Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PKN

“IDENTITAS DAN INTEGRASI NASIONAL”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1
Aditya Rangga S (D051211068)
Andi Muhammad Afif R. D. (D051211040)
Fayza Fitri Faathah (D051211028)
Ghifari Aulia Ramadhani (D051211084)
Marchelinus Pabendan (D051211036)
Muhammad Fahmi Jufri (D051211048)
Muhammad Nurul Ikhsan (D051211022)
Suci Magananda Milsand (D051211034)

KELAS MKU B
PRODI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021/2022
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya guna memnuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan, dengan judul “Identitas dan Integrasi Nasional”

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
peyusunan makalah ini, baik itu teman-teman, dosen, dan semua yang telah membantu kami
yang kami tidak bisa sebut satu per satu.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh
dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran sehingga dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan pada kesempatan yang akan datang.

Makassar, 8 Oktober 2021

KELOMPOK 1

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
A. Latar belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
A. Pengertian Identitas Nasional ................................................................................ 3
B. Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional .......................................................... 4
C. Integrasi Nasional .................................................................................................. 5
D. Penjelasan Integrasi Nasional................................................................................ 6
E. Keterkaitan Integrasi Nasional dan Identitas Nasional .......................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
B. Saran ...................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia
senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup secara berkelompok-
kelompok. Manusia dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk suatu organisasi
yang berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup yang besar. Dimulai dari
lingkungan terkecil sampai pada lingkungan terbesar. Pada mulanya manusia hidup dalam
kelompok keluarga. Selanjutnya mereka membentuk kelompok lebih besar lagi seperti suku,
masyarakat dan bangsa. Kemudian manusia hidup bernegara. Mereka membentuk negara
sebagai persekutuan hidupnya. Negara merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh
kelompok manusia yang memiliki cita-cita bersatu, hidup dalam daerah tertentu, dan
mempunyai pemerintahan yang sama. Negara dan bangsa memiliki pengertian yang berbeda.

Apabila negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia maka bangsa
lebih menunjuk pada persekutuan hidup manusia itu sendiri. Di dunia ini masih ada bangsa
yang belum bernegara. Demikian pula orang-orang yang telah bernegara yang pada mulanya
berasal dari banyak bangsa dapat menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa. Baik bangsa
maupun negara memiliki ciri khas yang membedakan bangsa atau negara tersebut dengan
bangsa atau negara lain di dunia. Ciri khas sebuah bangsa merupakan identitas dari bangsa
yang bersangkutan. Ciri khas yang dimiliki negara juga merupakan identitas dasar negara
yang bersangkutan. Identitas-identitas yang disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi
identitas nasional bangsa.

Identitas Nasional dalam konteks bangsa (masyarakat) memiliki beberapa contoh kegiatan
dimana diantaranya ada yang membangun ada juga yang menghancurkan suatu ciri khas
yang dimiliki suatu bangsa khususnya diIndonesia. Contoh kegiatannya diantaranya yaitu
kegiatan khitanan, kegiatan tedhak siten, nyadran, pos kampling, budaya masyarakat tidak
mau antri, membuang sampah disembarangan tempat, serta penyatuan berbagai kelompok
sosial dan budaya dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional
yang disebut dengan Integrasi Nasional.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Identitas Nasional?
2. Apa saja unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional?
3. Apa itu Integrasi Nasional?
4. Bagaimana penjelasan mengenai Identitas Nasional?
5. Bagaimana keterkaitan Integrasi Nasional dan Identitas Nasional?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Identitas Nasional
2. Mengetahui unsur-unsur pembentuk pada Identitas Nasional
3. Mengetahui penjelasan mengenai Integrasi Nasional
4. Mengetahui secara lebih dalam seluk beluk dalam Integrasi Nasional
5. Mengetahui hubungan antara Integrasi Nasional dan Identitas Nasional

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Identitas Nasional


Secara etimologi, kata identitas berasal dari kata “Identity” (Inggris), yang berarti ciri-ciri,
tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada diri seseorang sebagai pembeda dengan yang
lain. Dalam term antropologi, identitas adalah sifat yang khas yang menerangkan dan sesuai
dengan kesadaran diri pribadi, golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau
Negara sendiri. Mengacu pada pengertian tersebut, maka pada dasarnya identitas tidak
terbatas pada individu semata tetapi berlaku pula pada suatu kelompok.

