Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH IDENTITAS NASIONAL

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Kewarganegaraan
Dosen Pengampu: Radhiyatuz Zahra

Disusun Oleh Kelompok 3 BS3C:


1. Aliyatul Ilmi 2104411084
2. Dini Anggraini 2104411021
3. Hairunnisa 2104411083
4. Jiwa Ning Ayu Ramadhani 2104411007
5. Kayla Suci Anathaya 2104411067
6. Muhammad Syaif Al-Amin 2104411040
7. Rizka Maulina Zulkarnain 2104411066
8. Safira Rahma Himzana 2104411079

KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH


AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya

sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok

untuk mata kuliah Kewarganegaraan dengan judul “Identitas Nasional”.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak

sehingga makalah ini dapat terbentuk. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih pada

berbagai pihak yang turut membantu.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Penulis

menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya

pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala kritik dan

saran dari segala pihak yang membangun.

Jakarta, 17 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I: Pendahuluan..................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................4

BAB II: Pembahasan.................................................................................................................6

2.1 Pengertian Identitas Nasional...........................................................................................6

2.2 Sejarah Kelahiran Faham Nasionalisme Indonesia........................................................11

2.3 Identitas Nasional Sebagai Karakter Bangsa.................................................................15

2.4 Proses Berbangsa dan Bernegara...................................................................................16

BAB III: Penutup.....................................................................................................................20

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21

3
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya, sebagai warga negara yang baik sudah pasti kita harus mengerti serta
memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung di dalam Identitas Nasional.
Identitas Nasional merupakan definisi dari sebuah jati diri suatu Bangsa dan Negara, selain
itu pembentukan identitas nasional sudah menjadi ketentuan yang disetujui bersama.
Siapapun harusnya sudah paham mengenai aturan-aturan yang ada di negaranya.
Tetapi, banyak juga orang-orang yang acuh seakan tidak peduli dan tidak
mempermasalahkan kesalahan yang terjadi di negaranya. Situasi yang paling
memprihatinkan adalah dimana masyarakat membiarkan kekeliruan atau kesalahan tersebut
terutama dibidang hukum di negara tercinta ini. Pernyataan tersebut dapat dibenarkan apabila
dilihat dari sikap dan tanggapan masyarakat mengenai kekeliruan di negara ini.
Maka dari itu, Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipahami, dipelajari, dan
diamalkan pada kehidupan sehari-hari. Agar masyarakat di negara ini dapat berubah ataupun
mengubah serta memperbaiki kesalahan atau kekeliruan yang terjadi dan menjadikan negara
ini lebih baik dari yang sebelumnya. Bukan orang lain, melainkan kita sendiri sebagai
masyarakat yang ada di negara dan bangsa ini yang dapat mengubah segala kekeliruan yang
ada dan yang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Identitas Nasional?
1.2.2 Bagaimana sejarah kelahiran faham nasionalisme Indonesia?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan Identitas Nasional sebagai karakter bangsa?
1.2.4 Bagaimana proses berbangsa dan bernegara?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Identitas Nasional
1.3.2 Untuk mengetahui sejarah kelahiran faham nasionalisme Indonesia
1.3.3 Untuk mengetahui Identitas Nasional sebagai karakter bangsa

4
1.3.4 Untuk mengetahui proses berbangsa dan bernegara

5
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian Identitas Nasional


A. Pengertian Identitas Nasional
Istilah “Identitas Nasional” berasal dari kata “identity” yang berarti karakter, ciri, tanda,
jati diri, atau khas; sedangkan nasional berasal dari kata “nation” yang berarti bangsa; maka
identitas nasional merupakan sifat khas yang melekat pada suatu bangsa atau yang lebih dikenal
sebagai kepribadian/karakter suatu bangsa.
Istilah “Identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofi membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan
pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-
sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula
hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.
Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan di atas maka
identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih
populer disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.
Pengertian Kepribadian sebagai bentuk identitas nasional suatu bangsa, adalah
keseluruhan atau totalitas dari kepribadian individu-individu sebagai unsur yang membentuk
bangsa tersebut. Dalam hubungannya dengan identitas nasional Indonesia, kepribadian bangsa
Indonesia kiranya sangat sulit jikalau hanya dideskripsikan berdasarkan ciri khas fisik. Hal ini
mengingat bangsa Indonesia itu terdiri atas berbagai macam unsur etnis, ras, suku, kebudayaan,
agama, serta karakter yang sejak asalnya memang memiliki suatu perbedaan. Oleh karena itu
kepribadian bangsa Indonesia sebagai suatu Identitas nasional secara historis berkembang dan
menemukan jati dirinya setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

B. Faktor-Faktor Pembentuk Identitas Nasional


Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-
sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional

6
tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia
meliputi:
1. Faktor Objektif,
Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis ekologis dan demografis Kondisi geografi
– ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan
terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia Asia Tenggara, ikut
mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa
Indonesia.
2. Faktor subjektif
Faktor Subjektif, yaitu meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002). Faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut
mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia beserta identitasnya,
melalui interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor
tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa dan negara bangsa beserta identitas
bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di Indonesia pada awal abad
XX.
Sedangkan menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castell dalam
bukunya, The Power of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan teori tentang munculnya identitas
nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi antara empat faktor penting, yaitu :
1. Faktor Primer
Faktor ini mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya. Bagi bangsa
Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama wilayah serta bahasa daerah,
merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Unsur-
unsur yang beraneka ragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri
menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup bersama yaitu bangsa Indonesia. Kesatuan
tersebut tidak menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang dikenal dengan Bhinneka
Tunggal Ika.

2. Faktor Pendorong
Faktor in terdiri dari pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi

7
suatu bangsa kemauan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan
bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Oleh karena itu
bangsa Indonesia proses pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh
tingkah kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam mebangun bangsa dan kesatuan
bangsa, serta langkah yang sama dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia.

3. Faktor Penarik
Faktor ini mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,tumbuhnya birokrasi,
dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa telah
merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah merupakan
bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Bahasa Melayu telah dipilih sebagai bahasa antar
etnis yang ada di Indonesia, meskipun masing- masing etnis atau daerah di Indonesia telah
memiliki bahasa daerah masing-masing. Demikian pula menyangkut birokrasi serta pendidikan
nasional telah dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih senantiasa
dikembangkan.

4. Faktor Reaktif.
Faktor ini meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui
memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa
lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat
Indonesia. Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam memperjuangkan
kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat.
Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.

Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas
nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia
mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain. Pencarian identitas nasional bangsa
Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun
bangsa dan Negara dengan konsep nama Indonesia. Bangsa dan negara Indonesia ini dibangun
dari unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun menjadi suatu kesatuan bangsa dan negara

8
dengan prinsip nasionalisme modern. Oleh karena itu pembentukan identitas nasional Indonesia
melekat erat dengan unsur- unsur lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta
geografis, yang saling berkaitan dan terbentuklah melalui suatu proses yang cukup panjang.

C. Bentuk Identitas Nasional


Bentuk-bentuk dari identitas nasional yang merupakan ciri atau jati diri bangsa Indonesia.
Terdiri dari:
1. Bendera negara Sang Merah Putih
Bendera warna merah putih dikibarkan pertama kali pada tanggal 17 Agustus 1945 namun
telah ditunjukkan pada peristiwa Sumpah Pemuda Tahun 1928. Bendera Negara yang dikibarkan
pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan
Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera Pusaka Sang
Saka Merah Putih saat ini disimpan dan dipelihara di Monumen Nasional Jakarta. Bendera merah
putih ini merupakan salah satu bentuk identitas nasional yang menjadi pembeda dan ciri dari
bangsa Indonesia.

