Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH ILMU NEGARA

“ Hubungan Ilmu Negara Dan Ilmu Hukum (Hubungan Negara Dan Hukum) & Hubungan
Ilmu Negara Dengan Ilmu-ilmu Kenegaraan Khusus“

Dosen Pengampu :
Poltak Siringo-ringo, SH., MH., Dr.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

1. Abhirama Dharma ( 2340050039 )


2. Kevin Sitompul ( 2340050026 )
3. Cathlin Hosana ( 2340050055 )

PROGRAM STUDI HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

0
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kasih dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah sebagai bagian dari upaya untuk menyampaikan
pemahaman dari tugas makalah kami yang berjudul “Hubungan Ilmu Negara Dan Ilmu
Hukum (Hubungan Negara Dan Hukum) & Hubungan Ilmu Negara Dengan Ilmu-ilmu
Kenegaraan Khusus”.

Dalam melakukan penyusunan makalah ini, kami banyak mendapatkan tantangan


tersendiri di dalamnya tetapi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada Bapak Poltak selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Negara yang telah
memberikan kami pengarahan dalam rupa penugasan pembuatan makalah ini.

Makalah ini disusun sebagai bagian dari upaya untuk menggali pemahaman lebih
dalam mengenai apa itu Hubungan Ilmu Negara Dan Ilmu Hukum (Hubungan Negara Dan
Hukum) & Hubungan Ilmu Negara Dengan Ilmu-ilmu Kenegaraan Khusus.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
sangat menerima masukan dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan di
masa mendatang. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan
informasi bagi para pembaca juga kontribusi dalam memperdalam pemahaman mengenai
Roh kudus dan peran Merpati sebagai simbol dari Roh Kudus

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................
BAB I....................................................................................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................................
C. Tujuan Pembahasan....................................................................................................................................
BAB II..................................................................................................................................................................
1. Pengertian Negara.......................................................................................................................................
2. Pengertian Hukum.......................................................................................................................................
3. Hubungan Negara dan Hukum....................................................................................................................
4. Hubungan antara Ilmu Negara dengan Ilmu-Ilmu Kenegaraan Khusus.....................................................
BAB III.................................................................................................................................................................
1. Kesimpulan.................................................................................................................................................
2. Saran............................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Negara adalah disiplin ilmu yang mempelajari struktur, fungsi, dan proses
politik dalam sebuah negara. Ini mencakup analisis kekuasaan, lembaga politik, proses
pengambilan keputusan, serta interaksi antara pemerintah dan masyarakat. Fokus utama Ilmu
Negara adalah memahami dinamika politik, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Ini melibatkan pemahaman tentang sistem politik, ideologi, gerakan politik, dan isu-isu
politik kontemporer.

Ilmu Hukum adalah studi tentang sistem hukum, proses hukum, dan peraturan yang
mengatur perilaku manusia dalam masyarakat. Ini mencakup pemahaman tentang hukum
pidana, hukum perdata, hukum konstitusi, hukum internasional, dan banyak lagi. Ilmu
Hukum melibatkan analisis tentang bagaimana undang-undang dibuat, diinterpretasikan, dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini juga mencakup pemahaman tentang hak dan
kewajiban individu serta hubungan antara individu dan pemerintah.

Hubungan antara Ilmu Negara dan Ilmu Hukum sangatlah erat karena keduanya
saling melengkapi. Ilmu Negara memahami struktur politik dan kekuasaan dalam sebuah
negara, sementara Ilmu Hukum memahami kerangka hukum yang mengatur kekuasaan
tersebut. Ilmu Negara memperkaya pemahaman tentang bagaimana keputusan politik dibuat,
sementara Ilmu Hukum membantu dalam memahami dasar hukum di mana keputusan-
keputusan tersebut dibuat dan diterapkan. Kedua disiplin ini sering kali saling bergantung
satu sama lain dalam konteks analisis kebijakan, pembentukan undang-undang, dan
penegakan hukum.

3
Ilmu-ilmu Kenegaraan Khusus, seperti Ilmu Pemerintahan, Hukum Tata Negara, dan
Ilmu Administrasi Negara, adalah cabang-cabang yang lebih khusus dalam Ilmu Negara yang
memfokuskan pada aspek-aspek tertentu dari struktur dan fungsi negara. Hubungan antara
Ilmu Negara dan Ilmu-ilmu Kenegaraan Khusus adalah bahwa Ilmu Negara memberikan
pemahaman yang luas tentang politik dan pemerintahan, sementara Ilmu-ilmu Kenegaraan
Khusus mengeksplorasi aspek-aspek tertentu dengan lebih mendalam. Misalnya, Ilmu
Pemerintahan mempelajari struktur dan fungsi pemerintahan, Hukum Tata Negara
memfokuskan pada prinsip-prinsip konstitusional dan organisasi pemerintahan, dan Ilmu
Administrasi Negara mengeksplorasi administrasi dan kebijakan publik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka terdapat rumusan masalah yang akan dibahas
sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Ilmu Negara dan Hukum ?


2. Apa Hubungan Ilmu Negara Dan Ilmu Hukum (Hubungan Negara Dan Hukum) &
Hubungan Ilmu Negara Dengan Ilmu-ilmu Kenegaraan Khusus ?

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan dibuatnya makalah ini untuk mengkaji lebih dalam dan terperinci mengenai
Hubungan Ilmu Negara Dan Ilmu Hukum (Hubungan Negara Dan Hukum) & Hubungan
Ilmu Negara Dengan Ilmu-ilmu Kenegaraan Khusus.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Negara

Negara dapat diartikan suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia-manusia


yang berada di bawah satu pemerintahan yang sama. Pemerintah ini sebagai alat untuk
bertindak demi kepentingan rakyat untuk mencapai tujuan organisasi negara, antara lain
kesejahteraan, pertahanan, keamanan, tata tertib, keadilan, kesehatan, dan seterusnya. Al-
Farabi mengemukakan pendapatnya tentang negara yang dianalogikan negara sebagai organ
hidup, dikemukakannya bahwa negara adalah satu tubuh yang hidup, sebagai halnya tubuh
manusia, tubuh manusia yang menyusun satu kesatuan.

E.C. Smith and A.J. Zwicher (eds), Dictionary of America Politics, An Everyday
handbook (dikutip melalui G.A Jacobsen and M.H. Lipman, Political Science, New York,
1960, p.29), ditulis sebagai berikut. Formally, the modern state has been defined as a
politically organized body of people occupying a definite territory and living under a
government entirely or almost freedom external control and compliant to secure habitual
obedience from all person with it. (Secara formalnya negara modern diartikan sebagai
lembaga politik yang terorganisasi dari orang-orang/rakyat atau yang mempunyai daerah
teritorial tertentu serta hidup di bawah pemerintahan yang seluruhnya merdeka/bebas dari
kontrol dari luar dan sanggup memelihara ketaatan dari semua orang dan dalamnya). V.J.
Lenin, dalam bukunya yang berjudul The state, Moscow, tanpa tahun, The state is a machine
for maintaining the rule of one class over another. (Negara adalah mesin untuk
mempertahankan kekuasaan satu kelas atas kelas yang lain). Sementara itu, pakar ilmu politik
yang terkenal Harold J. Laski, dalam bukunya yang berjudul A Grammar of Politics, yang
diterbitkan di Inggris pada tahun 1950: The state, it is urged, is, in fact, the supreme, coercive
power in any given political society; but it is in fact, used to protect and promote in the
society the interest of those who own its instruments of production. (Nyatanya negara itu
adalah kekuasaan yang tertinggi yang memaksa dalam masyarakat politik, tetapi dalam
kenyataannya negara itu dipergunakan juga untuk menjaga dan memelihara investasi mereka
yang memiliki alat produksi dalam masyarakat).

5
2. Pengertian Hukum

"Noch suchen die Juristen eine Definition zu ihrem Begriffe von Recht" (Para ahli
hukum masih saja sedang mencari-cari definisi dari hukum menurut pengertian mereka), kata
filsuf Jerman, Immanuel Kant. Sebabnya ialah karena hukum itu demikian banyak aspek-
aspeknya dan sifat. sifatnya sehingga setiap definisi tidak mungkin dapat secara sempurna
dan lengkap menggambarkan ke semua aspek dan sifat dari hukum itu. Setiap definisi dari
hukum karenanya adalah relatif sekali kebenarannya dan berhubungan dengan itu harus
dianggap hanya sebagai suatu pegangan atau pedoman saja. Salah satu definisi dari hukum
mengatakan, bahwa hukum adalah keseluruhan jumlah peraturan atau ketentuan yang
mengatur tingkah laku manusia di dalam masyarakat, yang sifatnya mengikat dan
dipertahankan oleh negara. Mengikat berarti, bahwa setiap orang yang terkena oleh aturan
hukum itu diwajibkan mentaatinya. Bila tidak, ia akan dipaksa untuk menurutinya ataupun
dikenakan pidana. Yang diatur oleh hukum itu adalah tingkah-laku dan perbuatan manusia.

Yang diatur oleh hukum itu adalah tingkah-laku dan perbuatan manusia. Hukum tidak
dapat mengatur pendirian, pandangan, fikiran, niat, maksud, cita-cita dan sebagainya,
sepanjang kesemuanya itu belum/tidak terwujud dalam tingkah-laku dan perbuatan. "Fürs
Denken kann man niemand henken", kata sebuah ungkapan dalam bahasa Jerman, yang
berarti, bahwa orang tidak dapat di-gantung (artinya : dihukum) untuk sesuatu hal yang hanya
ada di dalam pikirannya saja. Walaupun demikian, kadang-kadang niat, maksud dan pikiran
itu ada pengaruh-nya juga terhadap penentuan ukuran hukuman ('straf. maat") bagi orang
yang melanggar suatu peraturan hukum. Ingatlah saja, misalnya, akan perbedaan antara
"dood door schuld" (menyebabkan Kematian orang karena kesalahan), "doodslag"
(pembunuhan seketika), dan "moord" (pembunuhan yang direncanakan terlebih dahulu). Di
dalam kesemua hai itu faktanya adalah sama, yaitu memutuskan nyawa orang, tetapi dibeda-
bedakan satu sama lain karena faktor sengaja atau niat mempunyai peranan penting di
dalamnya serta menentukan pula enteng-beratnya pidana yang dapat dijatuhkan kepada si-
pelanggar.

Menurut Nawiasky Hukum merupakan suatu sistem peraturan, Hukum berlaku di


kalangan masyarakat tertentu pada masa tertentu, Hukum mengatur hubungan-hubungan lahir
dari anggota-anggota masyarakat, dengan perkataan lain hukum mengatur tingkah-laku
manusia yang nampak, Hukum harus ditaati, jadi bersifat mengikat dan karena itu bilamana
tidak diindahkan dapat dipaksakan serta bilamana perlu dapat disertai pengenaan pidana.

6
3. Hubungan Negara dan Hukum

Hubungan negara dan hukum adalah konsep yang sangat penting dalam studi ilmu
negara dan hukum. Hubungan ini merujuk pada bagaimana hukum didefinisikan, dibuat,
diimplementasikan, dan dipertahankan dalam konteks negara. Hukum adalah sistem aturan
yang dibuat oleh negara untuk mengatur perilaku warga negara dan organisasi dalam
masyarakat. Dalam konteks ini, hukum berperan sebagai alat untuk mencapai keadilan sosial
dan stabilitas dalam masyarakat.

Hukum itu dipertahankan oleh negara, artinya bahwa yang memaksa orang untuk
melakukan sesuatu perbuatan yang diwajibkan oleh suatu ketentuan hukum (suatu "gebod")
ataupun yang menjatuhkan pidana karena orang telah melakukan sesuatu perbuatan yang
dilarang oleh suatu ketentuan hukum (suatu *verbod") hanyalah negara dan bukan sesuatu
bentuk organisasi kemasyarakatan yang lain atau orang maupun orang-orang secara
perorangan. Norma atau kaidah hukum dengan demikian membedakan diri dari norma-norma
atau kaidah-kaidah sosial lainnya oleh karena norma atau kaidah hukum itu dipertahankan
oleh negara.

Hubungan negara dan hukum juga mencakup bagaimana hukum berinteraksi dengan
kebijakan publik dan pemerintahan. Hukum memberikan kerangka kerja yang memandu
pemerintah dalam membuat kebijakan dan menegakkan aturan. Selain itu, hukum juga
berperan dalam menjaga keadilan dan kesetaraan, serta melindungi hak-hak individu dan
kelompok. Dalam konteks hukum, hubungan negara dan hukum juga mencakup bagaimana
hukum dibuat dan dipertahankan. Ini mencakup proses pembuatan hukum, seperti
penyusunan undang-undang, peraturan, dan peraturan perpresiden. Hukum juga
dipertahankan melalui sistem pengadilan dan penegakan hukum. Mengenai hubungan antara
negara dan hukum itu Nawiasky menulis “Der Staat als gesellschaftliche Erscheinung steht
also zunächst, vor und auszerhalb des Rechtsystems; das Recht ist von ihm abhängig, in
gewisser Beziehung von ihm geschaffen (oder anerkannt), sein Geschöpf.” (Negara sebagai
suatu gejala masyarakat dengan demikian berada di samping, di depan dan di luar sistem
hukum; hukumlah yang bergantung kepada negara, dalam hubungan tertentu hukum dibuat
(atau diakui) oleh negara, hukum adalah hasil ciptaan negara). Jadi teori ini mengembalikan
semua hukum itu kepada kekuasaan negara. Hukum adalah penjelmaan dari kemauan negara
yang dinyatakan serta dirumuskan oleh penguasa negara dalam bentuk peraturan hukum.

7
4. Hubungan antara Ilmu Negara dengan Ilmu-Ilmu Kenegaraan Khusus

Hubungan antara Ilmu Negara dengan Ilmu-Ilmu Kenegaraan Khusus mencakup


beberapa aspek penting yang menunjukkan bagaimana kedua bidang ilmu ini saling
berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain dalam konteks studi negara dan pemerintahan.

A. Objek Penyelidikan yang Sama: Kedua bidang ilmu ini memiliki objek penyelidikan
yang sama, yaitu negara. Meskipun demikian, mereka memiliki pendekatan yang
berbeda terhadap objek penyelidikan ini. Ilmu Negara memandang negara dari sifat
dan pengertiannya yang abstrak, sedangkan Ilmu-Ilmu Kenegaraan Khusus seperti
Hukum Tata Negara (HTN) dan Hukum Administrasi Negara (HAN) memandang
negara dari sifat dan pengertiannya yang konkret, terkait dengan tempat, keadaan, dan
waktu tertentu.
B. Metode Penyelidikan yang Berbeda: Ilmu Negara mempergunakan metode yuridis,
sedangkan Ilmu-Ilmu Kenegaraan Khusus seperti HTN dan HAN mempergunakan
metode sosio yuridis. Ini menunjukkan bahwa Ilmu Negara lebih fokus pada aspek
teoritis dan abstrak dari negara, sementara Ilmu-Ilmu Kenegaraan Khusus lebih fokus
pada aspek praktis dan konkret dari negara.
C. Ruang Lingkup Penyelidikan: Ilmu Negara menyelidiki negara dalam pengertian
abstrak, terlepas dari waktu dan tempat, bukan suatu negara tertentu yang secara
positif ada pada suatu waktu dan tempat tertentu. Sementara itu, Ilmu-Ilmu
Kenegaraan Khusus seperti HTN dan HAN menyelidiki lebih lanjut mengenai
susunan negara, alat-alat perlengkapannya, wewenang dan kewajibannya dalam
konteks tertentu.
D. Hubungan Teoritis dan Praktis: Ilmu Negara berfungsi sebagai dasar teoritis untuk
Ilmu-Ilmu Kenegaraan Khusus. Seorang yang akan mempelajari Hukum Tata Negara
harus terlebih dulu memahami Ilmu Negara, karena Ilmu Negara memberikan dasar-
dasar teoritis Hukum Tata Negara dan Hukum Tata Negara merupakan realisasi dari
teori-teori Ilmu Negara.
E. *Interdisipliner: Ilmu Negara merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan
Sosial seperti halnya Politik, Hukum, Kebudayaan dll. Ilmu Negara memiliki
hubungan yang bersifat umum dengan ilmu pengetahuan lainnya, serta hubungan
yang bersifat khusus dengan ilmu pengetahuan sosial tertentu yang memiliki obyek
penelitian yang sama, yaitu negara.

8
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Hukum adalah fondasi utama bagi negara dalam mengatur hubungan antara individu,
kelompok, dan pemerintah. Hukum memberikan kerangka kerja untuk menjaga ketertiban,
keadilan, dan hak asasi manusia. Negara memiliki tanggung jawab untuk menerapkan hukum
dan memastikan kepatuhan terhadapnya. Ini melibatkan pembuatan, penegakan, dan
penegakan hukum untuk melindungi kepentingan publik dan menjaga perdamaian sosial.
Ilmu kenegaraan mempelajari berbagai aspek dari organisasi negara, termasuk konstitusi,
sistem politik, lembaga-lembaga pemerintah, dan proses pembuatan keputusan. Ini membantu
dalam pemahaman tentang bagaimana negara berfungsi dan bagaimana kekuasaan
didistribusikan. Hukum, negara, dan ilmu kenegaraan saling terkait dan saling
mempengaruhi. Hukum dibentuk oleh negara dan diimplementasikan melalui proses politik
yang dipelajari dalam ilmu kenegaraan. Sebaliknya, ilmu kenegaraan memperkaya
pemahaman tentang bagaimana hukum diterapkan dalam konteks politik yang lebih luas.

2. Saran

Penulis berharap agar pemerintah dapat melakukan tugasnya dengan baik agar negara
dan hukum yang berjalan dapat berlangsung baik, sebagai pedoman untuk masyarakat dalam
bertingkah laku dan perlu juga aparat hukum yang melaksanakan tugasnya dengan baik
sehingga masyarakat yang patuh akan hukum dan negara yang tertib dapat terealisasikan.
Pemerintah juga harus bisa mengedukasi masyarakat mengenai hubungannya negara dan
hukum beserta ilmu-ilmu di dalamnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Muchtar, A. S. H. (2016). Konsep Dasar Ilmu Kenegaraan.

Isjwara, F. (1971). Pengantar ILMU POLITIK. Bandung: Putra A. Bardin.

Muchtar, A. (1982). Ilmu-Ilmu Kenegaraan Suatu Studi Perbandingan. Bandung: Lembaga


Penerbitan Fakultas Sosial Politik Universitas Padjajaran.

Muhtada, D. & Diniyanto, A. (2018). Dasar-Dasar Ilmu Negara. Semarang: BPFH


UNNES

Auli, C. R. (2022). Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Hukum.

10

Anda mungkin juga menyukai