OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
Jawab :
Bid’ah pada dasarnya adalah sesuatu yang baru. Bid’ah merupakan
amalan baru dalam ibadah yang tidak dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Bid‘ah secara bahasa berasal dari akar kata dalam
bahasa arab bada‘a artinya mengadakan (membuat) sesuatu yang
baru. Adapun dalam istilah syarak pengertian bid‘ah ialah cara baru
dalam perkara agama yang diserupakan syariat yang dikerjakan orang
dengan maksud berlebih-lebihan dalam beribadah serta mengharap
pahala tanpa adanya dalil dalam syarak atau contoh dari Rasulullah
saw. Memahami istilah di atas bahwa bid‘ah dibatasi dalam hal agama
(akidah dan ibadah). Contoh dalam bid’ah ini adalah Tabbaruk
(Mengambil Berkah) Dari Tempat-Tempat Tertentu, Barang-Barang
Peninggalan, Dan Dari Orang-Orang Baik, Yang Hidup Ataupun Yang
Sudah Meninggal.
Jawab :
Ajaran Islam mencakup dan kaffah adalah bahwa Islam merupakan
agama sempurna yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai
rahmatan lil alamin untuk seluruh umat manusia. Islam mengandung
pengertian serangkaian peraturan yang didasarkan pada wahyu yang
diturunkan oleh Allah Swt. kepada para nabi/rasul untuk ditaati dalam
rangka memelihara keselamatan, kesejahteraan, dan Konsep Agama
Islam perdamaian bagi umat manusia yang termaktub dalam kitab
suci. Islam merupakan satu-satunya agama yang diturunkan oleh
Allah Swt. kepada manusia melalui para nabi/rasul-Nya mulai dari Nabi
Adam a.s. hingga Nabi Muhammad saw. Inti ajaran Islam yang dibawa
oleh para nabi ini adalah satu, yaitu tauhid, yakni mengesakan Allah
atau menuhankan Allah yang Esa. Tidak ada satu pun di antara para
nabi Allah yang mengajarkan prinsip ketuhanan yang bertentangan
dengan tauhid. Sebagai agama terakhir, Islam (din al-Islam) memiliki
kedudukan yang istimewa dari agama samawi sebelumnya, yaitu:
1. Penyempurna dari agama samawiyah sebelum Nabi Muhammad
saw. Yang terbatas oleh ruang dan waktu serta pengikut tertentu.
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. bersifat universal
tanpa terbatas oleh ruang dan waktu, untuk siapa saja, kapan saja
dan di manapun manusia berada. Dalam al-Quran ditegaskan:
َم ا َكاَن ُم َحَّمٌد َأَح د ِم ْن ِرَج اِلُك ْم َو َلِكْن َرُس ْوَل الّلـِه َوَخ ا َتَم اَلَّنِبِّيْي َن َو
)َكاَن الَّلُه ِبُك ِّل ِش ْي ٍء َع ِلْي ًما (األحزاب
Artinya: “Muhammad itu bukan sekali-kali bapak dari seorang lelaki
diantara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.”
(QS. alAhzab (33): 40).
Jawab :
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam.
Maksud gerakanya ialah Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar
yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat.
Dakwah dan Amar Ma’ruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi
kepada dua golongan: Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan
(tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan
murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan
ajakan untuk memeluk agama Islam.
Adapun da’wah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar bidang kedua,
ialah kepada masyarakat, bersifat kebaikan dan bimbingan serta
peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar taqwa dan
mengharap keridlaan Allah semata-mata.
Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar
dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah
menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah “Terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
Dasar dan Amalan Usaha Muhammadiyah:
Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dimana
kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas-merata,
Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas
prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar,
yaitu:
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada
Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa
ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban
bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam
masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan
ikhsan kepada kemanusiaan.
5. Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW. dan
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban
organisasi.