Anda di halaman 1dari 21

Esensi Dan Urgensi Identitas Nasional Sebagai Salah Satu

Determinan Pembangunan Bangsa Dan Karakter

Dosen Pengampu: Dr. Ahmal, M.Pd.

Oleh Kelompok 2:

Devita Rahayu (2205111191)

Julia Nanda Putri (2205113362)

Nadhira Putri Akbari (2205124458)

Rahma Nadia Maharani (2205136442)

Raihan Dwijaya Kusuma (2205113378)

Raja Larelanang (2205124508)

Rodiatun Mardiah (2205111197)

PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas dari bapak Dr. Ahmal, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “Bagaimana esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu
determinan pembangunan bangsa dan karakter” bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Penulisan makalah tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis
menerima kritik dan saran dari pembaca.

Pekanbaru, 30 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………..……...……...…………i

DAFTAR ISI …………………………………………………...……….………..ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………...………………...1

1.1 Latar Belakang ………………………………………….……………….1


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………….1
1.3 Tujuan …………………………………………………….……………..2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………..…………….3

2.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Identitas Nasional ............................3


2.2 Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Identitas Nasional .....................4
2.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Identitas Nasional
Indonesia ........................................................................................................6
a) Bendera negara Sang Merah Putih.....................................................8
b) Bahasa Negara Bahasa Indonesia ......................................................8
c) Lambang Negara Garuda Pancasila ...................................................8
d) Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.....................................................9
e) Semboyan Negara Bhinneka Tunggal Ika........................................10
f) Dasar Falsafah Negara Pancasila .....................................................11
2.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Identitas
Nasional Indonesia .......................................................................................11
2.5 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Identitas Nasional
Indonesia ......................................................................................................14
2.6 Rangkuman tentang Identitas Nasional .................................................15
BAB III PENUTUP ………………………………………………..…………...17

3.1 Simpulan ………………………………………………..…………...17


3.2 Saran ………………………………………………………..…………17
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..…………18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Identitas nasional adalah konsep yang mengacu pada kesadaran kolektif,
rasa kepemilikan, dan pengidentifikasian diri individu dengan suatu negara atau
kelompok masyarakat tertentu. Identitas nasional melibatkan persepsi individu
tentang apa yang membuat mereka menjadi bagian dari suatu entitas nasional dan
bagaimana entitas tersebut berbeda dari yang lain. Sebuah bangsa sebagai bentuk
persekutuan hidup dan negara sebagai organisasi kekuasaan juga memiliki
identitas yang berbeda dengan bangsa lain. Setiap negara yang merdeka dan
berdaulat sudah dapat dipastikan berupaya memiliki identitas nasional agar negara
tersebut dapat dikenal oleh negara-bangsa lain dan dapat dibedakan dengan
bangsa lain. Identitas nasional mampu menjaga eksistensi dan kelangsungan hidup
negara-bangsa.

Negara-bangsa memiliki kewibawaan dan kehormatan sebagai bangsa


yang sejajar dengan bangsa lain serta akan menyatukan bangsa yang
bersangkutan. Sebuah bangsa sebagai bentuk persekutuan hidup dan negara
sebagai organisasi kekuasaan juga memiliki identitas yang berbeda dengan bangsa
lain. Setiap negara yang merdeka dan berdaulat sudah dapat dipastikan berupaya
memiliki identitas nasional agar negara tersebut dapat dikenal oleh negara-bangsa
lain dan dapat dibedakan dengan bangsa lain. Identitas nasional mampu menjaga
eksistensi dan kelangsungan hidup negara-bangsa. Negara-bangsa memiliki
kewibawaan dan kehormatan sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa lain serta
akan menyatukan bangsa yang bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana menelusuri konsep dan urgensi Identitas Nasional?
2. Kenapa diperlukan Identitas Nasional?