Adapun kata nasional, berasal dari kata “nation” (Inggris), merupakan identitas yang melekat
pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-
kesamaan, baik fisik maupun budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik seperti
budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa
atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (collective action)
yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-
atribut nasional. Kata nasional sendiri tidak bisa dipisahkan dari kemunculan konsep
nasionalisme yaitu suatu paham mengenai kebangsaan.

Banyak kalangan berpendapat bahwa gelombang demokratisasi dapat menjadi ancaman


serius bagi identitas suatu bangsa termasuk Indonesia. Dewasa ini, hampir tidak satu bangsa
pun di dunia bisa terhindar dari gelombang besar demokratisasi. Gelombang demokrasi yang
ditopang oleh kepesatan teknologi informasi telah menjadikan dunia seperti perkampungan
global (global village) tanpa sekat pemisah. Lalu dimanakah identitas lokal berada dan
bagaimana sebaliknya suatu bangsa menjadi bagian dari proses demokrasi global tanpa harus
kehilangan identitas nasionalnya.
Berdasarkan pada fenomena tersebut, makalah ini akan membahas tentang
identitas nasional: pengertian, unsur-unsur pembentuk identitas dan multi kulturalisme.
Setelah pembahasan ini saudara diharapkan dapat:
1. Memahami hakikat dan dimensi identitas nasional.
2. Memahami unsur-unsur pembentukan identitas nasional.
3
B. Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional
Salah satu identitas bangsa Indonesia adalah dikenal sebagai sebuah
bangsa yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dilihat dari sisi sejarah,
kebudayaan, suku bangsa, agama dan bahasa, Indonesia memiliki berbagai macam unsur
yang membentuknya.

1. Sejarah
Menurut catatan sejarah, sebelum menjadi negara, bangsa Indonesia pernah
mengalami masa kejayaan yang gemilang. Persepsi yang sama tentang pengalaman
masa lalu, seperti sama-sama menderita karena penjajahan. Dua kerajaan Nusantara,
Majapahit dan Sriwijaya misalnya, dikenal sebagai pusat kerajaan Nusantara yang
pengaruhnya menembus batas-batas teritorial di mana dua kerajaan itu berdiri.
Kebesaran dua kerajaan Nusantara tersebut telah membekas pada
semangat perjuangan bangsa Indonesia pada abad-abad berikutnya ketika
penjajah asing menancapkan kuku imperialismenya. Semangat juang bangsa
Indonesia dalam mengusir penjajah, menurut banyak ahli, telah menjadi ciri khas
tersendiri bagi bangsa Indonesia yang kemudian menjadi salah satu unsur
pembentukan identitas nasional Indonesia.

2. Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentukan identitas nasional meliputi tiga
unsur, yaitu akal budi, peradaban, dan pengetahuan. Akal budi bangsa Indonesia dapat
dilihat pada sikap ramah dan santun kepada sesama. Sedangkan, unsur identitas
beradabanya tercermin dari keberadaan dasar negara Pancasila sebagai nilai-nilai
bersama bangsa Indonesia yang majemuk. Sebagai bangsa maritim, kendala bangsa
Indonesia dalam pembuatan kapal Pinisi dimasa lalu merupakan identitas
pengetahuan bangsa Indonesia lainnya yang tidak dimiliki oleh bangsa lain di dunia.

3. Suku Bangsa
Kemajemukan merupakan identitas lain bangsa Indonesia. Namun demikian, lebih
dari sekadar kemajemukan yang bersifat alamiah tersebut, tradisi bangsa Indonesia
untuk hidup bersama dalam kemajemukan merupakan unsur lain yang harus terus
dikembangkan dan dibudayakan. Kemajemukan alamiah bangsa Indonesia dapat
dilihat pada keberadaan lebih dari ribuan kelompok suku, beragam bahasa, budaya,
dan ribuan kepulauan.

