dan Iodium ke rongga usus.

2) Penurunan absorbsi atau peningkatan sekresi sekunder ait dan elektrolit. Peningkatan ini

disebabkan sekresi sekunder untuk inflamasi atau sekresi aktif sekunder untuk merangsang
mukosa usus.

3) Perubahan mobiliti

Hiperistaltik atau hipoperistaltik mempengaruhi absorpsi zat dalam usus.

b. Mual, muntah dan panas (suhu > 370C)

Terjadi karena peningkatan asam lambung dan karena adnaya peradangan maka tubuh juga

akan berespon terhadap peradangan tersebut sehingga suhu tubuh meningkat.


c. Nyeri perut dan kram abdomen

Karena adanya kuman-kuman dalam usus, menyebabkan peningkatan peristaltik usus dan efek
yang timbul adanya nyeri pada perut atau tegangan atau kram abdomen.

d. Peristaltik meningkat (> 35x/menit)

Akibat masuknya patogen menyebabkan peradangan pada usus dan usus berusaha

mengeluarkan ioxin dan meningkatkan kontraksinya sehingga peristaltik meningkat.

e. Penurunan berat badan

Terjadi karena sering BAB encer, yang mana feses marah mengandung unsur-unsur penting
untuk pertumbuhan dan perkembngan sehingga kebutuhan nutrisi kurang terpenuhi.

f. Nafsu makan turun

Terjadi karena peningkatan asam lambung untuk membunuh bakteri sehingga tumbuh mual dan

rasa tidak enak.

g. Turgor kulit menurun dan membran mukosa kering

Karena banyak cairan yang hilang dan pemasukan yang tidak adekuat.

h. Mata cowong

Adanya ketidakseimbangan cairan tubuh dan peningkatan tekanan osmotik mengakibatkan

beberapa jaringan kekurangan cairan dan oksigen.

i. Gelisah dan rewel

Ini terjadi karena kompleksitas dari tanda klinis yang dirasakan penderita sehingga tubuh tidak

merasa nyaman sebab adanya ketidak homeostasis dalam tubuh.


j. Kesadaran menurun

Gejala klinis 10,11,12 terjadi karena penurunan cairan tubuh yang mengakibatkan kerja jantung
ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan O2 dan nutrisi sistemik sehingga denyut jantung cepat,

nadi cepat tapi lemah, disebabkan peningkatan denyut jantung dengan peningkatan kepekaan
dan tekanan osmotik plasma darah. Efeknya ginjal berusaha ineretensi air dengan mencegah

eksresi Na sehingga urine pekat dan Na meningkat dengan cairan sirkulasi yang buruk
dampaknya otak kekurangan O2 dan nutrisi sehingga pusat kesadaran hipotalamus terganggu.

2. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Brunner dan Suddarth (2002), pemeriksaan diagnostik yang harus dilakukan
untuk mengetahui penyebab diare adalah:

a. Hitung darah lengkap

b. Sifat kimia

c. Urin analisis

d. Pemeriksaan feses rutin serta pemeriksaan feses untuk organisme infeksius atau parasit

e. Proktosigmoidoskopi dan enema berium.

Uji laboratorium (Betz, Cecily L. Edisi 3, 2002)

a. Hematoseses untuk memeriksa darah (lebih umum pada bakterial)

b. Evaluasi feses terhadap volume, warna, konsistensi, adanya pus

c. Hitung darah lengkap dengan deferensial

d. Uji antigen imonoesei enzim untuk memastikan rota virus

e. Kultur feses (jika anak dihospitalisasi, pus dalam feses atau diare yang berkepanjangan) untuk
menemukan patogen
f. Evaluasi feses terhadap telur cacing dan parasit

g. Aspirasi duodenum (jika diduga G. Lamblia)

h. Urinalisis dan kultur (berat jenis bertambah karena dihidrasi, organisme, shigella keluar melalui
urine)

F. Diagnosa Keperawatan

1. Diare

2. Kekurangan volume cairan

3. Nyeri akut

4. Kurang pengetahuan orang tua

5. Hipertermi

G. Fokus Intervensi

1. Diare

Yang berhubungan malabsorbsi atau inflamasi sekunder terhadap gastritis, divertikulitis, usus

yang sensitif.

Proses infeksi : disentri, cholera, shgelosis

Tujuan : - Klien dapat mencapai keseimbangan cairan

- Klien dapat melakukana eliminasi dengan baik


Kriteria :

- Keseimbangan input dan output cairan

- Berat badan stabil

- Tidak terlihatnya mata cekung

- Tidak terasa haus, tidak ada nyeri tekan di perut

- Kulit lembab

- BAB lunak tidak cair

- Frekuensi defekasia kembali normal

Ket.penilaian :

1 : tidak pernah sesuai

2 : jarang sesuai

3 : kadang sesuai

4 :sering sesuai

5 : selalu sesuai

Intervensi :

a. Observasi dan catat frekuensi, karakteristik dan jumlah feses dan faktor presipitasi.

b. Kaji faktor-faktor penyebab/ yang mempengaruhi makan perselang, makan sembarangan,


makanan diperjalanan.

c. Kurangi diare
Hentikan makanan padat :

- Minum cairan bening (jus, buah, gatorade, air daging)

- Lanjutkan menyusui, hentikan ASI formula pada bayi

- Hindari produk susu, lemak tepung beras, buah segar dan sayuran

- Penyebaran infeksi (cuci tangan, penyimpanan makanan yang tepat, memasak dan mengolah

makanan)

- Secara bertahap bahkan makanan semi padat dan padat (krakers, yogurt, nasi, pisang, jus apel)

- Tingkatkan masukan oral untuk mempertahankan berat jenis normal urine

- Perbanyak cairan tinggi kalium dan natrium (jus jeruk, buah anggur, air daging)

- Jelaskan pada pasien dan orang terdekat tentang intervensi yang diperlukan untuk pencegahan.

- Laksanakan terapi kolaboratif : antikolinergik, antasid, antibiotik

2. Kekurangan volume cairan

Yang berhubungan dengan dampak diare, mual dan muntah.

Tujuan : cairan seimbang

Kriteria :

a. Mempertahankan masukan cairan dan elektrolit yang ditujukan oleh :

- Turgor kulit baik

- Jumlah minuman

- Mampu melaksanakan penggantian setiap ada cairan yang hilang (diare)


b. Mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal

c. Mempertahankan berat badan

d. Tanda-tanda vital normal

e. Tidak terlihat mata cekung

f. Kulit lembab

g. Tidak terasa haus

h. Membran mukosa lembab

i. Serum elektrolit, hematokrit (dalam batas normal)

Ket.penilaian :

1 : tidak pernah sesuai

2 : jarang sesuai

3 : kadang sesuai

4 :sering sesuai

5 : selalu sesuai

Intervensi :

a. Kaji faktor penyebab

b. Kaji dan berikan cairan yang disukai dalam batas diit


c. Kaji pengertian pasien dan keluarga tentang pentingnya mempertahankan dehidrasi yang
adekuata dan metode pencapaiannya.

d. Hilangkan faktor penyebab

e. Rencanakan masukan cairan tiap shift

f. Menimbang berat badan dan cairan tiap hari dan monitor gejala

g. Monitor status hidrasi (mukosa baik, nadi normal, tekanan darah normal)

h. Monitor hasil laborat yang tepat (BUN ↑, ↓ HCl, kepekatan urine)

i. Monitor tanda-tanda vital

j. Ajarkana bahwa kopi, teh, jus buah anggur menyebabkan diuresis dan menambah kehilangan

cairan.

k. Kolaborasi : hentikan cairan intravena sesuai skema rencana medik (dalam melaksanakan
asuhan sebutkan total dan jenis cairan sesuai advis dokter).

3. Nyeri akut

Yang berhubungan dengan hiperistaltik, diare yang berkepanjangan, iritasi kulit dan jaringan,

perlecetan perinatal, fisura.

Tujuan : nyeri dapat dikontrol

Kriteria :

- Klien mengontrol nyeri

- Klien menggunakan tindakan pencegahan munculnya nyeri

- Klien menggunakan tindakan non analgetik

- Klien menggunakan tindakan analgetik


- Melaporkan gejala nyeri

Ket.penilaian :

1 : tidak pernah sesuai

2 : jarang sesuai

3 : kadang sesuai

4 :sering sesuai

5 : selalu sesuai

Intervensi :

a. Dorong pasien untuk mengutarakan dan menggambarkan nyerinya

b. Kaji keluhan nyeri perut, tempat, lama, intensitas

c. Kaji dan laporkan perubahan karakteristik nyeri

d. Perhatikan petunjuk non verbal misal : tidak bisa diam, enggan bergerak, selalau menjaga perut,

menarik diri, gelisah.

e. Kaji faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkana nyeri.

f. Berikan tindakan yang meningkatkan rasa nyaman.

g. Bersihkan area rektal dengan sabun rektal dengan air, usapkan tiap BAB dan lakaukan
perawatan diri/ kulit.

h. Kolaborasi : berikan analgetik sesuai advis dokter

i. Menurunkan/ mengurangi faktor-faktor yang dapat mencetuskan atau meningkatkan pengalaman


nyeri (misalnya takut, lelah, bosan, kurang pengetahuan).
j. Memfasilitasi istirahat dan tidur yang adekuat untuk mengatasi nyeri.

4. Kurang pengetahuan tentang keadaan sakit, kebutuhan pengobatan dan pencegahan diare yang
berhubungan dengan kurangnya paparan informasi

Tujuan : klien mampu menjelaskan penyebab diare, tanda-tanda, cara untuk mencegah dan cara
mengatasinya.

Kriteria :

- Klien menjelaskan penyebab diare

- Klien menjelaskan tanda gejala diare

- Klien menjelaskan cara pencegahannya

- Klien menjelaskana cara mengatasianya

Ket.penilaian :

1 : tidak pernah sesuai

2 : jarang sesuai

3 : kadang sesuai

4 :sering sesuai

5 : selalu sesuai

Intervensi :

a. Kaji presepsi pasien dan keluarga tentang proses penyakit

b. Bahas dengan pasien dan keluarga tentang proses penyakit, penyebab, faktor presipitasi, dan
mengidentifikasi cara untuk mengurangi faktor pendorong timbulnya sakit.
c. Beri kesempatan kepada pasien/ keluarga untuk mengajukan pertanyaan

d. Bahas pengobatan, tujuan dosis dan efek sampingnya.

e. Tekana pentingnya merawat kulit : teknik cuci tangan yang baik dan perawatan perional.

5. Hipertermi

Yang berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulator tubuh.

Tujuan : suhu tubuh dalam batas normal

Kriteria

- Suhu tubuh dalam batas normal (36-370C)

- Tubuh tak teraba panas

Ket.penilaian :

1 : tidak pernah sesuai

2 : jarang sesuai

3 : kadang sesuai

4 :sering sesuai

5 : selalu sesuai

Intervensi

a. Observasi tanda-tanda vital

b. Berikan kompres air hangat

c. Anjurkan klien untuk minum yang banyak


d. Anjurkan anak untuk membatasi mobilitas untuk kurangi metabolisme

e. Laksanakan program terapi dokter untuk pemberian antipiretik

DAFTAR PUSTAKA

Supartini Yupi. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Editor. Monica Ester. Jakarta: EGC, 2004.

Mansjoer, Arif, et al. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius, 1999.
Haryani, Ani, ed. Diagnosis Keperawatan Nanda. Editor Ani Haryani et all. Yogyakarta: UGM, 2001.

IKG, Suandi. Diet pada Anak Sakit. Editor Setiawan. Jakarta: EGC, 1998.

Johnson, Marion, Meridean Maas dan Sue Moorhead, ed. Nursing Outcomes Classificatin
(NOC). Philadelphia: Mosby, 2000.

Mc. Closkey, Joane dan Gloria M. Buledek, ed. Nursing Intervention Classification (NIC). Edisi 2.
Philadhelpia: Mosby, 2000.

Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta kedokteran, Jakarta: FKUI

Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Editor Setiawan. Jakarta: EGC, 1997.

Smeltzer, Suzanne, C, dan Brenda G. Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth. Edisi VII. Jakarta : EGC. 2001.

Subagyo, Bambang. Ilmu Kesehatan Anak I (Diare pada Anak). Surakarta: Depdikbud RI UNS, 1997.

Tjokronegoro, Arjatmo. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: FKUI, 2002.

Read more: http://perawatmasadepanku.blogspot.com/2012/09/laporan-pendahuluan-


gastroenteritis-ii.html#ixzz2iSOKVHsH
Askep Gastroenteritis

Gastroenteritis

1. Pengertian

Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare
dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).

Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan
frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang
bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).

Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh
infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Gstroentritis adalah peradangan yang
terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya
yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.

2. Etiologi

Penyebab dari diare akut antara lain :

1. Faktor Infeksi

o Infeksi Virus

 Retavirus
 Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai
dengan muntah.
 Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.
 Dapat ditemukan demam atau muntah.
 Di dapatkan penurunan HCC.