1
3. Bagaimana pandangan dari sumber Historis, Sosiologis, dan Politik
tentang Identitas Nasional Indonesia?
4. Bagaimana cara membangun argumen tentang dinamika dan tantangan
Identitas Nasional Indonesia?
5. Seperti apakah esensi dan urgensi Identitas Nasional Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui menelusuri Konsep dan Urgensi Identitas Nasional.
2. Mengetahui alasan diperlukannya Identitas Nasional.
3. Mengetahui pandangan sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang
Identitas Nasional Indonesia.
4. Mengetahui membangun argumen tentang dinamika dan tantangan
Identitas Nasional.
5. Mengetahui esensi dan urgensi Identitas Nasional Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Identitas Nasional

Menurut KBBI Identitas memiliki arti yaitu ciri-ciri atau keadaan khusus
seseorang atau dapat juga disebut sebagai jati diri. Sedangkan nasional memiliki
arti yaitu bersifat kebangsaan yang meliputi suatu negara. Dengan demikian
identitas nasional merupakan jati diri yang dimiliki oleh suatu negara atau bangsa.
Menurut Heiril (2013) Identitas nasional secara terminologi adalah suatu ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut
dengan bangsa yang lain.

Identitas Nasional juga diartikan sebagai nilai yang kuat, baik, berharga.
Dengan demikian secara sederhana Identitas Nasional sebagai Nilai yang
berharga, baik, dan berguna bagi manusia serta yang menjadi dasar penentu
tingkahlaku manusia, karena suatu hal itu berguna (useful), keyakinan (belief),
menarik (interesting), menguntungkan (profitable), dan menyenangkan (pleasant).
Jati diri bangsa Indonesia merupakan suatu hasil kesepakatan bersama bangsa
tentang masa depan berdasarkan pengalaman masa lalu.

Jati diri bangsa harus selalu mengalami proses pembinaan melalui


pendidikan demi terbentuknya solidaritas dan perbaikan nasib di masa depan. Jati
diri bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang merupakan hasil buah pikiran dan
gagasan dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik yang
memberikan watak, corak, dan ciri masyarakat Indonesia. Ada sejumlah ciri yang
menjadi corak dan watak bangsa yakni sifat religius, sikap menghormati bangsa
dan manusia lain, persatuan, gotong royong dan musyawarah, serta ide tentang
keadilan sosial. Nilai-nilai dasar itu dirumuskan sebagai nilai-nilai Pancasila
sehingga Pancasila dihayati, serta diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia dan
dapat dikatakan sebagai jati diri bangsa sekaligus identitas nasional. Pancasila
merupakan identitas bangsa Indonesia yang sesungguhnya, berbeda dari identitas
yang lainnya seperti bendera dan lainnya. Pancasila bukan hanya sekedar lambang

3
sebuah negara namun Pancasila sebagai penentu dan petunjuk identitas bagi
Indonesia. Jati diri mencakup tiga unsur yaitu; kepribadian, identitas dan
keunikan. Pancasila diartikan sebagai cerminan perilaku masyarakat Indonesia
yang mencerminkan 5 sila Pancasila. Pancasila sebagai identitas yang menjadi ciri
khas bagi bangsa Indonesia dari waktu ke waktu.

Menurut Hardono Hadi (2002) jati diri itu mencakup tiga unsur yaitu
kepribadian, identitas, dan keunikan. Pancasila sebagai jati diri bangsa lebih
dimaknai sebagai kepribadian (sikap dan perilaku yang ditampilkan manusia
Indonesia) yang mencerminkan lima nilai Pancasila. Pancasila dipahami bukan
rumus atau statusnya tetapi pada isinya, yakni nilai-nilai luhur yang diakui
merupakan pandangan hidup bangsa yang disepakati. Sebagai sikap dan perilaku
maka ia dapat teramati dan dinilai seperti apakah jati diri kita sebagai bangsa.
Selain itu dengan sikap dan perilaku yang ditampilkan, Pancasila sebagai jati diri
bangsa akan menunjukkan identitas kita selaku bangsa Indonesia yakni ada unsur
kesamaan yang memberi ciri khas kepada masyarakat Indonesia dalam
perkembangannya dari waktu ke waktu. Demikian juga dengan kepribadian
tersebut mampu memunculkan keunikan masyarakat Indonesia ketika
berhubungan dengan masyarakat bangsa lain. Dengan demikian, Pancasila sebagai
jati diri bangsa yang bermakna kepribadian, identitas dan keunikan, dapat
terwujud sebagai satu kesatuan.

2.2 Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Identitas Nasional

Identitas nasional secara definisi adalah kumpulan dari nilai budaya yang
berkembang dan tumbuh sebagai bagian dalam aspek kehidupan suatu bangsa
serta menjadi ciri khas tersendiri yang membedakan dengan bangsa lain. Ada 4
Simbol identitas nasional Indonesia yakni lambang negara Garuda Pancasila,
Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan, Bahasa Indonesia yang merupakan
bahasa nasional, dan Bendera sang saka merah putih. Identitas nasional sebuah
bangsa merupakan hal yang dinamis dan sangat dibutuhkan dengan beberapa

4
alasan tertentu. Berikut alasan perlunya identitas nasional di Indonesia
diantaranya seperti dalam penjelasan di bawah ini.

1. Keberagaman suku bangsa

Alasan terbesar pertama yang menjadikan identitas nasional Indonesia sangat


diperlukan adalah karena kondisi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
sangat beragam dengan banyak suku bangsa di dalamnya. Setiap suku bangsa
memiliki bahasa, agama, kebudayaan tersendiri dan berbeda satu sama lain.
Keberagaman yang sangat tinggi tersebut menjadikannya ada identitas yang dapat
berfungsi sebagai pemersatu dari setiap penduduk suku bangsa sebagai warga
negara Indonesia. Banyaknya suku bangsa dapat menjadi tantangan dalam
menentukan karakteristik identitas nasional.

2. Menjadikan bangsa Indonesia memiliki jati diri

Jati diri setiap bangsa haruslah dimiliki sebagai pembeda dari bangsa lainnya. Jati
dir yang khas dalam identitas nasional tersebut menjadi bagian dari pandangan
hidup yang harus diperhatikan dalam tujuannya mencapai cita cita dan tujuan
sebuah negara secara bersama sama. Negara yang kuat harus memiliki jati diri
yang jelas dan berbeda dengan negara lainnya serta harus dapat ditunjukan kepada
dunia Internasional sebagai salah satu tujuan identitas nasional.

3. Tantangan jaman dan persaingan dunia internasional

Alasan perlunya identitas nasional di Indonesia adalah untuk menghadapi


tantangan jaman yang semakin dinamis dengan persaingan dunia internasional
yang sangat ketat. Negara yang tidak mampu mempertahankan identitas
nasionalnya akan sangat mudah terombang ambing dan goyah sehingga menjadi
kacau, bimbang, serta akan mengalami kesulitan dalam mencapai cita cita
bersama bangsa tersebut sebagai salah satu tujuan nasionalisme.

4. Pentingnya mempertahankan eksistensi bangsa

Persaingan dunia internasional sekarang ini memang tidak menimbulkan perang


dengan mudahnya namun tetap saja menjadi ancaman bagi negara yang lemah

5
untuk dapat takluk dalam pelukan negara kuat dalam hal ekonomi, politik, hingga
kebudayaan. Sebagai salah satu peran peran identitas nasional agar negara
Indonesia dapat mempertahankan eksistensinya di dunia internasional dan tetap
menjaga cita cita mulia bersama maka identitas nasional tersebut sangatlah
diperlukan.

5. Menumbuhkan rasa kebangaan setiap warga negara

Sebagai negara dengan penduduk terbesar salah satunya di dunia, Indonesia


membutuhkan sebuah identitas nasional yang jelas agar warganya dapat bangga
menjadi bagian dari bangsa besar tersebut. Kebangaan akan sebauh negara akan
menjadikan setiap penduduknya memiliki andil yang besar dalam membantu
mewujudkan cita cita dari bangsa tersebut serta mendorong untuk tetap dapat
menjaga keamanan dari berbagai macam ancaman yang dapat beresiko muncul
pada negara dengan jumlah penduduk yang besar seperti Indonesia.

2.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Identitas Nasional


Indonesia
Sebelum membahas lebih jauh tentang identitas nasional menurut sumber
historis, sosiologis, dan politis, kita terlebih dahulu akan mencermati dahulu dua
jenis identitas, yakni identitas primer dan sekunder (Tilaar, 2007; Winarno, 2013).
Identitas primer dinamakan juga identitas etnis yakni identitas yang mengawali
terjadinya identitas sekunder, sedangkan identitas sekunder adalah identitas yang
dibentuk atau direkonstruksi berdasarkan hasil kesepakatan bersama. Bangsa
Indonesia yang memiliki identitas primer atau etnis atau suku bangsa lebih dari
700 suku bangsa telah bersepakat untuk membentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan menyatakan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.
Identitas etnis yang terwujud antara lain dalam bentuk budaya etnis yang
dikembangkan agar memberi sumbangan bagi pembentukan budaya nasional dan
akhirnya menjadi identitas nasional.

6
Secara historis, khususnya pada tahap embrionik, identitas nasional
Indonesia ditandai ketika munculnya kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa
yang sedang dijajah oleh asing pada tahun 1908 yang dikenal dengan masa
Kebangkitan Nasional (Bangsa). Rakyat Indonesia mulai sadar akan jati diri
sebagai manusia yang tidak wajar karena dalam kondisi terjajah. Pada saat itu
muncullah kesadaran untuk bangkit membentuk sebuah bangsa. Kesadaran ini
muncul karena pengaruh dari hasil pendidikan yang diterima sebagai dampak dari
politik etis (Etiche Politiek). Dengan kata lain, unsur pendidikan sangatlah penting
bagi pembentukan kebudayaan dan kesadaran akan kebangsaan sebagai identitas
nasional.

Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam proses interaksi,


komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah baik melalui perjalanan
panjang menuju Indonesia merdeka maupun melalui pembentukan intensif pasca
kemerdekaan. Identitas nasional pasca kemerdekaan dilakukan secara terencana
oleh Pemerintah dan organisasi kemasyarakatan melalui berbagai kegiatan seperti
upacara kenegaraan dan proses pendidikan dalam lembaga pendidikan formal atau
non formal. Dalam kegiatan tersebut terjadi interaksi antaretnis, antarbudaya,
antarbahasa, antargolongan yang terus menerus dan akhirnya menyatu berafiliasi
dan memperkokoh NKRI.

Secara politis, beberapa bentuk identitas nasional Indonesia yang dapat


menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia meliputi: bendera
negara Sang Merah Putih, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa
negara, lambang negara Garuda Pancasila, dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Bentuk-bentuk identitas nasional ini telah diatur dalam peraturan perundangan
baik dalam UUD maupun dalam peraturan yang lebih khusus. Bentuk-bentuk
identitas nasional Indonesia pernah dikemukakan pula oleh Winarno (2013)
sebagai berikut: (1) Bahasa nasional atau bahasa persatuan adalah Bahasa
Indonesia; (2) Bendera negara adalah Sang Merah Putih; (3) Lagu kebangsaan
adalah Indonesia Raya; (4) Lambang negara adalah Garuda Pancasila; (5)
Semboyan negara adalah Bhinneka Tunggal Ika; (6) Dasar falsafah negara adalah

7
Pancasila; (7) Konstitusi (Hukum Dasar) Negara adalah UUD NRI 1945; (8)
Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia; (9) Konsepsi Wawasan Nusantara;

dan (10) Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.
Semua bentuk identitas nasional ini telah diatur dan tentu perlu disosialisasikan
dari satu generasi ke generasi berikutnya.

a) Bendera Negara Sang Merah Putih

Bendera negara yaitu Sang Merah Putih. Warna merah berarti beranim
warna putih berarti suci, merah berarti berani yang melambangkan tubuh
manusia, putih berarti suci yang melambangkan jiwa manusia, keduanya
saling melengkapi dan menyempurnakan Indonesia.

b) Bahasa Negara Indonesia Bahasa Indonesia

Bahasa Negara Indonesia Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang berasal


dari rumpun Melayu yang tumbuh dan berkembang, sejak zaman dahulu
sudah dipergunakan sebagai bahasa komunikasi. Bahasa tersebut telah
dipergunakan hampir di seluruh Asia Tenggara. Perkembangan bahasa
Melayu mendorong tumbuhnya rasa persatuan dan persaudaraan bangsa
Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu
menggunakan bahasa Melayu. Sehingga secara sadar para pemuda yang
bergabung dalam perkumpulan itu mengangkat bahasa Melayu sebagai
bahasa persatuan Indonesia. Bahasa Indonesia diangkat dan diikrarkan pada
Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Kemudian bangsa Indonesia
sepakat bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan. Ketentuan
bahasa Indonesia telah diatur dalam UU No.24 tahun 2009 mulai pasal 25
sampai pasal 45. Berikut teks sumpah pemuda.

c) Lambang Negara Garuda Pancasila

Garuda Pancasila sebagai lambang Negara Republik Indonesia adalah


simbol yang melambangkan kebesaran dan kekuatan bangsa Indonesia.
Lambang ini dibuat oleh Sultan Hamid II yang memperlihatkan perpaduan

8
sempurna antara keindahan dan makna filosofis. Garuda Pancasila, yang
diartikan sebagai "Garuda dengan Lima Prinsip". Dalam lambang ini,
Garuda digambarkan berdiri tegak dengan sayap yang mengembang,
mencerminkan kebangkitan dan semangat juang Indonesia. Hal yang
menarik dari lambang ini adalah jumlah helai bulu yang sangat spesifik.
Garuda memiliki 17 helai bulu pada sayap kanan dan kiri, 8 helai pada ekor,
dan 45 helai pada leher. Angka-angka ini memiliki makna simbolis yang
mewakili tanggal kemerdekaan Indonesia, yaitu 17 Agustus 1945. Di bagian
dada Garuda, terdapat perisai yang terbagi menjadi lima ruang di tengah dan
empat tepi. Perisai ini melambangkan Pancasila, dasar negara Indonesia,
yang terdiri dari lima sila. Lima lambang yang terdapat di perisai tersebut
memiliki makna masing-masing. Pertama, kepala banteng melambangkan
keberanian dan kekuatan, melambangkan semangat patriotisme dalam
mempertahankan bangsa dan negara. Kedua, pohon beringin melambangkan
keabadian, kekuatan, dan persatuan. Ketiga, padi dan kapas melambangkan
kemakmuran dan kemandirian ekonomi. Keempat, rantai melambangkan
persatuan dan kesatuan antara semua komponen bangsa Indonesia. Terakhir,
bintang yang melambangkan cita-cita luhur dan tujuan negara Indonesia.
Secara keseluruhan, Garuda Pancasila dengan semboyan "Bhinneka
Tunggal Ika" adalah simbol penting bagi negara Indonesia. Lambang ini
mencerminkan keindahan, kekuatan, dan keberagaman bangsa Indonesia
serta prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan pembangunan negara
yang adil dan beradab.

d) Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Lagu Kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia Raya diciptakan oleh Wage


Rudolf Supratman sebagai simbol semangat identitas nasional Indonesia
yang cinta tanah air. Lagu ini pertama kali diperdengarkan pada saat
sebelum Kongres Pemuda II ditutup pada tanggal 28 Oktober 1928. Lagu ini
dimainkan tanpa sajak namun tetap disambut dengan semangat menggelora
serta tetesan air mata dalam perjuangan untuk Indonesia merdeka. Sejak saat

9
itu, Indonesia Raya menjadi lagu yang melekat dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Lagu ini sering dinyanyikan pada berbagai acara
kenegaraan, upacara bendera, dan momen penting lainnya sebagai bentuk
penghormatan dan pengakuan terhadap identitas nasional Indonesia. Lirik
yang kemudian ditambahkan oleh Sukarno, yang kemudian menjadi
presiden pertama Indonesia. Liriknya mencerminkan semangat patriotisme,
cita-cita kebebasan, dan persatuan dalam keragaman. Lirik Indonesia Raya
memperkuat pesan tentang kebesaran negara dan kesatuan dalam
keberagaman budaya, suku, dan agama. Lagu ini juga mengingatkan kita
akan warisan perjuangan para pahlawan yang memperjuangkan
kemerdekaan, serta mengajak setiap warga negara Indonesia untuk
menghormati dan melindungi persatuan dan kesatuan bangsa. Indonesia
Raya adalah salah satu aset budaya yang paling berharga bagi Indonesia.
Lagu ini menjadi simbol kebanggaan, semangat persatuan, dan
mengingatkan kita akan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para
pendahulu kita. Melalui lagu ini, Indonesia menegaskan jati dirinya sebagai
bangsa yang berdaulat, beragam, dan berkomitmen untuk mencapai
kemajuan bersama.