2. Bahasa Negara Bahasa Indonesia


Pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 telah diikrarkan bahwa bahasa Indonesia
merupakan bahasa nasional resmi sekaligus sebagai jati diri dan identitas nasional Indonesia.
Bahasa Indonesia sendiri berasal dari rumpun bahasa Melayu yang dipergunakan sebagai bahasa
pergaulan (lingua franca).

3. Lambang Negara Garuda Pancasila


Garuda adalah burung khas Indonesia yang dijadikan lambang negara. Di tengah-tengah
perisai burung Garuda terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan khatulistiwa. Pada
perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar Pancasila sebagai berikut: a. dasar
Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai berbentuk
bintang yang bersudut lima; b. dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan
tali rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai; c. dasar Persatuan Indonesia
dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri atas perisai; d. dasar Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan

9
dengan kepala banteng di bagian kanan atas perisai; dan e. dasar Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia dilambangkan dengan kapas dan padi di bagian kanan atas perisai. Dengan
demikian, lambang negara Garuda Pancasila mengandung makna simbol sila-sila Pancasila.
Dengan kata lain, Lambang Negara yang dilukiskan dengan seekor burung Garuda merupakan
satu kesatuan dengan Pancasila. Artinya, lambang negara tidak dapat dipisahkan dari dasar
negara Pancasila.

4. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya


Indonesia Raya merupakan lagu kebangsaan yang pertama kali dinyanyikan pada Kongres
Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Lagu Indonesia Raya selanjutnya menjadi lagu kebangsaan
yang diperdengarkan pada setiap upacara kenegaraan.

5. Semboyan Negara Bhinneka Tunggal Ika


Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Semboyan Bhinneka Tunggal
Ika mengandung makna juga bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen, tak ada
negara atau bangsa lain yang menyamai Indonesia dengan keanekaragamannya, namun tetap
berkeinginan untuk menjadi satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.

6. Dasar Falsafah Negara Pancasila


Pancasila memiliki sebutan atau fungsi dan kedudukan dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai dasar negara, ideologi nasional, falsafah negara,
pandangan hidup bangsa. Pancasila dikatakan sebagai identitas nasional karena pancasila
merupakan dasar negara Indonesia yang telah menjadi kekhasan Indonesia, artinya Pancasila
menjadi penciri bangsa Indonesia. Siapa pun orang Indonesia atau yang mengaku sebagai warga
negara Indonesia, maka ia harus punya pemahaman, bersikap, dan berperilaku sesuai dengan
Pancasila.

D. Dinamika dan tantangan Identitas Nasional


Banyak sejumlah kasus dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari mengenai dinamika
kehidupan dan tantangan terkait identitas nasional yang pernah kita lihat sebagai berikut :

10
1. Pancasila belum diterapkan dalam bersikap dan berperilaku sehari-hari (membuang
sampah sembarangan, tidak disiplin)
2. Nilai-nilai luhur dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara telah luntur
( kesantunan, kepedulian, gotong royong)
3. Rasa nasionalisme dan patriotisme yang luntur dan memudar ( menghargai dan mencintai
budaya asing )
4. Lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada bahasa indonesia.
5. Lebih mengapresiasi lagu-lagu asing daripada mengapresiasi lagu nasional atau lagu
daerah sendiri.
6. Lunturnya semangat nasionalisme dalam menjunjung nama bangsa dan negara.

Tantangan dan masalah yang dihadapi terkait dengan Pancasila telah banyak mendapat
tanggapan dan analisis sejumlah pakar. Seperti Azyumardi Azra (Tilaar, 2007), menyatakan
bahwa saat ini Pancasila sulit dan dimarginalkan di dalam semua kehidupan masyarakat
Indonesia karena: (1) Pancasila dijadikan sebagai kendaraan politik; (2) adanya liberalisme
politik; dan (3) lahirnya desentralisasi atau otonomi daerah.

2.2 Sejarah Kelahiran Faham Nasionalisme Indonesia

Nasionalisme berasal dari kata nation (Inggris) dan natie (Belanda) yang artinya bangsa.
Bangsa merupakan sekelompok orang yang hidup di suatu wilayah tertentu, dengan keinginan
dan kemampuan untuk bersatu karena adanya persamaan nasib, cita-cita dan tujuan yang sama.

Pemikir seperti Joseph Ernest Renan (1823-1892) dan Otto Bouwer (1882-1939) telah
menjelaskan pengertian nasionalisme yang dihubungkan dengan perasaan bangsa.

● J. Ernest Renan menganut aliran nasionalisme berdasarkan faktor manusia, dengan


alasan bahwa suatu bangsa muncul karena keinginan untuk bersatu (suara persatuan).
● Hans Kohn (1986) mengemukakan tentang nasionalisme yaitu pemahaman bahwa
kesetiaan tertinggi individu harus tunduk pada negara-bangsa.

11
● Slamet Mulyana (1986) mengemukakan bahwa nasionalisme adalah perwujudan dari
kesadaran berbangsa dan bernegara atau semangat kebangsaan.

Abad ke-20 merupakan abad yang dianggap sebagai abad nasionalisme, hal ini
dikarenakan muncul nation state (negara bangsa) setelah berakhirnya perang dunia kedua.
Konsep bangsa Indonesia dianggap berjumpa dengan fungsi nation state. Pada pelafalan sumpah
pemuda 1928 yang merupakan kelengkapan dan pembulatan konsep nation state.

Secara implisit manifesto itu memuat paham nasionalisme sebagai anti kolonialisme dan
memuat prinsip - prinsipnya yaitu kesatuan,kebebasan,persamaan,dan kepribadian. Prinsip serta
nilai nasionalisme sejak awal pergerakan nasional secara simbolis, konseptual, fisik revolusioner
dan dalam periode pasca revolusi mengkonsolidasi.

Pertumbuhan nasionalisme indonesia dimulai sejak kebangkitan nasional 1908, melalui


manifesto politik 1925 dan sumpah pemuda 1928. Meskipun masih dalam bentuk embrional,
keempat prinsip nasionalisme telah lahir. Meskipun Budi Utomo belum dapat dipandang sebagai
organisasi nasional dalam arti harfiah, namun pada hakikatnya ideologinya menunjuk pada
kesadaran diri akan kemandirian, kebebasan, kesamaan derajat, serta penemuan identitas dirinya.

Selama pergerakan, keempat prinsip menjadi tujuan perjuangan melalui masa Jepang.
Nasionalisme menyebar dan meluas ke seluruh lapisan masyarakat sehingga revolusi indonesia
dapat berjalan.Pada masa pasca revolusi, ideologi nasionalisme masih memiliki relevansi bagi
pembangunan bangsa.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan lahirnya nasionalisme indonesia yang


dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Faktor Internal, meliputi:


● Seluruh nusantara telah menjadi kesatuan politik, hukum, pemerintahan, dan berada di
kekuasaan kolonial Belanda. Eksploitasi barat ini justru mampu menyatukan rakyat karena
senasib dan sependeritaan.
● Lahirnya kelompok intelektual sebagai dampak dari sistem pendidikan barat yang berlaku.
Kelompok ini yang mampu untuk mempelajari berbagai macam konsep barat yang
digunakan sebagai ideologi dan dasar gerakan melawan kolonialisme barat.

12
● Para tokoh pergerakan memanfaatkan kejayaan masa lalu (sriwijaya, majapahit, dan
mataram) sebagai acuan motivasi untuk bergerak dan meningkatkan rasa percaya diri
rakyat untuk berjuang menghadapi kolonialisme barat.

Faktor inilah yang dapat memompa harga diri bangsa untuk bersatu, bebas dan merdeka
dari jajahan kolonialisme. Selain itu, pentingnya kesadaran berbangsa yang muncul sebagai
dampak tidak langsung dari perluasan kolonialisme. Para mahasiswa bisa disebut sebagai tokoh
penggerak masyarakat yang merupakan penggerak utama nasionalisme Indonesia.

2. Faktor eksternal meliputi:


● Gerakan Nasionalisme Cina

Dinasti Manchu (Dinasti Ching) memerintah di Cina dari tahun 1644 sampai 1912
karena dinasti ini bukan berasal dari Cina. Masuknya pengaruh Barat menyebabkan munculnya
gerakan populer yang menuduh dinasti Manchu lemah dan berkolaborasi dengan imperialisme
Barat. Oleh karena itu, muncul Gerakan Rakyat Cina melawan penguasa asing yaitu
imperialisme Barat dan Dinasti Manchu yang juga dianggap penguasa asing. Kebangkitan
gerakan nasionalis Cina dimulai dengan Pemberontakan Tai ping (1859-1864), diikuti oleh
Gerakan Boxer. Gerakan tersebut ternyata berdampak pada semangatnya di Indonesia.

● Kemenangan Jepang atas Rusia

Saat ini, secara luas diyakini bahwa kekuatan Eropa (bangsa kulit putih) telah menjadi
simbol superioritas atas bangsa kulit berwarna lainnya. Ternyata, ini bukan fakta sejarah.
Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika perang Rusia-Jepang tahun 1904-1905
terjadi, ternyata Jepang adalah pemenang perang itu. Hal ini memberikan semangat juang bagi
para pelopor pergerakan nasional Indonesia.

● Partai Kongres India

Pada tahun 1885, atas prakarsa Alan Octavian Hume dari Inggris, Gerakan Nasional India
berperang melawan Inggris di India dan mendirikan Partai Kongres India. Di bawah
kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai menetapkan garis perjuangan. Makna-makna yang

13
terkandung dalam keempat ajaran Gandhi ini, khususnya Satyagraha banyak memberikan
inspirasi bagi perjuangan di Indonesia.

● Gerakan Turki Muda

Gerakan nasionalis di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha.
Gerakan itu disebut Gerakan Turki Muda. Untuk itu diperlukan pembaharuan dan modernisasi di
segala aspek kehidupan masyarakat.

● Gerakan filipina di bawah Jose Rizal

Filipina merupakan jajahan Spanyol pada tahun 1571-1898. Dalam merintis pergerakan
nasional muncul Jose Rizal yang mendirikan Liga filipina yang bertujuan membangkitkan
nasionalisme Filipina dalam menghadapi. Penjajahan Spanyol. Sikap patriotisme dan
nasionalisme yang digambarkan oleh Jose Rizal membangkitkan semangat rela berkorban dan
cinta tanah air bagi cendekiawan Indonesia.

Sejarah Perkembangan Nasionalisme indonesia, dari berdirinya Budi Utomo (BU)


hingga kedatangannya Kemerdekaan tahun 1945 dapat dibagi menjadi beberapa masa,
yaitu:

● Masa awal perkembangan

Ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi berikut: Budi Utomo (BU), Sarekat


Dagang Indonesia, Sarekat Islam (SI), Muhammadiyah yang bertujuan untuk
memperbaiki situasi sosial dan budaya.

● Masa Nasionalisme Politik

Gerakan Nasionalisme yang mulai bergerak dalam bidang politik untuk mencapai
kemerdekaan Indonesia. Dibentuklah Indische Partij dan Gerakan Pemuda.

● Masa radikal

14
Ditandai dengan usaha untuk mencapai kemerdekaan baik secara kooperatif maupun non
kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan penjajah) melalui berdirinya Partai Komunis
Indonesia (PKI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Institut Indonesia (II).

● Masa Bertahan

Ditandai dengan yang bersikap lebih moderat dan penuh pertimbangan serta
pembangunan faksi negara, Petisi Sutachau dan Asosiasi Politik Indonesia (GAPI).

2.3 Identitas Nasional Sebagai Karakter Bangsa


Identitas kebangsan merujuk pada bangsa negara. Dalam sebuah negara tidak hanya
terdapat satu bangsa (homogen), tetapi pada umumnya sebuah negara terdiri dari banyak bangsa
(heterogen). Dengan adanya banyaknya bangsa terdapat dalam suatu negara dibutuhkan identitas
kebangsaan atau disebut dengan identitas nasional.
Identitas nasional tercipta dari kesepakatan antar bangsa yang menduduki suatu negara.
Dengan seluruh perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, kesepakatan terhadap
identitas negara Indonesia adalah Pancasila. Untuk mendukung identitas nasional perlu adanya
penanaman hingga pengambangan terhadap rasa kesetiaan dan kesediaan terhadap warga negara
sehingga akan mempersatukan setiap warganya sebagai satu bangsa dalam negara.
Selain itu, identitas nasional hakikatnya merupakan manifestasi dari nilai-nilai budaya
yang terus bekembang. Setiap negara tentunya memiliki identitas yang berbeda-beda mengingat
nilai budaya yang terkandung pun berbeda. Faktor yang menyebabkan perbedaan ini meliputi
keadaan geografis, ekologi, demografi, sejarah, kebudayaan, hingga karakter masyarakat.
Karakter berasal dari bahasa latin kharakter yang berarti sifat kejiwaan budi pekerti,
watak yang membedakan orang lain. Dengan pengertian tersebut, karakter bangsa dapat diartikan
dengan watak khas suatu bangsa dengan bangsa lain.
Identitas kebangsaan suatu negara yang memiliki wilayah daratan akan berbeda dengan
kepulauan. Hal ini akan bersangkut-paut dengan karakter yang terbangun dalam diri masyarakat.
Seperti halnya bangsa Indonesia. Indonesia sangat terikat kuat dengan keramahan dan sopan
santun. Hal ini dapat dilihat dari cara pandang dan menyikapi masyarakat indonesia yang saling
menghargai tanpa memandang suku, ras, dan agama. Oleh karena itu, bangsa lain yang datang ke
indonesia akan merasa nyaman.

15
Karakter ini dapat tercipta dari sistem kemasyarakatan di Indonesia. Dilihat dari kondisi
geografis, Indonesia merupakan negara agraris sehingga sebagian besar penduduknya berprofesi
sebagai petani. Hal ini yang menciptakan sistem kemasyarakatan paguyuban di Indonesia.
Sistem paguyuban akan menciptakan ikatan emosional yang kuat terhadap kelompok dalam
suatu etnis sehingga terciptanya kecenderungan dalam menciptakan suatu perkumpulan..
Dengan berawalkan ikatan secara kelompok kecil seperti halnya ikatan dalam suku dalam
negeri hingga meluas dalam taraf internasional akan menimbulkan ikatan kebangsaan.
Masyarakat indonesia yang tinggal di luar Indonesia akan berkumpul bersama untuk membangun
komunitas antar sesamanya dengan mengandalkan ikatan kebangsaan sehingga menimbulkan
perasaan sebagai satu bangsa.
Identitas nasional sebagai karakter suatu bangsa memiliki kedudukan seperti:
1. Pemersatu bangsa.
2. Ciri khas yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa lain.
3. Landasan bagi sebuah negara untuk berkembang.

2.4 Proses Berbangsa dan Bernegara

Seperti yang sudah dijelaskan berulang kali bahwa faktor penting terbentuknya negara
Indonesia adalah adanya persamaan nasib, ada rasa ingin merdeka, kesatuan wilayah serta cita-
cita untuk mencapai kemakmuran.