 Enterovirus
 Biasanya timbul pada musim panas.

 Adenovirus
 Timbul sepanjang tahun.
 Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan/pernafasan.

 Norwalk
 Epidemik
 Dapat sembuh sendiri (dalam 24-48 jam).

o Bakteri

 Stigella
 Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September
 Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
 Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
 Muntah yang tidak menonjol
 Sel polos dalam feses
 Sel batang dalam darah

 Salmonella
 Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.
 Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.
 Mungkin ada peningkatan temperatur
 Muntah tidak menonjol
 Sel polos dalam feses
 Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
 Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.

 Escherichia coli
 Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan
entenoksin.
 Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.

 Campylobacter
 Sifatnya invasis (feses yang berdarah dan bercampur mukus) pada bayi
dapat menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain.
 Kram abdomen yang hebat.
 Muntah/dehidrasi jarang terjadi

 Yersinia Enterecolitica
 Feses mukosa
 Sering didapatkan sel polos pada feses.
 Mungkin ada nyeri abdomen yang berat
 Diare selama 1-2 minggu.
 Sering menyerupai apendicitis.

2. Faktor Non Infeksiosus

o Malabsorbsi
 Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan sukrosa),
non sakarida (intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa). Pada bayi dan anak
yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
 Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.
 Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.

o Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, dow’n milk
protein senditive enteropathy/CMPSE).
o Faktor Psikologis
Rasa takut,cemas.

3. Patofisiologi

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk),
Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia
Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada
Gastroenteritis akut.

Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus
ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan
gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian
terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari
diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa
(Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan
gangguan sirkulasi darah.

4. Manifestasi KLinis

 Nyeri perut (abdominal discomfort)


 Rasa perih di ulu hati
 Mual, kadang-kadang sampai muntah
 Nafsu makan berkurang
 Rasa lekas kenyang
 Perut kembung
 Rasa panas di dada dan perut
 Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).

5. Komplikasi

 Dehidrasi
 Renjatan hipovolemik
 Kejang
 Bakterimia
 Mal nutrisi
 Hipoglikemia
 Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

6. Tingkat derajat Dehidrasi

1. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis,
suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
2. Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak,
penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
3. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda
dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai
sianosis.

7. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :

1. Pemeriksaan Tinja
o Makroskopis dan mikroskopis.
o pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga
terdapat intoleransi gula.
o Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

2. Pemeriksaan Darah
o pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor)
dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
o Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.

3. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan
pada penderita diare kronik.

8. Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian cairan.
2. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan
dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan : Memberikan bahan makanan yang
mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang bersih.
3. Obat-obatan.

Download Askep Gastroenteritis di sini

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gastroenteritis


A. Pengkajian

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah. Pengumpulan
data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, psikal assessment.

Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :

1. Identitas klien.

2. Riwayat keperawatan.

o Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia


kemudian timbul diare.

o Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit
terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung,tonus
dan turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari
4 kali dengan konsistensi encer.

3. Riwayat kesehatan masa lalu.


Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi.
4. Riwayat psikososial keluarga.
Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat
jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah menyadari penyakit
anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.

5. Kebutuhan dasar.
o Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,BAK
sedikit atau jarang.

o Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat
badan pasien.

o Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.

o Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

o Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri akibat
distensi abdomen.

6. Pemerikasaan fisik.
o Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran composmentis sampai
koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan lemah,pernapasan agak cepat.

o Pemeriksaan sistematik :
 Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir
kering,berat badan menurun,anus kemerahan.

 Perkusi : adanya distensi abdomen.

 Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.

 Auskultasi : terdengarnya bising usus.

o Pemeriksaan tinglkat tumbuh kembang.


Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan
menurun.

o Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan doodenum intubation yaitu untuk mengetahui
penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.

B Diagnosa Keperawatan

1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output
cairan yang berlebihan.

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan muntah.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang berlebihan.


4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,prognosis dan


pengobatan.

6. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang menakutkan.

C. Intervensi

Diagnosa 1.
Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang
berlebihan.

Tujuan :
Devisit cairan dan elektrolit teratasi

Kriteria hasil :
Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan seimbang

Intervensi
Observasi tanda-tanda vital. Observasi tanda-tanda dehidrasi. Ukur infut dan output cairan (balanc ccairan).
Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 – 2500 cc per
hari. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan, pemeriksaan lab elektrolit. Kolaborasi
dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.

Diagnosa 2.
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan muntah.

Tujuan :
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi

Kriteria hasil :
Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual,muntah tidak ada.

Intervensi :
Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi. Timbang berat badan klien. Kaji factor penyebab
gangguan pemenuhan nutrisi. Lakukan pemerikasaan fisik abdomen (palpasi,perkusi,dan auskultasi).
Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering. Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan
diet klien.

Diagnosa 3.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang berlebihan.
Tujuan :
Gangguan integritas kulit teratasi

Kriteria hasil :
Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada

Intervensi :
Ganti popok anak jika basah. Bersihkan bokong perlahan sabun non alcohol. Beri zalp seperti zinc oxsida
bila terjadi iritasi pada kulit. Observasi bokong dan perineum dari infeksi. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian therafi antipungi sesuai indikasi.

Diagnosa 4.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

Tujuan :
Nyeri dapat teratasi

Kriteria hasil :
Nyeri dapat berkurang / hiilang, ekspresi wajah tenang

Intervensi :
Observasi tanda-tanda vital. Kaji tingkat rasa nyeri. Atur posisi yang nyaman bagi klien. Beri kompres
hangat pada daerah abdoment. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai indikasi.

Diagnosa 5.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,prognosis dan
pengobatan.

Tujuan :
Pengetahuan keluarga meningkat

Kriteria hasil :
Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah tenang, keluarga tidak banyak
bertanya lagi tentang proses penyakit klien.

Intervensi :
Kaji tingkat pendidikan keluarga klien. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.
Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes. Berikan kesempatan pada keluarga bila ada
yang belum dimengertinya. Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.

Diagnosa 6.
Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang menakutkan.

Tujuan :
Klien akan memperlihatkan penurunan tingkat kecemasan

Intervensi :
Kaji tingkat kecemasan klien. Kaji faktor pencetus cemas. Buat jadwal kontak dengan klien. Kaji hal yang
disukai klien. Berikan mainan sesuai kesukaan klien. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan. Anjurkan
pada keluarga unrtuk selalu mendampingi klien.

D. Evaluasi
1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhantubuh.
3. Integritas kulit kembali noprmal.
4. Rasa nyaman terpenuhi.
5. Pengetahuan kelurga meningkat.
6. Cemas pada klien teratasi.

Diposting 23rd October 2013 oleh Ahmad Kamaluddin A.Md.Kep

Tambahkan komentar

2.

Sep

LP ANEMIA
1. LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

Anatomi dan Fisiologi Sel Darah Merah

A. Sel Darah Merah


Sel darah merah atau eritrosit adalah merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti yang

berdiameter 8m, tebal bagian tepi 2m pada bagian tengah tebalnya hanya 1 m atau kurang.

Karena se itu lunak dan lentur maka dalam perjalanannya melalui mikrosirkulasi konfigurasinya

berubah. Stroma bagian luar yang mengandung protein terdiri dari antigen kelompok A dan B

serta Rh yang menentukan golongan darh seseorang. Komponen utama sel darah merah adalah

protein hemoglobin (Hb) yang mengangkut O2 dan CO2 dan mempertahankan Ph normal melalui

serangkaian dapar intraseluler. Molekul- molekul Hb terdiri dari 2 pasang rantai polipeptida

(globulin) dan 4 gugus hem, masing- masing mengandung sebuah atom besi. Konfigurasi ini

memungkinkan pertukaran gas yang sangat sempurna.

Jumlah sel darah merah kira- kira per milimeter kubik darah pada rata- rata orang dewasa

dan berumur 120 hari. Keseimbangan yang tetap di pertahankan antara kehilangan dan

penggantian sel darah setipa hari. Pembentukan sel darah merah di rangsang oleh hormone

glikoprotein, eritroprotein, yang di anggap berasal dari ginjal. Pembentukan eritoproteindi

pengaruhi oleh hipoksia jaringan yang di pengaruhi factor- factor seperti perubahan O2 atmosfir,

berkurangnya kadar O2 dalam arteri, dan berkurangnya konsentrasi hemoglobin. Eritoprotein

merangsang sel induk untuk memulai proliferasi dan pematangan sel sel- sel darah merah.

Selanjutnya, pematangan tergantung pada jumlah zat- zat makanan yang cocok seperti Vitamin

B12, asam folat, protein- protein, enzim- enzim, dan mineral seprti besi dan tembaga.

B. Hemoglobin

Haemoglobin adalah pigmen merah yang membawa oksigen dalam sel darah merah, suatu

protein yang mempunyai berat molekul 64.450. Sintesis haemoglobin dimulai dalam pro

eritroblas dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit, karena ketika retikulosit

meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah, maka retikulosit tetap
membentuk sedikit mungkin haemoglobin selama beberapa hari berikutnya. Tahap dasar

kimiawi pembentukan haemoglobin. Pertama, suksinil KoA, yang dibentuk dalam siklus krebs

berikatan dengan glisin untuk membentuk molekul pirol. Kemudian, empat pirol bergabung

untuk membentuk protopor firin IX yang kemudian bergabung dengan besi untuk membentuk

molekul heme. Akhirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang

yang disebut globin, yang disintetis oleh ribosom, membentuk suatu sub unit hemoglobulin yang

disebut rantai hemoglobin. Terdapat beberapa variasi kecil pada rantai sub unit hemoglobin

yang berbeda, bergantung pada susunan asam amino di bagian polipeptida. Tipe-tipe rantai itu

disebut rantai alfa, rantai beta, rantai gamma, dan rantai delta. Bentuk hemoglobin yang paling

umum pada orang dewasam, yaitu hemoglobin A, merupakan kombinasi dari dua rantai alfa dan

dua rantai beta.

Pembentukan hemoglobin terjadi pada sumsung tulang melalui semua stadium pematangan. Sel

darah merah memasuki sirkulasi sebagai retikulosit dari sumsung tulang. Retikulasot adalah

stadium terakhir dari perkembangan sel darah merah yang belum matang dan mengandung jala

ysng terdiri dari serat- serat reticular. Sejumlah kecil hemoglobin masih di haslikan selama 24

jam sampai 48 jam pematangan; retikulim kemudian larut dan menjadi sel darah merah yang

matang.

C. Proses pengahancuran Sel darah merah

Waktu sel adarah merah menua, sel ini menjadi lebih kaku dan lebih rapuh, akhirnya pecah.

Hemoglobin difagositosis terutama di limpa, hati, dan sumsung tulang, kemudian di reduksi

menjadi globin dan hem, globin kemudian masuk kembali sumber asam amino. Besi di bebaskan

dari hem dan sebagian besar di angkut oleh protein plasma tranferin ke sumsung tulang untuk

pembentukan sel darah merah baru. Sisa besi di simpan di dalam hati dan jaringna tubuh
laindalam bentuk feretindan hemosiderin, simpanan ini akan di gunakan lagi di kemudian hari

(Guyton, 1981). Sisa hem di reduksi menjadi karbon monoksida (CO) dan bileverdin. CO ini di

angku dalm bentuk karboksi hemoglobin. Dan di keluarkan melalui paru- par. Bileverdin di

reduksi menjadi bilirubun bebas yang perlahan di keluarkan ke dalam plasma, dimana bilirubin

bergabung ke dalam albuminplasma kemudian di angkut ke dalam sel- sel hati untuk diekskresi

ke dalam kanalikuliempedu (Robinson, 1983) Bila da penghancuran aktif sel- sel darah merah

seperti pada hemolisis, pembebasan jumlah bilirubun cepat ke dalam cairan ekstraseluler

menyebabkan kulit dan konjungtiva terlihat kuning keadaan ini di sebut ikterus (Guyton, 1981).

2. Definisi

Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari
harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12
g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif Mansjoer,dkk. 2001)

Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1mm3 darah atau
berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah.
(Ngastiyah, 1997)

3. Etiologi

Penyebab anemia antara lain :

1. Perdarahan

2. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B12, dan asam folat. (Barbara C. Long, 1996 )

3. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
4. Kelainan darah

5. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah. (Arif Mansjoer, 2001)

- Klasifikasi

Secara patofisiologi anemia terdiri dari :

1. Penurunan produksi : anemia defisiensi, anemia aplastik.

2. Peningkatan penghancuran : anemia karena perdarahan, anemia hemolitik.

Secara umum anemia dikelompokan menjadi :

1. Anemia mikrositik hipokrom

a. Anemia defisiensi besi

Untuk membuat sel darah merah diperlukan zat besi (Fe). Kebutuhan Fe sekitar 20 mg/hari, dan
hanya kira-kira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2-4 mg, kira-kira 50
mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada wanita. Anemia ini umumnya disebabkan oleh
perdarahan kronik. Di Indonesia banyak disebabkan oleh infestasi cacing tambang
(ankilostomiasis), inipun tidak akan menyebabkan anemia bila tidak disertai malnutrisi. Anemia
jenis ini dapat pula disebabkan karena :

Ø Diet yang tidak mencukupi

Ø Absorpsi yang menurun

Ø Kebutuhan yang meningkat pada wanita hamil dan menyusui

Ø Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah

Ø Hemoglobinuria

Ø Penyimpanan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis paru.


b. Anemia penyakit kronik

Anemia ini dikenal pula dengan nama sideropenic anemia with reticuloendothelial siderosis.
Penyakit ini banyak dihubungkan dengan berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru (
abses, empiema, dll ).

