Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

AGAMA ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN

OLEH:

MUHAMMAD KURNIAWAN RACHMATULLAH, S.PSI


92220006

DOSEN PENGAMPU:

PROF. DR. ROMLI SA, M.AG

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021
1. Apa yang Saudara ketahui / pahami tentang bid’ah, khurafat
dan tahayul, dan berikan contohnya !

Jawab :
Bid’ah pada dasarnya adalah sesuatu yang baru. Bid’ah merupakan
amalan baru dalam ibadah yang tidak dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Bid‘ah secara bahasa berasal dari akar kata dalam
bahasa arab bada‘a artinya mengadakan (membuat) sesuatu yang
baru. Adapun dalam istilah syarak pengertian bid‘ah ialah cara baru
dalam perkara agama yang diserupakan syariat yang dikerjakan orang
dengan maksud berlebih-lebihan dalam beribadah serta mengharap
pahala tanpa adanya dalil dalam syarak atau contoh dari Rasulullah
saw. Memahami istilah di atas bahwa bid‘ah dibatasi dalam hal agama
(akidah dan ibadah). Contoh dalam bid’ah ini adalah Tabbaruk
(Mengambil Berkah) Dari Tempat-Tempat Tertentu, Barang-Barang
Peninggalan, Dan Dari Orang-Orang Baik, Yang Hidup Ataupun Yang
Sudah Meninggal.

Khurafat ialah ajaran yang bukan-bukan, atau karut, dongeng dan


tahayul ‘al-khurafat’ juga bermaksud cerita bohong, dongeng dan
tahayul atau sesuatu yang tidak masuk akal. Khurafat juga berati
Semua kepercayaan, keyakinan atau kegiatan yang tidak memiliki
dasar atau bersumber daripada ajaran agama tetapi diyakini bahwa
hal tersebut berasal dan memiliki dasar daripada agama. Contohnya
adalah
1. Jika ada yang ingin menikah, maka ia pergi ke orang pintar
(dukun) atau peramal untuk mengetahui kecocokan dan
tidaknya dan mencari hari baik pernikahannya
2. Jika kelopak mata seseorang bergerak-gerak, berdenyut, maka
ia merasa itu pertanda ia akan mendapat kebaikan, kehormatan
atau rizki.
3. Keyakinan ayat al-Qur’an yang ditulis dikertas atau di fotocopy
lalu direndam diair lalu diminum untuk jadi obat.
4. Kupu-kupu yang masuk ke rumah dianggap sebagai pertanda
akan datang seorang tamu.
5. Memakai ayat-ayat al-Qur’an untuk azimat menolak bala’,
pengasihan dan sebagainya.
6. Mengambil wasilah (perantara) orang yang telah mati untuk
berdo’a kepada Allah. Mereka berziarah ke kuburan para wali
dan ulama besar serta memohon kepada Allah agar do’a
(permohonan) orang yang berziarah kuburnya itu dikabulkan.
Ada yang memohon dapat jodoh, anak, rizki, pangkat,
keselamatan dunia akhirat dan sebagainya. Mereka percaya
dengan syafa’at arwah para wali dan ulama itu, permohonan
atau doa akan dikabulkan Allah karena wali dan ulama itu
kekasih-nya.
7. Sial karena kejatuhan cicak, banyak yang meyakini, ketika
kejatuhan cicak, maka pertanda akan mendapatkan musibah.
8. Meramal nasib dengan weton (hari kelahiran) dan zodiac.
9. Percaya pada pantangan-pantangan seperti tidak boleh
menyapu pada malam hari, pengantin tidak boleh mandi
dirumahnya sendiri dihari pernikahanya sebab menimbulkan
hujan.
10. Menggunakan susuk untuk mempercantik aura wajah

Tahayul merupakan serapan dari kata bahasa Arab. Takhayul dalam


istilah bahasa Arab dikenal dengan tathayyur yang berarti menjadikan
sesuatu sebagai pertanda akan datangnya nasib buruk. Kata takhayul
yang mengandung arti merendahkan atau menghina, maka ahli folklor
modern lebih sering menggunakan istilah kepercayaan rakyat (folk
bealif) atau keyakinan rakyat dari takhayul
(supersititous) Karena takhayul berarti hanya hayalan belaka, sesuatu
yang hanya diangan-angan saja. Contohnya : tidak boleh tidur
menggunakan bantal guling, nanti pacar atau suami kita akan diambil
oleh orang lain, tidak boleh memandikan bayi ketika ada orang yang
meninggal dunia nanti anaknya akan sakit.

2. Ajaran Islam itu bersifat konfrensip (mencakup) dan kaffah


(lengkap). Jelaskan apa yang dimaksud kedua istilah itu dan
berikan contohnya !

Jawab :
Ajaran Islam mencakup dan kaffah adalah bahwa Islam merupakan
agama sempurna yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai
rahmatan lil alamin untuk seluruh umat manusia. Islam mengandung
pengertian serangkaian peraturan yang didasarkan pada wahyu yang
diturunkan oleh Allah Swt. kepada para nabi/rasul untuk ditaati dalam
rangka memelihara keselamatan, kesejahteraan, dan Konsep Agama
Islam perdamaian bagi umat manusia yang termaktub dalam kitab
suci. Islam merupakan satu-satunya agama yang diturunkan oleh
Allah Swt. kepada manusia melalui para nabi/rasul-Nya mulai dari Nabi
Adam a.s. hingga Nabi Muhammad saw. Inti ajaran Islam yang dibawa
oleh para nabi ini adalah satu, yaitu tauhid, yakni mengesakan Allah
atau menuhankan Allah yang Esa. Tidak ada satu pun di antara para
nabi Allah yang mengajarkan prinsip ketuhanan yang bertentangan
dengan tauhid. Sebagai agama terakhir, Islam (din al-Islam) memiliki
kedudukan yang istimewa dari agama samawi sebelumnya, yaitu:
1. Penyempurna dari agama samawiyah sebelum Nabi Muhammad
saw. Yang terbatas oleh ruang dan waktu serta pengikut tertentu.
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. bersifat universal
tanpa terbatas oleh ruang dan waktu, untuk siapa saja, kapan saja
dan di manapun manusia berada. Dalam al-Quran ditegaskan:

‫َم ا َكاَن ُم َحَّمٌد َأَح د ِم ْن ِرَج اِلُك ْم َو َلِكْن َرُس ْوَل الّلـِه َوَخ ا َتَم اَلَّنِبِّيْي َن َو‬
)‫َكاَن الَّلُه ِبُك ِّل ِش ْي ٍء َع ِلْي ًما (األحزاب‬
Artinya: “Muhammad itu bukan sekali-kali bapak dari seorang lelaki
diantara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.”
(QS. alAhzab (33): 40).

2. Islam mengontrol ajaran-ajaran pokok dari agama samawi yang


ada sekarang ini.
Agama samawi yang masih ada hingga sekarang (Yahudi dan
Nasrani) sudah mengalami perubahan yang cukup berarti, terutama
menyangkut konsep ketuhanannya. Hal ini ditegaskan dalam QS.
at-Taubah (9): 30.
3. Islam mengakui semua para nabi/rasul terdahulu sebelum Nabi
Muhammad tanpa membedakan satu sama lain karena ajarannya
sama, yaitu tauhid. Yang membedakan di antara mereka adalah
dalam hal pelaksanaan hukum (syariah). Seperti yang dijelaskan
pada surat al-baqarah ayat 285.
Selain itu Islam semua mengatur semua lini kehidupan manusia baik
dari hal berumah tangga sampai berpolitik dan bernegara, sehingga
sudah jelaslah bahwa Islam mencakup semua segi kehidupan
manusia, serta ajarannya sudah sempurna dan menyeluruh.
3. Organisasi Muhammadiyah disebut juga organisasi gerakan
Islam Dakwah Amar Maruf Nahi Munkar dan Tajdid. Jelaskan
apa yang dimaksud ketiga istilah tersebut dan berikan
contoh.

Jawab :
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam.
Maksud gerakanya ialah Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar
yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat.
Dakwah dan Amar Ma’ruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi
kepada dua golongan: Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan
(tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan
murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan
ajakan untuk memeluk agama Islam.
Adapun da’wah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar bidang kedua,
ialah kepada masyarakat, bersifat kebaikan dan bimbingan serta
peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar taqwa dan
mengharap keridlaan Allah semata-mata.
Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar
dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah
menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah “Terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
Dasar dan Amalan Usaha Muhammadiyah:
Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dimana
kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas-merata,
Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas
prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar,
yaitu:
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada
Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa
ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban
bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam
masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan
ikhsan kepada kemanusiaan.
5. Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW. dan
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban
organisasi.

Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan


dakwah Islamiyah. Ciri yang kedua ini muncul sejak dari kelahirannya
dan tetap melekat tidak terpisahkan dalam jati diri Muahammadiyah.
Sebagaimana telah diuraikan dalam bab terdahulu bahwa faktor
utama yang mendorong berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah
berasal dari pendalaman KHA Dahlan terdapat ayat-ayat Alquran
Alkarim, terutama sekali surat Ali Imran, Ayat:104. Berdasarkan Surat
Ali Imran, ayat : 104 inilah Muhammadiyah meletakkan khittah atau
strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak)
Islam, amar ma’ruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan
juangnya. Gerakan Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah
masyarakat bangsa Indonesia dengan membangun berbagai ragam
amal usaha yang benar-benar dapat menyentuh hajat orang banyak
seperti berbagai ragam lembaga pendidikan sejak taman kanak-kanak
hingga perguruan tinggi, membangun sekian banyak rumah sakit,
panti-panti asuhan dan sebagainya. Semua amal usaha
Muhammadiyah seperti itu tidak lain merupakan suatu manifestasi
dakwah islamiyah. Semua amal usaha diadakan dengan niat dan
tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah
Islamiyah.
Ciri ke tiga yang melekat pada Persyarikatan Muhammadiyah adalah
sebagai Gerakan Tajdid atau Gerakan Reformasi. Muhammadiyah
sejak semula menempatkan diri sebagai salah satu organisasi yang
berkhidmat menyebarluaskan ajaran Agama Islam sebagaimana yang
tercantum dalam Alquran dan Assunah, sekaligus memebersihkan
berbagai amalan umat yang terang-trangan menyimpang dari ajaran
Islam, baik berupa khurafat, syirik, maupun bid’ah lewat gerakan
dakwah. Muhammadiyah sebagai salah satu mata rantai dari gerakan
tajdid yang diawali oleh ulama besar Ibnu Taimiyah sudah barang
tentu ada kesamaaan nafas, yaitu memerangi secara total berbagai
penyimpangan ajaran Islam seperti syirik, khurafat, bid’ah dan tajdid,
sbab semua itu merupakan benalu yang dapat merusak akidah dan
ibadah seseorang.
Sifat Tajdid yang dikenakan pada gerakan Muhammadiyah sebenarnya
tidak hanya sebatas pengertian upaya memurnikan ajaran Islam dari
berbagai kotoran yang menempel pada tubuhnya, melainkan juga
termasuk upaya Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan
cara-cara pelaksanaan Islam dalam kehidupan bermasyarakat,
semacam memperbaharui cara penyelenggaraan pendidikan, cara
penyantunan terhadap fakir miskin dan anak yatim, cara pengelolaan
zakat fitrah dan zakat harta benda, cara pengelolaan rumah sakit,
pelaksanaan sholat Id dan pelaksanaan kurba dan sebagainya.
Untuk membedakan antara keduanya maka tajdid dalam pengertian
pemurnian dapat disebut purifikasi (purification) dan tajdid dalam
pembaharuan dapat disebut reformasi (reformation). Dalam hubungan
dengan salah satu ciri Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid, maka
Muhammadiyah dapat dinyatakan sebagai Gerakan Purifikasi dan
Gerakan Reformasi.

Anda mungkin juga menyukai