Anda di halaman 1dari 19

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Disusun Oleh:
Afifatun Muslikhah BS 3C 2104411090
Aini Rizki Siti Rahmawati BS 3C 2104411087
Kartika Diva Adriana BS 3C 2104411063
Muhammad Harits Shidqi BS 3C 2104411051
Putra Rizqy Dwi Saepullah BS 3C 2104411085
Putri Shifa Caesarea BS 3C 2104411091
Rohmah Khoirunisa BS 3C 2104411078

D4 – KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2022 – 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Kewarganegaraan, pada semester 3 di tahun akademik 2022/2023 dengan
judul “Hak dan Kewajiban Warga Negara”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
2.1. Pengertian Hak, Kewajiban dan Warga Negara.....................................................................3
2.1.1. Hak.................................................................................................................................3
2.1.2. Kewajiban......................................................................................................................3
2.1.3. Warga Negara................................................................................................................3
2.1.4. Fungsi Warga Negara.....................................................................................................3
2.2. Konsep Hak Dan Kewajiban Warga Negara Dalam UUD 1945...............................................4
2.2.1. Hak warga negara Indonesia..........................................................................................4
2.2.2. Kewajiban warga negara Indonesia...............................................................................6
2.2.3. Tugas dan Tanggung Jawab Negara...............................................................................7
2.3. Konsep berhubungan bangsa, negara dan warga negara........................................................8
2.3.1. Status Bangsa (Warga Negara).......................................................................................9
2.3.2. Asas Kewarganegaraan................................................................................................10
2.3.3. Syarat Kewarganegaraan.............................................................................................11
2.3.4. Cara untuk Memperoleh Kewarganegaraan................................................................12
2.3.5. Kehilangan Kewarganegaraan......................................................................................12
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................14
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................14
3.2. Saran....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Hak dan kewajiban adalah sesuatu yang berhubungan erat. Sehingga dalam
praktik kehidupan harus berjalan secara seimbang. Hak merupakan segala sesuatu
yang pantas dan mutlak untuk dimiliki atau didapatkan oleh individu sebagai anggota
warga negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban
merupakan suatu keharusan bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai
anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan
pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara
seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu permasalahan yang akan
menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Dewasa ini sering terlihat adanya ketidakseimbangan antara hak dan
kewajiban seperti tingginya angka tuntutan akan hak tanpa diimbangi dengan
pelaksanaan kewajiban, dan di sisi lain kewajiban dilaksanakan akan tetapi hak tidak
kunjung terpenuhi.
Oleh karena itu, dalam menjalankan peran sebagai warga negara perlu untuk
mengetahui hak dan kewajibannya serta pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut
harus berjalan secara seimbang agar tidak ketimpangan yang akan menyebabkan
terjadinya kesenjangan sosial yang berkepanjangan.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ditujukan untuk merumuskan permasalahan


yang akan dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah, sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari hak, kewajiban dan warga negara?
2. Apa hak dan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia
3. Apa saja hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945
4. Bagaimana konsep hubungan bangsa, negara dan warga negara
5. Apa status, asas dan syarat kewarganegaraan

1
1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan dari dibahasnya
pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah. Adapun tujuan penulisan
makalah, sebagai berikut:
1. Memahami pengertian hak, kewajiban dan warga negara
2. Memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia
3. Mengetahui hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945
4. Mengetahui konsep hubungan bangsa, negara dan warga negara
5. Mengetahui status, asas dan syarat kewarganegaraan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hak, Kewajiban dan Warga Negara

2.1.1. Hak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Hak adalah bentuk kebenaran,
kepemilikan, kewenangan, kekuasaan, derajat, dan wewenang menurut hukum. Hak
Warga Negara adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk di dapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan. Hak
pada umumnya didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas
kewajiban.

2.1.2. Kewajiban
Pengertian Kewajiban menurut Prof. Dr. Notonegoro adalah beban untuk
memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak
tertentu tidak dapat oleh pihak lain maupun yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa oleh yang berkepentingan. Kewajiban Warga Negara adalah segala
sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan/kewajiban untuk dilaksanakan oleh
individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk di
dapat. Kewajiban pada umumnya mengarah pada suatu keharusan/kewajiban bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapatkan
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.

2.1.3. Warga Negara


Istilah warga negara sendiri merupakan hasil terjemahan dari kata bahasa Inggris
yaitu citizen yang memiliki makna yaitu warga negara atau juga dapat diartikan
sebagai sesama penduduk serta individu setanah air. Orang yang dapat disebut sebagai
warga negara dapat berupa penduduk lokal maupun warga negara asing yang datang
ke sebuah negara tersebut.

3
2.1.4. Fungsi Warga Negara
 Fungsi warga negara yang pertama adalah menjunjung hukum serta
pemerintahan yang sah serta berdaulat.
 Fungsi warga negara yang kedua adalah ikut serta dalam upaya pembelaan
sebuah negara menyesuaikan dengan kapasitas serta bidang yang dikuasai
masing-masing.
 Fungsi warga negara yang ketiga adalah menghormati HAM atau hak asasi
manusia yang dimiliki oleh orang lain dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, serta bernegara.
 Fungsi warga negara yang keempat adalah tunduk kepada peraturan serta
batasan yang ada dan sudah ditetapkan berdasarkan undang-undang maupun
peraturan yang berlaku.
 Fungsi warga negara yang kelima adalah menjaga persatuan serta kesatuan
sebuah negara.
 Fungsi warga negara yang keenam adalah menaati dasar sebuah negara,
hukum yang berlaku, serta sistem pemerintahan tanpa adanya terkecuali.
 Fungsi warga negara yang ketujuh adalah turut serta dalam proses
pembangunan dalam membangun bangsa dan cita-cita yang ingin dicapainya.

2.2. Konsep Hak Dan Kewajiban Warga Negara Dalam UUD 1945

Hak dan kewajiban Negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya diterima dan
dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan menjamin kelangsungan
kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945. Wujud hubungan warga negara dengan negara pada
umumnya berupa peranan (role). Hak dan kewajiban manusia sebagai warga negara
tercantum dalam Undang - Undang Dasar 1945 mulai dari pasal 27 sampai dengan pasal
31 sebagai berikut.

2.2.1. Hak warga negara Indonesia

1. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan (Pasal 27 ayat 2)

4
2. Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dalam
kehidupannya (Pasal 28A)
3. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah (Pasal 28 B ayat 1)
4. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
perlindungan kekerasan dan diskriminasi. (Pasal 28B ayat 2)
5. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya
dan Berhak mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia.
(Pasal 28C ayat 1)
6. Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya. (Pasal 28C ayat 2)
7. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum. (Pasal 28D ayat 1)
8. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja. (Pasal 28D ayat 2)
9. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan. (Pasal 28D ayat 3)
10. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. (Pasal 28D ayat 4)
11. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak
kembali (Pasal 28E ayat 1)
12. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran
dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. (Pasal 28E ayat 2)
13. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat. (Pasal 28E ayat 3)
14. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. (Pasal 28F)
15. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa

5
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi. (Pasal 28G ayat 1)
16. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik
negara lain. (Pasal 28G ayat 2)
17. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. (Pasal 28H ayat 1)
18. Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan. (Pasal 28H ayat 2)
19. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. (Pasal 28H ayat 3)
20. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun. (Pasal 28H ayat 4)
21. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apa pun. (Pasal 28I ayat 1)
22. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu. (Pasal 28I ayat 2)
23. Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban. (Pasal 28I ayat 3)
24. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
(pasal 30 ayat 1).
25. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran (pasal 31 ayat 1).

2.2.2. Kewajiban warga negara Indonesia

1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan


dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya
(Pasal 27 ayat 1).

6
2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan: setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.
3. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 28J ayat 1).
4. Di dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis (pasal 28J ayat 2).
5. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara (Pasal 30 ayat 1).
6. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya. (Pasal 30 ayat 2).

2.2.3. Tugas dan Tanggung Jawab Negara

Dalam rangka terpeliharanya hak dan kewajiban warga negara, negara memiliki tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut.

1. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk memeluk agamanya.


2. Negara atau pemerintah wajib membiayai pendidikan, khususnya pendidikan dasar.
3. Pemerintah berkewajiban mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional.
4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran belanja negara dan belanja daerah.
5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.
6. Negara memajukan kebudayaan manusia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dengan memelihara dan mengembangkan nilai-
nilai budayanya.
7. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan kebudayaan
nasional.

7
8. Negara menguasai cabang-cabang produksi terpenting bagi negara dan menguasai
hidup orang banyak.
9. Negara menguasai bumi, air, dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat.
10. Negara berkewajiban memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar.
11. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan.
12. Negara bertanggung jawab atas persediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.

