Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

NEGARA DAN AGAMA

Disusun untuk memenuhi tugas

MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN

DOSEN PENGAMPU: RAHMAT FERDIAN ANDI ROSIDI, S.H.I., M.H

OLEH:

1. AHMAD WILDAN HUSAINI


2. FAYYAD KHARAZI
3. MELANI PUTRI ARDITA

KELAS 1C

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunia serta
rahmat-Nya lah sehingga kita dapat menyelesaikan makalah “Hukum dan
Agama”. Tak lupa pula kami mengucapkan rasa terima kasih kepada bapak
Rahmat Ferdian Andi Rosidi,S.H.I., M.H sebagai Dosen mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah mempercayakan tugas ini kepada
kami.

Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan banyak
manfaat terutama dapat meningkatkan pemahaman kita sebagai penulis maupun
pembaca. Kami juga menyadari bahwa selama proses pembuatan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Oleh
karena itu, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang
berkenan dalam penulisan makalah ini. Serta kami juga mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi menyempurnakan makalah ini untuk menjadi lebih
baik lagi.

Tangerang Selatan,30 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2

BAB 1...............................................................................................................................5

PENDAHULUAN.............................................................................................................5

A. Latar Belakang...................................................................................................5

BAB 2...............................................................................................................................7

PEMBAHASAN...............................................................................................................7

A. Konsep Dasar terbentuknya Negara.............................................................7

B. Teori Tentang Terbentuknya Negara............................................................8

C. Hubungan Antara Agama dan Negara Dalam Kasus Islam.....................9

D. Hubungan antara agama dan negara dalam praktik islam di indonesia


11

E. Islam dan Negara di masa orde baru dari Antagonistis ke Akomodatif


12

F. Islam dan Negara dalam membangun demokrasi (pasca orde baru). 14

BAB 3.............................................................................................................................16

PENUTUP......................................................................................................................16

KESIMPULAN...........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat dan pemerintah adalah 2 elemen penting dalam negara.
Keduanya berperan penting pada kemajuan sebuah negara. Oleh karena
itu, keduanya harus berjalan beriringan untuk mencapai kemajuan tersebut.
Indonesia dikenal dengan penduduk yang mayoritas menganut agama
Islam.

Para muslimin di Indonesia ada yang memandang islam hanya sekedar


agama, dan ada pula yang memandang lebih dari itu. Keberagaman
berpikir sangat wajar dalam islam. Dan keberagaman cara berpikir inilah
yang membuat islam dan negara memiliki hubungan yang sangat kuat.
Diawali dengan konflik para pendiri negri yang mayoritas muslim ingin
menjadikan islam sebagai dasar negara, berdirinya partai-partai yang
saling sikut untuk mendapat kekuasaan, hingga terjadinya insiden yang
tidak boleh dilupakan dan harus di ingat oleh masyarakat indonesia.

Beberapa peristiwa yang saya sebutkan di atas hanya sebagian kecil dari
bukti bahwa muslimin Indonesia sangat berpengaruh pada kemajuan
negara ini. Muslimin yang berkorban siang malam untuk memikirkan
bangsa, serta tidak ingin terbelenggu dengan pemikiran kolot para
pendahulu mereka. Sampai pada akhirnya sedikit demi sedikit dari mereka
mulai memiliki kemajuan dalam berfikir. Dan jadilah Islam dan negara
seperti saat ini.

A. Rumusan Masalah
1.Apa konsep dasar terbentuknya negara?
2.Apa teori terbentuknya negara?
3. Bagaimana hubungan agama dan negara dalam kasus islam dan praktik
islam di Indonesia?
4. Bagaimana Islam dan negara di masa orde baru dan pasca orde baru?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar terbentuknya negara
2. Untuk mengetahui teori terbentuknya negara
3. Untuk mengetahui hubungan agama dan praktik islam di Indonesia
4. Untuk mengetahui keadaan islam dan negara dimasa orde baru dan pasca
orde baru.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar terbentuknya Negara


1. Pengertian Negara
Negara adalah salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan
masyarakat. Pada dasarnya,semua warga masyarakat harus menjadi
anggota negara dan tunduk pada penguasa negara.Melalui kehidupan
berbangsa yang didalamnya terdapat pemerintahan,masyarakat pasti
memiliki keiginan mencapai tujuan tertntu seperti
ketentraman,ketertiban dan terwujudnya kepentingan bersama.
Pemerintah suatu negara memiliki kekuasaan untuk mengatur
kehidupan masyarakat supaya tidak bertindak seenaknya,maka ada
aturan yang menggambarkan herarki atau tindakan daru aturan tingkat
tertinggi hingga aturan tingkat terendah untuk bertindak sewenang-
wenang.1
2. Tujuan Negara
Dalam konsep ajaran Plato,tujuan negara adalah memajukan moralitas
manusia sebagai individu (individu) dan sebagai makhluk sosial
berbeda dengan plato,menurut Thomas Aquinas dan Agustinus,tujuan
negara adalah mencapai penghidupan dan kehidupan yang aman dan
damai dibawah ketaatan dan bimbingan tuhan. sebagai organisasi
kekuasaan dari kelompok masyarakat yang tinggal disana,suatu negara
pasti memiliki tujuan yang disepakati bersama.berikut macam-macam
tujuan negara,antara lain:
a. Bertujuan untuk memperluas kekuasaan
b. Bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum

1
A.Ubaedah,Dkk.’Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani’,Kencana
Perdana Media Group;Jakarta,2000,h.84-85
c. Bertujuan untuk mencapai kesejateraan umum2

3. Unsur-Unsur Negara
Terdiri dari 3 unsur yaitu:
a. Rakyat
Negara merupakan sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh
rasa persamaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah
b. Wilayah
Wilayah merupakan salah satu unsur negara yang harus dipenuhi
karena tidak ada negara tanpa adanya batas teritorial yang jelas.
c. Pemerintah
Kelengkapan negara yang bertugas memimpin suatu negara untuk
mencapai tujuan bersama
d. Pengakuan Negara lain
Pengakuan dari negara lain bersifat menerangkan adanya suatu
negara.Ada dua macam pengakuan suatu negara ada pengakuan de
facto dan pengakuan de jure3
B. Teori Tentang Terbentuknya Negara
1. Teori Kontrak Sosial (Socil Contract)
Teori kontrak sosial sosial atau teori perjanjian berpendapat bahwa
negara dibentuk berdasarkan perjanjian tradisi sosial masyarakat.Teori
ini berpendapat negara tidak berpotensi menjadi negara
tirani,disebabkan keberlangsungannya berpacu pada kontrak-kontrak
sosial antara warga negara dengan lembaga negara.pemikiran ini
berasal dari Thomas Hobbes,John Locke,dan J.J.Rousseau.

2. Teori Ketuhanan (Teokrasi)

2
A.Ubaedah,Dkk.’Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani’,Kencana
Perdana Media Group;Jakarta,2000,h.84-85
3
Dwi Latifatul fajri,”4Unsur-Unsur Negara”,
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61fe89e906a71/mengenal-4-unsur-unsur-negara-dan-
penjelasannya , Diakses 5 November 2022.
Doktrin ketuhanan ini mempunyai bentuk yang sempurna dalam
tulisan-tulisan yang ditulis para sarjana Eropa pada abad pertengahan
digunakan teori ini untuk membenarkan kekuasaan mutlak para raja.
Doktrin ini mempunyai hak memerintah yang dimiliki oleh raja berasal
dari tuhan karna mereka percaya mandat untuk bertakhta sebagai
penguasa berasal dari tuhan.
3. Teori Kekuatan
Menurut teori ini,kekuatan adalah pembenaran dari terbentuknya suatu
negara dan adanya dominasi negara kuat yaitu melalui
penjajahan.terbentuknya suatu negara karena pertarungan kekuatan dan
pemenangnya memiliki kekuatan untuk membentuk sebuah negara4

C. Hubungan Antara Agama dan Negara Dalam Kasus Islam

Telah dinyatakan oleh bahtiar effendy dalam bukunya yang berjudul


“islam dan negara” bahwa salah satu faktor penghambatberkembangnya
sintesis yang harmonis antara islam dan negara adalah sangat sulit
menemukan kaitan antara islam dan negara yang dapat di terima oleh oleh
kedua belah pihak. Ada beberapa sejarah yang membuktikan bahwa
masyarakat Indonesia sendiri merupakan masyarakat yang secara
sosiologis dan kultural majemuk, maka yang berkaitan dengan formalistik
ataupun legalistik antar islam dan negara tidak dapat di terima oleh semua
pihak.

Seperti yang sama sama kita ketahui pada masa pra kemerdekaan,
perwujudan paling utama adalah upaya para pemimpin dan aktivitas awal
islam politik untuk menjadikan islam sebagai dasar ideologi negara. Salah
satu bentuk yang menjadi awal aktivitas islam dalam politik untuk
menjadikan ideologinya menjadi dasar ideologi negara yaitu, melakukan

4
A.Ubaedah,Dkk.’Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani’,Kencana
Perdana Media Group;Jakarta,2000,h.86
pendesakan agar piagam Jakarta segera di legalisasikan untuk memberi
wewenang wewenang kepada negara untuk melakukan kontrol atas
penerapan syariah oleh para pemeluknya. Dan sebagai buktinya, upaya
tersebut menjadi suatu kebuntuan politik, akan tetapi juga menyebabkan
posisi para aktivis islam yang berpolitik menjadi tersingkirkan dan
melemah.
5

Berikut isi Piagam Jakarta


Kemanusiaan yang adil dan beradab. Persatuan Indonesia.
Dalam sejarah Islam, ada tiga jenis agama dan negara. Seorang Muslim
bernama Din Syamsuddin berkata: Pertama, ada kelompok yang
berpendapat bahwa hubungan antara agama dan negara adalah esensial. Itu
adalah ranah agama dan negara, atau sebaliknya, sehingga hubungan
antara agama dan negara berjalan secara utuh, bukan sebagai jarak. Tokoh
utama dalam gerakan tersebut adalah Al Maudi. Kedua, ada kelompok
yang berpandangan bahwa hubungan agama dan negara bersifat simbiosis,
dialektika dinamis, tidak berhubungan langsung, sehingga kedua wilayah
masih memiliki jarak dan kendali sendiri-sendiri. membangun bangsa
yang adil menurut roh Tuhan. Ketiga, ada kelompok yang percaya bahwa
agama dan negara terpisah dan tidak berhubungan. Kelompok ini
memisahkan hubungan antara agama dan negara. Oleh karena itu,
kelompok ini menolak untuk memasukkan dasar nasional agama dan
berbagai norma agama ke dalam sistem hukum. Salah satu tokoh Muslim
dunia yang mendukung kelompok ini adalah Ali Abdul Rajik, dan R.R.
Alford, dalam kajiannya yang berjudul Religion and Politics, berpendapat
bahwa agama memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku politik para
pengikutnya, bahkan terkadang justru sebaliknya. Di dunia Barat, arah
politik utama adalah sekularisasi.
6

5
Bahtiar Effendy.’Islam dan Negara’,Paramadina;Jakarta Selatan,1998,h.7
6
Asthesia Dhea Cantika,”Isi Piagam Jakarta dan Rancangan Negara”,
https://edukasi.okezone.com/read/2022/06/20/624/2614682/isi-piagam-jakarta-rancangan-
D. Hubungan antara agama dan negara dalam praktik islam di
indonesia
Di sisi lain banyak pemimpin dan aktivitas islam politik pada 1950 an dan
1960 an menggunkan doktrin sebagai alat untuk mengembangkan dan
memperluas beberapa agenda sosila dan politik mereka. Termasuk
pandangan bahwa islam telah menyediakan bagi mereka yang memeluk
ajarannya sebuah konsep negara atau sistem pemerintahan yang lengkap.
Di samping itu mereka juga mendukung pandangan bahwa negara pada
hakikatnya merupakan integral, atau perluasan dari islam. Seperti inilah
sikap religio-politis yang merupakan beberapa bagian dalam dunia islam,
yang dikenal dengan rumusan inn-a al-Islam-a al din wa l-dawlah yang
artinya Islam adalah agama sekaligus negara. Dari perspektif tersebut
mereka memperjuangkan agar islam di jadikan dasar ideologi negara.

Adapun islam pada saat awal awal kemerdekaan, islam juga ikut aktif
berkecimpung di dunia pilitik melalui partai partai. Adapun partai
masyumi Ketika itu, dan digantikan oleh Parmusi, NU,PSII ,Perti. Yang
pada saat itu dikenal sebagai Islam Politik adalah monopoli kegiatan partai
partai islam. Dengan kata lain islam politik muncul menjadi sebuah proyek
dan suatu perjuangan yang ekslusif. Dapat dikatakan juga bahwa dengan
adanya berbagai pengkelompokan seperti itu islam memperoleh kejelasan
relative sejauh yang menyangkut peran formal dan kelembagaannya dalam
politik.
Bahkan pada kenyataannya, ada kecenderungan yang semakinn menguat
untuk menganggap bahwa keberadaan partai partai tersebut dengan
sendirinya sudah merupakan bukti dinamisme dan vitalitas islam politik.
Kecenderungan tersebut menjadikan keberadaan partai partai itu sebagai
suatu hal yang mutlak secara teologis maupun politis politis.
7

dasar-negara-indonesia, diakses 5 november 2022.


7
Moh.Dahlan.”Hubungan Agama dan Negara diIndonesia”, Jurnal Studi Keislaman,
Volume 14, Nomor 1, Juni 2014
E. Islam dan Negara di masa orde baru dari Antagonistis ke
Akomodatif
Orde Baru, juga dikenal sebagai masa pemerintahan Suharto, berlangsung
selama sekitar 32 tahun. Dengan kata lain, dari tahun 1966 hingga 1998,
Presiden Sukarno mengeluarkan perintah tertanggal 11 Maret kepada
Jenderal Suharto untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk
menjaga keamanan dan stabilitas Republik Indonesia. Sebagian besar
sejarah hubungan Islam-negara di Indonesia adalah salah satu antagonisme
dan saling tidak percaya. Para pendiri negara mayoritas Muslim ini sering
berbeda pendapat, misalnya apakah Indonesia 'Islam' atau 'nasionalis'.
Bahkan ada yang menyerukan agar Islam menjadi ideologi nasional.

8
Setelah melalui beberapa pertimbangan, akhirnya diputuskan bahwa
Pancasila akan menjadi dasar negara kesatuan dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Karena orang Indonesia memiliki agama yang
berbeda, bukan hanya Islam. Ketidaksepakatan ini menimbulkan konflik
jika para pendiri bangsa tidak dapat menyelesaikannya dengan baik.
Ketika era Orde Baru dimulai, para pemimpin politik Islam, terutama
Mashmi, yang telah diberhentikan oleh Sukarno karena pemberontakan,
sangat berharap agar Mashmi dapat direhabilitasi. Namun, militer tetap
tidak percaya pada Islam politik, khususnya Masyumi, yang tokoh-
tokohnya dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
telah terlibat dalam makar yang merenggut nyawa 2.500 tentara karena
kekecewaan terhadap pemerintah pusat meningkat.

Pada akhirnya, mantan pemimpin Masyumi menyarankan agar pemerintah


membentuk partai politik baru. Pada tanggal 20 Februari 1968, sebuah
partai politik bernama Partai Islam Indonesia (Palmsi) dibentuk di bawah

8
Bahtiar Effendy.’Islam dan Negara’,Paramadina;Jakarta Selatan,1998,h.123
pengawasan pemerintah. Pemerintah mengatakan bahwa jika tidak
menyetujui proposal, situasinya akan menjadi lebih ekstrem daripada
kasus sebelumnya, secara bertahap melemahkan kekuatan politik. Apalagi
ketika pemerintah memberlakukan kebijakan yang dianggap bertentangan
dengan Islam, yaitu kebijakan yang membolehkan perjudian. Para tokoh
Islam pun merasa tunduk pada kebijakan Ali Sadikin (Gubernur DKI
Jakarta saat itu).

Pada sidang MPR 1978, umat Islam Indonesia kembali menentang


peningkatan status keyakinan agama untuk menyamakan kedudukan
agama. Misalnya Islam dan Kristen. Mereka meminta pemerintah
mencabut rencana tersebut. Menurut pemerintah, masih ada beberapa
kelompok sosial-keagamaan yang komitmennya terhadap Pancasila
sebagai ideologi negara Indonesia dipertanyakan. Dalam sambutannya,
Suharto menegaskan bahwa semua partai dan organisasi sosial-keagamaan
(seperti NU dan Muhammadiyah) harus mendeklarasikan ideologinya
sebagai Pancasila. PPP dan PDI juga dipaksa untuk mengubah basis
ideologi mereka dari Islam ke Pancasila, sehingga mengubah simbol
mereka dari Ka'bah menjadi bintang.

Muslim Indonesia percaya bahwa pemerintah Indonesia telah menghapus


Islam. Disharmonisasi antara Islam politik dan pemerintahan ini terjadi
sejak tahun 1970-an hingga pertengahan 1980-an9. Juga Bom Candi
Borobudur, Bom BCA (Bank of Central Asia) di Jakarta, September 1984
Ada juga insiden kekerasan, seperti insiden Tanjung Priok di 12.

Mitigasi tidak akan muncul jika aktivis Muslim masih menganut ideologi
Islam. Hal ini disebabkan oleh pemikiran dan praktik umat Islam
Indonesia yang progresif. Disharmoni juga telah hilang, ditandai dengan
adanya kebijakan yang responsif terhadap kepentingan sosial ekonomi dan

9
Bahtiar Effendy,’Islam dan Negara’,Paramadina;Jakarta Selatan,1998,
politik umat Islam. Contoh bentuk koordinasi ini adalah masuknya
generasi baru aktivis politik Islam ke dalam lembaga negara. Sementara di
bidang infrastruktur, negara mendukung pembangunan masjid dan
mendirikan bank syariah. Adaptasi budaya dapat dilihat dalam pengucapan
vernakular “Assalamu Alaikum”.
10

F. Islam dan Negara dalam membangun demokrasi (pasca orde


baru)
Setelah berakhirnya masa Orde Baru, seluruh rakyat Indonesia mulai
merasa bebas. Chai Haji Abdurrahman Wahid, sering dipanggil Gus Dur,
terpilih sebagai presiden terpilih Republik Indonesia. Gus Dur dengan
lantang memproklamirkan demokrasi. Pada era Gus Major, Santri
memasuki politik nasional. Tidak butuh waktu lama sebelum Guth Durr
akhirnya digantikan sebagai presiden oleh Megawati Soekarno Putri.
Dipenjara selama kurang lebih 32 tahun pada masa Orde Baru, tidak ada
kebebasan berpendapat, tidak mampu membantu rakyat Indonesia,
desentralisasi. Ada banyak kendala yang harus diatasi selama era
Megawati untuk transisi ke demokrasi.

Penuntutan pidana belum mencapai puncaknya, seperti halnya korupsi


yang sudah menjadi kebiasaan PNS di negeri ini. Selain itu, kampanye
politik selalu menggunakan embel-embel agama untuk menebar janji yang
manis-manis saja, muncul partai politik baru. Begitu juga partai-partai
Islam seperti PAN. Harapannya, dengan hadirnya partai-partai politik ini,
masyarakat akan semakin melek politik. Kyai Haji Abdurrahman Wahid
dan Amin Rais adalah nama dua tokoh yang berpengaruh besar dalam
proses penegakan demokrasi. Gus Dur bersama Nahdlatul Ulama dan
Amin Rais bersama Muhammadiyah tetap terlibat dalam memajukan
negeri. Hal ini terlihat dari langkah yang mereka ambil bersama Kiyai. Tak

10
Okrisal Eka Putra,”Hubungan Islam dan Politik masa Orde Baru”,Jurnal Dakwah,Volume
IX,Nomor.2,Juli-Desember 2008,h.193.
heran jika Islam memiliki pengaruh yang kuat terhadap terwujudnya
demokrasi di Indonesia.11 Prinsip-prinsip demokrasi seperti musyawarah
dan adil pada dasarnya tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an,
tetapi sudah tertulis dalam kitab suci Al-Qur'an. Indonesia membutuhkan
pemimpin yang jujur, berani, bertanggung jawab, dan mampu melayani
aspirasi rakyatnya.Masih banyak demonstrasi di sekitar kita akhir-akhir ini
karena pemerintah mengumumkan kebijakan yang dianggap orang
bermasalah atau tidak perlu. Hal ini wajar jika tidak bertentangan dengan
undang-undang. Keyakinan akan konsolidasi demokrasi di masa transisi
ini membutuhkan komitmen serius dari banyak faktor.12

11
Saiful Mujani ,Muslim Dekmorat,Jakarta 2007,hal.19.
12
.Sembodo Ardi Widodo’Islam dan Demokrasi Pasca Orde baru’,Kencana Perdana Unisia,Vol
xxx,no 65 September 2007,hal.218
BAB 3

PENUTUP
KESIMPULAN
Tujuan negara Dalam konsep ajaran Plato,tujuan negara adalah
memajukan moralitas manusia sebagai individu (individu) dan sebagai
makhluk sosial berbeda dengan plato,menurut Thomas Aquinas dan
Agustinus,tujuan negara adalah mencapai penghidupan dan kehidupan
yang aman dan damai dibawah ketaatan dan bimbingan tuhan.

Kelengkapan negara yang bertugas memimpin suatu negara untuk


mencapai tujuan bersama,Pengakuan Negara lain Pengakuan dari
negara lain bersifat menerangkan adanya suatu negara.Ada dua macam
pengakuan suatu negara ada pengakuan de facto dan pengakuan de
jure.

Teori Kekuatan Menurut teori ini,kekuatan adalah pembenaran dari


terbentuknya suatu negara dan adanya dominasi negara kuat yaitu
melalui penjajahan.terbentuknya suatu negara karena pertarungan
kekuatan dan pemenangnya memiliki kekuatan untuk membentuk
sebuah negara.

Hubungan Antara Agama dan Negara Dalam Kasus Islam Telah


dinyatakan oleh bahtiar effendy dalam bukunya yang berjudul “islam
dan negara” bahwa salah satu faktor penghambatberkembangnya
sintesis yang harmonis antara islam dan negara adalah sangat sulit
menemukan kaitan antara islam dan negara yang dapat di terima oleh
oleh kedua belah pihak.Yang kedua, ada golongan yang memberikan
pendapatnya bahwa hubungan antar agama dan negara berjalan secara
simbiotik dan dinamis- dialektis, bukan berhubungan langsung,
sehingga kedua wilayah masih ada jarak dan kontrolnya masing
masing, agama memerlukan Lembaga negara untuk melakukan
akselerasi pengembangannya, disamping itu Lembaga juga
memerlukan agama untuk membangun negara yang adil dan sesuai
dengan spirit ketuhanannya.

Tokoh muslim dunia yang salah satunya mendukung golongan ini


ialah Ali abdul Raziq, dalam hal yang sama, R R Alford dalam
penelitiannya yang berjudul Agama dan politik menyebutkan bahwa
agama tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku politik
pemeluknya, bahkan terkadang memiliki kecenderungan yang
sebaliknya, di dunia barat sehingga orientasi utama politiknya
sekularisasi.

Hubungan antara agama dan negara dalam praktik islam di indonesia


Di sisi lain banyak pemimpin dan aktivitas islam politik pada 1950 an
dan 1960 an menggunkan doktrin sebagai alat untuk mengembangkan
dan memperluas beberapa agenda sosila dan politik mereka.Seperti
inilah sikap religio-politis yang merupakan beberapa bagian dalam
dunia islam, yang dikenal dengan rumusan inn-a al-Islam-a al din wa
l-dawlah yang artinya Islam adalah agama sekaligus negara.

Islam dan Negara di masa orde baru dari Antagonistis ke Akomodatif


Orde baru dikenal juga dengan masa pemerintahan Soeharto
berlangsung selama kurang lebih 32 tahun.Yaitu dari tahun 1966
sampai tahun 1998 yang ditandai dengan dikeluarkannya surat perintah
11 Maret oleh Presiden Soekarno untuk Letnan Jendral Soeharto yang
berisi perintah untuk melakukan tindakan yang perlu dilakukan untuk
menjaga keamanan serta kestabilan NKRI.Setelah melalui beberapa
pertimbangan, akhirnya diputuskan bahwa Pancasila yang akan
menjadi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia dikarenakan
masyarakat Indonesia memiliki agama yang beragam, bukan hanya
Islam.Bersamaan dengan dimulainya masa pemerintahan orde baru,
para pemimpin politik Islam terutama Masyumi yang telah dibubarkan
Soekarno karena melakukan pemberontakan menaruh harapan besar
agar Masyumi dapat direhabilitasi.Namun, kalangan militer masih
menyimpan rasa curiga terhadap Islam politik khususnya Masyumi
yang para tokohnya ikut terlibat dalam Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia (PRRI) dalam pengkhianatan yang mengorbankan
2.500 nyawa tentara didasari karena adanya kekecewaan kepada
pemerintahan pusat.PPP dan PDI pun merubah lambangnya dari
Ka’bah menjadi bintang karena mereka tidak mempunyai pilihan lain
selain merubah asas ideologi mereka yang tadinya Islam menjadi
Pancasila.

Kyai Haji Abdurrahman Wahid yang kerap dipanggil Gus Dur terpilih
sebagai presiden Republik Indonesia yang selanjutnya.Banyak
rintangan yang harus dilewati di masa Megawati untuk beralih menuju
demokrasi, seperti belum maksimalnya penegakan hukum, juga
korupsi yang sudah menjadi kebiasaan pejabat bangsa ini.Partai-partai
baru banyak yang bermunculan untuk menciptakan perubahan yang
lebih baik, karena masyarakat dan pemerintah adalah elemen penting
bagi negara.Indonesia membutuhkan pemimpin yang jujur dan berani,
yang dapat bertanggung jawab juga meladeni aspirasi masyarakat,
bukan hanya pemimpin yang menjadikan partai sebagai batu loncatan
untuk mengembalikan modal kampanye, apalagi serakah harta hingga
melupakan tanggung jawab yang harus diembannya.
DAFTAR PUSTAKA

A.Ubaedah,Dkk.’Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat


Madani’,Kencana Perdana Media Group;Jakarta,2000,h.84-
85

Bahtiar Effendy.’Islam dan Negara’,Paramadina;Jakarta


Selatan,1998,h.7

Moh.Dahlan.”Hubungan Agama dan Negara diIndonesia”, Jurnal


Studi Keislaman, Volume 14, Nomor 1, Juni 2014

Sembodo Ardi Widodo’Islam dan Demokrasi Pasca Orde


baru’,Kencana Perdana Unisia,Vol xxx,no 65 September
2007,hal.218

Saiful Mujani ,Muslim Dekmorat,Jakarta 2007,hal.19.

Okrisal Eka Putra,”Hubungan Islam dan Politik masa Orde Baru”,Jurnal


Dakwah,Volume IX,Nomor.2,Juli-Desember 2008,h.193.

Asthesia Dhea Cantika,”Isi Piagam Jakarta dan Rancangan Negara”,


https://edukasi.okezone.com/read/2022/06/20/624/2614682/isi-piagam-
jakarta-rancangan-dasar-negara-indonesia, diakses 5 november 2022.

Dwi Latifatul fajri,”4Unsur-Unsur Negara”,


https://katadata.co.id/safrezi/berita/61fe89e906a71/mengenal-4-unsur-
unsur-negara-dan-penjelasannya , Diakses 5 November 2022.

Anda mungkin juga menyukai