Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Dasar Islam: manusia sebagai makhluk social

Manusia adalah mahluk social yang cenderung untuk hidup


bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam
mencapai sautu tujuan, tetapi karena keterbatasan kemampuan
menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya
kerjasama. Hal tersebut yang mendasari manusia untuk hidup dalam
berorganisasi

Umat manusia harus bekerjasama dalam kebajikan dan taqwa dan


tidak boleh bekerjasama dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dalam Al-
Qur’an, disebutkan:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan


dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah/ 5: 2).

Adapun dasar-dasar manusia sebagai makluk social dan juga dasar


berorganisasi dalam Al-Qur’an adalah:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat/ 49: 13).

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah


menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah

Kehidupan Berorganisasi Nursin Mukhlis 702011018 Page 3


menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta
satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS. An-Nisa: 1).

Oleh sebab itu manusia memiliki nilai kemausiaan yang sama.


Tidak ada kelebihan satu ras dibanding dengan ras yang lain. Yang
menentukan nilai kemuliaan manusia di sisi Allah hanyalah ketaqwaannya.

2. Pengertian Organisasi

Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian


(orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S.
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia). Menurut James D.
Mooney, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama. Menurut Chester I. Bernard, organisasi
merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih

Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon – alat) adalah suatu


kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan
sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara.

Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah


orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan
fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab (Schein). Karakterisitik
organisasi menurut Schein meliputi : memiliki struktur, tujuan, saling
berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk
mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya.

Kehidupan Berorganisasi Nursin Mukhlis 702011018 Page 4


Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang
mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu (Kochler).

3. Kehidupan Berorganisasi

a. Persyarikatan Muhammadiyah merupakan amanat yang didirikan dan


dirintis oleh KH. Ahmad Dahlan untuk kepentingan menjunjung tinggi
dan menegakkan Agama Islam sehingga terwujud Masyarakat utama
yang diridhoi Allah SWT, karena itu menjadi tanggung jawab seluruh
warga dan lebih-lebih pimpinan Muhammadiyah di berbagai tingkatan
dan bagian untuk benar-benar menjadikan organisasi ini sebagai
gerakan dakwah Islam yang kuat dan unggul dalam berbagai bidang
kehidupan.

Dalam mencapai tujuan tersebut, maka harus ada pedoman yang


dipegang, yang merupakan pondasi kita agar tetap dalam jalur tujuan
yang benar. Pedoman hiduo Islami adalah seperangkat nilai dan norma
Islami yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang menjadi pola
tingkah laku dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga
tercermin kepribadian yang Islami.

“Telah kutinggalkan untuk kalian dua perkara yang (selama kalian


berpegang teguh dengan keduanya) kalian tidak akan tersesat, yaitu
Kitabullah (Al-Quran) dan Sunnah-ku.” (HR. Hakim dan Daruquthni).

“Berpegangteguhlah kalian kepada Sunnahku dan kepada Sunnah


Khulafaur Rasyidin setelahku” (H.R. Abu Daud).

Irbadl bin Sariyah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda yang artinya: ‘Aku wasiatkan kepada kalian untuk selalu

Kehidupan Berorganisasi Nursin Mukhlis 702011018 Page 5


bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat meskipun yang memimpin
seorang budak Habsyi. Sesungguhnya siapa saja di antara kalian yang
hidup sepeninggalku akan melihat perselisihan yang banyak, maka
berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah Khulafa Ar-
Rosyidin Al-Mahdiyyin (para khalifah yang terbimbing dan yang
mendapatkan petunjuk ),gigitlah dengan gigi geraham, dan berhati-
hatilah kalian dengan perkara yang baru (dalam agama) karena setiap
perkara yang baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.”

Didalam Al-Qur’an disebutkan:

“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan


‘membacanya’. Jika Kami telah selesai membacakannya, maka
ikutilah ‘bacaan’ itu”.(Q.S. Al-Qiyamah (75):17-18).

”Dan apa yang diberikan (diperintahkan) Rasul kepada kalian,


maka terimalah (jalankanlah) dan apa yang dilarangnya atas kalian,
maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah sangat keras hukuman-Nya”. (QS. Al Hasyr: 7).

Katakanlah (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ): ‘Jika


kalian (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya
Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (QS. Ali
Imron: 31).

“Barangsiapa yang menentang Rasul (Muhammad ) sesudah jelas


kebenaran baginya dan mengikuti jalan selain jalannya orang-orang
mukmin, Kami biarkan ia dalam kesesatan yang telah dikuasainya,
dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam. Dan Jahannam itu
seburuk-seburuk tempat kembali”. (QS. An Nisaa’: 115).

Kehidupan Berorganisasi Nursin Mukhlis 702011018 Page 6


b. Setiap anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah berkewajiban
memelihara, melangsungkan, dan menyempurnakan gerak dan langkah
persyarikatan dengan penuh komitmen yang istiqomah, kepribadian
yang mulia (shiddiq, amanah, tabligh, fathanah), wawasan pemikiran
dan visi yang luas, keahlian yang tinggi, dan amaliah yang unggul
sehingga Muhammadiyah menjadi gerakan Islam yang benar-benar
menjadi Rahmatan li al-‘alamin.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan


yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S.
Al-Ahzab:21)

“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan


membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (Q.S.
Az-Zumar: 33).

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah


dan katakanlah perkataan yang benar” (Q.S. Al-Ahzab:70)

“Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan
kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di
antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya
satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu
menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "tidak
ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi[206]. Mereka berkata
dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.” (Q. S. Al- Imran:
75). Dalam tafsir, ummi diartikan sebagai orang arab.

“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami


kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan

Kehidupan Berorganisasi Nursin Mukhlis 702011018 Page 7


mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan
kepada kamu apa yang belum kamu ketahui” (Q. S. Al-Baqarah:151)

“Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah


telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab:
"Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak
mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi
kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata:
"Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya
ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan
pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha
Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui” (Q.S. Al-Baqarah:247).

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan


untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al Anbiya’: 107)

c. Dalam menyelesaikan masalah-masalah dan konflik-konflik yang


timbul di persyarikatan hendaknya mengutamakan musyawarah dan
mengacu pada peraturan organisasi yang memberikan kemaslahatan
dan kebaikan seraya dijauhkan tindakan-tindakan anggota pimpinan
yang tidak terpuji dan dapat merugikan kepentingan persyarikatan.

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah


lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[*]. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya.” (Q. S. Al-Imran: 159)

Kehidupan Berorganisasi Nursin Mukhlis 702011018 Page 8


Dalam tafsir [*]. Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal
duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan
dan lain-lainnya.

“Apabila keduanya (suami istri) ingin menyapih anak mereka


(sebelum dua tahun) atas dasar kerelaan dan permusyawarahan
antar mereka, maka tidak ada dosa atas keduanya” (Q.S. Al-
Baqarah:233).

d. Menggairahkan ruh al-Islam dan ruh al-jihad dalam seluruh gerakan


persyarikatan dan suasana dilingkungan persyarikatan sehingga
Muhammadiyah benar-benar tampil sebagai gerakan Islam yang
istiqomah dan memiliki gairah yang tinggi dalam mengamalkan Islam.

Dari Abdullah bin ‘Amr bin Ash berkata: Rasulullah Shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Setiap amalan mempunyai
masa semangat dalam mengamalkannya, dan setiap masa semangat
ada masa lelah. Barang siapa lelahnya diatas sunnahku (dalam
rangka menjalankan sunnah) maka dia sesungguhnya telah
mendapatkan petunjuk (terbimbing). Barang siapa lelahnya tidak di
atas sunnah (dalam rangka menjalankan amal tidak di atas sunnah)
maka dia sesungguhnya telah binasa”

Dalam sebuah syair, alm. Ust Rahmat Abdullah menyairkan


dakwah sebagai berikut:

Memang seperti itulah dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta


akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai
perhatianmu. jalan, duduk, dan tidurmu..

Kehidupan Berorganisasi Nursin Mukhlis 702011018 Page 9


Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah.
Tentang umat yg kau cintai..

Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati


energimu.

Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yg menempel


di tubuh rentamu. Tubuh yg luluh lantak diseret-seret.. Tubuh yang
hancur lebur dipaksa berlari..

Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau


memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat
dari ayat yg diturunkan Allah.

Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin


hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak
ada lagi orang miskin yg bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu
terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah
bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2
tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang
diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang.

Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khathab


juga terlihat tercabik-cabik. Kepalanya sampai botak. Umar yang
perkasa pun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana. Kurang
heroik? Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling
legendaris sepanjang sejarah; luka ditikamnya seorang Khalifah
yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya saat
sholat.

Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak


membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga
para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan.

Kehidupan Berorganisasi Nursin Mukhlis 702011018 Page 10


Tidak… Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama
mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan
segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih
“tragis”.

Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu


menemani… justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana
pun mereka pergi… akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iman dan
godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya
harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah
untuk, mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada.

Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka.
Hingga “hasrat untuk mengeluh” tidak lagi terlalu menggoda
dibandingkan jihad yang begitu cantik.

Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar


wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada abu
Bakar. Tapi saking seringnya “ditinggalkan” , hal itu sudah
menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman..

Karena itu kamu tahu. Pejuang yg heboh ria memamer-mamerkan


amalnya adalah anak kemarin sore. Yg takjub pada rasa sakit dan
pengorbanannya juga begitu. Karena mereka jarang disakiti di jalan
Allah. Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya
besar. Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalinya hal itu
mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar. Dan mereka
justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati, “ya Allah,
berilah dia petunjuk… sungguh Engkau Maha Pengasih lagi maha
Penyayang… “

Kehidupan Berorganisasi Nursin Mukhlis 702011018 Page 11


Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya
dikoyak beban dakwah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta…
Mengajak kita untuk terus berlari…

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.

Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.

Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.

Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.

Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”

Demikian sulitnya jalan dakwah yang merupakan tujuan dari


organisasi persyarikatan Muhammadiyah ini. Namun, dalam Al-Qur’an
telah dijelaskan bahwa:

“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-


nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan” (Q. S. Huud :
115)

e. Setiap anggota pimpinan persyarikatan harus menunjukkan


keteladanan dalam bertutur kata dan tingkah laku, beramal dan
berjuang, disiplin dan tanggung jawab, dan memiliki kemauan untuk
belajar dalam segala lapangan kehidupan yang diperlukan.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan


suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya
dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian

Kehidupan Berorganisasi Nursin Mukhlis 702011018 Page 12


kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala)
amalanmu[1408], sedangkan kamu tidak menyadari” (Q. S. Al-Hujarat :
2). Dalam tafsir, dijelaskan bahwa meninggikan suara lebih dari suara
Nabi atau bicara keras terhadap Nabi adalah suatu perbuatan yang
menyakiti Nabi. Karena itu terlarang melakukannya dan menyebabkan
hapusnya amal perbuatan.

Disiplin dan tanggung jawab sangat dituntut oleh setiap pekerjaan.


Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai
sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan
berdisiplin dalam memanfaatkan waktunya. Disiplin tidak akan datang
dengan sendirinya, akan tetapi melalui latihan yang ketat dalam
kehidupan pribadinya. Orang yang tidak dapat memanfaatkan waktu
adalah orang yang merugi. Aa Gym mengungkapkan dari tausyiahnya
“Jika kita tahu siapakah orang yang terbodo, maka lihatlah orang
yang memiliki modal waktu, tenaga, dan kemampuan lainya tetapi
menghambur-hamburkanya”

f. Dalam lingkungan persyarikatan hendaknya dikembangkan disiplin


tepat waktu baik dalam menyelenggarakan rapat-rapat, pertemuan-
pertemuan dan kegiatan-kegiatan lainnya yang selama ini menjadi cirri
khas dari etos kerja dan disiplin Muhammadiyah.

Disiplin dan tanggung jawab sangat dituntut oleh setiap pekerjaan.


Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai
sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan
berdisiplin dalam memanfaatkan waktunya. Disiplin tidak akan datang
dengan sendirinya, akan tetapi melalui latihan yang ketat dalam
kehidupan pribadinya. Orang yang tidak dapat memanfaatkan waktu
adalah orang yang merugi. Aa Gym mengungkapkan dari tausyiahnya

Kehidupan Berorganisasi Nursin Mukhlis 702011018 Page 13


“Jika kita tahu siapakah orang yang terbodo, maka lihatlah orang
yang memiliki modal waktu, tenaga, dan kemampuan lainya tetapi
menghambur-hamburkanya”

g. Dalam acara-acara rapat dan pertemuan-pertemuan dilingkungan


persyarikatan hendaknya ditumbuhkan kembali pengajian-pengajian
singkat (seperti kuliah tujuh menit) dan selalu mengindahkan waktu
shalat dan menunaikan shalat jamaah sehingga gairah keberagamaan
yang tinggi yang menjadi bangunan bagi pembentukan keshalihan dan
ketaqwaan dalam mengelola persyarikatan.

“1), Demi masaselalu mengindahkan waktu shalat dan


menunaikan shalat jamaah. 2), Sesungguhnya manusia itu benar-
benar dalam kerugian, 3) kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
(Q.S. Al-‘Ashr: 1-3)

h. Para pemimpin Muhammadiyah harus gemar mengikuti dan


menyelenggarakan kajian-kajian ke-Islaman, memakmurkan masjid
dan menggiatkan peribadatan sesuai ajaran Al-Qur’an dan Sunnah
Nabi, dan amalan-amalan Islam lainnya.

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-


orang yang beriman kepada Allah dan Hari akhir, serta tetap
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada
siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang
diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”
(QS. At Taubah: 18)

Kehidupan Berorganisasi Nursin Mukhlis 702011018 Page 14


i. Wajib menumbuhkan dan menggairahkan perilaku amanat dalam
memimpin dan mengelola organisasi dengan segala urusannya,
sehingga milik dan kepentingan persyarikatan dapat dipelihara dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan dakwah serta dapat
dipertanggungjawabkan secara organisasi.

j. Setiap anggota Muhammadiyah lebih-lebih para pemimpinnya


hendaknya jangan mengejar-ngejar jabatan dalam persyarikatan tetapi
juga jangan menghindarkan diri manakala memperoleh amanat
sehingga jabatan dan amanat merupakan sesuatu yang wajar sekaligus
dapat ditunaikan dengan sebaik-baiknya, apabila tidak menjabat atau
memegang amanat secara formal dalam organisasi maupun amal usaha
hendaknya menunjukkan jiwa besar dan keikhlasan serta tidak terus
berusaha untuk mempertahankan jabatan itu lebih-lebih dengan
menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan akhlak Islam.

Dalam sebuah hadis Rasulullah yang diriwayatkan Abu Dzar Al-


Ghifari. Ia berkata: “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menjadikanku
sebagai pemimpin?”

Mendengar permintaanku tersebut beliau menepuk pundakku


seraya bersabda: “Wahai Abu Dzar, engkau seorang yang lemah
sementara kepemimpinan itu adalah amanah. Dan nanti pada hari
kiamat, ia akan menjadi kehinaan dan penyesalan kecuali orang yang
mengambil dengan haknya dan menunaikan apa yang seharusnya ia
tunaikan dalam kepemimpinan tersebut. ” (Shahih, HR. Muslim)

Dalam riwayat lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda: “Wahai Abu Dzar, aku memandangmu seorang yang lemah,
dan aku menyukai untukmu apa yang kusukai untuk diriku. Janganlah

Kehidupan Berorganisasi Nursin Mukhlis 702011018 Page 15


sekali-kali engkau memimpin dua orang dan jangan sekali-kali engkau
menguasai pengurusan harta anak yatim. ” (Shahih, HR. Muslim).

Sungguh benar sabda Rasulullah ketika beliau menyampaikan


hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah: “Sesungguhnya kalian
nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, padahal kelak di
hari kiamat ia akan menjadi penyesalan.” (Shahih, HR. Al-Bukhari).

k. Setiap anggota Pimpinan Muhammadiyah harus berusaha menjauhkan


diri dari fitnah, sikap sombong ananiyah dan perilaku tercela lainnya
yang mengakibatkan hilangnya simpati dan kemuliaan hidup yang
seharusnya dijunjung tinggi sebagai pemimpin.

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya


dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri,” (Q. S. An-Nisa: 36)

“Sekiranya kebenaran itu harus mengikuti kemauan hawa nafsu


mereka saja tentulah akan binasa langit dan bumi dan mereka yang ada
di dalamnya”. (Q.S. Al-Muminun ayat : 71)

Dari sifat ananiyah yang hanya memperturutkan hawa nafsunya


sendiri akan lahir sifat-sifat lain yang berdampak negatif dan merusak,
misalnya, sifat bakhil, tamak, mau menang sendiri, dhalim,
meremehkan orang lain dan ifsad (meru-sak). Jika tidak segera
ditanggulangi sifat ananiyah akan berkembang menjadi sifat congkak
dan kibir dengan ciri khasnya Bathrul Haq menolak kebenaran,
Ghomtun Nas dan meremehkan manusia.

Kehidupan Berorganisasi Nursin Mukhlis 702011018 Page 16


l. Dalam setiap lingkungan persyarikatan hendaknya dibudayakan tradisi
membangu imamah dan ikatan jamaah serta jam’iyah sehingga
Muhammadiyah dapat tumbuh dan berkembang sebagai kekuatan
gerakan dakwah yang kokoh.

Jam’iyyah (dalam  istilah bahasa kita yayasan) : adalah suatu


istilah yang bersifat sosial politik yang umumnya digunakan untuk
menamai suatu perkumpulan dari beberapa orang, dengan tujuan
menjaga kemashlahatan mereka bersama atau mencapai cita-cita
bersama di bawah aturan-aturan tertentu yang jelas.

m. Dengan semangat tajdid hendaknya setiap anggota Pimpinan


Muhammadiyah memiliki jiwa pembaru dan jiwa dakwah yang tinggi
sehingga dapat mengikuti dan mempelopori kemajuan yang positif
bagi kepentingan ‘izul Islam wal Muslimin [kejayaan Islam dan kaum
muslimin] warahmatan lil ‘alamin [dan rahmat bagi semesta].

Tajdid adalah Kata yang diambil dari bahasa Arab yang berkata
dasar "Jaddada-Yujaddidu-Tajdiidan" yang artinya memperbarui.

n. Setiap anggota pimpinan dan pengeloila persyarikatan dimanapun


berkiprah hendaknya bertanggung jawab dalam mengemban misi
Muhammadiyah dengan penuh kesetiaan (komitmen yang istiqomah)
dan kejujuran tinggi, serta menjauhkan diri dari berbangga diri
(sombong dan ananiyah) manakala dapat mengukir kesuksesan karena
keberhasilan dalam mengelola amal usaha Muhammadiayah pada
hakikatnya karena dukungan semua pihak didalam dan diluar
Muhammadiyah dan lebih penting lagi karena pertolongan Allah SWT.

Kehidupan Berorganisasi Nursin Mukhlis 702011018 Page 17


o. Setiap anggota pimpinan maupun warga persyarikatan hendaknya
menjauhkan diri dari perbuatan taqlid, syirik, bid’ah dan khurafat.

Pimpinan persyarikatan harus menunjukkan akhlaq pribadi muslim dan


maupun membina keluarga yang Islami.

Taklid atau Taqlid (Arab: ‫ )تقليد‬adalah mengikuti pendapat orang


lain tanpa mengetahui sumber atau alasannya.

“Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar


kezhaliman yang besar"[ Luqman: 13]

Allah tidak akan mengampuni orang yang berbuat syirik


kepadaNya, jika ia meninggal dunia dalam kemusyrikannya. Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya :

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia


mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar".[An-Nisaa': 48]

“Hati-hatilah kalian terhadap perkara yang diada-adakan, karena


setiap perkara baru itu bid’ah. Dan setiap kebid’ahan adalah sesat,
dan setiap kesesatan tempatnya di neraka” (HR. Baihaqy, An Nasai).

Kehidupan Berorganisasi Nursin Mukhlis 702011018 Page 18

Anda mungkin juga menyukai