2.3. Konsep berhubungan bangsa, negara dan warga negara

Konsep hubungan negara-warga negara ditandai dengan adanya hak dan


kewajiban antara warga negara dengan negaranya atau sebaliknya. Negara memiliki
kewajiban untuk menyediakan warganya dengan fasilitas seperti keamanan,
perawatan dan perlindungan, dan mereka memiliki hak untuk dipatuhi dan dihormati.
Dimana ras, suku, karakter, dan agama membentuk satu kesatuan bangsa yang
disebut sebagai Negara. Penduduk suatu negara disebut warga negara. Dan hidup
berbangsa dan membentuk bangsa sebagai kontrak kehidupan. Ada hak-hak yang
harus dijamin dan dilindungi oleh negara kepada warganya. Namun masyarakat juga
memiliki kewajiban untuk dapat menjalani kehidupan bernegara.
Adanya hak dan kewajiban tersebut merupakan lahirnya ikatan emosional antara
masyarakat dengan negaranya. Dengan kata lain, orang-orang di suatu negara
memiliki status. Ini adalah status hukum yang mewakili hak dan kewajiban setiap
individu di negara ini.

2.3.1. Status Bangsa (Warga Negara)

Menurut Djoko Sutono, status rakyat terhadap negara ini, yaitu pertama, positieve status
(status positif); kedua, negatieve status (status negatif); ketiga, actieve status (status aktif) dan
keempat passieve status (status pasif).

a. Status Positif
Status positif seorang warga negara memberinya hak untuk menuntut tindakan positif
dari negara untuk melindungi jiwa, raga, harta, kemerdekaan, dll. Untuk itu, negara

8
membentuk badan peradilan, kepolisian, kejaksaan, dan lain-lain untuk melindungi
kepentingan rakyat yang berhak menikmati kemakmuran dalam pelanggaran yang
berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas.
b. Status Negatif
Status negatif warga negara dipastikan dengan fakta bahwa negara tidak dapat
mencampuri hak warga negara, yang sebatas mencegah tindakan sewenang-wenang.
Namun demikian, dalam keadaan tertentu, negara dapat melanggar hak-hak asasi
rakyatnya jika tindakannya ditujukan untuk kebaikan bersama.
c. Status Aktif
Status aktif ini adalah bahwa warga negara berhak untuk turut serta dalam proses
penyelenggaraan negara baik memilih maupun dipilih. Adanya status aktif ini
merupakan konsekuensi bagi suatu negara yang menempatkan rakyat bukan sekedar
sebagai obyek tetapi sekaligus sebagai subyek dalam bernegara. Penggunaan status ini
harus diberikan jaminan untuk dapat dilaksanakan dengan baik. Negara harus
memberikan kesetaraan, kesamaan, kejujuran, kerahasiaan dan keadilan kepada warga
negara dalam rangka terciptanya proses bernegara yang baik. Penggunaan status aktif
yang berupa hak untuk memilih dan dipilih ini, tentunya tidak hanya berhenti sampai
terbentuknya kelembagaan dalam negara, tetapi merupakan suatu proses yang secara
terus-menerus diberikan tempat dalam penyelenggaraan negara.
d. Status Pasif
Status pasif artinya warga negara wajib mengikuti dan mentaati peraturan perundang-
undangan yang dikeluarkan oleh negara. Berbagai peraturan perundang-undangan
harus diterapkan dan ditegakkan secara adil bagi seluruh warga negara. Tidak boleh
ada perlakuan istimewa berkaitan dengan berlakunya suatu aturan dan penegakan
hukum dalam suatu negara. Hukum yang telah buat oleh negara harus ditegakkan
dengan tanpa pilih kasih terhadap semua warga negara.

