NIM : 041371211
1) Coba Anda jelaskan tentang pengertian politik, dan Anda kaitkan dengan agama!
JAWAB :
1. Pengertian Politik
Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara kota.
Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia yang
berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang berarti
pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan.
Istilah politik berasal dari kata Polis (bahasa Yunani) yang artinya Negara Kota. Dari kata polis
dihasilkan kata-kata, seperti:
1. Politeia artinya segala hal ihwal mengenai Negara.
2. Polites artinya warga Negara.
3. Politikus artinya ahli Negara atau orang yang paham tentang Negara atau negarawan.
4. Politicia artinya pemerintahan Negara.
Secara umum dapat dikatakan bahwa politik adalah kegiatan dalam suatu system politik
atau Negara yang menyangkut proses penentuan tujuan dari system tersebut dan
bagaimana melaksanakan tujuannya.
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi
yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Kekuasaan yaitu kemampuan sesorang atau suatu
kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok sesuai dengan keinginan
dari pelaku.
2).Agama dalam hal ini adalah Islam, merupakan alat atau seperangkat aturan dan ajaran yang salah
satunya bertujuan mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah banyaknya perbedaan antara
individu yang satu dengan yang lain yang secara naluriah tidak bisa hidup secara individual. Dalam
Islam, Al-Qur’an merupakan pedoman pertama bagi manusia setelah yang keduanya Hadits, yang
merupakan sumber hukum pertama bagi manusia dimaksudkan untuk menjadi tuntunan.
JAWAB :
3) Jelaskan juga kriteria yang diajarkan oleh Islam tentang pemimpin yang ideal!
JAWAB :
b. Amanah (terpercaya)
Seorang pemimpin haruslah dapat dipercaya dan dapat mengemban amanat dengan baik.
c. Tabligh (menyampaikan)
Secara bahasa tabligh artinya menyampaikan, dalam konteks politik tabligh merupakan sifat
yang baik dalam kepemimpinan dalam era modern ini yang dapat kita pahami sebagai
ketrampilan atau etika berkomunikasi.
d. Fathonah (cerdas)
Seseorang yang memegang kekuasaan dalam bidang politik tentunya harus memiliki
kelebihan dalam bidang kecerdasan. Kecerdasan yang dimaksud bukan hanya keerdasan
inteektual semata melainkan juga kecerdasan majemuk yang dapat dimiki manusi, terutama
kecerdasan yang mat dinutuhkan dalam kepemimpinan.
e. Keteladanan (uswah)
Keteladanan yang dimaksud dalam hal ini adalah keteladanan yang dapat memberikan
contoh untuk berbagai aktifitas yang baik.
Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial pada hakikatnya adalah
anugerah yang diberikan oleh Allah SWT agar manusia dapat menjalani hidupnya dengan baik.
Dalam faktanya manusia memiliki banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya, di
samping tentunya sejumlah persamaan. Perbedaan tersebut kalau tidak dikelola dengan baik tentu
akan menimbulkan konflik dan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat. Dari kenyataan
tersebut perlu dicari sebuah cara untuk dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan. Pendekatan
terbaik untuk melakukan tersebut adalah melalui agama. Secara normatif agama Islam lebih khusus
Al-quran banyak memberi tuntunan dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Beberapa prinsip yang diajarkan Al-quran untuk tujuan
tersebut antara lain:
Prinsip Persamaan
Dalam kaitannya dengan prinsip persamaan ini berkaitan dengan kemaslahatan umum yang
menjamin hak-hak diantara semua warga negara tanpa adanya membeda-bedakan
kelompok, agama atau suku.
Dalam prinsip persamaan ini setiap warga negara mempunyai hak yang sama akan hak
hidup, hak keamanan jiwa, hak perlindungan untuk semua golongan tanpa
terkecuali. Artinya setiap warga masyarakat mempunyai status yang sama dalam kehidupan
sosial diantaranya yaitu:
a. Hak membela diri
b. Persamaan tanggung jawab terhadap negara
c. Persamaan kewajiban terhadap negara
d. Persamaan hak dalam memberikan saran dan nasehat
e. Persamaan hak kebebasan dalam memilih agama dan keyakinan dan
f. Persamaan hak dalam mengatur kehidupan ekonomi masing-masing.
Dengan begitu tidak ada perbedaan diantara manusia, diantara suatu kelompok dengan
kelompok lain sama-sama diakui hak-hak sipilya, dan tidak ada satu golongan pun yang di
istimewakan.
Prinsip tolong-menolong
Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa Rasulullah SAW bersabda, ''Dunia ini hanya untuk
empat golongan manusia: (satu di antaranya) hamba Allah yang mendapat harta dan ilmu,
lalu ia bertakwa kepada Allah dalam mengelola hartanya tersebut, dan menyambung
silaturahim, dan ia sadar bahwa hartanya itu adalah hak Allah. Itulah kedudukan yang paling
baik (bagi seorang hamba Allah).''
Islam mengajarkan bahwa harta dan kekayaan mengandung fungsi sosial dan merupakan
sumber kehidupan bagi anggota masyarakat lainnya. Dalam rangka menegakkan dasar-dasar
kehidupan bersama serta mewujudkan tatanan sosial dan ekonomi berkeadilan, maka
sangat diperlukan semangat tolong-menolong di antara seluruh lapisan masyarakat.
Pujangga Islam A Hamid Al Chatib berkata, ''Persaudaraan dalam Islam takkan berdiri kecuali
dengan jalan tolong-menolong.''
Tolong-menolong yang dimaksud di sini tiada lain dalam konteks kebaikan dan ketakwaan
kepada Tuhan. Sebaliknya, Islam melarang tolong-menolong yang menjurus kepada dosa
dan permusuhan. Guru besar Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, Sayid Sabiq, ketika
menjelaskan makna ayat Alquran surat Al-Hujurat ayat 10 'Sesungguhnya orang-orang
mukmin itu bersaudara', antara lain menulis, ''Arti persaudaraan di sini, yang kuat
melindungi yang lemah, yang kaya bersedia membantu yang miskin. Tidak ada arti lain bagi
persaudaraan yang dimaksudkan oleh Islam kecuali dengan kriteria di atas.'' (Anashirul
Quwwah Fil Islam).
Dalam kaitan ini Islam menekankan pentingnya perbuatan kedermawanan atau filantropi,
yaitu kewajiban menunaikan zakat, sedekah sunah, infak, wakaf, hibah, hadiah, serta wasiat.
Infak, sedekah, dan zakat saling terkait satu sama lain. Infak secara umum artinya
pengeluaran. Ini adalah konsep besarnya. Infak terbagi dua, yaitu infak wajib, terdiri atas
nafkah keluarga dan zakat, dan infak sunat, yaitu sedekah.
Dalam surat Al-Baqarah, kewajiban menafkahkan harta di jalan kebajikan dinyatakan setelah
penegasan kebenaran Alquran, keimanan kepada Allah dalam kegaiban, kewajiban
menegakkan shalat, dan diteruskan, ''wa mimma razaqnaahum yun fiquun (dan
menafkahkan sebagian rezeki yang Kami karuniakan).'' (Al-Baqarah: 3).
Allah SWT berfirman, ''Dan barang siapa terpelihara dari kekikiran dirinya, maka merekalah
orang-orang yang beruntung.'' (Al-Hasyar: 9). Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
SAW mengenai sedekah yang paling utama, Rasulullah menjawab, ''Sedekah yang paling
utama ialah sedekah yang engkau berikan dalam keadaan sehat dan memerlukan harta, dan
ketika engkau khawatir jatuh miskin dan bercita-cita menjadi kaya.