Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah amar ma'ruf nahi munkar secara praktis telah
berlangsung sejak adanya interaksi antara Allah dengan hambaNya (periode Nabi Adam AS), dan akan berakhir bersamaan
dengan berakhimya kehidupan di dunia ini. Pada awalnya Allah
mengajar Nabi Adam AS nama-nama benda, Allah melarang Nabi
Adam mendekati pohon dan Allah memerintahkan para malaikat
sujud kepada Nabi Adam, semua Malaikat pada sujud kecuali
Iblis, dia enggan dan takabur. Manusia diciptakan oleh Allah
sebagai khalifah di bumi. Berdakwah, beramar makruf dan
bernahi munkar adalah salah satu fungsi strategis kekhalifahan
manusia, fungsi tersebut berjalan terus-menerus seiring dengan
kompleksitas problematka kehidupan manusia dari zaman kezaman, dakwah tidak berada dalam sket masyarakat yang statis,
tetapi

berada

dalam

sket

masyarakat

yang

dinamis

dan

tantangan dakwah yang semakin luas dan komplek, oleh karena


itu peningkatan kualitas kompetensi muballigh harus secara
terus menerus dilakukan secara efektifi.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Rumusan Masalah
Mampu mengetahui definisi dakwah
Menganalisis tinjauan dakwah
Meninjau hukum dalam dakwah
Mengetahui subjek dakwah
Mengetahui objek dakwah
Mengetahui macam-macam metode dakwah
Mengetahui tempat dan waktu berdakwah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Dakwah
Definisi dakwah menurut etimologi (bahasa) berasal dari
bahasa arab berasal dari isim masdar yaitu dari fi'il da'a yad'u
du'aan wa dakwatan yang artinya panggilan, ajakan, Sedangkan
menurut terminologi

pengertian dakwah terdapat beberapa

pengertian diantaranya:
1.

menurut Drs. Ya'kub dalam bukunya publistik dakwah islam


adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah dengan cara
ynag bijaksana, nasehat yang baik serta berdebat dengan

cara yang baik pula.1


2.
syeikh Ali mahmud dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin
memberikan

definisi

bahwa

dakwah

adalah

mendorong

manusia agar berbuat kebaikan, dan menurut petunjuk


menyeru mereka berbuat kebaikan dan melarang mereka dari
perbuatan
3.

yang

mungkar,

agar

kebahagiaan didunia dan akhirat.


muhammad
Natsir.
Dakwah

mereka
adalah

mendapat
usaha-usaha

menyerukan kepada perorangan manusia dan seluruh umat


tentang pandangan p manusia didunia ini, yang meliputi amar
ma'ruf nahi mungkar dengan berbagai macam media dan cara
yang perboehkan akhlaq upan perorangan, perikehidupan
berumah tangga , perikehiduan arakat, dan perikehidupan
bernegara.2

1 Dasar-dasar strategi dakwah karya Asmuni Syukir.hal :19


2 Fungsi dakwah dalam rangka perjuangan. Hal:7

4.

H.S.M. Nasaruddin latif dalam bukunya teori dan dakwah


islamiyah memberikan definisi. Dakwah adalah setiap usaha
dan lisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak,
memanggil manusia lainnya untuk beriman, memta'ati Allah
sesuai dengan garis-garis aqidah dan syari'at serta akhlaq

islamiyah.3
5.
letjen H.

Sudirman

dalam

tulisannya

yang

berjudul

peroblematika dakwah islam di indonesia memberikan definisi


bahwa dakwah adalah usah unruk merealisasikan ajaran islam
didalam

kenyataan

hidup

sehari-sehari

baik

kehidupan

seseorang, kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata


hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa umta
manusia untuk memperoleh keridhoan Allah SWT.4
Dari

beberapa

definisi

tersebut

dapat

diambil

suatu

kesimpulan sebagai berikut:


1.

dakwah itu adalah peroses penyelenggaraan suaut usah

2.

atau aktivitas yang dilkukan dengan dasar sengaja.


Usaha yang diselenggarakan itu berupa: mengajak orang
untuk beriman dan mentaati Allah atau memeluk agama
islam. Amar ma'ruf perbaikan dan pembangunan masyarakat

(Ishlah) dan Nahi Mungkar.


3.
Peroses penyelenggaraan usaha tersebut dilakukan untuk
mencapai

tujuan

tertentu

yaitu

kebahagiaan

dan

kesejahteraan hidup yang diridhaoi Allah SWT.


B. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah yang utama dan departemental itu tidaklah
dapat dicapai dengan melakukan sekali tindakan saja, malainkan
3 Management dakwah Islam karya Drs. Rosad saleh hal: 19
4 Idem 3

harus dicapai dengan melakukan serangkaian tindakan secara


tahap demi tahap dalam periode tertentu yang ditetapkan dan
dirumuskan pula pada sasaran tertentu atau target yang harus
dicapai.

Dengan

demikian

target

dakwah

kearah

pencapaian

adalah

utama

merupakan

dakwah.5Tujuan

anak
utama

sasaran objek dakwah adalah sebagai berikut.


1.

Mempunyai iman yang kuat, berperilaku sesuai dengan


hukum-hukum ynag disyari'atkan Allah SWT danberakhlakul

karimah.6
2.
Untuk keluarga

adalah

terbentuknya

keluarga

yang

bahagia, penuh ketentraman dan cinta kasih antara anggota


keluarga.7
3.
Untuk masyarakat adalah terwujudnya masyarakat yang
beriman

dan

bertaqwa

kepada

Allah

yang

senantiasa

melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.8


4.
Disamping itu pula untuk manusia dunia terbentuknya
masyarakat

didunia

yang

penuh

dengan

keamanan,

kedamaian dan ketenangan dengan tegaknya keadilan dan


persamaan hak dan kewajiban dan tidak adanya diskriminasi
dan

ekploitasi

saling

tolong

menolong

saling

hornat

menghormati sehingga akan terwujud masyarakat dan negeri


yang subur makmur yang diridhoi Allah SWT.
C. Hukum Berdakwah

5 Management Dakwah Islam karya Drs. Rosad Saleh hal: 31


6 Pengantar memahami dakwah Islam karya Drs. Waharjani Mag.
7 Idem 6.
8 Dasar-dasar strtegi Dakwah karya Asmuni Syukir .hal: 55

Berdakwah dengan segala bentuknya adalah wajib hukumnya


bagi setiap muslim. Misalnya amar ma'ruf nahi mungkar,
berjihad, memberi nasehat dan sebagainya. Hal ini menunjukan
bahwa syari'at atau hukum tidak mewajibkan untuk selalu
mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, akan tetapi
usahalah yang diwajibkan semaksimal mungkin sesuai dengan
keahlian

dan

kemampuannya.

Dengan

demikian

bahwa

berdakwah wajib bagi semua orang yang mengaku beragama


islam sebagai mana firman Allah SWT dalam surat Ali-Imran ayat
110 yang artinya :
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik.
Didalam salah satu tafsir dijelaskan bahwa kalian wahai umat
Muhammad adalah sebaik-baiknya umat dan orang yang paling
bermanfaat diantara orang-orang yaitu memerintahkan kepada
yang ma'ruf yaitu apa-apayang diperintahkan oleh Allah dan
Rasul-Nya dan mencegah dari perbuatan yang mungkar yaitu
semua yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, kalian juga
membenarkan Allah yang menetakan yang dikuatkan oleh amal
yang sholeh. Dan kata Ahlul kitab itu adalah orang yahudidan
orang nashrani yang sekirannya mereka kepada Allah maka
mereka akan mendapatkan didunia dan diantara mereka sedikit
yang beriman dan kebanyakan mereka keluar dari agama Allah
SWT.9 dan surat Ali-Imran ayat: 104 yang artinya :

9 Tafsir Al-Muyassar hal: 64

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang


menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang
beruntung.
Kewajiban yang terkandung dalam ayat tersebut ada dua
objek

pertama

seluruh

kaum

muslimin

mereka

wajib

,membentuk jamaah, kedua ditujukan kepada jamaah yang diberi


tuga dan kewajiban.10
Dan disamping itu kita brikan amanah oleh yaitu kitab Allah
yang memang harus disampaikan kepada setiap manusia agar
mereka menjadi orang-orang yang berbuat baik sehingga
mereka mendapatkan hadiah yang besar yaitu surga. Sebagai
mana firman Allah SWT dalam surat Fathir ayat 32 yang artinya :
Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang
kami pilih di antara hamba-hamba kami, lalu di antara mereka
ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka
ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang
lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian
itu adalah karunia yang amat besar.
Penjelasan tafsir ayat tersebut adalah ada tiga kriteria orang
yaitu:
a. orang yang mendzalimi dirinya sendiri ialah orang yang
menyia-yiakan didalam mengerjakan sebagian kewajiban lagi
orang yang melaksanakan kepada sebagian yang diharamkan.
b. Muqtashid ialah orang yang menuneikan suatu kewajiban dan
meninggalkan

suatu

yang

diharamkan

akan

tetapi

ia

meninggalkan sebagian yang disunnahkan dan mengerjakan


sebagian yang makruhkan.
10 Tafsir Al-hidayah karya prof. Drs. Saad Abdul Wachid. Hal:101

c. Saabiqum bil-khoiraat Biidznillah ialah orang yang mengerjak


hal yang wajib dan yang disunnahkan, meninggalkan yang
diharamkan dan yang dimakruhkan dan sebagian yang
dibolehkan.11
Ibnu Abbas mengatakan bahwa orang yang berlomba-lomba
dalam kebaikan itu akan dimasukan kedalam surga tanpa
dihisab. Orang yang muqtashid juga dia masuk surga dengan
rahmat Allah SWT, dan orang yang mendzalimi dirinya sendiri
bersama orang Ashabul A'raf mereka akan masuk surga karena
syafa'at dari Nabi Muhammad SAW. Seperti ini pula diriwayatkan
dari kebanyaka ulama salaf bahwa orang yang menndzalimi diri
sendiri itu termasuk umat ini dan orang-orang yang terpilih
menurut batasan tertentu. Ulama yang lain mengatakan bahwa
mendzalimi diri sendiri itu bukan termasuk umat ini dan orangorang yang terpilih yang mewarisi kitab tersebut.12
Islam adalah agama risalah untuk manusia keseluruhannya.
Umat Islam adalah mendukung amanah untuk meneruskan
risalah dengan dakwah rbaik sebagai umat kepada umat-umat
yang lain ataupun perseorangan ditempat manapun mereka
berada menurut kemampuannya masing-masing. Dan didalam
hadits kita diperintahkan untuk menyampaikan walaupun satu
ayat13 yang artinya :
Sampaikanlah ajaran ku kepada orang lain walaupun satu
ayat. (HR. Bukhari)
D. Subjek Dakwah
11 Tafsir Ibnu Katsir jilid 4, hal: 282.
12 Idem 12
13 Fiqhud-Dakwah jejak Risalah dan dasar-dasar dakwah karya M. Natsir hal: 105.

Subjek Dakwah adalah orang yang menyampaikan risalah


Allah SWT

yang ddisebut dengan Da'I yaitu yang mengajak

kepada orang untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Da'I


dalam hal ini adalah semua orang yang

menyampaikan dan

mengajak manusia kejalan Allah SWT.


Hubungan dengan subjek dakwah ini berarti berhubungan
dengan keperibadian seoarang da'I yang tentunya bersfat
Rahaniyah (psycologis). Didalam kelasifikasi seorang da'I yakni
yang beersifat rohaniyah pada dasarnya mencakup masalah
sifat, sikap dan kemampuan diri pribadi seorang da'i. dimana
ketiga masalah ini sudah kepribadian) yang harus dimiliki.
Diantara sifat-sifat subjek Dakwah (Dai) sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Iman dan taqwa kepada Allah SWT.


Tulus ihklas dan mementingkan kepentingan diri pribadi.
Ramah dan penuh pengertian.
Tawadhu (rendah diri).
Sederhana dan jujur.
Sifat anthusiasisme (semangat).
Sabar dan Tawakal.
Memiliki jiwa tolerans.
Sifat terbuka.
Tidak memilki penyakit hati.
Sikap seorang da'I itu adalah da'I itu memilki akhlaq yang

mulya, hing ngarso asung tulodo, hing madya mengun karsa,


tutwuri

handayani,

berwibawa,tanggung
berpengatahuan ynag

disiplin
jawab,
cukup.

dan

bijaksana,

wira'I

berpandangan
Sedangkan

dan
luas,

kepribadian yang

bersifat jasmaniyah adalah seorang itu harus sehat jasmani dan


berpakaian necis atau rapih dan sopan. Pada intinya seorang da'I
tidak berhak mendapat pujian yang berhak mendapat pujian
hanya Allah SWT dan kita beribadah semata-mata karena Allah
SWT dan meminta pertolongan dan petunjuk kepada-Nya.
Sebagai mana fiman Allah SWT dalam surat Al-Fatihah :1-7.

Didalam surat Al-Fatihah terkandung puji, janji dan doa. Allah


SWT memberi petunjuk kepada kita agar dalam melakukan
sesuatu dimulai dengan membaca tasmiyyah (basmalah) dan itu
merupakan perbuatan dianjurkan oleh Dzat (Allah SWT). Dan
juga menetapkan agar meminta pertolongan dengan menyebut
nama-Nya
terkandung

yang
dua

Maha

besar.

golongan

Dalam surat Al-Fatihah

yaitu

golongan

mendapatkan petunjuk dan golongan orang

orang

juga
yang

yang sesat dan

beberapa hidayah diantaranya:14


1.

hidayah Ilhamul fitri yaitu hidayah yang berikan kepada


anak ketika lahir seperti berteriak ketika ia butuh makan dan

minum.
2.
Hidayah al-hawaas yaitu hidayah yang menyempurnakan
kepada hidayah yang pertama, dan ini diberikan kepada
manusia dan hewan, akan tetapi hidayah tersebut pertama
diberikan

kepada

hewan

akan

tetapi

sedikit,

kemudian

diberikan kepada manusia dengan sempurna dan secara


berangsur-angsur.
3.
Hidayah Akal yaitu hidayah yang bisa membedakan mana
4.

yang baik dan yang buruk.


Hidayah al-Din yaitu hidayah yang benar , dan merupakan
sumber yang tidak menyesatkan (memberikan petunjuk)

5.

kepada manusia.
Hidayah Mauunah

dan

Taufiq

yaitu

hidayah

yang

menghantarkan manusia kepada jalan kebaikan dan jalan


keselamatan dan hidayah ini yang lebih khusus dari hidayah
agama, dan khusus dimiliki Allah SWT.
Pengertiannya adalah bahwa manusia (seorang Dai) dalam
melakukan dakwahnya harus dibarengi dengan keikhlasan tanpa
mengaharapkan pujian dari orang lain (objek) dakwah, karena
14 Tafsir Al-Munir karya Wahbah al-Zuhaili hal: 61, 62, 63, 64.

kita

hanya

diperintahkan

untuk

beribadah

dan

meminta

pertolongan kepada Allah SWT juga meminta petunjuk hanya


kepada-Nya.
E. Obyek Dakwah (Sasaran Dakwah)
Obyek

Dakwah

adalah

orang

yang

didakwahi

yaitu

masyarakat baik masyarakat bawah, menengah dan atas. Dalam


hal ini maka objek dakwah dapat dibagi dua bagian yaitu sebagai
berikut:
1.

Umat Dakwah adalah orang yang belum memeluk Islam


dan dakwah kepada bersifat seruan dan ajakan agar mereka
mau memeluk Islam dan mengikuti syari'atnya. Umat dakwah
tersebut diantaranya: kafir (musyrik), beragama lain (kristen,

2.

yahudi), dan Ateis.


Umat ijabah adalah orang yang sudah masuk Islam dan
dakwah kepada mereka itu bersifat bimbingan dan tuntunan
baik itu menyangkut aqidah, ibadah, Akhlaq dan Muamalah
duniawiyah yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad
SAW dengan kata lain bersifat Purifikasi. Umat Ijabah itu
diantaranya: Awam dan Ilmuan.
Diantara

karakteristik

umat

dakwah

yang

sudah

beragama adalah mereka anti Islam, simpati, konsisten dengan


agamanya, menolak, adanya kekhawatiran terhadaf syahadat,
missi yang tersembunyi, dan mereka baik karena kasih sayang.
Sedangkan karakteristik umat dakwah yang belum beragama
baik agama Islam ataupun non muslim adalah Apriori, bebas
karena mereka tidak mau terikat, keraguan dan bimbang
sehingga meringankan bagi kita dalam berdakwah tentang Islam
sehingga mereka dengan mudahnya masuk kepada agama Islam,
kepercayaan mereka terhadap sesuatu yang mistik seperti

10

kepercayaan roh-roh nenek moyang dan lain sebagainya itu


sangat kuat.15
F. Metode Dakwah
Diantara beberapa metode Dakwahnya Sebagai berikut:
1. Metode Hikmah
Hikmah secara bahasa memiliki beberapa artinya yaitu: Aladl, al-Ilm, al-Hlm, al-Nubuwah, al-Injil, al-Shunnah dan lain
sebagainya. Hikmah juga diartikan al-Ilah, atau alasan suatu
hukum, atau al-Kalam atau ungkapan singkat yang padat
isinya. Para ulama mendefinisikan kata hikmah secara istilahi
yang di ambil dari pengertian bahasa tersebut antara lain:
1) Al-Hikmah; mencapai kebenaran dengan ilmu dan akal. Alhikmah dari Allah mengetahui sesuatu dan menciptakan
secara

sempurna.

Dan

hikmah

bagi

manusia

adalah

mengetahui sesuatu apa-apa yang diciptakan dan berbuat


baik.
2) Hikmah adalah mengetahui sesuatu yang terbaik dengan
pengethuan yang paling baik.
3) Meletakan sesuatu pada tempatnya.
4) Ketepatan ucapan dan perbuatan secara bersamaan.
Ibnu katsir menafsirkan kata Hakim, maksudnya hakim dalam
perbuatan dan ucapan, hingga dapat meletakan sesuatu pada
tempatnya.

dengan

demikian

ini

mencakup

semua

tehnik

dakwah yang diharapkan umat dakwah yang kita seru dengan


metode bisa dapat tercapai dengan apayang kita cita-citakan
dan berhasil dengan sempurna.16

15 Penyampaian mata kuliah Ilmu dakwah Drs. Waharjani, Mag.


16 Manajemen dakwah di Era Global hal:27

11

Dasar-dasar

kelebihan

dari

metode

hikmah

dapat

mengakomodir kedua hikmah teoritis dan praktis, dan sorang


tidak dikatakan hakim jika tidak bisa berbjuat bijak secara teoritis
dan praktis. Allah sendiri pun memilih kata hakim sebagai salah
satu nama-Nya yang di ulang lebih dari 80 kali. Hikmah juga
merupakan salah satu isi hati Nabi saw. Sebagai mana dalam
hadits di sebutkan: di bukalah atap mukamu dan aku di Madinah
lalu turunlah jibril dan di belahlah dadaku, kemudian dicuci
dengan air zamzam, lalu ia membawa bokor emas yang berisikan
hikmah dan iman, kemudian dituangkan dalam dadaku,lalu
dikukuhkan (muttafaqun Alaih). Dan banyak bukti keutamaan
dan kelebihan hikmah; baik dari nash maupun lainnya. Dalam
hadits bukhari juga disebutkan dan beliau membuat bab sendiri
dari

hadits

yang

berkenaan

dengan

hikmah,

beliau

mengungkapkan sebagai berikut; siapa saja yang meninggalkan


untuk memilih karena takut orang lain memahami hal itu
setengah-setengah, akhirnya mereka terjerumus pada yang lebih
parah

(dari

yang

dikhawatirkan).

Dalam

hadits

lain

juga

dikatakan Hadapilah manusia sesuai dengan derajatnya.


2. Metode Mauidzah Hasanah (nasehat)
Secara

Etimologis, Mauidzah

merupakan

bentukan

dari

waadza-yaidzu-iwadzan dan idzatan; yang berarti menasehati


dan meningkatkan akibat suatu perbuatan, berarti menyuruh
untuk

memberi

wasiat

agar

taat.

Sedangkan

al-Hasanah

merupakan merupakan lawan dari sayyiat maka dapat difahami


bahwa mauidzah dapat berupa kebaikan; dapat juga berupa
kejahatan, hal itu tergantung pada isi yang disampaikan seorang
penyeru dalam memberikan nasehat dan anjuran kepada umat
dakwah itu sendiri. Atas dasar itu maka perintah mauidzah itu
disertai dengan kebaikan dan seruan kejalan Allah SWT dengan

12

hikmah

mauidzah

Hasanah

tanpa

memakai

embel-embel

dibelakangnya. Pengertiannya harus difahami sebagai mauidzah


hasanah sebagai mana firman Allah SWT dalam suar An-Nisa
ayat 24, ayng artinya maka berialh ia nasehat yang baik, lalu
biarkan ia tidur sendirian dan pukulah dia.17
3. Metode Berdebat
Berdebat menurut bahasa berarti berdiskusi atau beradu
argumen. Di sini berarti berusaha untuk menaklukan lawan
bicara sehingga seakan-akan ada perlawanan yang sangat kuat
terhadap lawan bicara serta usaha untuk mempertahankan
argumen dengan gigih.
Secara

Epistimologi,

berdebat

sebagai

mana

yang

di

definisikan oleh para ulama sebagai berikut:


1) Usaha yang dilakukan sesorang dalam mempertahankan
argumen untuk menghadapi lawan bicara.
2) cara yang berhubungan dengan pengukuhan pendapat atau
madzhab.
3) membandingkan berbagai dalil atau landasan untuk mencari
yang paling tepat. Perdebatan memliki dua sifat; dengan cara
yang baik dan dengan cara yang tidak baik.
4. Metode keteladanan
Menurut bahasa, gudwah berarti uswah; yang dalam bahasa
Indonesianya berarti keteladanan atau contoh. Meneladani atau
mencontoh sama dengan mengikuti suatu pekerjaan yang
dilakukan sebagai mana adanya. Untuk selanjutnya penulis
menggunakan keteladanan yang baik karena kata teladan dalam
bahasa Indonesia mengandung makna teladan. Yang dimaksud
dengan keteladanan yang baik di sini adalah keteladanan yang
baik. Dalam ayat yang di kemukakan dimuka, keteladanan

17 Ibid 13

13

sengaja diberi sifat baik, karena dalam perakteknya, bisa saja


seorang menjadi teladan yang buruk. Dalam hadits diungkapkan:
Barang siapa yang membuat teradisi baik maka baginya
pahala atas apa yang di lakukannya serta pahala orang lain yang
mengikuti teradisi tersebut tanpa mengurangi pahala yang
mengikutinya sedikitpun. Dan barang siapa yang menbuat
teradisi buruk, maka baginya dosa serta dosa yang mengikutinya
tanpa mengurangi dosa para pengikutinya sedikitpun. (HR.
Muslim).18
Dalam Islam qudwah hasanah dapat dibedakan dlam dua
bagian:
1) Qudwah hasanah yang bersifat mutlak, yaitu suatu teladan
atau

contoh

baik

sama

sekali

tidak

tercampuri

oleh

keburukan karena setatusnya benar-benar baik; sebagai


mana

teladan

yang

diberikan

Rasulullah

saw

kepada

umatnya. Status Rasulullah yang mashum terbebas dari


dosa, membuat beliau menjadi teladan bagi umatnya,
demikian juga teladan para Nabi terdahulu.
2) Qudwah hasanah nisbi yaitu teladan yang terikat dengan apa
yang disyariatkan oleh Allah SWT. Karena status teladan itu
dari manusia bukan dari Rasul atau Nabi. Keteladanan dari
mereka, seperti para ulama dan pemoimpin ummat lainnya,
hanay sebatas jika tidakbertentangan dengan syariat Allah
SWT. Tidak ada keteladanan atau keteladanan dari mereka
yang mengajak atau menyeru untuk menentang Allah SWT.
Keteladanan pada diri sellain Rasul sering kali bersifat
terbatas; artinya hanya tindakan saja yang bisa diikuti, dan
sebagian yang lain tidak. Hal ini karena keterbatasan

18 Ibid 13

14

manusia dalam menerapkan dan menyerap ajaran yang


diterimannya.
5. Metode Ceramah.
Metode adalah suatu tehnik atau metode dakwah yang
banyak diwarnai oleh ciri karakteristik bicara seorang Da'I /
mubaligh pada suatu aktivitas dakwah. Ceramah dapat pula
berskifat

profaganda,

kampanye,

berpidato

(rhetorika),

ceramahkhutbah, sambutan, mengajar dan sebagainya. Metode


ceramah ini digunakan bilamana: objek dakwah atau sasaran
dakwah berjumlah banyak,penceramah atau mubaligh adalah
orang yang pandai berceramah dan berwibawa, sebagai syarat
dan rukun khutbah jum'at dan hari raya, tidak ada metode yang
lain yang dianggap paling sesuai dipergunakan. Seperti dalam
walimatul 'urusy, bukan simulasi games, role playing, diskusi dan
sebagainya.19
G. Tempat dan Waktu Berdakwah
Tempat berdakwah adalah melalui:20
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

lembaga pendidikan Formal.


Lingkungan keluarga.
Organisasi-oarganisasi Islam.
Hari-hari besar Islam.
Surat kabar dan majalah.
Televisi, Media Massa dan Radio.
Seni Budaya.
Mesjid dan tempat-tempat lain yang memungkinkan untuk
berdakwah.
Sedangkan mengenai waktu untuk berdakwah adalah kapan

saja dan dimana saja kita berada selama hayat masih dikandung

19 Dasar-dasar Strategi Dakwah karya Asmuni Syukir hal: 105-106


20 Idem 6

15

badan maka kita wajib menyampaikan risalah agama walaupun


hanya satu ayat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi dakwah menurut etimologi (bahasa) berasal dari
bahasa arab berasal dari isim masdar yaitu dari fi'il da'a yad'u
du'aan wa dakwatan yang artinya panggilan, ajakan. Tujuan
dakwah yang utama dan departemental itu tidaklah dapat
dicapai dengan melakukan sekali tindakan saja, malainkan harus
dicapai dengan melakukan serangkaian tindakan secara tahap
demi tahap dalam periode tertentu yang ditetapkan dan

16

dirumuskan pula pada sasaran tertentu atau target yang harus


dicapai.
Berdakwah dengan segala bentuknya adalah wajib hukumnya
bagi setiap muslim. Misalnya amar ma'ruf nahi mungkar,
berjihad, memberi nasehat dan sebagainya. Hal ini menunjukan
bahwa syari'at atau hukum tidak mewajibkan untuk selalu
mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, akan tetapi
usahalah yang diwajibkan semaksimal mungkin sesuai dengan
keahlian dan kemampuannya.
Tempat berdakwah adalah melalui:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

lembaga pendidikan Formal.


Lingkungan keluarga.
Organisasi-oarganisasi Islam.
Hari-hari besar Islam.
Surat kabar dan majalah.
Televisi, Media Massa dan Radio.
Seni Budaya.
Mesjid dan tempat-tempat lain yang memungkinkan untuk
berdakwah.
Sedangkan mengenai waktu untuk berdakwah adalah kapan

saja dan dimana saja kita berada selama hayat masih dikandung
badan maka kita wajib menyampaikan risalah agama walaupun
hanya satu ayat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdul fatah, Drs, Rohadi MA, Manajemen Dakwah di Era
Global, CV, Fauzan Inti Kreasi Jakarta, th. 2003.
2. Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Al-IkhlasIndonesia, th. 1983.
3.
Majlis Tarjih, Pimpinan

Pusat

Muhammadiyah, Bengkel

Penelitian dan Perencanaan Dakwah, Yogyakarta, th.1407 H.


4. Ali, Hasan, Umar, M, Kelengkapan Dakwah, Yogyakarta, CV
Thaha Putra, Semarang, th.1988.

17

5. Warson,

Ahmad,

Munawwir, Al-Munawwir

Kamus

Arab-

Indonesia, Edisi Lux, Yogyakarta, th.1984


6. Abdul, Wachid, Saad, Prof. Drs. Al-Hidayah, Jilid II, cet I. Suara
Muhammadiyah, yogyakarta. Th. 2009.
7. Al-maraghi. Ahmad. Musthafa, Tafsir Al-Maraghi, Jilid V, Beirut:
Darul Fikr. th. 2006.
8. Abu Fida', Imadudin, Ismail bin Umar bin Katsir Al-Bushrawi,
Ad-Damsyiqi, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid VI. Beirut: Darul Shaadir.
9. Tafsir Qur'an Al-Muyassar. Arab Saudi.
10. Natsir, M, Fiqhud-Dakwah, I.I.F.O, th.1981.
11. Az-Zuhaili, Wahbah, Tafsir Al-Munir jilid 1, Darl Fikr. th 2005.

18

Anda mungkin juga menyukai