Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mochammad Hilal Rizki

NIM : 19/445520/KT/09118

Kelas : PAI22

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : Rachmad Hidayat, S.Fil., M.A., Ph.D.

Ujian Tengah Semester Pendidikan Agama Islam

Unduh dan bacalah artikel berjudul “Islam Risalah Rahmat dalam Al Qur’an” oleh
Hamim Ilyas, sebagaimana terlampir dalam link Simaster/eLOK berikut. Kemudian jawablah
pertanyaan berikut berdasarkan bacaan Anda.
1. Menurut pemahaman Anda apa makna Islam sebagai “risalah rahmatan lil alamin”?
Jawab: Menurut pemahaman saya mengenai rahmatan lil ’alamin merupakan sebuah
konsep besar umat islam. Rahmatan lil ‘alamin merupakan nikmat yang diberikan Allah
untuk semua makhluk ciptaan Allah di seluruh alam semesta, termasuk orang-orang non-
Islam. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw sebagai pembawa
rahmat bagi seluruh alam. Sebagai sebuah konsepsi dalam berislam, prinsip rahmat yang
melekat dalam misi kenabian mengharuskan sebuah perwujudan kehidupan yang mengarah
pada pelembagaan hidup yang baik. Kehidupan yang baik tentu saja memiliki syarat-syarat,
diantaranya ialah iman dan amal soleh. Dengan demikian mewujudkan sebuah rahmat
untuk seluruh alam harus dilandasi dengan pondasi keimanan yang kokoh dan semangat
mengaplikasikan keimanan dalam perbuatan. Demikian universalisme misi Rasulullah
tidak hanya terbatas pada orang beriman saja, tetapi seluruh manusia bahkan makhluk-
makhluk lainnya.
Dengan penegasan rahmat dalam diri Nabi Muhammad menjadikan kerahmatan
menjadi dunia risalah Nabi yang harus dilanjutkan oleh setiap pengikutnya. Hal ini sepintas
menjadi misi yang sangat berat, sebab rahmat yang dimaksudkan tidak hanya ditebar pada
sesama iman melainkan pada siapapun, meskipun yang pasti mendapatkan manfaatnya
ialah mereka yang beriman sebagaimana Nabi Muhammad. Dalam hal memahami
keuniversalan rahmat ini, al-Mawardi membedakan rahmat menjadi dua, yaitu: Rahmat
umum yaitu kepada semua makhluknya, dan rahmat khusus kepada mereka yang taat
kepada-Nya saja.
Sebagai seorang muslim tentu kita wajib mengembalikan citra Islam sebagaimana yang
telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagai Nabi yang mengemban misi
rahmatan lil ‘alamin, Nabi Muhammad mempunyai kunci dalam berdakwah yaitu dengan
menebar kasih sayang, kelembutan kepada sesama dan akhlak yang agung. Dengan hal itu
akan tercipta kehidupan yang damai dan kehadiran Nabi Muhammad dapat membawa
keberkahan kepada umat manusia.

2. Sebutkan dan jelaskan dengan singkat sekurangnya TIGA bentuk atau aspek dari “rahmat”
atau ‘rahmah” atau “rahman”? (silahkan menggunakan referensi dan sumber-sumber lain
yang relevan).
Jawab: Beberapa bentuk dari rahmat diantaranya sebagai berikut:
- Rahmat ini merupakan kemerdekaan berfikir yang membuat akal tidak takut akan
kemajuan. Sehingga rahmat tersebut nencapai misi tehadap keseimbangan terhadap
jasmani dan rohani. Rahmat yang dibawa Nabi Muhammmad tidak hanya diperuntukan
kepada kaumnya saja, akan tetapi rahmat mengerucut kepada memberi kebebasan
kepada seluruh umat manusia dari lingkungan sempit (hidup berkabilah) menjadi suatu
masyarakat yang luas dan berperadaban agar dapat menjadi rahmat bagi seluruh alam
semesta.
- Bentuk dari rahmat lainnya adalah dimana raḥmat dapat diartikan sebagai washīlah
(jalan atau perantara) yaitu jalan untuk menggapai maḥabbah Allah SWT, Allah SWT
jadikan Rasulullah SAW. sebagai rahmat untuk alam ini sebagai tanda cinta Allah SWT
yang memilik sifat Al Raḥman kepada umat akhir zaman, kemudian Allah jadikan
Rasulullah saw. sebagai salah satu washīlah jalan untuk menuju ridha Allah SWT serta
maḥabbahnya.
- Kata raḥmat merupakan sebuah bentuk atau tanda yang mengacu kepada sifat
Rasulullah SAW. sebagai penjelas bahwa tugas diutusnya Rasululullah SAW. adalah
bentuk rahmat Allah SWT. Allah SWT mengutus Rasulullah SAW. dengan membawa
risalah rahmat dan kata raḥmatan merupakan sifat ẓaty (lahir) dan baṭīniy (batin), yang
telah Allah SWT sematkan dalam diri Rasulullah SAW. yang berarti bahwa Rasulullah
SAW. sendiri yang menjadi maf’ul sebagai rahmat dan anugerah untuk seluruh
makhluk baik jin dan manusia, hewan dan tumbuhan, bahkan seluruh benda baik yang
bernyawa dan tidak bernyawa.
- Bentuk dari rahmat lainnya merupakan keseimbangan antara jasmani dan rohani.
Dengan kata lain tidak memaksa jasmani sehingga menyebabkan penderitaan hanya
untuk mengejar kesucian rohani, dan bukan pula acuh terhadap kesucian rohani demi
memenuhi kehendak jasmani. Lebih jauh, risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad
selain membawa rahmat bagi kaum-Nya, rahmat-Nya juga upaya pembebasan kaumnya
dari ruang lingkup kehidupan yang sempit menjadi sesuatu peradaban yang besar bagi
seluruh penghuni alam. Sehingga menebarkan rahmat bagi seluruh alam semesta.
Sumber:
Firdaus, F. (2019). Kajian Semiotik Pada Ayat Wa Maa'arsalnaaka'illa Rahmatan
Lil'alamiin (Qs: Al'anbiya': 107). Jurnal Asy-Syukriyyah, 20(1), 66-85.
Fitriyah, Anis., dkk. (2016). Penanaman Nilai Taswuf Dalam Menumbuhkan Karakter
Islam Rahmat Li ‘Alamin Pada Peran Pemuda. Esoterik: Jurnal Akhlak dan Tasawuf,
2(2).
Ummah, N. M. (2020). Konsep dan pengaruh ide islam rahmat li al-ʻalamin Husein Ja’far
al-Hadar terhadap keberagamaan kaum milenial di media sosial Konsep dan pengaruh
ide islam rahmat li al-ʻalamin Husein Ja’far al-Hadar terhadap keberagamaan kaum
milenial di media sosial (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).

3. Cari dan tuliskan sekurangnya LIMA ayat dalam Al Qur’an yang menyebut bentuk atau
sifat atau cakupan rahmat, rahmah atau rahman Allah!
Jawab:
- Nabi Islam Sang Nabi Rahmat (QS Al-Anbiya (21): 107)

Wa Mā 'Arsalnāka 'Illā Raĥmatan Lil`ālamīna.


Artinya:
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
seluruh alam.”
Islam menjadi rahmat bagi seluruh manusia di dunia karena Nabi Muhammad
Saw membawa syariat dan ajaran di mana ketika seseorang mengamalkan ajaran-
ajarannya, maka ia akan bahagia di dunia dan di akhirat. Islam akan mendatangkan
rahmat bagi ahli dunia dan bagi kaum Mukmin. Ya, Islam merupakan rahmat dari sisi
bahwa pengaruhnya sedemikian berkah dan dengan berkah kebangkitan Nabi Saw serta
ajakannya kepada kebahagiaan telah membawa perubahan dalam masyarakat, di mana
apabila kita membandingkan keadaan masyarakat dunia sebelum dan
setelah bi’tsah (pengutusan) Nabi Saw, maka berkah rahmat akan nampak kelihatan
secara nyata.

- Petunjuk dan Rahmat bagi Orang-orang Beriman (QS Al-Naml (27): 77)

Wa 'Innahu Lahudan Wa Raĥmatun Lilmu'uminīna.


Artinya:
“Dan sungguh, (Al-Qur'an) itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman.”
Al-Quran merupakan hidayah dan rahmat murni bagi orang-orang beriman.
Artinya tidak akan membiarkan kaum Mukminin terlibat dalam perbedaan. Jika terjadi
perbedaan di antara mereka, maka al-Quran akan menghilangkan perbedaan itu.

- Penawar bagi Orang-orang Beriman (QS Al-Isra (17): 82)

Wa Nunazzilu Mina Al-Qur'āni Mā Huwa Shifā'un Wa Raĥmatun Lilmu'uminīna Wa


Lā Yazīdu Až-Žālimīna 'Illā Khasārāan.
Artinya:
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zhalim (Al-Qur'an itu) hanya akan
menambah kerugian.”
Manifestasi rahmat adalah Kami menurunkan sesuatu bagi kalian di mana
penyakit-penyakit hati akan hilang; kesehatan dan kekuatan asli akan kembali
kepadanya. Oleh karena, mereka akan memperoleh nikmat kebahagiaan dan karamah.
- Surga Rahmat Besar Ilahi (QS An-Nisa (4): 175)

Fa'ammā Al-Ladhīna 'Āmanū Billāhi Wa A`taşamū Bihi Fasayudkhiluhum Fī Raĥmatin


Minhu Wa Fađlin Wa Yahdīhim 'Ilayhi Şirāţāan Mustaqīmāan.
Artinya:
“Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada
(agama)-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat dan karunia dari-
Nya (surga), dan menunjukkan mereka jalan yang lurus kepada-Nya.”
Makna ayat ini adalah Tuhan akan memberikan dua bentuk pahala kepada
pribadi-pribadi yang beriman, berpegang kepada bimbingan Tuhan dan berpegang
kepada al-Quran. Satu pahala itu adalah mereka akan dimasukkan kedalam rahmat dan
karunia-Nya dan yang lainnya adalah mereka akan diberi petunjuk kepada jalan yang
benar.

- Rahmat Khusus untuk Orang-orang Beriman (QS Al-An’am (6): 157)

'Aw Taqūlū Law 'Annā 'Unzila `Alaynā Al-Kitābu Lakunnā 'Ahdaá Minhum Faqad
Jā'akum Bayyinatun Min Rabbikum Wa Hudan Wa Raĥmatun Faman 'Ažlamu Mimman
Kadhdhaba Bi'āyāti Allāhi Wa Şadafa `Anhā Sanajzī Al-Ladhīna Yaşdifūna `An
'Āyātinā Sū'a Al-`Adhābi Bimā Kānū Yaşdifūna.
Artinya:
“atau agar kamu (tidak) mengatakan, “Jikalau Kitab itu diturunkan kepada kami,
tentulah kami lebih mendapat petunjuk daripada mereka.” Sungguh, telah datang
kepadamu penjelasan yang nyata, petunjuk dan rahmat dari Tuhanmu. Siapakah yang
lebih zhalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling
daripadanya? Kelak, Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling
dari ayat-ayat Kami dengan azab yang keras, karena mereka selalu berpaling.”
Quran adalah hujah yang jelas, dalil yang terang, dan sarana untuk memperoleh
hidayah bagi manusia untuk memperoleh nikmat-nikmat yang langgeng dan untuk
mendapatkan pahala yang besar dan merupakan nikmat dan rahmat bagi pemeluknya.
Di samping itu, ayat yang menjelaskan bahwa agama Islam adalah agama yang
membawa rahmat, merupakan salah satu dalil dan tanda-tanda rahmat dan berkah Islam
adalah telah dihapuskannya azab-azab dan siksaan-siksaan yang turun kepada umat-
umat terdahulu bagi umat Islam. Oleh karena itu, dengan diutusnya Nabi Muhammad
SAW, maka rahmat Ilahi terbentang bagi seluruh umat semesta, orang-orang yang
beriman telah menerima taufik ini sehingga akan menerima rahmat secara khusus dan
akan merasakan keberkahan pada diri mereka sedangkan orang-orang yang tidak
beriman, tidak akan menerima karunia yang lapang ini.

Anda mungkin juga menyukai