Menurut Otto Bauer, meskipun agama, warna kulit, atau bahasa yang berbeda-beda
asalkan masih dalam bentuk sekelompok manusia yang mengalami nasib yang sama selama
berpuluh-puluh atau bahkan beratus-ratus tahun lamanya, maka persamaan nasib itu bisa
menjelma menjadi suatu sifat yang sama. Dari persamaan sifat atau watak inilah yang nantinya
akan membentuk suatu bangsa.
Jika ada faktor penting yang membentuk negara ini, maka negara ini juga mempunyai
sebuah cita-cita dan tujuan. Cita-cita negara Indonesia sendiri tertuang dengan singkat di alinea
kedua dalam Pembukaan UUD 1945 yang bermakna ingin mewujudkan masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan tujuannya tertulis
secara detail di alinea keempat yaitu:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

16
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan Kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial

2.4.1 Proses Berbangsa dan Bernegara Masa sebelum kemerdekaan

Proses berbangsa dan bernegara pada zaman sebelum kemerdekaan lebih berorientasi
pada perjuangan dalam melawan penjajah. Dari tinjauan sejarah zaman Sriwijaya pada abad VII
dan Kerajaan Majapahit abad XIII telah ada upaya untuk menyatukan nusantara. Namun para
penguasa belum memiliki kemampuan yang cukup untuk mempertahankan kejayaan yang telah
dicapai yang menyebabkan kehancuran. Di samping itu kehancuran juga disebabkan karena
kerajaan tradisional tersebut belum memahami konsep kebangsaan dalam arti luas.

Berikut adalah rincian sejarah proses berbangsa dan bernegara Indonesia sebelum
kemerdekaan:

Tahun Peristiwa

1908 Budi Utomo berbasis subkultur Jawa

1911 Sarekat Dagang Islam kaum entrepreneur Islam bersifat ekstrovert dan politis

1912 Muhammadiyah dari subkultur Islam Modernis bersifat introvert dan sosial

1912 Indische Party dari subkultur campuran yang mencerminkan elemen politis
nasionalisme non rasial dengan slogan “Tempat yang memberi nafkah yang
menjadikan Indonesia sebagai Tanah Airnya”.

1913 Indische Social Democratische Vereniging mengejawantahkan Nasionalisme


Politik Radikal dan berorientasi Marxist.

1915 Trikoro Dharmo sebagai awal mula pembentukan Jong Java

1918 Jong Java

1925 Manifesto politik

17
1926 Nahdlatul Ulama (NU) dari subkultur santri dan ulama serta pergerakan lain
seperti sub etnis Jong Ambon, Jong Sumatera, Jong Celebes melahirkan
pergerakan Nasionalisme yang berjati diri Indonesianess

1928 Sumpah pemuda yang dikumandangkan pada 28 Oktober

1931 Indonesia Muda

2.4.2 Proses Berbangsa dan Bernegara Pada Masa Sekarang

Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang erat kaitannya dengan hakikat
pendidikan kewarganegaraan, yaitu upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan
pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan
bangsa dan negara. Sehingga dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang
tata negara, menumbuhkan kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa, maka
takkan sulit untuk menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia dalam proses
berbangsa dan bernegara.

Negara Indonesia merupakan negara yang berkembang dan negara yang akan melangkah
maju membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat, membutuhkan tenaga kerja yang lebih
berkualitas, dengan semangat loyalitas yang tinggi. Negara didorong untuk menggugah
masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan kesatuan serta rasa turut memiliki. Masyarakat
harus disadarkan untuk segera mengabdikan dirinya pada negaranya, bersatu padu dalam rasa
yang sama untuk menghadapi krisis budaya, kepercayaan, moral dan lain-lain.

Negara harus menggambarkan image pada masyarakat agar timbul rasa bangga dan
keinginan untuk melindungi serta mempertahankan negara itu sendiri. Pendidikan
kewarganegaraan adalah sebuah sarana yang tepat untuk memberikan gambaran secara langsung
tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan pada masyarakat sehingga proses
berbangsa dan bernegara dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.

18
Dalam upaya untuk memahami proses berbangsa dan bernegara, merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Kesadaran terhadap sejarah
menjadi penting ketika suatu masyarakat mulai menyadari bagaimana posisinya sekarang dan
seperti apa jatidiri atau identitasnya serta apa yang dilakukan ke depan.

Penciptaan suatu identitas bersama berkisar pada perkembangan keyakinan dan nilai –
nilai yang dianut bersama yang dapat memberi suatu perasaan solidaritas sosial pada suatu
masyarakat suatu wilayah tertentu. Suatu identitas bersama menunjukkan bahwa individu –
individu tersebut setuju atas pendefinisian diri mereka yang saling diakui, yakni suatu kesadaran
mengenai perbedaan dengan orang lain, dan suatu perasaan akan harga diri. Identitas sebagai
bangsa dan negara Indonesia dapat dilihat pada:

1. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih


2. Lambang negara yaitu Garuda Pancasila
3. Slogan/Semboyan yaitu Bhineka Tunggal Ika
4. Sarana komunikasi/bahasa negara yaitu Bahasa Indonesia
5. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
6. Pahlawan-pahlawan rakyat

Dengan adanya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia maka dapat
mempertahankan serta diingat eksistensinya. Sebagai bangsa dan negara yang merdeka,
berdaulat di dalam hubungan Internasional, maka akan dihargai dan sejajar dengan bangsa dan
negara yang lain.
Dengan identitas bersama tersebut, diharapkan dapat memberikan motivasi untuk
mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan.

19
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Istilah “Identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofi membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Maka, identitas
nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer
disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.
Identitas nasional tercipta dari kesepakatan antar bangsa yang menduduki suatu negara.
Dengan seluruh perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, kesepakatan terhadap
identitas negara Indonesia adalah Pancasila. Untuk mendukung identitas nasional perlu adanya
penanaman hingga pengambangan terhadap rasa kesetiaan dan kesediaan terhadap warga negara
sehingga akan mempersatukan setiap warganya sebagai satu bangsa dalam negara.

Identitas sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat dilihat pada:

1. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih


2. Lambang negara yaitu Garuda Pancasila
3. Slogan/Semboyan yaitu Bhineka Tunggal Ika
4. Sarana komunikasi/bahasa negara yaitu Bahasa Indonesia
5. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
6. Pahlawan-pahlawan rakyat

20
DAFTAR PUSTAKA

Dr. I Putu Ari Astawa, S. M. (2017). Materi Kuliah Kewarganegaraan Indonesia. 16-20.
Fitirah, N. (t.thn.). Academia. Diambil kembali dari Academia.edu:
https://www.academia.edu/6947215/PROSES_BERBANGSA_DAN_BERNEGARA
Hariyari, D., Devi, R., & Daulay, F. S. (2019). Identitas Nasional Bangsa Indonesia. 5.
Nurwardani, P., Saksama, H. Y., Sarifudin, U., Budimansyah, D., Wianrno, S., Mulyono, E., . . .
Festanto, A. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi.
Putri, F. A., Harun, M., & Kairannisa, P. (2020). Identitas Nasional. Kewarganegaraan, 3.
Sinambela, D. (t.thn.). Scribd. Diambil kembali dari scribd.com:
https://www.scribd.com/document/501770159/Sejarah-Kelahiran-Paham-Nasionalisme-
Indonesia
Ujang Permana, S. M. (2018). Pendidikan Kewarganegaraan. Cirebon: LovRinz Publishing.
From
https://www.google.co.id/books/edition/Pendidikan_Kewarganegaraan_Buku_Lovrinz/
SNMcEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Sejarah%20kelahiran%20faham%20nasionalisme
%20Indonesia&pg=PA14&printsec=frontcover

KARENA GLOBALISASI SEHINGGA TERJADI MODERENISASI

Indonesia masih belum menerima perbedaan yang ada

Pengaruh budaya lain

Bhineka tunggal ika itu semboyan kita, identitas itu identitas nasional itu seperti mendera, lagu,
bahasa,dll dan semboyan. Untuk semboyna itu lebih ke identitas bangsa bukan identitas
nasional

Karakter dapat diubah, identitas sulit

21

Anda mungkin juga menyukai