Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KORUPSI DI INDONESIA

Disusun Oleh:

Devita Rahayu

2205111191

Dosen Pengampu:

Dr. Ahmal, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Penulis ucapkan puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga tugas makalah ini dapat selesai waktu. Adapun penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan. Serta untuk menambah wawasan
pembaca mengenai salah satu permasalahan bangsa Indonesia yaitu korupsi. Terimakasih
kepada bapak Dr. Ahmal, M. Pd. yang telah memberikan arahan untuk makalah ini.
Penulisan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis harapkan
kritik dan saran kepada pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada pembaca.

Pekanbaru, 26 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………............................……...…………i

DAFTAR ISI ………………………………..…………...……….…….........................…..ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………….....………………............................1

1.1 Latar Belakang ………………………………………….…...…….........................1


1.2 Rumusan Masalah ………………........................…………………………...…….2
1.3 Tujuan …………………………………………...….……………..........................2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………….……….........................3

2.1 Pengertian Korupsi .…………………………………….…………...................…3


2.2 Faktor-Faktor Dan Proses Terjadinya Korupsi Di Indonesia ..............….………..4
2.3 Solusi Untuk Menyelesaikan Korupsi di Indonesia …..………………..................5

BAB III PENUTUP ………………………..…………….…..…………….........................7

3.1 Kesimpulan …………………………..……….……..……………........................7


3.2 Saran ………………………………….….…………..…………...........................8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...........................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korupsi merupakan salah satu permasalahan bangsa Indonesia yang menjadi


salah satu tindak kejahatan yang mengakar dan menjadi budaya bangsa Indonesia.
Menurut Rais dalam Jarwandi dan Pembangunan Putra (2002) salah satu agneda
reformasi pada tahun 1998 adalah pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN). Namun hingga saat ini belum menunjukkan hasil, hingga dibentuk Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) yang malah membuka jalan baru untuk berbagai
macam kedok korupsi. Berdasarkan data dari Transparency International (TI),
Indonesia menempati peringkat 102 dari 159 Negara pada tahun 2020 dengan nilai
indeks korupsi 37.

Peningkatannya yang terus meningkat setiap waktunya tentu memberikan


dampak yang negatif bagi bangsa Indonesia. Menurut Hartanti dalam Ninggeding,
Hiwa, dkk (2022) dampak korupsi di Indonesia diantaranya dapat membahayakan
ketenangan dan keamanan sosial, keuangan dan politik, hingga merusak harga diri dan
permintaan moral publik. Pancasila yang merupakan pedoaan bangsa Indonesia
dicetuskan oleh para pendiri negara dengan memperhatikan nilai, norma serta moral
yang ada pada diri bangsa Indonesia. Melakukan tindak korupsi sama dengan
pelanggaran nilai, norma dan moral yang terkandung dalam Pancasila.

Korupsi dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti lemahnya sistem


pemerintahan dan regulasi, kurangnya transparansi dan akuntabilitas, rendahnya
pendidikan dan kesadaran publik, serta adanya kepentingan pribadi yang diutamakan di
atas kepentingan masyarakat. Melatarbelakangi korupsi juga dapat berupa faktor sosial,
politik, ekonomi, maupun budaya. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin membahas

1
tentang pengertian korupsi, faktor-faktor dan proses terjadinya korupsi, dan solusi
untuk menyelesaikan korupsi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diformulasikan rumusan masalah


sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Korupsi?


2. Apa saja faktor-faktor terjadinya korupsi dan bagaimana korupsi dapat terjadi di
Indonesia?
3. Apa solusi terbaik untuk menyelesaikan korupsi di Indonesia?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian Korupsi.


2. Untuk mengetahui faktor-faktor dan proses terjadinya korupsi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui solusi untuk menyelesaikan korupsi di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Korupsi
Menurut Asa, dkk (2021) istilah korupsi berasal dari bahasa latin yakni
corruptio. Dalam bahasa Inggris adalah corruption atau corrupt, dalam bahasa Perancis
disebut corruption dan dalam bahasa Belanda disebut coruptie. Kata korupsi dalam
bahasa Indonesia berasal dari bahasa Belanda (Hamzah, 1991: 20). Korup berarti
busuk, buruk, dan suka menerima uang sogok (memakai kekuasaannya untuk
kepentingan sendiri dan sebagainya) (Poerwadarminta, 1982: 524). Dapat dikatakan
bahwa korupsi adalah perbuatan yang buruk (seperti penggelapan uang, penerimaan
uang sogok, dan sebagainya).

Korupsi adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang
memanfaatkan kekuasaan atau jabatan mereka untuk memperoleh keuntungan pribadi
atau kelompok, dengan merugikan kepentingan masyarakat. Korupsi dapat merusak
tatanan sosial, politik, dan ekonomi suatu negara, serta menghambat pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat. Secara umum, korupsi dipandang sebagai tindakan yang
tidak etis dan merugikan masyarakat secara luas. Korupsi dapat menyebabkan
ketidakadilan, merusak sistem pemerintahan dan ekonomi, serta menghambat
pertumbuhan dan perkembangan suatu negara. Selain itu, korupsi juga dapat
menghambat pengembangan sosial dan ekonomi, serta memperparah kesenjangan
sosial.

Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memerangi korupsi dengan
memperkuat transparansi, akuntabilitas, dan integritas dalam sistem pemerintahan dan
bisnis. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun lembaga dan regulasi yang kuat,
serta mempromosikan pendidikan dan kesadaran publik tentang pentingnya memerangi
korupsi.

3
2.2 Faktor-Faktor dan Proses Terjadinya Korupsi di Indonesia

Secara umum, korupsi terjadi karena adanya keinginan untuk memperoleh


keuntungan pribadi atau kelompok di atas kepentingan masyarakat. Dalam kondisi
seperti ini, penguasa atau pejabat dapat memanfaatkan kekuasaan dan akses terhadap
sumber daya publik untuk memperkaya diri atau kelompoknya. Dalam konteks
ekonomi, korupsi dapat terjadi karena adanya ketidakadilan dalam distribusi sumber
daya dan kekayaan, sehingga menyebabkan beberapa orang atau kelompok memiliki
kekuasaan dan pengaruh yang lebih besar daripada yang lain. Di sisi politik, korupsi
dapat terjadi karena adanya penguasa atau pejabat yang berkuasa yang memanfaatkan
posisinya untuk memperkaya diri atau kelompoknya, sementara masyarakat tidak
memiliki kontrol yang cukup atas penggunaan kekuasaan tersebut. Sementara itu,
dalam aspek budaya, korupsi dapat terjadi karena adanya norma dan nilai yang
membenarkan tindakan korupsi atau bahkan memandangnya sebagai suatu hal yang
wajar. Selain itu, faktor sosial seperti ketidakadilan dan kemiskinan juga dapat
memperkuat budaya korupsi.

Terdapat beberapa faktor terjadinya korupsi di Indonesia, di antaranya:

1. Keterbatasan Pengawasan dan Penegakan Hukum. Salah satu faktor terjadinya


korupsi di Indonesia adalah keterbatasan pengawasan dan penegakan hukum.
Kebijakan yang tidak tepat, kurangnya transparansi dalam pengambilan keputusan,
serta lemahnya sistem pengawasan dan pengendalian membuat korupsi lebih mudah
terjadi.
2. Rendahnya kesejahteraan dan kesenjangan sosial juga menjadi faktor terjadinya
korupsi di Indonesia. Kondisi sosial yang tidak merata dan kesulitan ekonomi

4
membuat sebagian orang merasa terpaksa melakukan korupsi untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka.
3. Budaya nepotisme dan patrimonialisme juga menjadi faktor terjadinya korupsi di
Indonesia. Praktik memberikan keuntungan dan fasilitas kepada keluarga dan teman
dekat sering terjadi dalam berbagai bidang, termasuk di sektor publik.
4. Rendahnya kesadaran akan hukum dan moral juga menjadi faktor terjadinya korupsi
di Indonesia. Beberapa orang merasa bahwa melakukan korupsi adalah hal yang
wajar atau bahkan dibenarkan oleh norma sosial atau kepercayaan mereka.
5. Tidak adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara
dan bisnis juga menjadi faktor terjadinya korupsi di Indonesia. Ketidakterbukaan
dan ketidakjelasan dalam pengelolaan keuangan memberikan peluang bagi korupsi
untuk terjadi.
6. Kondisi politik yang tidak stabil juga menjadi faktor terjadinya korupsi di
Indonesia. Saat kekuasaan berubah tangan, sering terjadi penggelembungan
anggaran atau tindakan korupsi lainnya yang bertujuan untuk memperkaya diri
sendiri atau kelompok mereka.

2.3 Solusi Untuk Menyelesaikan Korupsi di Indonesia

Masalah korupsi di Indonesia memerlukan pendekatan yang holistik dan


berkelanjutan untuk dapat diatasi. Berikut ini adalah beberapa solusi yang dapat
diimplementasikan untuk menyelesaikan masalah korupsi di Indonesia:

1. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas: Peningkatan transparansi dan


akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan publik dapat membantu mencegah
korupsi. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat sistem pelaporan,
pemeriksaan, dan pengawasan, serta memperkuat kebijakan yang mendukung
transparansi dan akuntabilitas.