2. Anemia makrositik

a. Anemia Pernisiosa

Anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12 akibat faktor intrinsik karena gangguan
absorsi yang merupakan penyakit herediter autoimun maupun faktor ekstrinsik karena
kekurangan asupan vitamin B12.

b. Anemia defisiensi asam folat

Anemia ini umumnya berhubungan dengan malnutrisi, namun penurunan absorpsi asam folat
jarang ditemukan karena absorpsi terjadi di seluruh saluran cerna. Asam folat terdapat dalam
daging, susu, dan daun – daun yang hijau.

3. Anemia karena perdarahan

a. Perdarahan akut

Mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak, sedangkan penurunan kadar Hb
baru terjadi beberapa hari kemudian.

b. Perdarahan kronik

Pengeluaran darah biasanya sedikit – sedikit sehingga tidak diketahui pasien. Penyebab yang
sering antara lain ulkus peptikum, menometroragi, perdarahan saluran cerna, dan epistaksis.

4. Anemia hemolitik

Pada anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah ( normal 120 hari ), baik sementara
atau terus menerus. Anemia ini disebabkan karena kelainan membran, kelainan glikolisis,
kelainan enzim, ganguan sistem imun, infeksi, hipersplenisme, dan luka bakar. Biasanya pasien
ikterus dan splenomegali.

5. Anemia aplastik

Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel darah. Penyebabnya
bisa kongenital, idiopatik, kemoterapi, radioterapi, toksin, dll.

4. Patofisiologi

Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam
tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan
dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan
kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan
fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L,
yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena
anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang.
Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah,
1998).

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah
merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan
nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel
darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat
defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin
yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas
1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).

Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus
ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).

Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel
darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperleh
dengan dasar:

1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah;

2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya,
seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer


penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung
5. Manifestasi Klinis

Gejala-gejala umum yang sering dijumpai pada pasien anemia antara lain : pucat, lemah,
cepat lelah, keringat dingin, takikardi, hypotensi, palpitasi. (Barbara C. Long, 1996). Takipnea
(saat latihan fisik), perubahan kulit dan mukosa (pada anemia defisiensi Fe). Anorexia, diare,
ikterik sering dijumpai pada pasien anemia pernisiosa (Arif Mansjoer, 2001)

6. Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :

1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )

2. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )

3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )

4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi

5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada anemia aplastik )

7. Penatalaksanaan Medis Anemia

Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :


1. Anemia defisiensi besi
Penatalaksanaan :
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan
seperti ikan, daging, telur dan sayur.
Pemberian preparat fe
Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan
Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian
cairan dan transfusi darah.

8. Komplikasi

Jika Anaemia sangat teruk ia akan menyebabkan :

 Kegagalan jantung dimana fungsi jantung menjadi lemah dan tidak mencukupi.
 Masalah semasa mengandung seperti melahirkan anak pramatang dan
pertumbuhan janin yang terencat semasa berada didalam kandungan.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN.

1. Aktifitas / Istirahat

· Keletihan, kelemahan, malaise umum.

· Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja

· Toleransi terhadap latihan rendah.


· Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak

2. Sirkulasi

· Riwayat kehilangan darah kronis,

· Riwayat endokarditis infektif kronis.

· Palpitasi.

3. Integritas ego

· Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pemilihan pengobatan, misalnya: penolakan


tranfusi darah.

4. Eliminasi

· Riwayat pielonenepritis, gagal ginjal.

· Flatulen, sindrom malabsobsi.

· Hematemesi, melana.

· Diare atau konstipasi

5. Makanan / cairan

· Nafsu makan menurun

· Mual/ muntah

· Berat badan menurun

6. Nyeri / kenyamanan

· Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala.

7. Pernapasan
· Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas

8. Seksualitas

· Perubahan menstuasi misalnya menoragia, amenore

· Menurunnya fungsi seksual

· Impotent

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.

1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen / nutrisi


ke sel.

· Ditandai dengan:

- Palpitasi,

- kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku dan rambut rapuh,

- ekstremitas dingin

- perubahan tekanan darah, pengisian kapiler lambat

- ketidakmampuan berkonsentrasi, disorientasi

· Tujuan : menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat

2. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen

· Ditandai dengan:
- Kelemahan dan kelelahan

- Mengeluh penurunan aktifitas /latihan

- Lebih banyak memerlukan istirahat /tidur

- Palpitasi,takikardi, peningkatan tekanan darah,

· Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kegagalan untuk


mencerna, absorbsi makanan.

· Ditandai dengan:

- Penurunan berat badan normal

- Penurunan turgor kulit, perubahan mukosa mulut.

- Nafsu makan menurun, mual

- Kehilangan tonus otot

· Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi yang dikuti dengan peningkatan berat badan.

4. Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan jumlah makanan,


perubahan proses pencernaan , efek samping penggunaan obat

· Ditandai dengan :

- Adanya perubahan pada frekuensi, karakteristik, dan jumlah feses

- Mual, muntah, penurunan nafsu makan

- Nyeri abdomen

- Ganguan peristaltik

· Tujuan: pola eliminasi normal sesuai dengan fungsinya


5. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan pertahanan skunder yang tidak
adekuat.

· Ditandai dengan tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala- gejala yang membuat
diagnosa actual

· Tujuan: terjadi penurunan resiko infeksi

C. INTERVENSI

· Diagnosa 1

1. Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, membrane mukosa, dasar kuku

2. Beri posisi semi fowler

3. Kaji nyeri dan adanya palpitasi

4. Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh pasien

5. Hindari penggunaan penghangat atau air panas

Kolaborasi:

1. Monitor pemeriksaan laboratorium misal Hb/Ht dan jumlah SDM

2. Berikan SDM darah lengkap /pocket

3. Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi


· Diagnosa 2

1 Kaji kemampuan aktifitas pasien

2 Kaji tanda-tanda vital saat melakukan aktifitas

3. Bantu kebutuhan aktifitas pasien jika diperlukan

4. Anjurkan kepada pasien untuk menghentikan aktifitas jika terjadi palpitasi

5 Gunakan tehnik penghematan energi misalnya mandi dengan duduk.

· Diagnosa 3.

1 Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai

2 Observasi dan catat masukan makanan pasien

3. Timbang berat badan tiap hari

4 Berikan makanan sedikit dan frekuensi yang sering

5 Observasi mual, muntah , flatus dan gejala lain yang berhubungan

6. Bantu dan berikan hygiene mulut yang baik

Kolaborasi:

1. Konsul pada ahli gizi

2. Berikan obat sesuai dengan indikasi misalnya: vitamin dan mineral suplemen.

3. Berikan suplemen nutrisi

· Diagnosa 4

1. Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah.

2. Kaji bunyi usus


3. Beri cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung

4. Hindari makan yang berbentuk gas

5. Kaji kondisi kulit perianal

Kolaborasi

1. Konsul ahli gizi untuk pemberian diit seimbang

2. Beri laksatif

3. Beri obat anti diare

· Diagnosa 5.

1. Tingkatkan cuci tangan dengan baik

2. Pertahan kan tehnik aseptik ketat pada setiap tindakan

3. Bantu perawatan kulit perianal dan oral dengan cermat

4. Batasi pengunjung

Kolaborasi

1. Ambil spesemen untuk kultur

2. Berikan antiseptic topikak, antibiotic sistemik


PENUTUP
A. Kesimpulan

Anemia sering di jumpai di masyarakat dan mudah di kenali (di diagnosa ). Tanda dan
gejalanya beragam, seperti pucat, lemah, maul,dll. Pendiagnosaan anemia dapat di tunjang
dengan pemeriksaan laborat yakni adanya penurunan kadar Hb.

B. Saran

Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda – tanda anemia dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan anemia secara benar.

DAFTAR PUSTAKA

Ø Manjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FK UI : Media Aeskulatius

Ø Haznan. 1987. Compadium Diagnostic dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam. Bandung : Ganesa.

Ø Ngastiyah. 2001. Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.

Ø Brunner & Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Ø Doenges, Marilynn, dkk. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Ø Long, Barbara C.1996. Perawatan Medikal Bedah ( Suatu Pendekatan Proses Keperawatan ).
Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung.
Diposting 9th September 2013 oleh Ahmad Kamaluddin A.Md.Kep

Lihat komentar

Memuat

kamaluddin. Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

Pendidikan kewarganegaraan

Indonesia

Selasa, 23 Juni 2015

Makalah identitas nasional

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya bisa
menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Kewarganegaraan tentang Identitas Nasional.

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dalam
makalah ini membahas tentang pengertian identitas nasional, apa saja identitas nasional indonesia,
unsur-unsur pembentuk identitas nasional,faktor-faktor pendukung identitas nasional suatu negara,
serta pembahasan tentang Alasan Pancasila Menjadi Kepribadian Identitas Bangsa, Pentingnya Identitas
Nasional Bagi Sebuah Negara, dan Pengaruh Negative dari Sikap Chauvanisme Terhadap Identitas
Nasional

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan pengertian
yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai
dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian
identitas nasional sebagaimana di jelaskan di atas maka Identitas Nasional suatu bangsa tidak dapat
di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu
bangsa.

Identitas adalah tanda pengenal. Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang
identitas, yang diketahui oleh hampir semua orang. Pegertian Identitas Nasional adalah pandangan
hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga
mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Identitas
Nasional dijadikan ciri dari suatu bangsa dan negara tersebut, sehingga identitas Nasional
mencerminkan kepribadian suatu bangsa.

Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan nasib
dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk
bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional.

Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan tujuan dapat
membantu mengatasi masalah tentang identitas nasional dan dapat di terapkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
1.2 Identifikasi Masalah

1. Mengapa Pancasila dijadikan sebagai kepribadian dan identitas nasional?

2. Seberapa pentingkah identitas nasional untuk sebuah negara?

3. Mengapa sikap chauvinisme pengaruhnya negatif terhadap identitas nasional?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui alasan Pancasila dijadikan sebagai kepribadian dan identitas nasional.

2. Untuk mengetahui seberapa penting identitas nasional untuk sebuah negara.

3. Untuk mengetahui pengaruh negatif dari sikap chauvanisme terhadap identitas nasional.

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Identitas Nasional

Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara etimologis,
identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan ”nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa
Inggris yaitu identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada
seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Sedangkan kata
“nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi, pegertian Identitas Nasional adalah pandangan
hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga
mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk
disini adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar Negara
yang merupakan norma peraturan yang harus dijnjung tinggi oleh semua warga Negara tanpa
kecuali “rule of law”, yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi serta
hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia atau juga Istilah Identitas
Nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain.

Identitas Nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan
sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan
bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat
terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalist
Revolution, era globalisasi dewasa ini, ideologi kapitalisme yang akan menguasai dunia. Kapitalisme
telah mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional yang menentukan nasib
ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga nasib sosial, politik
dan kebudayaan.

Perubahan global ini menurut Fakuyama membawa perubahan suatu ideologi, yaitu dari
ideologi partikular ke arah ideologi universal dan dalam kondisi seperti ini kapitalismelah yang akan
menguasainya. Dalam kondisi seperti ini, negara nasional akan dikuasai oleh negara transnasional
yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan prinsip kapitalisme. Konsekuensinya, negara-
negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak. Namun demikian, dalam menghadapi
proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada kemampuan bangsa itu sendiri.

Menurut Toyenbee, ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi
pengaruh budaya asing akan menghadapi challence dan response. Jika challence cukup besar
sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi pada
bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun demikian jika challance kecil
sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan berkembang menjadi bangsa yang
kreatif.

Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus
tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia
sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara
di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung menghancurkan
nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.

2.2 Identitas Nasional Indonesia


Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar
1945 dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya
adalah sebagai berikut:

1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia

2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih

3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya

4. Lambang Negara yaitu Pancasila

5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika

6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila

7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945

8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

9. Konsepsi Wawasan Nusantara

10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional.

