Anda di halaman 1dari 22

NEGARA DAN KONSTITUSI

” Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kewarganegaraan “

Dosen Pengampu :

Dr. Mohammad Syuzairi, M. Si

Disusun Oleh :

Lidya Kusdiahningrum / 180254241008

Inur Eriska / 180254241011

Yola Oktariana / 2004020083

Dewi Susanti / 2004020077

Mila Feliyani / 2004020088

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI


TANJUNG PINANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisamenyelesaikan
makalah yang berjudul “Negara dan konstitusi” dan dengan harapan semoga makalah ini bisa
bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita sehingga lebih mengetahui tentang Negara dan
konstitusi.

Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, umum, khususnya pada
kelompok kami dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa dipergunakan dengan
semestinya.

oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

Tanjung Pinang, 20 Mei 2021

Penyusun, Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................... 1
1.2.. RUMUSAN MASALAH................................................................................................. 2
1.3 TUJUAN MAKALAH.................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................3


2.1 PENGERTIAN NEGARA.............................................................................................. 3
2.2 PENGERTIAN, TUJUAN, DAN FUNGSI KONSTITUSI......................................... 4
2.3 PENTINGNYA KONSTITUSI BAGI NEGARA........................................................ 6
2.4 UUD 1945 SEBAGAI KONSTITUSI NEGARA REPUBLIK INDONESIA............. 8
2.5 PERILAKU KONSTITUSIONAL................................................................................ 15

BAB III PENUTUP................................................................................................................ 18


3.1 KESIMPULAN................................................................................................................18
3.2 SARAN..............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan ide
demokrasi dapat dikatakan tampa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi
merupakan hukum dasarnya suatu Negara. Dasar-dasar penyelenggaraaan bernegara
didasarkan pada konstitusi sebagai hokum dasar. Negara yang berlandaskan kepada suatu
konstitusi dinamakan Negara
konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal sebagai Negara
konstitusional maka konstitusi Negara tersebut harus memenuhi sifat-sifat dan ciri-ciri dari
konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan tenttang
konstitusionalisme. Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau paham.
Oleh sebab itu, bahasan tentang negara dan konstitusi pada bab ini terdiri atas
konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik
Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.
Manusia hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam latar belakangnya.
Mula-mula manusia hidup dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan kepentingan dan
wilayah tempat tinggalnya, ia hidup dalam kestuan sosial yang disebut masyarakat dan pada
akhirnya menjadi bangsa. Bangsa adalah kumpulan masyarakat yang membentuk suatu
negara. Berkaitan dengan tumbuh kembangnya bangsa, terdapat berbagai teori besar dari
para ahli untuk mewujudkan suatu
bangsa yang memiliki sifat dan karakter sendiri. Istilah bangsa memiliki berbagai
makna dan pengertian nya yang berbeda-beda. Bangsa merupakan terjemahan dari kata
“nation” (dalam bahasa inggris). Kata nation bermakna keturunan atau bangsa.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian Negara
2. Apakah pengertian, tujuan, dan fungsi dari Konstitusi
3. Bagaimana pentingnya konstitusi bagi negara
4. Bagaimana UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia
5. Bagaimana perilaku konstitusional

1.3 TUJUAN MAKALAH


1. Untuk mengetahui pengertian negara
2. Untuk mengetahui pengertian, tujuan dan fungsi dari konstitusi
3. Untuk mengetahui pentingnya konstitusi bagi negara
4. Untuk mengetahui UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia
5. Untuk mengetahui perilaku konstitusional

2
BAB III
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN NEGARA


Negara berbeda dengan bangsa. Jika bangsa merujuk pada kelompok orang atau persekutuan
hidup, sedangkan negara merujuk pada sebuah organisasi sekelompok orang yang berada di
dalamnya. Istilah negara merupakan terjemahan dari kata bahasa inggris,state; bahasa
Belanda dan Jerman, staat, serta bahasa Prancis, etat. Kata-kata tersebut diambil dari bahasa
latin, status atau statum, yang berarti keadaan yang tegak serta tetap atau sesuatu yang
memiliki sifat-sifat yang tegak serta tetap. Di Indonesia, istilah negara berasal dari bahasa
Sanskerta, yaitu nagari atau negara yang berarti wilayah atau penguasa.
Secara terminologi, negara diartikan sebagai oraganisasi tertinggi di antara suatu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam daerah tertentudan
mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari
sebuah negara yang menyaratkan adanya unsur dalam sebuah negara yaitu rakyat,wilayah,
kedaulatan dan pengakuan dari negara lain.

Berikut ini pendapat beberapa pakar kenegaraan berikut ini tentang negara.

1) Menurut Roger H Soltau Dalam An Introduction to Politics (1951), Soltau menyebutkan


negara adalah agen atau kewenangan yang mengatur atau mengendalikan persoalan-
persoalan bersama atas nama masyarakat.

2) Menurut Harold J Laski Sementara menurut Laski dalam The State in Theory and
Practice (1947), negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai
wewenang yang bersifat memaksa.

3) Menurut Max Weber Sosiolog Max Weber mengartikan negara adalah suatu masyarakat
yang memonopoli penggunaan kekerasan fisik yang sah dalam suatu wilayah.

3
4) Menurut Robert M MacIver menyebut negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan
ketertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem
hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah.

2.2 PENGERTIAN, TUJUAN, DAN FUNGSI KONSTITUSI


Dari segi bahasa istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Prancis) yang berarti
membentuk. Maksudnya yaitu membentuk, menata, dan menyusun suatu negara. Demikian
pula dalam bahasa Inggris kata constitute dapat berarti mengangkat, mendirikan atau
menyusun. Dalam bahasa Belanda,
istilah konstitusi dikenal dengan sebutan gronwet yang berarti undang-undang dasar.
Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu
negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah
negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang
berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik
penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini dapat
menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Selain itu, beberapa ahli juga mengemukakan pengertian konstitusi sebagai berikut
1) Menurut Elizabeth. C. Wade Konstitusi merupakan naskah yang memaparkan rangka dan
tugas pokok dri badan pemerintahan suatu negeri dan menentukan pokok-pokok panduan
kerja badan tersebut.

2) Menurut KC. Wheare Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu pelosok
yang berupa kumpulan gaya yang membentuk an mengelola pemerintahan negara.

3) Menurut Herman heller konstitusi mempunyai arti yang lebih besar dari Undang-undang
dasar. Konstitusi tidak hanya yuridis meskipun juga sosiologis dan politis.

4) Menurut Sri Soemantri Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan
negeri dan sendi-sendi sistem pemerintahan negara.

4
5) Menurut Lasalle Konstitusi merupakan hubungan antara kekuatan yang terkandung
dalam sekelompok jamaah yang memiliki posisi yang nyata dalam masyarakat, umpama
kepala angkatan bersenjata pelosok itu, partai politik, dll.

6) Menurut Richard S. Kay Konstitusi ialah pelaksanaan dari aturan-aturan hukum atau rule
of law dalam hubungan masa masyarakat dengan pemerintahan. Konstitualisme
menciptakan situasi yang dapat memupuk rasa aman sebab adanya batasan pada
wewenang pemerintah yang sudah diharuskan lebih awal.

7) Menurut Cf. Strong Konstitusi yaitu sekumpulan asas yang mengse, menetapkan
pemerintah dan kekuasaannya, hak-hak yang diperintah, kemudian juga hubungan antara
pemerintah dengan yang diperintah.

Tujuan Konstitusi
Konstitusi mempunyai tujuan yang berperan dalam suatu negara, yaitu:
1) Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang maksudnya
tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan
bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela Dan bisa merugikan rakyat banyak.
2) Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM orang lain
dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya.
3) Pedoman penyelenggaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi negara
kita tidak akan berdiri dengan kokoh.

Fungsi Konstitusi
Konstitusi mempunyai fungsi yang berperan dalam suatu negara, fungsi konstitusi antara
lain:
1) Konstitusi berfungsi membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak terjadinya
kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh pemerintah agar hak-hak bagi warga negara
terlindung dan tersalurkan “konstitusionalisme”.
2) Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu negara “a birth certificate of new
state”.

5
3) Konstitusi berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi.
4) Konstitusi berfungsi sebagai alat yang membatasi kekuasaan.
5) Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional dan lambang.
6) Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan warga suau
negara.

2.3 PENTINGNYA KONSTITUSI BAGI NEGARA


Eksistensi konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan suatu Negara merupakan
sesuatu hal yang sangat krusial, karena tanpa konstitusi bisa jaditidak akan terbentuk sebuah
negara. Dalam lintasan sejarah hingga awal abad ke-21 ini, hampir tidak ada negara yang
tidak memiliki konstitusi. Hal ini menunjukkan betapa urgennya konstitusi sebagai suatu
perangkat negara. Konstitusi dan negara ibarat dua sisi mata uang yang satu sama lain tidak
terpisahkan. Konstitusi atau Undang-undang Dasar merupakan suatu hal yang sangat penting
sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas, sekaligus dipakai sebagai pegangan dalam
mengatur bagaimana kekuasaan negara harus dijalankan. Sejalan dengan pendapat tersebut,
Bagaimana mengatakan bahwa hakikat konstitusi merupakan perwujudan paham tentang
konstitusi atau konstitusionalisme yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di
satupihak dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap penduduk dipihak
lain.Sejalan dengan perlunya konstitusi sebagai instrumen untuk membatasi kekuasaan
dalam suatu Negara.
Miriam Budiardjo mengatakan : “ Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya
atas demokrasi konstitusional, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khas,yaitu
membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingg apenyelenggaraan kekuasaan
tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara akan
lebih terlindungi.” (Budiardjo, 1978: 96). Dalam konteks pentingnya konstitusi sebagai
pemberi batas kekuasaan tersebut, Kusnardi menjelaskan bahwa konstitusi dilihat dari
fungsinya terbagi ke dalam 2 (dua) bagian, yakni membagi kekuasaan dalam negara, dan
membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa dalam negara. Lebih lanjut, ia mengatakan
bahwa bagi mereka yang memandang negara dari sudut kekuasaan dan menganggap sebagai
organisasi kekuasaan, maka konstitusi dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas

6
yang menetapkan bagaimana kekuasaan dibagai di antara beberapa lembaga kenegaraan,
seperti antara lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Selain sebagai pembatas kekuasaan, konstitusi juga digunakan sebagai alat untuk
menjamin hak-hak warga negara. Hak-hak tersebut mencakup hak-hak asasi, seperti hak
untuk hidup, kesejahteraan hidup, dan hak kebebasan. Mengingat pentingnya konstitusi
dalam suatu negara ini, Struycken dalam bukunya “ Het Staatsrecht van Het Koninkrijk der
Nederlander ” menyatakan bahwa Undang-undang Dasar sebagai konstitusi tertulis
merupakan dokumen formal yang berisikan: Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang
lampau,Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa dan Pandangan
tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik untuk waktu sekarang maupun untuk
waktu yang akan datang.
Suatu keinginan, di mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak
dipimpin. Keempat materi yang terdapat dalam konstitusi atau undang-undang tersebut,
menunjukkan arti pentingnya suatu konstitusi yang menjadi barometer kehidupan bernegara
dan berbangsa, serta memberikan arahan dan pedoman bagi generasi penerus bangsa dalam
menjalankan suatu negara. Dan pada prinsipnya, semua agenda penting kenegaraan serta
prinsip-prinsip dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, telah tercover
dalamkonstitusi (Thaib, 2001: 65). Dari beberapa pakar yang menjelaskan mengenai urgensi
konstitusi dalam sebuah negara, maka secara umum dapat dikatakan bahwa eksistensi
konstitusi dalam suatu negara merupakan suatu keniscayaan, karena dengn adanya konstitusi
akan tercipta pembatasan kekuasaan melalui pembagian wewenang dan kekuasaan dalam
menjalankan negara. Selain itu, adanya konstitusi juga menjadi suatu hal yang sangat
penting untuk menjamin hak-hak asasi warga negara, sehingga tidak terjadi penindasan dan
perlakuan sewenang-wenang dari pemerintah.

7
2.4 UUD 1945 SEBAGAI KONSTITUSI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali disahkan oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam
tatasusunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan
tertinggi. Menurut jenjang norma hukum, UUD 1945 adalah kelompok aturan dasar / pokok
Negara yang berada dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar.
1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia
Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia telah
berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat priode, yaitu sebagai berikut:
a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945 terdiri
dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal aturan paralihan, 2
ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD RIS. UUD RIS terdiri
atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
c. periode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6 bab, 146 pasal,
dan beberapa bagian.
d. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku UUD 1945.
Khusus untuk periode keempat bberlaku UUD 1945 dengan pembagian berikut:
1) UUD 1945 yang belum diamandemenkan;
2) UUD 1945 yang sudah diamandemenkan (tahun 1999, tahun 2000, tahun 2001, dan
tahun 2002)
Amandemen tersebut adalah:
a. Amandemen ke-1 pada sidang umum MPR, disahkan 19 Oktober
b. 1999;
c. Amandemen ke-2 pada sidang tahunan MPR, disahkan 18 Agustus
d. 2000;
e. Amandemen ke-3 pada siding tahuna MPR, disahkan 10 November
f. 2001;
g. Amandemen ke-4 pada tahunan MPR, disahkan 10 Agustus 2002;

8
Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia pertama kali ditetapkan oleh
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD yang ditetapkan oleh PPKI tersebut
sebenarnya merupakan hasil karya BPUPK melalui siding-sidangnya dari tanggal 29
Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 dan tanggal 10 Juli sampai 16 juli 1945. Hasil karya
BPUPKI berupa rancangan pembukaaan hukum dasar dari BPUPKI itulah yang
selanjutnya ditetapkan menjadi UUD Negara Indonesia setelah
mengalami perubahan seperlunya oleh PPKI. Sidang PPKI pertama berlangsung
tanggal 18 Agustus 1945 yang menghasilkan 3 keputusan penting, yaitu sebagai berikut.
1) Mengesahkan Rancangan Pembukaan Hukum Dasar Negara dan Hukum Dasar
Sebagai UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Memilih Ir. Seokarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Presiden dan wakil
presiden.
3) Membentuk sebuah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk membentuk
presiden.

Sidang PPKI mengenai pengesahan undang-undang dasar inin belangsung sangat


singgat yaitu kurang lebih dua jam. Namun dengan semangat persatuan dan keinginan
untuk segera membentuk konstitusi Negara maka penetepan UUD 1945 berjalan dengan
lancar.
Perubahan yang dilakukan hanyalah hal-hal yang kecil saja, bukan masalah yang
mendasar. Hal ini karena PPKI sudah mendapatkan naskah rancangan hukum dasar
yang dihasilkan oleh BPUPKI. Beberapa perubahan tersebut antara lain:
a. Istilah”hokum dasar” diganti menjadi” undang-undang dasar”,
b. Kata”mukadimah” diganti menjadi”pembukaan”
c. “dalam suatu hukum dasar”diubah menjadi”dalam suatu undang-undang dasar”
d. Diadakannya ketentuan tentang perubahan UUD yang sebelumnya tidak ada;
e. Rumusan”Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluk-
Pemluknya” diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia oleh PPKI
dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut.

9
1. Pengesahan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Yang Terdiri Dari 4
Alinea.
2. Pengesahan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia terdiri
atas 16 Bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan dua ayat aturan tambahan.

Jadi pada waktu yang disahkan PPKI adalah UUD Negara Indonesia yang terdiri
atas dua bagaian yaitu bagian pembukaan dan bagian batang tubuh atau pasal-pasalnya.
Adapun bagian penjelasan dilampirkan kemudian dalam satu naskah yang dibuat dalam
Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15 Februari 1946. Berdasarkan hal itu
maka Naskah Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun II No. 7 Tanggal 15
Februari 1946, terdiri atas:
a) Pembukaan
b) Batang tubuh, dan
c) Penjelasan.

Undang-undang Dasar Neraga Republik Indonesia 18 Agustus 1945 hanya berlaku


dalam waktu singkat yaitu mulai tanggal 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949.
Sejak 27 Desember diberlakukannya Undang-Undang Dasar baru disebut kontitusi
Republik Indonesia Serikat (KRIS) tahun 1949. Konstitusi kedua yang berlaku
diindonesia adalah Konstitusi Republi Indonesia Serikat disingkat KRIS atau UUD RIS.
Dan UUD Negara Republik Indonesia 18 Agustus 1945 tetap berlaku tetapi hanya
disalah satu Negara bagian RIS yaitu Negara Republik Indonesia (RI) yang beribu kota
di Yogyakarta. Kontitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS) atau UUD RIS 1949
berlaku dari tanggal 27 Desember 1949 sampai tanggal 17 Agustus 1950, bangsa
Indonesia kembali kebentuk Negara kesatuan. Dengan demikian, UUD RIS 1949 tidak
diberlakukan lagi. Priode berlakunya UUD RIS 1949 daei tanggal 27 Desember 1949
sampai 17 Agustus 1950, oleh Moh. Yamin disebut konstitusi II.
a. Mukadimah yang terdiri dari empat ayat.
b. Bagian batang tubuh yang terdiri dari atas 6 bab, 197 pasal dan lampiran.

10
Beberapa ketentuan pokok dala UUD RIS 1949 antara lain:
1. Bentuk Negara adalah serikat, sedangkan bentuk pemerintahan adalah republik
2. Sistem pemerintahan adalah parlamenter. Dalam sistem pemerintahan ini, kepala
pemerintahan dijabat oleh seorang perdana mentri. Perdana mentri apis saat itu
adalah Moh. Hatta.

Konstitusi yang berlaku setelah UUD RIS adalah Undang-Undang Dasar


Sementara (UUDS) 1950. Undang-undang dasar sementara dimaksud sebagai pengganti
dari UUD RIS 1949 setelah Indonesia kembali ke bentuk Negara kesatuan yang
dituangkan dalam Undang-Undang Federal No.7 Tahun 1950 tentang perubahan
konstitusi RepublikIndonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara
Republik Indonesia. Konstitusi inilah yang menyusun UndangUndang Dasar yang
bersifat tetap. UUDS 1950 terdiri atas:
1. Mukadimah yang terdiri dari empat ayat.
2. Batang tubuh yang terdiri atas 6 bab dan 164 pasal.
3. Bentuk Negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republic;
4. Sistem pemerintah adalah parlementer menurut UUDS 1950;
5. Adanya badan Konstituante yang akan menyusun undang-undang dasar tetap
sebagai pengganti dari UUDS 1950.

Undang-Undang Dasar Sementara 1950 tidak berhasil menyelesaikan tugasnya.


Situasi ini kemudian memicu munculnya dekrit yang isinya sebagai berikut:
1) Menetapkan pembubaran Konstituante;
2) Menetapkan berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950;
3) Pembentukan MPRS dan DPAS.

2. Proses Amandemen UUD 1995


Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt) artinya perubahan. Mengamandemen
artinya mengubah atau mengadakan perubahan. Istilah amandemen sebenarnya
merupakan hak, yaitu hak parlemen untuk mengubah atau mengusulkan perubahan
rancangan UU. Perkembangan selanjutnya muncul istilah amandemen UUD yang

11
artinya perubahan UUD. Istilah perubahan konstitusi itu sendiri mencangkup dua
pengerrtian yaitu:
a. Amandemen konstitusi
b. Pembaruhan konstitusi

Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukan merupakan


addendum atau sisipan dari konstitusi yang asli. Konstitusi yang asli tetap berlaku.
Adapun bagian yang diamandemen merupakan atau menjadi bagian dari konstitusinya.
Amandemen atas UUD 1945 dimaksudkan untuk mengubah dan memperbaruhi
konstitusi negara indonesia agar sesui dengan prinsip-prinsip negara demokrasi. Dengan
adanya amandemen terhadap UUD 1945 maka konstitusi kita diharapkan semakin baik
dan lengkap meyesuikan dengan tuntutan perkembangan dan kehidupan dan kenegaraan
yang demokratis. UUD 1945 sebagai konstitusi atau hukum dasaar negara republik
indonesia juga haus mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan. Untuk
itu perlu dilakukan perubahan terhadap UUD 1945 yang sejak merdeka sampai masa
pemerintahan presiden soeharto belum pernah dilakukan perubahan. Tentang perubahan
UUD dinyatakan pada pasal 37 UUD 1945 sebagai berikut:
1) Unsur perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalam sidam majelis
permusyawaratan rakyat apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah
anggota majelis permusyawaratan
2) Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis dan ditunjukkan
dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.
3) Untuk mengubah asal-asar UUD, sidang majelis permusyawaratan rakyat diadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota majelis permusyawaratan rakyat.
4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan persetujuan sekurang-
kurangnya 50% ditambah satu anggota dari seluruh anggota majelis
permusyawaratan rakyat.
5) Khusus mengenai bentuk negara kesatuan republik indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan.

12
Perubahan atau amandemen UUD 1945 dilakukan perama kali oleh MPR pada
sidang umum MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak tanggal 19 oktober 1999.
Amandemen atas UUD 1945 dilakukan oleh MPR sebanyak 4 kali. Dengan demikian
UUD 1945 telah mengalami 4 kali perubahan yaitu sebagai berikut:
1) Amandemen pertama terjadi pada sidang umum MPR tahun 1999, disahkan 19
oktober 1999.
2) Amandemen kedua terjadi pada sidang tahunan, disahkan 18 agustus 2000.
3) Amandemen ketiga terjadi pada sidang tahunan MPR, disahkan 10 november 2001.
4) Amandemen keempat terjadi pada sidang tahunan PPR, disahkan 10 agustus 2002.

Jadi, pada perubahan keempat ini yang diamandemen sebanyak 13 pasal serta 3
pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan. Dengan cara amandemen ini, UUD
1945 yang asli masih tetap berlaku, hanya beberapa ketentuan yang sudah diganti
dianggap tidak berlaku lagi. Yang beraku adalah ketentuan-ketentuan yang baru.
Naskah perubahan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari UUD negara republik
indonesia tahun 1945. Dengan demikian, naskah UUD 1945 kita terdiri atas:
1. Naskah asli UUD 1945
2. Naskah perubahan pertama UUD 1945
3. Naskah perubahan kedua UUD 1945
4. Naskah perubahan ketiga UUD 1945
5. Naskah perubahan keempat UUD 1945

Naskah UUD 1945 perubahan pertama, kedua, ketiga, dan keempat tersebut
tertuang dalam putusan MPR tentang UUD 1945 dan perubahannya. Putusan MPR
tersebut tidak menggunakan nomor putusan majelis. Hal ini berbeda dengan jenis
putusan majelis lainnya, yaitu ketetapan majelis dan keputusan majelis yag
menggunakan nomor keputusan majelis. Dengan amandemen tersebut maka konstitusi
negara indonesia UUD 1945 menjadi lebih lengkap dan bertambah jumlah pasal-
pasalnya. Jumlah keseluruhan pasal yang diubah dari perubahan perama sampai
keempat ada 73 pasal. Namun jumlah nomor pasal tetap yaitu 37 tidak termasuk aturan
peralihan dan aturan tambahan. Perubahan diakukan dengan cara menambahkan huruf

13
A, B, C, dan seterusnya setelah nomor pasal (angkanya). Misalnya pasal 28, kemudian
pasal 28A, pasal 28B dan seterusnya.

3. Isi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945


UUD 1945 sekarang ini hanya terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pembukaan dan
bagian pasal-pasal. Bagian pembukaan pada umumnya berisi pernyataan luhur dan cita-
cita dari bangsa yang bersangkutan. Namun tidak semua konstitusi negara meiliki
bagian pembukaan ini. Konstitusi malaysia, singapure, dan australia tidak memiliki
bagian pembukaan. Contoh konstitusi negara yang memiliki bagian pembukaan adalah
konstitusi jepang, india, danamerika serikat.
Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian yang penting dalam konstitusi negara
indonesi. Pembukaa UUD 1945 berisi empat alinie sebagai pernyataan luhur bangsa
indonesia. Selain berisi pernyataan, ia juga berisi cita-cita dan keinginan bangsa
indonesia, dalam bernegara yaitu mencapai masyarakat merdeka, bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur. Setiap alenia pembukaan UUD 1945 memiliki makna dan cita-cita
tersendiri sebagai satu kesatuan. Alenia pertama berbunyi “bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas
dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Alenia kedua berbunyi “dan perjuangan pergerakkan kemerdekaan indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat
indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara indonesia, yang merdeka bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur”. Alenia ketiga berbunyi “atas berkat rahmat Allah yang
maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaaannya”. Alenia keempat sebagai berikut “kemudian dari pada itu untuk
membentuk suatu pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa
indonesia dan seluruh tumpah dara indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu UUD 1945negara indonesia, yang

14
terbentuk dalam susunan negara republik indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada
ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh ikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia”.

2.5 PERILAKU KONSTITUSIONAL


Perilaku konstitusional adalah perilaku-perilaku yang senantiasaberdasar dan hanya
berpijak pada aturan-aturan penyelengaraan bernegara yangtertuang dalam UUD 1945.
Perilaku konstitusional juga dapat diartikan sebagaiperilaku yang sesuai dengan konstitusi
negara. Sebaliknya, perilakuinkonstitusional adalah perilaku yang menyimpang dari
konstitusi negara.
Jimly Assiddiqlie:21) konsensus yang menjamin tegaknya perilaku kosntitusional di zaman
modern :
1. Kesepakatan tentang adanya tujuan atau cita cita bersama. Karena citacita bersama
itulah yang pada puncak abstraknya paling mungkinmencerminkan kesamaan kesamaan
kepentingan diantara sesama wargamasyarakat.
2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan
ataupenyelenggaraan negara. Yang berarti bahwa basis pemerintahandidasarkan atas
aturan hukum dan kostitusi.
3. Kesepakatan antara institusi-institusi dan prosedur-prosedurketatanegaraan . dengan
adanya kesepakatan itu maka isi kontitusi dapatdengan mudah dirumuskan karena
benar-benar mencerminkan keinginanbersama.

Perilaku konstitusional wajib dimiliki dan diterapkan oleh semua warga negara,karena
perilaku konstitusional dapat menciptakan keadaan yang tertib, disiplin,dan sesuai dengan
hukum. Berikut adalah contoh sikap konstitusional :

15
A. Perilaku Konstitusional Bagi Penyelenggaraan Negara
Berdasarkan konstitusi yang berlaku di Indonesia saat ini penyelenggaraanNagara
dilaksanakan oleh lembaga-lembaga Negara meliputi : MPR, Presiden,Kementrian
Negara, DPR, DPD, KPU, Badan Pemeriksa Keuangan, MA, MK, TNI,dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia.Lembaga-lembaga penyelenggara Negara tersebut
melaksanakan tugas ataukewajibannya berdasarkan wewenang yang dimiliki
berdasarkan ketetapankonstitusi lain :
1. MPR
 Mengubah dan menetapkan UUD
 Melantik Presiden dan Wakil Presiden
 Memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya
menurut UUD
 Mengubah dan menetapkan UUD
 Melantik Presiden dan Wakil Presiden
 Memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya
menurut UUD

2. Presiden dan Kementrian Negara


 Tidak pernah menghianati Negara
 Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas sebagai Pres dan
Wapre
 Mengajukan rancangan UU kepada DPR
 Menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan UU

3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


 Bersidang sedikitnya sekali dalam setahun
 Membentuk undang-undang
 Membahas rancangan undang-undang bersama dengan Presiden

16
B. Perilaku Konstitusional Warga Negara
1. Mengakui dan menghargai hak-hak asasi orang lain.
2. Mematuhi dan menaati peraturan yang berlaku, baik peraturan lalu lintas,sekolah,
dan lain sebagainya.
3. Tidak main hakim sendiri.
4. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
5. Adanya keterbukaan dan etika dalam menghadapi suatu permasalahan.
6. Mengembangkan sikap sadar dan rasional.
7. Menjalin persatuan dan kesatuan melalui berbagai kegiatan.
8. Pelaksanaan pemilihan umum secara transparan, jujur, adil, dan bebas, sertasesuai
dengan peraturan yang berlaku.
9. Pengambilan keputusan dengan musyawarah atau pemungutan suara, tidak dengan
money politic, suap, kolusi, dan intimidasi.
10. Pelaksanaan demonstrasi atau aksi-aksi secara damai bukan dengan
kekerasan,infiltrasi, atau revolusi.
11. Membayar pajak tepat waktu.
12. Ikut melaksanakan pembelaan negara sesuai dengan kemampuan, hak dan
kewajiban.
13. Memberikan kritik atau saran kepada pemerintah melalui wakil rakyat.

Perilaku konstitusional harus dilaksanakan oleh penyelenggara dan warganegara


secara seimbang. Untuk mengembangkan perilaku konstitusional, pertamakali dengan
mengetahui dan memahami aturan-aturan penyelenggaraan negara yang tecantum dalam
UUD 1945.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Negara adalah oraganisasi tertinggi di antara suatu kelompok masyarakat
yangmempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam daerah tertentu dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari sebuah
negara yang menyaratkan adanya unsur dalam sebuah negara yaitu rakyat, wilayah,
kedaulatan dan pengakuan dari negara lain. Istilah konstitusi pada umumnya
menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu berupa
kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah negara. Peraturan-
peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang ber!enang dan ada yang
tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik penyelenggaraan negara.
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali disahkan oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam
tatasusunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan
tertinggi. Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt) artinya perubahan. Perubahan yang
dilakukan merupakan ada atau sisipan dari konstitusi yang asli. Konstitusi yang asli tetap
berlaku. Adapun bagian yang diamandemen merupakan atau menjadi bagian dari
konstitusinya

3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan tentang makalah
dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat lebih dipertanggung jawabkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/27/150000469/pengertian-negara-menurut-para-
ahli?page=all
https://www.dosenpendidikan.co.id/konstitusi-adalah/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/29/100000669/pengertian-
konstitusi?page=all#:~:text=Menurut%20Kamus%20Besar%20Bahasa%20Indonesia,undang
%2Dundang%20dasar%20suatu%20negara.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-
konstitusi/#:~:text=Konstitusi%20berfungsi%20sebagai%20sumber%20hukum,dan%20kebeb
asan%20warga%20suau%20negara.
https://docplayer.info/71606445-3-pentingnya-konstitusi-dalam-suatu-negara.html
https://www.academia.edu/8590089/PERILAKU_KONSTITUSI

19

Anda mungkin juga menyukai