Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TUJUAN BERDAKWAH

Q.S Al- Fath: 28

Q.S Al- hajj:41

DOSEN PENGAMPU

Nadana Mardhotillah, M.Ag

DISUSUN OLEH

Kelompok

Desna Hariyadi putra

Prabudi Hadi Kusuma

Suci Susanti

PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI BENGKALIS

TAHUN AJARAN

2023/2024
PEMBAHASAN
Tujuan dakwah
Tujuan dakwah secara umum adalah mengubah perilaku sasaran dakwah agar mau menerima ajaran
islam dan mengamalakannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, ada beberapa tujuan lain dakwah
menurut M. Natsir dalam buku media dakwah, di antaranya:

1. Memanggil manusia kembali pada syariat agar dapat memecahakn persoalan hidupnya sesuai
dengan agama. Baik persoalan yang bersifat individu, antar individu, kelompok masyarakat, dan
cakupan yang luas lagi.
2. Mengingatkan manusia akan kedudukannya sebagai hamba allah di dunia beserta hak-hak dan
kewajibannya terhadap sesame manusia maupun allah SWT.
3. Mengignatkan manusia akan tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu menyembah dan mencari ke
ridhaan allah SWT.

Selain itu, Tujuan utama dakwah adalah mewujudkan kebahagianan dan kesejahteraan hidup
di dunia dan akhirat yang di ridhai allah SWT. Yakni dengan menyampaikan nilai-nilai yang
dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang di ridhai allah SWT sesuai dengan segi
atau bidangnya masing-masing.

Setelah diangakat menjadi rasul allah swt, rasulullah SAW melakukan dakwah islam baik
secara lisan, tulisan maupuan perbuatan. Beliau memulai dakwahnya kepada istrinya,
keluarganya, dan sahabat karibnya. Awalnya dakwah dilakukan secara sembunyi- sembunyi
karena situasi tidak memungkinkan. Namum setelah jumlah sahabat yang memeluk islam
bertambah banyak, dakwahpun mulai di lakuakn secara terang-terangan.

Dari Abu Sa’id Al Khudry R.a berkata, saya mendengar rasulullah saw bersabda, “barang
siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendakalah ia merubah (mengingkari)
dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah(mengingkari)dengan lisannya, jika
tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah ke imanan yang paling
lemah.”(HR. Muslim no.49)

Tujuan dakwah menurut Masyhur Amin, di bagi menjadi 2 bagian yakni tujuan dari segi
objeknya dan tujuan dari segi materinya.1

a. Tujuan dakwah dari seg,i objeknya

1. Tujuan perorangan, yaitu terbentuknya pribadi muslim yang mempunyai iman yang
kuat, perilaku sesuai dengan hukum-hukum yang disyariatkan allah swt dan
berakhlak karimah.

1
Masyhur Amin, dakwah islam dan pesan moral, ( Yokyakarta: Al-Amin Pers, 1997), hlm. 15

1
2. Tujuan untuk keluarga, yaitu terbentuknya keluaarga bahagia penuh kketentraman
dan cinta kasih antara anggota keluarga.
3. Tujuan untuk masyarakat, yaitu terbentuknya masyarakat yang sejahtera yang penuh
dengan suasana ke isleman.
4. Tujuan untuk seluruh umat manusia, yaitu terbentuknya masyarakat dunia yang
penuh dengan kedamaian dan ketenangan.

b. Tujuan dakwah dari segi materinya

1. tujuan akidah, yaitu tentramnya suatu akidah yang mantap di setiap hati seseorang,
sehingga keyakinan- keyakinan tentang ajaran- ajaran islam tidak lagi di campuri
dengan keraguan.
2. Tujuan hukum, yaitu kepatuhan setiap orang kepada hukum-hukum yang di syaiatkan
oleh allah swt.
3. Tujuan akhlak, yaitu terbentuknya muslim yang berbudi luhur dihiasi dengan sifat-
sifat yang terpuji dan bersih dari sifat tercela.

Adapun beberapa surah alqur’an dan tafsir yang berkaitan dengan tujuan dakwah yakni:

A. Surat Al-Fath Ayat 28

‫ُهَو اَّلِذ ي َأْر َسَل َر ُسوَلُه ِباْلُهَدى ودين الحق ِلُيظهرة على اَّلِذ يَن ُك ِلِه َو َكَفى ِباِهَّلل َش ِهيًدا‬

Terjemahan: “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak
agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi( Q.S al
fath:28).

Beberapa buku tafsir yang menafsirkan isi kandungan surah al-fath ayat :28

Tafsir Jalalain: (Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang
hak agar dimenangkan-Nya) agama yang hak itu (terhadap semua agama) atas agama-agama
yang lainnya. (Dan cukuplah Allah sebagai saksi) bahwasanya kamu diutus untuk membawa hal
tersebut, sebagaimana yang diungkapkan-Nya pada ayat berikut ini.2
2
Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al-mahalli &Abu al- Fadl abdur Rahman bin Abu Bakar Bin Muhammad
Jalaluddin al-suyuthi, TAFSIR JALALAIN jilid 2 (senja media utama) hlm 248

2
Tafsir Ibnu Katsir: ‫“ هو الذي أرسل َر ُسوله بالهدى ودين الحق‬Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan
membawa petunjuk dan agama yang haq.”) yakni, ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, karena
sesungguhnya syari’at ini mencakup dua hal, yaitu ilmu dan amal. Ilmu syari’at itu benar,
sedangkan amal syari’at itu diterima, semua berita yang dibawanya adalah haq. Sedangkan
semua keputusannya adalah adil.

‫”) ِلُيْظِهَرُه َع َلى اَّلِذ يَن َك ِلِه‬Agar dimenangkan-Nya atas semua agama.”) yakni, semua pemeluk seluruh
agama yang ada di muka bumi ini, baik Arab maupun non Arab, ahli millah maupun musyrik.
‫ وكفى ِباِهَّلل َش ِهيًدا‬Dan cukuplah Allah sebagai saksi.”) beliau adalah Rasul-Nya, sedangkan Dia adalah
Penolongnya. wallaaHu a’lam3.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini ditegaskan kebenaran Muhammad saw sebagai rasul yang diutus
Allah kepada manusia dengan menyatakan bahwa dia adalah rasul Allah yang diutus Auntuk
membawa petunjuk dan agama Islam sebagai penyempurna terhadap agama-agama dan syariat
yang telah dibawa oleh para rasul sebelumnya, menyatakan kesalahan dan kekeliruan akidah-
akidah agama dan kepercayaan yang dianut manusia yang tidak berdasarkan agama, dan untuk
menetapkan hukum-hukum yang berlaku bagi manusia sesuai denganPerkembangan zaman,
perbedaan keadaan dan tempat.

Hal ini juga berarti dengan datangnya agama Islam yang dibawa Muhammad saw, maka agama-
agama yang lain tidak diakui lagi sebagai agama yang sah di sisi Allah. Pada akhir ayat ini,
dinyatakan bahwa semua yang dijanjikan Allah kepada Rasulullah saw dan kaum Muslimin itu
pasti terjadi dan tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi terjadinya.

Tafsir Quraish Shihab: Dialah Yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk yang
benar dan agama Islam agar dimenangkan-Nya atas semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai
saksinya.

Tafsir As Sa’id: mengingat peristiwa ini memperkeruh hati sebagian orang mukmin dimana
mereka tidak dapat mengetahui hikmahnya, allah pun menjelaskan hikmah dan manfaatnya dan
seperti itu lah halnya seluruh hukum syariat, semua hukum adalah petunjuk dan rahmat yang di
beritahukan secara umum. Allah brerfirman,”dialah yang mengutus rasulnya dengan membawa
petunjuk”yaitu dengan ilmu bermanfaat yang bisa menyelamatkan manusia dari kesesatan serta
3
Dr.’Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, TAFSIR IBNU KATSIR jilid 8 ( Jakarta : PUSTAKA IMAM ASY-SYAFI’I, APRIL
2017), Hal.704

3
menjelaskan bebagai jalan yang baik dan buruk.,”dan agama yang haq,” yaitu agama yang
bersifati dengan kebenaran yang berupa keadilan, kebaikan dan rahmat, semuanya adalah amal
shalih yang bisa membersihkan hati, menyucikan jiwa, menumbuhkan akhlak yang baik dan
meninggikan derajat diri, “agar di menangkannya,” dengan membawa agama yang di embankan
oleh allah “terhadap seluruh agama ,”dengan hujjah dan bukti nyata yang menjadi penyebab
untuk menundukkan mereka, baik dengan pedang, dan lisan.” Dan cukuplah allah sebagai saksi4

Pejelasan tambahan selain dari buku tafsir isi kandungan surat al-fath 28

Kandungan utama dalam surat al-fath mengenai perihal kemenangan akhir umat muslim,
balasan iman, jihad kepda allah, dan ketulusan hati. Tak sampai di situ saja, surat alfath
merupakan salah satu kabar baik yang di tunggu-tunggu Nabi Muhammad. Sebagaimana yang
disebutkan dari Umar binAl khattab R.a, bahwasanya nabi Muhammad SAW bersabda, “telah
turun kepadaku tadi malam, surah yang lebih aku cintai daripada dunia dan seisinya.
sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nata. Niscaya allah akan
mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan dating.”(HR. Bukhari).

Mengutip buku al fathun Nawa jilid 1 karya Dato’ Philoosopher Dr. Halo-N DKK(2016:292)
menjelaskan terdapat 3 aspek surat al fath ayat 28, yaitu:

 Pesan ayat ini adalahh pada setiap rasul yang di utus allah membawa petunjuk dan agama
(cara hidup) yang sebenarnya.
 Ayat ini secara jelas menerangkan prinsip bahwa petunjuk dan agama yang di
perkenalkan merupakan asal furqun( kandungan perubahan dan pembaharuan ). Hal ini
yang seharusnya menjadi pegangan dan panduan mutlak bagi manusia dalam
mengembangkan diri sebagai khalifah allah di muka bumi dalam kedudukan faman
aslama fa uk’ika tahirrau rasyada(surah al jin :14).
 Ayat ini secara jelas menerangkan prinsip bahwa petunjuk dan agama yang di bawa oleh
para rasul tetap mendapat perhatian allah SWT sendiri menjadi saksi terhadapnya. 5

4
Syaikh Abdurrahman bin nashir as-sa’di, pakar tafsir abad 14
5
Dato’ philosopher, Dr. Halo-N ,2016, AL FATHUN NAWA jilid 1, hlm.292

4
B. QUR’AN SURAH AL-HAJJ :41

‫ُأْل‬ ‫۟ا‬ ‫۟ا‬ ‫۟ا‬ ‫۟ا‬ ‫َّٰن‬


‫ٱَّلِذ يَن ِإن َّم َّك ُهْم ِفى ٱَأْلْر ِض َأَقاُم و ٱلَّص َلٰو َة َوَء اَتُو ٱلَّز َكٰو َة َو َأَم ُرو ِبٱْلَم ْعُروِف َو َنَهْو َع ِن ٱْلُم نَك ِر ۗ َو ِهَّلِل َٰع ِقَبُة ٱ ُم وِر‬

Artinya: (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka dimuka bumi niscaya
mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat,menyuruh berbuat ma’Ruf dan mencegah
dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (Q.S Al-Hajj, 41).

Beberapa tafsir yang terkandung dalam surat al-hajj 41

Tafsir ibnu katsir: Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku,
telah menceritakan kepada kami Abur Rabi' Az-Zahrani, telah menceritakan kepada kami
Hammad ibnu Zaid, dari Ayyub dan Hisyam, dari Muhammad yang mengatakan bahwa Usman
ibnu Affan pernah mengatakan, "Ayat ini diturunkan berkenaan dengan kami (para sahabat),
yaitu firman-Nya: '(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka
bumi niscaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf, dan
mencegah dari perbuatan yang mungkar' (Al-Hajj: 41) Kami telah diusir dari rumah kami tanpa
alasan yang benar, melainkan hanya karena kami beriman bahwa Allah adalah Tuhan kami.
Kemudian Dia meneguhkan kedudukan kami di suatu negeri, maka kami mendirikan salat,
menunaikan zakat, dan memerintahkan berbuat kebajikan serta mencegah dari perbuatan
mungkar, dan kepada Allah-lah dikembalikan semua urusan. Ayat ini diturunkan berkenaan
dengan aku dan sahabat-sahabatku.

Menurut Abul Aliyah, mereka adalah sahabat-sahabat Nabi Muhammad Saw. As-Sabbah ibnu
Sawadah Al-Kindi mengatakan, ia pernah mendengar Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz
berkhotbah seraya mengucapkan firman-Nya: (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan
kedudukan mereka di muka bumi. (Al-Hajj: 41), hingga akhir ayat. Kemudian Umar ibnu Abdul
Aziz berkata, "Ingatlah, sesungguhnya tugas ini bukan saja diwajibkan bagi penguasa semata,
tetapi di wajibkan bagi penguasa dan rakyatnya. Ingatlah, aku akan menceritakan kepada kalian
kewajiban kalian dari tugas ini terhadap penguasa kalian, dan kewajiban penguasa dari tugas ini
terhadap kalian. Sesungguhnya kewajiban penguasa terhadap kalian dari tugas ini ialah
hendaknya ia membimbing kalian ke jalan Allah dan mempersatukan kalian serta menanamkan

5
rasa gotong royong di antara sesama kalian, dan memberikan petunjuk kepada kalian jalan yang
paling lurus dengan segala kemampuannya. Dan sesungguhnya kewajiban kalian terhadap
penguasa ialah hendaknya kalian taat kepadanya dengan hati yang tulus ikhlas; bukan
lahiriahnya menurut, tetapi batinnya menolak."

Atiyyah Al-Aufi telah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa ayat ini semakna
dengan firman-Nya:

{‫}َو َعَد ُهَّللا اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِم ْنُك ْم َو َع ِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َلَيْسَتْخ ِلَفَّنُهْم ِفي األْر ِض‬

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi.
(An-Nur: 55)

Adapun firman Allah Swt.:

{ ‫}َوِهَّلِل َعاِقَبُة األُم وِر‬

dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (Al-Hajj: 41)

sama pengertiannya dengan firman Allah Swt. yang mengatakan:

{ ‫}َو اْلَع اِقَبُة ِلْلُم َّتِقيَن‬

Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Qashash: 83)

Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan kepada Allah-lah
kembali segala urusan. (Al-Hajj: 41)

Yakni di sisi Allah-lah terdapat pahala dari perbuatan mereka.6

Tafsir jalalain : ( yaitu orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi)
dengan memberiakn pertolongan kepada mereka sehingga mereka dapat mengalahkan musuh-
musuhnya ( niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang
makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar) kaliamat ayat ini menjadi jawab syarat; dan
syarat beserta jawabnya menjadi shilah dari maushul, kemudian diperkirakan adanya lafal hum
6
Dr.’Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, TAFSIR IBNU KATSIR jilid 6 ( Jakarta : PUSTAKA IMAM ASY-SYAFI’I, APRIL
2017) hlm.313

6
sebelumnya sebagsi mubtada( dan kepada allah lah kembali segala urusan) di akhirat, semua
urusan itu kembali kepadanya.

Penjelasan tambahan selain dari buku tafsir isi kandungan surat al hajj 41

Selain surah al-hajj ayat 41, Adapun ayat yang berkaitan mengenai tujuan dakwah juga terdapat
dalam surah al-dzariya yang artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepadaku” (Q.S Al- Dzariyat: 56).

Ayat ini dengan sangat jelas mengabarkan kepada kita bahwa tujuan penciptaan jin dan
manusia tidak lain hanyalah untuk “ mengabdi ‘ kepada allah SWT. Dalam gerak langkah dan
hidup manusia haruslah senantiasa diniatkan untuk mengabdi kepada allah . tujuan dakwah yang
utama dalam islam menurut alquran adalah agar terbentuk insan- insan yang sadar akan tugas
utamanya di dunia ini sesuai deangan asal mula penciptaannya. Yaitu sebagai abid.sehingga dala
melaksanakan proses Pendidikan, baik dari sisi pendidik maupun anak didik, harus didasari
sebagai pengabdian kepada allah swt semata.

Mengabdi dalam termonologi islam sering diartikan dengan beribadah. Ibadah bukan
sekedar ketaatan dan ketundukan ,tetapi ia adalah satu bentuk ketundukan dan ketaatan yang
mencapai puncaknya akibat adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang terhadap siapa yang
kepadanya ia mengabdi. Ibadah juga merupakan dampak keyakinan bahwa pengabdian itu tertuju
kepada yang memiliki kekuasaan yang tidak terjangkau dan tidaak terbatas. Ibadah dalam
pandangan ilmu fikih ada dua yaitu ibadah mahdhol daan ibadah ghoiru mahdhol. Ibadah
mahdhol adalah ibadah yang telah ditentukan oelh allah swt bentuk, kadar atau waktunya, seperti
halnya sholat, zakat, puasa dan haji. Sedangkan ibadah ghoiru mahdhol adalah sebaliknya,
kurang lebihnya yaitu segala sesuatu bentuk aktivitas manusia yang di niatkan untuk
memperoleh ridho allah SWT.7

Sejatinya dalam pandangan islam itu sendiri, ilmu bukan lah membawa seseorang menuju
kepada kebathialn tetapi ilmu membawa seseorang untuk mampu mengoreksi kesalahan dirinya
dan meluruskan kesalahan orang di sekelilingnya. Maka dari hal inilah mengapa allah menyukai

7
https://www.scribd.com/dokument/394902780/makalah-surat-al-hajj-41

7
orang yang beriman dan berilmu bahkan menempatkan kekuasaan seorang yang berilmu
beberapa derajat di tambah dengan ilmu itu mampu menjadi penerang untuk semua makhluk.

Seorang yang berilmu lalu memiliki iman adalah seorang yang mampu menegakkan
kebenaran diatas luasnya kebathilan. Adapun menurut Omar Muhammad al-Toumy al-
Syaibany, kebenaran yang di maksud dalam islam adalah hikmah. Hikmah yang bersifat
illahiyah, hikmah menurutnya adalah anugrah tuhan. Dan barang siapa di beri hikmah, maka dia
telah di beri kebaikan yang banyak. “ dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali
orang-orang yang mempunyai akal sehat(Q.S AL- Baqarah :269).

PENUTUP

KESIMPULAN

Tujuan dakwah secara umum adalah mengubah perilaku sasaran dakwah agar mau menerima ajaran
islam dan mengamalakannya dalam kehidupan sehari-hari. menurut M. Natsir dalam buku media dakwah,
tujuan dakwah yaitu: Memanggil manusia kembali pada syariat, Mengingatkan manusia akan
kedudukannya sebagai hamba allah di dunia, dan Mengingatkan manusia akan tujuan hidup yang
sebenarnya. Selain itu, Tujuan utama dakwah adalah mewujudkan kebahagianan dan
kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang di ridhai allah SWT. Yakni dengan menyampaikan
nilai-nilai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang di ridhai allah SWT
sesuai dengan segi atau bidangnya masing-masing.

8
Kandungan utama dalam surat al-fath mengenai perihal kemenangan akhir umat muslim,
balasan iman, jihad kepda allah, dan ketulusan hati. Mengutip buku al fathun Nawa jilid 1 karya
Dato’ Philoosopher Dr. Halo-N DKK(2016:292) menjelaskan terdapat 3 aspek surat al fath ayat
28, yaitu:

 Pesan ayat ini adalahh pada setiap rasul yang di utus allah membawa petunjuk dan agama
(cara hidup) yang sebenarnya.
 Ayat ini secara jelas menerangkan prinsip bahwa petunjuk dan agama yang di
perkenalkan merupakan asal furqun( kandungan perubahan dan pembaharuan ). Hal ini
yang seharusnya menjadi pegangan dan panduan mutlak bagi manusia dalam
mengembangkan diri sebagai khalifah allah di muka bumi dalam kedudukan faman
aslama fa uk’ika tahirrau rasyada(surah al jin :14).
 Ayat ini secara jelas menerangkan prinsip bahwa petunjuk dan agama yang di bawa oleh
para rasul tetap mendapat perhatian allah SWT sendiri menjadi saksi terhadapnya.

Menurut ibnu hatim "Ayat ini diturunkan berkenaan dengan kami (para sahabat), yaitu
firman-Nya: '(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi
niscaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf, dan
mencegah dari perbuatan yang mungkar' (Al-Hajj: 41) Kami telah diusir dari rumah kami tanpa
alasan yang benar, melainkan hanya karena kami beriman bahwa Allah adalah Tuhan kami.
Kemudian Dia meneguhkan kedudukan kami di suatu negeri, maka kami mendirikan salat,
menunaikan zakat, dan memerintahkan berbuat kebajikan serta mencegah dari perbuatan
mungkar, dan kepada Allah-lah dikembalikan semua urusan. Ayat ini diturunkan berkenaan
dengan aku dan sahabat-sahabatku.

DAFTAR PUSTAKA

Masyhur Amin, dakwah islam dan pesan moral, ( Yokyakarta: Al-Amin Pers, 1997), hlm. 15

Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al-mahalli &Abu al- Fadl abdur Rahman bin Abu Bakar Bin
Muhammad Jalaluddin al-suyuthi, TAFSIR JALALAIN jilid 2 (senja media utama) hlm 248

Dr.’Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, TAFSIR IBNU KATSIR jilid 8 ( Jakarta :
PUSTAKA IMAM ASY-SYAFI’I, APRIL 2017), Hal.704

Syaikh Abdurrahman bin nashir as-sa’di, pakar tafsir abad 14

Dato’ philosopher, Dr. Halo-N ,2016, AL FATHUN NAWA jilid 1, hlm.292

9
Dr.’Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, TAFSIR IBNU KATSIR jilid 6 ( Jakarta :
PUSTAKA IMAM ASY-SYAFI’I, APRIL 2017) hlm.313

https://www.scribd.com/dokument/394902780/makalah-surat-al-hajj-41

10
11

Anda mungkin juga menyukai