e) Semboyan Negara Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Semboyan
ini dirumuskan oleh para the founding fathers mengacu pada kondisi
masyarakat Indonesia yang sangat pluralis yang dinamakan oleh Herbert
Feith (1960), seorang Indonesianist yang menyatakan bahwa Indonesia
sebagai mozaic society. Seperti halnya sebuah lukisan mozaic yang
beraneka warna namun karena tersusun dengan baik maka keanekaragaman
tersebut dapat membentuk keindahan sehingga dapat dinikmati oleh siapa
pun yang melihatnya. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna
juga bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen, tak ada negara
atau bangsa lain yang menyamai Indonesia dengan keanekaragamannya,

10
namun tetap berkeinginan untuk menjadi satu bangsa yaitu bangsa
Indonesia.

f) Dasar Falsafah Negara Pancasila

Pancasila memiliki sebutan atau fungsi dan kedudukan dalam sistem


ketatanegaraan Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai dasar negara,
ideologi nasional, falsafah negara, pandangan hidup bangsa, way of life, dan
banyak lagi fungsi Pancasila. Rakyat Indonesia menganggap bahwa
Pancasila sangat penting karena keberadaannya dapat menjadi perekat
bangsa, pemersatu bangsa, dan tentunya menjadi identitas nasional.
Pancasila hanya ada di Indonesia. Pancasila telah menjadi kekhasan
Indonesia, artinya Pancasila menjadi penciri bangsa Indonesia. Siapa pun
orang Indonesia atau yang mengaku sebagai warga negara Indonesia, maka
ia harus punya pemahaman, bersikap, dan berperilaku sesuai dengan
Pancasila. Dengan kata lain, Pancasila sebagai identitas nasional memiliki
makna bahwa seluruh rakyat Indonesia seyogianya menjadikan Pancasila
sebagai landasan berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam kehidupan
sehari-hari. Cara berpikir, bersikap, dan berperilaku bangsa Indonesia
tersebut menjadi pembeda dari cara berpikir, bersikap, dan berperilaku
bangsa lain. Seperti pada uraian sebelumnya, Pancasila sebagai identitas
nasional tidak hanya berciri fisik sebagai simbol atau lambang, tetapi
merupakan identitas non fisik atau sebagai jati diri bangsa. Pancasila
sebagai jati diri bangsa bermakna nilai-nilai yang dijalankan manusia
Indonesia akan mewujud sebagai kepribadian, identitas, dan keunikan
bangsa Indonesia.

2.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Identitas


Nasional Indonesia

Menurut Pahlevi (2017), Pendidikan Kewarganegaraan terbuat oleh dua


kata, yaitu kata “pendidikan” dan kata “kewarganegaraan”. Untuk memahami

11
istilah pendidikan, dapat melihat Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) atau
secara lengkap lihat definisi pendidikan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
Ayat (1), yang berbunyi; “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Batasan
tentang pendidikan, Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu manusia,
mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang
kompleks itu maka tidak sebuah batasanpun yang cukup memadai untuk
menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Batasan tentang pendidikan yang
dibuat oleh para ahli beranekaragam, dan kandungannya berbeda satu dari yang
lainnya.

Berikut adalah sejumlah kasus yang terjadi dikehidupan sehari-hari


mengeni dinamika dan tantangan Identitas Nasional Indonesia:

1. Lunturnya nilai-nilai luhur dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara


(contoh: rendahnya semangat gotong royong, kepatuhan hukum, kepatuhan
membayar pajak, kesantunan, kepedulian, dan lainlain)

2. Nilai –nilai Pancasila belum menjadi acuan sikap dan perilaku sehari-hari
(perilaku jalan pintas, tindakan serba instan, menyontek, plagiat, tidak disiplin,
tidak jujur, malas, kebiasaan merokok di tempat umum, buang sampah
sembarangan, dan lain-lain)

3. Rasa nasionalisme dan patriotisme yang luntur dan memudar (lebih


menghargaidan mencintai bangsa asing, lebih mengagungkan prestasi bangsa lain
dan tidak bangga dengan prestasi bangsa sendiri, lebih bangga menggunakan
produk asing daripada produk bangsa sendiri, dan lain-lain)

12
4. Lebih bangga menggunakan bendera asing dari pada bendera merah putih,
lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada menggunakan bahasa
Indonesia.

5. Menyukai simbol-simbol asing daripada lambang/simbol bangsa sendiri, dan


lebih mengapresiasi dan senang menyanyikan lagu-lagu asing daripada
mengapresiasi lagu nasional dan lagu daerah sendiri.

Tantangan dan masalah yang dihadapi terkait dengan Pancasila telah banyak
mendapat tanggapan dan analisis sejumlah pakar. Seperti Azyumardi Azra (Tilaar,
2007), menyatakan bahwa saat ini Pancasila sulit dan dimarginalkan di dalam
semua kehidupan masyarakat Indonesia karena: (1) Pancasila dijadikan sebagai
kendaraan politik; (2) adanya liberalisme politik; dan (3) lahirnya desentralisasi
atau otonomi daerah. Menurut Tilaar (2007), Pancasila telah terlanjur tercemar
dalam era Orde Baru yang telah menjadikan Pancasila sebagai kendaraan politik
untuk mempertahankan kekuasaan yang ada. Liberalisme politik terjadi pada saat
awal reformasi yakni pada pasca pemerintahan Orde Baru. Pada saat itu, ada
kebijakan pemerintahan Presiden Habibie yang menghapuskan ketentuan tentang
Pancasila sebagai satu-satunya asas untuk organisasi kemasyarakatan termasuk
organisasi partai politik. Sedangkan, lahirnya peraturan perundangan tentang
desentralisasi dan otonomi daerah seperti lahirnya Undang-Undang No. 22 Tahun
1999 yang diperbaharui menjadi Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang
Otonomi Daerah telah berdampak positif dan negatif. Dampak negatifnya antara
lain munculnya nilai-nilai primordialisme kedaerahan sehingga tidak jarang
munculnya rasa kedaerahan yang sempit. Bagaimana upaya menyadarkan kembali
bangsa Indonesia terhadap pentingnya identitas nasional dan memfasilitasi serta
mendorong warga negara agar memperkuat identitas nasional? Disadari bahwa
rendahnya pemahaman dan menurunnya kesadaran warga negara dalam bersikap
dan berperilaku menggunakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara khususnya pada era reformasi bangsa Indonesia bagaikan berada
dalam tahap disintegrasi karena tidak ada nilai-nilai yang menjadi pegangan
bersama. Padahal bangsa Indonesia telah memiliki nilai-nilai luhur yang dapat

13
dijadikan pegangan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
yakni Pancasila. Warisan agung yang tak ternilai harganya dari para the founding
fathers adalah Pancasila.

2.5 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Identitas Nasional Indonesia

Identitas nasional itu penting, sebagaimana telah dijelaskan bahwa sebuah


negara dapat diibaratkan seorang individu manusia. Salah satu tujuan Tuhan
menciptakan manusia adalah agar manusia saling mengenal. Agar individu
manusia dapat mengenal atau dikenali oleh individu lain, manusia perlu memiliki
ciri atau identitas. Generasi penerus melalui Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan diharapkanakan mampu mengantisipasi hari depan yang
senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa,
negara, dalam hubungan internasional serta memiliki wawasan kesadaran
bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku yang
cinta tanah air berdasarkan Pancasila. Semua itu diperlakukan demi tetap utuh dan
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Negara Indonesia berhasil melepaskan diri dari kekuasaan asing, lalu


menyatakan kemerdekaannya. Para pendiri negara segera menyiarkan atau
mengabarkan kepada negara dan bangsa lain agar mereka mengetahui bahwa di
wilayah nusantara telah berdiri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
yang merdeka, bersatu, berdaulat dengan cita-cita besar menjadi negara yang adil
dan makmur. Sejak inilah bangsa lain mengenal identitas nasional Indonesia
pertama kali. NKRI memiliki wilayah yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke, dari pulau Miangas sampai pulau Rote. NKRI memiliki penduduk yang
pluralis dengan jumlah etnis lebih dari 700 dan bahasa daerah lebih dari 200 tetapi
memiliki identitas nasional bahasa Indonesia. NKRI memiliki pemerintahan yang
dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (yang pertama,
Soekarno–Hatta) dan setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya, negara

14
Mesir yang pertama mengakui hingga akhirnya semua negara di dunia mengakui
eksistensi NKRI.

Untuk memperkokoh identitas nasional dalam konteks hubungan


internasional, setiap negara memiliki bendera negara, lambang negara, bahasa
negara, dan lagu kebangsaan. Dengan identitas-identitas tersebut, maka NKRI
akan semakin kokoh dan semakin dikenal oleh bangsa dan masyarakat dunia.
Identitas nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa Indonesia. Dengan
saling mengenal identitas, maka akan tumbuh rasa saling hormat, saling
pengertian (mutual understanding), tidak ada stratifikasi dalam kedudukan
antarnegara-bangsa. Dalam berhubungan antarnegara tercipta hubungan yang
sederajat/sejajar, karena masing-masing mengakui bahwa setiap negara berdaulat
tidak boleh melampaui kedaulatan negara lain. Istilah ini dalam hukum
internasional dikenal dengan asas “Par imparem non habet imperium”. Artinya
negara berdaulat tidak dapat melaksanakan yurisdiksi terhadap negara berdaulat
lainnya.

2.6 Rangkuman Tentang Identitas Nasional Indonesia


1. Identitas nasional dibentuk oleh dua kata dasar, ialah “identitas” dan
“nasional”. identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang secara
harfiah berarti jati diri, ciri-ciri, atau tanda-tanda yang melekat pada
seseorang atau sesuatu sehingga mampu membedakannya dengan yang
lain. Istilah “nasional” menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan
hidup manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan berdasar ras,
agama, budaya, bahasa, dan sebagainya.
2. Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional lebih
dekat dengan arti jati diri yakni ciri-ciri atau karakteristik, perasaan atau
keyakinan tentang kebangsaan yang membedakan bangsa Indonesia
dengan bangsa lain.

15
3. Identitas nasional sebagai identitas bersama suatu bangsa dapat dibentuk
oleh beberapa faktor yang meliputi: primordial, sakral, tokoh, bhinneka
tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi dan kelembagaan.
4. Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang
sifatnya nasional, bersifat buatan karena dibentuk dan disepakati dan
sekunder karena sebelumnya sudah terdapat identitas kesukubangsaan
dalam diri bangsa Indonesia.
5. Bendera Negara Indonesia, Bahasa Negara, dan Lambang Negara, serta
Lagu Kebangsaan merupakan identitas nasional bagi negara-bangsa
Indonesia yang telah diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Pancasila bukan hanya sekedar lambang sebuah negara namun Pancasila


sebagai penentu dan petunjuk identitas bagi Indonesia. Jati diri mencakup tiga
unsur yaitu; kepribadian, identitas dan keunikan. Pancasila diartikan sebagai
cerminan perilaku masyarakat Indonesia yang mencerminkan 5 sila Pancasila.
Pancasila sebagai identitas yang menjadi ciri khas bagi bangsa Indonesia dari
waktu ke waktu.

Secara historis, khususnya pada tahap embrionik, identitas nasional


Indonesia ditandai ketika munculnya kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa
yang sedang dijajah oleh asing pada tahun 1908 yang dikenal dengan masa
Kebangkitan Nasional (Bangsa). Rakyat Indonesia mulai sadar akan jati diri
sebagai manusia yang tidak wajar karena dalam kondisi terjajah. Pada saat itu
muncullah kesadaran untuk bangkit membentuk sebuah bangsa. Kesadaran ini
muncul karena pengaruh dari hasil pendidikan yang diterima sebagai dampak dari
politik etis (Etiche Politiek). Dengan kata lain, unsur pendidikan sangatlah penting
bagi pembentukan kebudayaan dan kesadaran akan kebangsaan sebagai identitas
nasional.

3.2 Saran

Penulis sarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya dapat membahas mengenai menelusuri konsep dan


urgensi integrasi nasional.
2. Penelitian selanjutnya dapat membahas mengenai alasan diperlukan
integrasi nasional.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kamus, 2023. Pada KBBI Daring. Diambil pada 30 Mei 2023, dari
https://kbbi.web.id/identitas.

Pahlevi, Farida. 2017. Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan


Tinggi Dalam Memperkokoh karakter Bangsa Indonesia. Jurnal
Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains, vol. 2, No. 1, 65-81 (diakses
pada tanggal 30 Mei 2023).

Sormin, Furnamasari, Dewi. 2021. Identitas Nasional Sebagai Salah Satu


Determinan Pembangunan Dan Karakter Bangsa. Vol. 5, No. 3, 7278-7285
(diakses pada tanggal 30 Mei 2023).

18

Anda mungkin juga menyukai