4
4. Agama
Keanekaragaman agama merupakan identitas lain dari kemajemukan alamiah
indonesia. Dengan kata lain, keragaman agama dan keyakinan di Indonesia tidak
hanya dijamin oleh konstitusi negara, tetapi juga merupakan suatu rahmat Tuhan
Yang Maha Esa yang harus tetap dipelihara dan disyukuri bangsa Indonesia.
Mensyukuri nikmat kemajemukan dapat dilakukan dengan sikap dan tindakan untuk
tidak memaksakan keyakinan dan tradisi, baik mayoritas maupun minoritas, atas
kelompok lainnya.

5. Bahasa
Bahasa indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting.
Sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bangsa Indonesia
(bahasa yang digunakan bangsa Melayu) sebagai bahasa penghubung (linguafranca)
sebagai kelompok etnis yang mendiami kepulauan Nusantara memberikan identitas
tersendiri bagi bangsa Indonesia. Peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1929, yang
menyatakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia, telah
memberikan nilai tersendiri bagi pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia.
Lebih dari sekedar bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki nilai tersendiri bagi
bangsa Indonesia; ia telah memberikan sumbangan besar pada pembentukan
persatuan dan nasionalisme Indonesia. Bangsa Indonesia sepakat bahwa bahasa
Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus sebagai identitas nasional indonesia.

C. Integrasi Nasional
Ketika kita berbicara tentang persatuan dalam suatu negara, pasti tidak bisa terlepas dengan
istilah integrasi nasional. dalam kehidupan berbangsa dan bernegara integrasi nasional
menjadi suatu hal yang penting, terlebih di Indonesia yang mempunyai beragam suku dan
latar belakang masyarakat yang berbeda. Integrasi nasional harus diterapkan dengan baik di
Indonesia untuk mempertahankan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Selain itu
juga menjaga nilai persatuan juga kesatuan bangsa melalui empat pilar yaitu Pancasila,
NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 1945.

5
D. Penjelasan Integrasi Nasional
Secara etimologi, integrasi nasional berasal dari bahasa Latin yaitu Integrate yang artinya
memberi tempat bagi unsur tertentu demi mewujudkan suatu keseluruhan. Sementara itu, kata
Nasional berasal dari bahasa Inggris yaitu Nation yang artinya bangsa. Jadi istilah Nasional
ini mengandung beberapa pengertian yaitu kebangsaan dan bersifat bangsa sendiri. Secara
umum integrasi nasional secara politis adalah penyatuan berbagai kelompok sosial dan
budaya dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
Sementara itu, secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan yang beranekaragam untuk mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan bermasyarakat.

Agar tercipta suatu integrasi nasional, suatu bangsa ataupun negara harus mempunyai
beberapa hal yang kuat dan pokok. Berikut adalah syarat integrasi nasional:

1. Kesadaran
Rasa kesadaran merupakan hal yang penting dalam mewujudkan integrasi nasional,
khsususnya kesadaran akan perbedaan dan saling menghargai antara satu dengan yang
lainnya. Selain itu juga adanya rasa kesadaran akan pentingnya saling berhubungan
antara satu dengan yang lainnya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

2. Adanya Konsensus Bersama


Untuk masyarakat yang majemuk seperti Indonesia ini, pastinya ada suatu
kesepakatan atau konsensus bersama mengenai aturan dan nilai dalam menjalani
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu bertujuan agar keragaman tidak menjadi
penghalang untuk mewujudkan nilai persatuan dan kesatuan.

3. Adanya Nilai dan Norma


Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara pastinya ada nilai dan norma yang
harus ditaati oleh setiap anggotanya. Hal itu memang sudah menjadi kesepakatan
bersama sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari maupun bernegara. Nilai dan
norma tersebut sebenarnya ada yang berbeda antara suatu kelompok dengan yang
lainnya. Namun, untuk nilai dan norma yang sama itu seringkali dalam skala nasional
yang sifatnya universal atau menyeluruh bagi setiap masyarakat meskipun mereka
juga beragam.

6
Berikut adalah jenis integrasi nasional yang juga menjadi strategi terwujudnya integrasi:
a) Asimilasi, merupakan proses percampuran dua kebudayaan atau lebih menjadi
satu kebudayaan yang baru yang sifatnya melebur, sehingga kebudayaan yang
baru terbentuk tidak memiliki ciri-ciri kedua atau lebih kebudayaan
pembentuknya. Dalam hal ini, negara berusaha meleburkan beberapa kebudayaan
agar dijadikan menjadi satu kebudayaan yang sifatnya lebih mudah diterima oleh
semua masyarakat. Pastinya hal itu bertujuan untuk mewujudkan integrasi
nasional di tengah keberagaman budaya dan sosial masyarakat. Cara ini cukup
efektif untuk mencegah adanya saling klaim ataupun sifat etnosentrisme yang
berlebihan.
b) Akulturasi, adalah percampuran dua macam atau lebih kebudayaan menjadi satu
kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan sifat atau ciri-ciri budaya yang asli
pembentuknya. Hal ini bisa diterapkan dalam suatu negara untuk menciptakan
integrasi nasional di tengah keragaman budaya masyarakat. Pemerintah atau
negara bisa menjadikan cara ini sebagai suatu hal yang cukup inovatif dalam
menciptakan persatuan dan kesatuan masyarakatnya. Meskipun demikian juga
tetap menghargai dan memelihara nilai-nilai budaya tertentu dengan baik sebagai
bentuk identitas budaya maupun sosial.
c) Pluralis, merupakan paham yang menghargai adanya perbedaan dalam masyarakat
ataupun negara. Paham ini berusaha mewujudkan integrasi nasional dengan cara
memberi kesempatan bagi semua unsur perbedaan yang ada di masyarakat untuk
lebih maju dan berkembang. Usaha pemberian kesempatan untuk setiap unsur
keragaman yang ada tersebut didasarkan pada hak masing-masing komponen,
sehingga semua bebas melakukannya dengan baik dan tidak melanggar norma dan
nilai persatuan dan kesatuan.
d) Normatif, integrasi normatif ini terwujud karena adanya norma-norma tertentu
yang telah disepakati oleh masyarakat. Dengan berlakunya norma tersebut artinya
masyarakat telah bersatu dan sepakat untuk menjalankan dan menaatinya. Jadi,
adanya norma tertentu bisa mempersatukan masyarakat yang beragam di suatu
negara.
e) Instrumental, integrasi nasional dalam bentuk instrumental ini terlihat sangat nyata
karena memang dari fisik orang atau masyarakat. Hal itu bisa terbentuk karena
adanya kesamaan atau keseragaman antar individu atau kelompok dalam
lingkungan hidup.
7
f) Fungsional, integrasi fungsional terbentuk karena adanya kesamaan fungsi
tertentu dalam suatu masyarakat. Mereka yang merasa mempunyai kesamaan
fungsi atau peran cenderung mudah bersatu dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
g) Koersif, integrasi koersif ini terjadi karena adanya paksaan dari pihak penguasa
atau pemerintah. Jadi, sifatnya tidak secara suka rela ketika bersatu dalam suatu
hal. Integrasi semacam ini pastinya tidak bisa bertahan lama dan kuat karena
memang sifatnya yang terpaksa.

Berikut adalah faktor pendorong terciptanya integrasi nasional:


