Kualitas hidup (Quality of life ) jika selama ini sangat kental nuansa ekonomi (economisentris),
sekarang ini telah mengalami pergeseran dimana konsep kesejahteraan lebih konprehensif
dengan memasukan konsep-konsep lain seperti pembangunan yang memperhatikan aspek
sosial dan aspek pelestarian lingkungan.
Apalah arti sejahtera dalam bidang ekonomi tapi memiliki interaksi sosial yang buruk, pun
apalah arti pertumbuhan ekonomi yang tinggi jika mesti merusak lingkungan. Olehnya itu
konsep kesejahteraan yang dikembangkan dewasa ini adalah bagaimana menciptakan
masyarakat yang terjamin secara financial, mapan secara sosial dan tetap menjaga kelestarian
lingkungan.
Ternyata Islam juga memiliki konsep kesejahteraan yang jauh lebih bagus dibanding konsep-
konsep ekonomi barat. Konsepnya pun telah diterapkan dengan baik, mulai dari zaman
Rasulullah Saw, sampai para Khalifah penggantinya. Kesejahteraan dalam pandangan Islam
bukan hanya dinilai dengan ukuran material saja; tetapi juga dinilai dengan ukuran non-
material; seperti, terpenuhinya kebutuhan spiritual, terpeliharanya nilai-nilai moral, dan
terwujudnya keharmonisan sosial.
Dalam pandangan Islam, masyarakat dikatakan sejahtera bila terpenuhi dua kriteria:
Pertama, terpenuhinya kebutuhan pokok setiap individu rakyat; baik pangan, sandang, papan,
pendidikan, maupun kesehatannya. Kedua, terjaga dan terlidunginya agama, harta, jiwa, akal,
dan kehormatan manusia. Dengan demikian, kesejahteraan tidak hanya buah sistem ekonomi
semata; melainkan juga buah sistem hukum, sistem politik, sistem budaya, dan sistem sosial.
Masyarakat ideal yang dicitakan islam adalah masyarakat yangdigambarkan al-Qur`an dengan
sebutan masyarakat mardlatillah (masyarakat yang diridai Allah). Masyarakat mardhatillah
adalah masyarakat yang terbangun dalam struktur yang berlandaskan hukum-hukum allah.
Masyarakat ideal adalah kesatuan kelompok Muslim yang terkait dengan tali agama dengan
memenuhi beberapa syarat untuk meraih kedudukan sebaik-baik umat. Karakteristik
masyarakat ideal yang pertama adalah beriman, yaitu beriman tentang adanya ajakan kepada
seluruh kelompok agar menjaga atau berpegang teguh kepada Hablullah. Kedua, persaudaraan
yang berdasarkan agama. Ketiga, musyawarah yang ditujukan untuk ketentuan umum dan
keempat adalah keadilan, yaitu berbuat adil sebagaimana yang digambarkan dalam persaksian
dan tidak berbuat dholim terhadap orang lain yang mana tujuannya adalah untuk menegakkan
perintah Allah Swt. Islam memerintahkan manusia untuk berpegang teguh dan mempraktekan
seperangkan nilai-nilai yang luhur, menyerukan kepada tindakan-tindakan apa pun yang benar
dan paling bermanfaat untuk manusia serta menjadikan tindakan-tindakan tersebut sebagai
landasan ajaran-ajarannya.
Meskipun berdampingan dengan masyarakat berbagai agama, umat muslim tidak boleh goyah
keimanannya, keyakinan tetap dipertahankan bahwa Islamlah satu-satunya agama Allah
yangdiyakini kebenaranya oleh umat Islam .
"Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan
kabar gembira dan peringatan."
Beriman menurut rumusan Islam berarti: Tidak ada satupun yang patut disembah selain Allah.
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13)
"Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."
Tegaknya keadilan
"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika)
menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Ma'idah 5: 8)
"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-
berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, lalu
Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara,
sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat
petunjuk."(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 103)
"dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan sholat,
sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka
menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka,"(QS. Asy-Syura 42: Ayat
38)
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain,
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok),
dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi
perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah
kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang
buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan
barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."(QS. Al-Hujurat 49:
Ayat 11)
1. Golongan Sosial
2. Kategori social
Adalah kesatuan manusia yang terbentuk karena adnya kesamaan yang objektif dalam setiap
manusianya, seperti jenis kelamin, usia, dan pendapatan.
3.Komunitas
Adalah suatu kesatuan hidup manusia yang menempati wilayahnya dan berinteraksi menurut
suatu system adat istiadat serta terikat/dibatasi oleh wilayh geografis.
4.Kelompok
Adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi antar anggotanya mempunya norma yang
berkembang dan adanya rasa identitas yang sama, serta mempunyai organisasi dan system
pimpnan.
5.Perhimpunan
Adalah kesatuan manusia yangh berdasarkan sifat, tugas, yang sifat hubungannya berdasarkan
kontak serta pimpinan berdasarkan kontrak.
D. Intervensi sosial
Intervensi sosial dapat diartikan sebagai sebagai cara atau strategi memberikan bantuan kepada
masyarakat (individu, Kelompok, komunitas). Intervensi sosial merupakan metode yang
digunakan dalam praktik di lapangan pada bidang pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial.
Pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial adalah dua bidang yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan seseorang melalui upaya memfungsikan kembali fungsi sosialnya.
a. Definisi
Intervensi sosial adalah upaya perubahan terencana terhadap individu, kelompok, maupun
komunitas. Dikatakan 'perubahan terencana' agar upaya bantuan yang diberikan dapat dievaluasi
dan diukur keberhasilannya. Intervensi sosial dapat pula diartikan sebagai suatu upaya untuk
memperbaiki keberfungsian sosial dari kelompok sasaran perubahan, dalam hal ini, individu,
keluarga, dan kelompok. Keberfungsian sosial menunjuk pada kondisi di mana seseorang dapat
berperan sebagaimana seharusnya sesuai dengan harapan lingkungan dan peran yang
dimilikinya.
b. Tujuan
Tujuan utama dari intervensi sosial adalah memperbaiki fungsi sosial kelompok sasaran
perubahan.Ketika fungsi sosial seseorang berfungsi dengan baik, diasumsikan bahwa kondisi
sejahtera akan semakin mudah dicapai. Kondisi sejahtera dapat terwujud manakala jarak antara
harapan dan kenyataan tidak terlalu lebar. Melalui intervensi sosial, hambatan-hambatan sosial
yang dihadapi kelompok sasaran perubahan akan diatasi.Dengan kata lain, intervensi sosial
berupaya memperkecil jarak antara harapan lingkungan dengan kondisi riil klien.
Sistem Klien, merupakan sistem yang meminta bantuan, memperoleh bantuan, dan
terlibat dalam pelayanan yang diberikan oleh SPP.[Sistem klien dikategorikan menjadi
dua, yaitu klien potensial dan klien aktual.Disebut sebagai klien potensial manakala ia
memiliki masalah, namun belum terjadi kontrak (persetujuan kerjasama) dengan
pelaksana perubahan. Disebut sebagai klien aktual manakala ia memiliki masalah dan
sudah terjalin kontrak (persetujuan kerjasama) dengan pelaksana perubahan.
Sistem Sasaran, merupakan orang-orang atau organisasi yang berpengaruh dalam
pencapaian tujuan perubahan.
Sistem Aksi, merupakan orang-orang yang bersama-sama dengan pelaksana perubahan
berusaha untuk menyelesaikan permasalahan dan mencapai tujuan-tujuan usaha
perubahan.
d. Tahapan Intervensi
Menurut Pincus dan Minahan, intervensi sosial meliputi tahapan sebagai berikut:
1. Penggalian Masalah, merupakan tahap di mana pekerja sosial mendalami situasi dan masalah
klien atau sasaran perubahan. Tujuan dari tahap penggalian masalah adalah membantu pekerja
sosial dalam memahami, mengidentifikasi, dan menganalisis faktor-faktor relevan terkait situasi
dan masalah yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penggalian masalah tersebut, pekerja sosial
dapat memutuskan masalah apa yang akan ia selesaikan, tujuan dari upaya perubahan, dan cara
mencapai tujuan.Penggalian masalah terdiri dari beberapa konten, di antaranya:- Identifikasi dan
penentuan masalah
2. Pengumpulan Data, merupakan tahap di mana pekerja sosial mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan terkait masalah yang akan diselesaikan. Dalam melakukan pengumpulan data,
terdapat tiga cara yang dapat digunakan, yaitu: pertanyaan, observasi, dan penggunaan data
tertulis.
4. Negosiasi Kontrak, merupakan tahap di mana pekerja sosial menyempurnakan tujuan melalui
kontrak pelibatan klien atau sasaran perubahan dalam upaya perubahan.
5. Membentuk Sistem Aksi, merupakan tahap di mana pekerja sosial menentukan sistem aksi apa
saja yang akan terlibat dalam upaya perubahan.
6. Menjaga dan Mengkoordinasikan Sistem Aksi, merupakan tahap di mana pekerja sosial
melibatkan pihak-pihak yang berpengaruh terhadap tercapainya tujuan perubahan.
7. Memberikan Pengaruh
8. Terminasi, terminasi atau PHK adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu
yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan perusahaan.
Masyarakat madani adalah masyarakat beradab yang diikat atau diatur oleh masyarakat yang
beradab yang diikat oleh bingkai dalam yang sesuai dengan hukum islam. Tanpa pelaksanaan
hukum islam, diselesaikan atau sulit untuk mewujudkan cita-cita mayarakat madani.
Peran hukum islam telah diperlihatkan oleh Rasulullah kompilasi dia berada di Madinah saat
mengalihkan syiar-syiar tentang agama islam. Untuk menciptakan masyarakat madani dengan
satu bentuk menantang umat Islam (hukum islam) yaitu fiqh lokal yaitu fiqh Indonesia yang
diminta akan menjawab diskusi yang sedang dilakukan atau dikembangkan dalam konteks ke-
Indonesiaan.
Wujud masyarakat madani adalah yang paling penting di masa lalu. Saat kelompok masyarakat
berkumpul dan mengatur kehidupan bersama dengan musyawarah dan mencapai mufakat.
Pengembangan masyarakat memerlukan pembaharuan dalam pengembangan melalui
pengembangan masyarakat madani dengan kedudukan yang sama untuk semua kelompok
masyarakat yang telah ada dan kehidupan bersama yang diatur melalui lembaga-lembaga yang
terkait.
Peran yang dilakukan oleh organisasi ini tidak terbatas pada peran tradisional yang terdiri dari
pemberdayaan keagamaan dalam bentuk pembinaan kehidupan beragama untuk penguatan
komitmen keagamaan masyarakat agama Islam. Namun juga telah memainkan peran strategis
dalam kehidupan sosial dan politik.
Masyarakat madani menjadi simbol idealisme yang diharapkan oleh masyarakat. Di dalam Al-
Qur'an Allah memberikan gambaran masyarakat yang ideal sebagai gambaran dari masyarakat
madani dengan firmannya dalam Al-Qur'an yang berarti: "... (negerimu) adalah negeri yang baik
dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang maha pengampun" (QS: Saba '15). Masyarakat madani
sebagai berikut: bertuhan, damai, tolong-menolong toleran, keseimbangan antara hak dan
kewajiban sosial, berjuang tinggi dan berakhlak mulia.
a. Analisa
Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan zaman, maka umat Islam harus berperan aktif
dalam mewujudkan Masyarakat Madani. "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada
yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (Q.S.Ali Imron:110).
Oleh karena itu maka Umat Islam harus menunjukan perannya dalam mewujudkan Masyarakat
Madani yaitu antara lain;
4. Mewujudkan tata sosial politik yang demokratis dan sistem ekonomi yang adil.
5. Sebagai pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan pendapatan dan pendidikan
rakyat.
6. Sebagai advokasi bagi masyarakat yang "teraniaya", tidak berdaya membela hak-hak dan
kepentingan mereka (masyarakat yang terkena pengangguran, kelompok buruh, TKI, TKW yang
digaji atau di PHK secara sepihak, di siksa bahkan di bunuh oleh majikannya dan lainlain).