2.3 Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional

Berikut ini unsur-unsur yang mendukung terbentuknya identitas nasional suatu bangsa, yaitu :

1. Suku Bangsa

Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku
bangsa atau kelompok etnis sehingga mereka dapat dikenali dari daerah mana asalnya. Etnis
Tionghoa hanya berjumlah 2,8% dari populasi Indonesia, tetapi tidak kurang dari 300 dialek bahasa.
Populasi penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 210 juta. Dari jumlah tersebut
diperkirakan separuhnya beretnis Jawa. Sisanya terdiri dari etnis-etnis yang mendiami kepulauan
diluar Jawa seperti suku Makasar-Bugis (3,68%), Batak (2,04%), Bali (1,88%), Aceh (1,4%) dan suku-
suku lainnya. Mereka mendiami daerah-daerah tertentu, menyebar ke seluruh kepulauan Indonesia.
Mayoritas dari mereka bermukim di perkotaan.

2. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis. Agama-agama yang berkembang di
nusantara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada
masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Tetapi sejak pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.

Dari agama-agama di atas, agama Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas bangsa
Indonesia. Dalam Islam terdapat banyak golongan dan kelompok pemahaman misalnya kelompok
Islam santri untuk menunjukan keislaman yang kuat dan Islam Abangan atau Islam Nominal bagi
masyarakat Islam di daerah Jawa. Sedangkan kalangan di kelompok santri sendiri perbedaan
pemahaman dan pengamalan Islam dikenal dengan kelompok modernis dan tradisionalis. Kelompok
pertama lebih berorientasi pada pencaharian tafsir baru ijtihad atas wahyu Allah. Sedangkan
kelompok tradisionalis lebih menyandarkan pengalaman agamanya pada pendapat-pendapat ulama.

Karena Indonesia merupakan negara yang multi agama, maka Indonesia dapat dikatakan sebagai
negara yang rawan terhadap disintegrasi bangsa. Banyak kasus disintegrasi bangsa yang terjadi
akhir-akhir ini melibatkan agama sebagai faktor penyebabnya. Misalnya, kasus Ambon yang sering
kali diisukan sebagai pertikaian anatara dua kelompok agama meskipun isu ini belum tentu benar.
Akan tetapi isu agama adalah salah satu isu yang mudah menciptakan konflik. Salah satu jalan yang
dapat mengurangi resiko konflik atar agama, perlunya diciptakan tradisi saling menghormati antara
agama-agama yang ada. Menghormati berarti mengakui secara positif dalam agama dan
kepercayaan orang lain juga mampu belajar satu sama lain. Sikap saling menghormati dan
menghargai perbedaan memungkinkan penganut agama-agama yang berbeda bersama-sama
berjuang demi pembanguna yang sesuai dengan martabat yang diterima manusia dari Tuhan.

3. Kebudayaan

Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai
rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan)
sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Intinya adalah kebudayaan merupakam patokan nilai-nilai
etika dan moral, baik yang tergolong sebagai ideal atau yang seharusnya (world view) maupun yang
operasional dan aktual di dalam kehidupan sehari-hari (ethos).

Seperti banyaknya suku bangsa yang dimiliki nusantara, demikian pula dengan kebudayaan.
Terdapat ratusan kebudayaan bangsa Indonesia yang membentuk identitas nasionalnya sebagai
bangsa yang dilahirkan dengan kemajemukan identitasnya.
4. Bahasa

Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sistem
perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan
sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang
mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis.

Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia
dahulu dikenal dengan sebutan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung (linguafranca)
berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain menjadi bahasa komunikasi diantara
suku-suku di nusantara, bahasa Melayu juga menempati posisi bahasa transaksi perdagangan
internasional dikawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia
dengan para pedagang asing.

Pada tahun 1928 bahasa Melayu mengalami perkembangan yang luar biasa. Pada tahun tersebut,
melalui peristiwa Sumpah Pemuda Indonesia, para tokoh pemuda dari berbagai latar belakang suku
dan kebudayaan merupakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian
sebagai berikut :

a) Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi
Negara

b) Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang
Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara
kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan.

2.4 Faktor-Fakor Pendukung Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas, serta keunikan sendiri-sendiri,
yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional tersebut.
Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia, meliputi:

1) Faktor Obyektif
Faktor obyektif sendiri meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis. Kondisi geografis-ekologis
yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di
persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi
perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia.

2) Faktor Subyektif

Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia,
beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi
dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa, dan negara
berserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di indonesia
pada awal abad XX.

Robert de Ventos, sebagaimana dikutif Manuel Castells dalam bukunya, The Power of Identity,
mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi
historis antara empat faktor penting yaitu :

a. Faktor Primer

Mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang
tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama, wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu
kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Unsur-unsur yang
beranekaragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya tersendiri menyatukan diri dalam suatu
persekutuan hidup bersama yaitu bangsa Indonesia. Namun, kesatuan ini tidaklah menghilangkan
keberanekaragaman, dan inilah yang dikenal dengan “Bhineka Tunggal Ika”.

b. Faktor Pendorong

Pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan


pembangunan lainnya ikut mendorong munculnya identitas nasional suatu bangsa. Dalam hubungan
ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan
bangsa juga merupakan identitas nasional yang bersifat dinamis. Oleh karenanya, proses
pembentukan identitas dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan dan prestasi bangsa
Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya. Dimana dalam hal ini, sangat diperlukan
persatuan dan kesatuan bangsa, serta langkah yang sama untuk memajukan bangsa dan negara
Indonesia.
c. Faktor Penarik

Kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi dan pemantapan sistem
pendidikan nasional memiliki partisipasi terhadap terbentuknya identitas nasional. Bagi bangsa
Indonesia unsur bahasa merupakan salah satu pemersatu persatuan dan kesatuan nasional,
sehingga bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Bahasa melayu
dipilih sebagai bahasa antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun masing-masing etnis atau daerah
memiliki bahasa daerah masing-masing. Demikian pula menyangkut birokrasi serta pendidikan
nasional telah dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih senantiasa
dikembangkan.

d. Faktor Reaktif

Penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat ikut
mendukung terbentuknya identitas nasional. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad
dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor reaktif melalui memori kolektif
rakyat Indonesia. Penderitaan dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam
memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori
kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat merupakan
identitas untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan
bangsa Indonesia untuk membangun bangsa dan negara dengan konsep nama Indonesia. Bangsa
dan negara ini di bangun dari unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun menjadi suatu kesatuan
bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme modern. Oleh karena itu, pembentukan identitas
nasional Indonesia melekat erat dengan unsure-unsur lainnya, seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis,
agama serta geografis yang saling berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Alasan Pancasila Menjadi Kepribadian Identitas Bangsa

Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional karena Bangsa Indonesia sebagai salah
satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang
berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia .Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase
nasionalisme modern, diletakanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat
hidup berbangsa dan bernegara.

Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup
bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat negara yaitu
Pancasila. Jadi, filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber
pada kepribadiannya sendiri.

Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia
pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia sebagai kepribadian bangsa.

Bagi Bangsa Indonesia, jati diri bangsa dalam bentuk kepribadian nasional ini telah disepakati
sejak Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Kesepakatan itu, telah muncul lewat
pernyataan pendiri negara (founding fathers and mothers) dengan wujud pancasila, yang di
dalamnya mengandung lima nilai-nilai dasar sebagai gambaran berpola Bangsa Indonesia, yang erat
dengan jiwa, moral, dan kepribadian bangsa Pancasila adalah kepribadian bangsa yang digali dari
nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan budaya Bangsa Indonesia.
Sebagai indentitas dan kepribadian Bangsa Indonesia, Pancasila adalah sumber motivasi, inspirasi,
pedoman berperilaku sekaligus standar pembenarannya. Dengan demikian segala ide, pola aktifitas,
perilaku, serta hasil perilaku Bangsa Indonesia harus bercermin pada Pancasila. Pancasila memiliki
pengertia sebagai moral, jiwa, dan kepribadian Bangsa Indonesia. Hal ini diwujudkan dalam sikap
mental dan tingakah laku serta amal perbuatan yang mempunyai ciri khas, sehingga menjadi
identitas bangsa. Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud kepribadian. Kepribadian Bangsa Indonesia
adalah Pancasila.

Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber
kepada kepribadiannya sendiri. Hal ini menurut Titus dikemukakan bahwa salah satu fungsi filsafat
adalah kedudukannya sebagai suatu pandangan hidup masyarakat.

Dapat pula dikatakan bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia pada
hakekatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sebagai kepribadian bangsa. Jadi filsafat Pancasila ini bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan
oleh suatu rezim atau penguasa melainkan suatu fase historis yang cukup panjang. Pancasila
sebelum dirumuskan secara formal yudiris dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar filsafat
Negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia, dalam kehidupan sehari-hari
sebagai suatu pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain
adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Dalam pengertian seperti ini menurut Notonegoro, bangsa
Indonesia adalah sebagai kausa materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan
dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar Negara Republik
Indonesia. Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang
BPUPKI pertama, sidang “Panitia 9”, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disahkan secara formal
yudiris sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia.

Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan,


Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara. Dasar-dasar pembentukan
nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain
rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian
dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan
bangsa Indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya sendiri, membentuk suatu bangsa dan
negara Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945, yang kemudian diproklamasikan sebagai
suatu kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu akar-akar nasionalisme Indonesia yang
berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur-unsur identitas nasional,
yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.

3.2 Pentingnya Identitas Nasional Bagi Sebuah Negara

Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan
suatu keunikan yang membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari kata “nation” yang
memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas tertentu yang memiliki semangat, cita-cita,
tujuan serta ideologi bersama. Jadi, identitas nasional adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, sangatlah penting bagi suatu negara untuk
memiliki identitas nasional. Mengapa demikian? Karena identitas nasional merupakan jati diri
bangsa yang bersifat khas dan menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup
bersama. Pada era globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang dihadapkan oleh
tantangan yang sangat kuat dari kekuatan internasional baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan
politik. Apabila bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak mampu mempertahankan identitas
nasional yang menjadi kepribadiannya, maka bangsa tersebut akan mudah goyah dan terombang-
ambing oleh tantangan zaman. Bangsa yang tidak mampu mempertahankan identitas nasional akan
menjadi kacau, bimbang dan kesulitan dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Kondisi
suatu bangsa yang sedemikianrupa sudah tentu merupakan hal yang mudah bagi bangsa lain yang
lebih kuat untuk menguasai bahkan untuk menghancurkan bangsa yang lemah tersebut. Oleh karena
itu, identitas nasional sangat mutlak diperlukan supaya suatu bangsa dapat mempertahankan
eksistensi diri dan mencapai hal-hal yang menjadi cita-cita dan tujuan hidup bersama.

Kita tahu bahwa identitas nasional atau jati diri nasional itu adalah jati diri yang dimiliki warga
negara dan suku bangsa dari suatu negara. Identitas nasional atau jati diri nasional itu ada dalam
interaksi, maka dapatlah kita katakan bahwa jati diri itu diperlukan dalam interaksi. Karena didalam
setiap interaksi para pelaku interaksi mengambil suatu posisi dan berdasarkan posisi tersebut para
pelaku menjalankan peranan-peranannya sesuai dengan corak interaksi yang berlangsung. Maka
dalam berinteraksi orang berpedoman pada kebudayaannya. Jika kebudayaan kita katakan bagian
dari identitas nasional, maka kebudayaan itu juga dapat dijadikan pedoman bagi manusia untuk
berbuat dan bertingkah laku.

Identitas Nasional Indonesia meliputi segenap yang dimiliki bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa lain seperti kondisi geografis, sumber kekayaan alam Indonesia,
demografi atau kependudukan Indonesia, ideologi dan agama, politik negara, ekonomi, dan
pertahanan keamanan. Identitas nasional merupakan konsep suatu bangsa mengenai dirinya sendiri.
Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam kebudayaan yang terdiri dari berbagai
macam suku dari Sabang sampai Merauke dan pastinya memiliki keanekaragaman identitas nasional.
Basis dari identitas nasional diantaranya socially (yaitu identitas yang mengarah kepada peran sosial
dalam masyarakat berdasarkan proses sosialisasi dari individu yang berbeda), culturally (yaitu
identitas yang mengarah kepada atribut kebudayaan), politically (identitas yang mengarah kepada
sumber politik dari peran sosial dalam masyarakat, contohnya sebagai pemilih dalam pemilu, atapun
sebagai warga negara).

3.3 Pengaruh Negative dari Sikap Chauvanisme Terhadap Identitas Nasional

Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagungkan bangsa sendiri,
dan merendahkan bangsa lain. Karena sikap chauvinisme terlalu mengagung-agungkan bangsa
sendiri sehingga berdampak negatif bagi bangsa sendiri dan memicu permasalahan dengan bangsa
lain.
Pengertian paham chaunisme adalah paham yang di anut seseorang atau golongan dengan
membanggakan bangsanya sendiri atau ras-nya sendiri sehingga mereka beranggapan bahwa ras lain
tidak lebih baik dari ras-nya, sehingga bagi penganut paham ini akan lebih suka memusuhi ras lain.
Dapat juga diartikan bila chauvinisme adalah rasa cinta yang berlebihan terhadap ras atau
kerajaannya.

Paham Chauvinisme bertentangan dengan Sila Ketiga Pancasila yaitu "Persatuan Indonesia",
sehingga paham ini tidak dibenarkan bertumbuh di negara Indonesia, karena penganut paham
Chauvinisme akan berakibat terjadinya perpecahan yang berakibat pemberontakan atau perbuatan
makar. Sila Ketiga Pancasila merupakan perwujudan persatuan yang sama rata di seluruh Indonesia,
semua daerah memiliki kesempatan yang sama untuk bersatu padu dan membangun pembangunan.

Sebagai bangsa yang memiliki aneka ragam suku bangsa dan budaya, negara Indonesia
memerlukan perekat budaya bangsa. Salah satu perekat yang lahir dari hati nurani adalah
nasionalisme. Nasionalisme khas negara kita adalah nasional Pancasila yang mempunyai prinsip
berbeda dengan bangsa lain. Nasionalisme Pancasila akan tetap menyala apabila generasi muda
mampu membina persatuan dan kesatuan bangsa serta berpegang teguh pada keikhlasan para
perintis dan penegak kemerdekaan. Nasionalisme Pancasila adalah nasionalisme yang tidak
mengarah pada chauvinisme.

BAB IV

KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa identitas nasional merupakan manifestasi nilai budaya
bangsa dengan ciri khas. Identitas nasional Indonesia juga merupakan manifestasi nilai budaya
berbagai suku dalam ‘kesatuan Indonesia´ menjadi ciri khas yang tercermin dalam pandangan hidup
bangsa, Pancasila juga sebagai kesepakatan bangsa. Identitas nasional bersifat terbuka, sesuai
dengan budaya yang menjadi ‘akar’yang selalu terbuka, untuk diberi tafsir baru. Pancasila sebagai
dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan
keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma

https://exaudian.wordpress.com/2014/03/28/identitas-nasional/

http://sriactivity.blogspot.com/2014/07/makalah-pancasila-sebagai-identitas.html

http://www.scribd.com/doc/131338831/Pentingnya-Identitas-Nasional#scribd

http://bitalyfiz.blogspot.com/2011/12/identitas-nasional.html

https://exaudian.wordpress.com/2014/03/28/identitas-nasional/

http://antarberita.blogspot.com/2013/10.paham-chauvisme-adalah.html

Diposting oleh yenti Ulfayati di 14.33

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

2 komentar:

1.

FBS Indonesia11 Desember 2015 17.39

Bagai anda yang membutuhkan penghasilan pasif..


Silahkan rekomodasikan pada teman-teman anda di website kami http://titipdana.com
..
Dapatkan 2% dari setiap invetasi teman anda, oppp jangan lupa daftar terlebih
dahulu....

Balas

2.
tsamrotul exiizzzz15 September 2016 10.51

thnk sist

Balas

Muat yang lain...

Beranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

yenti Ulfayati

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

 ▼ 2015 (1)
o ▼ Juni (1)
 Makalah identitas nasional

Tema Kelembutan. Diberdayakan oleh Blogger.

vKumpulan Makalah
Selasa, 03 Mei 2016

Makalah Identitas Nasional

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang tentunya berbeda antara
satu bangsa dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki bermacam
identitas nasional yang mengkhaskan dan tentunya berbeda dari Negara-negara lainnya. Pengertian
identitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ciri-ciri atau keadaan khusus atau jati
diri. Disini yang dimaksudkan adalah identitas yang merujuk pada kebangsaan seseorang. Mayoritas
dari masyarakat mengasosiasikan identitas nasional mereka dengan negara di mana mereka
dilahirkan.

Beragamnya suku bangsa serta bahasa di Indonesia, merupakan suatu tantangan besar bagi
bangsa ini untuk tetap dapat mempertahankan identitasnya, terlebih di era globalisasi seperti saat
ini. Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan perubahan tatanan
kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi
sehingga interaksi manusia menjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang. Era Globalisasi
dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak
mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada.

Identitas nasional adalah citra diri dari sebuah bangsa yang dilihat oleh Negara lain. Jangan
sampai kita tergiur oleh arus global yang menampilkan pesona Negara lain, sehingga kita terlena dan
takjub yang pada akhirnya bisa membuat kita untuk melupakan dan tidak mau mengenal identitas
bangsa kita sendiri. Untuk itu, sebagai generasi muda Indonesia seharusnya kita sudah mengenal
dan mengetahui apa saja identitas nasional bangsa kita. Namun pada kenyataannya banyak generasi
muda Indonesia yang belum tahu tentang apa itu identitas nasional dan apa saja wujud dari identitas
nasional bangsa Indonesia itu sendiri.

Seringkali kita marah ketika aset identitas nasional kita direbut atau ditiru oleh Negara lain, tapi
dalam pengaplikasiannya kita sebagai warga Negara Indonesia bersikap pasif dan enggan untuk
mengembangkan dan mengoptimalkannya.

B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan karya ilmiah ini, kami merumuskan permasalahan didalamnya. Berikut ini
rumusan masalahnya:

1. Apakah pengertian identitas nasional?

2. Apa sajakah fungsi identitas nasional?

3. Apa sajakah jenis-jenis identitas nasional?

4. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas nasional?

5. Apa sajakah unsur-unsur pembentuk identitas nasional


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Identitas Nasional

Dilihat dari segi bahasa bahwa identitas itu berasal dari bahasa inggris yaitu “identity” yang
dapat diartikan sebagai ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri. Ciri-ciri itu adalah suatu yang menandai
suatu benda atau orang. Ada ciri-ciri fisik dan ada ciri-ciri nonfisik. Identity sering diindonesiakan
menjadi identitas atau jati diri. Jadi, identy atau identitas atau jati diri, dapat memiliki dua arti
pertama, identitas atau jati diri yang menunjuk pada ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang atau
sebuah benda, dan yang kedua, identitas atau jati diri dapat berupa surat keterangan yang dapat
menjelaskan pribadi seseorang dan riwayat hidup seseorang. Di samping itu, identitas atau jati diri
dapat juga digunakan untuk menggambarkan pengertian diri sendiri yang menyangkut siapa dia
(baik laki-laki maupun perempuan). Ada dua sumber utama dari identitas atau jati diri seorang:
pertama, aturan-aturan sosial yang menjelaskan definisi dari tingkah laku tertentu dan sejarah hidup
seseorang. Dua orang, yaitu orang yang satu dengan orang-orang yang lainnya yang mendasarkan
konsepsi mereka dari identitas mereka masing-masing pada dua sumber tadi (Arnold Dashefsky, 5).

Identitas yang akan dikembangkan dalam tulisan ini adalah idetitas dalam pengertian pertama di
atas yaitu identitas dalam pengertian jati diri. Identitas atau jati diri adalah “pengenalan atau
pengakuan terhadap seseorang yang termasuk dalam suatu golongan yang dilakukan berdasarkan
atas serangkaian ciri-cirinya yang merupakan suatu satu kesatuan bulat dan menyeluruh, serta
menandainya sehingga ia dapat dimasukkan dalam golongan tersebut” (Parsudi Suparlan: 1999).
Identitas bangsa yang belum demokratis selama ini jelas merupakan hasil dari praktik
monopolistik kekuasaan. Dalam hal ini, identitas tidak muncul dari bawah berdasarkan energi-energi
lokal, atau dari kesadaran dan pengetahuan masyarakat sendiri.

Pada dasarnya konsep “identitas” jelas bermakna ideal, sebuah harapan untuk eksis dan
berprinsip, lalu sayangnya ia membusuk oleh praktik kekuasaan yang korup. Istilah identitas itu pun
diperkuat oleh istilah metafisik lainnya seperti “stabilitas” dan “kesatuan”, yang sama-sama telah
mengalami pembusukan. Istilah-istilah metafisis ini membusuk karena terlalu sarat dimaknai oleh
selera tunggal. Identitas-bangsa lalu menjadi sebuah “nasionalisme-naif” yang mengklaim bahwa
identitas bangsa merupakan cerminan Pancasila yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius dan
humanistik, mengabdi dan loyal pada Negara yang berpaham bukan liberlisme dan bukan sosialisme.
Bahkan kita suka arogan memandang ideologi atau filsafat Negara-negara asing, sepertinya mereka
kuranng atau tidak religius, sekularisme, tidak manusiawi.

Kebudayaan yang muncul dari hantu-hantu metafisika tersebut kini menjadi sangat khas sebagai
teror-teror kekerasan yang memberikan identitas kultural bagi bangsa dan Negara Indonesia.
Tegasna, identitas budaya kita merupakan representasi atau “simbol kekerasan” (Symbolic violence).
Jika dikatakan bahwa istilah “identitas” tak lain mengacu pada eksistensi atau “prinsip diri” maka
perjalanan untuk pencarian prinsip diri itu kita lakukan dengan sikap pelenyap dan peniadaan
terhadap orang atau kelompok atau komunitas yang berbeda. Sebab menyangkal kehadiran pihak
lain hanya karena sekedar berbeda sebenarnya identic dengan menyangkal keberadaan diri sendiri
pula.

Identitas budaya yang menekankan “kesatuan dan “stabilitas” itu telah melenyapkan sensitivitas
itu lebih dalam lagi sehingga menciptakan kekerasan dan kekejaman di mana nyawa manusia
menjadi tidak berharga lagi (kreativitas destruksi). Dan hingga kini kondisi ini masih saja berlangsung.

Kultural adalah sebuh karakter, pola piker dan perilaku. Sebuah karakter merupakan hasil dari
proses pembiasaan yang mengkristal yang bisa kita sebut juga sebagai mentalitas. Kebudayaan
merupakan pertemuan antara pengetahuan dan kehendak. Jika kita masih punya sedikit rasa
sensitive terhadap perbedaan, rasa toleran, saling menghargai, sebenarnya kita tidak perlu lagi
konsep-konsep yang kelihatannya demikian agung tetapi arogan seperti itu.

B. Fungsi Identitas Nasional

Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu:

1. Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan kehilangan
identitas melalui identifikasi terhadap bangsa.

2. Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi individu dengan menjadi
bagian dari keluarga besar suatu bangsa

3. Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan, terutama melalui
simbol-simbol dan upacara.
C. Jenis-jenis Identitas Nasional

Berikut ini adalah jenis-jenis identitas nasional:

1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting. Sekalipun
Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia yang digunakan sebagai
bahasa penghubung berbagai kelompok etnis yang mendiami kepulauan Nusantara memberikan
nilai identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia.

2. Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih

Bendera Negara Republik Indonesia, yang secara singkat disebut Bendera Negara, adalah Sang
Saka Merah Putih, Sang Merah Putih, Merah Putih, atau kadang disebut Sang Dwiwarna (dua warna).
Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-
pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang
kedua bagiannya berukuran sama.

3. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya

Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini pertama kali diperkenalkan
oleh komponisnya, Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal 28 Oktober 1928 pada saat Kongres
Pemuda II di Batavia. Lagu ini menandakan kelahiran pergerakan nasionalisme seluruh nusantara
di Indonesia yang mendukung ide satu “Indonesia” sebagai penerus Hindia Belanda, daripada
dipecah menjadi beberapa koloni.

4. Lambang Negara dan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.Tanggal 1 Juni
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia.Frasa ini berasal dari bahasa Jawa
Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Semboyan ini
digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan
kepercayaan. Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin
Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Kakawin ini
istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.

6. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945


Istilah dalam bahasa inggris constitution atau dalam bahasa belanda constitutie secara harfiah
sering diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu undang-undang dasar. Ditinjau dari segi
kekuasaan undang-undang dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas-asas yang
menetapkan bagaimana kekuasaan itu dibagi anatara beberapa lembaga kenegaraan. Mengacu
konsep trias politika, kekuasaan dibagi anatar badan eksekutif, legislatif dan yudikatif.

7. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat

Kedaulatan rakyat mengandung arti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Dengan demikian
makna kedaulatan rakyat adalah demokrasi, yang berarti pemerintahan yang kekuasaan tertinggi
terletak/bersumber pada rakyat. Sumber ajaran kedaulatan rakyat ialah ajaran demokrasi yang telah
dirintis sejak jaman Yunani oleh Solon. Istilah demokrasi berasal dari kata Yunani, demos (rakyat)
dan kratein (memerintah) atau kratos (pemerintah). Jadi, demokrasi mengandung pengertian
pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Rakyat
merupakan suatu kesatuan yang dibentuk oleh individu-individu melalui perjanjian masyarakat.
Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memberikan haknya kepada untuk kepentingan
bersama. Penguasa dipilih dan ditentukan atas dasar kehendak rakyat melalui perwakilan yang
duduk di dalam pemerintahan atau melalui pemilihan umum.Pemerintah yang berkuasa harus
mengembalikan hak-hak sipil kepada warganya.

8. Konsepsi Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk
geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara
mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Identitas Nasional

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Identitas Nasional bangsa Indonesia, meliputi


primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, konsep sejarah, perkembangan ekonomi, dan
kelembagaan (Surbakti, 1999).

