Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN
“NEGARA DAN KONSTITUSI”

Dosen Pengampu:
Adrenal Stezen, M.H.

Oleh:
Maulidyah Nur Azizzah Wulandari
(220602110068)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang
memberikan nikmat berupa kesempatan untuk belajar dan berbagi ilmu. Shalawat serta salam
semoga tetap terlimpahkan kepada Khatamul Anbiya Muhammad SAW dan kepada semus
utusan Allah yang telah memberikan hidayah serta rahmat bagi seluruh alam semesta
sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas yang merupakan sebuah tanggung jawab
tersendiri. Beribu ucapan terimakasih untuk Bapak Adrenal Stezen, M.H. yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada kami sehingga kami dapat Menyusun
makalah ini dengan baik dan lancer.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, bahkan perlu banyak
masukan serta koreksi. Semua itu karena keterbatasan penulis mengenai wawasan, ilmu, dan
lainnya sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar dapat memperbaiki
segala kesalahan yang ada. Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi
pembacanya.

Penyusun

Maulidyah Nur Azizzah Wulandari


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1Latar Belakang...................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1 Pengertian Negara............................................................................................................4
2.2 Pengertian Konstitusi........................................................................................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan,dan tidak boleh diubah
kini telah mengalami perubahan. Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945 itu pada
hakekatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain sebagai upaya memulai “kontrak
sosial” baru antara warga negara dengan negara menuju apa yang dicita-citakan
Bersama yang dituangkan dalam sebuah peratiran dasar (konstitusi). Perubahan
konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan sistem dan kondisi negara
otoritarian menuju kearah sistem yang demokratis dengan relasi Lembaga negara
yang seimbang.
Dengan demikian perubahan konstitusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa
diabaikan. Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi jalannya
demokratisasi suatu bangsa. Realitas yang berkembang kemudian memang telah
menunjukan adanya komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk
mengamandemen UUD 1945. Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu dan siapa
yang berwenang melakukannya serta dalam situasi seperti apa perubahan itu terjadi,
menjadikan suatu bagian yang menarik dan terpenting dari proses perubahan
konstitusi itu.
Karena dari sini akan dapat terlihat apakah hasil dicapai telah
mempresentasikan kehendak warga masyarakat, dan apakah telah menentukan bagi
pembentukan wajah Indonesia kedepan. Wajah Indonesia yang demokratis dan
pluralitis, sesuai dengan nilai keadilan sosial, kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan.
Dengan melihat kembali dari hasil-hasil perubahan itu, kita akan dapat dinilai apakah
rumusan-rumusan perubahan yang dihasilkan memang dapat dikatakan lebih baik dan
sempurna. Dalam artian, sampai sejauh mana rumusan perubahan itu telah
mencerminkan kehendak Bersama. Perubahan yang menjadi kerangka dasar dan
sangat berarti bagi perubahan-perubahan selanjutnya. Sebab dapat dikatakan
konstitusi menjadi monumen sukses atau keberhasilan sebuah perubahan.
1.2 Rumusan Masalah
1.1.1 Apakah pengertian negara itu?
1.1.2 Apakah pengertian konstitusi itu?
1.3 Tujuan Penulisan
1.1.3 Untuk mengetahui pengertian negara.
1.1.4 Untuk mengetahui pengertian konstitusi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara


Manusia sebagai makhluk sosial kemampuan untuk hidup bersama dengan
manusia-manusia lainny. Keinginan untuk hidup bersama ini disebabkan karena
adanya kepentingan atau kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Menurut Otto
Bauer, meskipun agamanya, warna kulitnya ataupun bahasanya berbeda-beda, asalkan
dalam bentuk persekutuan manusia yang mengalami nasib yang sama selama
berpuluh-puluh bahkan berates-ratus tahun lamanya, maka persamaan nasib itu akan
menjelma menjadi suatu watak yang sama. Dari persamaan watak inilah yang
nantinya akan menjelma menjadi suatu bangsa.
Secara etimologis, istilah negara merupakan terjemahan dari kata “state”
(Inggris), “staat” (Belanda), atau “etat” (Perancis). Kata tersebut dari kata latin
“status” dan “statum” yang memiliki pengertian tentang keadaan yang tegak dan
tetap atau sesuatu yang memiliki sifat yang tegak dan tetap. Pengertian status dan
statum, lazim diartikan dalam Bahasa Inggris dengan “standing” atau “station”
(kedudukan). Istilah ini sering pula dihubungkan dengan kedudukan persekutuan
hidup antara manusia yang biasa disebut dengan istilah “status civitas” atau “status
republicae”. Dari pengertian yang terakhir inilah kata statusselanjutnya dikaitkan
dengan negara.
Secara terminologis, negara diartikan sebagai organisasi tertinggi di antara
suatu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk Bersatu, hidup dalam
suatu Kawasan dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Unsur-unsur negara
yang pada umumnya dimiliki oleh suatu negara berdaulat atau negara yang merdeka
yakni rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat.
Berikut dikemukakannya pendapat atau pandangan dari limah tokoh terkait
konsep negara modern, antara lain yaitu sebagai berikut.
1. Roger H. Soultau, negara adalah agen (agency) atau kewenangan (authority)
yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama
rakyat.
2. Harold J. Lasky, negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara nyata lebih
berkuasa daripada individua tau kelompok yang merupakan bagian dari
masyarakat. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan
bekerja sama untuk memenuhi terkabulnya keinginan-keinginan mereka
bersama.
3. Max Weber, negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli
dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
4. Robert Mac Iver, negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban
didalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem
hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud
tersebut diberi kekuasaan memaksa.
5. Miriam Budiardjo, negara adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya
diperintah (governed) oleh sejumlah penjabat dan yang berhasil menuntut dari
warganegaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui
penguasaan (control) monopolistik terhadap kekuasaan yang sah.
2.1.1 Unsur – Unsur Negara
Unsur-unsur negara sebagai prasyarat berdirinya suatu negara yang dapat dikatakan
telah menjadi kesepakatan global saat ini telah ditentukan atas empat unsur, yaitu
terdiri atas:
1. Rakyat
2. Wilayah
3. Pemerintahan
4. Pengakuan dari negara lain
Unsur rakyat adalah unsur yang terutama dari terbentuknya suatu negara
dibandingkan dengan ketiga unsur lainnya. Karena bagaimana akan terbentuk suatu
negara kalua tidak ada rakyat yang akan membentuk hukum negara dan sekaligus
yang akan menjadi objek dari hukum suatu negara tersebut. Rakyat itu sendiri
merupakan suatu persekutuan hidup manusia yang mempunyai keinginan untuk
Bersatu dan mepunyai persamaan cita-cita.
Dalam rangka menjamin aktivitas kehidupan rakyatnya, suatu negara harus
memiliki wilayah. Wilayah yang ditempati oleh rakyat suatu negara haruslah didiami
dan dikelola secara seimbang dan memiliki batas-batas wilayah yang jelas, agar dapat
memperoleh pengakuan sebagai wilayah negara (legitimasi). Wilayah suatu negara itu
merupakan ruang yang meliputi wilayah daratan, wilayah perairan dan wilayah udara
serta pada batas-batas tertentu juga juga wilayah Antariksa. Wilayah daratan adalah
seluruh wilayah permukaan tanah yang tampak muncul di atas wilayah perairan.
Wilayah perairan adalah ruang perairan yang berada pada perairan pendalaman, laut
territorial, zona tambahan dan zona ekonomi eksklusif suatu negara. Sedangkan,
wilayah udara adalah ruang udara yang berada di atas permukaan daratan maupun
perairan suatu negara sampai sejauh 110 kilometer dari permukaan daratan atau
perairan suatu negara tersebut.
Dalam menyelenggarakan ketertiban rakyat dan dalam upaya menyejahterakan
kehidupan rakyat, suatu negara membutuhkan kekuasaan. Kemudian kekuasaan
didalam negara tersebut memerlukan pemerintahan. Pemerintahan itu sendiri
merupakan perwakilan negara untuk menjalankan kekuasaan negara untuk mnecapai
tujuan negara.
2.1.2 Teori – Teori Terbentuknya Negara
1. Teori Ketuhanan
Teori ini beraggapan bahwa negara diciptakan Tuhan. Penciptaan negara oleh
Tuhan ada yang secara langsung dan ada yang secara tidak langsung. Untuk ciri
negara yang diciptaka oleh tuhan secara langsung yaitu penguasa berkuasa karena
menerima wahyu dari Tuhan, sedangkan ciri Tuhan menciptakannegara secara tidak
langsung yaitu penguasa berkuasa karena kodrat tuhan. Menurut Thomas Aquinas,
negara timbul dari pergaulan antara manusia yang ditentukan oleh hukum dan tata
alam. Tetapi tata alam ini terjadi dari kehendak tuhan dan menurut hukum Tuhan.
Secara umum dalam pandangan teori ketuhanan, negara adalah ciptaan tuhan, dan raja
adalah pemimpin yang ditunjuk oleh tuhan, sehingga pertanggung jawaban pemimpin
negara secara langsung ditunjuk oleh tuhan.
2. Teori Kekuatan
Intisari dari teori ini dirumuskan bahwa siapa yang berkemampuan memiliki
kekuatan, maka merekan akan mendapatkan kekuasaan dan memegang pemerintahan.
Kekuatan itu meliputi kekuatan jasmani, kekuatan rohani, atau kekuatan materi
maupun kekuatan politik. Inti ajaran teori kekuatan mengenai terbentuknya negara
adalah bahwa suatu negara akan terbentuk sebagai akibatnya adanya dominasi atau
penaklukan dari kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah.
Menurut teori evolusi Charles Darwin, kehidupan semesta ala mini diliputi
oleh serba perjuangan untuk mempertahankan hidup masing-masing yang kuat akan
menindas yang lemah, maka semuanya berusaha untuk menjadi kuat dan unggul
dalam perjuangan setiap perjuangan harus senantiasa berusaha menambah kekuatan
dan kemampuannya agar tetap berkuasa. Dalam keadaan itulah terjadi evolusi, terjadi
proses dan pertumbuhan yang terus menerus yang dibawahkan oleh penyesuaian diri
pada kondisi perjuangan hidup.
Semua imperium yang pernah berjaya dalam sejarah peradaban negara dapat
dikatakan berdiri dengan dasar teori kekuatan ini, sebagai mana yang diterpakan oleh
pemerintahan Napoleon Bonaparte (1769-1821), Adolf Hitler (1889-1945), Benito
Musseolini (1883-1945), dan Lenin (1870-1924).
3. Teori Perjanjian Masyarakat
a. Thomas Hobbes
Dalam pandangan Thomas Hobbes, pada teori perjanjian masyarakatnya,
diungkap bahwa pada mulanya kehidupan antar manusia sama seperti kehudpan
serigala yang dianalogikannya dengan sebutan homo homini lupus, yang artinya
babhwa manusia memangsa manusia yang lain atau manusia menjadi serigala bagi
manusia lain.
Perkembangan berikunya, manusia-manusia itu saling berinterkasi dan
membuat kelompok-kelompok kemudian terjadilah situasi anarki lain dalam
bentuk perang antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain atau yang
disebut oleh Hobbes dengan sebutan bellim omnium contra omnes, yang artinya
perang semua melawan semua.
Selanjutnya, lama-kelamaan manusia-manusia dalam kelompok-kelompok itu
tidak tahan juga dengan keadaan anarki tersebut. Situasi anarki itu telah sangat
mengancam keadaan mereka untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sebagai
manusia. Menurut Hobbes, pada tahapan ini manusia telah mengalami situasi
kesadaran atau disebutnya dengan istilah resultante.
b. John Locke
Berbeda dengan Hobbes yang mengawali teori perjanjian masyarakatnya dari
situasi antar manusia yang anarki, John Locke dalam teori perjanjian
masyarakatnya mengawali teorinya dari keadaan bahwa manusia itu sebagai
makhluk sosial (homo socius). Sebagai makhluk sosial, kehidupan antar manusia
diatur dalam hukum akal kemudian interasi hukum akal antar manusia dalam
lingkungan sosial tersebut pada akhirnya akan mencapai pada titik yang disebut
oleh John Locke sebagai keadaan ideal atau goodwill.
Selanjutnya jika interaksi, antar individu- individu dalam suatu masyarakat
sudah ideal, maka muncullah suatu kesepakatan antar individu dalam masyarakat
tersebut dalam bentuk perjanjian masyarakat, yang disebut oleh John Locke
dengan sebutan pactum unionees.
c. Jean Jacques Rousseau
Dalam teori perjanjian masyarakat yang dirumuskan oleh Rousseau, pada
hakikatnya manusia dilahirkan bebas dan sederajat. Oleh karena kebebasan dan
kesederajatan manusia, maka manusia sebagai individu-individu sangat
berpeluang untuk mengadakan kesepakatan yang disebut sebagai perjanjian
masyarakat.
Menurut Rousseau, apabila individu-individu telah mengadakan perjanjian
masyarakat, maka timbullah keadaan bernegara. Jika sudah ada keadaan
bernegara, maka terbentuklah negara sebagai badan kooperatif yang fungsinya
untuk memberikan perlingdungan terhadap general will (kehendak/kepentingan
umum), dan sekaligus memberikan perlindungan terhadap particular will
(kehendak/ kepentingan khusus).
4. Teori Integralistik
Teori ini diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller, dan juga Hagel. Bagi teori ini,
negara terbentuk oleh karena adanya susunana masyarakat yang begitu berhubungan
erat satu sama lain dan merupakan persatuan masyarakat yang organi, dimana negara
tidak memihak kepada sesuatu golongan yang paling kuat, atau yang paling besar
tidak menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat, akan tetapi negara menjamin
keselamatan hidup, bangsa seluruhnya sebagai persatuan yang tak dapat dipisah-
pisahkan.
2.1.3 Tujuan Negara
Sebagai sebuah organisaso kekuasaan dari sekumpulan orang-orang yang
mendiaminya, maka negara memiliki tujuan yang telah disepakati bersama. Adapun
tujuan negara, antara lain yaitu:
1. Untuk memperluas kekuasaan
2. Menyelenggarakan ketertiban umum
3. Mencapai kesejahteraan umum
2.1.4 Bentuk – Bentuk Negara
Pada dasarnya bentuk negara dapat dibedakan berdasarkan rumusan konsepsi
negara dan berdasarkan subjek pemegang kekuasaan dalam negara tersebut, yaitu
antara lain:
1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah negara yang berdaulat, diselenggarakan
sebagai negara kesatuan tunggal, dimana perintah pusat merupakan yang
tertinggi serta satuan-satuan subnasionalnya hanya menjalankan suatu
kekuasaan yang sudah dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan.
Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu
dewan Menteri (cabinet), serta satu parlemen. Pada perkembangan
kotemporer, penganutan atas bentuk negara kesatuan ini umumnya dibedalan
atas negara kesatuan yang menggunakan sistem sentralisasi dan negara
kesatuan yang menggunakan sistem desentralisasi.
Sistem sentralisasi adalah bentuk negara dimana pemerintahan pusat
memiliki kedaulatan penuh untuk menyelenggarakan urusan pemerintah dari
pusat hingga daerah termasuk segala hala yang menyangkut urusan
pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah hanya bersifat pasif dan
menjalankan perintah dari pemerintahan pusat. Seperti contoh pada negara
Jerman pada masa kepemimpinan Hitler.
Sistem desentralisasi adalah bentuk negara dimana pemerintah pusat
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara memberikan sebagai
kekuasaannya kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri disebut hak otonom. Dalam sistem pemerintahan ini daerah membuat
peraturan yang sesuai dengan kondisi daerahnya, asal peraturan itu tidak
bertentangan dengan peraturan diatasnya. Pemerintah pusat tidak lagi
memegang kekuasaan seluruh urusan pokok saja, seperti urusan pemerintahan
umum, politik, keungan dan hubungan luar negeri. Seperti contoh yang
menerapkan sistem ini adalah Indonesia.
2. Negara Serikat
Negara serikat atau federasi merupakan bentuk negara gabungan yang
terdiri dari beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pada mulanya
negara – negara bagian tersebut merupakan negara yang merdeka, berdaulat
dan berdiri sendiri. Setelah menggabungkan dengan negara serikat, dengan
sendirinya negara tersebut melepaskan Sebagian dari kekuasaanya dan
menyerahkanya kepada negara serikat. Penyerahan kekuasaan dari negara-
negara bagian kepada negara serikat tersebut dikenal dengan istilah limitatif
(satu demi satu) dimana hanya kekuasaan yang diberikan oleh negara-negara
bagian saja yang menjadi kekuasaan negara serikat. Namun, pada
perkembangan selanjutnya, negara serikat mengatur hal yang bersifat strategis
seperti kebijakan politik luar negeri, keamanan dan pertahanan negara.
3. Republik
Negara republic adah bentuk pemerintahan yang kepala negaranya
adalah presiden. Presiden dalam pemeritahan repunlik yang demokratis dipilih
dan diangkat dalam satu preristiwa tertentu oleh Lembaga atau pilihan rakyat.
Sementara dalam pemerintahan republic yang tidak demokratis, presiden
berasal dari Tindakan mengangkat dirinya sendiri atau dengan menunjuk
orang yang akan menggantikannya.
4. Monarki
Bentuk negara monarki identic dengan negara kerajaan. Monarki
merupakan suatu negara dimana yang menjadi pemegang kedaulatan pada
negara tersebut terletak ditangan satu orang. Kedaulatan yang adapa pada satu
orang tersebut sifatnya ditentukan berdasarkan keturunan/pertalian darah dari
orang yang sebelumnya memegang tampuk kekuasaan dinegara tersebut. Pada
perkembangan sekarang bentuk negara monarki ini masih terdapat pada
beberapa negara didunia, seperti Arab Saudi dan Brunei Darussalam.
5. Oligarki
Oligarki adalah pemerintahan yang dilakukan oleh segolongan kecil
manusia yang menganggap dirinya sendiri tercakup dan berhak untuka
mengambil dan melakukan segala kekuasaan diatas segenap rakyat. Ciri
uatama negara oligarki yakni terletak pada kekuasaan negara tersebut yang
dipegang oleh kelompok tertentu. Lalu ciri yang kedua adalah bahwa dalam
negara oligarki tidak terdapat hubungan pertanggungjawaban antara kelompok
yang memegang kekuasaan negara yang satu sebagaimana yang berlangsung
di Korea Utara maupun di Myanmar.
6. Demokrasi
Negara demokrasi adalah negata yang kedaulatannya berada di tangan
rakyat, sehingga segala sesuatu keputusan dalam negara tersebut diambil
berdasarkan pada keputusan bersama rakyat. Hakikat dari keputusan yang
diambil berdasarkana pada keputusan bersama rakyat terletak pada
pemerintahan dari rakyat yang artinya keabsahan atau legitimasi sutu
pemerintahan berasal dari rakyat. Kemudian pemerintahan oelh rakyat yang
maknanya untuk menunjukan bahwa pengawasan terhadap jalnnya
pemerintahan dilakukan oleh rakyat. Selanjutnya pemerintahan untuk rakyat
yang menekankan bahwa pemerintahan tersebut haruslah dilangsungkan untuk
sebesar-besarnta bagi keputusan rakyat.
2.2 Pengertian Konstitusi
Istilah “ Konstitusi” pertama kali dikenal di Negara Perancis, yaitu
berasal dari Bahasa Perancis “Constituer” yang berarti membentuk. Yang dimaksud
dengan membentuk adalah membentuk suatu negara. Dengan pemakain istilah
konstitusi yang dimaksud adalah pembentukan suatu negara. Hal ini disebebkan
konstitusi menganding permulaan dari segala peraturan mengenai suatu negara.
Dalam sejarah,kita melihat bahwa identifikasi antara pengertian
konstitusi dan Undang-Undang Dasar itu, dimulai sejak Oliver Cromwell (Lord
Protector) kerajaan inggris (1599-1658) yang menamakan Undang-Undang Dasar itu
sebagai the Instrument of Government atau “ius trusment of government” yang berati
bahwa Undang-Undang Dasar dibuat sebagai pegangan untuk memerintah dan dari
sinilah muncul identifikasi dan Konstitusi dan Undang-Undang Dasar. Pada tahun
1787 pengertian Konstitusi menurut Cromwell tersebut kemudian diambil alih oleh
Amerika Serikat yang selanjutnya oleh Lafayette diambil oleh Negara Perancis pada
tahun 1789. Pada umumnya, Negara-negara yang mendasarkan atas demokrasi
konstitusional, maka undang-undang dasar (sering disebut juga konstitusi dalam arti
sempit) mempunyai fungsi yang khusus yaitu membatasi kekuasaan pemerintah
sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-
wenang sehingga hak-hak warga Negara akan lebih terjamin. Pandangan ini
dinamakan konstitualisme.
Menurut Carl J. Friendrich bahwa konstitualisme merupakan gagasan
bahwa pemerintahan merupakan suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh
dan atas nama rakyat, tetapi yang dikenakan pembatasan yang diharapkan akan
menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk tidak disalahgunakan oleh mereka
yang mendapat tugas untuk memerintah. Cara pembatasan yang dianggap efektif ialah
dengan jalan membagi kekuasaan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau
beberapa kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami
suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui adanaya suatu
pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok
atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara,
baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-
aturan pokok (fundamental) yang menopang berdirinya suatu negara.
3. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat.
Karena melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan
dasar negara.
3.2 Saran
Kepada para pembaca kami menyarankan agar lebih banyak membaca buku
yang berkaitan dengan Negara atau Konstitusi agar lebih memahami kedua hal
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai