Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
sehingga makalah ini dapat terbentuk. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih pada
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala kritik dan
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I: Pendahuluan..................................................................................................................4
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
3
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya, sebagai warga negara yang baik sudah pasti kita harus mengerti serta
memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung di dalam Identitas Nasional.
Identitas Nasional merupakan definisi dari sebuah jati diri suatu Bangsa dan Negara, selain
itu pembentukan identitas nasional sudah menjadi ketentuan yang disetujui bersama.
Siapapun harusnya sudah paham mengenai aturan-aturan yang ada di negaranya.
Tetapi, banyak juga orang-orang yang acuh seakan tidak peduli dan tidak
mempermasalahkan kesalahan yang terjadi di negaranya. Situasi yang paling
memprihatinkan adalah dimana masyarakat membiarkan kekeliruan atau kesalahan tersebut
terutama dibidang hukum di negara tercinta ini. Pernyataan tersebut dapat dibenarkan apabila
dilihat dari sikap dan tanggapan masyarakat mengenai kekeliruan di negara ini.
Maka dari itu, Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipahami, dipelajari, dan
diamalkan pada kehidupan sehari-hari. Agar masyarakat di negara ini dapat berubah ataupun
mengubah serta memperbaiki kesalahan atau kekeliruan yang terjadi dan menjadikan negara
ini lebih baik dari yang sebelumnya. Bukan orang lain, melainkan kita sendiri sebagai
masyarakat yang ada di negara dan bangsa ini yang dapat mengubah segala kekeliruan yang
ada dan yang terjadi.
4
1.3.4 Untuk mengetahui proses berbangsa dan bernegara
5
BAB II
Pembahasan
6
tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia
meliputi:
1. Faktor Objektif,
Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis ekologis dan demografis Kondisi geografi
– ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan
terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia Asia Tenggara, ikut
mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa
Indonesia.
2. Faktor subjektif
Faktor Subjektif, yaitu meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002). Faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut
mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia beserta identitasnya,
melalui interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor
tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa dan negara bangsa beserta identitas
bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di Indonesia pada awal abad
XX.
Sedangkan menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castell dalam
bukunya, The Power of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan teori tentang munculnya identitas
nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi antara empat faktor penting, yaitu :
1. Faktor Primer
Faktor ini mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya. Bagi bangsa
Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama wilayah serta bahasa daerah,
merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Unsur-
unsur yang beraneka ragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri
menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup bersama yaitu bangsa Indonesia. Kesatuan
tersebut tidak menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang dikenal dengan Bhinneka
Tunggal Ika.
2. Faktor Pendorong
Faktor in terdiri dari pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi
7
suatu bangsa kemauan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan
bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Oleh karena itu
bangsa Indonesia proses pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh
tingkah kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam mebangun bangsa dan kesatuan
bangsa, serta langkah yang sama dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia.
3. Faktor Penarik
Faktor ini mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,tumbuhnya birokrasi,
dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa telah
merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah merupakan
bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Bahasa Melayu telah dipilih sebagai bahasa antar
etnis yang ada di Indonesia, meskipun masing- masing etnis atau daerah di Indonesia telah
memiliki bahasa daerah masing-masing. Demikian pula menyangkut birokrasi serta pendidikan
nasional telah dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih senantiasa
dikembangkan.
4. Faktor Reaktif.
Faktor ini meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui
memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa
lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat
Indonesia. Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam memperjuangkan
kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat.
Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas
nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia
mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain. Pencarian identitas nasional bangsa
Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun
bangsa dan Negara dengan konsep nama Indonesia. Bangsa dan negara Indonesia ini dibangun
dari unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun menjadi suatu kesatuan bangsa dan negara
8
dengan prinsip nasionalisme modern. Oleh karena itu pembentukan identitas nasional Indonesia
melekat erat dengan unsur- unsur lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta
geografis, yang saling berkaitan dan terbentuklah melalui suatu proses yang cukup panjang.
9
dengan kepala banteng di bagian kanan atas perisai; dan e. dasar Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia dilambangkan dengan kapas dan padi di bagian kanan atas perisai. Dengan
demikian, lambang negara Garuda Pancasila mengandung makna simbol sila-sila Pancasila.
Dengan kata lain, Lambang Negara yang dilukiskan dengan seekor burung Garuda merupakan
satu kesatuan dengan Pancasila. Artinya, lambang negara tidak dapat dipisahkan dari dasar
negara Pancasila.
10
1. Pancasila belum diterapkan dalam bersikap dan berperilaku sehari-hari (membuang
sampah sembarangan, tidak disiplin)
2. Nilai-nilai luhur dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara telah luntur
( kesantunan, kepedulian, gotong royong)
3. Rasa nasionalisme dan patriotisme yang luntur dan memudar ( menghargai dan mencintai
budaya asing )
4. Lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada bahasa indonesia.
5. Lebih mengapresiasi lagu-lagu asing daripada mengapresiasi lagu nasional atau lagu
daerah sendiri.
6. Lunturnya semangat nasionalisme dalam menjunjung nama bangsa dan negara.
Tantangan dan masalah yang dihadapi terkait dengan Pancasila telah banyak mendapat
tanggapan dan analisis sejumlah pakar. Seperti Azyumardi Azra (Tilaar, 2007), menyatakan
bahwa saat ini Pancasila sulit dan dimarginalkan di dalam semua kehidupan masyarakat
Indonesia karena: (1) Pancasila dijadikan sebagai kendaraan politik; (2) adanya liberalisme
politik; dan (3) lahirnya desentralisasi atau otonomi daerah.
Nasionalisme berasal dari kata nation (Inggris) dan natie (Belanda) yang artinya bangsa.
Bangsa merupakan sekelompok orang yang hidup di suatu wilayah tertentu, dengan keinginan
dan kemampuan untuk bersatu karena adanya persamaan nasib, cita-cita dan tujuan yang sama.
Pemikir seperti Joseph Ernest Renan (1823-1892) dan Otto Bouwer (1882-1939) telah
menjelaskan pengertian nasionalisme yang dihubungkan dengan perasaan bangsa.
11
● Slamet Mulyana (1986) mengemukakan bahwa nasionalisme adalah perwujudan dari
kesadaran berbangsa dan bernegara atau semangat kebangsaan.
Abad ke-20 merupakan abad yang dianggap sebagai abad nasionalisme, hal ini
dikarenakan muncul nation state (negara bangsa) setelah berakhirnya perang dunia kedua.
Konsep bangsa Indonesia dianggap berjumpa dengan fungsi nation state. Pada pelafalan sumpah
pemuda 1928 yang merupakan kelengkapan dan pembulatan konsep nation state.
Secara implisit manifesto itu memuat paham nasionalisme sebagai anti kolonialisme dan
memuat prinsip - prinsipnya yaitu kesatuan,kebebasan,persamaan,dan kepribadian. Prinsip serta
nilai nasionalisme sejak awal pergerakan nasional secara simbolis, konseptual, fisik revolusioner
dan dalam periode pasca revolusi mengkonsolidasi.
Selama pergerakan, keempat prinsip menjadi tujuan perjuangan melalui masa Jepang.
Nasionalisme menyebar dan meluas ke seluruh lapisan masyarakat sehingga revolusi indonesia
dapat berjalan.Pada masa pasca revolusi, ideologi nasionalisme masih memiliki relevansi bagi
pembangunan bangsa.
12
● Para tokoh pergerakan memanfaatkan kejayaan masa lalu (sriwijaya, majapahit, dan
mataram) sebagai acuan motivasi untuk bergerak dan meningkatkan rasa percaya diri
rakyat untuk berjuang menghadapi kolonialisme barat.
Faktor inilah yang dapat memompa harga diri bangsa untuk bersatu, bebas dan merdeka
dari jajahan kolonialisme. Selain itu, pentingnya kesadaran berbangsa yang muncul sebagai
dampak tidak langsung dari perluasan kolonialisme. Para mahasiswa bisa disebut sebagai tokoh
penggerak masyarakat yang merupakan penggerak utama nasionalisme Indonesia.
Dinasti Manchu (Dinasti Ching) memerintah di Cina dari tahun 1644 sampai 1912
karena dinasti ini bukan berasal dari Cina. Masuknya pengaruh Barat menyebabkan munculnya
gerakan populer yang menuduh dinasti Manchu lemah dan berkolaborasi dengan imperialisme
Barat. Oleh karena itu, muncul Gerakan Rakyat Cina melawan penguasa asing yaitu
imperialisme Barat dan Dinasti Manchu yang juga dianggap penguasa asing. Kebangkitan
gerakan nasionalis Cina dimulai dengan Pemberontakan Tai ping (1859-1864), diikuti oleh
Gerakan Boxer. Gerakan tersebut ternyata berdampak pada semangatnya di Indonesia.
Saat ini, secara luas diyakini bahwa kekuatan Eropa (bangsa kulit putih) telah menjadi
simbol superioritas atas bangsa kulit berwarna lainnya. Ternyata, ini bukan fakta sejarah.
Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika perang Rusia-Jepang tahun 1904-1905
terjadi, ternyata Jepang adalah pemenang perang itu. Hal ini memberikan semangat juang bagi
para pelopor pergerakan nasional Indonesia.
Pada tahun 1885, atas prakarsa Alan Octavian Hume dari Inggris, Gerakan Nasional India
berperang melawan Inggris di India dan mendirikan Partai Kongres India. Di bawah
kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai menetapkan garis perjuangan. Makna-makna yang
13
terkandung dalam keempat ajaran Gandhi ini, khususnya Satyagraha banyak memberikan
inspirasi bagi perjuangan di Indonesia.
Gerakan nasionalis di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha.
Gerakan itu disebut Gerakan Turki Muda. Untuk itu diperlukan pembaharuan dan modernisasi di
segala aspek kehidupan masyarakat.
Filipina merupakan jajahan Spanyol pada tahun 1571-1898. Dalam merintis pergerakan
nasional muncul Jose Rizal yang mendirikan Liga filipina yang bertujuan membangkitkan
nasionalisme Filipina dalam menghadapi. Penjajahan Spanyol. Sikap patriotisme dan
nasionalisme yang digambarkan oleh Jose Rizal membangkitkan semangat rela berkorban dan
cinta tanah air bagi cendekiawan Indonesia.
Gerakan Nasionalisme yang mulai bergerak dalam bidang politik untuk mencapai
kemerdekaan Indonesia. Dibentuklah Indische Partij dan Gerakan Pemuda.
● Masa radikal
14
Ditandai dengan usaha untuk mencapai kemerdekaan baik secara kooperatif maupun non
kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan penjajah) melalui berdirinya Partai Komunis
Indonesia (PKI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Institut Indonesia (II).
● Masa Bertahan
Ditandai dengan yang bersikap lebih moderat dan penuh pertimbangan serta
pembangunan faksi negara, Petisi Sutachau dan Asosiasi Politik Indonesia (GAPI).
15
Karakter ini dapat tercipta dari sistem kemasyarakatan di Indonesia. Dilihat dari kondisi
geografis, Indonesia merupakan negara agraris sehingga sebagian besar penduduknya berprofesi
sebagai petani. Hal ini yang menciptakan sistem kemasyarakatan paguyuban di Indonesia.
Sistem paguyuban akan menciptakan ikatan emosional yang kuat terhadap kelompok dalam
suatu etnis sehingga terciptanya kecenderungan dalam menciptakan suatu perkumpulan..
Dengan berawalkan ikatan secara kelompok kecil seperti halnya ikatan dalam suku dalam
negeri hingga meluas dalam taraf internasional akan menimbulkan ikatan kebangsaan.
Masyarakat indonesia yang tinggal di luar Indonesia akan berkumpul bersama untuk membangun
komunitas antar sesamanya dengan mengandalkan ikatan kebangsaan sehingga menimbulkan
perasaan sebagai satu bangsa.
Identitas nasional sebagai karakter suatu bangsa memiliki kedudukan seperti:
1. Pemersatu bangsa.
2. Ciri khas yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa lain.
3. Landasan bagi sebuah negara untuk berkembang.
Seperti yang sudah dijelaskan berulang kali bahwa faktor penting terbentuknya negara
Indonesia adalah adanya persamaan nasib, ada rasa ingin merdeka, kesatuan wilayah serta cita-
cita untuk mencapai kemakmuran.
Menurut Otto Bauer, meskipun agama, warna kulit, atau bahasa yang berbeda-beda
asalkan masih dalam bentuk sekelompok manusia yang mengalami nasib yang sama selama
berpuluh-puluh atau bahkan beratus-ratus tahun lamanya, maka persamaan nasib itu bisa
menjelma menjadi suatu sifat yang sama. Dari persamaan sifat atau watak inilah yang nantinya
akan membentuk suatu bangsa.
Jika ada faktor penting yang membentuk negara ini, maka negara ini juga mempunyai
sebuah cita-cita dan tujuan. Cita-cita negara Indonesia sendiri tertuang dengan singkat di alinea
kedua dalam Pembukaan UUD 1945 yang bermakna ingin mewujudkan masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan tujuannya tertulis
secara detail di alinea keempat yaitu:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
16
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan Kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial
Proses berbangsa dan bernegara pada zaman sebelum kemerdekaan lebih berorientasi
pada perjuangan dalam melawan penjajah. Dari tinjauan sejarah zaman Sriwijaya pada abad VII
dan Kerajaan Majapahit abad XIII telah ada upaya untuk menyatukan nusantara. Namun para
penguasa belum memiliki kemampuan yang cukup untuk mempertahankan kejayaan yang telah
dicapai yang menyebabkan kehancuran. Di samping itu kehancuran juga disebabkan karena
kerajaan tradisional tersebut belum memahami konsep kebangsaan dalam arti luas.
Berikut adalah rincian sejarah proses berbangsa dan bernegara Indonesia sebelum
kemerdekaan:
Tahun Peristiwa
1911 Sarekat Dagang Islam kaum entrepreneur Islam bersifat ekstrovert dan politis
1912 Muhammadiyah dari subkultur Islam Modernis bersifat introvert dan sosial
1912 Indische Party dari subkultur campuran yang mencerminkan elemen politis
nasionalisme non rasial dengan slogan “Tempat yang memberi nafkah yang
menjadikan Indonesia sebagai Tanah Airnya”.
17
1926 Nahdlatul Ulama (NU) dari subkultur santri dan ulama serta pergerakan lain
seperti sub etnis Jong Ambon, Jong Sumatera, Jong Celebes melahirkan
pergerakan Nasionalisme yang berjati diri Indonesianess
Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang erat kaitannya dengan hakikat
pendidikan kewarganegaraan, yaitu upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan
pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan
bangsa dan negara. Sehingga dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang
tata negara, menumbuhkan kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa, maka
takkan sulit untuk menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia dalam proses
berbangsa dan bernegara.
Negara Indonesia merupakan negara yang berkembang dan negara yang akan melangkah
maju membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat, membutuhkan tenaga kerja yang lebih
berkualitas, dengan semangat loyalitas yang tinggi. Negara didorong untuk menggugah
masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan kesatuan serta rasa turut memiliki. Masyarakat
harus disadarkan untuk segera mengabdikan dirinya pada negaranya, bersatu padu dalam rasa
yang sama untuk menghadapi krisis budaya, kepercayaan, moral dan lain-lain.
Negara harus menggambarkan image pada masyarakat agar timbul rasa bangga dan
keinginan untuk melindungi serta mempertahankan negara itu sendiri. Pendidikan
kewarganegaraan adalah sebuah sarana yang tepat untuk memberikan gambaran secara langsung
tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan pada masyarakat sehingga proses
berbangsa dan bernegara dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.
18
Dalam upaya untuk memahami proses berbangsa dan bernegara, merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Kesadaran terhadap sejarah
menjadi penting ketika suatu masyarakat mulai menyadari bagaimana posisinya sekarang dan
seperti apa jatidiri atau identitasnya serta apa yang dilakukan ke depan.
Penciptaan suatu identitas bersama berkisar pada perkembangan keyakinan dan nilai –
nilai yang dianut bersama yang dapat memberi suatu perasaan solidaritas sosial pada suatu
masyarakat suatu wilayah tertentu. Suatu identitas bersama menunjukkan bahwa individu –
individu tersebut setuju atas pendefinisian diri mereka yang saling diakui, yakni suatu kesadaran
mengenai perbedaan dengan orang lain, dan suatu perasaan akan harga diri. Identitas sebagai
bangsa dan negara Indonesia dapat dilihat pada:
Dengan adanya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia maka dapat
mempertahankan serta diingat eksistensinya. Sebagai bangsa dan negara yang merdeka,
berdaulat di dalam hubungan Internasional, maka akan dihargai dan sejajar dengan bangsa dan
negara yang lain.
Dengan identitas bersama tersebut, diharapkan dapat memberikan motivasi untuk
mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan.
19
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Istilah “Identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofi membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Maka, identitas
nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer
disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.
Identitas nasional tercipta dari kesepakatan antar bangsa yang menduduki suatu negara.
Dengan seluruh perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, kesepakatan terhadap
identitas negara Indonesia adalah Pancasila. Untuk mendukung identitas nasional perlu adanya
penanaman hingga pengambangan terhadap rasa kesetiaan dan kesediaan terhadap warga negara
sehingga akan mempersatukan setiap warganya sebagai satu bangsa dalam negara.
20
DAFTAR PUSTAKA
Dr. I Putu Ari Astawa, S. M. (2017). Materi Kuliah Kewarganegaraan Indonesia. 16-20.
Fitirah, N. (t.thn.). Academia. Diambil kembali dari Academia.edu:
https://www.academia.edu/6947215/PROSES_BERBANGSA_DAN_BERNEGARA
Hariyari, D., Devi, R., & Daulay, F. S. (2019). Identitas Nasional Bangsa Indonesia. 5.
Nurwardani, P., Saksama, H. Y., Sarifudin, U., Budimansyah, D., Wianrno, S., Mulyono, E., . . .
Festanto, A. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi.
Putri, F. A., Harun, M., & Kairannisa, P. (2020). Identitas Nasional. Kewarganegaraan, 3.
Sinambela, D. (t.thn.). Scribd. Diambil kembali dari scribd.com:
https://www.scribd.com/document/501770159/Sejarah-Kelahiran-Paham-Nasionalisme-
Indonesia
Ujang Permana, S. M. (2018). Pendidikan Kewarganegaraan. Cirebon: LovRinz Publishing.
From
https://www.google.co.id/books/edition/Pendidikan_Kewarganegaraan_Buku_Lovrinz/
SNMcEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Sejarah%20kelahiran%20faham%20nasionalisme
%20Indonesia&pg=PA14&printsec=frontcover
Bhineka tunggal ika itu semboyan kita, identitas itu identitas nasional itu seperti mendera, lagu,
bahasa,dll dan semboyan. Untuk semboyna itu lebih ke identitas bangsa bukan identitas
nasional
21