1. Primordial

Ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa, dan adat-
istiadat merupakan faktor-faktor primordial yang dapat membentuk negara-bangsa. Primordialisme
tidak hanya menimbulkan pola perilaku yang sama, tetapi juga melahirkan persepsi yang sama
tentang masyarakat negara yang dicita-citakan. Walaupun ikatan kekerabatan dan kesamaan budaya
itu tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa (karena mungkin ada faktor yang lain yang lebih
menonjol), namun kemajemukan secara budaya mempersulit pembentukan satu nasionalitas baru
(negara bangsa) karena perbedaan ini akan melahirkan konflik nilai.

2. Sakral

Kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat, atau ikatan ideologi yang kuat dalam
masyarakat, juga merupakan faktor yang dapat membentuk negara-bangsa.
3. Tokoh

Kepemimpinan dari seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara luas oleh masyarakat
dapat menjadi faktor yang menyatukan suatu bangsa-negara. Pemimpin ini menjadi panutan sebab
warga masyarakat mengidentifikasikan diri kepada sang pemimpin, dan ia dianggap sebagai
“penyambung lidah” masyarakat.

4. Sejarah

Persepsi yang sama tentang asal-usul (nenek moyang) dan tentang pengalaman masa lalu,
seperti penderitaan yang sama akibat dari penjajahan tidak hanya melahirkan solidaritas
(sependeritaan dan sepenanggungan), tetapi juga tekad dan tujuan yang sama antar kelompok suku
bangsa. Solidaritas, tekad, dan tujuan yang sama itu dapat menjadi identitas yang menyatukan
mereka sebagai bangsa, sebab dengan membentuk konsep ke-kita-an dalam masyarakat.

5. Bhinneka Tunggal Ika

Prinsip bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) merupakan salah satu faktor yang dapat
membentuk bangsa-negara.Bersatu dalam perbedaan artinya kesediaan warga masyarakat untuk
bersama dalam suatu lembaga yang disebut Negara, atau pemerintahan walaupun mereka memiliki
suku bangsa, adat-istiadat, ras atau agama yang berbeda.

6. Perkembangan Ekonomi

Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan yang beraneka


ragam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan semakin bervarariasi
kebutuhan masyarakat, semakin tinggi pula tingkat saling bergantung di antara berbagai jenis
pekerjaan. Setiap orang bergantung pada pihak lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin
kuat suasana saling bergantung antar anggota masyarakat karena perkembangan ekonomi, maka
semakin besar pula solidaritas dan persatuan dalam masyarakat.

7. Kelembagaan

Proses pembentukan bangsa berupa lembaga-lembaga pemerintahan dan politik, seperti


birokrasi, angkatan bersenjata, dan partai politik. Setidak-tidaknya terdapat dua sumbangan
birokrasi pemerintahan (pegawai negeri) bagi proses pembentukan bangsa, yakni mempertemukan
berbagai kepentingan dalam instansi pemerintah dengan berbagai kepentingan di kalangan
penduduk sehingga tersusun suatu kepentingan nasional, watak kerja, dan pelayanannya yang
bersifat impersonal; tidak saling membedakan untuk melayani warga negara. Angkatan bersenjata
berideologi nasionalistis karena fungsinya memelihara dan mempertahankan keutuhan wilayah dan
persatuan bangsa, personilnya direkrut dari berbagai etnis dan golongan dalam masyarakat. Selain
soal ideologi, mutasi dan kehadirannya di seluruh wilayah negara merupakan sumbangan angkatan
bersenjata bagi pembinaan persatuan bangsa Keanggotaan partai politik yang bersifat umum
(terbuka bagi warga negara yang berlainan etnis, agama, atau golongan), kehadiran cabang-
cabangnya di wilayah negara, dan peranannya dalam menampung dan memadukan berbagai
kepentingan masyarakat menjadi suatu alternatif kebijakan umum merupakan kontribusi partai
politik dalam proses pembentukan bangsa.
E. Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional

Berikut ini adalah unsur-unsur pembentuk identitas nasional:

1. Sukubangsa

Sukubangsa adalah golongan sosial yang khusus, yang askriptif (ada sejak kelahiran), yang sama
coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Kekhususan dari sukubangsa dari sebuah
golongan sosial ditandai oleh ciri-cirinya, yaitu: diperoleh secara askriptif atau didapat begitu saja
bersama dengan kelahirannya, muncul dalam interaksi berdasarkan atas adanya pengakuan oleh
warga sukubangsa yang bersangkutan dan diakui oleh sukubangsa lainnya. Merupakan ciri-ciri yang
umum dan mendasar berkenaan dengan asal mula manusia, yang digunakan sebagai acuan bagi
identitas atau jatidiri pribadi atau kelompoknya yang tidak dapat dengan seenaknya dibuang atau
ditiadakan, walaupun dapat disimpan atau tidak digunakan dalam interaksi berlaku. Karena ciri-ciri
tersebut melekat seumur hidup bersamaan dengan keberadaanya sejak lahir (barth 1969: 9-38 dan
Suparlan, 1999).
Di Indonesia terdapat banyak sekali sukubangsa atau kelompok etnis yang menggunakan tidak
kurang dari 300 dialek. Karena Indonesia dikatakan sebagai nrgara yang memiliki banyak suku
bangsa, maka Indonesia dianggap sebagai negara yang rawan konflik.

2. Agama

Selain isu suku yang disebutkan diatas, ada isu lain dalam politik Indonesia: yaitu dimensi agama
yang dihubungkan dengan kesukuan. Agama-agama yang ada di Indonesia: Islam, Kristen, Katolik,
Kristen Protestan, Hindu, Buddha Dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada zaman Orde Baru tidak
diakui sebagai agama resmi di Indonesia, sedangkan kelima agama lainnya diakui secara resmi oleh
pemerintahan Orde Baru. Pada zaman pemerintahan Gus Dur, istilah agama resmi dan tidak resmi
dihapuskan. Menurut Gus Dur yang mengetahui apakah suatu agama dapat dikatakan sebuah agama
atau bukan, bukanlah negara tapi adalah penganutnya sendiri (kompas, 18 dan 19 maret 2000).
Kebijaksanaan integrasi nasional baru tampak diterpkan oleh pemerintah Indonesia ketika
hendak mengatur masyarakatnya yang plural. Untuk tujuan pembicaraan ini, integrasi nasional
didefinisikan dalam rangka menciptakan identitas nasional. Penciptaan identitas kebudayaan
Indonesia adalah salah satu tujuan integrasi nasional.

Salah satu jalan yang dapat mengurangi resiko konflik antar agama adalah perlunya diciptakan
tradisi saling menghormati antara agama-agama yang ada (Franz Magniz Suseno, 1995: 174).
Menghormati berarti mengakui secara positif dalam agama dan kepercayaan orang lain. Berarti
mampu juga belajar satu sama lain.

Sikap saling menghormati dan menghargai, dapat memungkinkan orang dari agama-agama yang
berbeda bersama-sama berjuang demi pembangunan yang sesuai dengan martabat yang diterima
manusia dari Tuhan. Solidaritas dengan orang-orang kecil, miskin, lemah dan menderita, keadilan
sosial, pembebasan dari penindasan, perkosaan dan perwujudan kehidupan yang lebih demokratis,
adalah hal-hal yang dapat dilakukan oleh agama-agama secara bersama-sama, untuk tujuan
pembangunan bangsa.
Yang dipikirkan sekarang adalah bagaimana menciptakan dialog antar agama. Barangkali dapat
dikatakan bahwa obyek dialog antara agama bukan langsung menyentuh keyakinan agama. Sebab
banyak oang beranggapan bahwa perbedaan keyakinan bukanlah obyek untuk diperdebatkan. Yang
mungkin kita dialogkan adalah bagaimana memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi ditengah-
tengah masyarakat, membongkar kesalahpahaman yang selalu terjadi dalam hubungan agama
selama ini, serta usaha untuk mewujudkan kehidupan masyarakat dengan cara yang lebih positif,
lebih sesuai dengan kaedah-kaedah moral keagamaan.

3. Kebudayaan

Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosisal yang isinya adalah perangkat-
perangkat, model-model pengetahuan, yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukungnya untuk menginterprestasi dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagai referensi atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda
kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi (Suparlan, 1986: 1).
Kebudayaan adalah milik masyarakat, sedangkan individu-individu yang menjadi warga
masyarakat tersebut mempunyai pengetahuan kebudayaan. Harus juga dibedakan antara budaya
dan kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi (Suparlan, 1986:1). Kebudayaan adalah
milik masyarakat, sedangkan individu-individu yang menjadi warga asyarakat tersebut mempunyai
pengetahuan dalam ungkapan sehari-hari.

Menurut E.K.M. Masinambow (1999) yang dimaksud “budaya” adalah nilai-nilai dan adat
kebiasaan, sedangkan kebudayaan adalah suatu kompleks gejala termasuk nilai-nilai dan adat
kebiasaan yang memperlihatkan kesatuan sistemik. Jika kita katakana bahwa di Indonesia terdapat
tidak kurang dari 500 suku bangsa, maka dapat kita katakan bahwa kebudayaan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia itu bermacam-macam, karena setiap sukubangsa memiliki kebudayaan yang
berbeda-beda dan kebudayaan yang bermacam-macam tentu saja kita tidak ingin melihat
perbedaan tersebut sebagai penghambat untuk kita bersatu, justru dengan adanya perbedaan itu
memberikan motivasi kepada kita untuk menjadi bangsa yang bersatu dan bukan bangsa yang
terpecah-pecah akibat adanya pebedaan.

4. Bahasa

Kebijakan bahasa nasional sangat penting dalam menciptakan kesatuan Indonesia dan identitas
nasional Indonesia. Di Asia Tenggara mungkin hanya Indonesia satu-satunya Negara yang
menggunakan bahasa minoritas yang berasal dari Palembang (Sumatera) dan Bangka pada abad ke-
7.
Bahasa ini kemudian dipakai sebagai bahasa penghubung bagi berbagai kelompok etnis di
kepulauan tersebut dan menjadi bahasa untuk berkomunikasi di pasar di kalangan etnis Indonesia
dan orang asing. Bahasa ini diterima oleh kaum nasionalis Indonesia sebelum kemerdekaan antara
lain karena kesederhanaannya, selain karena statusnya yang kontroversial. Bahasa Jawa yang
digunakan kelompok etnis terbesar. Bahkan tidak dipertimbangkan, hanya karena bahasa itu tidak
digunakan oleh orang non-Jawa. Selain itu, bahasa Jawa dianggap sangat rumit dan setiap tingkat
sosial yang berbeda memakai jenis bahasa yang berbeda pula.
Bahasa Indonesia dipopulerkan pertama kali dalam pers kaum nasionalis ketika munculnya
Negara kemerdekaan Indonesia, kemudian bahasa tersebut menyebar dan berkembang selama
pendudukan Jepang. Semua surat kabar terkemuka, siaran radio dan siaran TV menggunakan bahasa
Indonesia. Setelah kemerdekaan semua sekolah di Indonesia menggunakan bahasa nasional, tetapi
bahasa etnis tetap dapat diajarkan di sekolah setempat sampai kelas, setelah itu semua pendidikan
harus berbahasa Indonesia. Seorang ahli sejarah terkemuka mengatakan :

“Menggunakan universal bahasa ini secara internasional dalam sebuah masyarakat yang sangat
besar, telah ‘mensionalisasikan’ generasi yang sedang bersekolah, kebudayaan dan bahasa lokal
mereka sendiri terus disampaikan kepada mereka, tetap kini prosesnya berlangsung dalam kerangka
sebuah kebudayaan nasional” (David, 1971:403).

Popularisasi bahasa Indonesia memang dilakukan tetapi tidaklah berarti menggantikan bahasa
etnis. Menurut beberapa pengamat, penggunaan bahasa Indonesia jauh lebih populer di daerah
perkotaan daripada di daerah pedesaan, karena penduduk desa masih banyak menggunakan dua
bahasa daerah. Dalam sebagian besar kasus, penduduk kota (terutama di daerah non-Jawa)
cenderung menggunakan dua bahasa dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang dominan.
Namun di daerah pedesaan, tampaknya bahasa etnis masih digunakan secara luas. Sebuah
penelitian mengenai pelajar Indonesia dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah
menunjukkan bahwa hanya 26 persen pelajar sekolah ini yang memakai bahasa Indonesia di rumah.
Bahkan di beberapa daerah penggunaan bahasa etnis kembali meluas.

5. Kasta dan kelas

Kasta adalah pembagian sosial atas dasar agama. Dalam agama Hindu, para penganutnya
dikelompokkan ke dalam beberapa kasta. Kasta yang tertinggi adalah kasta Brahmana (kelompok
rohaniawan) dan kasta yang terendah adalah kasta Sudra (orang biasa atau masyarakat biasa). Kasta
yang rendah biasanya tidak bisa kawin dengan kasta yang lebih tinggi dan begitu juga sebaliknya.
Kelas menurut Weber ialah suatu kelompok orang-orang dalam situasi kelas yang sama, yaitu
kesempatan untuk memperoleh barang-barang dan untuk dapat menentukan sendiri keadaan
kehidupan ekstern dan nasib pribadi, sejauh kesempatan ini tergantung dari dipunyai atau tidak
dipunyai milik yang dapat dimanfaatkan dipasaran barang-barang atau pasaran kerja.

Kekuasaan dan milik merupakan komponen-komponen terpenting: berat kekuasaan, maka milik
mengakibatkan monopolisasi dan kesempatan-kesempatan (L. Laeyendecker, 1991:331). Di samping
kelas milik yang dibicarakan Weber di atas, juga terdapat kelas-kelas berdasarkan pendapatan.
Mereka yang termasuk dalam kelompok ini adalah kaum pengusaha, kaum pemegang profesi-profesi
bebas dan kaum pekerja. Sedangkan kelas-kelas sosial ialah mencakup semua situasi kelas dimana
baik mobilitas pribadi maupun mobilitas antar generasi dimungkinkan di antara kelas-kelas tersebut,
dan hal semacam ini merupakan hal yang biasa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Identitas nasional adalah jatidiri yang dimiliki oleh warga negara atau suku-bangsa dari suatu
negara (Indonesia). Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu: (1)
Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan kehilangan
identitas melalui identifikasi ter-hadap bangsa, (2) Identitas Nasional menawarkan pembaharuan
pribadi dan mar-tabat bagi individu dengan menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa, dan (3)
Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan, terutama melalui
simbol-simbol dan upacara.

Adapun jenis-jenis Identitas Nasional yaitu: (1) Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu
Bahasa Indonesia; (2) Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih; (3) Lagu kebangsaan yaitu Indonesia
Raya; (4) Lambang Negara dan Dasar Fal-safah Negara yaitu Pancasila; (5) Semboyan Negara yaitu
Bhinneka Tunggal Ika; (6) Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945; (7) Bentuk Negara Ke-
satuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat; dan (8) Konsepsi Wawasan Nusantara. Selain
itu, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Identitas Nasional bangsa Indonesia, meliputi:
primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, konsep sejarah, perkembangan ekonomi, dan
kelembagaan. Dan unsur-unsur terbentuknya indentitas nasional, meliputi: sukubangsa, agama,
kebudayaan, bahasa dan; kasta dan kelas.

B. Saran

Sebagai warga negara harus mengetahui dan tetap melestarikan apa saja yang menjadi identitas
nasional. Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki bangsa kita untuk dapat
membedakannya dengan bangsa lain. Selain itu, sebagai warga Negara juga harus menerapkan nilai-
nilai yang terkandung dalam identitas nasional. Contohnya nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila
dan UUD 1945.

DAFTAR PUSTAKA

A. Ubaidillah, dkk. 2000. Pendidikan Kewargaan (Civic Education) Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani.
Jakarta: IAIN Jakarta Press

Kohn, Prof.Hans. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta: ERLANGGA

Sunarso, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn untuk Perguruan Tinggi), Cetakan II. Yogyakarta:
UNY Press

Diposting oleh Nurul Almariah di 05.35

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar
Posting Lama Beranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Nurul Almariah

Lihat profil lengkapku


Arsip Blog

 ▼ 2016 (4)
o ▼ Mei (4)
 Makalah Identitas Nasional
 Makalah Fiqh Mawaris Ashabul Furudh, Ashabah dan D...
 Makalah Akuntansi Ijarah
 Makalah Ayat dan Hadits Produksi

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.


Dian rasidah widgeo.net Jumat, 01 November 2013 MAKALAH IDENTITAS NASIONAL TUGAS
KEWARGANEGARAAN MAKALAH IDENTITAS NASIONAL NAMA : DIAN RASIDAH NIM : 01113060
FAKULTAS : EKONOMI PRODY : AKUNTANSI KELAS : B SEMESTER 1 “ 2013 “ UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan 1.4
Manfaat BAB II PEMBAHASAN 2. Apa Yang Menjadi Identitas Nasional Indonesia ? 2.1 Pengertian
Identitas Nasional 2.2 Sejarah Terbentuknya Identitas Nasional 2.3 Identitas Nasional Indonesia : 2.4
Faktor – faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional 2.5 Unsur-unsur Pembentuk Indentitas
Nasional 3. Apa Masalah Identitas Nasional Indonesia ? 4. Apa Solusi Yang Di Tawarkan Untuk
Mengatasi Masalah Identitas Nasional ? BAB III PENUTUP Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakikatnya, sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita
mengerti dan memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam Identitas Nasional.
Identitas Nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara, Selain itu
pembentukan Identitas Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati bersama.
Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha memperbaiki segala
kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan Negara sudah tidak perlu di tanyakan lagi,
Terutama di dalam bidang Hukum. Seharusnya Hal – Hal yang seperti ini, Siapapun orang mengerti
serta paham Aturan – Aturan yang ada di suatu Negaranya, Tetapi tidak sedikit orang yang acuh dan
tidak perduli seolah – olah tidak mempermasalahkan kekliruan yang terjadi di Negaranya, Dan yang
paling memprihatinkan seolah – olah masyarakat membiarkan dan bisa dikatakan mendukung,
Pernyataan tersebut dapat dibenarkan dan dilihat dari sikap dan tanggapan masyarakat dari
kekeliruan di bidang hukum di dalam Negara tercinta ini. Maka dari itu Identitas Nasional sangatlah
penting untuk dipelajari hingga diterapkan pada kehidupan sehari – hari. Agar Masyarakat di Negara
tercinta ini dapat mengubah dan memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan Negara
tercinta ini lebih baik lagi dari sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri sebagai
masyarakat yang ada di Negara dan Bangsa ini yang dapat mengubah segala kekeliruan yang terjadi.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang menjadi identitas nasional Indonesia? 2. Apa masalah identitas
nasional Indonesia? 3. Apa solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah identitas nasional? 1.3
Tujuan Berdasarkan kasus yang sedang dibahas dalam makalah ini, penulis merumuskan tujuan
sebagai berikut: v Mengetahui sejarah yang terkandung di dalam Identitas Nasional Indonesia. v
Mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam Identitas Nasional seperti Filsafat Pancasila dan
sejarah pembentukan Nasionalisme. 1.4 Manfaat · Manfaat bagi penulis: v Mendapatkan Ilmu
Pengetahuan baru dalam sisi Identitas Nasional dan Nasionalisme, serta kandungannya. v Dapat
mengkaji materi mata kuliah pendidikan kewarganegaraan v Dapat menyuarakan mengenai
pendapat dan pemikiran. · Manfaat bagi pembaca: v Menambah pengetahuan baru, mengenai
pentingnya Identitas Nasional. BAB II PEMBAHASAN 2. Apa Yang Menjadi Identitas Nasional
Indonesia ? 2.1 Pengertian Identitas Nasional Identitas Nasional, Identitas sendiri memiliki arti
sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak yang dimaksud sebagai suatu pembeda atau pembanding
dengan pihak yang lain. Sedangkan Nasional atau Nasionalisme memiliki arti suatu paham, yang
berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada Negara kebangsaan.[1]
Faktor persamaan turunan, bahasa, daerah, kesatuan politik, adat-istiadat dan tradisi, atau
persamaan agama. Akan tetapi teranglah bahwa tiada satupun di antara faktor – faktor ini bersifat
hakiki untuk menentukan ada - tidaknya atau untuk merumuskan bahwa mereka harus seketurunan
untuk merupakan suatu bangsa. Faktor – faktor obyektif itu penting, namun unsur yang terpenting
ialah kemauan bersama yang hidup nyata. Kemauan inilah yang kita namakan Nasionalisme. Yakni
suatu paham yang memberi ilham kepada sebagian terbesar penduduk dan yang mewajibkan dirinya
untuk mengilhami segenap anggauta-anggautanya. Nasionalisme menyatakan bahwa Negara
kebangsaan adalah cita dan satu – satunya bentuk sah dari organisasi polotik dan bahwa bangsa
adalah sumber dari pada semua tenaga kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi.[2] Arti
menyeluruh dari Identitas Nasional adalah Suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.[3] Berdasarkan pengertian di atas maka
tiap bangsa memiliki Identitas masing – masing, antara bangsa satu dengan yang lain memiliki ciri
khas yang berbeda – beda, untuk menjadi pandangan tentang jati diri yang sebenarnya yang dimiliki
di dalam bangsa tersebut. 2.2 Sejarah Terbentuknya Identitas Nasional Setiap bangsa pasti memiliki
Identitas Nasional, Identitas Nasional itu sendiri memiliki proses pembentukan yang cukup lama,
proses yang dialami untuk membentuk serta menyepakati apa yang akan di tetapkan untuk menjadi
Identitas Nasional untuk bangsa Indonesia tercinta. melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang
yaitu sejak zaman kerajaan – kerajaan pada abad ke – IV, ke – V kemudian dasar – dasar kebangsaan
Indonesia telah mulai nampak pada abad ke – VIII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya dibawah
wangsa Syailendra di Palembang, kemidian kerajaan Airlangga dan Majapahit di jawa timur serta
kerajaan – kerajaan lainya. Proses terbentuknya nasionalisme yang berakar pada budaya ini menurut
yamin di istilahkan sebagia fase terbentuknya nasionalisme lama, dan oleh karena itu secara objektif
sebagai dasar Identitas Nasional Indonesia. Oleh karena itu akar – akar nasionalisme Indonesia yang
berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur – unsur Iddentitas Nasional,
yaitu nilai – nilai yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.[4]
2.3 Identitas Nasional Indonesia : 1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih 3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya 4. Lambang
Negara yaitu Pancasila 5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika 6. Dasar Falsafah negara
yaitu Pancasila 7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 8. Bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat 9. Konsepsi Wawasan Nusantara 10. Kebudayaan
daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional Penjabaran serta Penjelasan mengenai
Identitas Nasional Indonesia : 1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Sebagai mana kita ketahui, setiap negara memiliki bahasa yang berbeda – sebagai ciri khas yang di
miliki oleh Negara tersebut. Begitu pula dengan Indonesia, Indonesia memiliki beragam bahasa
hampir setiap wilayah atau daerah memiliki bahasa tersendiri, Seperti jawa, Madura, papua, batak,
sunda, ambon, aceh, dll. Dan bahasa tersebut di gunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain
untuk bertukar pikiran maupun mengeluarkan pendapatnya. 2. Bendera negara yaitu Sang Merah
Putih Bendera merupakan salah satu lambang yang menjadi Identitas yang dapat di kenali saat
melihat warna serta motif gambar di dalamnya. Setiap Negara pasti memiliki bendera sebagai ciri
dari Negara tersebut. Seperti Indonesia, Bendera Indonesia berwarna Merah dan Putih, seperti yang
sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang menyebutkan bahwa “ Bendera Negara Indonesia
adalah Sang Merah Putih”. Warna Merah dan Putih yang menjadi warna pilihan yang di pilih untuk
melambangkan Indonesia itu memiliki arti Merah artinya Berani sedangkan Putih artinya Suci, yang
diharapkan masyarakat Infdonesia bisa memikili jiwa Berani dan Suci seperti lambang Bendera
Indonesia. 3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya Lagu kebangsaan Indonesia dipublikasikan pada
tahun 1928, yang dikarang oleh Wage Rudolf Soepratman diciptakan tahun 1924. Pada tahun 1928
Wage Rudolf Soepratman mengumumkan dan menyatakan bahwa lagu karangannya menjadi atau
ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Indonesia yang diberi judul “ Indonesia Raya ” Berikut adalah liri
lagu kebangsaan Indonesia Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku Disanalah aku berdiri Jadi
pandu ibuku Indonesia kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku Marilah kita berseru Indonesia
bersatu Hiduplah tanahku Hiduplah negriku Bangsaku Rakyatku semuanya Bangunlah
jiwanyaBangunlah badannya Untuk Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku
negriku yang ku cinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya Indonesia Raya
Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah
Indonesia Raya 4. Lambang Negara yaitu Pancasila Seperti pada Undang – undang Dasar 1945 yang
telah di tetapkan bahwa lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. Pancasila disini yang
dimaksud adalah burung garuda yang melambangkan kekuatan bangsa Indonesia. Burung garuda
sebagai lambang negara Indonesia memiliki warna emas yang melambangkan kejayaan Indonesia.
Sedangkan perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Simbol di dalam perisai
masing-masing melambangkan sila-sila dalam pancasila,yaitu: 1. Bintang melambangkan sila
ketuhanan Yang Maha Esa (sila ke-1). 2. Rantai melmbangkan sila Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab (sila ke-2). 3. Pohon Beringin melambangkan Sila Persatuan Indonesia (Sila ke-3). 4. Kepala
Banteng melambangkan Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan (Sila ke-4). 5. Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia (sila ke-5). 5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika Bhineka Tnggal
Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat dalam suatu
kesatuan. Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna bahwa dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling
hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain. Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat
eormalitas yang hanya menunjukkan perilaku semu. Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling
percaya mempercayai, saling hormat menghormati, saling cinta mencintai dan rukun. 6. Dasar
Falsafah negara yaitu Pancasila Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila
Pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Pada hakikatnya pengertian
Pancasila dapat dikembalikan kepada dua pengertian, yakni Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia sering disebut juga sebagai pandangangan dunia, pandangan
hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup yang dapat di artikan dari segi global atau sekala besar.
Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai pancaran dari sila Pancasila karena Pancasila sebagai
kesatuan tidak bisa dipisah-pisahkan, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan
organis sehingga berfungsi sebagai cita-cita atau ide yang menjadi tujuan utama bersama sebagai
landasan dasar Negara. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa Pancasila sebagai pegangan
hidup yang merupakan pandangan hidup bangsa, dalam pelaksanaan hidup sehari-hari tidak boleh
bertentangan denagn norma-norma agama, norma-norma sopan santun, dan tidak bertentangan
dengan norma-norma hukum yang sudah ada dan telah ditetapkan atau saat ini berlaku. 7.
Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 Disamping pengertian Undang – undang dasar, di
pergunakan juga istilah lain yaitu “ Konstitusi ”. Istilah konstitusi berasal dari bahasa Inggris “
Constitution ” atau dari bahasa Belanda “ Constitutie ”. Terjemahan dari istilah tersebuh adalah
Undang – undang dasar, dan hal ini memang sesuai dengan kebiasaan orang belanda dan jerman,
yang dalam percakapan sehari – hari memakai kata “ Grondwet ” ( Grond = dasar, wet = Undang –
undang ) yang keduanya menunjukan naskah tertulis. Namun pengertian Konstitusi dalam praktek
ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai arti: 1. Lebih luas dari pada Undang – undang dasar,
atau 2. Sama dengan penertian Undang – undang dasar.[5] 8. Bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat Yang di maksud dengan Bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat adalah Status Negara Indonesia yang Bentuk Negara adalah
kesatuan, sedangkan bentuk pemerintah adalah republik. 9. Konsepsi Wawasan Nusantara Wawasan
artinya pandanagan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi. Pengertia wawasan sendiri Selain
menunjukkan kegiatan untuk mengetahui arti pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. 10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional
Kebudayaan disini di artikan bahwa pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda
kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Disisi lain kebudayaan bisa diartikan sebagai
kebiasaan atau tradisi yang sering di lakukan oleh sebagian besar warga di wilayah tertentu yang
sering di sebut dengan istilah Adat. 2.4 Faktor – faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Kelahiran suatu Identitas Nasional dari suatu bangsa memiliki sejarah dalam kelahiranya sendiri,
yang sangat berkesan hingga akan dikenang terus sampai akhir kehidupan bagi penerus bangsa atau
anak cucu pewaris bangsa hingga generasi yang paling akhir. Adapun faktor – faktor yang
mendukung kelahiran Identitas Nasional bangsa Indonesia melipiti : 1. Faktor Objektif, yang meliputi
faktor geografis - ekologis dan demografis. Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia
sebagai wilayah kepulauan yang beriklin tropis dan ter 2. Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, sosial,
politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia ( suryo, 2002 )[6] 2.5 Unsur-unsur
Pembentuk Indentitas Nasional 1) Sejarah Sebelum menjadi Negara yang modern Indonesia pernah
mengalami masa kejayaan yang gemilang pada masa kerajaan Majapahit dan sriwijaya. Pada dua
kerajaan tersebut telah membekas pada semangat perjuangan bangsa Indonesia pada abat-abat
berikutnya. 2) Kebudayaan Aspek kebuayaan yang menjadi unsur pembentuk indentitas nasional
meliputi: akal budi, peradaban, dan pengetahuan. Misalnya sikap ramah dan santun bangsa
Indonesia. 3) Suku Bangsa Kemajemukan merupakan indentitas lain bangsa Indonesia. tradisi bangsa
Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan yang bersfat alamiah tersebut, tradisi bangsa
Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan merupakan hal lain yang harus dikembangkan
dan di budayakan. 4) Agama Keanekaragaman agama merupakan indentitas lain dari kemajemukan
dengan kata lain, agama dan keyakinan Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi Negara, tetapi
juga merupakan suatu Rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang harus tetap dipelihara dan disyukuri
bangsa Indonesia. Menyukuri nikmat kemajemukan pemberian Allah dapat dilakukan dengan, salah
satunya, sikap dan tindakan untuk tidak memaksakan keyakinan dan tradisi suatu agama, baik
mayoritas maupun minoritas, atau kelompok lainnya. 5) Bahasa Bahasa adalah salah satu atribut
indentitas nasional Indonesia. Sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan
bahasa Indonesia (bahasa yang digunakan bangsa melayu) sebagai bahasa penghubung (lingua
franca) peristiwa sumpah pemuda tahun 1982, yang menyatakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan bangsa Indonesia. 6) Kasta dan Kelas Kasta adalah pembagian social atas dasar agama.
Dalam agama hindu para penganutnya dikelompokkan kedalam beberapa kasta.kasta yang tertinggi
adalah kasta Brahmana (kelompok rohaniaan) dan kasta yang terendah adalah kasta Sudra (orang
biasa atau masyarakat biasa). Kasta yang rendah tidak bisa kawin dengan kasta yang lebih tingi dan
begitu juga sebaliknya. Kelas menurut Weber ialah suatu kelompok orang-orang dalam situasi kelas
yang sama, yaitu kesempatan untuk memperoleh barang-barang dan untuk dapat menentukan
sendiri keadaan kehidupan ekstern dan nasib pribadi. Kekuasaan dan milik merupakan komponen-
komponen terpenting: berkat kekuasaan, mka milik mengakibatkan monopolisasi dan kesempatan-
kesempatan.[7] 3. Apa Masalah Identitas Nasional Indonesia ? Yang menjadi masalah dalam
Identitas Nasional Indonesia salah satunya adalah maraknya tentang Globalisasi. Globalisasi sendiri
dapat kita artikan yaitu dimana era atau zaman yang ditandai dengan perubahan di dalam tatanan
kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi
sehingga interaksi manusia menjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang, karena yang
berada di dalamnya terlalu banyak. Era Globalisasi sendiri dapat mempengaruhi bangsa ini dari sisi
nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah
datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada sejak dulu. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat
positif ada pula yang bersifat negatif. Semua ini merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus
sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi di segala aspek kehidupan.
Dengan adanya Era Globalisasi ini sisi baiknya kita dapat menumbuhkan serta menciptakan inovasi
kita selama ini dengan lebih muda terutama dalam bidang bisnis maupun interaksi social, yang
bertujuan dapat meningkatkan aspek kehidupan yang akan datang untuk kelangsungan hidup anak
cucu penerus bangsa ini tercinta. Di era globalisasi, pergaulan antar bangsa semakin ketat. Batas
antar negara hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam
pergaulan antar bangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan
saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing, menjadikan setiap perbedaan adalah
pembelajaran yang wajib di ikuti dan di lakukan. Bahkan seringkali merasa bahwa perbedaan itu
adalah ilmu yang baik untuk di tiru dan di terapkan. Adapun yang perlu dicermati dari proses
akulturasi tersebut, apakah dapat melunturkan tata nilai yang merupakan jati diri bangsa Indonesia?
4. Apa Solusi Yang Di Tawarkan Untuk Mengatasi Masalah Identitas Nasional ? Sebenarnya ada
banyak hal dalam mengatasi setiap maslah, karena pada dasarnya tidak akan ada masalah tanpa
jalan keluar. Yang harus kita lakukan adalah berfikir mencari jalan keluar yang terbaik tanpa adanya
kerugian yang di ambil. Sebenarnya banyak cara untuk mengatasi masalah Identitas Nasional yang
ada di Negara Indonesia tercinta ini, Salah satunya ialah menerapkan dan membiasakan mengikuti
upacara. Di Indonesia sendiri memiliki banyak kegiatan upacara baik yang bersifat wajib maupun non
wajib. Upacara wajib seperti upacara kelahiran atau kemerdekaan bangsa Indonesia ( 17 Agustus ),
upacara kesaktian pancasila ( 1 Oktober ), upacara hari pahlawan ( 10 November ), dll. Upacara non
wajib seperti kebiasaan atau tradisi upacara setiap hari senin yang sering di lakukan di sekolah –
sekolah, tetapi sayang tradisi upacara hari senin sangat jarang di lakukan bahkan hamper tidak ada
yang melakukanya. Padahal upacara adalah salah satu cara yang sangat mudah dilakukan untuk
mempertahankan serta menatasi maslah Identitas Nasional Indonesia. Upacara di anggap dapat
mengatasi masalah Identitas Nasional yang sedang terjadi di Indonesia karena di dalam kegiatan
upacara terkandung atau terdapat point – point yang menjadi Identitas Nasional Indonesia, antara
lain di dalam upacara ada sesi pengibaran bendera merah putih yang menjadi identitas Nasional
sebagai bendera Negara Indonesia, ada pula sesi saat menyanyikan lagu Indonesia Raya secara
bersama – sama yang di nyanyi oleh seluruh pasukan upacara yang menjadi Identitas Nasional
sebagai lagu kebangsaan Indonesia, dan pembacaan teks pancasila yang di pimpin oleh Inspektur
upacara yang di ikuti oleh seluruh pasukan upacara yang menjadi Identitas Nasional sebagai lambang
Negara dan dasar falsafah neraga Indonesia. Pada intinya menghargai dan membiasakan melakukan
kegiatan yang berunsur Identitas Nasional Negara sendiri itu jauh lebih baik di banding mempulajari
sebiasaan atau budaya yang di anut oleh Negara lain. “ Seharusnya bukan orang lain yang
membangunkan kita serta menyadarkan kita, tetapi kitalah sendiri yang harus bangun demi
kemajuan bangsa tercinta.” BAB III PENUTUP 3. Kesimpulan Identitas Nasional adalah Suatu ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa sebagai pembeda antara Negara satu dengan negaralain. Identitas
nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut: Identitas Nasional
Indonesia : 1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia. 2. Bendera negara
yaitu Sang Merah Putih. 3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya 4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika 6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila 7.
Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat 9. Konsepsi Wawasan Nusantara 10. Kebudayaan daerah yang telah
diterima sebagai Kebudayaan Nasional Penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada
pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara dari pada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, identitas nasional menjadi
pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai
masalah menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi identitas
nasional senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan
menyeluruh. Impementasi identitas nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yamg
mencakup kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya,dan pertahanan keamanan harus tercemin
dalam pola pikir, pola sikap, dan pola tindak senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara kesatuan Republik Indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan. DAFTAR PUSTAKA
M.S, H. Kaelan, 2010, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI, PARADIGMA,
Yogyakarta. Blog.ub.ac.id/makalah-pendidikan-kewarganegaraan-identitas-nasional. kohn
,Prof.hans,1984, NASIONALISME arti dan sejarahnya, ERLANGGA, Jakarta [1] Prof.hans kohn,
NASIONALISME arti dan sejarahnya,(Jakarta:ERLANGGA,1984),H.11 [2] Prof.hans kohn,
NASIONALISME arti dan sejarahnya,(Jakarta:ERLANGGA,1984),H.12 [3]
Prof.Dr.H.kaelan,M.S,PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN,(Yogyakarta:PARADIGMA,2010),h.43 [4]
Prof.Dr.H.kaelan,M.S,PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN,(Yogyakarta:PARADIGMA,2010),h.53 [5]
Prof.Dr.H.kaelan,M.S,PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN,(Yogyakarta:PARADIGMA,2010),h.87 [6]
Prof.Dr.H.kaelan,M.S,PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN,(Yogyakarta:PARADIGMA,2010),h.49 [7]
Blog.ub.ac.id/makalah-pendidikan-kewarganegaraan-identitas-nasional Diposting oleh Dian Rasidah
di 20.58 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest Label: TUGASKEWARGANEGARAAN Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan:
Posting Komentar (Atom) burung twitt dan pohonya memperbesar gambar saat di sentuh cursor
.post img, table.tr-caption-container { border:none; max-width:560px; height:auto; -o-transition: all
0.5s; -moz-transition: all 0.5s; -webkit-transition: all 0.5s; } .post img:hover { -o-transition: all 0.3s; -
moz-transition: all 0.3s; -webkit-transition: all 0.3s; -moz-transform: scale(1.5); -o-transform:
scale(1.5); -webkit-transform: scale(1.5); -webkit-border-radius: 0px 0px; -moz-border-radius: 0px /
0px; -webkit-box-shadow: 2px 2px 6px rgba(0,0,0,0.6); } gelembung goyang seowaps salam pembuka
piglet animasi bergerak gif My Widget salju seowaps daun bintang kursor Read more:
http://www.rayhanzhampiet.com/2012/01/cara-membuat-teks-pada-kursor.html#ixzz2eXclMVSR
gambar kursor Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger. twitter

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Anda mungkin juga menyukai