1. Rasa Senasib-Seperjuangan
Faktor ini merupakan hal yang sangat realistis dan sering terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Seperti halnya pada masa kolonialisme dulu
di Indonesia banyak sekali masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan maupun
suku bersatu, bersama-sama melawan kolonialisme Belanda. Mereka tidak
mempedulikan perbedaan yang ada termasuk perbedaan usia dan agama. Hal itu
disebabkan karena mereka mempunyai rasa senasib yaitu sama-sama dijajah dan
seperjuangan yaitu sama-sama berjuang melawan kolonialisme. Mereka
menggunakan berbagai cara dari diplomasi hingga perang fisik juga melalui
organisasi-organisasi tertentu. Hingga akhirnya masyarakat Indonesia berhasil
memproklamirkan diri sebagai bangsa dan negara yang merdeka pada 17 Agustus
1945.
2. Pemaknaan Ideologi Nasional
Setiap negara mempunyai ideologi tersendiri sebagai pedoman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, termasuk Indonesia dengan Pancasilanya. Ideologi
pancasila ini tidak bisa digantikan dengan ideologi lain karena memang itu
merupakan keputusan final yang telah dirancang oleh founding father kita sebagai
pandangan hidup. Meskipun Indonesia mempunyai banyak perbedaan atau
keragaman, namun bisa tetap bersatu karena masyarakat senantiasa menanamkan
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Jadi,
setiap masyarakat Indonesia mempunyai pemaknaan yang relatif sama terhadap
ideologi Pancasila.

8
3. Keinginan Bersatu
Tidak semua perbedaan membuat perpecahan, justru sebaliknya keragaman itu
membawa suatu masyarakat pada suatu keinginan untuk bersatu. Keinginan tersebut
salah satunya bertujuan untuk memperkuat suatu kelompok maupun negara.
Mengingat persatuan merupakan cita-cita atau nilai-nilai dalam Pancasila yang harus
diterapkan dalam kehidupan. Seperti halnya ketika terjadi peristiwa Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928. Para pemuda Indonesia yang berasal dari berbagai daerah, suku,
dan latarbelakang bersatu mengucapkan sumpah yang bertujuan membentuk
persatuan bangsa, negara, dan bahasa Indonesia.
4. Antisipasi Ancaman Luar
Ancaman dari luar bisa mempersatukan kelompok atau bangsa dalam suatu negara.
Indonesia sudah sekian lama merdeka dengan beragam kebudayaan dan bentangan
wilayah yang berdaulat. Hal itu memungkinkan terjadinya suatu ancaman dari luar
seperti pengambilan wilayah atau pulau paling luar. Hal itu menjadi kekuatan
tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk tetap bersatu dan mempertahankan kedaulatan
wilayah Indonesia. Begitu pula dengan masalah kebudayaan, dimana masyarakat
Indonesia cenderung fanatik dengan hal-hal yang berkaitan dengan budaya. Ketika
suatu budaya yang sudah lama berkembang di Indonesia kemudian diklaim oleh
negara lain, hal itu akan membuat bangsa Indonesia terusik dan menjadi bersatu untuk
mempertahankan eksistensi kebudayaan tersebut.

Terciptanya suatu integrasi nasional juga bisa terhambat akibat beberapa hal. Terlebih lagi
dengan negara Indonesia yang mempunyai beragam perbedaan dan bentangan wilayah yang
sangat luas. Hal itu pastinya menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Berikut
adalah beberapa faktor penghambat integrasi nasional:
1. Kurangnya Penghargaan Terhadap Kemajemukan
Tidak semua orang bisa memahami dan menghargai perbedaan yang ada. Mereka
cenderung sulit untuk diajak mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah
keragaman bangsa. Padahal kemajemukan sendiri merupakan kekayaan bangsa yang
tidak ternilai harganya. Oleh sebab itu, setiap masyarakat perlu memahami arti
toleransi dan semacamnya, khususnya di Indonesia ini. Hal itu mengingat bahwa
realita yang ada Indonesia mempunyai beragam agama dan budaya. Setiap orang atau
kelompok masyarakat mempunyai agama ataupun kebudayaan yang berbeda-beda.
Begitu pula mereka tidak bisa dipaksa dan tidak bisa di samakan mengenai hal itu.
9
2. Kuatnya Paham Etnosentrisme
Beberapa orang ataupun masyarakat di suatu daerah masih memegang teguh paham
etnosentrisme. Paham ini menganggap bahwa etnis tertentu jauh lebih baik dan
dominan dari yang lainnya. Hal ini biasanya terjadi dalam masyarakat pedalaman atau
tradisional yang sulit pula dirubah cara pandang dan berpikirnya. Hal itu kemudian
menyebabkan sulitnya terjadi integrasi nasional.Oleh karena itu, paham nasionalisme
perlu ditingkatkan dan disebarluaskan di seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Paham nasionalisme bukan hanya diberikan melalui pendidikan atau pengajaran saja,
namun juga dalam bentuk prakteknya khususnya untuk yang masih dasar.
3. Ketimpangan Pembangunan
Pembangunan dalam suatu negara belum tentu mengalami kemerataan. Ada beberapa
daerah atau wilayah yang masih sangat jauh dari kata sejahtera atau makmur.
Demikianlah yang disebut dengan ketimpangan pembangunan dan hal itu menjadi
penghambat terciptanya integrasi nasional. Masyarakat yang berada di wilayah yang
cukup tertinggal akibat ketimpangan pembangunan, cenderung acuh dengan rasa
persatuan nasional. Bahkan bisa membuat masyarakat tersebut menentang
pemerintah. Hal itu kemudian bisa menimbulkan perpecahan antara pemerintah
dengan masyarakat tertentu. Agar hal itu tidak terjadi, sebaiknya pemerintah berusaha
memeratakan pembangunan yang ada, khususnya untuk daerah yang tertinggal dan
terluar. Tujuannya bukan hanya untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk, namun
juga untuk mempersatukan dan mempererat hubungan antara pemerintah dengan
masyarakat.

