Anda di halaman 1dari 8

BIOVERITAS Journal of Biology E-ISSN:

Volume 01, No. 01, Maret 2022 DOI:


Hal: 8 -15

https://www.bioveritas-journal.org/index.php/bjb

Keanekaragaman dan Kelimpahan Gastropoda di Pantai Selatan


Gunungkidul Yogyakarta
Dian Kusuma Wardani1, Najda Rifqiyati1,*
1Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri SunanKalijaga, Jl. Laksda
Adisucipto, Yogyakarta 55281, Indonesia.
*E-mail: najda.rifqiyati@uin-suka.ac.id

Manuskrip diterima: 01 01 2022. Revisi diterima: 22 01 2022

ABSTRAK Kata kunci:


gastropoda, keanekaragaman,
Pantai Selatan Gunungkidul memiliki deretan pantai yang memiliki keanekaragaman
biota laut, terutama gastropoda. Tingginya jumlah wisatawan dan adanya aktifitas kemelimpahan, kemerataan,
masyarakat yang memanfaatkan biota laut dikhawatirkan mengganggu Canonical correspondence
keberlangsungan ekosistem yang ada di pantai. Penelitian ini bertujuan untuk Analysis (CCA)
mempelajari keanekaragaman, kelimpahan, tingkat keanekaragaman dan kemerataan
serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan di Pantai
Ngobaran, Pantai Nguyahan, dan Pantai Watu Kodok pada bulan Mei - Agustus 2016.
Pengambilan data dilakukan dengan metode kuadrat dengan jumlah plot keseluruhan
75 plot (3 kali pengambilan). Berdasarkan penelitian ditemukan 13 famili dari 36
spesies. Terdapat 5 spesies yang sering muncul di tiga lokasi yaitu M. granulata, M.
litterata, M. paupercula, C. coronatus, dan C. muriculatus, yang paling melimpah
adalah M. granulata (P. Ngobaran: 160 ind/75 m2; P. Nguyahan: 82 ind/75 m2; P. Watu
Kodok: 36 ind/75 m2). Tingkat keanekaragaman tergolong sedang (P. Ngobaran: 1,73;
P. Nguyahan: 2,35; P. Watu Kodok 2,65) dan tingkat kemerataan cukup merata-hampir
merata (P. Ngobaran: 0,60; P. Nguyahan: 0,76; P. Watu Kodok: 0,86). Berdasarkan
hasil analisis hubungan faktor lingkungan dengan gastropoda menggunakan CCA
membentuk 4 kelompok. Kelompok 1 terdiri dari 10 spesies yang dipengaruhi oleh
salinitas. Kelompok 2 terdiri dari 5 yang dipengaruhi oleh suhu air. Kelompok 3 terdiri
dari 11 spesies yang dipengaruhi COD, BOD dan DO. Kelompok 4 terdiri dari 10
spesies yang tidak dipengaruhi oleh parameter terukur. Berdasrkan hasil dapat
disimpulkan bahwa keanekaragaman gastropoda di ketiga pantai tergolong sedang.
ABSTRACT
The South Coast of Gunungkidul has beaches that have a diversity of marine life,
especially gastropods. The high number of tourists and the existence of community
activities that utilize marine life may disrupt the sustainability of the ecosystem on the
coast. The aims of this study are the diversity, abundance, level of diversity, evenness,
and environmental factors that influence them. The research was conducted at Ngobaran
Beach, Nguyahan Beach, and Watu Kodok Beach in May-August 2016. Data were
collected using the quadratic method with a total of 75 plots (3 times). Based on the
research found 13 families of 36 species. 5 species were frequently appeared in three
locations, namely M. granulata, M. literate, M. paupercula, C. coronatus, and C.
matriculates, the most abundant of which was M. granulata (Ngobaran Beach: 160
ind/75 m2; P. Nguyahan: 82 ins/75 m2; Watu Kodok Island: 36 in/75 m2). The level of
diversity was moderate (Ngobaran Island: 1.73; Nguyahan Island: 2.35; Watu Kodok
Island 2.65) and the evenness level was fairly even-almost evenly (Ngobaran Island:
0.60; Nguyahan Island: 0.60). 0.76, P. Watu Kodok: 0.86). Based on the results of the
analysis of the relationship between environmental factors and gastropods using CCA,
4 groups were found. Group 1 consisted of 10 species affected by salinity. Group 2
consists of 5 which are affected by water temperature. Group 3 consisted of 11 species
affected by COD, BOD, and DO. Group 4 consisted of 10 species that were not affected
by the measured parameters. Based on the results, it can be concluded that the diversity
of gastropods on the three beaches is moderate.