2.3.2. Asas Kewarganegaraan

Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas


kewarganegaraan. Dalam asas kewarganegaraan dikenal dua pedoman berikut:

a. Asas Kelahiran (Ius Soli)


Asas kelahiran (ius soli) adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan
tempat atau daerah kelahiran seseorang. Pada awalnya, asas kewarganegaraan

9
hanyalah ius soli saja, sebagai suatu anggapan bahwa seseorang lahir di suatu wilayah
negara, maka otomatis dan logis ia menjadi warga negara tersebut. Akan tetapi,
dengan tingginya mobilitas manusia maka diperlukan asas lain yang tidak hanya
berpatokan pada kelahiran sebagai realitas bahwa orang tua yang memiliki status
kewarganegaraan yang berbeda akan menjadi bermasalah jika kemudian orang tua
tersebut melahirkan di tempat salah satu orang tuanya (misalnya di tempat ibunya).
Jika asas ius soli ini tetap dipertahankan maka si anak tidak berhak untuk
mendapatkan status kewarganegaraan bapaknya. Atas dasar itulah maka muncul asas
ius sanguinis.
b. Asas Keturunan (Ius Sanguinis)
Asas keturunan (ius sanguinis) adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan
pertalian darah atau keturunan. Jika suatu negara menganut asas ius sanguinis, maka
seseorang yang lahir dari orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu negara
seperti Indonesia maka anak tersebut berhak mendapat status kewarganegaraan orang
tuanya, yaitu warga negara Indonesia.
c. Asas Perkawinan
Status kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi perkawinan yang memiliki asas
kesatuan hukum, yaitu paradigma suami istri atau ikatan keluarga merupakan inti
masyarakat yang mendambakan suasana sejahtera, sehat dan bersatu. Di samping itu,
asas perkawinan mengandung asas persamaan derajat, karena suatu perkawinan tidak
menyebabkan perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak. Asas ini
menghindari penyelundupan hukum, misalnya seorang yang memiliki
kewarganegaraan asing ingin memperoleh status kewarganegaraan suatu negara
dengan cara berpura-pura melakukan pernikahan dengan perempuan di negara
tersebut, setelah mendapat kewarganegaraan itu ia menceraikan istrinya.
d. Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi)
Dalam naturalisasi ada yang bersifat aktif, yaitu seseorang yang dapat menggunakan
hak opsi untuk memilih atau mengajukan kehendak untuk menjadi warga negara dari
suatu negara. Sedangkan naturalisasi pasif, seseorang yang tidak mau
diwarganegarakan oleh suatu negara atau tidak mau diberi status warga negara suatu
negara, maka yang bersangkutan menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk
menolak pemberian kewarganegaraan tersebut.

10
2.3.3. Syarat Kewarganegaraan

Persyaratan untuk menjadi warga Negara Indonesia telah diatur secara jelas dalam
Undang - Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI. Untuk orang
asing yang berkeinginan menjadi warga Negara Indonesia dapat menempuh jalan
pewarganegaraan atau naturalisasi. Hal Ini disebutkan dalam Pasal 8, 9, 10, 11, dan
pasal 12 Undang-undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI. Warga
negara asing dalam mengajukan permohonan naturalisasi harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

1. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin,


2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah Negara
Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10
(sepuluh) tahun tidak berturut-turut,
3. Sehat jasmani dan rohani,
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui Dasar Negara Pancasila dan Undang -
Undang Dasar Negara Indonesia tahun 1945,
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih,
6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda (bipatride),
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap,
8. Membayar uang/biaya pewarganegaraan ke kas negara,

Permohonan pewarganegaraan diajukan di Indonesia dan ditulis dalam bahasa


Indonesia di atas kertas bermaterai yang cukup kepada presiden melalui
Menteri/Kementerian Hukum dan HAM RI.

2.3.4. Cara untuk Memperoleh Kewarganegaraan

Seseorang dapat memperoleh status warga Negara Indonesia, apabila dilihat dalam peraturan
resmi dan perundangan yang berlaku di Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu:

11
1. Melalui asas ius soli, yakni seseorang yang menjadi warga Negara Indonesia karena
kelahiran di wilayah teritorial Negara Indonesia (Pasal 4 huruf i, j, k, Undang-Undang
No. 12 Tahun 2006).
2. Melalui asas ius sanguinis, yakni seseorang yang menjadi Warga negara Indonesia
karena keturunan (memiliki hubungan darah dari ayah dan/atau dari seorang Ibu)
yang berstatus warga Negara Indonesia (Pasal 2 Pasal 4 huruf b, c, d, e, f, g, h, i,
Undang - Undang No. 12 Tahun 2006),
3. Karena dikabulkan permohonannya (Pasal 4 huruf m, Undang-Undang No. 12 Tahun
2006),
4. Melalui cara pewarganegaraan atau naturalisasi," yakni seseorang dari warga negara
asing yang mengajukan permohonan untuk menjadi warga negara Indonesia (Pasal 8
Undang-Undang No. 12 Tahun 2006).
5. Karena perkawinan (Pasal 19 Undang-Undang No. 12 Tahun 2006)
6. Karena telah berjasa kepada negara Republik Indonesia (Pasal 20 Undang-Undang
No. 12 Tahun 2006),
7. Karena pengangkatan (Pasal 21 ayat (2) Undang-Undang No. 12 Tahun 2006).

2.3.5. Kehilangan Kewarganegaraan

Dalam tindakan tertentu, seorang warga Negara Indonesia dapat dinyatakan


kehilangan kewarganegaraan Indonesia, apabila seseorang tersebut melakukan suatu
perbuatan yang telah disebutkan dalam Bab IV Pasal 23 Undang-Undang No. 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI. Hal itu diterangkan bahwa seorang warga
Negara Indonesia dapat kehilangan kewarganegaraan dengan tindakan-tindakan
sebagai berikut:

1 Seorang yang memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri. Hal ini
berarti bahwa seseorang menggunakan hak opsi yang dimilikinya,
2 Seorang yang tidak menolak, atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain,
sedangkan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu,
3 Seorang yang dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
permohonannya sendiri, ia sudah berusia 18 tahun, dan bertempat tinggal di luar
negeri, dan ia bukan apatride,
4 Seorang yang masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari
Presiden RI,

12
5 Seorang secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan hanya
dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia,
6 Seorang secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada
negara asing atau ia menyatakan sumpah setia kepada bagian dari negara asing
tersebut,
7 Seorang yang tidak diwajibkan atau sukarela turut serta dalam pemilihan sesuatu yang
bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing
8 Seorang yang mepunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau
surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya,
9 Seseorang yang bertempat tinggal di luar wilayah Negara Indonesia selama 5 (lima)
tahun dan berkeinginan menetap di luar negeri dan ia tidak mengajukan pernyataan
ingin tetap menjadi warga Negara Indonesia kepada perwakilan Republik Indonesia
(misalnya: Kantor Kedutaan Besar RI dan atau Konsulat RI) yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggalnya dan telah diberitahukan secara tertulis kepada yang
bersangkutan.”

Bila seseorang memperoleh kewarganegaraan Indonesia tersebut dengan cara


yang tidak wajar, dan menyalahi prosedur perundangan ini, Undang - Undang No. 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI, misalnya memberikan keterangan-
keterangan yang tidak benar, memalsukan data, maka pihak yang berwenang, melalui
Kementerian Hukum dan HAM RI dapat mencabut kembali kewarganegaraan
seseorang melalui Ketetapan Presiden.

13
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

1. Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan setiap orang yang telah ada sejak
lahir bahkan sebelum lahir.
2. Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan atau sesuatu hal yang
harus dilakukan.
3. Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya diatur oleh pemerintah Negara
tersebut dan mengakui pemerintahnya.
4. Hak dan kewajiban Negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya diterima dan
dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan menjamin
kelangsungan kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional
sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
5. Terdapat status bangsa (Warga Negara), yaitu Status Positif, Status Negatif, Status
Aktif dan Status Pasif.
6. Asas kewarganegaraan terdiri dari, Asas Kelahiran (Ius Soli), Asas Keturunan (Ius
Sanguinis), Asas Perkawinan dan Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi)

3.2. Saran

Demikianlah tugas penyusunan makalah ini. Harapan kami dengan adanya makalah ini bisa
menjadikan kita untuk lebih memahami tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara, Serta
dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa dipahami oleh para pembaca. Kritik dan saran
sangat kami harapkan dari teman-teman dan dosen, karena disini kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam pembuatan. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Muzhiffarah, N., Oktrina, D., & Alfiah, I. (2019). HUBUNGAN BANGSA, NEGARA, DAN WARGA
NEGARA MELIPUTI STATUS, ASAS, DAN SYARAT KEWARGANEGARAAN. HUBUNGAN BANGSA,
NEGARA, DAN WARGA NEGARA, 1.

Saifudin. (2013). Partisipasi Publik dalam Pembentukan PERPU. 95.

Salamah S.Pd., M.Pd., U., Munir M.H, D., & Dr. Suratman, S.H., M.Hum. (2017). PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI. Malang: Madani.

Syarbaini, M.A, D. (2014). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI. Bogor:


Ghalia Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai