Anda di halaman 1dari 7

Pertanyaan

1. Jelaskan secara singkat asal usul pembentukan masyarakat..?


Jawaban
Sebelum kita bahas asal usul pembentukan masyarakat alangkah baiknya kita pelajari apa
itu masyarakat. Secara bahasa masyarakat merupakan serapan dari bahasa Arab yang
bermakna “ bersama “.
Sedangkan secara terminologis, masyarakat merupakan salah satu bahan kajian sosiologi.
Masyarakat tidak dipandang sebagai kumpulan individu atau penjumlahan dari individu
individu semata mata.
Masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup, oleh karena manusia itu hidup bersama.
Masyarakat merupakan sistem yang terbentuk karena hubungan dari anggotanya.
Menurut Emile Durkheim menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan
yang obyektif secara mandiri, bebas dari individu individu yang merupakan anggota
anggotanya.
Menurut Muhammad Amin Al-Misri mengatakan bahwa masyarakat adalah jalinan
kesatuan yang terdiri dari hubungan hubungan sosial
Berikut ini ciri ciri masyarakat :
1. Manusia yang hidup bersama. Secara teoritis, jumlah manusia yang hidup bersama itu
ada dua orang . dalam sosiologi, tidak ada ukuran mutlak atau angka yang pasti untuk
menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada.
2. Bergaul selama jangka waktu yang cukup lama.
3. Adanya kesadaran bahwa setiap manusia yang menjadi anggotanya merupakan
bagian dari satu kesatuan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sejumlah individu
yang hidup bersama dalam satu wilayah tertentu, bergaul dalam jangka waktu yang
lama sehingga menimbulkan kesadaran pada diri setiap anggotanya sebagai suatu
kesatuan.

Asal Usul Pembentukan Masyarakat.

Manusia pertama diciptakan oleh Allah adalah adam, kemudian beranak pianak
dan membentuk sebuah masyarakat. Menurut Aristoteles, manusia adalah zoon politicon
(man is social animal) dimana manusia tidak bisa hidup sendiri, hal yang sama dijelaskan
oleh Bouman bahwa Manusia baru menjadi manusia setelah manusia itu hidup dengan
manusia lainnya.

Menurut Soejono Soekanto “ Didalam diri manusia pada dasarnya telah terdapat
keinginan, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lainnya dan
keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lainnyadan keinginan untuk menjadi
satu dengan alam sekitarnya”. Hal yang sama juga di jelaskan oleh Thabatahaba’I bahwa
manusia adalah makhluk bermasyarakat menurut wataknya, sehingga kehendak
bermasyarakat telah merupakan fitrahnya. Jika melakukan pengasingan diri maka itu
melanggar fitrah dan akan berakibat fatal bagi manusia itu sendiri.

Dalam Al Quran terdapat banyak ayat Al Qur’an yang menjelaskan fitrah manusia
sebagai manusia sosial dan dari fitrah itu melahirkan masyarakat. Ayat ayat tersebut
adalah sebagai berikut :

a. QS. Al Imran ayat 195


b. QS. Al Hujuraat ayat 13
c. QS. Al Zukhruf ayat 32
d. QS. Al Furqaan ayat 45

Untuk mewujudkan keinginan tersebut harus melakukan interaksi sosial dengan


sesamanya. Hubungan sosial tersebut menumbuhkan kesadaran diantara individu
individu akan pentingnya keberadaan yang lain. Untuk menjaga ketertiban dan keajekan
maka diperlukan dan aturan atau norma didalam hubungan social, hal ini dikarenakan
perbedaan karakter dalam individu.

Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa asal usul pembentukan masyarakat adalah
merupakan fitrah manusiauntuk bersama sama dengan orang lain, lalu terbentuklah
hubungan sosial, yang melahirkan aturan atau norma.

Adapun unsur pembentukan masyarakat yaitu :

a. Individu yang membangunkelompok


b. Hubungan social dan
c. Aturan atau norma

Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur unsur sosial yang pokok yaitu
kaidah kaidah sosial lembaga lembaga sosial, kelompok kelompok sosial, serta lapisan
lapisan sosial.

2. Untuk mencapai sebuah tujuan, setiap manusia wajib memiliki prinsip-prinsip yang harus
dipegang teguh oleh manusia. Begitu juga untuk menciptakan masyaraka madani harus
memiliki prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh dan diimplentasi dalam tatanan
kehidupan umat manusia. Prinsip-prinsip tersebut adalah 1) keadilan, 2) supremasi
hukum 3), egalitarianisme (persamaan), 4) pluralisme, 5) pengawas sosial.
Jelaskan kelima prinsip tersebut!

Jawaban:
a. Keadilan merupakan Sunnatullah dimana Allah menciptakan alam semesta ini dengan
prinsip keadilan dan keseimbangan. Dalam Al qur’an keadilan disebut sebagai hokum
keseimbangan yang menjadi hokum jagat raya. Keadilan juga merupakan sikap yang
paling dekat dengan takwa. Setiap praktek ketidakadilan merupakan suatu bentuk
penyelewengan dari hakikat kemanusiaan yang dikutuk keras oleh Al Qur’an.
Dengan demikian menegakkan keadilan merupakan kemestian yang bersifat fitrah
yang harus ditegakkan oleh setiap individu sebagai pengejawantahan dari perjanjian
primordial dimana manusia mengakui Allah sebagai Tuhannya.
b. Supremasi Hukum
Menegakkan hukum yang adil merupakan amanah yang diperintahkan untuk
dilaksanakan kepada yang berhak. Hal ini ditegaskan dalam QS. Annisa ayat 58,
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha melihat”
Selain itu pula di dalam QS. Al Maidah ayat 8 yang artinya
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu berdiri karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Janganlah kamu tertarik karena kebencianmu kepada satu kaum,
sehingga kamu tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat
kepada takwa. Dan takutlah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.

Rasulullah bersabda “ Sebenarnya hancurnya mereka sebelum kamu karena mereka


menegakkan hukum atas rakyat jelata dan meninggalkan hokum atas orang besar,
Demi Dia, Allah yang jiwaku ada ditangan-Nya, seandainya Fatimah berbuat jahat
pasti aku potong tangannya.” ( HR. Bukhari dan Muslim ).
Atas dasar itulah bahwa hancurnya bangsa bangsa dimasa lalu karena jika orang atas
melakukan kejahatan dibiarkan, tetapi jika orang bawah melakukannya pasti akan
dihukum.
c. Egalitarianisme (Persamaan)
Egalitarianisme artinya persamaan tidak mengenal sistem dimensi geneologis.
Artinya adalah bahwa masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar
keturunan ras, etnis, dan lain lain, melainkan atas prestasi. Manusia dan warga
masyarakat dihargai bukan atas dasar geneologis melainkan atas dasar prestasi.
Dengan prinsip egalitarianism maka akan terwujud keterbukaan dimana seluruh
anggota masyarakat berpartisipasi untuk menentukan pemimpinnya dan dalam
menentukkan kebijakan kebijakan publik.
d. Pluralisme
Adalah sikap dimana kemajemukkan merupakan sesuatu yang harus diterima sebagai
bagian dari realitas obyektif. Yang dimaksud disini adalah tidak terbatas mengakui
bahwa masyarakat itu plural melainkan juga harus disertai dengan sikap yang tulus
bahwa keberagaman merupakan bagian dari karunia Allah dan rahmat-Nya karena
akan memperkaya budaya melalui interaksi dinamis dengan pertukaran budaya yang
beraneka ragam. Kesadaran pluralism diwujudkan dalam bersikap toleran dan saling
menghormati diantara sesama anggota yang berbeda hal etnis, suku bangsa dan
Agama.
Hal ini ditegaskan dalam QS. Yunus ayat 99.
e. Pengawasan Sosial
Amal soleh pada dasarnya adalah suatu kegiatan demi kebaikan bersama. Prinsip
tersebut merupakan dasar pembentukan masyarakat madani merupakan suatu usaha
dan landasan bagi terwujudnya kebaikan bersama. Keterbukaan sebagai konsekuensi
logis dari pandangan positif dan optimis terhadap manusia, bahwa manusia pada
dasarnya adalah baik.
Oleh karena itu agar tetap berada dalam kebaikan bermasyarakat diperlukan adanya
pengawasan sosial. Pengawasan sosial ini menjadi penting terutama ketika kekuatan
bai, kekuatan uang maupun kekuatan kekuasaan cenderung menyeleweng sehingga
perwujudan masyarakat beradab dan sejahtera hanya slogan semata. Pengawasan
sosial baik secara individu maupun lembaga merupakan suatu keharusan dalam
pembentukan masyarakat beradab dan sejahtera.
Pengawasan ini harus didasarkan atas prinsip fitrah manusia baik sehingga senantiasa
bersikap husnu al-adzan. Dan pengawasan in berdiri atas dasar asas asas tidak
bersalah sebelum terbukti.

3. Agama sejatinya selalu membawa kedamaian, kenyamanan, dan ketentraman baik bagi
pemeluknya ataupun      bukan pemeluknya karena setiap agama selalu memberikan
keselamatan bagi pemeluhnya masing-masing.        Namun, masih banyak pemelukan
yang mengklaim bahwa agama sendiri yang paling benar dan agama               orang    lain
harus dimusnahkan, sebagaimana insiden di bangsa kita Indonesia seperti Situbondo
(Jawa               Timur),     Ketapang (Jakarta) di mana gereja dibakar oleh umat Islam,
Kupang (Nusa Tenggara Timur) di mana       masjid dibakar oleh umat Kristiani. Belum
lagi kasus Maluku dan Poso yang hingga hari ini belum       terselesaikan     dengan baik.
Salah satu penyebabkan adalah karena kesempitan berfikir dalam beragama. Untuk itu,
dibutuhkan peran umat beragama.

Jelaskan bagaimana Peran yang dapat dilakukan oleh umat beragama dalam
mewujudkan masyarakat       madani?
Jawaban :
Sebelum kita bahas bagaimana peranan dan apa yang dilakukan umat beragama dalam
mewujudkan masyarakat madani alangkah baiknya kita harus mengetahui elemen
terpenting dalam rangka mewujudkan masyarakat madani. Salah satu elemen penting
dalam rangka mewujudkan masyarakat itu adalah umat beragama.
Seperti yang kita ketahui bahwa bangsa Indonesia terdiri dari beaneka ragam adat
istiadat, etnis, tradisi, seni, budaya, dan Agama.
Seorang Antropolog kenamaan dari Amerika Serikat,Clifford Geertz, dalam Indonesian
Cultes and Comunities, denganbaik melukiskan Pluralisme bangsa Indonesia sebagai
berikut :
“Terdapat lebih dari 300 kelompok etnis yang berbeda beda di Indonesia, masing
masing dengan identitas budayanya sendiri sendiri dan lebih dari 250 bahasa
daerah dipakai…dan hamper semua agama agama penting didunia diwakili, selain
agama agama asli yang banyak jumlahnya.”
Kesatuan bangsa ini secara simbolik terangkum dalam Bhineka Tunggal Ika, yang
mengakui perbedaan dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan.

Dalam perspektif Islam sebagaimana digagas oleh Nurcholis Madjid, seorang


Cendekiawan Indonesia mengungkapkan bahwa Pancasila merupakan kalimatun sawa,
sebagai dasar untuk merangkum semua pluralitas agama dan sosial dalam satu wadah
yang bernama Negara Indonesia, dalam hal ini ditegaskan bahwa Pancasila :

“ sebagai mediator bagi suatu konvergensi nasional, Pancasila merupakan landasan


bersama (kalimatun sawa/common platform) yang kokohantara berbagai
pengelompokkan sosial, juga antara berbagai komunitas keagamaan, Dibandingkan
dengan bangsa bangsa lain, seperti india, Irlandia, Filipina, bangsa Indonesia masih
sangat beruntung karena memiliki Pancasila sebagai landasan bersama secara nasional
yang dapat mempersatukan berbagai kelompok keagamaan.”

Piagam Madinah merupakan dokumen politik yang dibuat oleh umat islam untuk
merekonsiliasi pelbagai kepentingan kepentingan sukuisme di madinah setelah nabi,
menjadi pemimpinannya sebagai landasanbagi toleransi diantara pelbagai umat yanga
ada. Piagam madinah jika dibandingkan kedudukannya dengan Pancasila bagi bangsa
Indonesia adalah sama kedudukannya

Sebanding dengan sikap kaum muslimin Indonesia menerima Pancasila dan UUd 1945,
orang orang muslim pimpinan Rosululloh juga menerima Piagam Madinah adalah atas
pertimbangan nilai nilai yang dibenarkanajaran islam dan fungsinya sebagai kesepakatan
antara golongan untuk membangun masyarakat politik bersama..

Di Indonesia ada enam agama yang diakui secara resmi oleh Negara dan ini merupakan
salah satu pluralism yang ada di Indonesia. Semua agama mengakui bahwa pancasila
merupakan platform bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan
demikian hubungan antar umat beragama di Indonesia dapat dikatakan baik. Akantetapi
seirning perjalanan sejarah bangsa ini, bukan berarti mulus tanpa adanya gesekan antar
umat beragama. Terutama hubungan antara Islam dan Kristen, beberapa kali terjadi
keretakan dan terlibat konflik, apapun yang melatarbelakanginya. Hubungan yang tidak
harmonis antar umat beragama tentu saja akan mengganggu usaha bangsa ini dalam
meretas menuju masyarakat yang beradab dan sejahtera. Jika keadaan tidak baik dan
kondisi retak serta penuh ketegangan maka tidak mungkin akan membangun masyarakat
yang madani.

Peran Umat beragama dalam membangun , meretas masyarakat yang madani tidak dapat
ditawar tawar dan sangat dibutuhkan. Piagam Madinah yang dibuat oleh umat islam
bersama umat lain pada masa itu merupakan salah atu bukti pentingnya peranumat
beragama dalm menciptakan sebuah tatanan sosial politik yang adil, terbuka, sejahtera
dan demokratis.
Dari uraian diats dapat disimpulkan bahwa peran peran yang harus dilakukan umat
beragama dalam mewujudkan masyarakat madani itu adalah :

1. Menumbuhkan saling pengertian antara sesama umat beragama. Peran ini dilakukan
melalui dialog intensif, sebagaimana dikemukakan oleh Mukti Ali, dengan cara
mempertemukan antara orang orang atau kelompok dari agama atau ideology yang
berbeda sampai pada pengertian bersama tentang berbagai isu tertentu untuk setuju
dan tidak setuju dengan sikap apresiasi dank arena itu untuk bekerja sama
menemukan rahasia makna kehidupan ini.
Dengan dialog tersebut maka perdamaian antar umat beragama akan tercapai.
Perdamaian adalah salah satu prasyarat untuk membangun cita cita bersama
masyarakat madani, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Hans Kung :
: Tidak ada perdamaian diantara bangsa bangsa tanpa adanya dialog antar agama;
tidak ada perdamaian diantara agama agama tanpa adanya dialog antar umat
beragama; tidak ada dialog antar umat beragama tanpa ada investigasi dasar (fondasi)
agama agama,”
2. Melakukan studi studi agama dengan tujuan
a. Menghayati ajaran agama masing masing
b. Membangun suasana iamn yang dialogis
c. Menumbuhkan etika pergaulan antara umat beragama
d. Kesadaran untuk menghilangkan bias bias dari satu umat beragama terhadap
umat agama lain.
e. Menghancurkan rintangan rintangan budaya yang ada pada masing masing
umat beragama seperti eksklisivisme
f. Menumbuhkankesadaran pluralism
g. Menumbuhkan kesadaran akan perlunya solidaritas dan kerja sama untuk
menyelesaikan masalah masalah kemiskinan, keterbelakangan ketidakadilan,
dan lain lain.
3. Melakukan usaha usaha menumbuhkan sikap sikap demokratis, pluralis, dan toleran
kepada umat beragama sejak dini melalui pendidikan.
4. Mengerahkan energy bersama untuk mewujudkan cita cita bersama membangun
masyarakat madani.

Demikian ulasan yang bisa saya sampaikan dalam diskusi di sesi 3 ini, sumber yang saya pakai
adalah Buku Materi Pokok MKDU4221/3SKS/MODUL 1-9 edisi 1

Anda mungkin juga menyukai