Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“NEGARA DAN KONSTITUSI”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila

Dosen :Suherman Priatna. S.Hum. M.Pd

DISUSUN OLEH :

RIZIK RANTIZI (231390018)

ZALFA HUSNIYAH (231390019)

SELVITA DWI CAHYA (231390042)

FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN

BANTEN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Negara dan Konstitusi” tepat pada waktunya. Adapun
tujuan penulisan makalah ini untuk memberikan wawasan mengenai mata kuliah Pancasila.

Dengan materi kuliah ini kami harapakan mahasiswa mampu nntuk memhamai makna dari negara
dan kontitusi di Indonesia. Dengan demikian, kami sadar bahwa materi ini terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak, agar bisa menjadi lebih baik.

Kami berharap, semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi pembacanya,
terutama mahasiswa, supaya bisa memahami pengertian negara dan konstitusi, karena kita adalah penerus
bangsa Indonesia.

Serang, 30 Agustus 2023

Penulis

2|Page
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................2

Daftar Isi........................................................................................................3

BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................4

1.1 Latar Belakang......................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................4

BAB II: PEMBAHASAN..............................................................................5

2.1 Pengertian Negara...................................................................................5

2.2 Fungsi Negara..........................................................................................6

2.3 Unsur-Unsur Negara...............................................................................7

2.4 Sifat-Sifat Negara……………………………………………………….8

2.5 Pengertian Konstitusi..............................................................................8

2.6 Fungsi Konstitusi.....................................................................................9

2.7 Tujuan Konstitusi....................................................................................10

2.8 Unsur-Unsur Konstitusi..........................................................................11

2.9 Teori Konstitusi.......................................................................................11

BAB III : PENUTUP.....................................................................................14

3.1 Kesimpulan..............................................................................................14

3.2 Saran.........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................15

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konstitusi pada umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah
konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.

Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi, yaitu sebuah dokumen yang berisi aturan-aturan
untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara. Namun dalam pengertian ini konstitusi harus
diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dukomen tertulis (formal).

Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Bahkan dalam abad pertengahan dapat dikatakan, tanpa konstitusi negara tidak mungkin
terbentuk. Setiap negara memiliki konstitusi, tetapi tidak setiap negara mempunyai Undang-Undang
Dasar.

Konstitusi (bahasa latin : contituante) atau Undang-Unadang Dasar dalam negara adalah sebuah
norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara, biasanya dikodifikasikan sebagai
dukomen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjalankan
prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian negara itu ?

1.2.2 Apa pengertian konstitusi itu ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari negara

1.3.2 Untuk mengetahui pengertian dari konstitusi

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata negara dapat diartikan kedalam dua hal.
Yang pertama, negara adalah sebuah organisasi yang berada pada suatu wilayah dan memiliki
kekuasaan tertinggi secara sah serta ditaati oleh masyarakat didalamnya. Yang kedua, sebuah negara
dapat disimpulkan sebagai kelompok sosial yang mendiami sebuah wilayah maupun daerah tertentu
yang berada dibawah lembaga politik maupun pemerintah yang efektif, memiliki kesatuan politik, dan
berdaulat yang memiliki tujuan nasional yang ingin dicapai oleh suatu wilayah tersebut.

Pengertian dari sebuah negara dapat ditinjau berdasarkan empat sudut pandang berbeda yaitu :

2.1.1 Negara sebagai organisasi kekuasaan

Hal ini dikarenakan negara merupakan alat yang digunakan sekelompok individu yang
memiliki kekuasaan untuk mengatur hubungan antar individu lainnya didalam kehidupan
masyarakat di wilayah tersebut. Hal ini dikemukakan juga pada pengertian negara menurut
Logemann dan Harold J. Laski. Logemann sendiri menyatakan bahwa sebuah negara merupakan
organisasi kekuasaan yang memiliki tujuan untuk mengatur masyarakat yang ada di dalamnya
menggunakan kekuasaan tersebut.

Negara yang dijadikan sebagai organisasi kekuasaan juga pada hakekatnya merupakan
sebuah tata kerja sama dalam membuat individu yang ada di dalam sebuah wilayah tertentu untuk
berbuat maupun bersikap sesuai dengan kehendak yang telah dibuat oleh negara tersebut.

2.1.2 Negara sebagai organisasi politik

Negara dianggap sebagai sebuah asosiasi yang memiliki fungsi untuk menjaga ketertiban
terhadap masyarakat yang ada didalamnya, menggunakan sistem hukum yang telah dijalankan
oleh sistem pemerintahan yang ada dan sifat dari kekuasaannya memaksa.

Berdasarkan sudut pandang organisasi politik, sebuah negara merupakan bentuk integrasi
dari kekuasaan politik maupun sebuah organisasi pokok dari kekuasaan politik yang berlaku.

2.1.3 Negara sebagai organisasi kesusilaan

5|Page
Negara dianggap sebagai sebua bentuk jelmaan dari keseluruhan individu yang ada
didalamnya. Hal ini juga dapat dilihat mealu i pandangan Friedrich Hegel yang menyatakan
bahwa negara merupakan sebua organisasi kesusilaan yang terbentuk sebagai sintesa antara
kemerdekaan universal bersama serta kemerdekaan bagi individu.

2.1.4 Negara sebagai integrasi antara pemerintah serta rakyat

Negara dianggap sebagai sebuah kesatuan bangsa, sedangkan seorang individu didalamnya
dianggap sebagai bagian integral dari negara. Setiap individu tersebut memiliki kedudukan serta
fungsi dalam menjalankan sebua negara.

2.2 Fungsi Negara

Sebuah negara yang merupakan bentuk organisasi disuatu wilayah tertentu juga memiliki berbagai
fungsi, yaitu :

2.2.1 Melaksanakan penertiban

Negara dalam hal ini bertindak sebagai stabilisator yang menjaga keseimbangan segala
lingkungan yang ada didalamnya.

2.2.2 Mengusahakan kesejahteraan serta kemakmuran rakyat

Negara dalam hal ini memiliki arti bahwa akan selalu berusaha untuk memperjuangkan kehidupan
masyarakat di dalamnya dan mengeluarkan usaha agar masyarakat yang ada dapat hidup dengan
makmur secara adil dan juga merata.

2.2.3 Pertahanan

Dalam konteks ini, pertahanan negara merupakan suatu hal yang sangat penting bagi berjalannya
serta kelangsungan hidup dari sebuah negara.

2.2.4 Menegakkan keadilan

Hal ini dikarenakan, keadilan merupakan suatu hal yang penting dan bukanlah suatu status yang
dapat langsung terjadi, melainkan untuk meraih keadilan ini sendiri membutuhkan sebuah proses. Pada
sebuah negara, terdapat berbagai badan pengadilan yang dapat digunakan untuk menegakkan keadilan
bagi seluruh masyarakat didalamnya.

6|Page
2.3 Unsur-Unsur Negara

Setelah mengetahui fungsi sebuah negara, terdapat beberapa unsur yang membuat sebuah wilayah
dapat disebut sebagai sebuah negara. Berikut unsur dasar dari sebuah negara :

2.3.1 Rakyat atau jumlah penduduk

Unsur dari sebuah negara yang pertama adalah adanya rakyat maupun jumlah penduduk.
Hal ini dikarenakan tanpa adanya masyarakat di dalam sebuah negara maka akan mustahil negara
tersebut dapat terbentuk. Seperti yang Leacock katakan, dimana sebuah negara tidak dapat berdiri
tanpa adanya sekelompok individu yang tinggal didalamnya.

Selain itu, sekelompok individu yang tinggal di sebuah wilayah tersebut harus
dipersatukan oleh sebuah perasaan maupun tujuan sehingga dapat terbentuknya sebuah negara.

Masyarakat yang ada pada sebuah negara juga berfungsi sebagai SDM atau Sumber Daya
Manusia yang berguna bagi sebuah negara dalam menjalankan kegiatan atau aktivitasnya di
kehidupan sehari-hari.

2.3.2 Wilayah

Unsur dari sebuah negara yang kedua adalah adanya wilayah, dimana jika pada sebuah
negara tidak ada wilayah yang dapat ditempati atau tinggali oleh manusia di dalamnya, maka
negara tersebut tidak akan terbentuk. Selain itu, individu yang ada di dalamnya juga harus tinggal
secara permanen, agar sebuah negara dapat terbentuk.

Dengan adanya wilayah itu sendiri, para masyarakat di sebuah negara dapat menjalankan
kegiatan serta kehidupan sehari-harinya sebagai warga negara dan sistem pemerintahan yang ada
dapat berjalan dan beroperasi sesuai dengan fungsinya.

2.3.3 Pemerintahan

Unsur dari sebuah negara yang ketiga adalah pemerintahan, selain memiliki penduduk dan
wilayah sebuah negara penting untuk memiliki sistem pemerintahan didalamnya.

Pemerintahan dapat didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang bertugas mengelola


kewenangan dan kebijakan yang ada dalam mengambil sebuah keputusan dan kepemimpinan serta
koordinasi pemerintahan dan pembangunan masyarakat serta wilayahnya. Hal ini dapat dilakukan
dengan membentuk sebuah lembaga pada wilayah yang ditempati.

7|Page
2.3.4 Kemampuan membuat hubungan dengan negara lain (pengakuan dari negara lain)

Dengan memiliki kemampuan ini, sekelompok orang yang menempati suatu wilayah
tertentu dan sudah memiliki pemerintahannya layak menjadi subjek ukum internasional atau tidak.

Dengan diakui ole berbagai negara lain maka negara tersebut akan dianggap memiliki
tingkatan yang setara dan diakui namanya ole negara lain.

2.4 Sifat-Sifat Negara

Menurut Miriam Budiardjo pada umumnya, setiap negara memiliki sifat seperti :

2.4.1 Sifat memaksa

Negara mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan, agar peraturan perundang-


undangan ditaati. Dengan demikian penertiban dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarki
dicegah.

2.4.2 Sifat monopoli

Negara memiliki monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat atau untuk
mencapai cita-cita negara.

2.4.3 Sifat mencakup semua

Semua peraturan perundang-undangan untuk semua orang tanpa terkecuali.

2.5 Pengertian Konstitusi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konstitusi adalah segala ketentuan dan aturan
tentang ketatanegaraan (undang-undang dasar).Hukum ini tidak mengatur hal-hal terperinci, melainkan
menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus
bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum. Istilah ini
merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar
politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan
kewajiban pemerintahan negara pada umumnya.

8|Page
Adapun beberapa pengertian konstitusi menurut para ahli yaitu:

2.5.1 Menurut kampus Oxford Dictionary Of Law

Konstitusi bukan hanya aturan tertulis melainkan segala yang diatur tidak hanya
berkenaan dengan organ negara dan fungsinya baik di tingkat pusat dan daerah.

2.5.2 Menurut O. Hood Phillips dan Paul Jackson

Konstitusi merupakan bentuk aturan, adat istiadat, dan konvensi- konvesi kenegaraan yang
mengatur susunan, kedudukan dan mengatur organ-organ negara dengan rakyatnya.

2.5.3 Menurut Herman Heller

Ada 3 pengertian konstitusi, yaitu:

-Konstitusi dilihat dalam arti politis dan sosiologi sebagai cermin kehidupan nyata dalam
maasyarakat
-Konstitusi dilihat dalam arti yuridis sebagai suatu kesatuan kaidah hukum yang hidup dalam
masyarkat.
-Konstitusi yang tertulis dalam UUD sebagai hukum yang tertinggi yang berlaku dalam sautu
negara.

2.6 Fungsi Konstitusi

Konstitusi yang merupakan ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan memiliki beberapa
fungsi, yaitu :

2.6.1 Menentukan dan membatasi kekuasaan negara

Konstitusi memiliki fungsi khusus untuk menentukan dan membatasi kekuasaan negara,
serta menjamin hak-hak warga negara dan hak asasi manusia (HAM). Kekuasaan harus memiliki
batasan yang tegas dan dengan di adanya penguasa diharapkan tidak adanya manipulasi konstitusi
untuk kepentingan kekuasaannya, sehingga hak-hak warga negara akan terlindungi.

2.6.2 Sebagai sumber hukum tertinggi

Untuk mencapai keadilan, ketertiban, dan perwujudan nilai ideal seperti kemerdekaan,
kebebasan, kesahjeteraan, serrta kemakmuran.

2.6.3 Sebagai piagam kelahiran suatu negara

9|Page
Hal ini membuktikan adanya pengakuan masyarakat internasional, termasuk untuk
menjadi anggota PBB, karena itu kepatuhan suatu negara terhadap hukum internasional ditandai
dengan adanya ratifikasi terhadap perjanjian-perjanjian internasional.

2.6.4 Sebagai dokumen nasionaL

Yang berisi perjanjian luhur, berisi kesapakatan-kesapakatan tentang politik, hukum,


pendididkan, kebudayaan, ekonomi, kesehjateraan, dan aspek fundamental.

2.6.5 Sebagai pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara atau pun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara.

2.6.6 Sebagai penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (yang dalam
sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.

2.6.7 Sebagai sarana pengendalian masyarakat, baik dalam arti sempit hanya dibidang politik
maupun dalam arti luas yang mencakup sosial dan ekonomi.

2.7 Tujuan Konstitusi

2.7.1 Tujuan konstitusi adalah sebagai sarana memberikan batasan dan pengawasan terhadap
kekuasaan politik dan membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa atau memberi
batasan kepada para penguasa pemerintahan.

2.7.2 C.F Strong menyatakan bahwa pada prinsipnya tujuan konstitusi adalah untuk membatasi
kewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang diperintah dan merumuskan
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Oleh karena itu setiap konstitusi senantiasa memiliki dua
tujuan, yaitu:

- .Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik.

- Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa serta menetapkan batas-
batas kekuasaan bagi penguasa.

3.3.4 Melindungi HAM, setiap warga Negara memiliki HAM dan hak hidupnya sebagai warga
Negara. Dengan dibentuknya konstitusi, diharapkan setiap penguasa dapat dan berhak
menghormati HAM orang lain khususnya warganya.

10 | P a g e
2.8 Unsur-Unsur Konstitusi

 Konstitusi merupakan salah satu bentuk perjanjian masyarakat sebagai kontrak sosial
 Konstitusi merupakan sebuah dokumen yang dapat menjamin hak- hak asasi manusia
 Konstitusi merupakan salah satu forma reginemis, atau kerangka pembangunan pemerintahan

Adapun unsur-unsur konstitusi menurut beberapa ahli yaitu:

Menurut Sri Sumantri


 Konstitusi mengatur perlindungan HAM dan warga negara
 Konstitusi mengatur bentuk ketatanegaraan sebagai dasar Negara
 Konstitusi menjadi pembatas dan pembagian tugas dasar dalam ketatanegaraan

Menurut CF. Strong


 Konstitusi memuat cara mengatur berbagai macam institusi
 Konstitusi memuat berbagai macam kekuasaan kepada institusi
 Konstitusi memuat strategi dalam pelaksanaannya.

2.9 Teori Konstitusi

2.9.1 Timbulnya Konstitusi

Konstitusi sebagai hukum dasar merupakan hal penting keberadaannya untuk mengatur
pemerintahan dan membatasi kekuasaan negara. Adapun hal tersebut muncul disebabkan oleh :

 Adanya beberapa komunitas yang berdekatan, yang ingin bergabung bersama-sama dibawah
sebua pemerintahan baru, seperti yang terjadi di Amerika.
 Komunitas yang dibebaskan dari kerajaan sebgai hasil dari perang dan kemudian bebas
memerintah diri mereka sendiri. Contonya di Austria, Hongaria atau Cekoslowakia tahun 1918.
 Adanya sebuah revolusi yang menghancurkan masa lalu sehingga lahir sebuah bentuk
pemerintahan baru berdasarkan asas-asas baru yang dikehendaki. Hal ini terjadi di Prancis tahun
1789 dan Uni Soviet tahun 1917.
 Kekalahan dalam perang yang mengakibatkan hancurnya kelangsungan hidupsuatu pemerintahan
sehingga harus ada permulaan baru, seperti yang terjadi di Prancis 1875 dan di Jerman 1918.

11 | P a g e
Adapun penyusunan konstitusi dapat disebabkan oleh empat motif, yaitu :

 Keinginan warga negara untuk menjamin hak-hak mereka sendiri tatkala hak-haknya terancam
dan untuk mengendalikan tindakan-tindakan penguasa.
 Keinginan dari salah satu pihak, baik dari warga negara atau penguasa yang berharap dapat
memenuhi keinginan rakyat untuk menetapkan bentuk sistem pemerintahan yang saat itu masih
belum jelas menurut aturan-aturan positif guna me3ngurangi kemungkinan adanya tindakan
sewenang-wenang dari penguasa.
 Keinginan dari pihak-pihak yang membentuk masyarakat politik baru untuk memperoleh cara
pemerintahan dalam bentuk yang permanen dan dapat dipahami oleh warga negara.
 Keinginan dari komunitas-komunitas terpisah untuk menjamin adanya aksi bersama yang efektif,
sementara pada saat yang sama mereka juga dapat mempertahankankepentingan dan hak-haknya
sendiri secara terpisah.(strong, 2008:186)

2.9.2 Nilai Konstitusi

Karl Loewenstein berpendapat, terdapat tiga jenis penilaian konstitusi yaitu :

 Konstitusi yang memiliki nilai normatif


Konstitusi dilaksanakan secara murni dan konsekuen
 Konstitusi yang memiliki nilai nominal
Artinya secara hukum konstitusi itu berlaku tetapi kenyataannya kurang sempurna. Hal ini
Karena pasal-pasal tertentu dari konstitusi itu dalam kenyataannya tidak berlaku. Contoh
konstitusi bekas Uni Soviet pasal 125 yang menjamin adanya kemerdekaan berbicara, pers, tapi
dalam praktek pelaksanaan itu tergantung pada kemauan penguasa.
 Konstitusi yang memiliki nilai semantik
Sekedar untuk memberikan bentuk dan tempat yang telah ada serta sipergunakan untuk
melaksanakan kekuasaan politik. Jadi konstitusi tersebut hanya istilah belaka, sedangkan dalam
pelaksanaannya hanya dimaksudkan untuk kepentingan pihak penguasa.(Thaib,1999:41-42)

2.9.3 Supremasi Konstitusi dalam Negara

Yang dimaksud supremasi konstitusi yaitu,konstitusi yang memiliki kedudukan tertinggi


dalam tertib hukum suatu negara.(Thaib,1999: 42)

12 | P a g e
K.C. Wheare berpendpat, bahwa kedudukan konstitusi dalam suatu negara dapat dipandang dalam
dua aspek yaitu, aspek hukum dan aspek moral. Dilihat dalam aspek hukum, konstitusi memiliki derajat
tertinggi (supremasi). Dasar pertimbangan derajat supremasi konstitusi adlah karena beberapa hal :

 Konstitusi dibuat oleh badan pembuat undang-undang atau lembaga-lembaga negara pembentuk
UUD.
 Konstitusi dibentuk atas nama rakyat, berasal dari rakyat, kekuatan berlakunya dijamin oleh
rakyat, dan harus dilaksanakan langsung kepada masyarakat untuk kepentingan mereka.
 Dilihat dari sudut hukum yakni dari proses pembuatannya, konstitusi ditetapkan oleh lembaga atau
badan yang diakui keabsahannya.

Jika konstitusi dilihat dari aspek moral landasan fundamental maka konstitusi berada dibawahnya.
Konstitusi tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai universal dari etika moral. Jika aturan konstitusi
bertentangan dengan nilai etika moral, harus dikesampingkan. Contohnya, konstitusi yang mengesahkan
perbudakan sudah sewajarnya tidak dituruti.

13 | P a g e
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

berdasarkan kajian yang telah dikemukakan di atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan sebgai
berikut :

negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya

karena konstitusi menjadi landasan terbentuknya negara. jika negara tidak berkonstitusi berarti
tidak memiliki landasan dan aturan, tentunya apabila tidak ada aturan atau landasan maka sebuah negara
akan berantakan karena seluruh masyarakat tentu berbuat sesuai keegoisan masing-masing.

3.2 Saran

Sehubungan dengan pembahsan dan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut :

Baik buruknya suatu negara tidak hanya tergantung dengan sistem yang ada, namun yang lebih
penting adalah iktikad yang baik para penyelenggara negara untuk menjunjung tinggi nilai-nilai
keadilan dan demokrasi. oleh karena itu para elit politik, penguasa, dan rakyat indonesia harus siap
menata diri bereformasi dala perilaku, sikap, dan tindakan demi terwujudnya kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Dengan demikian, sebagai warga negara perlu menjalankan dan menjaga hal tersebut. tidak ada
negara yang maju tanpa adanya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah.

14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/2f0542d649a363d3f04d06edb24599a0.pdf

https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/634858/mod_resource/content/1/makalah%20PKN%20%282%29.pdf

http://repository.iainpare.ac.id/2195/6/16.2600.027%20BAB%201.pdf

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-negara/

https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/teori-dan-hukum-konstitusi/teori-konstitusi/
21491280

https://www.kompasiana.com/megas/5e6e50f3097f365d7f4c65b2/berdampak-apakah-negara-tanpa-konstitusi

https://repository.uin-suska.ac.id/8678/6/BAB%20V.pdf

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai