Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN HASIL OBSERVASI LAPANGAN

DI PANTAI GLAGAH DAN JOGJA GREEN SCHOOL


diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) di Kelas Tinggi
Dosen pengampu mata kuliah:
Dr. Ghullam Hamdu, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 1A
2E PGSD

Mia Azzahra 1703212


Maya Rismawati 1701416

Risya Amalia Fadila 1702265

Tia Sylviana 1703812

Ana Fauziyaturrosyidah 1704671

PROGRAM STUDIS1PENDIDIKAN GURU SEKOLAHDASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKANINDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
2019
LAPORAN PERJALANAN DI PANTAI GLAGAH
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pantai Pantai Glagah Indah terletak di Desa Glagah, Kecamatan Temon,
Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi pantai
Glagah Indah kurang lebih 40 km dari kota Yogyakarta, dan diperlukan waktu
kurang lebih satu jam perjalanan.
Pantai Glagah Indah adalah salah satu pantai yang menjadi objek wisata di
provinsi ​Daerah Istimewa Yogyakarta​. Pantai Glagah Indah merupakan salah satu
pantai di Yogyakarta dengan hamparan pasir yang berwarna hitam dan banyak
mengandung pasir besi. Pantai Glagah Indah memiliki akses yang baik. Selain
tidak jauh dari jalan provinsi, jalan menuju pantai dan jalan di sepanjang pantai
Glagah sudah beraspal.
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Tasikmalaya angkatan 2017 mengunjungi
Pantai Glagah untuk memenuhi tugas Field Trip 2019 terhadap keadaan pantai
Glagah tersebut sehingga dapat memberikan pengalaman yang memiliki
keterkaitan dengan mata kuliah IPA, yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pembelajaran di sekolah, khususnya bagi siswa kelas tinggi. Konsep IPA yang
dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran di sekolah, khususnya siswa
kelas tinggi yang terfokuskan pada materi ekosistem.

B. Tujuan Perjalanan
1. Untuk mendapatkan pengalaman dalam mengobservasi tempat secara
langsung dengan berfokus pada mata kuliah IPA di kelas tinggi
bertempatan Pantai Glagah.
2. Untuk mengetahui cara mengkonsep pembelajaran dengan cara kunjungan
wisata dengan konsep mata pelajaran IPA terhadap peserta didik di kelas
tinggi
3. Untuk memenuhi tugas semester 4 (empat) dalam kegiatan Field Trip
2019.
C. Waktu dan Tempat Kegiatan
Tanggal : 9 April 2019
Pukul : 08:00 WIB - selesai
Tempat : Pantai Glagah

D. Manfaat Perjalanan
1. Bagi Mahasiswa
Manfaat bagi Mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung
mengenai kondisi di Pantai Glagah terutama pencemaran pada lingkungan
sekitar Pantai Glagah.
2. Bagi Dosen
Manfaat bagi Dosen dengan adanya hasil observasi menjadi sebuah
pembuktian sekaligus evaluasi terhadap pengetahuan yang telah diberikan
kepada Mahasiswa terutama menyangkut mata kuliah IPA di kelas tinggi
ynag berfokus pada pembahasan ekosistem.
3. Bagi Pembaca
Manfaat bagi pembaca dengan adanya laporan hasil observasi lapangan ini
menambah pengetahuan mengenai keadaan di sekitar Pantai Glagah serta
ekosistem yang terjadi di sekitar pantai.
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN

A. Deskripsi Tempat dan Pelaksanaan Kegiatan


Pantai Pantai Glagah Indah terletak di Desa Glagah, Kecamatan Temon,
Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi pantai
Glagah Indah kurang lebih 40 km dari kota Yogyakarta, dan diperlukan waktu
kurang lebih satu jam perjalanan.
Pantai Glagah Indah adalah salah satu pantai yang menjadi objek wisata
di provinsi ​Daerah Istimewa Yogyakarta​. Pantai Glagah Indah merupakan salah
satu pantai di Yogyakarta dengan hamparan pasir yang berwarna hitam dan
banyak mengandung pasir besi. Pantai Glagah Indah memiliki akses yang baik.
Selain tidak jauh dari jalan provinsi, jalan menuju pantai dan jalan di sepanjang
pantai Glagah sudah beraspal.

B. Hasil Kegiatan
Ekosistem adalah suatu sistem ​ekologi​ yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara ​makhluk hidup​ dengan
lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh
dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang
melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga
aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus
materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang
bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan
beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi
lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis
Gaia, yaitu: "Organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan
lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di
bumi cocok untuk kehidupan".Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa
kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan
planet lain dalam tata surya.
Pada dasarnya suatu ekosistem dibentuk oleh komponen-komponen
biotik dan ​abiotik sehingga menjadi satu kesatuan. ​Komponen biotik adalah
sesuatu yang hidup (organisme) di dalam ekosistem dan mengatur suatu
ekosistem selain komponen abiotik. Komponen biotik ini terdiri dari beberapa
macam, yaitu; a) ​Produsen​, yaitu mahluk hidup atau organisme yang memiliki
kemampuan untuk memproduksi makanan sendiri melalui proses fotosintesis.
Beberapa organisme yang termasuk dalam kelompok produsen diantaranya;
tumbuhan hijau,tumbuhan lain yang mempunyai klorofil, ​b)
Konsumen ​(heterotrof),​ yaitu organisme yang memakan berbagai bahan organik
yang dihasilkan oleh organisme lainnya. Komponen konsumen disebut juga
dengan konsumen makro (fagotrof) karena mengonsumsi makanan yang
berukuran lebih kecil. Beberapa yang termasuk dalam konsumen; manusia,
hewan, jamur, mikroba, ​c) ​Pengurai ​(dekomposer),​ yaitu organisme yang
memiliki peran sebagai pengurai berbagai bahan organis yang berasal dari
organisme lain yang telah mati ataupun sisa pencernaan. ​d)
Penghancur ​(detivritor)​, yaitu organisme yang dapat menghancurkan
bahan-bahan organik yang berasal dari sisa-sisa organisme lainnya yang telah
mati.
Sedangkan ​komponen abiotik adalah komponen fisik dan kimia yang
berperan sebagai medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan
organisme. Komponen abiotik ini terdiri dari senyawa organik, anorganik, dan
berbagai faktor yang mempengaruhi distribusi organisme, seperti; ​a) ​Suhu​, yaitu
suatu proses biologis yang mempengaruhi suhu tubuh organisme. Misalnya
mamalia dan unggas yang membutuhkan energi untuk mengatur suhu tubuhnya.
Saat kami melakukan observasi di sana, Pantai Glagah memiliki suhu 28°C. ​b)
Air​, yaitu komponen kimia yang dibutuhkan setiap organisme untuk bertahan
hidup. Pantai Glagah memiliki air yang tergolong jernih dan bersih, sebab tidak
banyak sampah yang menggenang di permukaan pantai, meskipun di area
penjualan banyak sampah plastic, dan organic lainnya. ​C) Garam​, yaitu
komponen kimia yang dapat mempengaruhi kesetimbangan air dalam organisme
melalui proses osmosis sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Pantai
Glagah Kulon Progo memiliki hasil analisis pengukuran kadar garam dalam
sampel tersebut menggunakan analisis titrimetri adalah 3,46%. Sehingga air laut
tersebut masuk kategori ​saline ​yang mengandung elektrolit penyebab korosi besi.
d) Cahaya Matahari​, yaitu komponen kimia yang dibutuhkan organisme untuk
melakukan fotosintesis. Pantai Glagah mendapatkan cahaya matahari tanpa
tertuupi awan saat kami berada di sana. ​e) Tanah dan Batu​, yaitu komponen fisik
yang digunakan oleh organisme sebagai tempat tinggal dan berkembang biak.
Tanah di sekitar Pantai Glagah berpasir dan batu batuan berupa kerikil, ada batuan
untuk pemecah ombak, ​tetrapod​. ​f) Iklim​, yaitu kondisi cuaca pada suatu daerah
dalam waktu yang cukup lama. Cuaca di Pantai Glagah panas pada saat itu.
Ekosistem Pesisir Glagah menjadi daerah pertemuan antara ekosistem
darat dan ekosistem laut yang saling berinteraksi. Vegetasi Pesisir Glagah
didominasi oleh formasi pescaprae dan formasi biduri yang berperan sebagai
produsen dalam ekosistem. Serangga sebagai konsumen menjadi salah satu
penyeimbang ekosistem Pesisir Glagah.
Pantai Glagah terkenal dengan laguna, yang dimana keadaan air laut
terjebak dalam satu tempat dan tidak bisa kembali lagi ke laut. Tentunya laguna
membentuk ekosistem baru di sekitarnya.
Mengajarkan konsep IPA yang berfokuskan pada ekosistem, dengan
cara sebagai berikut:
1. Siswa diajak untuk mengamati lingkungan sekitar.
2. Siswa distimulus untuk memahami interaksi lingkungan sekitar
3. Siswa dapat di ajak untuk mengambil kesimpulan mengenai interaksi
makhluk hidup dengan lingkungannya
4. Guru dapat memberikan penjelasan mengenai materi ekosistem setelah siswa
menyadari akan lingkungan sekitarnya
5. Guru membenarkan misskonsepsi yang terjadi pada siswa
6. Guru dapat memberikan contoh ekosistem terdekat terlebih dahulu kepada
siswa
7. Guru dapat menggunakan data pengamatan di Pantai Glagah sebagai contoh
ekosistem pantai
8. Siswa dapat diberikan kilas balik mengenai ekosistem
Dengan ini, siswa diharapkan dapat menyadari akan lingkungan sekitar
dan peran/keberadaannya sebagai makhluk hidup yang baik agar tidak merusak
ekosistem. Sejalan dengan itu pula, siswa dapat menerapkannya dikehidupan
sehari –hari
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Tasikmalaya angkatan 2017, melakukan
kegiatan Field Trip 2019 untuk memenuhi tugas semester 4. Salah satunya adalah
tugas IPA di kelas tinggi yang terfokuskan pada materi ekosistem. Dengan
harapan, hasil kunjungan ini dapat dibermaknai bersamaan dengan pengalaman
saat observasi. Adanya kegiatan ini, mahasiswa dapat menggunakannya nanti
sebagai calon pendidik, dimana pendidik dapat merencanakan perjalanan dengan
tujuan mengobservasi namun dalam konteks SD kelas tinggi. Sebab, pada
dasarnya peserta didik lebih menyukai keadaan yang sesuai dengan
lapangan/kenyataannya.

B. Saran
Berdasarkan hasil observasi penelitian kami mendapatkan beberapa saran,
yaitu :
1. Bagi mahasiswa, tingkatkan lagi kerjasamanya.
2. Bagi jasa perjalanan, sebaiknya lebih mengerti akan tempat – tempat yang
akan dikunjungi, sehingga pada saat di tempat observasi, mahasiswa tidak
kebingungan harus terlebih dahulu ke spot mana
3. Bagi penyusun, berusaha memberikan yang terbaik
4. Bagi dosen pengampu mata kuliah semester 4, untuk mata kuliah IPA
sudah terbgolong baik, dengan arahannya, namun untuk mata kuliah
tertentu lebih tingkatkan lagi koordinasi antar dosen dan matangkan lagi
program yang akan dilaksanakan, sehingga tidak ada pemberitahuan
mendadak mengenai tempat yang berbayar, sehingga kami dari pihak
mahasiswa merasa sedikit terkejut.

LAPORAN PERJALANAN DI JOGJA GREEN SCHOOL


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ​Jogja Green School ​yang
didirikan pada tahun 2010 ​adalah sekolah alam yang mengutamakan pendidikan
yang berbasis alam, dimana anak bisa mengeksplorasikan keinginannya untuk
belajar dengan peraga yang sesungguhnya. Proses pembelajaran di sekolah alam
ini menggunakan penggabungan antara pendidikan terapan yang ada di PKBM
Jogja Green School dengan Kurikulum 2013 sebagai acuan. ​Jogja Green School
memiliki fasilitas dan sumber daya pendidik sebagai fasilitator untuk
mengarahkan dan mengawal proses perkembangan anak. Setiap kegiatan yang
dilakukan di ​Jogja Green School d​ ikemas dengan baik dan menyenangkan. ​Jogja
​ enekankan bahwa pembelajaran harus menyenangkan tidak hanya
Green School m
kepada siswa tetapi guru juga harus memperlihatkan keadaan senang tanpa beban
dihadapan para siswa ketika pelaksanaan pembelajaran sedang berlangsung agar
siswa mampu menerima pengetahuan dengan baik dan menganggap belajar itu
menyenangkan, baik bagi siswa berkebutuhan khusus/​assesment dan juga siswa
yang normal. Hal tersebut menjadi komitmen bagi ​Jogja Green School d​ alam
menjunjung tinggi penghargaan terhadap perbedaan.
Kunjungan Mahasiswa PGSD UPI Kampus Tasikmalaya untuk
mendapatkan pengalaman langsung tentang proses pembelajaran di PKBM ​Jogja
Green School.​ Sehingga pada laporan ini mengenai hasil observasi lapangan
proses pembelajaran Pendidikan IPA Kelas Tinggi yang dilakukan dengan
wawancara bersama Wali Kelas di kelas 5 ​Jogja Green School yaitu Bapak
Gabriel Rian Giraldo dan Bu Eny selaku Kepala Sekolah ​Jogja Green School.​
Jumlah siswa pada kelas tersebut sebanyak 15 orang siswa diantaranya 1 siswa
berassesment dan 14 siswa tidak berassesment.

B. Tujuan Perjalanan
1. Untuk mengetahui keadaan lokasi ​Jogja Green School​ sebagai tempat
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui proses pembelajaran di ​Jogja Green School.​

C. Waktu dan Tempat Kegiatan


Tanggal : 10 April 2019
Pukul : 08.00 WIB - selesai
Tempat : Jogja Green School

D. Manfaat Perjalanan
1. Bagi Mahasiswa
Manfaat bagi Mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung proses
pembelajaran di ​Jogja Green School​yang mengutamakan pendidikan yang
berbasis alam ​dengan mengidentifikasi dari implementasi Kurikulum 2013
untuk mata pelajaran Pendidikan IPA Kelas Tinggi terkait dengan
pengembangan materi, penerapan metode, penggunaan media, dan
pelaksanaan sistem evaluasi di ​Jogja Green School serta mengetahui
persoalan-persoalan pada proses pembelajaran Pendidikan IPA Kelas
Tinggi.
2. Bagi Dosen
Manfaat bagi Dosen dengan adanya hasil observasi menjadi sebuah
pembuktian terhadap pengetahuan yang telah diberikan kepada Mahasiswa
serta adanya perbedaan antara sekolah alam dengan sekolah umum
lainnya.
3. Bagi Pembaca
Manfaat Bagi Pembaca dengan adanya laporan hasil observasi lapangan
ini menambah pengetahuan mengenai proses pembelajaran Pendidikan
IPA Kelas Tinggipada ​Jogja Green School.

BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN

A. Deskripsi Tempat dan Pelaksanaan Kegiatan


Jogja Green School berlokasi di ​Dusun Jambon, RT.04/RW.22,
Salakan, Trihanggo, Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
55291. Luas ​tanah J​ ogja Green School​3600 m dan luas bangunan ± 4x6 m (ruang
kelas); ± 7x7 m (ruang seni) denganstatus sebagai sekolah swasta atau yayasan.
Kondisi fisik di ​Jogja Green School bersih, layak, asri dan terawatt. Penggagas
sekolah ini diprakarsai oleh ibu Eni Krisnawati sekaligus kepala sekolah Jogja
Green Schoolyang terinspirasi dari buku Totto chan yang berjudul Gadis Cilik di
Jendela.

B. Hasil Kegiatan
Dalam proses pembelajarannya, sekolah ini lebih memanfaatkan alam
sebagai media pembelajarannya, mereka menjadikan alam sebagai
laboratoriumnya. Untuk pembelajaran IPA mereka lebih sering berinteraksi
langsung dengan alam dan lingkungannya. Disamping itu mereka juga tetap
menggunakan media yang dibuat oleh guru-gurunya untuk membantu
mempermudah pembelajaran yang susah ditemui di alam.
Adapun metode pembelajaran yang digunakan guru disesuaikan dengan
kebutuhan tiap muridnya (freestyle). Kebetulan, disekolah ini dalam satu kelas
hanya diisi dengan 8-10 orang, jadi guru lebih mudah untuk menentukan metode
pembelajaran sesuai dengan karakter dan gaya belajar si anak.
Untuk pembiasaan setiap hari sekolah ini selalu membiasakan anak
untuk reading time sebelum pembelajaran di mulai dan melakukan
kesepakatan-kesepakatan untuk behavior mereka selama proses pembelajaran.
Bila terjadi pelanggaran maka ia akan menerima punishment yang mendidik.
Sebisa mungkin guru harus membimbing anak supaya menjadikan
sekolah sebagai rumah kedua mereka, buatlah mereka nyaman dan senang berada
disekolah.
Sekolah Green School tetap menggunakan kurikulum Dinas
(KURTILAS), tapi mereka kembangkan kembali supaya sesuai dengan keadaan
sekolah mereka yag notabene siswanya sebagian besar berkebutuhan khusus jadi
mereka butuh pengembangan kurikulum. Mengenai RPP dan Silabus, sekolah
green school menyebutnya Daily dan Weekly yang dibuat oleh masing-masing
wali kelasnya. Untuk buku pedoman pembelajaran IPA mereka menggunakan
buku paket namun hanya sebagai alat bantu. Kebanyakan mereka melakukan
observasi langsung kelapangan (alam dan lingkungan) Dalam proses
pembelajarannya sudah tentu ada evluasi, disekolah green school pun sama. Ada
UTS, UAS namun disajikan dalam bentuk yang berbeda yaitu menggunakan
sebutan paper party
Siswa SD di Jogja Green School ini sebagian besar (80%) merupakan
anak berkebuhan khusus, sebenarnya tidak ada batasan, ini meruapakan sekolah
inklusi, anak normal dan ABK disatuakn dalam satu lingkungan, melakukan
proses pembelajaran secara bersamaan. Tidak ada test untuk masuk ke sekolah ini.
Banyak siswa rata-rata perkelasya ada 15 orang, (3 anak assesment berat, 8 anak
assesment ringan dan 4 anak normal) walaupun sebagian besar anak-anak ini
ABK, hal yang paling utama sekolah ini tanamkan adalah penanaman karakter
atau budi pekerti, karena bila karakter mereka sudah baik maka sisi kognitif
mereka akan lebih mudah untuk berkembang dan kekurangan mereka akan
tertutupi.
Fasilitas yang dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran IPA
sehingga dapat dilaksanakan diantaranya ruang kelas, lingkungan sekitar, sungai,
sawah, perpustakaan, berbagai macam hewan ternak, bercocok tanam
macam-macam pepohonan, kebun, dll.Bila fasilitas di dalam sekolah kurang atau
tidak ada maka mereka mempunyai program untuk melakukan kunjungan atau
belajar keluar, seperti ke taman pintar, kebun binatang, dll mereka melakukan
kunjungan setiap satu semester 2x. Fasilitas lainnya yaitu mereka mempunyai
psikolog tersendiri untuk mengontrol psikis mereka. Selain itu, untuk mengontrol
kegiatan anak di rumahnya masing-masing, para guru di jogja green school
melakukan home visit (dalam satu semester guru mengunjungi orang tua anak ke
rumahnya masing-masing).
Cara guru memanfatkan fasilitas tersebut digunakan dalam
pembelajaran IPA. Dalam pembelajaran IPA biasanya guru memanfaatkan
fasilitas tersebut dengan dilakukannya observasi IPA ke alam. Misalnya materi
IPA tentang ​hewan dan lingkungannya.​ Kaitannya materi IPA tersebut dengan
fasilitas adalah adanya hewan ternak disana. Dengan kata lain, peserta didik dapat
turun langsung kelapangan untuk melihat fenomena hewan dan lingkungan yang
terjadi di Jogja Green School.
Pembahasan materi IPA dalam proses pembelajarandi alokasikan waktu
proses pembelajaran IPA dilakukan selama 1 x 45 menit.Prosespembelajaran IPA
di ​Jogja Green School dilakukan secara tematik, sebab jgs menggunakan
kurikulum 2013 yang notabene nya menerapkan pembelajaran tematik di kelas,
serta waktu yang memang singkat dari pukul 09.30-11.30 guru dan siswa harus
membereskan 3 mata pelajaran, sehingga diberlakukannya pembelajaran tematik
pada mata pelajaran IPA.
Cara guru melakukan proses pembelajaran IPA yang dilakukan secara
siswa berkelompok ataupun individu tergantung dari tujuan pembelajaran yang
dapat dilihat dari pemberian tugas. Apabila siswa diberi tugas untuk wawancara,
maka dilakukan secara individu. Tapi apabila siswa diberi tugas untuk
menyelesaikan tugas proyek, maka dilakukan secara berkelompok. Dulu pernah
melakukan pembelajaran mengenai materi pencernaan, siswa diberi tugas secara
berkelompok untuk mencari tahu sistem pencernaan tubuh manusia. Lalu untuk
tugas individunya siswa menggambar sistem pencernaan tubuh manusia dan
ditempel di dinding kelas.Akan tetapi, di Jogja green school dalam proses
pembelajaran IPA menggunakan sistem pembelajaran berkelompok dan individu.
Apabila ada tugas yang mempunyai tahap yang lebih luas lingkupnya maka itu
harus berkelompok tidak bisa individu. Dalam pembelajaran tergantung materinya
ada yang secara berkelompok dan individu. Guru di jogja green school terutama di
kelas 4 biasanya dalam pembelajaran dibagi menjadi 3 kelompok yang terdiri dari
perpaduan kelompok A, B, C. Sebelumya guru membagi siswa menjadi 3
kelompok yaitu A, B, dan C dimana kelompok A merupakan siswa yang sangat
paham, kelompok B siswa-siswa yang paham, dan yang terakhir kelompok C
siswa yang mengalami kesulitan atau sedikit sulit dalam memahami materi. Dari
ketiga kelompok tersebut maka dipadukan menjadi beberapa kelompok, sehingga
dalam satu kelompok ada siswa yang sangat paham, paham, dan siswa yang
sedikit sulit memahami sesuatu. Proses pembentukan kelompok ini diharapkan
akan membantu siswa yang belum memahami menjadi lebih aktif, semangat, serta
lebih merasa nyaman berada di dalam kelas dan kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran dilakukan secara berkelompok di luar kelas. Begitu pula dalam
permainan apabila membutuhkan sistem pembelajaran berkelompok maka sistem
pembagian kelompoknya sama harus ada siswa yang paham dan yang belum
paham dalam kelompoknya. Maka guru harus memahami karakter setiap siswa.
Setelah Kami melakukan pengamatan di ​Jogja Green School d​ alam
proses pembelajaran IPA yang dilakukan terdapat perbedaan dengan sekolah
konvensional pada umumnya dikarenakan di ​Jogja Green School di mulai dari
penataan sekolah dan fasilitas sekolah sudah dirancang dengan sedemikian rupa
untuk dijadikan lingkungan belajar bagi siswa. Contohnya penataan tempat di
Jogja Green School dirancang dengan diadakannya tanaman, hewan ataupun
benda-benda lain yang menopang pembelajaran. Selain itu, di ​Jogja Green School
memasukan berkebun sebagai mata pelajaran di sekolah tersebut, sehingga siswa
Jogja Green School dapat memahami secara langsung perihal materi yang akan
disampaikan dan penguasaan materi tersebut bahkan akan lebih efektif
dibandingkan dengan penyampaian materi seperti di sekolah konveksional pada
umumnya.
Kami Mahasiswa jika memiliki peran sebagai guru di tempat belajar
tersebut ide dan gagasan konsep IPA yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pembelajaran di ​Jogja Green Shcool yaitu tentang ciri-ciri makhluk hidup. Karena
di ​Jogja Green Shcool memiliki fasilitas pembelajaran yang mendukung materi
tersebut yakni tersedianya jenis-jenis hewan dan tumbuhan. Konsep Ipa tersebut
dapat dijelaskan memberikan peta konsep.
Setiap makhluk hidup memiliki ciri-ciri. Ciri-ciri makhluk hidup
tersebut yang membedakannya dengan benda tak hidup. Ciri-ciri makhluk hidup
diantaranya sebagai berikut:
1. Bergerak, Semua makhluk hidup dapat bergerak. Manusia dan hewan
dapat bergerak bebas atau pindah tempat. Untuk bergerak, manusia dan
hewan memerlukan sarana bantu untuk bergerak yang disebut alat gerak.
Alat gerak dapat berupa kaki untuk berlari, sirip untuk berenang, dan
sayap untuk terbang.
2. Makan, Makanan dan air merupakan kebutuhan bagi semua makhluk
hidup. Makanan berfungsi untuk menghasilkan energi, pertumbuhan, dan
mengganti sel tubuh yang rusak. Sedangkan, air berfungsi sebagai zat
pelarut di dalam tubuh.
3. Peka terhadap Rangsangan, Semua makhluk hidup dapat bereaksi terhadap
perubahan yang terjadi di sekitarnya. Reaksi ini timbul jika ada
rangsangan dari lingkungan. Rangsangan dapat berupa cahaya, panas,
dingin, bau dari gas, sentuhan, gravitasi, rasa, dan lain-lain. Manusia dan
hewan menggunakan indra untuk mengenali adanya rangsangan. Misalnya,
mata peka terhadap rangsangan cahaya, telinga peka terhadap getaran
suara, hidung peka terhadap bau, kulit peka terhadap sentuhan atau
tekanan, dan lidah peka terhadap rasa zat.
4. Bernapas, Bernapas (respirasi) merupakan proses mengambil oksigen dari
lingkungan dan mengeluarkan gas karbon dioksida dari tubuh. Oksigen
digunakan untuk mengubah zat makanan menjadi energi secara kimiawi.
Energi yang dihasilkan digunakan untuk berbagai aktivitas tubuh.
5. Tumbuh, Semua makhluk hidup mengalami pertumbuhan, mulai dari kecil
hingga menjadi besar. Bayi yang kecil waktu baru lahir, akan tumbuh
menjadi remaja, dan kemudian dewasa. Anak hewan yang semula kecil
lambat laun tumbuh menjadi besar seperti induknya. Biji yang ditanam
akan tumbuh menjadi kecambah dan kemudian menjadi tanaman yang
lebih besar.
6. Mengeluarkan Zat Sisa (Ekskresi), Setelah berolahraga, tubuhmu
berkeringat. Demikian pula saat udara terasa panas, tubuhmu berkeringat.
Sebaliknya, saat udara dingin, kamu lebih sering buang air kecil
mengeluarkan urine. Keringat yang mengandung garam mineral dan urine
merupakan contoh zat sisa yang dikeluarkan makhluk hidup. Ada pula
karbon dioksida dan uap air yang dikeluarkan sebagai zat sisa dari proses
respirasi. Pengeluaran zat sisa oleh makhluk hidup
disebut ekskresi. Ekskresi sangat diperlukan karena zat sisa bersifat racun
sehingga jika tidak dikeluarkan akan mengganggu kinerja tubuh.
7. Berkembang Biak, Induk kucing melahirkan anak kucing. Induk kuda
melahirkan anak kuda dan induk sapi melahirkan anak sapi. Dari individu
berkembang menjadi banyak individu. Itulah yang disebut berkembang
biak (reproduksi). Semua makhluk hidup dapat berkembang biak. Tujuan
makhluk hidup berkembang biak adalah melestarikan jenisnya.
8. Beradaptasi, Pernahkah kamu memerhatikan bagaimana anjing dan kucing
tidur? Mereka menggulungkan badannya, bukan? Apakah hewan itu
menggulungkan badannya pada hari panas? Perhatikan bahwa unta
menyimpan lemak sebagai cadangan makanan di punuknya. Kaktus
memiliki daun berbentuk duri untuk mengurangi penguapan air di
lingkungannya yang panas. Teratai memiliki daun yang lebar untuk
mempercepat penguapan air di lingkungannya yang berair. Pohon jati akan
menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk mengurangi
penguapan. Semua contoh tersebut adalah bukti bahwa makhluk hidup
dapat menyesuaikan diri atau dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
Kemampuan beradaptasi membuat makhluk hidup dapat bertahan hidup di
lingkungannya.
Cara membelajarkan konsep IPA bagi siswa kelas tinggi dengan konsep
IPA tentang ciri makhluk hidup bisa dilakukan dengan cara :
1. Guru memaparkan peta konsep tentang ciri makhluk hidup.
2. Guru memberikan fakta-fakta tentang ciri makhluk hidup.
3. Guru mengintruksikan pada siswa untuk mengamati hewan yang terdapat
di Jogja Green Shcool.
4. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan dan mencatat hasil
pengamatan tentang ciri makhluk hidup.
5. Guru meminta siswa untuk memaparkan hasil diskusi.

Harapan kami kepada siswa setelah mempelajari konsep IPA mengenai


jenis-jenis hewan dan tumbuhan, semoga siswa dapat mengetahui ciri ciri
makhluk hidup, dan perbedaan makhluk hidup.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Jogja Green School​merupakan sebuah sekolah alam yang berada di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Proses pembelajaran Pendidikan IPA di Kelas
Tinggiuntuk kelas tinggi di ​Jogja Green School d​ ikatakan sudah cukup berhasil
dalam menambah wawasan dengan media di ​Jogja Green School mengenai IPA
sangat memadai sehingga tingkat perkembangan siswa SD yaitu operasional
konkrit dapat terpenuhi.
Persoalan-persoalan pada proses pembelajaran IPA di ​Jogja Green School
tidak ada hambatan pada pemahaman suatu materi pembelajaran yang diajarkan.
Karna lingkungan dan fasilitas yang mendukung dalam proses pembelajaran IPA.

B. Saran
Dalam proses pembelajaran Pendidikan IPA di Kelas Tinggi di terkait
penggunaan metode dalam pembelajaran oleh guru perlu diperhatikan kembali
dengan menggunakan metode lainnya. Sehingga proses pembelajaran di kelas
lebih variatif dan siswa tidak bosan dalam proses pembelajaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. Laporan Observasi Lapangan di Pantai Glagah


● https://id.wikipedia.org/wiki/Pantai_Glagah_Indah
● https://www.njogja.co.id/kulonprogo/pantai-glagah-laguna-dermaga-ke
bun-buah-naga-semua-ada-di-glagah/
● https://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
● https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/ekosistem-pantai
● http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=
PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=130192&obyek_id=4
● https://www.google.com/search?q=kadar+garam+di+pantai+glagah&o
q=kadar+garam+di+pantai+glagah&aqs=chrome..69i57j69i60j69i59l2j
69i60l2.12763j0j1&sourceid=chrome&ie=UTF-8
2. Laporan Observasi Lapangan di Jogja Green School
● Jogja Green School (2019). Diperoleh dari
https://www.jogjagreenschool.com/

● http://www.erlangga.co.id/materi-belajar/smp/8876-ciri-ciri-makhluk-h
idup.html
LAMPIRAN

● Warung di area lingkungan Pantai Glagah

● Tempat pembuangan sampah yang disediakan di Pantai Glagah


Kondisi sampah yang ada di Pantai Glagah

● Beberapa makhluk hidup disekitar lingkungan Pantai Glagah.


● pemecah ombak buatan yang ada di lingkungan Pantai Glagah

● Suasana pembelajaran di dalam ruang kelas Jogja Green School

● Suasana Pembelajaran di luar ruang kelas Jogja Green School


● Perpustakaan Jogja Green School

● Sarana pembelajaran berbasis alam di Jogja Green School


● Padepokan Jogja Green School

● Sarana dan Fasilitas Jogja Green School



Dokumentasi kisi-kis USBN Jogja Green School

● Foto jadwal pelajaran Jogja Green School kelas 6


● Kegiatan wawancara di Jogja Green School

● Kegiatan observasi bersama kelompok 1 A


Jogja Green School

Terimakasih kepada Jogja Green School yang telah banyak memberikan


pelajaran sangat bermakna bagi kami. Kepada para dosen pengampu mata kuliah
semester 4, terimakasih telah memilih tempat yang sangat istimewa ini dan
sekaligus menjaga kami di perjalanan, maafkan kami ketika banyak merepotkan.
Kepada PGSD Angkatan 2017 (SIREUM), kali ini kita telah menorehkan catatan
baru di lembaran kisah kita. Dan, kita mendapatkan pelajaran sangat bermakna
sebagai calon pendidik. Terimakasih saya ucapkan, semoga kita menjadi angkatan
yang selalu seperti ini. Kepada SATGAS FIELD TRIP 2019, terimakasih untuk
kerjasamanya, sehingga kita bisa menyelesaikan ini dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai