OLEH:
KELAS 1C
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunia serta
rahmat-Nya lah sehingga kita dapat menyelesaikan makalah “Hukum dan
Agama”. Tak lupa pula kami mengucapkan rasa terima kasih kepada bapak
Rahmat Ferdian Andi Rosidi,S.H.I., M.H sebagai Dosen mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah mempercayakan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan banyak
manfaat terutama dapat meningkatkan pemahaman kita sebagai penulis maupun
pembaca. Kami juga menyadari bahwa selama proses pembuatan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Oleh
karena itu, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang
berkenan dalam penulisan makalah ini. Serta kami juga mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi menyempurnakan makalah ini untuk menjadi lebih
baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
BAB 1...............................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
A. Latar Belakang...................................................................................................5
BAB 2...............................................................................................................................7
PEMBAHASAN...............................................................................................................7
BAB 3.............................................................................................................................16
PENUTUP......................................................................................................................16
KESIMPULAN...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat dan pemerintah adalah 2 elemen penting dalam negara.
Keduanya berperan penting pada kemajuan sebuah negara. Oleh karena
itu, keduanya harus berjalan beriringan untuk mencapai kemajuan tersebut.
Indonesia dikenal dengan penduduk yang mayoritas menganut agama
Islam.
Beberapa peristiwa yang saya sebutkan di atas hanya sebagian kecil dari
bukti bahwa muslimin Indonesia sangat berpengaruh pada kemajuan
negara ini. Muslimin yang berkorban siang malam untuk memikirkan
bangsa, serta tidak ingin terbelenggu dengan pemikiran kolot para
pendahulu mereka. Sampai pada akhirnya sedikit demi sedikit dari mereka
mulai memiliki kemajuan dalam berfikir. Dan jadilah Islam dan negara
seperti saat ini.
A. Rumusan Masalah
1.Apa konsep dasar terbentuknya negara?
2.Apa teori terbentuknya negara?
3. Bagaimana hubungan agama dan negara dalam kasus islam dan praktik
islam di Indonesia?
4. Bagaimana Islam dan negara di masa orde baru dan pasca orde baru?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar terbentuknya negara
2. Untuk mengetahui teori terbentuknya negara
3. Untuk mengetahui hubungan agama dan praktik islam di Indonesia
4. Untuk mengetahui keadaan islam dan negara dimasa orde baru dan pasca
orde baru.
BAB 2
PEMBAHASAN
1
A.Ubaedah,Dkk.’Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani’,Kencana
Perdana Media Group;Jakarta,2000,h.84-85
c. Bertujuan untuk mencapai kesejateraan umum2
3. Unsur-Unsur Negara
Terdiri dari 3 unsur yaitu:
a. Rakyat
Negara merupakan sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh
rasa persamaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah
b. Wilayah
Wilayah merupakan salah satu unsur negara yang harus dipenuhi
karena tidak ada negara tanpa adanya batas teritorial yang jelas.
c. Pemerintah
Kelengkapan negara yang bertugas memimpin suatu negara untuk
mencapai tujuan bersama
d. Pengakuan Negara lain
Pengakuan dari negara lain bersifat menerangkan adanya suatu
negara.Ada dua macam pengakuan suatu negara ada pengakuan de
facto dan pengakuan de jure3
B. Teori Tentang Terbentuknya Negara
1. Teori Kontrak Sosial (Socil Contract)
Teori kontrak sosial sosial atau teori perjanjian berpendapat bahwa
negara dibentuk berdasarkan perjanjian tradisi sosial masyarakat.Teori
ini berpendapat negara tidak berpotensi menjadi negara
tirani,disebabkan keberlangsungannya berpacu pada kontrak-kontrak
sosial antara warga negara dengan lembaga negara.pemikiran ini
berasal dari Thomas Hobbes,John Locke,dan J.J.Rousseau.
2
A.Ubaedah,Dkk.’Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani’,Kencana
Perdana Media Group;Jakarta,2000,h.84-85
3
Dwi Latifatul fajri,”4Unsur-Unsur Negara”,
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61fe89e906a71/mengenal-4-unsur-unsur-negara-dan-
penjelasannya , Diakses 5 November 2022.
Doktrin ketuhanan ini mempunyai bentuk yang sempurna dalam
tulisan-tulisan yang ditulis para sarjana Eropa pada abad pertengahan
digunakan teori ini untuk membenarkan kekuasaan mutlak para raja.
Doktrin ini mempunyai hak memerintah yang dimiliki oleh raja berasal
dari tuhan karna mereka percaya mandat untuk bertakhta sebagai
penguasa berasal dari tuhan.
3. Teori Kekuatan
Menurut teori ini,kekuatan adalah pembenaran dari terbentuknya suatu
negara dan adanya dominasi negara kuat yaitu melalui
penjajahan.terbentuknya suatu negara karena pertarungan kekuatan dan
pemenangnya memiliki kekuatan untuk membentuk sebuah negara4
Seperti yang sama sama kita ketahui pada masa pra kemerdekaan,
perwujudan paling utama adalah upaya para pemimpin dan aktivitas awal
islam politik untuk menjadikan islam sebagai dasar ideologi negara. Salah
satu bentuk yang menjadi awal aktivitas islam dalam politik untuk
menjadikan ideologinya menjadi dasar ideologi negara yaitu, melakukan
4
A.Ubaedah,Dkk.’Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani’,Kencana
Perdana Media Group;Jakarta,2000,h.86
pendesakan agar piagam Jakarta segera di legalisasikan untuk memberi
wewenang wewenang kepada negara untuk melakukan kontrol atas
penerapan syariah oleh para pemeluknya. Dan sebagai buktinya, upaya
tersebut menjadi suatu kebuntuan politik, akan tetapi juga menyebabkan
posisi para aktivis islam yang berpolitik menjadi tersingkirkan dan
melemah.
5
5
Bahtiar Effendy.’Islam dan Negara’,Paramadina;Jakarta Selatan,1998,h.7
6
Asthesia Dhea Cantika,”Isi Piagam Jakarta dan Rancangan Negara”,
https://edukasi.okezone.com/read/2022/06/20/624/2614682/isi-piagam-jakarta-rancangan-
D. Hubungan antara agama dan negara dalam praktik islam di
indonesia
Di sisi lain banyak pemimpin dan aktivitas islam politik pada 1950 an dan
1960 an menggunkan doktrin sebagai alat untuk mengembangkan dan
memperluas beberapa agenda sosila dan politik mereka. Termasuk
pandangan bahwa islam telah menyediakan bagi mereka yang memeluk
ajarannya sebuah konsep negara atau sistem pemerintahan yang lengkap.
Di samping itu mereka juga mendukung pandangan bahwa negara pada
hakikatnya merupakan integral, atau perluasan dari islam. Seperti inilah
sikap religio-politis yang merupakan beberapa bagian dalam dunia islam,
yang dikenal dengan rumusan inn-a al-Islam-a al din wa l-dawlah yang
artinya Islam adalah agama sekaligus negara. Dari perspektif tersebut
mereka memperjuangkan agar islam di jadikan dasar ideologi negara.
Adapun islam pada saat awal awal kemerdekaan, islam juga ikut aktif
berkecimpung di dunia pilitik melalui partai partai. Adapun partai
masyumi Ketika itu, dan digantikan oleh Parmusi, NU,PSII ,Perti. Yang
pada saat itu dikenal sebagai Islam Politik adalah monopoli kegiatan partai
partai islam. Dengan kata lain islam politik muncul menjadi sebuah proyek
dan suatu perjuangan yang ekslusif. Dapat dikatakan juga bahwa dengan
adanya berbagai pengkelompokan seperti itu islam memperoleh kejelasan
relative sejauh yang menyangkut peran formal dan kelembagaannya dalam
politik.
Bahkan pada kenyataannya, ada kecenderungan yang semakinn menguat
untuk menganggap bahwa keberadaan partai partai tersebut dengan
sendirinya sudah merupakan bukti dinamisme dan vitalitas islam politik.
Kecenderungan tersebut menjadikan keberadaan partai partai itu sebagai
suatu hal yang mutlak secara teologis maupun politis politis.
7
8
Setelah melalui beberapa pertimbangan, akhirnya diputuskan bahwa
Pancasila akan menjadi dasar negara kesatuan dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Karena orang Indonesia memiliki agama yang
berbeda, bukan hanya Islam. Ketidaksepakatan ini menimbulkan konflik
jika para pendiri bangsa tidak dapat menyelesaikannya dengan baik.
Ketika era Orde Baru dimulai, para pemimpin politik Islam, terutama
Mashmi, yang telah diberhentikan oleh Sukarno karena pemberontakan,
sangat berharap agar Mashmi dapat direhabilitasi. Namun, militer tetap
tidak percaya pada Islam politik, khususnya Masyumi, yang tokoh-
tokohnya dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
telah terlibat dalam makar yang merenggut nyawa 2.500 tentara karena
kekecewaan terhadap pemerintah pusat meningkat.
8
Bahtiar Effendy.’Islam dan Negara’,Paramadina;Jakarta Selatan,1998,h.123
pengawasan pemerintah. Pemerintah mengatakan bahwa jika tidak
menyetujui proposal, situasinya akan menjadi lebih ekstrem daripada
kasus sebelumnya, secara bertahap melemahkan kekuatan politik. Apalagi
ketika pemerintah memberlakukan kebijakan yang dianggap bertentangan
dengan Islam, yaitu kebijakan yang membolehkan perjudian. Para tokoh
Islam pun merasa tunduk pada kebijakan Ali Sadikin (Gubernur DKI
Jakarta saat itu).
Mitigasi tidak akan muncul jika aktivis Muslim masih menganut ideologi
Islam. Hal ini disebabkan oleh pemikiran dan praktik umat Islam
Indonesia yang progresif. Disharmoni juga telah hilang, ditandai dengan
adanya kebijakan yang responsif terhadap kepentingan sosial ekonomi dan
9
Bahtiar Effendy,’Islam dan Negara’,Paramadina;Jakarta Selatan,1998,
politik umat Islam. Contoh bentuk koordinasi ini adalah masuknya
generasi baru aktivis politik Islam ke dalam lembaga negara. Sementara di
bidang infrastruktur, negara mendukung pembangunan masjid dan
mendirikan bank syariah. Adaptasi budaya dapat dilihat dalam pengucapan
vernakular “Assalamu Alaikum”.
10
10
Okrisal Eka Putra,”Hubungan Islam dan Politik masa Orde Baru”,Jurnal Dakwah,Volume
IX,Nomor.2,Juli-Desember 2008,h.193.
heran jika Islam memiliki pengaruh yang kuat terhadap terwujudnya
demokrasi di Indonesia.11 Prinsip-prinsip demokrasi seperti musyawarah
dan adil pada dasarnya tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an,
tetapi sudah tertulis dalam kitab suci Al-Qur'an. Indonesia membutuhkan
pemimpin yang jujur, berani, bertanggung jawab, dan mampu melayani
aspirasi rakyatnya.Masih banyak demonstrasi di sekitar kita akhir-akhir ini
karena pemerintah mengumumkan kebijakan yang dianggap orang
bermasalah atau tidak perlu. Hal ini wajar jika tidak bertentangan dengan
undang-undang. Keyakinan akan konsolidasi demokrasi di masa transisi
ini membutuhkan komitmen serius dari banyak faktor.12
11
Saiful Mujani ,Muslim Dekmorat,Jakarta 2007,hal.19.
12
.Sembodo Ardi Widodo’Islam dan Demokrasi Pasca Orde baru’,Kencana Perdana Unisia,Vol
xxx,no 65 September 2007,hal.218
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Tujuan negara Dalam konsep ajaran Plato,tujuan negara adalah
memajukan moralitas manusia sebagai individu (individu) dan sebagai
makhluk sosial berbeda dengan plato,menurut Thomas Aquinas dan
Agustinus,tujuan negara adalah mencapai penghidupan dan kehidupan
yang aman dan damai dibawah ketaatan dan bimbingan tuhan.
Kyai Haji Abdurrahman Wahid yang kerap dipanggil Gus Dur terpilih
sebagai presiden Republik Indonesia yang selanjutnya.Banyak
rintangan yang harus dilewati di masa Megawati untuk beralih menuju
demokrasi, seperti belum maksimalnya penegakan hukum, juga
korupsi yang sudah menjadi kebiasaan pejabat bangsa ini.Partai-partai
baru banyak yang bermunculan untuk menciptakan perubahan yang
lebih baik, karena masyarakat dan pemerintah adalah elemen penting
bagi negara.Indonesia membutuhkan pemimpin yang jujur dan berani,
yang dapat bertanggung jawab juga meladeni aspirasi masyarakat,
bukan hanya pemimpin yang menjadikan partai sebagai batu loncatan
untuk mengembalikan modal kampanye, apalagi serakah harta hingga
melupakan tanggung jawab yang harus diembannya.
DAFTAR PUSTAKA