Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU NEGARA

MERINGKAS, MEMBAHAS, DAN MENYIMPULKAN TENTANG: HUBUNGAN ILMU


NEGARA DENGAN HUKUM TATA NEGARA DAN HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA

DISUSUN OLEH:
MIRA WIDIANTARY
2004551065

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS HUKUM

ILMU HUKUM

2020
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu, Assalamualaikum, Salam sejahtera, Namo Budaya, Salam Kebajikan

Puji syukur kami haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-
Nya, tugas makalah dengan materi ”Meringkas, Membahas, Dan Menyimpulkan Tentang:
Hubungan Ilmu Negara Dengan Hukum Tata Negara Dan Hukum Administrasi Negara”, dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu Negara. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi para penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. Made Subawa, S.H., M.S.
selaku dosen mata kuliah Ilmu Negara yang telah memberikan kami tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya dan membantu
memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikannya.
Besar harapan kami agar makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar dapat lebih
baik lagi. Kami mengakui bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukannya yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Om Santih, Santih, Santih Om, Wassalamu’alaikum, Salam Sejahtera

Denpasar, 10 Oktober 2020

Mira Widiantary

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................2

1.4. Manfaat Penulisan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1 Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara....................................................3

2.2. Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Administrasi Negara......................................6

BAB III PENUTUP .......................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................9

3.2 Saran..................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dari setiap perkembangan zaman banyak terdapat ilmu yang memiliki kaitan dan cabang
dari ilmu tersebut. Dari hal yang berkaitan dengan ilmu negara banyak sekali pemahaman
yang berhubungan dengan cabang ilmu-ilmu lainnya. Ilmu tersebut bisa saja kita temukan
dan telah kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh Ilmu negara
tidak bisa dilepaskan dari komponen khusus yaitu hukum apa saja yang berkaitan dengan
ilmu negara ini. Hukum yang berkaitan tersebut dapat menjelaskan tentang apa saja
persamaan dan dan perbedaan yang khusus maupun umum atau dapat pula
menginterprestaikan hal-hal yang berkaitan secara sistematis.

Hukum tata negara dan Hukum administrasi negara mempunyai hubunganyang erat
dengan ilmu negara karena ilmu-ilmu tersebut mempunyai obyek yang sama dengan ilmu
negara, yaitu negara. Lalu perbedaan secara umum yaitu terletak dari sifatnya. Kemudian
ilmu negara dalam pengertiannya terdapat hal konkrit yang selidiki mengenai lebih lanjut
susunannya, alat-alat perlengkapannya, wewenang, dan kewajibaan alat-alat
perlengkapannya. Kedua cabangilmu pengetahuaan tersebut adalah hukum positif.

Dengan demikian hubungan ilmu negara dengan HTN dan HAN masih perlu dipelajari
dan diselidiki lebih lanjut agar kedepannya ilmu negara ini tidak terdapat simpang siur
dalam mempraktekannya secara langsung. HTN dan HAN ini hendaknya bisa
memperhatikan dan mempertimbangan hal-hal apa saja yang akan disebarluaskan kepada
masyarakat untuk dipahami, agar ilmu dari pembelajaran dan pemahaman saling bersinergis.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan pada latar belakang di atas timbul
pertanyaan yaitu:

1. Bagaimana hubungan ilmu negara dengan hukum tata negara?

1
2. Bagaimana hubungan ilmu negara dengan hukum administrasi negara?

1.3 . Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Dapat menguraikan dan memahami hubungan ilmu negara dengan hukum tata negara.
2. Dapat menguraikan dan memahami hubungan ilmu negara dengan hukum administrasi
negara.

1.4. Manfaat Penulisan


Manfaat yang didapat dari penulisan ini adalah sebagai bahan pembelajaran ilmu negara
dan
sebagai sarana dalam mengembangkan pengetahuan dalam kehidupan sehari yang
kemudian diaplikasikan dalam proses pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara

Istilah Ilmu Hukum Tata Negara digunakan sejalan dengan penggunaan istilah
Verfassungslehre oleh Carl Schmitt dalam judul bukunya, dan istilah Staatslehre oleh Hermann
Heller dalam judul bukunya. Dari data itu dipandang Hukum Tata Negara sebagai ilmu
(Staatslehre atau Constitutional law), yaitu teori konstitusi (Verfassungslehre). Verfassungslehre
merupakan dasar untuk mempelajari Verfassungsrecht, yaitu Hukum Tata Negara positif."

Ilmu Negara dan Ilmu Hukum Tata Negara mempunyai hubungan yang erat karena kedua
cabang ilmu pengetahuan itu mempunyai objek yang sama, yaitu negara. Perbedaannya adalah
Ilmu Negara memandang negara dari sifatnya yang umum, abstrak, dan universal, sementara
Ilmu Hukum Tata Negara memandang negara dari sifatnya yang khusus, konkret, terbatas pada
negara tertentu. Ilmu Hukum Tata Negara sudah terikat pada tempat, waktu, dan keadaan
tertentu, misalnya negara Indonesia, negara Jepang, dan negara Inggris. Lapangan penyelidikan
Ilmu Hukum Tata Negara adalah negara-negara yang konkret tersebut: susunan dan kedudukan
alat-alat perlengkapannya, tugas dan wewenang alat-alat tersebut serta hubungannya satu sama
lain, dan hubungannya dengan warga negara yang bersangkutan. Ilmu Negara tidak demikian.

Pada dasarnya antara Hukum Tata Negara dengan llmu Negara keduanya mempunyai
hubungan yang sangat dekat, dimana Ilmu Negara mempelajari: Negara dalam pengertian
abstrak artinya tidak terikat waktu dan tempat, dan mempelajari konsep-konsep dan teori-teori
mengenai negara, serta hakekat negara. Sedangkan Hukum Tata Negara mempelajari: Negara
dalam keadaan konkrit artinya negara yang sudah terikat waktu dan tempat, dan mempelajari
Hukum Positif yang berlaku dalam suatu negara, serta mempelajari negara dari segi struktur.

Dengan demikian hubungan antara llmu Negara dengan Hukum Tata Negara
penyelenggaraan praktek ketatanegaraan yang diatur dalam Hukum Tata Negara lebih lanjut,
dengan kata lain llmu Negara yang mempelajari konsep, teori tentang Negara merupakan dasar

3
dalam mempelajari Hukum atau Staatsleer (bahasa Belanda) atau Staatslehre (bahasa Jerman)
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki asas-asas pokok dan pengertian-pengertian pokok
mengenai negara dan hukum tata negara.

Para ahli mengatakan bahwa llmu Negara merupakan ilmu pengetahuan pengantar bagi
mereka yang hendak mempelajari Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara serta
ilmu Hukum Internasional Publik. Kedudukannya dapat dibandingkan dengan mata Pengantar
llmu Hukum yang mengantarkan mahasiswa untuk mempelajari ilmu hukum publik dan hukum
privat. Sebab, posisinya bersifat prerequisite, mahasiswa diharuskan mengambil mata kuliah
Pengantar llmu Hukum dan Ilmu Negara lebih dulu sebelum mengikuti perkuliahan Hukum Tata
Negara dan Hukum Administrasi Negara.

Dalam perkuliahan Hukum Tata Negara, tidak akan dibahas lagi mengenai teori asal
mula terbentuknya negara, apa tujuan orang bernegara, dan lain sebagainya, yang sudah dibahas
secara tuntas dalam Ilmu Negara. Dalam ilmu negara yang diutamakan adalah nilai teoritis-
ilmiahnya, sedangkan dalam ilmu Hukum Tata Negara dan ilmu hukum Administrasi Negara
terkait pula dengan norma hukumnya dalam arti positif. Oleh karena itu, ilmu negara disebut
sebagai seinwissenschaft, sedangkan Hukum Tata Negara serta Hukum Administrasi Negara
merupakan normwissenschaft.

Menurut Rengers Hora Siccama itu dapat diumpamakan yang pertama itu dengan tugas
ilmu Negara yang tidak mementingkan bagaimana caranya hukum dijalankan, karena llmu
Negara meningkatkan nilai teoritisnya. Sedangkan sebaliknya, Hukum Tata Negara lebih
berkaitan dengan tugas ahli hukum sebagai pemain (the player). Hal yang lebih dipentingkan
adalah nilai-nilai praktis dari kedua cabang ilmu ini, karena hasil penelitian ilmiah dalam bidang
hukum tata negara dan hukum administrasi negara itu secara langsung dapat dipergunakan dalam
praktik oleh para ahli hukum yang duduk sebagai pejabat- pejabat negara dan pejabat
pemerintahan menurut bidang tugasnya masing-masing.

Perbedaan antara llmu Negara dengan Hukum Tata Negara juga dapat dilihat dari segi
objek penyelidikannya. Jika obyek penyelidikan Ilmu Negara adalah asas-asas pokok dan
pengertian-pengertian pokok tentang negara dan hukum negara pada umumnya, maka obyek
Hukum Tata Negara sebagai ilmu adalah hukum positif yang berlaku pada suatu waktu di suatu
tempat. Oleh karena itu lazim disebut Hukum Tata Negara positif sebagai Hukum Tata Negara

4
Indonesia atau Hukum Tata Negara Inggris, Amerika, Jepang, Belanda dan sebagainya.
Sehingga, pada umumnya, di kalangan ahli hukum tata negara timbul kecenderungan sangat
nasionalitas karena sangat terpaku kepada norma hukum dasar positif yang berpuncak kepada
konstitusi.

Ilmu Negara yang merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki pengertian-pengertian


pokok dan sendi-sendi pokok negara dapat memberikan dasar-dasar teoretis yang bersifat umum
untuk Hukum Tata Negara. Sedangkan Hukum Tata Negara tidak dapat dipelajari secara ilmiah
dan teratur sebelum terlebih dahulu dipelajari pengetahuan tentang pengertian-pengertian pokok
dan sendi-sendi pokok daripada negara umumnya. Maka Ilmu Negara dapat memberikan dasar-
dasar teoretis untuk Hukum Tata Negara yang positif.

Hukum Tata Negara merupakan penerapan atau pelaparan di dalam kenyataan-kenyataan


konkret dari bahan-bahan teoretis yang dihasilkan oleh ilmu negara. Karenanya Ilmu Hukum
Tata Negara itu mempunyai sifat praktis applied science yang bahan-bahannya diselidiki,
dikumpulkan, dan disediakan oleh pure science llmu Negara.

Hubungan lainnya antara ilmu negara dan hukum tata negara dapat ditinjau dari :

1. Segi sifat
Sifanya adalah praktis. seseorang langsung dapat menggunakan Hukum Tata
Negara dalam penerapannya, sedangkan Ilmu Negara bersifat teoretis digunakan sebagai
ilmu pengetahuan pengantar bagi HTN sehingga orang tidak dapat langsung
menggunakan dalam praktik.
2. Segi manfaat.
Menurut pendapat Rangers Hora, ia menggolongkan tugas ahli hukum di satu
pihak sebagai penyidik, sedang di pihak lain sebagai pelaksana yang akan menggunakan
hukum dalam keputusan-keputusannya. Keputusan-keputusan itu bergantung pada
pelaksanaan Ilmu Negara tidak mementingkan bagaimana caranya hukum itu harusnya
dijalankan, karena itu Ilmu Negara mementingkan teoretisnya sedangkan hukum tata
negara lebih dipentingkan nilai praktik oleh para ahli hukum yang duduk sebagai pejabat-
pejabat pemerintah menurut tugasnya masing-masing. Menurut Dasril Radjab ia
menyimpulkan bahwa Ilmu Negara merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki
pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi dasar teoretis yang bersifat umum untuk

5
HTN. Dengan demikian ilmu negara dapat memberikan dasar-dasar teoretis untuk HTN
positif, dan HTN merupakan penerapan di dalam kenyataan bahan-bahan teoretis dari
ilmu Negara.
3. Segi Objek
Menurut Leon Duguit dalam bukunya Traite de Droit Constitutionnel, objek
Hukum Tata Negara dan bersamaan pula dengan objek Hukum ilmu negara hanya sudut
pandangnya yang berlainan. Ilmu Negara memandang, menyelidiki, mempelajari
objeknya, yaitu negara, dalam pengertiannya yang abstrak-umum-universil, sedangkan
kalau kedua ilmu lainnya itu tadi memandang, menyelidiki, mempelajari objeknya, yaitu
juga negara dalam pengertiannya yang konkret, yang tertentu. Hubungan yang erat ini
menimbulkan konsekuensi bahwa Ilmu Negara merupakan pengantar, atau dasar daripada
hukum tata negara. Tegasnya, orang tidak akan dapat mempelajari hukum tata negara dari
suatu negara dengan baik, kalau sebelumnya tidak mempelajari Ilmu Negara terlebih
dahulu. Hukum Tata Negara dan Ilmu Negara dalam arti bahwa yang diselidiki atau
dipelajari itu bukan negara dalam pengertian yang umum, tetapi penyelidikannya itu
ditujukan kepada negara yang tertentu, misalnya menyelidiki, mempelajari atau
membicarakan hukum tata negara Indonesia. Adapun Ilmu Negara itu sifatnya lebih
mendekati Ilmu Negara yang Spezielle dalam sistematik George Jellinek.
Sebagaimana telah diuraikan bahwa antara Hukum Tata Negara dan Ilmu Negara
memiliki kesamaan dalam objek materielnya, yaitu Negara itu sendiri. Bahkan Ilmu
Hukum Tata Negara merupakan kelanjutan daripada Ilmu Negara karena Ilmu Negara
bersifat pengantar umum, sedangkan Ilmu Hukum Tata Negara menjadi penjabaran
kelanjutannya.

2.2. Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Administrasi Negara

Kata administrasi artinya mengurus/ mengontrol dalam hal kenegaraan. Selain itu, dapat juga
dikatakan pelayanan dalam penyelenggaraan pemerintahan, mulai dari pemerintahan pusat
sampai pemerintahan desa. Kemudian, bagaimana alat- alat pemerintahan atau lembaga negara
melaksanakan tugas/ fungsi masing-masing dan wewenangnya sesuai dengan yang diamanatkan
konstitusi sekaligus tidak saling tumpang tindih antara satu dengan yang lain. Diharapkan tugas
dari masing- masing lembaga negara ini dapat mewujudkan tujuan negara, Dengan demikian,

6
administrasi berfungsi mengamati dan mengontrol dalam proses penyelenggaraan pemerintahan,
mulai dari pemerintahan pusat sampai dengan daerah dan sampai ke pemerintahan desa. Artinya,
apa yang menjadi tujuan dari negara akan tercapai yaitu kesejahteraan masyarakat.

Muatan Ilmu Hukum Administrasi Negara tidak terbatas pada hukum positif, tetapi juga semua
teori, asas, dan faktor yang melatarbelakangi terbentuknya Hukum Administrasi Negara Positif.
Pemahaman itu berbeda dengan pandangan Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim. Menurut
mereka, kata ilmu pada Ilmu Negara digunakan sebab Ilmu Negara tidak mempunyai nilai
praktis. Pada Hukum Administrasi Negara tidak digunakan kata ilmu karena mempunyai nilai
praktis. Di sini ditegaskan bahwa baik Ilmu Negara dan Ilmu Hukum Administrasi Negara
mempunyai nilai praktis.

Sebagaimana telah diutarakan di muka bahwa semua Ilmu tidak untuk ilmu (wetenschap
voor de wetenschap), tetapi semua ilmu harus untuk keperluan pragmatik (wetenschap voor de
praktijk). Meskipun tidak dapat disangkal bahwa kadar pragmatiknya berbeda karena sejak
Aristoteles meneliti ilmu murni dan Ilmu pragmatik, masyarakat ilmiah mengenal ada ilmu
murni (pure science), yang kadar pragmatiknya rendah, dan ada ilmu praktis (applied science),
yang kadar pragmatiknya tinggi. Dalam ilmu-ilmu sosial, ekonomi umum (teori ekonomi),
misalnya termasuk Ilmu murni di bidang ekonomi, sementara ilmu ekonomi perusahaan sebagai
ilmu praktisnya. Atau, Ilmu hukum sebagai Ilmu murni dan ilmu hukum positif sebagai ilmu
praktisnya.

Hubungan antara Ilmu Negara dan Ilmu Hukum Administrasi Negara tidak berbeda
dengan hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Hukum Tata Negara karena hubungan Ilmu Hukum
Tata Negara dan Ilmu Hukum Administrasi Negara sangat erat. Di Belanda kedua lapangan ilmu
hukum tersebut pernah disebut dalam satu kesatuan bernama Staats en Administratiefrecht, yang
dalam lapangan ilmu hukum disebut Staats en Administratiefleer, dan selalu diajarkan oleh satu
guru besar. Meskipun demikian, tidaklah berarti bahwa kedua cabang ilmu pengetahuan tersebut
persis sama.

Cornelis van Vollenhoven dalam bukunya Thorbecke en het Administratiefrecht (1919)


menulis sebagai berikut. Hukum Tata Negara ialah rangkaian peraturan hukum, yang mendirikan
badan-badan sebagai alat (organ) suatu negara, memberikan wewenang kepada badan-badan itu,
dan membagi-bagi pekerjaan pemerintah kepada banyak alat negara baik yang berkedudukan

7
tinggi maupun yang rendah. Hukum Administrasi Negara ialah rangkaian ketentuan yang
mengikat alat-alat negara tinggi dan rendah pada waktu alat-alat negara itu mulai menjalankan
tugas sebagaimana telah ditetapkan di dalam Hukum Tata Negara.

Menurut Prof. Mr. J. Oppenheim (guru dari Cornelis van Vollen- hoven)" peraturan-
peraturan Hukum Tata Negara ialah peraturan mengatur negara dalam keadaan beristirahat (de
staat in ruste); sebaliknya Hukum Administrasi Negara ialah peraturan yang mengatur negara
dalam keadaan bergerak (de staat in beweging). Dengan demikian, hubungan antara Ilmu Negara
dan lmu Hukum Administrasi Negara adalah ketika mempelajari Ilmu Hukum Administrasi
Negara, teori-teori di dalam Ilmu Negara dapat digunakan sebagai batu loncatan.

Demikian pula Ilmu Negara akan semakin dipahami jika menggunakan contoh-contoh di
dalam Ilmu Hukum Administrasi Negara ketika berbicara tentang sendi-sendi negara. Ilmu
negara menyelidiki pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok negara yang dapat
memberikan dasar-dasar teoritis yang bersifat umum bagi hukum administrasi negara. Agar
dapat memahami dengan sebaik-baiknya dan sedalam-dalamnya hukum administrasi negara,
sudah sepatutnya lebih dahulu menguasai pengetahuan mengenai pengertian-pengertian dan
sendi-sendi pokok negara yang diselidiki oleh Ilmu negara.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas , maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

Ilmu Negara dan Ilmu Hukum Tata Negara mempunyai hubungan yang erat karena kedua
cabang ilmu pengetahuan itu mempunyai objek yang sama, yaitu negara. Perbedaannya adalah
Ilmu Negara memandang negara dari sifatnya yang umum, abstrak, dan universal, sementara
Ilmu Hukum Tata Negara memandang negara dari sifatnya yang khusus, konkret, terbatas pada
negara tertentu. Pada dasarnya antara Hukum Tata Negara dengan llmu Negara keduanya
mempunyai hubungan yang sangat dekat, dimana Ilmu Negara mempelajari: Negara dalam
pengertian abstrak artinya tidak terikat waktu dan tempat, dan mempelajari konsep-konsep dan
teori-teori mengenai negara, serta hakekat negara. Sedangkan Hukum Tata Negara mempelajari:
Negara dalam keadaan konkrit artinya negara yang sudah terikat waktu dan tempat, dan
mempelajari Hukum Positif yang berlaku dalam suatu negara, serta mempelajari negara dari segi
struktur.

Sedangkan Hubungan Ilmu negara dengan hukum administrasi negara adalah Ilmu
negara menyelidiki pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok negara yang dapat
memberikan dasar-dasar teoritis yang bersifat umum bagi hukum administrasi negara. Agar
dapat memahami dengan sebaik-baiknya dan sedalam-dalamnya hukum administrasi negara,
sudah sepatutnya lebih dahulu menguasai pengetahuan mengenai pengertian-pengertian dan
sendi-sendi pokok negara yang diselidiki oleh Ilmu negara. Hukum Administrasi Negara ialah
peraturan yang mengatur negara dalam keadaan bergerak (de staat in beweging).

Dengan demikian, hubungan antara Ilmu Negara dan lmu Hukum Administrasi Negara
adalah Ketika mempelajari Ilmu Hukum Administrasi Negara, teori-teori di dalam Ilmu Negara
dapat digunakan sebagai batu loncatan.

9
3.2 Saran
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Penulis banyak berharap para pembaca agar memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurna nya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
khususnya juga para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Max BS. 2019. Ilmu Negara: Bahan Pendidikan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Universitas
Atmajaya

Teuku Saiful. 2018. Hukum Tata Negara Dan Hukum Administrasi Negara Dalam Tataran
Reformasi Ketatanegaraan Indonesia. Yogyakarta: Deepublish

Fajlurrahman. 2019. Hukum Tata Negara. 2019: Kencana

Lintje AM. 2018. Ilmu Negara. Yogyakarta: Andi

11

Anda mungkin juga menyukai