5
2. Pemberantasan korupsi secara tegas: Pemberantasan korupsi harus dilakukan secara
tegas dan terukur. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan peran lembaga-
lembaga pemberantasan korupsi, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan
Kejaksaan Agung. Selain itu, pengadilan harus memberikan hukuman yang setimpal
bagi pelaku korupsi.
3. Pendidikan dan sosialisasi anti-korupsi: Pendidikan dan sosialisasi anti-korupsi
dapat membantu mengubah sikap dan perilaku masyarakat terhadap korupsi. Hal ini
dapat dilakukan dengan mengintegrasikan materi anti-korupsi dalam kurikulum
pendidikan, serta mengadakan kampanye sosialisasi anti-korupsi di masyarakat.
4. Peningkatan kesejahteraan pegawai negeri: Peningkatan kesejahteraan pegawai
negeri dapat membantu mengurangi kecenderungan untuk melakukan korupsi. Hal
ini dapat dilakukan dengan memberikan gaji dan tunjangan yang layak, serta
mengurangi birokrasi yang memungkinkan terjadinya korupsi.
5. Perubahan budaya politik: Perubahan budaya politik yang lebih bersih dan beretika
dapat membantu mengurangi korupsi. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong
terciptanya budaya politik yang lebih transparan dan akuntabel, serta memperkuat
integritas dan etika politik di kalangan pejabat negara.
6. Kolaborasi antar lembaga dan partisipasi masyarakat: Kolaborasi antara lembaga
pemerintah, masyarakat, dan swasta dapat membantu mengatasi korupsi. Hal ini
dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat dalam pengawasan kebijakan
publik, serta mendorong kerjasama antara lembaga pemerintah dan swasta dalam
pengelolaan keuangan publik.

Sedangkan menurut sudut pandang penulis, solusi terbaik untuk menyelesaikan


masalah korupsi di Indonesia ini dapat dimulai dengan hal kecil yaitu dengan
menanamkan sikap jujur dan mulai mengamalkan nilai, norma dan moral yang terdapat
pada pedoman hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:


1. Korupsi adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang
memanfaatkan kekuasaan atau jabatan mereka untuk memperoleh keuntungan
pribadi atau kelompok, dengan merugikan kepentingan masyarakat. Korupsi dapat
merusak tatanan sosial, politik, dan ekonomi suatu negara, serta menghambat
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Secara umum, korupsi dipandang
sebagai tindakan yang tidak etis dan merugikan masyarakat secara luas.
2. Terdapat beberapa faktor terjadinya korupsi di Indonesia, di antaranya:
a) Keterbatasan pengawasan dan penegakan hukum;
b) Rendahnya kesejahteraan dan kesenjangan sosial;
c) Budaya nepotisme dan patrimonilisme;
d) Rendahnya kesadaran akan hukum dan moral;
e) Tidak adanya transparansi dan akuntabilitas; dan
f) Kondisi politik yang tidak stabil.
3. Beberapa solusi yang dapat diimplementasikan untuk menyelesaikan masalah
korupsi di Indonesia:
a) Peningkatan transparansi dan akuntabilitas;
b) Pemberantasan korupsi secara tegas;
c) Pendidikan dan sosialisasi anti-korupsi;
d) Peningkatan kesejahteraan pegawai negeri;
e) Perubahan budaya politik; dan
f) Kolaborasi antar lembaga dan partisipasi masyarakat.

7
3.2 Saran

Penulis sarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Makalah selanjutnya dapat membahas tentang dampak korupsi.


2. Makalah selanjutnya dapat membahas tentang peran masyarakat dalam
pemberantasan korupsi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Asa, dkk. 2021. Fenomena Korupsi: Tikus Sebagai Insprirasi Lukis. Gorga:Jurnal Seni
Rupa, Vol. 10, No.2, 508-514 (diakses tanggal 26 Februari 2023,
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/download/28059/17481).
Jarwandi dan Pembangunan Putra. 2022. Penanaman Nilai-Nilai Karakter Anti Korupsi
Pada Pembelajaran Kimia. AoEJ: Academy of Education Journal. Vol. 13, No 1,
113-126(diakses pada tanggal 26 Februari 2023,
https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/fkip/article/download/984/1001).
Ninggeding, Hiwa dkk. 2022. Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana
Bantuan Sosial. Jurnal Interpretasi Hukum. Vol. 3, No. 1, 78-82 (diakses pada
tanggal 26 Februari 2023,
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/juinhum/article/download/4642/3
331).

Anda mungkin juga menyukai