Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“Negara dan konstitusi”


Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Manajemen Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu:
Dr. Sri Erlinda, M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 3 Garuda Sakti

Zahra selya rencani 2305126574


Nabila Alfatiya 2305114013
Fadya Syahrani 2305134896
Abrar Fatahilah 2305113197
Selina Raihannazwa 2305125386

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2023
PRAKATA

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Penulis
ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
innayah-Nya kepada kita sampai saat ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
‘‘Negara dan konstitusi”.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah tentang “Negara dan konstitusi” ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.

Pekanbaru, 20 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

PRAKATA .................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Negara ...................................................................................................................... 6
2.2 Konstitusi.................................................................................................................. 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Negara dan konstitusi adalah dua elemen yang tak terpisahkan dalam pembentukan serta
pengaturan sistem pemerintahan suatu bangsa. Secara historis, konsep negara telah menjadi
fokus utama dalam analisis politik, sosiologis, dan hukum, sementara konstitusi menawarkan
kerangka kerja yang jelas untuk pengorganisasian dan pembatasan kekuasaan negara. Kedua
konsep ini tidak hanya memainkan peran penting dalam membentuk struktur politik suatu
entitas, tetapi juga dalam menentukan hak, kewajiban, dan perlindungan warga negara.

Negara secara tradisional didefinisikan sebagai entitas politik yang memiliki kedaulatan
atas suatu wilayah tertentu dan populasi yang diakui secara internasional. Konsep ini meliputi
berbagai elemen, mulai dari lembaga-lembaga pemerintah yang menjalankan kekuasaan
eksekutif, legislatif, dan yudikatif, hingga penegakan hukum, kebijakan publik, dan urusan luar
negeri. Meskipun definisi ini umumnya diterima, terdapat beragam model negara yang ada di
dunia, mulai dari negara demokratis hingga otoriter, serta sistem federal dan unitary, masing-
masing dengan karakteristik dan struktur yang berbeda.

Sementara itu, konstitusi merupakan perangkat hukum tertinggi suatu negara yang
menetapkan prinsip-prinsip dasar pemerintahan, hak-hak individu, pembagian kekuasaan, serta
mekanisme untuk mengubah dan menafsirkan hukum. Konstitusi bertindak sebagai landasan
bagi struktur pemerintahan dan memberikan batasan yang jelas terhadap kekuasaan negara. Baik
dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis, konstitusi menegaskan prinsip-prinsip yang
melindungi kebebasan individu, mencegah penyalahgunaan kekuasaan, dan menetapkan
mekanisme untuk pemecahan konflik dalam masyarakat.

Keterkaitan antara negara dan konstitusi menjadi subjek utama dalam analisis hukum
konstitusi. Konstitusi tidak hanya mencerminkan nilai-nilai dasar yang dianut oleh suatu
masyarakat, tetapi juga menentukan struktur kekuasaan yang memengaruhi bagaimana negara
beroperasi. Dalam konteks ini, konstitusi memainkan peran penting dalam menjaga
keseimbangan kekuasaan, mempromosikan keadilan, dan memastikan perlindungan hak asasi
manusia. Di sisi lain, negara bertindak sebagai wadah yang menjalankan dan menegakkan
prinsip-prinsip yang diatur dalam konstitusi.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan Negara?


2. Apa yang dimaksud dengan konstitusi?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apa itu negara


2. Untuk mengetahui apa itu konstitusi
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Negara
1. Pengertian Negara

Negara merupakan satuan teritorial yang berdaulat. setiap negara dalam batas wilayahnya
mempunyai kekuasaan terngg dan eksklusi (kusumaat madja dan R. Agoes 2003). Negara dapat
diartikan suatu organisasi kekuasaan yang merupakan persetujuan masyarakat, dan merupakan
alat untuk mencapai tujuan bersama. Dengan mengetahui tujuan suatu negara akan dapat dikaji
sifat serta legitimasi Kekuasaan dari organisasi negara tersebut (Naning 1983)

Negara merupakaan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan
masyarakat.Pada prinsipnya setiaap warga mayaraka menjadi anggota dari suatu negara dan
harustunduk pada kekuasaan negara. Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintah yang ada
didalamnya, masarakat ingin mewujutkan tujuan tujuan tertentu sepertti
teerwujudnyakertentaraman, ketertiban, dan kesejahteraan masyrakat.

Agar pemerintah suatu negara memiliki kekuasaan untuk mengatur kehidupan


masayakattidak bertindak seenaknya, maka ada system aturan tersebut menggambarakan
suatuhierakhi atau pertindakan dalam aturan yang paliing tinggi tingkatanya sampai pada
aturanyng paling rendah. Negara dan konstitusi adalah dwitunggal. Jika diibaratkan bangunan,
negara sebagaipilar-pilar atau tembok tidak bisa berdiri kokoh tanpa pondasi yang kuat, yaitu
konstitusiIndonesia. Hampir setiap negara mempunyai konstitusi, terlepas dari apakah
konstitusitersebut telah dilaksanakan dengan optimal atau belum. Yang jelas, konstitusi
adalahperangkat negara yang perannya tak bisa dipandang sebelah mata.2.1.1 Pengertian Bangsa
dan Negara

Suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama, danmempunyai


kesamaan bahasa, agama, budaya, dan sejarah. Dalam pengertian lainnya,bangsa adalah
sekelompok manusia yang dipersatukan karena memiliki persamaansejarah dan cita-cita yang
mana mereka terikat di dalam satu tanah air. Sedangkan,pengertian bangsa dalam arti
sosiologis/antropologis adalah perkumpulan orang yangsaling membutuhkan dan berinteraksi
untuk mencapai tujuan bersama dalam suatuwilayah Sedangkan, dalam arti politis Pengertian
Bangsa adalah suatu masyarakatdalam suatu daerah yang sama dan tunduk pada kedaulatan
negara sebagai satukekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam.

Dalam Insiklopedia Indonesia, dasar Negara berarti pedoman dalam mengaturkehidupan


penyelenggaraan ketatanegaraan Negara yang mencakup berbagaikehidupan. Dasar Negara yang
di gunakan di Indonesia adalah Pancasila, nilai-nilai luhur yang terkandung. Pancasila telah ada
dalam kalbu bangsa jauh sebelumIndonesia merdeka. Secara historis pengertian Negara
senantiasa berkembang sesuai dengankondisi masyarakat pada saat ini. Pengertian tentang
Negara telah banyak didefinisikan oleh para ahli filsuf Yunani Kuno, para ahli abad pertengahan,
sampaiabad modern. Beberapa pendapat tersebut antara lain:

a. Pendapat Aristoteles (Schmandt, 2002), negara adalah komunitaskeluarga dan kumpulan


keluarga yang sejahtera demi kehidupan yangsempurna dan berkecukupan.

b. Jean Bodin (Schmandt, 2002), negara sebagai pemerintahan yangtertata dengan baik dari
beberapa keluarga serta kepentingan bersamamereka oleh kekuasaan berdaulat.

c. Riger Soltau, (Budiardjo, 2007; Agustino, 2007; Kaelan dan AchmadZubaidi, 2007), negara
adalah alat atau wewenang yang mengatur ataumengendalikan persoalan bersama atas nama
masyarakat.

d. Robert M. Mac Iver (Soehino,1998:Agustino,2007), negara adalahasosiasa yang


menyelenggarakan penertiban dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hukum diselenggarakan
oleh pemerintah diberikekuasaan memeksa.

e.MiriaBudiardjo (2007), negara adalah suatu daerah teritorial yangrakyatnya diperintah oleh
sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dariwarganya untuk ketaatan melalui kekuasaan yang
sah. Plato bahwanegara organic bukanlah rakyat semata yang menjadi badan politik,juga bukan
orang yang 2.

2. Bentuk Negara

a. Negara Kesatuan (unitaris)

Negara kesatuan adalah Negara yang tersusun tunggal, Negara yang hanya berdiri satu,Negara
tidak terdapat Negara dalam suatu Negara.Dalam pelaksanaan pemerintah daerah di negara
kesatuan dapat dilaksanakan dengan alternative system, yaitu:Sistem desantralisasi, dimana
diberikan keleluasaan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi)Sistem
sentralisasi: dimana segala sesuatu urusan dalam Negara tersebut langsung diatur dan di urus
oleh pemerintah termasuk segala hal menyangkut pemerintahan kekuasaan di daerah.

b. Negara Serikat (federasi)

Negara serikat adalah negara yang merupakan gabungan dari beberapa negara, kemudian
menjadi bagian dari satu negara kesatuan.
3.Tujuan Negara

Adapun tujuan Negara menurut teori keseiahteraan yang dipelopori (Adam Smith Jeremy
bentham dan herbert spencer) Menurut Montesquieu dalam teori kebahagiaan. bahwa tujuan
negara adalah agar tetap memiliki wilayah yang akan dimantaatkan sebesar-besarnya
kepentingan masyarakat. Sehingga mereka dapat hidup tentram dan bahagia Tujuan negara
republik Indonesia yang terdapat pada Alinea ke empat Pembukaan undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia tabun 1945 adalah:

a. Melindungi segenap bangs Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

b. Mewujudkan kesejahteraan umum

c. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan

d. ikut melaksanakan Keteraban dunia yang bergasarkan Kemerdekaan perdamaian abadi dan

e. keadilan sosial

2.2 Konstitusi
1. Pengertian Konstitusi

Konstitusi berasal dari kata "continunce" (prancis). dalam bahasa inggris "constitution” ,
dan dalam bahasa Indonesia istilah tersebut menjadi konstitusi. Sedangkan, menurut bahasa
Latin berasa dari kata cume (yang merupakan kata preposisi yang berarti bersama dengan) dan
"statuere”aktual yang berasal dari kata Yang menjadi kata "sta" yang menjadi kata kerja "stare"
yang berarti berdiri.sehingga kata "statuere" dapat diartikan membuat sesuatu agar berdiri atau
mendirikan atau menetapkan. bentuk tunggalnya adalah "Constitutio" yang berarti menetapkan
secara bersama-sama, sedangkan bentuk jamakya "'constitusiones" yang berarti segala sesuatu
yang telah ditetapkan. Sehingga konstitusi dapar diartikan membentuk. Yaitu pembentukan
suatu negara atau menyusun dan menyatakan sesuatu negara (Prodio Dikomo, 1989). Undana-
undang Dasar atau Konstitusi adalan undang-undang vang tertinggi dalam negara yang memuat
alasan alasan seluruh sistem hukum dalam negara itu (G.J Walhobb).

Menurut Sri Sumantri konstitusi berasal dari perkataan "Constitution". Dalam bahasa
Indonesia kita jumpai istilah hukum yang lain. Yaitu undang-undang Dasar atau hukum dasar.
Yang dalam perkembangannya Istilah konstitusi mempunyai dua pengertian yaitu pengertian
vang luas dan pengertian yang sempit. pengertian konstitusi dalam arti sempit ini tidak
menggambarkan keseluruhan kumpulan peraturan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis,
atau legal non legal, maupun yang dituangkan dalam suatu dokumen tertentu.Seperti berlaku di
Amerika Serikat dan negara-negara lain. Konstitusi dalam pengertian vang luas menggambarkan
keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara.Yaitu berupa kumpulan peraturan yang
membentuk,mengatur,dan memerintah negara peraturan-peraturan yang disebut diatas. ada yang
tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang,dan ada yang tidak tertulis yang berupa
usages,muderstanding,customs, Atau convention.

2. Kedudukan Konstitusi

Sri Soemantri mengatakan bahwasannya, tidak ada satu negara pun di dunia sekarang ini
yang tidak mempunyai konstitusi atau undang-undang dasar konstitusi. Menurut sejarahnya,
dimaksudkan untuk menentukan batas wewenang penguasa. Menijalin hak rakyat ,dan mengatur
jalannya pemerintahan konstitusi. Memilik kedudukan yang sangat penting terutama pada masa
peradilan. Dari negara feudal monarki atau oligarki yang memutuskan kekuasaan mutlak pada
penguasa ke negara nasional demokrasi menurut Tholio Hamidi dan Huda (2004). Konstitusi
berkedudukan sebagai benteng pemisah antara rakyat dan penguasa. Yang kemudian secara
berangsur-angsur mempunyai fungsi sebagai alat rakyat, sebagai alat penuangan kekuasaan
melawan golongan penguasa. Sejak itu,kedudukan dan Perannya dari sekedar menjaga keamanan
dan kepentingan hidup rakyat terhadap keyakinan golongan penguasa menjadi senjata
pemangkas rakyat untuk mengaliri kekuasaan sepihak satu golongan dalam sistem monarki dan
oligarki serta untuk membangun tata kehidupan baru atas dasar kepentingan bersama. Rakyat
dengan menagunakan beroaqai ideologi seperti individualisme,liberalisme,universalisme,
demokrasi, dan sebagainya. Pada umumnya undang-undang Dasar atau konstitusi menurut Sri
Sumantri berisi tiga hal pokok yaitu:

1. adanya jaminan terhadap hak asasi manusia dan warga negara

2. ditetapkan susunan ke Tata negaraan vang bersifat fundamental dan

3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas yang bersirat fundamental.

3. Sejarah Konstitusi Di Indonesia

1. Sejarah Perumusan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

a. sidang BPUPKI dan perumusan undang-undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945
sidang BPUPKI II (10-16 Juli 1945)

Hari pertama 10 Juli 1945, berhasil membentuk beberapa panitia. Antara lain, panitia perancang
undang-undang dasar yang diketuai oleh Ir Soekarno yang beranggotakan 18 orang. Bung Karno
sebagai ketua panitia kecil pada sidang BPUPKI. Hari pertama 10 Juli 1945 melaporkan berbagai
usul yang telah dirumuskan dalam rancangan….......hukum dasar atau Piagam Jakarta yang telah
ditandatangani oleh sembilan orang anggota panitia kecil. Hari kedua ( 11 Juli 1945), ketua
sidang BPUPKI masih memberikan kesempatan para anggota untuk memberikan masukan dan
usul-usulan yang berhubungan dengan hukum. Dan Undang-Undang Dasar tidak kurang dari 35
orang yang berbicara, memberikan usul dan masukan. Petang hari itu juga rapat mengambil dua
keputusan penting yaitu:

1. Menyetujui rancangan proklamasi yang sudah ditandatangani oada 22 Juni 1945 yaitu Piagam
Jakarta.

2. Membentuk panitia kecil perancang undang-undang dasar. dan berkewajiban merumuskan


rancangan isi batang tubuh UUD. Panitia kecil ini diketuai oleh Mr. Soepomo yang
beranggotakan 6 orang yaitu: 1. A.A Maramis 2. KRT Wonaso Negoro 3. H. Agoes Salim 4. R.
Panji Singgih 5. Dr. Soekirman dan 6. Ahmad Soebano

Pada tanggal 13 Juli 1945. panitia kecil perancangan UUD telah berhasil merumuskan
rancanagan UUD yang kemudian hasilnya dilaporkan kepada panitia perancangan undang-
undang dasar. Rapat Pleno BPUPKI tanggal 14 Juli 1945 menerima laporan panitia perancang
undang-undang dasar selaku ketua panitia Soekarno melaporkan tiga hasil rapat panitia vang
meliputi:

a. Pernyataan Indonesia merdeka

b. Pembukaan Undang-Undang Dasar dan

c. Undang-Undang Dasar atau Batang Tubuh

Pada tanggal 15 Juli 1945, agenda Sidang adalah membicarakan rancangan Undang-
Undang Dasar vang disampaikan olen panitia perancang Undang-Undang Dasar. Soekarno
sebagai ketua perancang undang-undang dasar, dan Soepomo sebagai panitia kecil perancang
Undang-Undang Dasar. Menyampaikan penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal.
Setelah acara ini, para anggota diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan-tanggapan
dan perdebatan masala agama. Pada acara hari ini terjadi cukup alot dan sengit. sidang BPUPKI
tanggal 16 juli 1945, Rancangan undang-undang dasar diterima secara bulat. Dengan
diterimanya rancangan undang-undang dasar ini, berarti selesai sudah tugas badan penyelidik
usaha persiapan kemerdekaan Indonesia.

b. Sidang PPKI 18 Agustus 1945 berjalan Secara mulus Dan menghasilkan beberapa keputusan
yaitu:

1. Memilih presiden dan wakil presiden secara Aklamasi sidang menunjuk bung Karno sebagai
presiden dan Hatta sebagai wakil presiden

2. Mengesahkan undang-undang dasar 1945 dengan beberapa revisi: Piagam Jakarta dijadikan
sebagai Pembukaan UUD 1945 Setelah diadakan perubahan:
1. Rumusan sila pertama ketuhanan Dengan kewajiban Menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya diubah menjadi ketuhanan yang Maha esa

2. Kata-kata menurut dasar antara sila pertama Dan kedua dihilangkan

Rancangan hukum dasar yang merupakan hasil perumusan panitia perancangan hukum
dasar. Ketua Soepomo, disahkan menjadi UUD 1945. Dengan beberapa pembahasan yaitu pasal
6 ayat ( 1 ) Dan pasal 29 ayat (1). Khusus Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia sebagai
Stoat Fundamental Worm Sebagai pokok kaidah negara vang fundamental. pokok-pokok kaidah
negara yang Fundamental menurut pengertian limiah mengandung beberapa unsur mutlak yakni:

1. Dalam hal teriadinya : a. ditentukan olen pembentuk negara b. terjemah dalam suatu bentuk
pernyataan lahir ijab Terkabul sebagai penjelasan kenendak pembentuk negara untuk menjadikan
hal-hal tertentu sebagal dasar dari negara yang dibentuk.

2.Dalam hal isinya: (a) memuat dasar-dasar negara atas dasar kerohanian apa (asas kerohanian
negara) dan untuk cita-cita negara apa (tujuan negara) negaranya dibentur dan diselenggarakan.
(b) memuat Ketentuan diadakannya undang-undang dasar negara jadi merupakan sebab sumber
Hukum dan undang-undang dasar negara.

Pembukaan undang-undang dasar 1945 Menurut sejarah terjadinya, Ditentukan oleh


pembentuk negara sebagai penjelmaan kehendak nya. Yang dalam hakikatnya, Terpisah dari
Undang- undang dasar 1945 Dan menurut isinya memuat Asas kerohanian negara(Pancasila),
asas politik negara(republik yang berkedaulatan rakyat), tujuan negara(Melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut Melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi, Dan keadilan sosial. Baginya menetapkan Adanya
undang- undang dasar negara Indonesia Jadi dalam segala sesuatunya Mau menuhi syarat-syarat
mutlak bagi suatu kaidah negara yang Fundamental. Menurut Pengertian ilmiah sebagaimana
tersebut di atas(Notonagoro,1983).

4. Perubahan Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia yang pertama pada tanggal 16 Oktober
1945

KNIP Mengadakan sidang secara lengkap Yang pertama. Hasil sidang memutuskan agar
Mengusulkan kepada presiden,agar KNIP Diberi hak legislatif selama MPR dan DPR Belum
terbentuk. keputusan yang lainnya adalah perlunya dibentuk badan pekerja KNIP kedua. Hasil
keputusan tersebut disampaikan Kepada wakil presiden. Dan pada waktu itu wakil presiden juga
Mengeluarkan suatu maklumat Yang terkenal dengan” Maklumat wakil presiden nomor x”.

Perkembangan berikutnya yaitu pada tanggal 3 November, Keluar lah maklumat


pemerintah tentang pembentukan partai politik. maklumat pemerintah ini Dikeluarkan atas usul
badan pekerja KNIP Kepada pemerintah, Agar rakyat diberi kesempatan seluas-luasnya Untuk
mendirikan partai politik. Maklumat pemerintah yang ditandatangani Wakil presiden
Muhammad Hatta.

1. Konstitusi republik Indonesia Serikat tahun 1949

Konferensi Meja bundar (KMB) Yang berlangsung dari 23 Agustus 1949 Sampai dengan
2 September 1949 di kota den haag. Negara Belanda menghasilkan persetujuan Yang intinya
pihak Belanda Harus menyerahkan kedaulatan Kepada pemerintah republik Indonesia. Yang
baru ditandatangani Pada 2 September 1949, Di dalam perundingan tersebut Delegasi di
Indonesia dipimpin oleh Drs. Muhammad Hatta. Delegasi BFO(bijenkomet voo federal over lag)
Yang berdiri di negara-negara di luar RI dipimpin Oleh sultan Hamid ll, Dan delegasi
pemerintah Belanda Dipimpin oleh Van maarseven dalam pengawasan komisi PB(sudiyo 2002).

Pembentukan negara Republik Indonesia Serikat merupakan hasil dari Konferensi Meja
Bundar yang ditandatangani oleh, Ratu Belanda Juliana dan Wakil pemerintah RI Drs Moh Hatta
di kota Den Haag Belanda pada 27 Desember 1949. Maka sejak itu pula, berlaku konstitusi RIS
dengan berlakunya konstitusi RISterjadilah perubahan Ketatanegaraan di negara kita yaitu dari
negara kesatuanmenjadi federasi atau Serikat.perubahan itu jelek sekali disebutkan dalam
konstitusi RIS 1949 yaitu pada:

a. MukaDimah alinea ketiga yang menyebutkan, Maka demi ini kami menyusun kemerdekaan
Kami itu dalam suatu Piagam negara yang terbentuk Republika federasi berdasar.

b. Pasal 1 ayat (1) Republik Indonesia serikat yang merdeka Dan berdaulat ialah Suatu negara
hukum yang demokrasi Dari bentuk federasi.

c.pasal 1 ayat (2) Kekuasaan, kedaulatan republik Indonesia Serikat dilakukan Oleh pemerintah
bersama-sama Dengan dewan perwakilan rakyat dan senat.

d. Pasal 2 republik Indonesia serikat Meliputi seluruh daerah Indonesia.

Pada umumnya, negara selalu memiliki naskah yang disebut konstitusi atau undang
undang dasar. Menurut Jimly Asshiddiqie, negara yang tidak memiliki naskah konstitusi seperti
Inggris, tetapi memiliki aturan-aturan yang tumbuh menjadi konstitusi dalam pengalaman praktik
ketatanegaraan, tetap dapat menyebut adanya konstitusi dalam hukum tata Inggris. Asshiddiqie
memperkuat pandangannya itu dengan mengutip pendapat Phillips Hood and Jackson yang
mengatakan : “ a body of laws, customs and conventions that difine the composition and powers
of the organs of the state and that regulate the relations of the various state organs to one another
and to the private citizen”. Dari penjelasan Hood dan Jackson, Asshiddiqie mengambil
kesimpulan bahwa konstitusi mencakup juga pengertian peraturan tertulis dan tidak tertulis.
Peraturan tertulis berupa kebiasaan dan konvensi-konvensi kenegaraan (ketatanegaraan) yang
menentukan susunan kedudukan organ-organ negara, mengatur hubungan antarorgan-organ
negara itu, dan mengatur hubungan organ-organ negara tersebut dengan warga negara. Konstitusi
memiliki arti penting bagi sebuah negara. Negara yang dibentuk tanpa konstitusi, menurut hemat
penulis, seperti manusia yang berjalan dalam hutan yang gelap dan tidak tahu jalan karena tidak
memiliki kompas dalam menentukan arah perjalanannya. Demikian pun dengan konstitusi,
menjadi alat ukur bagi sebuah negara untuk menentukan kehidupan berbangsanya. Moh. Mahfud
MD mengurai dua hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan dan muatan konstitusi,
yakni :

1. Pertama, muatan konstitusi harus bersifat mendasar dan abstrak-umum; tidak memuat hal-hal
konkret, teknis, dan kuantitatif agar tidak terlalu sering menghadapi tuntutan perubahan. Hal-hal
yang bersifat konkret, teknis dan kuantitatif biasanya lebih mudah dipersoalkan jika berhadapan
dengan persoalan-persoalan baru yang muncul di tengah-tengah masyarakat.

2. Kedua, konstitusi harus memuat prosedur dan perubahan yang tidak mudah dilakukan kecuali
dengan alasan-alasan yang sangat penting; misalnya harus ada ketentuan tentang jumlah minimal
pengusul perubahan isi konstitusi, dan korum minimal dalam pengambilan keputusan untuk
mengubah isi konstitusi tersebut. Ada juga Undang Undang Dasar yang perubahannya harus
dilakukan melalui referendum.

Dua hal penting sebagaimana disampaikan Mahfud dimaksudkan supaya konstitusi tidak
mudah diubah, sebab seperti diungkapkan Djokosutono, konstitusi (grondwet) bagi sebuah
negara memiliki dua arti penting, yakni : Pertama, dari segi isi (naar de inhoud) karena konstitusi
memuat dasar (grond slagen) dari struktur (inrichting) dan memuat fungsi (administratie) negara.
Kedua, dari segi bentuk (naar de maker) oleh karena yang memuat konstitusi bukan sembarang
orang atau lembaga. Mungkin dapat oleh seorang raja, raja dengan rakyat, badan konstituante,
atau lembaga diktator. Padmo Wajono sependapat dengan Mahfud MD, dan menurutnya, sebagai
sesuatu yang mencerminkan kesadaran hukum daripada negara, maka sudah logis menghendaki
cara lain yang istimewa dalam pembentukan konstitusi. Cara yang lain ini sebenarnya diperlukan
supaya tidak mudah dasar negara itu diubah-ubah dengan amandemen.Supaya setiap saat
konstitusi tidak diamandemen maka kalau mau merubahnya harus dengan cara-carayang
istimewa, serta dipersulit.

Padmo Wahjono membagi dua aliran yang menganggap dua macam konstitusi di dunia.
Keduanya adalah : 1) Yang dalam Naskah Tertentu (Rigid Constitution); 2) Yang tidak dalam
Naskah Tertentu (Flexible Constitution) atau dalam ucapan sehari-hari disebut “yang tertulis”
dan “yang tidak tertulis”, adapun aliran yang menyertainya adalah :
1. Aliran yang menghendaki bahwa konstitusi harus

ada dalam naskah tertentu. Aliran ini dipengaruhi oleh keunggulan atau keagungan sodifikasi
yang menghendaki konstitusi diletakkan dalam satu naskah supaya terdapat kepastian tentang
organisasi negara.

2. Aliran yang menolak dan menganggap adanya naskah tertentu itu mempersulit negara untuk
merubah konstitusi yang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Jadi adanya naskah tertentu
mengekang perkembangan organisasi negara, karena masyarakat berkembang sehingga
konstitusi dalam naskah tertentu sulit mengikuti perkembangan masyarakat. Aliran kedua ini
mengatakan pembuatan konstitusi adalah juga pembuatan peraturan biasa dengan cara yang
biasa, tidak usah dipersulit tetapi cukup dengan kemungkinan kebiasaan-kebiasaan dalam
ketatanegaraan. Dengan mudah kebiasaan-kebiasaan dapat menyesuaikan dengan
perkembangan-perkembangan masyarakat.

Pertumbuhan dan perkembangan konstitusi tidak hanya dalam materi, tetapi juga pada
proses dan tata cara formal, serta tata cara yang tidak formal. Dikaitkan dengan tujuan, maka
konstitusi memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara;

b. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara;

c. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antarorgan negara dengan warga negara;

d. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara;

e. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (yang dalam
sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara;

f. Fungsi simbolik sebagai pemersatu (symbol of unity);

g. Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation);

h. Fungsi simbolik sebagai pusat upacara (center of ceremony);

i. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam artian sempit
hanya di bidang politik maupun dalam arti luas mencakup bidang sosial dan ekonomi;

j. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social engineering atau social
reform), baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas.

Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan negara, pengatur hubungan antarorgan negara,
dan pengatur hubungan kekuasaan antarorgan negara dengan warga negara merupakan fungsi
yang terpenting. Fungsi-fungsi yang lain memang penting juga tetapi, menurut Sinaga, tanpa
disertai dengan pelaksanaan fungsi yang ketiga, fungsi tersebut tidak akan berjalan dengan baik.
Dalam hal ini fungsi penentu dan pembatas kekuasaan negara harus diartikan positif yaitu bahwa
kekuasaan menjadi semakin jelas sehingga lebih mudah dilaksanakan organ negara.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara konstitusi dengan
negara sangat erat. Negara dalam hal ini pemerintah tidak dapat melaksanakan kekuasaan tanpa
konstitusi, demikian pula sebaliknya, konstitusi tidak akan lahir tanpa adanya negara.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan makalah diatas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa konsep negara dan
konstitusi merupakan fondasi yang tak terpisahkan dalam pembentukan sistem pemerintahan
suatu bangsa. Konstitusi, sebagai hukum tertinggi, menetapkan prinsip-prinsip dasar
pemerintahan, pembagian kekuasaan, dan hak-hak individu yang harus dihormati oleh negara.
Sementara itu, negara bertindak sebagai lembaga yang menjalankan prinsip-prinsip tersebut
dalam praktiknya sehari-hari. Keterkaitan erat antara negara dan konstitusi membentuk kerangka
kerja yang esensial dalam menegakkan keadilan, menjaga keseimbangan kekuasaan, dan
melindungi hak asasi manusia. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang hubungan
ini penting untuk membangun sistem pemerintahan yang demokratis, adil, dan berkeadilan bagi
semua warga negara.
DAFTAR PUSTAKA

Astawa, Putu. 2017 Negara dan Konstitusi. Universitas Udayana

Syafriadi, (2019) Hubungan konstitusi dan Negara dalam paham konstitusionalisme. Journal of
UIR Law Review, 3(2), 24-28

Wahib, Abd. 2021Pendidikan Kewarganegaraan. Jember: Universitas Islam Negeri Kiai Haji
Achmad Siddiq

Anda mungkin juga menyukai