© 2022 Biology Department FST UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 8 of 15
BIOVERITAS Journal of Biology E-ISSN:
Volume 01, No. 01, Maret 2022 DOI:
Hal: 8 -15

I. PENDAHULUAN pengunjung yang datang untuk berwisata ke


Lautan adalah lingkungan hidup yang pantai Ngobaran dan pantai Nguyahan
luas bagi biota laut, dimana terdapat banyak berdasarkan data Dinas Pariwisata
sumberdaya dan potensi yang besar dan dapat Gunungkidul setiap bulannya berkisar antara
dicirikan dengan adanya ekosistem terumbu 2.500-3.000 orang. Pantai Watu Kodok juga
karang, lamun dan hutan mangrove (Rangan, merupakan salah satu pantai di pantai Selatan
2010). Salah satu kelas dari moluska yang Gunungkidul. Berdasarkan observasi, jumlah
diketahui berasosiasi dengan ekosistem pengunjung di pantai Watu Kodok masih relatif
mangrove, lamun dan alga adalah gastropoda. sedikit ±10 orang per hari.
Gastropoda merupakan anggota moluska yang Eksploitasi gastropoda sering dilakukan
sebagian besar bercangkang dan memiliki oleh wisatawan secara sengaja hanya sekedar
keanekaragaman spesies yang tinggi dan untuk pemuas kesenangan saja. Selain itu,
menyebar luas di berbagai habitat laut eksploitasi gastropoda juga dilakukan oleh
(Saripantung et al., 2013; Rizkiya et al., 2012). masyarakat sekitar yang dimanfaatkan untuk
Gastropoda memiliki arti penting sebagai bahan makanan tambahan. Pemanfaatan yang
makanan berbagai ikan, burung dan mamalia, terus-menerus ini di khawatirkan dapat
termasuk manusia (Suwignyo et al., 2005). menggangu keseimbangan ekosistem.
Gastropoda merupakan hewan dasar pemakan Penelitian ini bertujuan untuk
detritus (detritus feeder). Gastropoda juga membandingan keanekaragaman dan
dapat dijadikan sebagai indikator pencemaran kelimpahan gastropoda yang berada di pantai
pada suatu ekosisitem (Arbi, 2009). Beberapa yang ramai oleh wisatawan dengan pantai yang
jenis gastropoda juga merupakan keong yang masih jarang dikunjungi oleh wisatawan. Hasil
bernilai ekonomis tinggi (Saripantung et al., penelitian ini diharapkan dapat memberikan
2013). tambahan informasi mengenai jenis-jenis
Pantai Ngobaran dan pantai Nguyahan gastropoda yang ada di ketiga pantai dan dapat
merupakan contoh dari deretan pantai Selatan digunakan sebagai referensi untuk penelitian
di Gunungkidul. Berdasarkan hasil observasi, lebih lanjut.

menggunakan metode kuadrat plot dengan


II. BAHAN DAN METODE ukuran 1 x 1 m2, yang dilakukan saat air surut
Waktu dan Tempat -- Penelitian ini maksimal. Plot diletakkan pada jarak ± 15 m
dilaksanakan pada bulan Mei, Juli dan Agustus dari bibir pantai. Tali transek ditarik tegak lurus
2016 bertempatkan di Panai Ngobaran, dari tubir ke arah pantai, kemudian di letakkan
Nguyahan dan Watu Kodok, Gunungkidul 5 plot ke arah pantai dengan jarak ± 4 m. Jarak
Yogyakarta. Identifikasi gastropoda dilakukan antar transeknya sejauh ± 5 m. Pantai Ngobaran
di Laboratorium Ekologi UIN Sunan Kalijaga. dan Nguyahan menggunakan 45 plot sedangkan
pada pantai Watu Kodok sebanyak 75 plot.
Alat dan Bahan -- Alat yang digunakan dalam Pemilihan banyaknya plot tersebut disesuaikan
penelitian yaitu pipa paralon, botol jam, rol dengan topografi ketiga pantai yang memiliki
meter, kamera digital, termometer, universal panjang pantai yang berbeda. Pengambilan data
indikator, DO Kit dan kertas label. Bahan yang dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali
digunakan dalam penelitan ini antara lain dalam jangka waktu tiga bulan. Sampel
gastropoda, air sampel, aquades dan formalin gastropoda yang hidup dalam plot dan
10%. dimasukkan dalam botol jam yang berlabel dan
diawetkan dalam larutan formalin 10%.
Pengambilan Sampel Gastropoda --
Pengambilan sampel gastropoda dengan

Page 9 of 15
BIOVERITAS Journal of Biology E-ISSN:
Volume 01, No. 01, Maret 2022 DOI:
Hal: 8 -15

Pengukuran Parameter Lingkungan -- Pengukuran parameter salinitas COD, BOD,


Parameter lingkungan yang diukur yaitu suhu Nitrat dan Fosfat dilakukan di Laboratorium
air, pH air, DO, salinitas, COD, BOD, Nitrat Hidrologi dan Kualitas Air Fakultas Geografi
dan Fosfat. Pengukuran parameter suhu air, pH UGM.
air dan DO dilakukan di lokasi penelitian.

Gambar 1. Sketsa desain sampling (a) Pantai Ngobaran (b) Pantai Nguyahan (c) Pantai Watu Kodok.

Identifikasi Gastropoda dan Analisis Data setiap lokasi peneletian dengan menggunakan
Sampel gastropda diidentifikasi hanya secara sofware Canonical Correspodence Analysis
morfologi dengan bantuan Carpenter (1998) (CCA). Perhitungan data yang dilakukan
dan www.marienspecies.org. Data hasil diantaranya indeks nilai penting (INP), Indeks
identifikasi digunakan sebagi acuan dalam Keanekaragaman (H’), Indeks Kemerataan (E),
perhitungan data. Parameter lingkungan Indeks Dominansi (C), dan Indeks Morisita
digunakan untuk mengetahui hubungan faktor (Id).
lingkungan dengan keberadaan gastropoda di

eksploitasi yang dilakukan oleh masyarakat


III. HASIL DAN PEMBAHASAN maupun wisatawan. Faktor fisik-kimia terukur
Komposisi Gastropoda di tiga lokasi penelitian tidak berpengaruh,
Berdasarkan hasil penelitian di tiga karena semua faktor fisik-kimia berada dalam
lokasi diperoleh gastropoda secara keseluruhan kisaran normal untuk pertumbuhan dan
sebanyak 13 famili dan 36 spesies (P. perkembangan gastropoda. Hal tersebut
Ngobaran: 18 spesies; P. Nguyahan: 22 spesies; disebabkan adanya masyarakat sekitar yang
dan P. Watu Kodok: 21 spesies). banyak memanfaatkan gastropoda sebagai
Kemelimpahan keseluruhan gastropoda di bahan makanan tambahan, terutama dari famili
pantai Ngobaran sebesar 268 individu/75 m2 Turbinidae dan bahan baku hiasan dari famili
sedangkan di pantai Nguyahan sebesar 289 Cypraeidae (Sirab; komunikasi pribadi, 16 Mei
individu/75 m2 dan di pantai Watu Kodok 2016). Selain itu, wisatawan juga dengan
sebesar 180 individu/75 m2. sengaja mengambil biota laut, termasuk
Perbedaan kemelimpahan di tiga lokasi gastropoda.
penelitian tersebut berkaitan dengan adanya

Page 10 of 15
BIOVERITAS Journal of Biology E-ISSN:
Volume 01, No. 01, Maret 2022 DOI:
Hal: 8 -15

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan tergenang oleh air dan ketiga pantai memiliki
lima spesies yang sering muncul ditinjau dari cekungan yang tergenang oleh air dan paling
tingginya nilai kemelimpahan (>10 ind/75m2) banyak ditemukan cekungan di pantai
setiap spesies di ketiga lokasi penelitian yaitu Ngobaran.
Morula granulata, Mitra litterata, Mitra Indeks Keanekaragaman (H’), Kemerataan
paupercula, Conus coronatus, dan Conus (E) dan Dominansi (C) Gastropoda
muriculatus. Spesies yang memiliki Berdasarkan analisis data di tiga lokasi
kemelimpahan paling tinggi dari lima spesies penelitian, diperoleh hasil bahwa pada ketiga
tersebut di tiga lokasi penelitian yaitu Morula lokasi memiliki keanekaragaman spesies (H’)
granulata (P. Ngobaran: 160 ind/75m2; P. yang sedang (P.Ngobaran: 1,73; P.Nguyahan:
Nguyahan: 82 ind/75m2; dan P. Watu Kodok: 2,35; dan P. Watu Kodok: 2,65). Faktor yang
36 ind/75m2). mempengaruhi tinggi rendahnya nilai indeks
Morula granulata merupakan salah satu keanekaragaman menurut Arbi (2011), yaitu
spesies yang termasuk dalam famili Muricidae, jumlah jenis atau individu yang diperoleh,
menurut Carpenter (1998), famili Muricidae adanya spesies yang mendominasi atau
adalah predator aktif yang umumnya memakan ditemukan dalam jumlah yang lebih melimpah
moluska lainnya dan teritip, serta habitatnya di dibandingkan dengan spesies lain, kondisi
perairan dangkal, substrat bebatuan dan rataan homogenitas substrat, kondisi ekosistem
terumbu. Selain itu menurut penelitian terumbu karang sebagai habitat dari
Wormser (2012). Morula granulata merupakan gastropoda.
spesies yang hidup di daerah intertidal yang

Gambar 2. Kemelimpahan gastropoda di tiga lokasi penelitian.

Page 11 of 15
BIOVERITAS Journal of Biology E-ISSN:
Volume 01, No. 01, Maret 2022 DOI:
Hal: 8 -15

Indeks kemerataan di pantai Ngobaran dominansi yang diperoleh pada ketiga pantai
menunjukkan kategori cukup merata dengan menunjukkan bahwa dominasi di ketiga lokasi
nilai indeks kemerataan sebesar 0,6. Indeks tersebut rendah (P. Ngobran: 0,37; P.
kemerataan di pantai Nguyahan dan pantai Nguyahan: 0,17; dan P. Watu Kodok: 0,11).
Watu Kodok masuk dalam kategori hampir Menurut Magurran (1988) dalam Ayunda
merata (P. Nguyahan: 0,76 dan P. Watu Kodok: (2011) apabila indeks dominasi (C) < 0,50
0,86). Penyebaran jenis suatu organisme maka dalam komunitas tersebut hampir tidak
berkaitan erat dengan dominasi, jika nilai ada spesies yang mendominasi. Hal tersebut
indeks kemerataan kecil (mendekati 0) menunjukkan bahwa spesies pada ketiga lokasi
menunjukkan bahwa ada dominasi diantara tersebar hampir merata dan relatif tidak ada
jenis-jenis tertentu dalam komunitas dominansi dari spesies tertentu dalam
(Cappenberg & Panggabean, 2005). komunitasnya.
Berdasarkan hasil analisis data, indeks
.

Gambar 3. Nilai indeks di tiga lokasi penelitian Pantai Ngobaran, Pantai Nguyahan dan Pantai Watu Kodok. a)
Indeks Keanekaraaman (H’); b) Indeks Kemerataan (E); dan c) Indeks Dominansi (C).

Persebaran Gastropoda yaitu ketersediaan makanan, substrat sebagai


Pola persebaran gastropoda dianalisis habitat hidup, pengaruh faktor lingkungan dan
dengan menggunakan Indeks Morisita. Krebs strategi adaptasi serta interaksi biologis antar
(1989) menyatakan bahwa nilai indeks morisita populasi yang ada dalam komunitas tersebut
(Id= 1 acak/random, Id > 1 (Budiman, 1981 dalam Adi et al., 2013).
mengelompok/clumped, dan Id < 1
seragam/uniform). Berdasarkan hasil Faktor Fisik Kimia
perhitungan indeks morisita terdapat 20 spesies Faktor lingkungan berperan penting
dengan pola persebaran mengelompok dalam penyebaran dan kelimpahan gastropoda.
(clumped), 10 spesies dengan pola persebaran Hasil pengukuran faktor fisik dan kimia di tiga
seragam (uniform), 5 spesies dengan pola lokasi menunjukkan nilai yang bervariasi.
persebaran seragam (uniform) dan Semua faktor lingkungan terukur merupakan
mengelompok (clumped) dan 1 spesies dengan kadar optimum untuk mendukung
pola persebaran acak (random) dan pertumbungan dan perkembangan gastropoda.
mengelompok (clumped). Pola persebaran
gastropoda dipengaruhi oleh beberapa faktor

Page 12 of 15
BIOVERITAS Journal of Biology E-ISSN:
Volume 01, No. 01, Maret 2022 DOI:
Hal: 8 -15

Tabel 1. Hasil pengukuran faktor fisik kimia di tiga lokasi penelitian


Parameter P. Ngobaran P. Nguyahan P. Watu Kodok

Suhu (oC) 30 ± 0,96 29 ± 0,34 29 ± 0,39

pH 7±0 7±0 7±0

Salinitas (‰) 17 ± 2,65 14 ± 2,40 15 ± 0,83

DO (ppm) 6 ± 0,34 6 ± 0,51 6 ± 0,39

COD (mg/L) 13 ± 3,41 15 ± 8,57 15 ± 5,59

BOD (mg/L) 0,48 ± 0,28 1 ± 0,72 1 ± 0,52

Nitrat (mg/L) ≤ 0,02 ± 0 ≤ 0,02 ± 0 ≤ 0,02 ± 0

Fosfat (mg/L) ≤ 0,066 ± 0 ≤ 0,066 ± 0 ≤ 0,066 ± 0

Hubungan Spesies Gastropoda dengan Kelompok kedua terdiri dari 5 spesies


Faktor Fisik-Kimia Perairan yang dipengaruhi oleh suhu air yaitu Purpura
Berdasarkan hasil analisis CCA di tiga panama, Morula granulata, Trochus radiatus,
lokasi penelitian dapat dikelompokkan dalam Drupa ricinus, dan Cypraea caputserpentis.
empat kelompok. Kelompok pertama terdiri Kelompok ketiga terdiri dari 11 spesies yang
dari 10 spesies yang dipengaruhi oleh salinitas dipengaruhi oleh COD, BOD dan DO yaitu
yaitu Drupa morum, Mitra doliolum, Pyrene Clypeomorus petrosa, Mitra litterata, Cypraea
testudinaria, Engina concinna, Mitra asellus, Cymatium durbanense, Californiconus
decurtata, Conus muriculatus, Conus ebraeus, californicus, Neverita didyma, Mancinella
Mitra paupercula, Conus sponsalis, dan Turbo tuberosa, Conus coronatus, Cypraea moneta,
setosus (Gambar 4). Cymatium intermedium dan Cymatium
muricinum (Gambar 4).

Gambar 4. Hubungan parameter lingkungan dengan gastropoda menggunkan CCA di tiga lokasi penelitian.

Page 13 of 15
BIOVERITAS Journal of Biology Volume 01, No. 01, Maret 2022 Hal: 8 -15

Kelompok keempat terdiri dari 10 Ayunda, R. 2011. Struktur Komunitas


spesies tidak dipeangruhi oleh parameter Gastropoda pada Ekosistem Mangrove
terukur yaitu Bursa mammata, Mitra di Gugus Pulau Pari, Kepulauan Sribu
chrysalis, Babylonia spirata, Cypraea [Skripsi]. Fakultas Matematika dan
arabica, Morula aspera, Conus dujardini, ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Cypraea lynx, Cymatium nicobaricum, Conus Indonesia.
nanus dan Nassarius olivaceus. Berdasarkan Cappenberg, H.A.W dan Panggabean, M.G.I.
hasil analisis CCA, diperoleh nilai eigenvalue 2005. Moluska di Perairan Terumbu
sebesar 0,497 (Gambar 4). Hal ini Gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu,
menunjukkan bahwa secara umum Teluk Jakarta. Oseanologi dan
persebaran jenis gastropoda kurang merata di Limnologi di Indonesia, 37, 69-80.
sepanjang gradien lingkungan yang diukur. Carpenter, K. E., Volker, H. N. 1998. The
Kent dan Coker (1992) serta Jongman et al. Living Marine Resource of The
(1987) menyatakan bahwa persebaran jenis Western Central Pasific, Vol I. Food
dikatakan merata apabila nilai eigenvalue and Agriculture Organization of The
>0,5. Nilai tersebut menunjukkan bahwa United Nations, Rome.
terdapat beberapa faktor lingkungan lain yang Jongman, R. H.G., ter Braak, & van
lebih berperan dalam persebaran jenis, namun Tongeren, O.F.R. 1987. Data Analysis
tidak diukur dalam penelitian. in Community and Landscape
Ecology. Wageningen: Pudoc.
IV. KESIMPULAN Kent, M. & Coker, P. 1992. Vegetation
Berdasarkan hasil penelitian, Description and Analysis: A Practical
gastropoda yang ditemukan di pantai Approach. London: Belhaven Press.
Ngobaran sebanyak 18 spesies dari 7 famili, Krebs, C.J. 1989. Ecology Methodology.
pantai Nguyahan sebanyak 22 spesies dari 10 New York: Harper and Row Publisher.
famili dan pantai Watu Kodok sebanyak 21 Rangan, J.K. 2010. Inventarisasi Gastropoda
spesies dari 10 famili. Indeks di Lantai Hutan Mangrove Desa Rap-
keanekaragaman dikategorikan dalam Rap Kabupaten Minahasa Selatan
keanekaragaman sedang pada tiga lokasi Sulawesi Utara. Jurnal Perikanan dan
penelitian (P. Ngobaran: 1,73; P. Nguyahan: Kelautan,5 (1).
2,35; dan P. Watu Kodok: 2,65). Rizkiya, S., Rudiyanti, S. & Muskananfola,
M.R. 2012. Studi Kelimpahan
DAFTAR PUSTAKA Gastropoda (Lambis sp.) pada daerah
Adi, J. S., Sudarmadji, & Subchan, W. 2013. Makroalga di Pulau Pramuka,
Komposisi Jenis dan Pola Penyebaran Kepulauan Seribu. Journal of
Gastropoda Hutan Mangrove Blok Management of Aquatic Resource, 1
Bedul Segoro Anak Taman Nasional (1), 1-7.
Alas Purwo Banyuwangi. Jurnal Ilmu Saripantung, G.L., J.F.W.S. Tamanampo, &
Dasar, 14 (2): 99-110. G. Manu. 2013. Struktur Komunitas
Arbi, U.Y. 2009. Gastropoda dan Pelecypoda Gastropoda di Hamparan Lamun
di Perairan Pelabuhan Gresik Jawa Daerah Intertidal Kelurahan Tongkeina
Timur. Berkala Ilmiah Biologi, 8 (1): Kota Manado. Jurnal Ilmiah Platax, 1
1-8. (3).
Arbi, U.Y. 2011. Struktur Komunitas Suwignyo, S., Widigdo, B., Wardiatno, Y. &
Moluska di Padang Lamun Perairan Kristanti, M. 2005. Avertebrata Air
Pulau Talise, Sulawesi Utara. Jilid I. Jakarta: Penebar Swadaya.
Oseanologi dan Limnologi di Wormser, V. 2012. Intertidal Zonation of
Indonesia, 37 (1), 71-89. Two Gastropods, Nerita plicata and

Page 14 of 15
BIOVERITAS Journal of Biology Volume 01, No. 01, Maret 2022 Hal: 8 -15

Morula granulata, in Moorea, French


Polynesia. UCB Moorea Class:
Biology and Geomorphology of
Trophical Islands UC Berkeley.

Page 15 of 15

Anda mungkin juga menyukai