Contoh Integrasi Nasional Indonesia:


Sejak awal Indonesia berdiri sebagai negara kesatuan yang berdaulat, para pendiri bangsa
ini menghendaki adanya persatuan Indonesia yang diwujudkan dengan menghargai
perbedaan yang ada. Artinya terwujudnya integrasi nasional di Indonesia sudah ada sejak
lama dengan tetap memberi kesempatan kepada unsur-unsur perbedaan yang ada. Seperti
halnya pada masa proses pengesahan pembukaan UUD (Undang-Undang Dasar) 1945
oleh PPKI pada 18 Agustus 1945, dimana bahannya diambil dari Piagam Jakarta dan di
dalamnya terdapat rumusan Pancasila pernah menuai pro dan kontra antar sesama
anggota PPKI. Pro dan kontra tersebut khususnya terkait dengan bunyi sila pertama yaitu
“Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Hal itu dirasa keberatan bagi beberapa anggota PPKI lainnya khususnya yang non-islam.
10
Kemudian para pendiri bangsa lainnya berusaha menggantinya agar lebih demokratis
dalam hal beragama untuk sila pertama tersebut. Dengan demikian, para pendidi bangsa
telah mengesampingkan masalah perbedaan yang ada demi mewujudkan negara yang
dapat melindungi segenap rakyat Indonesia. Adapun penggantinya bunyi sila tersebut
adalah “Ketuhanan yang Maha Esa”. Dengan demikian bunyi sila ini tidak bersifat
memaksa dan menghargai perbedaan, khususnya keragaman agama yang ada dan
berkembang di Indonesia.

Hal itu pastinya juga mengingat semboyan negara Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika
yang artinya meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu. Keragaman bukan hal yang
menjadi penghalang bagi kita untuk mewujudkan integrasi nasional, justru sebaliknya
sebaiknya jadikan sebagai kekuatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu
nyatanya sudah dibuktikan oleh Founding Father Indonesia.

E. Keterkaitan Integrasi Nasional dan Identitas Nasional


Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional. Untuk
mewujudkannya diperlukan keadilan, kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dengan
tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa dan sebagainya. Dengan demikian upaya
integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu terus dilakukan agar terwujud integrasi
bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini
perlu karena pada hakekatnya integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat kuatnya
persatuan dan kesatuan bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan
bangsa inilah yang dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman dan
tentram. Jika melihat konflik yang terjadi di Aceh, Ambon, Kalimantan Barat dan Papua
merupakan cermin dan belum terwujudnya Integrasi Nasional yang diharapkan. Sedangkan
kaitannya dengan Identitas Nasional adalah bahwa adanya integrasi nasional dapat
menguatkan akar dari Identitas Nasional yang sedang dibangun.
Ciri-ciri Identitas dan Integrasi Nasional :
1) Bhinneka Tunggal Ika, tidak bersifat uniform, monolit dan totaliter, melainkan
mengakui keanekaan budaya, bahasa, adat dan tradisi local se-Nusantara
2) Universalistik karena pengakuaannya terhadap harkat kemanusiaan yang universal
3) Terbuka secara kultural dan religious, karena ternyata bangsa Indonesia tidak
menutup diri dan merupakan pertemuan dari beraneka ragam budaya dan agama
4) Percaya diri, dengan menjalin komunikasi dengan tetangga dan dunia.
11
Unsur pembentuk Identitas Nasional Indonesia terdiri dari :
• Suku bangsa, bangsa Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa, yang mempunyai
adat istiadat, bahasa, budaya daerah yang berbeda-beda dan mendiami ribuan pulau di
wilayah Nusantara. Wilayah Nusantara, wilayah nasional Indonesia yang terdiri dari
beribu – ribu pulau besar dan kecil yang tersebar dan terbentang di khatulistiwa serta
terletak pada posisi silang yang sangat strategis, memiliki karakteristik khas yang
berbeda dari Negara lain. Kekhasan tersebut antara lain terletak pada, Luas wilayah ±
5 juta km2 diman 65% wilayahnya terdiri dari laut/perairan, sedang sisanya berupa
darat yang terdiri dari 17.508 pulau besar dan kecil; kondisi dan konstelasi geografi
Indonesia mengandung beraneka ragam kekayaan alam baik yang berada didalam
maupun diatas permukaan bumi.Agama, di Indonesia terdapat sejumlah agama aliran
kepercayaan yang dianut oleh masyarakat secara eksklusif serta melaksanakan tata
ibadah menurut kepercayaan itu.
• Bahasa, di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang mewakili banyaknya suku
bangsa, maka diperlukan penyatuan bahasa sebagai alat untuk memudahkan
komunikasi antar suku
• Budaya, Kebudayaan Indonesia adalah penjelmaan kebersamaan sebagai bangsa yang
menghuni nusantara yang merupakan manifestasi ke-kitaan kebangsaan Indonesia.
Kita sebagai pengemban kebudayaan dan kebangsaan Indonesia, tidak bisa
mengingkari

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diatas telah kami paparkan mengenai Identitas Nasional dan Integrasi Nasional. Nasional,
berasal dari kata nation, merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang
lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan
baik fisik maupun budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik seperti budaya, agama,
dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-
kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas
nasional. Secara umum integrasi nasional secara politis adalah penyatuan berbagai kelompok
sosial dan budaya dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.

B. Saran
Dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan ini kami memohon kepada mahasiswa
dalam memahami tentang kajian ini, karena salah satu bagian dari pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan ini adalah dengan kita mampu menganalisa dan memahami apa yang
menjadi arti, penerapan dan tujuan dari identitas nasional dan integrasi nasional ini. Kami
memohon kerjasamanya kepada pembaca sekiranya menemukan kesalahan-kesalahan yang
terdapat dalam makalah kami untuk sekiranya memberi kritik-kritik yang sifatnya
membangun demi terwujudnya makalah yang kompeten.

13
DAFTAR PUSTAKA
Trianto & Triwulan, Tutik. Falsafah Negara dan Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007.
Trianto. Tutik Titik Triwulan. Falsafah Negara dan Pendidkan Nasional. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher. 2007
Winarno. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarata:Bumi Aksara. 2008.
Ghazali Muchtar & Majid Abdul. PPKN Materi Kuliah Di Perguruan Tinggi Islam.
Bandung: Remaja Rosda Karya. 2016.
Kaelan. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.2004.
Sopaxyz. Contoh Makalah Identitas Nasional. http://sopaxyz.blogspot.com/2017/03/contoh-
makalah-identitas-nasional-dalam.html. Diakses hari Senin tanggal 1 April 2019.
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Bumi Aksara,2008). Cet
ke-2 hlm. 32.
Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma,2016). Cet ke-11, hlm. 143.
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Bumi Aksara,2008). Cet
ke-2, hlm. 33
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Bumi Aksara,2008). Cet
ke-2, hlm. 45

iv

Anda mungkin juga menyukai