Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sejumlah individu
yang hidup bersama dalam satu wilayah tertentu, bergaul dalam jangka waktu yang
lama sehingga menimbulkan kesadaran pada diri setiap anggotanya sebagai suatu
kesatuan.
Manusia pertama diciptakan oleh Allah adalah adam, kemudian beranak pianak
dan membentuk sebuah masyarakat. Menurut Aristoteles, manusia adalah zoon politicon
(man is social animal) dimana manusia tidak bisa hidup sendiri, hal yang sama dijelaskan
oleh Bouman bahwa Manusia baru menjadi manusia setelah manusia itu hidup dengan
manusia lainnya.
Menurut Soejono Soekanto “ Didalam diri manusia pada dasarnya telah terdapat
keinginan, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lainnya dan
keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lainnyadan keinginan untuk menjadi
satu dengan alam sekitarnya”. Hal yang sama juga di jelaskan oleh Thabatahaba’I bahwa
manusia adalah makhluk bermasyarakat menurut wataknya, sehingga kehendak
bermasyarakat telah merupakan fitrahnya. Jika melakukan pengasingan diri maka itu
melanggar fitrah dan akan berakibat fatal bagi manusia itu sendiri.
Dalam Al Quran terdapat banyak ayat Al Qur’an yang menjelaskan fitrah manusia
sebagai manusia sosial dan dari fitrah itu melahirkan masyarakat. Ayat ayat tersebut
adalah sebagai berikut :
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa asal usul pembentukan masyarakat adalah
merupakan fitrah manusiauntuk bersama sama dengan orang lain, lalu terbentuklah
hubungan sosial, yang melahirkan aturan atau norma.
Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur unsur sosial yang pokok yaitu
kaidah kaidah sosial lembaga lembaga sosial, kelompok kelompok sosial, serta lapisan
lapisan sosial.
2. Untuk mencapai sebuah tujuan, setiap manusia wajib memiliki prinsip-prinsip yang harus
dipegang teguh oleh manusia. Begitu juga untuk menciptakan masyaraka madani harus
memiliki prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh dan diimplentasi dalam tatanan
kehidupan umat manusia. Prinsip-prinsip tersebut adalah 1) keadilan, 2) supremasi
hukum 3), egalitarianisme (persamaan), 4) pluralisme, 5) pengawas sosial.
Jelaskan kelima prinsip tersebut!
Jawaban:
a. Keadilan merupakan Sunnatullah dimana Allah menciptakan alam semesta ini dengan
prinsip keadilan dan keseimbangan. Dalam Al qur’an keadilan disebut sebagai hokum
keseimbangan yang menjadi hokum jagat raya. Keadilan juga merupakan sikap yang
paling dekat dengan takwa. Setiap praktek ketidakadilan merupakan suatu bentuk
penyelewengan dari hakikat kemanusiaan yang dikutuk keras oleh Al Qur’an.
Dengan demikian menegakkan keadilan merupakan kemestian yang bersifat fitrah
yang harus ditegakkan oleh setiap individu sebagai pengejawantahan dari perjanjian
primordial dimana manusia mengakui Allah sebagai Tuhannya.
b. Supremasi Hukum
Menegakkan hukum yang adil merupakan amanah yang diperintahkan untuk
dilaksanakan kepada yang berhak. Hal ini ditegaskan dalam QS. Annisa ayat 58,
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha melihat”
Selain itu pula di dalam QS. Al Maidah ayat 8 yang artinya
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu berdiri karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Janganlah kamu tertarik karena kebencianmu kepada satu kaum,
sehingga kamu tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat
kepada takwa. Dan takutlah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
3. Agama sejatinya selalu membawa kedamaian, kenyamanan, dan ketentraman baik bagi
pemeluknya ataupun bukan pemeluknya karena setiap agama selalu memberikan
keselamatan bagi pemeluhnya masing-masing. Namun, masih banyak pemelukan
yang mengklaim bahwa agama sendiri yang paling benar dan agama orang lain
harus dimusnahkan, sebagaimana insiden di bangsa kita Indonesia seperti Situbondo
(Jawa Timur), Ketapang (Jakarta) di mana gereja dibakar oleh umat Islam,
Kupang (Nusa Tenggara Timur) di mana masjid dibakar oleh umat Kristiani. Belum
lagi kasus Maluku dan Poso yang hingga hari ini belum terselesaikan dengan baik.
Salah satu penyebabkan adalah karena kesempitan berfikir dalam beragama. Untuk itu,
dibutuhkan peran umat beragama.
Jelaskan bagaimana Peran yang dapat dilakukan oleh umat beragama dalam
mewujudkan masyarakat madani?
Jawaban :
Sebelum kita bahas bagaimana peranan dan apa yang dilakukan umat beragama dalam
mewujudkan masyarakat madani alangkah baiknya kita harus mengetahui elemen
terpenting dalam rangka mewujudkan masyarakat madani. Salah satu elemen penting
dalam rangka mewujudkan masyarakat itu adalah umat beragama.
Seperti yang kita ketahui bahwa bangsa Indonesia terdiri dari beaneka ragam adat
istiadat, etnis, tradisi, seni, budaya, dan Agama.
Seorang Antropolog kenamaan dari Amerika Serikat,Clifford Geertz, dalam Indonesian
Cultes and Comunities, denganbaik melukiskan Pluralisme bangsa Indonesia sebagai
berikut :
“Terdapat lebih dari 300 kelompok etnis yang berbeda beda di Indonesia, masing
masing dengan identitas budayanya sendiri sendiri dan lebih dari 250 bahasa
daerah dipakai…dan hamper semua agama agama penting didunia diwakili, selain
agama agama asli yang banyak jumlahnya.”
Kesatuan bangsa ini secara simbolik terangkum dalam Bhineka Tunggal Ika, yang
mengakui perbedaan dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan.
Piagam Madinah merupakan dokumen politik yang dibuat oleh umat islam untuk
merekonsiliasi pelbagai kepentingan kepentingan sukuisme di madinah setelah nabi,
menjadi pemimpinannya sebagai landasanbagi toleransi diantara pelbagai umat yanga
ada. Piagam madinah jika dibandingkan kedudukannya dengan Pancasila bagi bangsa
Indonesia adalah sama kedudukannya
Sebanding dengan sikap kaum muslimin Indonesia menerima Pancasila dan UUd 1945,
orang orang muslim pimpinan Rosululloh juga menerima Piagam Madinah adalah atas
pertimbangan nilai nilai yang dibenarkanajaran islam dan fungsinya sebagai kesepakatan
antara golongan untuk membangun masyarakat politik bersama..
Di Indonesia ada enam agama yang diakui secara resmi oleh Negara dan ini merupakan
salah satu pluralism yang ada di Indonesia. Semua agama mengakui bahwa pancasila
merupakan platform bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan
demikian hubungan antar umat beragama di Indonesia dapat dikatakan baik. Akantetapi
seirning perjalanan sejarah bangsa ini, bukan berarti mulus tanpa adanya gesekan antar
umat beragama. Terutama hubungan antara Islam dan Kristen, beberapa kali terjadi
keretakan dan terlibat konflik, apapun yang melatarbelakanginya. Hubungan yang tidak
harmonis antar umat beragama tentu saja akan mengganggu usaha bangsa ini dalam
meretas menuju masyarakat yang beradab dan sejahtera. Jika keadaan tidak baik dan
kondisi retak serta penuh ketegangan maka tidak mungkin akan membangun masyarakat
yang madani.
Peran Umat beragama dalam membangun , meretas masyarakat yang madani tidak dapat
ditawar tawar dan sangat dibutuhkan. Piagam Madinah yang dibuat oleh umat islam
bersama umat lain pada masa itu merupakan salah atu bukti pentingnya peranumat
beragama dalm menciptakan sebuah tatanan sosial politik yang adil, terbuka, sejahtera
dan demokratis.
Dari uraian diats dapat disimpulkan bahwa peran peran yang harus dilakukan umat
beragama dalam mewujudkan masyarakat madani itu adalah :
1. Menumbuhkan saling pengertian antara sesama umat beragama. Peran ini dilakukan
melalui dialog intensif, sebagaimana dikemukakan oleh Mukti Ali, dengan cara
mempertemukan antara orang orang atau kelompok dari agama atau ideology yang
berbeda sampai pada pengertian bersama tentang berbagai isu tertentu untuk setuju
dan tidak setuju dengan sikap apresiasi dank arena itu untuk bekerja sama
menemukan rahasia makna kehidupan ini.
Dengan dialog tersebut maka perdamaian antar umat beragama akan tercapai.
Perdamaian adalah salah satu prasyarat untuk membangun cita cita bersama
masyarakat madani, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Hans Kung :
: Tidak ada perdamaian diantara bangsa bangsa tanpa adanya dialog antar agama;
tidak ada perdamaian diantara agama agama tanpa adanya dialog antar umat
beragama; tidak ada dialog antar umat beragama tanpa ada investigasi dasar (fondasi)
agama agama,”
2. Melakukan studi studi agama dengan tujuan
a. Menghayati ajaran agama masing masing
b. Membangun suasana iamn yang dialogis
c. Menumbuhkan etika pergaulan antara umat beragama
d. Kesadaran untuk menghilangkan bias bias dari satu umat beragama terhadap
umat agama lain.
e. Menghancurkan rintangan rintangan budaya yang ada pada masing masing
umat beragama seperti eksklisivisme
f. Menumbuhkankesadaran pluralism
g. Menumbuhkan kesadaran akan perlunya solidaritas dan kerja sama untuk
menyelesaikan masalah masalah kemiskinan, keterbelakangan ketidakadilan,
dan lain lain.
3. Melakukan usaha usaha menumbuhkan sikap sikap demokratis, pluralis, dan toleran
kepada umat beragama sejak dini melalui pendidikan.
4. Mengerahkan energy bersama untuk mewujudkan cita cita bersama membangun
masyarakat madani.
Demikian ulasan yang bisa saya sampaikan dalam diskusi di sesi 3 ini, sumber yang saya pakai
adalah Buku Materi Pokok MKDU4221/3SKS/MODUL 1-9 edisi 1