Anda di halaman 1dari 6

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

ISSN 2088-5415 (cetak)


ISSN 2355-5777 (Online)
DOI 10.22146/kawistara.25709
Https://jurnal.ugm.ac.id/kawistara

KAWISTARA
JILID 7 No.2, 22 Agustus 2017 Halaman 115-206

PENENTUAN KUALITAS TANAH SEBAGAI LANDASAN


PENGELOLAAN LAHAN YANG BERKELANJUTAN UNTUK CHILLI IN
SISTEM AGROFORESTRY BERBASIS KELAPA PADA
TANAH BERPASIR PANTAI BUGEL

Dina Ruslanjari
Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
Email: dienarus@ugm.ac.id

Taufan Alam
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK
Kualitas tanah tidak dapat diukur secara langsung, dimana indikator harus menunjukkan sifat fisik, kimia dan
biologi, yang semuanya berperan secara keseluruhan terhadap karakter tanah. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor kualitas tanah dan pengkajian pengaruh kualitas tanah terhadap hasil cabai. Eksplorasi dilakukan di Pantai

Bugel, Kecamatan Panjatan, Kulonprogo, DI Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal. Faktor yang

diamati adalah zona agroforestri awal (intensitas naungan 0-30%), intensitas tengah (intensitas naungan 31-60%) dan intensitas akhir (naungan> 60%)

berdasarkan pada kelapa yang ada di lokasi tanah berpasir Pantai Bugel. Pengumpulan data berupa fisik, bentuk kimia, bentuk biologi dan produksi cabai.

Analisis data adalah ANOVA dengan uji LSD 5%, Structured Equitation Modeling (SEM), Analisis Faktor dan Regresi Linier. Hasil investigasi menunjukkan fase

agroforestri awal memiliki produksi cabai tertinggi, yang setelah itu adalah fase agroforestri menengah dan fase akhir agroforestri. Hasil SEM menunjukkan
karakteristik biologi tanah secara umum berpengaruh langsung terhadap produksi cabai dan interaksi antara karakteristik fisik dengan karakteristik kimia tanah.

Dua set faktor yang ditemukan yaitu faktor I (BV, kelembaban tanah, permeabilitas, pH H2O, C-Organik, KPK, N-total, P-total, ketersediaan P, K-total, K-dd, Ca-dd ,

mg-dd , Na-dd dan jumlah mikroba total) dan faktor II (jumlah mikroba dan total respirasi). Faktor kualitas yang mempengaruhi produksi cabai adalah jumlah

total mikroba. Dua set faktor yang ditemukan yaitu faktor I (BV, kelembaban tanah, permeabilitas, pH H2O, C-Organik, KPK, N-total, P-total, ketersediaan P, K-

total, K-dd, Ca-dd , mg-dd , Na-dd dan jumlah mikroba total) dan faktor II (jumlah mikroba dan total respirasi). Faktor kualitas yang mempengaruhi produksi

cabai adalah jumlah total mikroba. Dua set faktor yang ditemukan yaitu faktor I (BV, kelembaban tanah, permeabilitas, pH H2O, C-Organik, KPK, N-total, P-total,

ketersediaan P, K-total, K-dd, Ca-dd , mg-dd , Na-dd dan jumlah mikroba total) dan faktor II (jumlah mikroba dan total respirasi). Faktor kualitas yang

mempengaruhi produksi cabai adalah jumlah total mikroba.

Kata Kunci:Agroforestri; Cabai; Kelapa;Kualitas tanah; Pasir pantai.

ABSTRAK
Kualitas tanah tidak dapat diukur secara langsung, di mana indikator-indikator perlu diarbitrase dari sifat-
sifat fisik, kimia dan biologi, semua itu mempengaruhi karakter tanah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara faktor-faktor kualitas tanah dan mengkaji pengaruh kualitas tanah terhadap
produksi cabai. Eksplorasi dilakukan di Pantai Bugel, Kecamatan Panjatan, Kulonprogo, dan DIY. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal. Faktor-faktor
tersebut dibagi menjadi zona agroforestri awal (intensitas naungan 0-30%), tengah (intensitas naungan
31-60%) dan akhir (intensitas naungan >60%) berdasarkan kelapa yang ada di lokasi tanah berpasir Pantai
Bugel . Pengumpulan data berupa fisik, kimia, dan biologi serta produksi cabai. Analisis data adalah ANOVA
dengan uji LSD 5%, Structural Equitation Modeling (SEM), Analisis Faktor dan Regresi Bertahap. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa fase agroforestri awal memiliki produksi cabai tertinggi diikuti oleh fase
agroforestri menengah dan fase agroforestri akhir. Hasil SEM menunjukkan bahwa sifat biologi tanah
secara umum berpengaruh langsung terhadap produksi cabai dan

115
Kawistara, Vol. 7, No. 2, 22 Agustus 2017: 115-120

interaksi merupakan bukti antara sifat fisik dan diharapkan dari tanah, karakteristik asli dan
kimia tanah. Dua set faktor ditemukan pada dampak dari lingkungan, termasuk suhu
faktor I (BV, kelembaban tanah, permeabilitas, dan curah hujan. Indikator kualitas tanah
pH H O, C-Organik, KPK,
2
N-total, P-total, P- adalah sifat kimia, fisik, dan biologi tanah
ketersediaan, K-total, K-dd, Ca-dd , mgdd, Na-dd
yang peka terhadap gangguan dan
dan total mikroba) dan faktor II (total mikroba
menggambarkan ekosistem yang sedang
dan respirasi). Faktor kualitas yang
mempengaruhi produksi cabai adalah jumlah berlangsung di dalam tanah.
total mikroba. Salah satu cara untuk mengukur kualitas
tanah adalah dengan menentukan faktor-faktor
Kata kunci:Agroforestri; Pasir pantai; Cabai; kualitas tanah yang berperan terhadap hasil
Kelapa; Kualitas tanah. cabai dengan reduksi data statistik. Penelitian
kuantitatif kualitas tanah diharapkan dapat
PENGANTAR berfungsi sebagai salah satu landasan menjaga
Indonesia memiliki garis pantai sepanjang kelestarian lahan untuk argoforestry cabai
106.000 km dengan potensi luas daratan 1.060.000 ha dengan kelapa di tanah pantai berpasir.
(Saparso. 2008). Luas daratan yang sangat luas ini Secara administratif, penelitian ini berlokasi di
dapat menggantikan pengurangan lahan yang terjadi Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kulonprogo, dan
selama 41,2 tahun. Pemanfaatan kawasan pantai DI Yogyakarta. Penelitian dimulai pada bulan April
berpasir secara optimal dapat memberikan dampak sampai dengan Agustus 2015. Jenis penelitian ini
positif terhadap peningkatan produktivitas lahan serta adalah penelitian lapangan dengan Rancangan
pengendalian lingkungan (erosi pasir) di kawasan Acak Lengkap (RAL).Rancangan Acak Kelompok
pesisir (Saparso, 2008). Kawasan pantai selatan DI Lengkap) menggunakan faktor tunggal. Objek yang
Yogyakarta merupakan salah satu model diteliti adalah zona agroforestri awal (intensitas
pengembangan tanaman hortikultura yang paling naungan 0-30%), tengah (intensitas naungan
spesifik di lahan pesisir (Kartonegoro, 2003). Salah satu 31-60%) dan akhir (intensitas naungan >60%),
contoh potensi lahan yang belum dimanfaatkan berbasis kelapa dari kawasan Pantai Bugel.
adalah lahan pantai berpasir di bawah pohon kelapa. Pengumpulan data meliputi permeabilitas,
Pengembangan potensi tanaman hortikultura di berat volume, kadar air tersedia, Corganic, pH
bawah pohon kelapa memiliki peluang yang sangat H2O, N-total, P-total, P-tersedia, K-total, K-tukar,
2
besar sehingga sebagian besar tanaman hortikultura Na-tukar, Caexchange, Mg-tukar, pertukaran
adalah jenis tanaman C3. Tanaman dengan tipe C3 kation kapasitas, jumlah total mikroba, total
tersebut memiliki kemampuan tumbuh dengan baik respirasi, dan bobot segar cabai. Analisis
pada kondisi ternaungi tertentu hingga titik tertentu. pertama adalah uji homogenitas Bartlette 5%
Salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai untuk melihat homogenitas data. Jika
ekonomi tinggi dan layak untuk dikembangkan adalah homogenitas data dilanjutkan dengan analisis
tanaman cabai. keragaman (ANOVA) 5% dan uji beda nyata
Masalah yang muncul dalam pengembangan minimal (LSD) 5%. Langkah selanjutnya adalah
agroforestri cabai dengan kelapa di lahan berpasir penentuan faktor tanah yang berperan dalam
adalah faktor pencahayaan dan kualitas yang masih mempengaruhi cabai menggunakan analisis
rendah. Kualitas tanah tidak dapat ditentukan faktor (analisis faktor utama), pemodelan
secara langsung, oleh karena itu diperlukan persamaan struktural (SEM) dan analisis regresi
indikator kualitas tanah (Makalew, 2011). Indikator bertahap (regresi bertahap). Hasil analisis
kualitas tanah adalah karakteristik tanah yang penelitian digunakan untuk menentukan indeks
dapat diukur yang terdiri dari sifat fisik, kimia, dan mutu kualitas tanah untuk pengelolaan tanaman
biologi tanah. Andrews et al., (2004) menyebutkan cabai.
bahwa penilaian kualitas tanah yang tepat adalah
mengukur perubahan fungsi tanah sebagai reaksi DISKUSI
pengelolaan, dalam konteks apa yang Menurut hasil uji coba penanaman
cabai pada fase agroforestry sendiri

116
Dina Ruslanjari -- Penetapan Kualitas Tanah Sebagai Landasan Pengelolaan Lahan Berkelanjutan untuk
Cabai dalam Sistem Agroforestri Berbasis Kelapa di Tanah Berpasir Pantai Bugel

berbahan dasar kelapa, menunjukkan Intensitas penerangan yang rendah adalah suatu
adanya perbedaan yang nyata terhadap keadaan yang membatasi penerangan yang diterima oleh
produksi cabai (Gambar 1). Fase agroforestri tanaman di bawah cahaya itu sendiri baik dari segi
awal menunjukkan tingkat produksi kualitas maupun kuantitasnya. Naungan pada umumnya
tertinggi, diikuti fase agroforestri menengah menurunkan intensitas cahaya yang dapat diterima
dan fase akhir. Hal itu terjadi karena adanya tanaman sehingga mengganggu pertumbuhan dan
gradien pencahayaan dan tingkat menurunkan hasil cabai. Dalam penelitian ini faktor
kesuburan tanah pada setiap fase. pencahayaan tidak akan dijabarkan lebih lanjut karena
fokus penelitian ini adalah untuk mengkualifikasikan
faktor-faktor tanah yang mempengaruhi hasil tanaman
cabai.
Langkah awal yang dilakukan adalah melihat
faktor kualitas tanah yang berpengaruh terhadap
cabai yang diawali dengan penapisan dengan
ANOVA 5% terhadap keragaman sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah. Hasil penapisan menunjukkan
bahwa semua parameter tanah yang diteliti
memiliki rentang pada beberapa fase agroforestri.
Hasil penyaringan menjadi pedoman untuk analisis
faktor. Hasil analisis faktor ini mencoba
Gambar 1. Produksi cabai di tempat yang berbeda
menjelaskan parameter-parameter yang
fase agroforestri
berinteraksi dalam setiap himpunan faktor.

Tabel 1. Hasil Penapisan dan Analisis Faktor pada Fase Agroforestri


Tidak. Parameter Faktor I Faktor II komunitas
1 Berat Volume 0,910 0,356 0,956
2 Kelembaban Tanah 0,934 0,315 0,971
3 Permeabilitas - 0,929 - 0,315 0,962
4 pH H2O
2
0,924 0,061 0,857
5 C-organik 0,962 0,253 0,989
6 KPK 0,921 0,336 0,962
7 N-total 0,893 0,361 0,928
8 P-total 0,945 0,295 0,980
9 P-tersedia 0,926 0,249 0,920
10 K-total 0,960 0,202 0,961
11 K-dd 0,953 0,277 0,985
12 Ca-dd 0,929 0,308 0,958
13 Mg-dd 0,937 0,326 0,984
14 Na-dd 0,894 0,283 0,880
15 Jumlah Mikroba 0,697 0,701 0,977
16 Jumlah Pernapasan 0,141 0,981 0,982
nilai eigen 14,20 1,05
Penjelasan: Bilangan yang Ditebalkan Menunjukkan Faktor Persekutuan pada Setiap Himpunan Faktor.

Hasil analisis faktor menunjukkan C-organik, KPK, N-total, P-total, P-tersedia, K-


bahwa ada dua set faktor kualitas (Tabel 1). total, K-dd, Ca-dd, Mg-dd, Na-dd, jumlah
Faktor I terdiri dari berat volume, mikroba, dan respirasi total.
kelembaban tanah, permeabilitas, pH H2O, 2

117
Kawistara, Vol. 7, No. 2, 22 Agustus 2017: 115-120

Hasil skrining selanjutnya juga digunakan kal, kimia, dan biologi) dimana masing-
sebagai panduan dalam analisis SEM (Gambar masing karakteristik terdiri dari beberapa
2). Analisis SEM berfungsi untuk melihat parameter serta melihat hubungan antara
hubungan antara faktor kualitas tanah (fisik faktor kualitas tanah dan hasil cabai.

Gambar 2. Hubungan Faktor Kualitas Tanah dengan Produksi Cabai

Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa langsung (Tabel 2). Informasi lain
produksi cabai pada berbagai sistem wanatani menunjukkan bahwa sifat fisika mempunyai
berbasis kelapa di lahan berpasir Pantai Bugel hubungan yang sangat erat dengan sifat
dipengaruhi secara langsung oleh karakteristik kimia tanah. Ketersediaan karakteristik
biologi tanah, sedangkan karakteristik fisik dan kimia dipengaruhi oleh dinamika
kimia tidak mempengaruhi produksi cabai. karakteristik fisik tanah.

Tabel 2: Pengaruh Total Antara Sifat Fisik, Kimia, dan Biologis Terhadap
produksi cabai
Dampak Total Kesalahan Standar (STERR) Status T Nilai P
Karakter Fisik → Produksi Cabai 0,276 1,377 tidak 0,169
Karakter Kimia → produksi cabai 0,269 0,411 tidak 0,682
Karakter Biologis → produksi cabai 0,075 10.129 * * 0,000
Karakter Fisik → Karakter Biologis 1.021 1,414 tidak 0,158
Karakter Fisik → Karakter Kimia 0,006 166.950 * * 0,000
Karakter Kimia → Karakter Biologis 1,034 0,682 tidak 0,495
Penjelasan: Tidak ada perbedaan yang signifikan antaratidakdan *, dan 5% perbedaan yang signifikan. ** perbedaan nyata 1% .

118
Dina Ruslanjari -- Penetapan Kualitas Tanah Sebagai Landasan Pengelolaan Lahan Berkelanjutan untuk
Cabai dalam Sistem Agroforestri Berbasis Kelapa di Tanah Berpasir Pantai Bugel

Hasil analisis SEM menggambarkan rincian tentang karakteristik biologis tanah


karakteristik biologis tanah yang yang berpengaruh pada produksi cabai.
mempengaruhi produksi cabai, namun belum Analisis ini menunjukkan bahwa jumlah
ada informasi karakteristik biologis mana yang mikroba dalam tanah berpengaruh nyata
berpengaruh terhadapnya. Analisis regresi terhadap produksi tanah (P>0,000) (Tabel 3).
bertahap berusaha untuk menganalisis secara

Tabel 3. Persamaan Regresi Bertahap Terhadap Karakteristik Tanah Yang Mempengaruhi Produksi Cabai.

Statistik kolinearitas
Estimasi Parameter β. T Makna
Toleransi VIF
intersep 28,79 7,94 0,000**
Jumlah Mikroba 0,973 16,79 0,000** 1.000 1.000
R2= 0,946**
Keterangan: * dan ** menunjukkan perbedaan nyata sebesar 5% dan 1%.

Tanah yang subur terdiri dari sejumlah tesis dan mempercepat perkecambahan (Schnitzer,
mikroorganisme. Populasi mikroorganisme P pada 1991).
tingkat yang tinggi membutuhkan pasokan makanan
yang melimpah dan energi yang cukup, suhu yang KESIMPULAN
sesuai, ketersediaan air dan kondisi ekologi lainnya Dalam studi ini, kami mengidentifikasi bahwa
yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme fase agroforestri awal memiliki produksi cabai
menguntungkan dalam penempatan organisme dalam tertinggi, diikuti oleh fase agroforestri tengah dan
kaitannya dengan sistem perakaran, bahan organik akhir. Karakteristik biologi tanah secara umum
sisa, dan kedalaman profil tanah. memberikan pengaruh langsung terhadap
Mikroorganisme menyebabkan perubahan produksi cabai rawit dan interaksi yang signifikan
biokimia (pelarutan, fiksasi, mineralisasi, antara sifat fisik dan kimia tanah. Faktor
imobilisasi, oksidasi, dan reduksi). Fungsi kualitas tanah yang mempengaruhi
biokimia yang paling penting dari produksi cabai adalah jumlah mikroba
mikroorganisme adalah pada proses reduksi tanah.
yang mengambil bagian secara berurutan dari Hasil penelitian kami memberikan
beberapa nutrisi (Yoshida, 1975). Dengan pemahaman yang lebih baik tentang
demikian, perubahan sifat kimia yang disebutkan hubungan antara faktor kualitas tanah dan
pada pernyataan sebelumnya terkait dengan pengaruh kualitas tanah terhadap produksi
keberadaan mikroorganisme yang terkandung di cabai. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk
dalam tanah. meningkatkan kesuburan fisik, kimia, dan
Peningkatan jumlah total mikroba dalam tanah biologi tanah di kawasan pantai berpasir di
dapat dilakukan dengan penambahan bahan organik. luar kawasan konservasi.
Bahan yang dapat digunakan dan terjangkau oleh
petani adalah pupuk kandang. Menurut Stevenson REFERENSI
(1982), bahan organik sebagai sumber hara adalah Andrews, SS, DL Karlen dan CA
menyediakan N, P dan S untuk pertumbuhan tanaman, Cambredella. 2010.Kerangka
peran biologis mempengaruhi aktivitas mikroflora dan Penilaian Pengelolaan Tanah: Metode
organisme mikrofauna, juga berperan secara fisik Evaluasi Kualitas Tanah Kuantitatif.J.
dalam memperbaiki struktur tanah, aerasi, dan Ilmu Tanah. Perkumpulan Saya. 68(6):
penyimpanan air. Dengan demikian, bahan organik 19451962.
dapat mempercepat pertumbuhan tanaman,
Juarini, 2002. Perilaku Petani Terhadap
memudahkan penyebaran akar, meningkatkan
Risiko Usahatani di Lahan Pantai
penyerapan nutrisi, memperbanyak sintesis klorofil.
Kabupaten Kulonprogo. Jurnal

119
Kawistara, Vol. 7, No. 2, 22 Agustus 2017: 115-120

Agroekologi 9:2. Program Studi Saparso. 2008. Ekofisiologi Tanaman Kubis


Ekonomi Pertanian Faperta UGM. Bawah Naungan Dan Pemberian
Yogyakarta. Bahan Pembenah Tanah Di Lahan
Kartonegoro, BJ, 2003. Pengembangan Pasir Pantai. Disertasi. Program
Budidaya Tanaman Sayuran dan Pascasarjana, Fakuta pertanian,
Hortikultura Pada Lahan Pasir Universitas Gadjah Nyonya,

Pantai: Sebuah Model Spesifik dari Yogyakarta.


Daerah Istimewa Yogyakarta.J.Agr Schnitzer, M. 1991.Bahan Organik Tanah. Itu
UMY 11(2): 6775. 75 Tahun Selanjutnya.J. Ilmu Tanah 151: 41– 58.

Makalew, AM, 2011. Penetapan Minimum


Data Set (Mds) dan Indeks Mutu Stevenson, FJ 1982.Kimia Humus
Tanah Sebagai Landasan Kejadian, Komposisi dan Reaksi.
Pengelolaan Lahan Berkelanjutan. John Willey and Sons, New York.
Disertasi. Program Pascasarjana, Yoshida, S. 1981. Dasar-dasar Tanaman Padi
Fakultas Pertanian, Universitas Sains. IRRI, Manila.
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Samadi dan Cahyono, 1996. Intensifikasi
Budidaya Bawang Merah. Kanisius,
Yogyakarta.

120

Anda mungkin juga menyukai