Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


Tentang
Konsep Negara dan Negara yang Berkeadaban
Kelompok : 2

Alda Alfahira 2230404006


Adriyal 2230404003
Bima al hafiz 2230404029
Cindy Nurhafiza 2230404031
Cyndi Wahyuni Putri 2230404032
Deana Utami Arrazaag 2230404035
Desweri Putra 2230404041

Dosen pengampu:
Fawza Rahmat,Shi.,M.A

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
kepada pemakalah sehingga dengan rahmat-Nya itulah pemakalah dapat menyelesaikan
makalah dengan mata kuliah Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan ini dengan tepat
waktu. Tidak lupa pula penulis bershalawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang
mana beliau telah merubah peradaban dari peradaban jahiliyyah kepada peradaban yang
berilmu pengetahuan yang sama-sama kita rasakan pada saat ini.

Makalah ini pemakalah buat bertujuan untuk memenuhi mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan semester satu dengan judul “Konsep Negara dan Negara
yang Berkeadaban”. Dalam penyususnan makalah ini pemakalah menyadari kekurangan
baik pada penulisan kata atau materi, mengingat pemakalah yang masih dalam proses
belajar dan sedikitnya pengetahuan. Semoga dengan penulisan makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua terutama untuk pemakalah sendiri. Dengan kekurangan
yang ada pada makalah ini pemakalah mengucapakan mohan maaf dan ampunan kepada
Allah SWT. Karena kesalahan itu datangnya dari diri penulis sendiri dan kebenaran itu
hanya milik Allah SWT.
Wassalamu’alaikumWArahmatullahi wabarakhatuh
Batusangkar,18 September 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................I
DAFTAR ISI...............................................................................................................II
BAB l PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB ll PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. Pengertian dan Tujuan Negara...................................................................3
B. Unsur-unsur negara....................................................................................5
C. Teori negara dan bentuk-bentuk negara.....................................................8
D. Hubungan agama dan negara.....................................................................11
E. Hubungan agama dan negara muslim........................................................12
F. Hubungan agama dan negara di indonesia.................................................13
G. Membangun negara yang berkeadaban......................................................14
BAB lll PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Saran .........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara merupakan satuan territorial yang berdaulat. Setiap negara dalam
batas,wilayahnya mempunyai keauasaan tertinggi dan eksklusif(kusumaatmadja dan R.
Agoes. 2003). Negara dapat diartikan suatu organisasi kekuasaan yang merupakan
persetuajuan masyarakat dan merupakan alat untuk mencapai tujuan bersama.
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan perangkat yang menjadi ikatan
kebersamaan dan menjadi wadah agar manusia dapat menjalankan kehidupan dengan
baik. Keberadaan suatu institusi yang bernama negara tidak dapat dielakkan. Negara
diharapkan mampu  menjadi wadah bagi segala aturan hidup dalam kodrat manusia
sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia harus hidup dengan aturan-
aturan yang harus dipatuhi agar tidak terjadi konflik dalam hidup bermasyarakat,serta
jauh dari sengketa dan dapat terwujud perdamaian. Maka keberadaan negara menjadi
faktor penting dalam kehidupan manusia.

            Masyarakat tentu mempunyai beragam kepentingan, negara berfungsi mengatur


dan mengorganisir kepentingan-kepentingan tersebut agar tercipta sebuah harmoni sosial.
Warga negara berperan penting dalam membangun negara yang berkedaulatan,beradab
dan negara yang damai.Setiap warga negara harus mengontrol setiap proses
penyelenggaraan negara agar dapat terwujud kesejahteraan bersama.
            Dalam pembahasan ini, akan dibahas mengenai negara itu sendiri dan bagaimana
hubungan agama dan negara-negara Islam,khususnya di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian dan Tujuan Negara
2. Jelaskan Unsur-unsur Negara
3. Jelaskan Teori Negara dan Bentuk-Bentuk Negara
4. Jelaskan hubungan Agama dan Negara
5. Jelaskan hubungan Agama dan Negara di Negara Muslim
6. Jelaskan Hubungan Agama dan Negara di Indonesia
7. Jelaskan Membangun Negara Yang Berkeadaban

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan negara
2. Untuk mengetahui unsur-unsur negara
3. Untuk mengetahui teori negara dan bentuk negara
4. Untuk mengetahui hubungan agama dan negara
5. Untuk mengetahui hubungan agama dan negara di negara muslim
6. Untuk mengetahui hubungan agama dan negara di indonesia
7. Untuk mengetahui cara membangun negara berkeadaban

BAB ll

2
PEMBAHASAN

A. Menjelaskan pengertian dan tujuan negara


1.Pengertian Negara
Negara merupakan satuan territorial yang berdaulat. Setiap negara dalam
batas,wilayahnya mempunyai keauasaan tertinggi dan eksklusif(kusumaatmadja dan R.
Agoes. 2003). Negara dapat diartikan suatu organisasi kekuasaan yang merupakan
persetuajuan masyarakat dan merupakan alat untuk mencapai tujuan bersama. Dengan
mengetahui tujuan suatu negara,akan dapat dikaji sifat serta legitimasi kekuasaan dari
organisasi negara tersebut(Naning, 1983:28).
Samidjo (1986: 28-29) mengutip beberapa pengertian negara menurut beberapa ahli
hukum tata negara,antara lain:
a. Plato,’’ Negara adalah suatu tubuh yang senantiasa maju,
bervolusi, terdiri dari orang-orang (individu)’’.
b. Grotius/Hugo de Groot. “Negara adalah ibarat status perkakas
yang dibikin manusia untuk melahirkan keberuntungan dan
kesejahteraan umum’’.
c. Thomas Hobbes, ‘’Negara adalah satu tubuh yang dibuat oleh
orang banyak beramai-ramai, yang masing-masing, yang berjanji
akan memakainya menjadi alat untuk keamanan dan
perlindungan bagi mereka’’.
d. J.J Rousseau, ‘’Negara adalah perserikatan dari rakyat bersama-
sama yang melindungi dan mempertahankan hak masing-masing
diri dan harta benda anggota-anggota yang tetap hidup dengan
bebas merdeka”.
e. Kral marx, ‘’Negara adalah suatu alat kekuasaan bagi manusia
(penguasa) untuk menindas kelas manusia yang lainnya’’.
f. Bellefroid, ‘’Negara itu suatu perserikatan hukum yang
menempati suatu wilayah untuk selama-lamanya dan yang
dilengkapi dengan suatu kekuasaan tertinggi untuk
menyelenggarakan kemakmuran rakyat sebesar-besarnya”.
g. .Logemann,’’Negara adalah suatu organisasi kemasyarakatan
yang mempunyai tujuan dengan kekuasaannya mengatur serta
menyelenggarakan sesuatu masyarakat”.
h. Ibnu khaldun,’’ Negara merupakan suatu tubuh yang persis
keadaanya sebagi tubuh manusia, mempunyai sifat tabiat sendiri,
mempunyai badan jasmani dan rohani, dan mempunyai batas
umur sebagai halnya keadaan manusia. Ada masanya lahir dan

3
tumbuh, ada pula masanya muda dan dewasa, dan ada masanya
tua bangka dan mati.

2. Tujuan Negara
Berdasarkan teori tujuan negara , tujuan negara bermacam-macam, tergantung
dari teori tujuan Negara itu sendiri. Menurut Naning (1983:28) ada beberapa teori tujuan
negara, antara lain:
a. Teori Kekuasaan, yang tokohnya antara lain Shang Yang, Nicollo Machiavlli
dan Fridriech Nietzsche. Menurut teori ini tujuan Negara adalah untuk mencapai
kekuasaan itu sendiri, tetapi kekuasaan itu hanya merupakan alat belaka untuk mencapai
tujuan Negara yang sebenarnya, yakni kebesaran dan kehormatan. Machiavlli sangat
mengagung-agungkan kekuasaan , bahkan untuk mencapai tujuan dan menghalalkan
segala cara. Semua dapat dikorbankan demi untuk kekuasaan.
b.Teori keamanan/ketertiban, tokohnya antara lain Dante Alighieri, Thomas
Hobbest, Montesquieu, dan Epicurus. Menurut Dante, Negara yang memiliki kekuasaan
yang hanya sekedar sebagai alat untuk mencapai tujuan lain yang lebih tinggi yaitu
ketertiban, keamanan dan kebahagiaan, untuk mencapai ketertiban dan kedamaian dunia,
sehingga menurut dante diperlukan adanya suatu kerajaan dunia. Hobbest berpendapat
bahwa perdamaian adalah unsur yang menjadi hakekat tujuan Negara. Montesquieu juga
berpendapat bahwa Negara hanya sebagai alat yang dibuat manusia untuk melindungi
dirinya dari segala macam ancaman dan bahaya. Didirikanya Negara dengan maksud
untuk melindungi diri sehingga dapat tercipta kehidupan yang aman dan sentosa.
Sedangkan Epicurus berpendapat bahwa terjadinya Negara untuk menjamin keamanan,
ketertiban dan kepastian hidup segenap warna negaranya.
c. Teori kemerdekaan, bahwa kemerdekaan merupakan tujuan Negara. Beberapa
tokoh yang mendukung terori ini seperti Immanoel Kant, Herbeet Spencer,Jean Bodien
menyatakan hampir sama bahwa tujuan didirikanya Negara adalah untuk memperoleh
kebanyakan lagi kebebasan dan kemerdekaan.
d. Teori kekusilaan, merupakan pendapat Plato, bahwa Negara bertujuan untuk
memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai perorangan maupun makhluk sosial.
e. Teori kebahagiaan, yang menurut Montesquie bahwa tujuan Negara agar tetap
memiliki wilayahnya yang akan dimanfaatkan sebesar-besar untuk kepentingan
masyarakat sehingga mereka dapat hidup tentram dan bahagia. Teori ini didikung oleh
Hartmann, Harold J, Laski, Jhon Stuart Mill dan Jeremy Bentham.

B.Menjelaskan Unsur-unsur negara

4
Unsur-unsur negara adalah hal-hal yang menjadikan negara itu ada atau hal-hal yang
diperlukan untuk terbentuknya negara(elemen dari pada negara). Untuk mengetahui
unsur-unsur negara ada 3 sudut pandang.
Pertama,meninjau unsur-unsur negara secara klasik atau tradisonal.
a. wilayah tertentu,ialah batas wilayah dimana kekuasaan wilayah itu berlaku.
Dengan kata lain,kekuasaan negara tidak berlaku diluar batas wilayahnya karena bisa
menimbulkan sangketa internasional walaupun sebagai pengecualian dikenal dengan apa
yang disebut tdaerah-daerah ekstreritorial yang artinya kekuasaan negara bisa berlaku
diluar daerah kekuasaannya. Mengenai batas wilayah negara orang tidak melihat dalam
undang-undang dasar negara,tetapi merupakan ketentuan dalam perjanjian(traktat)antara
dua negara atau lebih yang berkepentingan atau biasanya merupakan negara tetangga.
Penentuan dalam undang-undang dasar hanya suatu peringatan saja bahwa negara
mempunyai wilayah terbatas. Wilayah mempunyai arti yang luas yang meliputi
udara,darat,dan laut.
b. rakyat,ialah sekumpulan orang yang hidup disuatu tempat. Ada istilah
rumpun(ras),bangsa(natie),suku yang erat pengetiannya dengan rakyat.
Rumpun(ras)adalah sekumpulan orang yang mempunyai ciri-ciri jasmania yang
sama(warna kulit,rambut,bentuk muka,bentuk badan). Misalnya rumpun melayu. Bangsa
(natie)adalah rakyat yang berkesadaran membentuk negara. Suku adalah orang
berkesamaan dalam kebudayaan.
c. pemerintahan, organisasi negara mempunyai badan pemimpinan dan badan
pengurus yang memimpin dan yang mengurus negara. Badan demikian disebut
pemerintah,dan fungsinya disebut pemerintahan. Memerintah berarti menjalankan tugas
pemerintahan. Pemerintah dalam arti sempit adalah suatu badan dan pemimpin terdiri dari
seseorang atau beberapa orang yang mempunyai peranan pemimpinan dan menentukan
dalam pelaksanaan tugas negara. Jelasnya pemerintah,salam arti ini ialah kepala negara
dengan para mentri yang kini lazim disebut kabinet. Adapun pemerintahan adalah
fungsi/tugas dari pada pemerintah,baik dari arti sempit maupun dalam arti luas. Fungsi
pemerintahan dalam arti luas meliputi 3 badang:
a. legislatif,yaitu pembuatan undang-undang
b. eksekutif,yaitu pelaksanaan pemerintah menurut undang-undang
c. yudikatif,yaitu peradilan menurut undang-undang.
Dalam arti terbatas funsi pemerintahan itu hanya berarti tugas eksekutif saja.
Adapun pemerintahan yang berdaulat diartikan berdaulat ke dalam dan keluar,namum
secara ke dalam dibatasi oleh hukum positif artinya tidak boleh sewenang-wenang dan
berdaulat ke luar diabatasi oleh hukum internasional.
d. kemampuan mengadakan hubungan dengan negara-negara lainnya. Unsur
keempat ini mendiri merujuk pada kedaulatan dan kemerdekaan. Kemerdekaan dan
keadaulatan merupakan 2 posisi yang tidak tepisahkan sebagai subjek hukum
internasional. Suatu negara dinyatakan mempunyai kedaulatan apabila memilki

5
kemerdekaan atau negara dianggap mempunyai kemerdekaan,apabila memiliki
kedaulatan. Pemerintahan suatu negara haruslah merdeka dan berdaulat,sehingga wilayah
negaranya tidak tunduk dengan keuasaan negara lain dan berati juga bahwa negara
tersebut bebas melakukan hubungan kerja sama internasional dengan negara mana
pun,sewajarnya adalah kalau suatu negara memilki kepasitas untuk mengadakan
hubungan kerja sama internasional dengan negara lain untuk tujuan-tujuan yang hendak
sicapai oleh negara tersebut.
Kedua, meninjau unsur-unsur negara secara yuridis,sebagamana dikemukakan
oleh logemann,terdiri dari:
a) Gebiedsleer(wilayah hukum),yang meliputi darat,laut,udara,serta orang
dan batas wewenangnya.
b) Persoonsleer(subjek hukum),unsur subjek hukum dari pada negara adalah
pemerintah yang berdaulat.
c) De leer van de rechtsbettrecking(hubungan hukum),maksudnya adalah
hubungan hukum antara penguasa dan dikuasai termasuk hubungan
hukum ke luar dengan negara lainnya secara internasional.
Ketiga, meninjau unsur-unsur negara secara sosioloogis. Paham ini dikemukakan
oleh RudolfKjellin yang melanjutakan ajaran Ratzel dalam bukunya Der Statt als
Lebensfrom,menjelaskan unsur-unsur negara sebagai berikut:
a) Faktor sosial yang meliputi unsur masyarakat,unsur ekonomis,dan unsur
keltural.
b) Faktor alam yang meliputi unsur wilayah dan unsur bangsa.
Kemudian pada abad ke -19 dikembangkan konsep rechstaat dalam arti luas
berwawasan kesejahteraan dan kemakmuran( welvaarstaat dan verzoringstaat) dengan
variasi unsur-unsur utamanya sebagai berikut:
1. Friedrichilulius Stahl,mengetengahkan unsur utama,pengakuan
dan perlindungan hak –hak asasi manusia,pemisahan kukuasaan
negara berdasarkan prinsip trias politica,penyelenggaraan
pemerintah menurut undang-undang(wetmating bestuur),dan
peradilan adminisstrasi negara.
2. Scheltema dengan unsur utama,kepastian
hukum,persamaa,demokrasi,dan pemerintahan yang melayani
kepentingan umum.
3. H.D.Van Wijk dan Konijnenbelt,menjelaskan dengan unsur
utama,pemerintah menurut hukum(wetmatig bestuur),hak-hak
asasi,pembagian kekuasaan,dan pengawasan oleh kekuasaan
peradilan.

6
4. Zippelius, menjelaskan unsur utama,pemerintahan
hukum,jaminan terhadap hak-hak asasi, pembagian kekuasaan
dan pengawasan yustisial terhadap pemerintahan.
Selanjutnya Scheltema menjelaskan lebih lanjut mengenai unsur-unsur negara
hukum atau rechtdtaat sabagai berikut:
1. adanya kepastian hukum,yang unsur turunannya adalah:
a. Asas legalitas;
b. Undang-undang yang mengatur tindakan yang
berwenang sedemikian
rupa,sehingga warga dapat mengetahiu apa yang dapat
diaharapkan;
c. Undang-undang tidak boleh berlaku surut;
d. Hak asasi dijamin dengan undang-undang
e. Pengadilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain.
2. Asas persamaan,asas terunan utamanya adalah:
a. Tindakan yang berwenang diatur dalam undang-undang didalam
arti material;
b.Adanya pemisahan kekuasaan.
3. asas demokrasi,yang unsur terunannya adalah:
a. Hak untuk memilih dan dipilih bagi warga negara;
b.Peraturan untuk badan yang berwenang ditapkan oleh parlemen.
c. Perlemen mengawasi tindakan pemerintah.
4. asas pemerintahan untuk rakyak,yang unsur turunannya adalah:
a. Hak asasi dijamin dengan undang-undang dasar:
b.Pemerintah secara efektif dan efesien.
Kemudian ada pendapat yang mutakhir mengenai unsur-unsur negara
terbentuknya suatu negara,sebagai berikut:
1. adanya manusia sebagai penduduk tetap yang berkadudukan
sebagai rakyat,di mana setiap orang itu secara mental dan fisik
adalah berdaulat dan merdeka atas dirinya masing-masing;
2. adanya wilayah tertentu yang dikuasai dan ditempati sebagai
tempat tinggal untuk mencari kebutuhan hidupnya oleh rakyat.

7
Dan pada saat sekarang,wilayah dimaksud terdiri atas
daratan,laut,dan udara;
3. adannya penguada negara yang diakui dan dipatuhi atau ditaati
oleh rakyatnya;
4. adanya konstitusi dari negara yang bersangkutan sabagai
landasan funfamental dalam negara;
5. adanya kedaulautan dari negara yang bersangkutan,baik
kedaulatan politik,misalnya tidak berada dibawah kedaulatan
ekonomi,yakni tidak mengharapkan pasokan ekonomi dari
negara lain;
6. adanya pengakuan dari negara lain,dimaksudkan sebagai negara-
negara lainnya untuk mengakui suatu negara berdasarkan
kepentingan-kepentingan politik dari negra yang mengakui.

C.Menjelaskan Teori Negara dan Bentuk Negara


1.Teori Kekuasaan Negara
Terdapat dua versi tentang teori ini. Berikut disajikan ketiga versi tersebut tabel.

Versi Lord Shang Yang Versi Niccolo Versi


Machiavelli Nietzsche

Nama buku “A Classic of the Chinese Nama buku “ll Nama buku “Also
School of Law” Tahun 1928 Principe” Tahun Sprach Zarasthustra”
1513
Latar Belakang: Latar Belakang: Latar Belakang:
Pemberontakan dan perang saudara di Cina. Kekacauan Kekacauan negara
internal
Italia,akibat
perebutan
kekuasaan negara
bagian dan
intervensi negara
asing ke Italia

a weak people means a strong state and a a. pemerintah a. manusia adalah


strong weak people. harus selalu dalam kerusakan dan
berusaha agar kemunduran kerna
a. Therefore a cauntry,which has the berada diatas berpegang pada
right way is concerned with segala aliran yang

8
weaking people(rakyat lemah ada bagaimanapun nilai-nilai yang sesat
berarti negara kuat,negara kuat lemahnya
b. hidup adalah
berarti rakyat lemah. Dari itu pemerintah
perjuangan,hasrat
negara yang mempuanyai tujuan
b. dengan untuk berkuasa,itulah
yang betul hendaknya bertindak
kekuasaan maka rahasia hidup
melemahkan rakyat)
kemakmuran akan
c. hidup adalah
b. kebudayaan(tenevils)merugikan tercapai
serba memenangkan
bagi negara
c. pemerintah dan menaklukkan
c. tujuan utamanya adalah kadang harus
pemerintahan harus berkuasa penuh bersikap sebagai
terhadap rakyatnya singa agar rakyat
takut,kadang harus
bersikap sebagai
kancil yng cerdik
untuk menguasai
rakyatnya

2.Teori Perdamaian
o Nama tokoh : Dante Alleghiere

o Nama buku : Die Monarchia Tahun 1313

o Latar belakang: Kondisi perebutan kekuasaan antara raja dan


partai disertai dengan kemerosotan ekonomi
o Ajaran

 Pemerintah seharusnya diorganisir

 Gereja dan negara sebaiknya bekerja sama untuk perdamain dunia dengan cara
menciptakan undang-undang yang seragam bagi seluruh umat manusia

 Negara harus bersifat progresif mengajar kemajuan rakyat bukan kepentingan


perseorangan
o Nama tokoh : Thomas Hobbes

o Ajaran : 39

 Perdamaian adalah hakekat tujuan negara

 Karena masyarakat tidak mampu menanggulangi terjadinya gejolak maka


mereka mengakibatkan diri dalam perjanjian

9
 Nama tokoh : Montesquieu

 Ajaran : 40

 Negara sebagai alat yang buat manusia untuk melindungi dirinya dari segala
ancaman

 Tujuan negara adalah terciptanya kehidupan yang aman dan sentosa

 Nama tokoh: Epicurus

 Ajaran: adanya negara adalah untuk menjalankan keamanan,ketertiban dan


kepastian hidup segenap warganya

 Nama tokoh: Julius Caesar

 Ajaran :

 Si Vis para bellum (kalau menghendaki perdamaian siapkanlah diri untuk


peperangan)

 Tujuan semula dari negara adalah pertahanan(defensif),tapi pertahanan ke


serangan(ofensif)hanya satu langkah
2. Teori Kebebasan
o Nama tokoh : Immanuel Kant

o Ajaran :

 Mengecam perbedaan-perbedaan dalam masyrakat

 Negara hukum dalam arti sempit (rechtstaat in enge zin),artinya negara bertugas
melindungi kebebasan dan hak pokok manusia secara pasif saja

 Nama tokoh: Herbert Spencer

 Ajaran: Negara adalah alat bagi manusia untuk memperoleh lebih banyak
kebebasan dan kemerdekaan
2. Bentuk-bentuk negara
1.Negara konfederasi adalah sebenarnya bukan suatu negara melaikan merupakan
gabungan dari beberapa negara berdaulat penuh.persatuan tersebu diantaranya dilakukan
demi mempertahankan kedaulatan dari negara-negara yang masuk kedalam konfederasi
tersebut.pada saat tahun 1963 malaysia dan singapura pernah membangun sesuatu
konfederasi,yang salah satu yang dimaksudkan untuk mengatisipasi politik luar negri
yang agresif dari indonesia dimasa pemerintah soekarno. malaysia dan singapura
mendirikan konfederasi karena alasan pertahanan masing-masing negara.
2.kesatuan

10
Negara kesatuan adalah negara yang pemerintah pusat atau nasional memegang
kekuasaan kedudukan tertinggi dan memiliki kekuasaan penuh dalam pemerintahan
sehari hari.pemerintah pusat memiliki wewenang untuk menyerahkan sebagian kekuasaan
kepada daerah berdasarkan hak otonomi,yang dikenal pula sebagai
desentralisasi.namun,kekuasaan tertinggi tetap berada di tangan pemerintah pusat dan
demikian,baik kedaulatan kedalam maupun kedaulatan keluar di berada pemerintah pusat.
Dalam negara hanya ada satu konstitusi.satu kepala negara,satu dewan
menteri(kabinet).

D.Menjelaskan Hubungan Agama dan Negara


Hubungan agama dan negara adalah hubungan saling membutuhkan, di mana
agama memberikan kerohanian yang dalam berbangsa dan bernegara sedangkan negara
menjamin kehidupan keagamaan.
Dalam praktik kehidupan kenegaraan masa kini, hubungan antara agama dan
negara dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, yakni integrated (penyatuan antara
agama dan negara), intersectional (persinggungan antara agama dan negara), dan
sekularistik (pemisahan antara agama dan negara.Bentuk hubungan antara agama dan
negara di negara-negara Barat dianggap sudah selesai dengan sekularismenya atau
pemisahan antara agama dan negara. Paham ini menurut The Encyclopedia of Religion
adalah sebuah ideologi, dimana para pendukungnya dengan sadar mengecam segala
bentuk supernaturalisme dan lembaga yang dikhususkan untuk itu, dengan mendukung
prinsip-prinsip non-agama atau anti-agama sebagai dasar bagi moralitas pribadi dan
organisasi sosial.
Pemisahan agama dan negara tersebut memerlukan proses yang disebut
sekularisasi, yang pengertiannya cukup bervariasi, termasuk pengertian yang sudah
ditinjau kembali. Menurut Peter L. Berger berarti “sebuah proses dimana sektor-sektor
kehidupan dalam masyarakat dan budaya dilepaskan dari dominasi lembaga-lembaga dan
simbol-simbol keagamaan”.[4]Proses sekularisasi yang berimplikasi pada marjinalisasi
agama ini bisa berbeda antara satu negara dengan negara lainnya, yang terutama
dipengaruhi oleh latar belakang budaya dan sejarah masing-masing masyarakatnya.
Negara-negara yang mendasarkan diri pada sekularisme memang telah melakukan
pemisahan ini, meski bentuk pemisahan itu bervariasi. Penerapan sekularisme secara
ketat terdapat di Perancis dan Amerika Serikat, sementara di negara-negara Eropaselain
Perancis penerapannya tidak terlalu ketat, sehingga keterlibatan negara dalam urusan
agama dalamhal-hal tertentu masih sangat jelas, seperti hari libur agama yang dijadikan
sebagai libur nasional, pendidikan agama di sekolah, pendanaan negara untuk agama,
keberadaan partai agama, pajak gereja dan sebagainya.Bahkan sebagaimana dikatakan
Alfred Stepan kini masih ada sejumlah negara Eropa yang tetap mengakui secara resmi
lembaga gereja (established church) dalam kehidupan bernegara, seperti Inggris, Yunani
dan negara-negara Skandinavia (Norwegia, Denmark, Finlandia, dan Swedia).

11
Pengakuaan akan eksistensi agama dalam kehidupan bernegara diwujudkan
terutama dalam bentuk pengakuan resmi lembaga-lembaga keagamaan tertentu dalam
negara serta adopsi nilai-nilai dan norma-norma agama dalam sistem nasional dan
pengambilan kebijakan publik, seperti legislasi hukum-hukum agama (Islam) tertentu
menjadi hukum nasional. Di samping itu, negara juga mengakui eksistensi partai-partai
politik dan organisasi-organisasi massa yang berbasis agama. Hanya saja, kini terdapat
perkembangan yang menarik dalam orientasi politik warga yang sekaligus
menggabungkan antara proses sekularisasi dan desekularisasi. Di satu sisi, terjadi
desekularisasi politik dengan munculnya kembali partai-partai agama (Islam) dan
akomodasi nilai-nilai dan norma-norma agama dalam pengambilan kebijakan publik.
Namun di sisi lain terjadi perubahan orientasi politik warga santri yang tidak otomatis
mendukung partai-partai Islam tetapi justru banyak mendukung partai-partai nasionalis.

E.hubungan agama dan negara dinegara muslim


Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dimana sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, bukanlah negara yang terpisah dari agama, tetapi juga tidak
menyatu dengan agama. Hubungan ideal antara negara dengan agama dalam negara yang
memiliki, prinsip berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah negara secara aktif dan
dinamis membimbing, menyokong, memelihara, dan mengembangkan agama dan
kepercayaan. Kebebasan dalam pengertian ini berarti bahwa keputusan beragama dan
beribadah diletakkan pada domain privat atau pada tingkat individu. Dapat juga dikatakan
bahwa agama merupakan persoalan individu dan bukan persoalan negara. Negara dalam
hubungan ini cukup menjamin secara yuridis dan memfasilitasi agar warga negara dapat
menjalankan agam dan beribadah dengan rasa aman, tentram, dan damai tanpa ada
gangguan dari setiap orang atau sekelompok masyarakat selama pelaksanaan keyakinan
tersebut tidak menimbulkan gangguan ketertiban dan ketentraman masyarakat, hubungan
agama dan negara adalah saling membutuhkan. Agama membutuhkan negara untuk
perkembangan agamanya dan negara membutuhkan agama untuk peningkatan moral
bangsa.
Hubungan agama dan negara di Indonesia lebih menganut pada asas
keseimbangan yang dinamis, jalan tengah antara sekularisme dan teokrasi. Keseimbangan
dinamis adalah tidak ada pemisahan antara agama dan negara atau politik, namun masing-
masing dapat saling mengisi dengan segala peranannya. Agama tetap memiliki daya kritis
terhadap negara dan negara memiliki kewajiban-kewajiban terhadap agama. Dengan kata
lain, hubungan agama dan negara di Indonesia terjadinya satu hubungan simbiotik-
mutualita.
Konsep NKRI dan Pancasila adalah hasil ijtihad inklusif kelompok islam dalam
era pembentukan Negara Indonesia. Kewajiban umat islam, sebagaimana kelompok
lainnya adalah menjaga dan melestarikan kesepakatan para pendiri bangsa untuk
membentuk serta membangun bangsa yang ideal yang aman, tentram dan damai.
Dari uraian-uraian tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa pemikiran Islam
tentang hubungan agama dan negara saling berkaitan antara satu dengan lainnya,

12
khususnya dalam aspek ketatanegaraan, demokrasi dan hak asasi manusia, dengan
kesimpulan sebagai berikut :
Relasi antara agama dan negara dalam pemikiran Islam yaitu, Islam memberi
prinsip-prinsip terbentuknya suatu negara dengan adanya konsep khalifah, dawlah, atau
hukumah. Dengan prinsip-prinsip ini, maka terdapat tiga paradigma tentang pandangan
agama islam dan negara, yakni; paradigma integratif, paradigma simbiotik, dan
paradigma sekularistik.
Relasi antara agama dan demokrasi, dalam hal ini islam menekankan pada nilai
demokrasi itu sendiri, yakni kebenaran dan keadilan. Dengan demokrasi ini pula, maka
aturan permainan politik yang baik dapat terwujud. Karena itu konsep demokrasi seperti
ini, sangat sesuai dengan Islam, karena Islam adalah agama yang selalu mengedepankan
nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Relasi antara agama dan HAM dalam pemikiran Islam, maka Islam telah
menetapkan bahwa hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir adalah hak kemerdekaan
beragama. Karena itu, Islam secara esensial menekankan pentingnya hak asasi manusia
untuk ditegakkan dalam sebuah negara. Karena hak asasi manusia itu adalah hak yang
tidak boleh diganggu dan dirampas dari orang yang memiliki hak tersebut.

F.Hubungan Agama dan Negara di Indonesia


Membicarakan hubungan agama dan negara di Indonesia merupakan persoalan
yang menarik. Hal ini disebabkan karena tidak hanya penduduknya moyoritas beragama
Islam,tetapi menurut lintasan sejarah umat.
Islam mempunyai andil yang cukup besar dalam mengantarkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Surat Keputusan Presiden nomor 22 tahun RI
Joko Widodo mempunyai dampak positif yang luar biasa. Mengapa?Karena Kepres
tersebut adalah sebuah pengakuan yang sudah lama kita tunggu-tunggu bahwa para kiyai
dan pesantren memiliki peran dan pengabdian dalam mengantarkan kemerdekaan
Indonesia lewat Fatwa Jihad mbah KH. Hasyim Asy’ari atau yang lebih dikenal dengan
Resolusi Jihad.
Hubungan politik antara agama(islam)dengan negara di Indonesia baik pada masa
pra kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan mengalami jalan bantu. Hal ini dapat
disimak pada perdebaatan-perdebaran antara M.Nasir dengan Seokarno sebelum
Indonesia merdeka,perdebatan-perdebatan di BPUPKI menjelang kemerdekaan,dan pada
sidang-sidang Konstituante.
Sebagai diketahui bahwa proses pembentukan UUD 1945 yang sekarang
digunakan,melalui proses perdebatan yang cukup panjang. Persoalan pokoknya ialah
kedudukan agama(islam)di Indonesia. Disitulah pihak yang diwakili M. Nasir
menghendaki agar Indonesia bersandarkan agama,sedangkan pihak lain yang diwakili
Soekarno menghendaki dasar kebangsaan. Akhir perdebatan antara M. Nasir dan
Soekarno mengenai dasar negara berakhir dengan vivendi(kesepakatan luhur)dalam

13
bentuk kompromi antara kelompok Islam dan kelompok nasionalis dalam sau piagam
yang kemudian dikenal dengan sebutan Piagam Jakarta. Sila pertama dalam piagam
jakarta berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi para
pemeluknya”. Akan tetapi pada tanggal 18 Agustus 1945 yaitu pada sidang Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia(PPKI),dengan mempertimbangan masalah dan
mafsadahnya,tujuh kata dari sila pertama,akhirnya diganti dengan kalimat Yang Maha
Esa. Dari sinilah awal ketidak puasan dari sementara kelompok Islam politik sehingga
sampai sekarangpun mereka tetep ingin memperjuangkan kembalinya tujuh kata yang
diganti(Piagam Jakarta).

G.Menjelaskan Membangun Negara yang Berkeadaban


Membangun sebuah negara tidak hanya dilakukan seorang pemimpin,namun juga
warganya.

jika warganya sadar akan tanggung jawab yang ia miliki atas negaranya, maka
membangun sebuah negara yang jaya sangat lah mudah. namun lain halnya jika warganya
tidak memiliki kesadaran akan tanggung jawab nya.

cara membangun sebuah negara yg berkeadaban:


1. dibutuhkanya seorang pemimpin yang benar2 ingin memajukan negeri nya.
2. dibutuhkanya kesadaran masyarakat akan tanggung jawabya atas negaranya.
3. dibutuhkanya keharhamonisan antar warga dan pemimpin negara (tanpa memandang
status,kaya maupun miskin).
4. dibutuhkanya rasa kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga adat istiadat /
budaya yg dimiliki negaranya.

BAB lll
PENUTUP

14
A. Kesimpulan
Negara berarti organisasi tertinggi diantara satu kelompok masyarakat yang
mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam suatu kawasan dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat.
Tujuan-tujuan negara antara lain :
1.         Memperluas kekuasaan
2.         Menyelenggarakan ketertiban umum
3.         Mencapai kesejahteraan umum
Ada pun syarat terbentuknya negara adalah : rakyat bersatu, daerah atau wilayah,
pemerintahan yang berdaulat dan pengakuan negara lain.Teori tentang terbentuknya
negara yaitu teori kontrak sosial, teori ketuhanan dan teori kekuatan. Bentuk-bentuk
negara adalah negara kesatuan dan negara serikat.
Negara dan warga negara mempunyai hubungan timbal balik yang harus dijalankan
secara selaras. Warga negara harus menjalankan aturan-aturan yang ada di negara agar
tercipta suatu negara yang harmonis.Sebaliknya, negara berkewajiban melindungi hak-
hak warganya dan memenuhi segala kebutuhan warganya agar warga negara dapat hidup
layak dan sejahtera.
B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis uraikan, di harapkan dengan adanya pembahasan
makalah  ini, kita sebagai warga negara dapat menyadari peran penting untuk mengontrol
proses penyelenggaraan negara sesuai dengan konstitusi yang berlaku, sehingga
penyelenggaraan negara tetap konsisten terhadap tujuan utama berdirinya negara yakni
meningkatkan kesejahteraan rakyat.

DAFTAR PUSTAKA

15
A. Buku
Dr.Muhamad Sadi Is,S.H.I.,M.H., Suwito,KENCANA , 2021 , HUKUM
PEERINTAHAN Dalam Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam,Jakarta 13220.
Dr.Isrok,S.H.,M.S. ,Dhia Al Uyun,S.H.,M.H.,2012,Ilmu Negara(Berjalan Dalam
Dunia Abstrak),Perpustakaan Nasional Katalog dalam Terbitan(KDT).
Prof.Dr. Masykuri Abdillah,PRENADAMEDIA GROUP,September 2015,ISLAM
DAN DEMOKRASI Respon Intelektual Muslim Indonesia Terhadap Konsep Demokrasi
1966-1993.
Dr.H.Syamsuhadi Irsyad,M.H.S,2006,Paradigma terbaru Pendidikan
Kewarganaegaraan untuk mahasiswa
Drs.H. Ali Muhtarom,MH , Dr. H. Abdul Karim,M.Pd , Dr. H. Achmad Choiron,M.Ag
,Februari 2018 , Islam Agama Cinta Damai,Upaya Menepis Radikalisme Beragama, kota
Semarang Jawa Tengah

B. Google
http://graduate.uinjkt.ac.id/?p=15667 ,15:27, HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
DALAM KONTEKS MODERNISASI POLITIK DI ERA REFORMASI Oleh Masykuri
Abdillah
https://prezi.com/fp-fzhskj1os/membangun-negara-berkeadaban/
https://brainly.co.id/tugas/18061751 ,15:30
http://fitrirahmiku.blogspot.com/2012/12/makalah-kewarganegaraan-
membangun.html ,21:16 , Fitri Rahmi , makalah kewarganegaraan : membangun negara
berkeadaban

C. Jurnal
https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/kuriositas/article/download/589/451 ,16:05,
Budiyono, Hubungan Negara dan Agama dalam Negara Pancasila
https://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/fiat/article/download/305/265/893
- :~:text=Hubungan%20agama%20dan%20negara%20adalah,sedangkan%20negara
%20menjamin%20kehidupan%20keagamaan. ,16:07, Edi Gunawan Institut Agama Islam
Negari(IAIN)Manado,Relasi Agama dan Negara Perspektif Pemikiran Islam
http://graduate.uinjkt.ac.id/?p=15667 , Hubungan agama dan negara dalam konteks
moderenisasi politik

16

Anda mungkin juga menyukai