Anda di halaman 1dari 5

| Nama : Royyan | NIM : 043553488 | Sesi 3 | Tugas 1

1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu


hubban (QS. Al- Baqarah (2) : 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).

          a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!

Jawaban :

َ‫اس َمن يَتَّ ِخ ُذ ِمن ُدو ِن ٱهَّلل ِ أَندَا ۭ ًدا ي ُِحبُّونَهُ ْم َكحُبِّ ٱهَّلل ِ ۖ َوٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا أَ َش ُّد ُح ۭبًّا هَّلِّل ِ ۗ َولَوْ يَ َرى ٱلَّ ِذين‬ ِ َّ‫َو ِمنَ ٱلن‬
 ‫ب‬ َ ‫ظَلَ ُم ٓو ۟ا إِ ْذ يَ َروْ نَ ْٱل َع َذ‬
ِ ‫اب أَ َّن ْٱلقُ َّوةَ هَّلِل ِ َج ِمي ۭ ًعا َوأَ َّن ٱهَّلل َ َش ِدي ُد ْٱل َع َذا‬
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat
cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa
Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

(i)   Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?

Jawaban : - cinta kepada Allah, makrifat kepada-Nya, mengagungkan Nya, serta mengesakan-Nya;
dan mereka sama sekali tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, melainkan hanya
menyembah-Nya semata dan bertawakal kepada-Nya serta kembali kepada-Nya dalam semua
urusan mereka.

(ii)  Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?

Jawaban : Orang yang beriman itu senantiasa mencintai Allah , bergantung kepada Nya, sehingga
dia selalu berserah diri kepada Allah apa yang menimpa pada dirinya.

          b. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!

ِ ‫وب اَّل يَ ْفقَهُونَ بِهَا َولَهُ ْم أَ ْعي ۭ ٌُن اَّل يُ ْب‬ ْ


‫صرُونَ بِهَا َولَهُ ْم‬ ِ ِ ‫َولَقَ ْد َذ َرأنَا لِ َجهَنَّ َم َكثِي ۭ ًرا ِّمنَ ْٱل ِجنِّ َوٱإْل‬
ٌۭ ُ‫نس ۖ لَهُ ْم قُل‬
َ‫ضلُّ ۚ أُ ۟ولَ ٰـٓئِكَ هُ ُم ْٱل َغ ٰـفِلُون‬
َ َ‫ان اَّل يَ ْس َمعُونَ بِهَٓا ۚ أُ ۟ولَ ٰـٓئِكَ َكٱأْل َ ْن َع ٰـ ِم بَلْ هُ ْم أ‬
ٌ ۭ ‫َءا َذ‬
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).
Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang
lalai.

          c. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179 tersebut?

Jawaban :
Ayat ini menyatakan bahwa manusia dan jin diberi oleh Allah Swt potensi berupa hati/akal (Qalbu).
Namun karena akal/hatinya tidak digunakan untuk mengerti, berfikir, dan merenung apa yang tersurat
dan yang tersirat, sehingga melanggar ketentuan yang digariskan oleh Allah Swt, akibatnya mereka
menjadi penghuni neraka. Dan pengertian iman pada ayat tersebut bahwasanya manusia yang di
berikan akal dan menggunakan secara fitrahnya tidak hanya sekedar percaya (beriman dimulut saja)
namun menggunakan hati dan akal pikirannya untuk memahami tanda tanda kekuasaan Allah, maka
sudah dipastikan dia beriman kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.
 d. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut?

Jawaban:

-Dari Surat Al Baqarah Ayat 165 : Bahwasanya orang yang beriman itu sangat mencintai Allah
dengan berserah diri hanya kepada Allah ( tidak berbuat syirik / tidak menyekutukannya)

Dari Surah Al A’raf 179 : Bahwasanya orang yang beriman itu tidak hanya di mulut mengatakan
beriman , melainkan menggunakan Akalnya dan Hati nya melihat kebesaran Allah ,

2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non
fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini
diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan
Q.S. Qaaf (50) : 16.

      a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut kedua ayat tersebut!

Jawaban :

-Terjemah Q.S. Ali-Imran (3) : 190

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

-Terjemah Q.S. Ali-Imran (3) : 191

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah
Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.

Penjelasan Ringkas Hakikat Manusia Dari Kedua Ayat Tersebut :

- Bahwasanya Hakikat Manusia Di Ciptakan Oleh Allah Tiada Lain Hanya Untuk Beribadah , Mengingat
Allah Di Segala Aktivitasnya Itu Sangat Amat Penting , karena tidak mengingatnya berarti tidak dianggap
hidup di saat itu oleh Allah, maka dari itu dimana saja kita berada , disaat berdiri, duduk , atau sedang
berbaring senantiasalah mengingat Allah, berdzikirlah, bertasbihlah, lihat lah semua penciptaanya (yang
dilangit maupun di bumi) sesungguhnya orang yang beriman itu hanyalah orang yang berakal dan mereka
berkata “ tidaklah Engkau ya Rabb, Menciptakan semua ini sia-sia.”

     b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50) : 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia menurut
ayat tersebut!

Jawaban :

-Terjemah Surah Qaf : 16

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan
Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

-Penjelasan Ringkas Hakikat Manusia Dari Kedua Ayat Tersebut :

Manusia Itu Hakikatnya Selalu Tunduk Dan Takut Kepada Allah, Karena Sesungguhnya Allah Itu Tahu
Segala Isi Hati Manusia.

     c.  Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!

- Jawaban : Hakikat Kesempurnaan Manusia Menurut 3 Ayat Tersebut Ialah :


1. Bahwasanya manusia di berikan Akal Untuk melihat kebesaran Allah

2. Bahwasanya manusia hendaklah senantiasanya mengingat Allah dalam keadaan apapun,


agar Allah menjaga-nya, dan bertaubatlah atas segala dosa yang di perbuatnya

3. Bahwasanya manusia itu diberikan hati , dan hati itu di gunakan untuk merenungi ayat
ayat Allah , dan senantiasa manusia itu harus menjaga hatinya, karena sesungguhnya
Allah sangat tahu segala isi hati manusia.

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat


tinggal dan berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam
suatu masyarakat.
a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?

Jawaban :

Secara terminologi istilah masyarakat berasal dari akar kata bahasa arab yaitu syaraka


yang berarti ikut serta; berpartisipasi. Masyarakat adalah istilah yang lazim untuk
menyebut kesatuan-kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun dalam
bahasa sehari-hari.

b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan QS. Az-
Zukhruf: 32

Jawaban :

‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوأُ ْنثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَائِ َل لِتَ َعا َرفُوا ۚ إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ أَ ْتقَا ُك ْم ۚ إِ َّن‬
‫هَّللا َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujurat 13)

‫ْض‬ َ ‫ك ۚ نَحْ ُن قَ َس ْمنَا بَ ْينَهُ ْم َم ِعي َشتَهُ ْم فِي ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا ۚ َو َرفَ ْعنَا بَع‬
َ ْ‫ْضهُ ْم فَو‬
ٍ ‫ق بَع‬ َ ِّ‫أَهُ ْم يَ ْق ِس ُمونَ َرحْ َمتَ َرب‬
َ‫ت َربِّكَ خَ ْي ٌر ِم َّما يَجْ َمعُون‬ ُ ‫ضهُ ْم بَ ْعضًا س ُْخ ِريًّا ۗ َو َرحْ َم‬ ُ ‫ت لِيَتَّ ِخ َذ بَ ْع‬
ٍ ‫د ََر َجا‬

Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas
sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang
lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (Az Zukhruf 32)

c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat madani!

Jawaban :

Masyarakat madani yang dideklarasikan oleh Nabi adalah masyarakat yang adil, terbuka dan
demokratis, dengan landasan takwa kepada Allah dan taat kepada ajaran-Nya. Takwa kepada
Allah adalah semangat ketuhanan yang diwujudkan dengan membangun hubungan yang baik
dengan Allah dan manusia. Hubungan itu tentu saja harus dilandasi dengan berbudi luhur dan
akhlak mulia. Dalam konteks ini menjadi jelas masyarakat madani adalah masyarakat berbudi
luhur mengacu kepada kehidupan masyarakat berkualitas. dan beradab.
Berdasarkan uraian di atas, meskipun memiliki makna yang berbeda dari pemakanannya antara
civil society dan masyarakat madani, tetapi pada intinya kedua istilah memiliki semangat yang
sama, yakni suatu masyarakat yang adil, terbuka, demokratis, dan sejahtera dengan kualitas
keadaban warganya

d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!

Jawaban :

Untuk mencapai masyarakat yang beradab dan sejahtera itu maka masyarakat madani harus
ditegakkan atas prinsip-prinsip berikut ini:

1. Keadilan

Berbicara tentang keadilan secara horizontal berarti berbicara kesejahteraan umum. Menegakkan
keadilan merupakan kemestian yang bersifat fitrah yang harus ditegakkan oleh setiap individu
sebagai pengejawantahan dari perjanjian primordial di mana manusia mengakui Allah sebagai
Tuhannya. Keadilan merupakan sunnatullah di mana Allah menciptakan alam semesta ini dengan
prinsip keadilan dan keseimbangan. Dalam al-Quran keadilan itu disebut sebagai hukum
keseimbangan yang menjadi hukum jagat raya. Keadilan juga merupakan sikap yang paling dekat
dengan takwa. Karena itu setiap praktik ketidakadilan merupakan suatu bentuk penyelewengan
dari hakikat kemanusiaan yang dikutuk keras oleh al Qur'an.

2. Supremasi Hukum

Keadilan seperti disebutkan di atas harus dipraktikkan dalam semua aspek kehidupan. Di mulai
dari menegakkan hukum. Menegakkan hukum yang adil merupakan amanah yang diperintahkan
untuk dilaksanakan kepada yang berhak.

Dalam Surat An-Nisaa' ayat 58 ditegaskan:

Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menunaikan amanah kepada yang
berhaknya dan apabila kamu menghukum di antara manusia, maka hendaklah kamu hukum
dengan adil, sesungguhnya Allah sebaik-baik mengajar kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha
mendengar lagi Maha melihat." (QS, An-Nisaa' 58)

3. Egalitarianisme (Persamaan)

Egalitarianisme artinya adalah persamaan, tidak mengenal sistem dinasti geneologis. Artinya
adalah bahwa masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar keturunan, ras, etnis, dll.
melainkan atas prestasi. Bukan prestise tetapi prestasi. Karena semua manusia dan warga
masyarakat dihargai bukan atas dasar geneologis di atas melainkan atas dasar prestasi yang
dalam bahasa Al-Quran adalah takwa.

...‫ان اكرمكم عند هللا اتقاكم‬

“....sesungguhnya semulia-mulianya kalian disisi Allah adalah yang paling bertakwa Di Antara
kalian” (Qs.Al Hujurat 13)

4. Pluralisme

Pluralisme adalah sikap di mana kemajemukan merupakan sesuatu yang harus diterima sebagai
bagian dari realitas obyektif. Pluralisme yang dimaksud tidak sebatas mengakui bahwa
masyarakat itu plural melainkan juga harus disertai dengan sikap yang tulus bahwa keberagaman
merupakan bagian dari karunia Allah dan rahmat-Nya karena akan memperkaya budaya. melalui
interaksi dinamis dengan pertukaran budaya yang beraneka ragam itu.

Kesadaran plurralisme itu kemudian diwujudkan untuk bersikap toleran dan saling menghormati di
antara sesama anggota yang berbeda baik berbeda dalam hal etnis, suku bangsa, maupun
agama. Sikap toleran dan saling menghormati itu dinyatakan dalam Al-Qur'an, antara lain;

‫ولو شاء ربك ألمن من في األرض كلهم جميعا ً أفأنت تكره الناس حتى‬

99( ‫يكونـوا مـؤمنين‬


Yang Artinya: "Dan apabila Tuhanmu menghendaki niscaya semua manusia akan beriman kepada
Allah, apakah engkau akan memaksa manusia sehingga mereka beriman." Qs. Yunus (99)

Dan Yang Terakhir Ialah :

5. Pengawasan Sosial

Yang disebut dengan amal saleh pada dasarnya adalah suatu kegiatan demi kebaikan bersama.
Prinsip-prinsip di atas sebagai dasar pembentukan masyarakat madani merupakan suatu usaha
dan landasan bagi terwujudnya kebaikan bersama. Kegiatan manusia apapun merupakan suatu
konsekuensi logis dari adanya keterbukaan di mana setiap warga memiliki kebebasan untuk
melakukan tindakan. Keterbukaan itu sebagai konsekuensi logis dari pandangan positif dan
optimis terhadap manusia, bahwa manusia pada dasarnya adalah baik.

‫وإذ أخـذ ربـك مـن بــن عادم مـن ظـهـورهم ذريتهـم وأشـهدهم على أنفسهم الست بربكم قالوا‬
( ‫بلى شهدنا أن تقولوا يوم القيامة إنا كنا عن هـذا غفلين‬
Artinya: "Ketika Tuhanmu menjadikan keturunan anak Adam daripada tulang punggung mereka,
Dia mempersaksikan dengan diri mereka sendiri. Allah berfirman: Bukankah Aku Tuhanmu?
Sahutnya: Ya, kami menjadi saksi, supaya kamu jangan mengatakan pada hari kiamat:
Sesungguhnya kami lengah terhadap hal ini." (QS. Al-A'raaf: 172)

Anda mungkin juga menyukai