IDENTITAS NASIONAL
OLEH :
KATA PENGANTAR
i
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “IDENTITAS NASIONAL”. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang terkait. Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran
agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah makalah ini dibuat dengan harapan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan......................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
5. Bagaimana klasifikasi Identitas Nasional?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sebagai mana kita ketahui, setiap negara memiliki bahasa yang berbeda –
sebagai ciri khas yang di miliki oleh Negara tersebut. Begitu pula dengan
Indonesia, Indonesia memiliki beragam bahasa hampir setiap wilayah atau daerah
memiliki bahasa tersendiri, Seperti Jawa, Madura, Papua, Batak, Sunda, Ambon,
Aceh, dll. Dan bahasa tersebut di gunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain
untuk bertukar pikiran maupun mengeluarkan pendapatnya.
Bendera merupakan salah satu lambang yang menjadi Identitas yang dapat
di kenali saat melihat warna serta motif gambar di dalamnya. Setiap Negara pasti
memiliki bendera sebagai ciri dari Negara tersebut. Seperti Indonesia, Bendera
Indonesia berwarna Merah dan Putih, seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945
pasal 35 yang menyebutkan bahwa “ Bendera Negara Indonesia adalah Sang
Merah Putih”. Warna Merah dan Putih yang menjadi warna pilihan yang di pilih
untuk melambangkan Indonesia itu memiliki arti Merah artinya Berani sedangkan
Putih artinya Suci, yang diharapkan masyarakat Infdonesia bisa memikili jiwa
Berani dan Suci seperti lambang Bendera Indonesia.
“ Indonesia Raya ”
4
Hiduplah tanahku Hiduplah negriku Bangsaku Rakyatku semuanya
Seperti pada Undang – undang Dasar 1945 yang telah di tetapkan bahwa
lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila.
Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna
bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya
yang paling benar, paling hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak
5
lain. Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat eormalitas yang hanya menunjukkan
perilaku semu. Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya
mempercayai, saling hormat menghormati, saling cinta mencintai dan rukun.
6
2. Sama dengan pengertian Undang – undang dasar.
7
politik etis (EtichePolitiek). Dengan kata lain, unsure pendidikan sangatlah
penting bagi pembentukan kebudayaan dan kesadaran akan kebangsaan sebagai
identitas nasional. Pembentukan identitas nasional melalui pengembangan
kebudayaan Indonesia telah dilakukan jauh sebelum kemerdekaan. Menurut
Nunus Supardi (2007) kongres kebudayaan di Indonesia pernah dilakukan sejak
1918 yang diperkirakan sebagai pengaruh dari Kongres Budi Utomo 1908 yang
dipelopori oleh dr. Radjiman Widyodiningrat. Kongres ini telah memberikan
semangat bagi bangsa untuk sadar dan bangkit sebagai bangsa untuk menemukan
jati diri. Kongres Kebudayaan I diselenggarakan di Solo tanggal 5-7 Juli 1918
yang terbatas pada pengembangan budaya Jawa. Namun dampaknya telah meluas
sampai pada kebudayaan Sunda, Madura, dan Bali. Kongres bahasa Sunda
diselenggarakan di Bandung tahun 1924. Kongres bahasa Indonesia I
diselenggarakan tahun 1938 di Solo. Peristiwa-peristiwa yang terkait dengan
kebudayaan dan kebahasaan melalui kongres telah memberikan pengaruh positif
terhadap pembangunan jati diri dan/atau identitas nasional.
Setelah proklamasi kemerdekaan, Kongres Kebudayaan diadakan di
Magelang pada 20-24 Agustus 1948 dan terakhir di Bukittinggi Sumatera Barat
pada 20-22 Oktober 2003. Menurut Tilaar (2007) kongres kebudayaan telah
mampu melahirkan kepedulian terhadap unsur-unsur budaya lain. Secara historis,
pengalaman kongres telah banyak memberikan inspirasi yang mengkristal akan
kesadaran berbangsa yang diwujudkan dengan semakin banyak berdirinya
organisasi kemasyarakatan dan organisasi politik. Pada tahun 1920-1930-an
pertumbuhan partai politik di nusantara bagaikan tumbuhnya jamur di musim
hujan. Berdirinya sejumlah organisasi kemasyarakatan bergerak dalam berbagai
bidang, seperti bidang perdagangan, keagamaan hingga organisasi politik.
Tumbuh dan berkembangnya sejumlah organisasi kemasyarakatan mengarah pada
kesadaran berbangsa.
Puncaknya para pemuda yang berasal dari organisasi kedaerahan
berkumpul dalam Kongres Pemuda ke- 2 di Jakarta dan mengumandangkan
Sumpah Pemuda. Pada saat itulah dinyatakan identitas nasional yang
lebihtegasbahwa “Bangsa Indonesia mengakubertanah air yang satu, tanah air
Indonesia, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan
8
menjunjungbahasapersatuan, bahasa Indonesia”. Identitasnasional Indonesia
menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnyanasional.
2.2.2 Secara sosiologis
Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam proses interaksi,
komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah baik melalui perjalanan
panjang menuju Indonesia merdeka maupun melalui pembentukan intensif pasca
kemerdekaan. Identitas nasional pasca kemerdekaan dilakukan secara terencana
oleh Pemerintah dan organisasi kemasyarakatan melalui berbagai kegiatan seperti
upacara kenegaraan dan proses pendidikan dalam lembaga pendidikan formal atau
nonformal. Dalam kegiatan tersebut terjadi interaksi antar etnis, antar budaya,
antar bahasa, antargolongan yang terus menerus dan akhirnya menyatu berafiliasi
dan memperkokoh NKRI. Apabila negara diibaratkan sebagai individu manusia,
maka secara sosiologis, individu manusia Indonesia akan dengan mudah dikenali
dari atribut yang melekat dalam dirinya. Atribut ini berbeda dari atribut individu
manusia yang berasal dari bangsa lain. Perbedaan antar individu manusia dapat
diidentifikasi dari aspek fisik dan psikis. Aspek fisik dapat dikenali dari unsur-
unsu rseperti tinggi dan berat badan, bentuk wajah/muka, kulit, warna dan bentuk
rambut, dan lain-lain. Sedangkan aspek psikis dapat dikenali dari unsur-unsur
seperti kebiasaan, hobi atau kesenangan, semangat, karakter atau watak, sikap,
dan lain-lain.
2.2.3 Secara politis
Secara politis, beberapa bentuk identitas nasional Indonesia yang dapat
menjadipenciriataupembangunjatidiribangsa Indonesia meliputi: bendera negara
Sang Merah Putih, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa negara,
lambang negara Garuda Pancasila, dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Bentuk-
bentuk identitas nasional ini telah diatur dalam peraturan perundangan baik dalam
UUD maupun dalam peraturan yang lebih khusus. Bentuk-bentuk identitas
nasional Indonesia pernah dikemukakan pula oleh Winarno (2013) sebagaiberikut:
(1) Bahasa nasional atau bahasa persatuan adalah Bahasa Indonesia; (2) Bendera
negara adalah Sang Merah Putih; (3) Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya; (4)
Lambang negara adalah Garuda Pancasila; (5) Semboyan negara adalahBhinneka
Tunggal Ika; (6) Dasar falsafah negara adalah Pancasila; (7) Konstitusi (Hukum
9
Dasar) Negara adalah UUD NRI 1945; (8) Bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia; (9) Konsepsi Wawasan Nusantara; dan (10) Kebudayaandaerah yang
telahditerimasebagaikebudayaannasional. Semua bentuk identitas nasional ini
telah diatur dan tentu perlu disosialisasikan dari satu generasi kegenerasi
berikutnya.
2.3 Pengertian Identitas Nasional
Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak yang
dimaksud sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain.
Sedangkan Nasional atau Nasionalisme memiliki arti sebagai suatu paham, yang
berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada Negara
kebangsaan.
Identitas Nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, cirri khas serta keunikan
sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh factor-faktor yang mendukung
kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun factor-faktor yang mendukung
kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi:
10
1. Factor objektif
Faktor objektif meliputi faktor geografis ekologis dan demografis. Kondisi
geografi – ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan
yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi
antarwilayah dunia Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan
kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia.
2. Factor subjektif
Sedangkan menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel
Castell dalam bukunya, The Power of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan
teori tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi
antara empat factor penting, yaitu:
1) Factor primer
Faktor ini mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang
sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam
etnis, bahasa, agama wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu
kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Unsur-
unsur yang beraneka ragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya
sendiri-sendiri menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup bersama
yaitu bangsa Indonesia. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan
keberanekaragaman, dan hal inilah yang dikenal dengan
Bhinneka Tunggal Ika.
2) Factor pendorong
Faktor in terdiri dari pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya
angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan
Negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemauan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan bangsanya juga
merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Oleh karena itu
bangsa Indonesia proses pembentukan identitas nasional yang dinamis ini
sangat ditentukan oleh tingkah kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia
dalam mebangun bangsa dan kesatuan bangsa, serta langkah yang sama
dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia.
3) Factor penarik
Faktor ini mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,
tumbuhnya birokrasi, dan pemantaan sistrm pendidikan nasional. Bagi
bangsa Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan
dankesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah merupakan Bahasa
11
resmi negara dan bangsa Indonesia. Bahasa Melayu telah dipilih sebagai
bahasa antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun masing-masing etnis
atau daerah di Indonesia telah memiliki bahasa daeah masing-masing.
Demikian pula menyangkut birokrasi serta pendidikan nasional telah
dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih senantiasa
dikembangkan.
4) Factor reaktif
Faktor ini meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif
melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga
setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam
mewujdkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia.
Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam
memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis
dalam membentuk memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan,
pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.
a. Suku Bangsa
12
Suku bangsa adalah salah satu unsur yang membentuk identitas
nasional Indonesia. Indonesia merupakan bangsa yang memiliki
beragam jenis suku dan etnis. Keberadaan beragam etnis dan suku
ini tidak dapat diabaikan hanya karena telah bertekad untuk
menjadi bangsa Indonesia. Keragaman suku bangsa/etnis ini adalah
kekayaan sumber daya manusia Indonesia yang dapat menjadi
salah satu modal dasar pembangunan nasional.
b. Agama
c. Kebudayaan
13
nasional Indonesia. Dalam rangka mengembangkan kebudayaan
nasional sebagai identitas budaya nasional bangsa Indonesia, di
samping sudah sepatutnya kita melestarikan dan mengembangkan
hasil-hasil kebudayaan nasional, kita juga patut melestarikan dan
mengembangkan puncak-puncak kebudayaan daerah yang dinilai
luhur yang bersumber dari pengembangan identitas budaya etnis
dan agama.
d. Bahasa
14
2. Identitas Instrumental, yang berisi UUD 1945 dan Tata
Perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara,
Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.
3. Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan
pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan
(agama).
Identitas Nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu
konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan
atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan
nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal
maupun eksternal. Sedangkan Integrasi nasional adalah usaha dan proses
mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga
terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
15
kemanusiaan yang adil dan beradab dan persatuan Indonesia, dan berkeadilan
sosial. Nasionalisme yang berperspektif multicultural seperti di atas, di samping
mempertahankan identitas etnis, agama, kebudayaan, dan bahasa asalnya dalam
pengembangan identitas nasionalnya, perlu juga mengembangkan konsep
integrasi nasional untuk menunjukkan tingkat persatuan dan kesatuannya secara
harmonis dengan tidak mengabaikan unsur-unsur pembentuk identitas
nasionalnya. Dalam konsep integrasi social ada upaya kelompok-kelompok
masyarakat yang hendak bersatu untuk berbaur dan mengembangkan satu model
akulturasi budaya, tetapi di antara mereka juga ada keinginan untuk
mempertahankan identitas budayanya masing-masingkarenamasih adanya
loyalitas terhadap kelompok-kelompok asalnya. Model akulturasi budaya yang
dimaksudkan di sini adalah adanya saling pengaruh antara dua kelompok
kebudayaan yang bersatu tetapi masing-masing kelompok budaya mencoba
mengembangkan local geniusnya sehingga tidak kehilangan jati diri atau identitas
budaya asalnya. Dengan demikian, dalam konsep integrasi nasional ada muncul
suatu suasana kejiwaan dan tindakan-tindakan yang menumbuhkan rasa
nasionalisme bersatu, yaitu nasionalisme Indonesia di antara kelompok-kelompok
etnis yang membangun satu negara bangsa Indonesia, tetapi di antara mereka juga
tetapdapat menunjukkan unsur-unsur identitas asal yang membentuk identitas
nasional Indonesia tersebut.
Identitas nasional dan jati diri suatu bangsa harus dijaga agar bangsa
tersebut tidak mudah dihancurkan oleh bangsa lain dan menjadi bangsa yang kuat.
Kita mungkin terkadang bingung mengenai apa itu identitas nasional bangsa
indonesia, oleh karena itu topik identitas nasional yang kita pelajari dalam
pelajaran citizenship ini dapat membantu kita memahami arti dari identitas
nasional dan bagaimana kita bertindak sesuai dengan norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat. Topik identitas nasional dapat menumbuhkan rasa
nasionalisme yang tinggi diantara warga negara indonesia jika setiap warga negara
menyadari dan mengimplementasikan nilai-nilai identitas nasional yang telah ada.
Namun dalam pengamatan kami, identitas nasional di negara ini mulai memudar.
Kurangnya rasa nasionalisme dan rasa “satu indonesia” membuat identitas
16
nasional negara ini menjadi kacau atau disebut krisis identitas nasional. Salah satu
definisi nasionalisme yaitu menurut Arif Budiman nasionalisme adalah persatuan
secara kelompok dari suatu bangsa yang mempunyai sejarah yang sama, bahasa
yang sama dan pengalaman yang sama. Sejarah mengenai nasionalisme di
indonesia dimulai dari berdirinya organisasi Budi Utomo pada tahun 1908 yang
menjadi tonggak berdirinya organisasi-organisasi pemuda pada saat itu.
Saat ini dapat kita lihat bahwa indonesia telah mengalami krisis identitas
nasional. Banyak penduduk indonesia telah melupakan unsur unsur kebudayan
yang merupakan basis dari identitas nasional suatu bangsa. Contohnya yaitu
budaya barat yang masuk ke indonesia melalui globalisasi telah banyak mengubah
pola hidup generasi muda saat ini, salah satunya yaitu melupakan kultur budaya
bangsa indonesia sendiri.
11. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
17
13. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
14. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
17. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Identitas Nasional adalah Suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa
sebagai pembeda antara Negara satu dengan negaralain. Identitas nasional yang
menunjukkan jati diri Indonesia. Penerapan tentang identitas nasional harus
tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dari pada kepentingan pribadi atau
19
kelompok. Dengan kata lain, identitas nasional menjadi pola yang mendasari cara
berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah
menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi
identitas nasional senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah
tanah air secara utuh dan menyeluruh. Impementasi identitas nasional dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yamg mencakup kehidupan politik, ekonomi,
sosial budaya,dan pertahanan keamanan harus tercemin dalam pola pikir, pola
sikap, dan pola tindak senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
kesatuan Republik Indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
20
Santi, Dini Etrilia, dkk. 2015. Identitas Nasional (tugas makalah). Palembang:
Poltekkes Palembang
21